Anda di halaman 1dari 3

Ekonomi Politik Internasional

Perkembangan ekonomi internasional mulai terasa ketika abad pertengahan hingga


akhir abad ke-18 yang mana didorong oleh kemajuan sektor perlayaran dan para penjelajah
eropa yang membuka perbatasan baru untuk perdagangan dan menyediakan modal investasi
guna pengembangan pertanian diwilayah tersebut, yang mana hasil pertanian tersebut akan
dibawa ke eropa. Perkembangan ini semakin didukung oleh teori liberalisme ekonomi yang
ditulis oleh Adam Smith, seorang ekonom inggris. Ia mengatakan dalam memaksimalkan
ekonomi kesejahteraan dan merangsang pertumbuhan ekonomi individu (dan karena itu
kolektif), pasar melambangkan efisiensi ekonomi. Pasar tersebut harus benar-benar bebas dari
campur tangan pemerintah. Namun pada saat itu pemerintahan di Eropa banyak yang
menerapkan kebijakan ekonomi merkantilisme. Tujuan dari pemerintahan merkantilis adalah
untuk membangun kekayaan ekonomi sebagai instrumen kekuasaan negara.

Pada awal abad ke-19 melalui Perang Dunia 1, ekspansi kolonialisme dan revolusi
industri terjadi. Negara-negara Eropa membutuhkan bahan mentah yang ditemukan dikoloni,
sehingga perdagangan dan investasi internasional pun turut meluas. Periode ini pun
memunculkan perspektif ekonomi lain yakni radikalisme yang berasal dari tulisan Marxis dan
neo-Marxis. Inti keyakinan yang ditemukan dalam tulisan Marxis dan neo-Marxis adalah
bahwa masyarakat pada dasarnya bersifat konfliktual. Konflik muncul dari persaingan di
antara kelompok-kelompok individu yakni pemilik kekayaan dan pekerja untuk sumber daya
yang langka.

Saat berakhirnya Perang Dunia II, beberapa organisasi antar pemerintah dibentuk
guna mendukung liberalisme ekonomi. Organisasi tersebut seperti World Bank, International
Monetary Fund (IMF), dan World Trade Organization (WTO). Organisasi ini memegang
peran kunci dalam perluasan liberalisme ekonomi. Sistem organisasi ini disebut Bretton
Woods yang memimpin untuk pemulihan pascaperang dan kemakmuran ekonomi yang
didukung oleh hegemoni USA.

20 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II, pertumbuhan ekonomi meningkat


pesat. Tingkat pertumbuhan di negara maju dan berkembang naik lebih dari 4 persen, dan
tingkat kemiskinan turun drastis diseluruh dunia. Ada tiga bidang yang berjalan pada pada
ekonomi internasional saat ini yakni keuangan internasional, perdagangan internasional dan
ekonomi regionalisasi. Dan ada dua tantangan utama ekonomi politik kontemporer yakni
kesenjangan antara si kaya dan si miskin, dan krisis ekonomi global kontemporer.
Dalam keuangan internasional, pergerakan modal memainkan peram kunci dalam fase
perkembangan awal ekonomi politik internasional. Modal internasional secara tradisional
bergerak masuk dua arah. Pertama, mata uang nasional, seperti barang dan jasa yang dibeli
dan dijual dalam sistem pasar bebas. Kedua, modal seringkali bergerak melalui investasi.
Investasi asing langsung seperti membangun pabrik dan berinvestasi dalam fasilitas untuk
ekstraksi sumber daya alam. Lalu perusahaan multinasional lah yang memainkan peran utama
dalam pergerakan modal. IMF menjadi organisasi yang mengatur serta sering memberikan
bantuan keuangan terhadap negara-negara di dunia sebut saja indonesia yang mengalami
krisis moneter pada tahun 1998, diberikan dana talangan sebesar $36 miliar. Pemberian
bantuan tersebut disertai serangkaian persyaratan panjang yang harus diikuti. Persyaratan tadi
banyak menimbulkan kontradiktif dan dinilai menyebabkan kelompok marginal menderita.
Menurut IMF sendiri persyaratan tersebut berfokus pada masalah moral hazard: negara
diselamatkan dari konsekuensi perilaku sembrono mereka, memberikan sedikit insentif bagi
mereka untuk mengubah perilaku tersebut.

Selain keuangan pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh perdagangan. Ekonomi


liberal mengakui bahwa negara berbeda dalam kepemilikan sumber daya alam, tenaga kerja,
dan modal. Dalam kondisi ini, kekayaan dunia dapat dimaksimalkan jika negara terlibat
dalam perdagangan internasional. Setiap negara harus memproduksi dan mengekspor barang
yang dapat diproduksinya dan mengimpor barang yang diproduksi negara lain dengan lebih
efisien. WTO menjadi organisasi penting dalam perdagangan antar negara. WTO mempunyai
dua prosedur penting. Pertama adalah kebijakan Trade Policy Review Mechanism (TPRM),
yakni melakukan pengawasan berkala terhadap praktik perdagangan negara-negara anggota.
Kedua adalah Badan Penyelesaian Sengketa, yang dirancang sebagai panel berwenang untuk
mendengar dan menyelesaikan sengketa perdagangan. Dengan kewenangan menjatuhkan
sanksi terhadap pelanggar.

Terlepas dari upaya Organisasi Perdagangan Dunia dan perusahaan multinasional


untuk mendukung internasionalisasi atau globalisasi kehidupan ekonomi, regionalisasi
ekonomi telah mengalami kebangkitan. Di Eropa, regionalisasi ekonomi mulai berkembang
setelah berdirinya Uni Eropa. Integrasi ekonomi Eropa berdampak besar pada ekonomi
politik internasional dan menjadi kawasan lain. Integrasi ini didasarkan pada anggapan bahwa
pasar yang lebih besar, bersama dengan pergerakan bebas barang dan jasa, akan
memungkinkan skala ekonomi dan spesialisasi untuk merangsang pertumbuhan, persaingan,
dan inovasi sambil meningkatkan peluang untuk investasi. integrasi Eropa telah
menghasilkan penciptaan perdagangan yang lebih besar dan berdampak positif efek
kesejahteraan pada negara-negara anggota dan non-anggota. Berbeda dari Uni Eropa secara
substansial, area perdagangan bebas yan dinegosiasikan USA, Kanada, dan Meksiko atau
yang disebut NAFTA. NAFTA terdiri dari satu ekonomi dominan; USA, dan dua yang
bergantung yakni kekuatan ekonomi Meksiko dan Kanada. Dalam NAFTA tidak ada dimensi
sosial, politik dan keamanan, dan yang menjadi pendorongnya adalah kepentingan bisnis.
Bergeser ke kawasan Asia, terdapat organisasi ASEAN yang mendirikan Asean Free Trade
Area (AFTA) yang memiliki dua tujuan yakni menarik investasi asing dan untuk
meningkatkan daya saing anggota di pasar global dengan menghapus tarif dan hambatan
nontarif dalam ASEAN. Dengan adanya beberapa regionalisasi ekonomi yang disebutkan,
muncul 3 perdebatan. Pertama, apakah perjanjian perdagangan regional meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggotanya melalui penciptaan perdagangan, atau apakah
perdagangan benar-benar dialihkan dan kesejahteraan ekonomi berkurang? Kedua, apakah
perjanjian perdagangan regional merupakan batu loncatan atau batu sandungan pengaturan
perdagangan global? Ketiga, apakah regionalisasi ekonomi di bidang kebijakan ekonomi dan
sosial yang luas meningkatkan posisi tenaga kerja dan memperbaiki pengaturan lingkungan?

Anda mungkin juga menyukai