FURQAN DJAMALUDDIN
2017.14.038
Akar sejarah perkembangan Ombudsman modern dapat dilacak dari istilah “justitie
Ombudsman” (Ombudsman for Justice) yang didirikan di Stockholm, Swedia, pada tahun
1809. Istilah Ombudsman pada awalnya menunjuk pada sosok orang bukan figur lembaga.
Namun ketika Swedia membentuk Lembaga Ombudsman hampir 200 tahun silam, pengertian
resmi Ombudsman merujuk pada sebuah lembaga negara yang bertugas melindungi
kepentingan individu dari pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga negara lainnya. Sistem
pengawasan Ombudsman di Swedia terus mengalami perkembangan hingga secara resmi The
King’s Highest Ombudsman yang pada awalnya merupakan Ombudsman Kerajaan (Executive
Ombudsman) berkembang menjadi Ombudsman Parlemen (Parliamentary Ombudsman)
dengan dimasukkannya Ombudsman dalam Konstitusi Swedia pada tahun 1809.
Sebelum resmi diatur dalam Konstitusi, Parlemen Swedia juga sempat membentuk
lembaga yang fungsinya hampir sama dengan The King’s Highest Ombudsman bernama
Chancellor of Justice. Sebagai institusi pengawasan yang dibentuk Parlemen, Ombudsman
Swedia secara independen menjalankan tugas menerima dan menyelidiki keluhan masyarakat
terhadap penyelenggara negara. Keberadaan Ombudsman di Swedia menyiratkan arti bahwa
lembaga Ombudsman dibentuk oleh, dan bertanggung jawab kepada Parlemen. Namun, tugas
utamanya adalah melindungi hak individu Warga Negara Swedia dari bentuk pelanggaran yang
dilakukan baik oleh pejabat pemerintahaan ataupun aparat penegak hukum negara Eropa
tersebut.
Ombudsman muncul sebagai lembaga negara yang dapat mengawasi pelayanan publik
dan juga melayani masyarakat dengan mentuntaskan sendiri pengaduan dari masyarakat.
Selain itu Ombudsman juga memiliki kewenangan untuk memberikan saran kepada
penyelenggara negara melakukan perubahan organisasi dan atau prosedur dalam pelayanan
publik.
Apabila kelak Ombudsman mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai lembaga
negara yang dapat mentuntaskan pengaduan masyarakat, maka permasalahan tumpukan
pengaduan akan menjadi permasalahan baru yang tidak dapat dituntaskan dengan penyelesaian
kasus per kasus belaka. Oleh karena itu, Ombudsman perlu mencari alternatif solusi yang dapat
merubah permasalahan yang ada secara komprehensif dengan kewenangan yang dimilikinya.
Pengaduan masalah yang tidak akan ada habis-habisnya mungkin akan diterima
Ombudsman dalam waktu dekat. Oleh karena itu untuk dapat membantu memperbaiki instans
dana tau prosedur terkait, Ombudsman harus lebih aktif memberikan advokasi kepada
penyelanggara pelayanan publik secara intensif dengan memberikan saran untuk melakukan
perbaikan atau perubahan struktur manajemen dalam organisasi dan juga perubahan prosedur
dalam pelayanan publik. Akan tetapi hasil advokasi tersebut haruslah telah dikaji dan dianalisa
terlebih dahulu. Hasil analisis bersumber dari investigasi suatu permasalahan yang dihadapi
oleh penyelenggara pelayanan publik, sehingga penyelenggara pelayanan publik dapat
memiliki struktur manajemen yang fleksibel dalam melayani masyarakat. Hasil rekomendasi
Ombudsman akan bergantung pula pada penyelenggara negara dan pemerintah dalam
menanggapinya untuk mengembangkan pelayanan publik berdasarkan perubahan struktur
manajemen organisasi dan atau perubahan prosedur pelayanan publik ke tingkat yang lebih
professional.