Anda di halaman 1dari 7

Cahya Ilyassa Putra

13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

Akuntabilitas dalam Kapitalisme: Pencitraan?


Kapitalisme dalam kamus besar Bahasa indonesia didefinisikan sebagai sistem dan
paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya)
bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam
pasaran bebas. Menurut beberapa ahli, kapitalisme sebagai sebuah sistem ekonomi mulai berlaku
di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa di mana pada saat itu baik individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai
suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke
barang jadi.
Sistem ekonomi sendiri menurut deliatnov adalah interaksi dari unit-unit ekonomi yang
kecil (para konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar, di suatu wilayah
tertentu seperti negara. Dalam suatu sistem ekonomi mencakup keseluruhan proses dan kegiatan
masyarakat dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan yang terbatas. Dalam suatu sistem
ekonomi terdapat nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, aturan berikut
kesepakatan akan tujuan bersama dalam suatu otoritas dan kekuasaan untuk mengerahkan
sumber daya yang ada demi mewujudkan tujuan bersama. Sistem perekonomian yang dianut
oleh suatu bangsa (negara atau sekelompok masyarakat) tergantung dari doktrin, mazhab, atau
aliran pandangan ekonomi yang seiring berjalannya waktu juga dipengaruhi oleh seperangkat
nilai (set of values) yang dianut oleh bangsa atau kelompok masyarakat tersebut seperti adat,
kebiasaan, norma-norma, kepercayaan, ideologi, falsafah.

Cahya Ilyassa Putra


13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

Sebagai sebuah sistem ekonomi, kapitalisme pertama diterapkan oleh Amerika Serikat
dan Prancis. Pada abad 19 mulai banyak negara-negara, terutama di eropa, yang menerapkan
sistem ekonomi kapitalisme seperti Inggris, Belanda, Jerman, dan Belgia. Pada 1868, Jepang
menjadi negara kapitalis pertama di Asia. Pada 1900, sudah ada 13 negara yang secara jelas
menerapkan sistem ekonomi kapitalisme. Setelah perang dunia ke dua, Amerika Serikat mucul
sebagai negara kapitalis nomor 1 di dunia.
Umer Chapra menyebutkan lima ciri Kapitalisme:
1. Percaya bahwa ekspansi kekayaan dapat dipercepat, produksi maksimum dan
pemuasan keinginan sesuai dengan preferensi individu sangat penting bagi
kesejahteraan;
2. Kebebasan individu tanpa batas untuk menciptakan kekayaan pribadi, memiliki dan
mengaturnya sebagai keharusan bagi inisiatif individu;
3. Inisiatif individu dan pengambilan keputusan dalam pasar bebas sebagai syarat
efisiensi optimum alokasi sumber daya;
4. Tidak perlu peran pemerintah dan nilai-nilai kolektif dalam efisiensi alokasi dan
keadilan distribusi;
5. Pemenuhan kepentingan pribadi oleh semua individu secara otomatis akan memenuhi
kepentingan sosial.
Selain itu kapitalisme juga memiliki pilar-pilar utama yaitu:
1. Hak milik Swasta (Private Property)
Setiap orang mempunyai hak untuk mencapai barang-barang ekonomi dan
sumber-sumber daya melalui cara yang legal, mengadakan perjanjian-perjanjian
sehubungan dengan penggunaannya dan apabila perlu menjualnya.
2. Dibina oleh tangan yang tak terlihat (The Invisibel Hand)

Cahya Ilyassa Putra


13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

Setiap individu dalam sebuah masyarakat kapitalistik dimotivasi oleh kekuatankekuatan ekonomi sehingga ia akan bertindak sedemikian rupa untuk mencapai
kepuasan terbesar dengan pengorbanan atau biaya yang sekecil-kecilnya
3. Individualisme ekonomi Laissez- Faire
Tiadanya intervensi pemerintah akan menyebabkan timbulnya individualism
ekonomi dan kebebasan ekonomi.Intervensi pemerintah dibatasi pada aktivitasaktivitas tertentu.
4. Persaingan dan pasar-pasar bebas (free market competition)
Dalam bentuknya yang paling sempurna, pasar bebas menunjukkan ciri-ciri,
pembeli dan penjual dalam jumlah cukup banyak yang menjebabkan mereka tidak
dapat mempengaruhi harga barang yang bersangkutan kemudian kebebasan para
pembeli serta penjual yang tidak dihalangi oleh pembatasan-pembatasan ekonomi
atas permintaan dan penawaran.
Kapitalisme dalam bentuk klasiknya, laissez faire, telah runtuh dan sistem kapitalisme
yang masih bertahan hingga kini dalah kapitalisme yang telah dimodifikasi. Setelah krisis
kapitalisme selama 25 tahun terakhir dan semakin berkurangnya tingkat profit yang berakibat
jatuhnya akumulasi kapital, meneguhkan niat dari korporasi besar untuk kembali ke liberalisme.
Melalui corporate globalization mereka merebut kembali ekonomi dan berhasil mengembalikan
paham liberalisme, bahkan dalam skala global.
Kapitalisme global sebenarnya merupakan keberlanjutan dan penyempurnaan dari
kapitalisme klasik yang telah dikritik oleh Karl Marx. Kalau dalam kapitalisme klasik ruang
lingkup atau jangkauan kekuasaannya hanya dalam satu negara, maka dalam kapitalisme global
dunia seakan tidak mempunyai sekat-sekat kedaulatan lagi. Munculnya berbagai perusahaan
multinasional merupakan bentuk nyata kehadiran kapitalisme global di dunia. Ekonomi tidak lagi

Cahya Ilyassa Putra


13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

menyangkut urusan dalam negeri, tetapi sudah berkembang menjadi ekonomi sejagad. Pasar
berkembang menjadi pasar bebas yang tidak hanya memperdagangkan barang dan jasa, tetapi
juga menyangkut pasar mata uang (valuta) dan pasar modal.
Dengan berkembangnya paham-paham global dan semakin terintegrasinya warga dunia
dalam satu jaringan komunikasi, maka globalisasi ekonomi atau pasar bebas akan semakin
mudah untuk terwujud. Pasar bebas ini secara umum diyakini akan membuat kemakmuran
semakin meningkat dan pada gilirannya akan bermuara pada terciptanya masyarakat liberal yang
demokratis.
Akan tetapi di sisi lain kita menyaksikan adanya ketimpangan yang terlalu lebar antara
negara maju dengan negara miskin. Harus diakui sistem kapitalisme global mutlak membutuhkan
adanya negara-negara berkembang untuk dijadikan sapi perah atau lahan bagi negara-negara
maju adidaya untuk mengambil keuntungan. Memang tidak dapat dihindari, dalam ranah tetentu
masalah seperti ini lebih cenderung bersifat subjektif, tergantung pada pengidentifikasian diri
terhadap kemajuan kapitalisme global.
Salah satu cara negara-negara maju untuk memerah negara miskin adalah dengan
menciptakan malaikat penyelamat yang seakan-akan menolong namun sejatinya malaikat
tersebut menyerap keuntungan dari negara penerima bantuan. Salah satu malaikat penyelamat
itu bernama World Bank atau Bank Dunia. Bank dunia adalah sebuah lembaga keuangan global
yang dibentuk tahun 1944 sebagai hasil dari Konferensi Bretton Woods yang berlangsung di
Amerika Serikat yang secara struktural berada di bawah PBB dan diistilahkan sebagai
specialized agency. Konferensi tersebut diikuti oleh delegasi dari 44 negara, namun
pembentukan Bank dunia didominasi oleh Amerika Serikat dan Inggris. Tujuan awal dari

Cahya Ilyassa Putra


13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

dibentuknya Bank dunia adalah untuk mengatur keuangan dunia setelah perang dunia ke-2 dan
membantu negara-negara korban perang untuk membangun kembali perekonomiannya.
Sumber keuangan Bank dunia adalah modal yang diinvestasikan oleh negara anggota
yang berjumlah 186 negara. Lima pemegang saham terbesar adalah Amerika Serikat, Perancis,
Jerman, Inggris, dan Jepang. Kelima negara itu berhak menempatkan masing-masing satu
Direktur Eksekutif dan merekalah yang akan memilih Presiden Bank dunia. Secara tradisi,
Presiden Bank dunia adalah orang Amerika Serikat karena Amerika Serikat adalah pemegang
saham terbesar. Sementara itu, 181 negara lain diwakili oleh 19 Direktur Eksekutif (satu Direktur
Eksekutif akan menjadi wakil dari beberapa negara).
Meskipun tugas Bank dunia adalah mengatur kestabilan moneter, namun dalam
prakteknya, Bank dunia sangat mempengaruhi politik global karena hampir semua negara di
dunia menjadi penerima hutang dari Bank dunia. Sejak awal beroperasinya, Bank dunia sudah
mempengaruhi politik dalam negeri negara yang menjadi penghutangnya. Penerima hutang
pertama Bank dunia adalah Perancis, yaitu pada tahun 1947. Pinjaman itu diberikan dengan
syarat yang ketat, antara lain staf dari Bank dunia mengawasi penggunaan dana itu dan menjaga
agar Perancis mendahulukan membayar hutang kepada Bank dunia daripada hutangnya kepada
negara lain. Amerika Serikat juga ikut campur dalam proses pencairan hutang ini.
Untuk meminimalisir anggapan bahwa kapitalisme itu buruk maka diciptakanlah sebuah
sistem bernama akuntabilitas. Secara harfiah akuntabilitas yang dalam bahasa inggris biasa
disebut dengan accountability diartikan sebagai yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut UNDP, akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan
kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi

Cahya Ilyassa Putra


13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

pimpinan organisasi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan
datang. Menurut J.B. Ghartey, 1987, akuntabilitas ditujukan untuk memperoleh jawaban atas
pertanyaan berhubungan dengan pelayanan apa, oleh siapa, kepada siapa, milik siapa, yang
mana, dan bagaimana.
Untuk mengokohkan eksistensinya, maka diciptakanlah sebuah alat keilmuan bernama
akuntansi. Akuntansi sebagai bagian dari ilmu sosial juga merupakan ilmu pengetahuan yang
sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kapitalisme. Jaringan kerja dan relasi-relasi yang
dibentuk kapitalisme telah mengubah perilaku dalam praktik akuntansi serta turut dalam
mewarnai teori akuntansi yang disebut-sebut sebagai instrumen penting dalam dunia bisnis (the
language of business). Akuntansi dalam kekuasaan kapitalisme menjadi tidak berdaya dan mau
tidak mau ikut tergilas dalam derasnya arus kapitalisme.
Beberapa bukti dalam dasawarsa terakhir telah menunjukkan bahwa praktik akuntansi
selama ini kental dengan kapitalisme. Akuntansi dalam praktik bisnis modern sangat identik
dengan angka-angka. Tanpa angka adalah sesuatu hal yang sangat mustahil bagi akuntansi, dan
implikasinya adalah bahwa tanpa akuntansi kita tidak dapat menggambarkan kedaaan suatu
entitas bisnis, sebagaimana dikemukakan oleh Hines (1989) yang menyatakan bahwa akan jadi
apa posisi keuangan atau kinerja atau ukuran sebuah perusahaan tanpa akuntansi keuangan?
tanpa konsep aktiva, kewajiban, modal, dan laba (yang semuanya diterjemahkan dalam bentuk
angka) pertanyaan-pertanyaan tentang kesehatan kinerja, dan ukuran perusahaan akan sulit
dijawab. Imbas dari pemikiran tersebut maka praktik akuntansi yang berlangsung akan berfokus
pada angka-angka akuntansi yang akan diciptakan, agar kinerjanya baik maka akuntabilitas dari
angka akuntansi yang dibentuk dikesampingkan, praktik-praktik manajemen laba misalnya,

Cahya Ilyassa Putra


13/349553/EK/19525
Akuntansi dan Akuntabilitass Keuangan

dalam akuntansi menjadi hal yang wajar, dan skandal akuntansipun makin menjamur. Ukuran
akuntabilitas yang hanya dilihat dari angka membuat akuntansi menjadi alat yang seakan-akan
menjadi senjata dewa guna menciptakan keserasian dan mengurangi ketimpangan yang ada.

References
Agustiati. (n.d.). SISTEM EKONOMI KAPITALISME .
Hiariej, E. (2004). Gerakan Anti Kapitalisme Global. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Volume 8.
Kushendrawati, S. M. (2006). Masyarakat Konsumen Sebagai Ciptaan Kapitalisme
Global: Fenomena Budaya Dalam Realitas Sosial . Makara, Sosial Humaniora,
Vol. 10.
Piliyanti, I. (2009). Menggugat Sistem Kapitalisme.
Rihardjo, I. B. (2011). Bayang-Bayang Kapitalisme Dalam Genealogi Akuntansi
Modern. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis Dan Sektor Publik .

Anda mungkin juga menyukai