Anda di halaman 1dari 7

Artikel Pasar Bebas

Pasar Bebas

Definisi Pasar Bebas

Pasar bebas adalah pasar ideal dimana seluruh keputusan ekonomi dan aksi
oleh individu yang berhubungan dengan uang , barang , dan jasa adalah
sukarela . dan oleh karena itu tanpa

Sedangkan ekonomi pasar bebas adalah Ekonomi dimana pasar relatif bebas.

I. Dampak Pasar Bebas bagi Indonesia

Jelang tutup tahun 2009, Apindo melontarkan pernyataan


mengejutkan. Asosiasi Pengusaha Indonesia itu menyatakan, pada 2010,
banyak industri manufaktur tutup dan jumlah pekerja yang kehilangan
pekerjaan bakal mencapai 7,5 juta. Itu berarti, angka pengangguran terbuka
yang saat ini sekitar 8,9 juta akan membengkak menjadi 17,8 juta orang.

Lonjakan angka pengangguran itu disebabkan oleh serbuan produk RRT.


Mulai 1 Januari 2010, era perdagangan bebas Asean-China atau yang lazim
disebut Asean-China Free Trade Area (AC-FTA) diberlakukan.

Tak satu pun industriawan Indonesia yang senang dengan AC-FTA. Mereka
tahu persis, Indonesia, sebagaimana kebanyakan negara Asean, tidak akan
mampu mengungguli produk RRT. Sebelum memasuki AC-FTA pun, negara-
negara Asean sudah kebanjiran produk RRT. Kini, dengan bea masuk nol
persen, produk RRT akan semakin mencengkeram pasar domestik.
Industriawan nasional pun menangis karena PHK tak terelakkan.

Para pedagang dan konsumen mungkin tidak mempermasalahkan


perkembangan ini. Bagi pedagang, yang penting adalah margin laba yang
besar. Sebagian dari mereka sebelumnya adalah pemilik pabrik tekstil dan
garmen. Para pedagang itu akhirnya banting setir karena produk mereka
tidak bisa bersaing dengan produk RRT. Harga produk RRT jauh lebih murah
dengan kualitas yang tidak kalah, bahkan lebih bagus.

Untuk produk tertentu, harga barang jadi produk RRT lebih murah dibanding
bahan baku produk Indonesia. Jika sudah demikian, untuk apalagi
mempertahankan pabrik manufaktur di Indonesia? RRT setidaknya, unggul
dalam sepuluh produk, yaitu tekstil dan garmen, serta alas kaki, elektronik
dan listrik, produk dari besi dan baja, peralatan medis dan optik, mebel,
produk kimia, alat transportasi, produk perlengkapan generator, bahan
bakar mineral, dan mainan anak-anak. Produk-produk ini justru menjadi
andalan industri manufaktur Indonesia.

Konsumen Indonesia mungkin tidak perduli asal-usul produk, termasuk


membanjirnya produk RRT. Mereka bahkan diuntungkan oleh produk dari
negeri Tirai Bambu itu. Saat berbelanja, konsumen umumnya hanya melihat
mutu dan harga. Sebagian besar konsumen Indonesia, yang memang
berpenghasilan rendah, malah hanya mempertimbangkan harga. Mereka
tidak terlalu sensitif terhadap kualitas, apalagi mempertanyakan produk
lokal atau asing. Produk RRT yang murah justru menolong masyarakat
berdaya beli rendah.

Tapi, untuk kepentingan jangka panjang, kondisi ini tidak boleh dibiarkan.
Indonesia, negeri dengan penduduk 230 juta ini, tidak boleh hanya menjadi
pasar bagi produk asing. Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia menempati
peringkat keempat setelah RRT (1,3 miliar), India (1,1 miliar), dan AS (340
juta). Sebagaimana RRT, Indonesia juga harus bisa memanfaatkan jumlah
penduduk yang besar untuk menggapai kemajuan.

Yang mengherankan, pemerintah justru tidak sedikit pun menunjukkan


kekhawatiran terhadap membanjirnya produk RRT. Seakan dengan
mengikuti AC-FTA, tidak akan ada masalah dengan Indonesia. Para menteri
dan pejabat pemerintah lebih banyak bicara teori bahwa Indonesia harus
bisa bersaing di pasar global. Indonesia tidak boleh takut menghadapi
produk negara lain, termasuk produk RRT.

Pemerintah lupa bahwa persaingan itu ada syaratnya. RRT tidak membuka
pasarnya ketika industri manufakturnya belum kuat. RRT memproteksi
produk dalam negerinya selama beberapa dekade. Setelah industri
manufakturnya kokoh dalam dekade terakhir, RRT berani membuka pasar.
Saat ini, negeri manakah yang mampu menahan produk RRT? AS pun tidak
mampu. Begitu pula negara-negara Eropa. Produk RRT sangat unggul dalam
harga. Meski mutunya tidak hebat, konsumen tetap tergiur karena kualitas
produk RRT tidak jelek dan mutunya terus mengalami perbaikan.

Ekspor RRT tahun 2008 mencapai US$ 1,4 triliun, sedang impornya hanya 1,1
miliar atau meraih surplus perdagangan US$ 295 miliar. Tidak heran jika
cadangan devisa RRT terus meningkat dan kini mencapai US$ 2,3 triliun.
Untuk lingkup Asean, RRT surplus. Pada tahuhn 2008, Asean mengekspor
US$ 85,6 miliar dan mengimpor US$ 107 miliar. Indonesia pun sudah keok.
Pada 2008, ekspor Indonesia ke RRT sebesar US$ 11,6 miliar, sedang impor
dari RRT sebesar US$ 15,2 miliar. Mulai tahun ini, defisit perdagangan RI-
RRT bakal meningkat tajam.

Pemerintah terkesan menerapkan liberalisasi ekonomi ugal-ugalan.


Liberalisasi diterapkan tanpa penelitian, evaluasi, dan persiapan. Pemerintah
tak pelak hanya ikut arus agar kelihatan gagah di forum internasional meski
industri manufaktur dalam negeri babak belur dan pengangguran terbuka
bakal meledak. Hingga memasuki tahun keenam pemerintahan SBY, kita
belum melihat upaya serius untuk memantapkan struktur industri dan
memperkuat fondasi ekonomi.
II. Sistem Ekonomi Pasar Bebas (Invisible hand atau tangan
gaib)

Invisible hand merupakan suatu merupakan suatu istilah yang


diungkapkan oleh

AdamSmith

. Di dalam istilah tersebut, Adam Smith berpendapat bahwa kegiatan dalam


perekonomian tidak perlu diatur oleh pemerintah dan apabila setiap individu
dalam masyarakat diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi
yang mereka inginkan maka akan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
teguh. Menurut Adam Smith, pemerintah mempunyai peranan yang terbatas
pada penyediaan dan pengembangan infrastruktur dan menjalankan
administrasi pemerintahan. Apabila pemerintah terlalu ikut campur tangan
dalam kegiatan ekonomi maka akan semakin mengurangi efisiensi kegiatan
ekonomi. Tetapi apabila pemerintah tidak secara aktif terlibat dalam
kegiatan ekonomi, maka akan tecipta pengaturan dan penyesuaian
perekonomian yang bebas campur tangan pemerintah dan mewujudkan
kegiatan ekonomi yang efisien.Analisis ekonomi yang diterangkan oleh Adam
Smith diatas dikenal dengan Sistem Ekonomi Pasar Bebas.

Dalam sistem ekonomi ini kegiatan-kegiatan dalam perekonomian


sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar. Tetapi dalam prakteknya tidak
satu negarapun didunia ini kegiatan perekonomiannya diatur oleh
mekanisme pasar,melainkan sebagian besar negara di dunia ini
mempraktekan sistem ekonomi campuran, yang kegiatannya diatur dan
ditentukan oleh sistem pasar. Akan tetapi secara langsung dan tidak langsung
pemerintah ikut campur didalam berbagai kegiatan ekonomi.
a. Pandangan Mengenai Sistem Pasar.

Semenjak Adam Smith memberikan suatu pandangan yang dikemukakan


dalam bukunya yang berjudul An Inquary into the Nature and Causes of the
Wealth of Nation yang diterbitkan pada tahun 1976, yang dikenal dengan
istilah invisible hand, yaitu mekanisme pasar akan dapat mewujudkan
kegiatan-kegiatan ekonomi yang efisisen dan kemakmuran yang optimum.
Mendapatkan banyak kritikan dengan adanya kelemahan-kelemahan sistem
pasar bebas, sehingga mendorong pemerintah untuk campur tangan dalam
kegiatan ekonomi.dan kritikan yang paling ekstrim terhadap sistem pasar
bebas , menciptakan sistem ekonomi perencanaan pusat. Akan tetapi,
kegagalan bekas negara-negara komunis dalam membangun ekonominya
dan keruntuhan sistem tersebut membuktikan bahwa sistem pasar tersebut
bukanlah pilihan terbaik untuk menggantikan sistem pasar bebas.Selain
mendapatkan kritikan di lain pihak disadari pula bahwa sistem pasar bebas
mempunyai beberapa ciri yang akan menjamin efisiensi yang tinggi dalam
kegiatan menghasilkan produk dalam mewujudkan perkembangan ekonomi.
Pandangan- pandangan inilah yang mendorong adanya campur tangan
pemerintah. Dalam kegiatan perekonomian dimana sistem pasar bebas tetap
diberi kesempatan untuk berfungsi tetapi di bidang-bidang tertentu
pemerintah campur tangan mengatur atau menjalankan kegiatan ekonomi,
dinamakan Sistem Ekonomi Campuran.

b. Kebaikan-kebaikan Dari Sitem Ekonomi Pasar Bebas:

1. Faktor-faktor produksi akan digunanakan secara Efisien.

2. .Kegiatan-kegiatan ekonomi dalam pasaran diatur dan diselaraskan


dengan efisiensi.

3. Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan.


4. Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan
ekonomi yang disukainya.

5. Dengan sistem ekonomi ini, negara dapat mencapai 2 jenis efisiensi


yaitu Efisiensi Alokatif dan Efisiensi Produktif.

6. Dapat secara efisiensi menyelaraskan berbagai kegiatan ekonomi.

7. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang.

8. Produsen dan konsumen mempunyai kebebasan dalam memilih


kegiatan ekonomi yang dijalankannya dan membeli produk yang ingin
dinikmatinya.

c. Kegagalan Sistem Ekonomi Pasar Bebas

Kegagalan sistem ekonomi pasar bebas bersumber dari faktor-faktor sebagai


berikut:

1. Akibat-akibat ekstern (ekternality) yang merugikan, yang terjadi apabila


ongkos sosial melebihi ongkos pribadi.

Ongkos Pribadi adalah biaya yang dikeluarkan produsen atau faktor-


faktor produksi untuk menghasilkan produk.

Ongkos sosial adalah ongkos pribadi ditambah dengan biaya yang


harusdikeluarkan terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi akibat proses
produksi.

2. Kekurangan produksi barang publik dan barang merit

Barang Publik adalah barang yang penggunaannya dilakukan secara


bersama.

Contoh: Jalan Raya, Jasa-jasa Pengamat Cuaca, Siaran Radio dan TV, dll.
Barang Merit adalah barang yang sangat penting artinya bagi
kemakmuran masyarakat.

Contoh: Pendidikan.

3. Kewujudan kekuasaan monopoli dalam pasar.

4. Kegagalan membuat penyesuaiaan dengan efisiensi.

5. Distribusi pendapatan tidak setara.

Anda mungkin juga menyukai