ini adalah Ludwig Erhard, seorang ekonom liberal yang menjabat sebagai kepala kantor
urusan ekonomi di Bizone, yang kemudian menjadi menteri perekonomian dan pada saat
kemudian menjadi Kanselir Republik Federasi Jerman (1963-1966), menggantikan Konrad
Adenauer. Erhard tercatat dalam sejarah sebagai pencetus konsep ekonomi pasar sosial dan
menerapkannya dalam sistem perekonomian Jerman Barat.
Pada awalnya langkah tersebut bertujuan memungkinkan berbagai kekuatan bermain
secara bebas didalam pasar dengan meningkatkan kesempatan konsumen, memotivasi
produsen untuk melakukan inovasi dan kemajuan tehnik, dan pembagian pendapatan dan
keuntungan berdasarkan pencapaian masing-masing individu. Diatas semua itu, terdapat
pembatasan akumulasi yang berlebihan dari kekuatan pasar. Tugas negara adalah
menciptakan mekanisme bagi berfungsinya kompetisi. Pada saat yang sama negara harus
mempromosikan kesiapan dan kemampuan masyarakat untuk memiliki tanggungjawab dan
lebih independent. Konsepsi teori ekonomi pasar sosial mengacu pada pemikiran liberal
klasik dengan sedikit perubahan. Kita dapat menyebutnya sebagai variasi pemikiran neoliberal Jerman, namun biasanya disebut dengan Ordo-Liberalisme. Pemikiran ini dibangun
sejak tahun 1940-an, terutama melalui aliran pemikiran kelompok Freiburg. Dua pemikir
utama kelompok ini adalah Walter Eucken dan Andreas Muller-Armack, yang
menamainya Ekonomi Pasar Sosial. Dalam pemikiran ini aspek yang diperhatikan bukan
hanya persoalan ekonomi semata, namun juga persoalan kebebasan dan keadilan sosial.
Menurut Muller-Armack tanggung-jawab memerlukan kebebasan sebagai kondisi yang
penting bagi seseorang/individu untuk memilih tanggung-jawab diantara pilihan yang
berbeda.
Konsep ekonomi pasar liberal memiliki tiga elemen prinsip yang utama:
1. Prinsip Individualitas: yang bertujuan pada ideal liberal bagi kebebasan individu.
2. Prinsip Solidaritas: Mengacu pada ide setiap individu manusia terlekat dengan
masyarakat yang saling tergantung sama lain dengan tujuan menghapus ketidakadilan.
3. Prinsip subsidiaritas: yang berarti sebuah tugas institusional yang bertujuan
menajamkan hubungan antara individualitas dan solidaritas. Aturan tersebut harus
memberikan jaminan hak individu dan menempatkannya sebagai prioritas utama,
yang berarti apa yang mampu dilakukan oleh individu harus dilakukan oleh individu
dan bukan oleh negara.
Hak-hak kebebasan dari setiap individu dan kebebasan ekonomi dapat dilihat sebagai
kerangka dimana keadilan sosial dan solidaritas diterapkan. Ekonomi pasar sosial bertujuan
menyeimbangkan prinsip-prinsip pasar dan prinsip-prinsip sosial. Ordo-liberalism percaya
bahwa penting untuk menciptakan mekanisme perlindungan sosial disamping kekuatan pasar,
yang dikontrol oleh negara. Tujuan lain yang ingin dicapai oleh ekonomi pasar sosial adalah
menciptakan dan membangun tatanan ekonomi yang dapat diterima oleh berbagai ideologi
sehingga berbagai kekuatan didalam masyarakat dapat terfokus pada tugas bersama
menjamin kondisi kehidupan dasar dan membangun kembali perekonomian. Inilah sebabanya
kita dapat melihat bahwa ekonomi pasar sosial merupakan kompromi pada masa-masa awal
pemerintahan Federal Republik Jerman. Selain ini disamping kekuatan permintaan dan
penawaran ia juga didorong oleh konsep moral yang kuat. Sementara itu konsep Erhards
mengenai ekonomi pasar yang berespon sosial didasari perdagangan bebas dan perusahaan
swasta, dibantu dengan suntikan modal melalui program Marshall Plan, yang terbukti
menjadi dasar yang ideal bagi pemulihan ekonomi Jerman Barat paska Perang Dunia II, dan
mencapai puncaknya dengan keajaiban ekonomi (Wirschaftswunder) pada tahun 1950s. Pada
beberapa sektor, seperti perumahan dan pertanian, memang tetap diberlakukan kontrol harga
dan subsidi. Kontrol bagi pencegahan penerapan kartel dan mendorong terciptanya stabilitas
moneter tetap merupakan tanggungjawab negara. Negara kemudian juga, guna mendorong
terciptanya akumulasi modal individu dan melindungi warganegara biasa, membangun sistem
pelayanan sosial yang meliputi kesehatan, pengangguran dan sistem asuransi sosial.
Kebaikan
dari
sistem
ekonomi
pasar
antara
lain:
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi
Setiap
individu
bebas
memiliki
sumber-sumber
produksi
Munculnya
persaingan
untuk
maju
Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku
dipasar
Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari
laba
Kelemahan
dari
sistem
ekonomi
pasar
antara
lain:
Sulitnya
melakukan
pemerataan
pendapatan
Cenderung
terjadi
eksploitasi
kaum
buruh
oleh
para
pemilik
modal
Munculnya
monopoli
yang
dapat
merugikan
masyarakat
Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasisumber daya oleh
individu
Saat ini, makin banyak negara berkembang yang makin menonjol tingkat
perekonomiannya. Industri dan infrastruktur negara-negara tersebut bertumbuh dan
berkembang sangat pesat dalam waktu yang relatif singkat. Wujud pembangunan kota-kota
di negara-negara tersebut adalah munculnya berbagai bangunan hotel, perkantoran, pusat
perbelanjaan, restoran, dan tempat hiburan. Bahkan tingkat kebersihan di China sudah
menyerupai negara maju seperti Singapura, Hong Kong, dan Amerika.
perekonomian China tumbuh luar biasa dahsyatnya. Hal itu tentu dapat berdampak pada
stabilitas sosial di masyarakat. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Bagaimana pemecahan
masalah tersebut? Hal itulah yang menjadi dasar pemikiran saya dalam membuat tulisan ini.
Secara umum, sistem perekonomian suatu negara terdiri dari tiga macam.Pertama
adalah sistem ekonomi Pasar. Dalam sistem perekonomian ini, keputusan-keputusan penting
tentang produksi dan konsumsi diambil oleh individu dan perusahaan swasta dengan
interaksi penawaran dan permintaan. Pada sistem ini, pemerintah tidak campur tangan.
Sistem ini mengandalkan tangan tidak tampak (azaz laissez faire) untuk mengendalikan
perekonomian. Sistem ekonomi kedua adalah sistem ekonomi Terpimpin. Pada sistem
ekonomi ini, keputusan-keputusan penting tentang produksi, distribusi, dan konsumsi diatur
sepenuhnya di tingkat pusat oleh pemerintah. Sistem ekonomi ketiga adalah sistem ekonomi
campuran. Sistem ini memadukan kedua sistem di atas. (Paul A Samuelson dan William D
Nordhaus, 2001:8)
Akar dari permasalahan yang timbul dewasa ini merupakan kelemahan dari sisem
ekonomi pasar yang banyak dianut dewasa ini. Dalam sistem ekonomi ini, persaingan sangat
ketat. Para pelaku ekonomi yang lebih dahulu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat membantu menyesuaikan diri dengan pergerakan sistem ini akan terus bertahan,
bahkan berkembang pesat. Sedangkan mereka yang terlambat menguasai ilmu tersebut tidak
dapat menyesuaikan diri, sehingga akan terlibas dan terpuruk. Apabila mereka yang lemah
ingin memperbaiki diri, pihak yang kuat dapat dengan mudah menekannya.
Sistem ekonomi ini juga berhubungan kuat dengan kapitalisme. Pelaku ekonomi yang
kuat, didukung oleh kemajuan teknologi yang memudahkan arus globalisasi, dapat
memperbesar modalnya, sehingga dapat melakukan ekspansi (perluasan usaha) ke negara
lain. Dalam ekspansi tersebut, mereka juga dapat dengan mudah menekan pelaku ekonomi di
negara lain yang modalnya lemah. Pelaku ekonomi yang kuat tersebut dapat memaksakan
kepentingannya kepada pelaku ekonomi lemah, sehingga mereka yang kuat akan diuntungkan
sedangkan mereka yang lemah dirugikan.
Akibat dari sistem ekonomi ini juga terasa sampai ke tatanan negara. Dari hasil
ekspansi tersebut, para pelaku ekonomi di negara-negara maju dapat meningkatkan setoran
pajak kepada negaranya. Pajak yang diterima oleh negara-negara maju tersebut memberikan
modal untuk membentuk suatu konspirasi yang bertujuan untuk menguasai aset-aset milik
negara yang tengah berkembang. Konspirasi itu diwujudkan dengan membentuk lembaga
internasional seperti IMF (Internasional Monetary Fund) dan Bank Dunia. Melalui lembaga
tersebut, negara-negara maju memberikan pinjaman uang kepada negara berkembang.
Sebagai umpan, mereka membuat estimasi yang sangat menggiurkan (tetapi sering tidak
masuk akal). Bila debitur mengalami kesulitan mewujudkan ramalan itu, mereka dapat
memaksa debiturnya untuk menjual asetnya dengan harga sangat rendah dan melalui prosedur
yang tidak wajar. Contoh nyata adalah lepasnya Bank Central Asia (BCA) dan sejumlah
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dari tangan pemerintah Indonesia. Pemerintah
Indonesia dipaksa untuk menjual BCA dengan harga Rp10 trilliun, padahal bank tersebut
memiliki tagihan sebesar Rp60 trilliun kepada pemerintah. Kejadian serupa juga terjadi pada
beberapa BUMN strategis seperti PLN dan PAM.
Dari contoh tersebut, (dengan segala keterbatasan pengetahuan) saya dapat
menyimpulkan bahwa sistem ekonomi pasar dan kapitalisme yang didukung oleh globalisasi
adalah serupa dengan hukum rimba. Karena dalam hukum rimba dinyatakan, siapa yang kuat
ia yang menang.
Mengingat dampak buruk yang ditimbulkan oleh pelaksanaan sistem ekonomi pasar
secara murni kepada negara-negara yang tengah berkembang, maka saya melihat perlunya
dilaksanakan sistem ekonomi campuran. Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah dapat turun
tangan apabila laju perekonomian di negara yang dipimpinnya mengarah kepada kehancuran
karena upaya pencaplokan sumber daya oleh negara lain. Bagi negara-negara yang sudah
maju, pemerintah negaranya harus mengatur pelaku ekonomi di negaranya agar tidak berbuat
sewenang-wenang kepada negara lain. Mereka sendiri juga perlu mengendalikan diri agar
tidak tergoda melakukan penindasan terhadap negara lain yang lemah. Selain merugikan
negara lain, perbuatan tersebut juga dapat merusak nama baik negara yang dipimpinnya
Selain itu, perlu langkah aktif dari lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) dan organisasi-organisasi di bawahnya dalam mengatur hubungan antar negara. Jangan
biarkan negara yang kuat menindas yang lemah
Bagi negara berkembang, agar sistem ekonomi campuran dapat menejahterakan
rakyatnya dan mencegah penindasan oleh negara lain, usaha yang dapat dilakukan
pemerintah antara lain:
Apabila perlu meminjam uang kepada luar negeri, atur penggunaan uang tersebut
secara baik, efektif, dan efisien. Jangan cepat percaya kepada estimasi yang mulukmuluk dari kreditur.
Mengelola aset negara dengan bijak. Jangan pernah menjual aset negara yang
menyangkut hajat hidup rakyat banyak (seperti PLN dan PAM) kepada pihak swasta
(terutama asing). Mereka hanya fokus kepada keuntungan pribadi.
Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, pemerintah harus menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Untuk itu, pemerintahan harus
dijalankan oleh individu-individu yang jujur, cerdas, dan berkomitmen tinggi pada bangsa
dan negaranya.