Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 1

KONSEP MASYARAKAT INTERNASIONAL


- Nur Lutfiah A.Baso (B011181059)

- Ni Luh Eka Putri Santi Dewi (B011181351)

- Asmaul Husna (B011181005)

- Andi Yuzril Muhammad (B011181003)

- Zulistiani Nur Marwah Puteri Madjid (B011181353)

- Shang Alan (B011181451)

- St. Nurrahma (B011181007)

- Singgih Hartanto (B011181063)

- Tantri Dayani Hilal (B011181041)

- Nadya annisa (B011181581)

- Arman Ramagusba (B011181051)

- Muh. Ayib Binar Uskar (B011181467)

- Muh. Kurniawan Hasyim (B011181449)

- Imam Ibnu Yazid (B011181027)

- Azhima Chofifah (B011181363)

- Neneng Hamzah (B011181533)

- Aldi Zaki Aththobarani ( B011181573 )

- Elsa Syahrah Isnaini (B011181387)

- Aulia Julinar Ananta Putri (B011181517)

- A. Khory Mulia Maharani (B011181031)

- Magfiratul Jannah (B011181091)

- A. Zulfiah (B011181021)

- Samuel Benduruk (B011181357)

- Munawir El Azis M. P. (B011181511)

- Nurul Alfia A. (B011181011)


Tiga tradisi; teori dan praktek
Tiga Tradisi Teori dalam Masyarakat Internasional. Tiga kategori dasar yaitu realis,
rasionalis, dan revolusionis, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Realis adalah doktrin yang disitu persaingan dan konflik antara negara “melekat”
di dalam hubungan mereka. Kaum realis menekankan “ele-men anarki politik
kekeuasaan, dan peperangan”.175 Realisme memu-satkan pada kenyataan apa
itu dari pada yang ideal apa yang seha-rusnya. Dengan demikian, realisme
menimbulkan penghindaran khaya-lan dan “penerimaan apa adanya terhadap
sisi kehidupan yang tidak menyenangkan”. Oleh karena itu, kaum realis
cenderung pesimis ten-tang sifat manusia: peradaban mannusia dibagi menjadi
“penjahat dan penipu”, kaum realis bertahan hidup dan berhasil dengan
mengalahkan penjahat dan mengambil keuntungan dari mereka yang bodoh
atau naïf. Hal itu menunjukan politik dunia tidak dapat maju tetapi pada dasarnya
selalu tetap sama dari wakru ke waktu atau tempat ke tempat. Realisme pada
sisi yang ekstrim adalah suatu penolakan bahwa mas-yarakat Internasional
hidup; yang hidup adalah keadaan alami hobbe-sian. Satu-satunya masyarakat
politik dan, tentu saja, komunitas moral adalah negara. Tidak ada kewajiban
internasional diluar atau diantara negara-negara.
2. Rasionalis adalah mereka para teoritisi yang yakin bahwa manusia se-lalu
memakai akal pikiran, dapat mengenali hal yang benar untuk dila-kukan, dan
dapat belajar dari kesalahannya dan dari yang lainnya.176 Kaum rasionalis yakin
bahwa masyarakat kiranya dapat diataur untuk hidup bersama sekalipun mereka
tidak memiliki pemerintahan bersama, seperti dalam kondisi hubungan
internasional yang anarkis. Rasionalis-me pada sisi yang ekstrim jika mungkin
sampai batas yang merupakan jiwa yang sederhana adalah dunia sempurna
tentang saling menghargai, perjanjian dan aturan hukum diantara negara-
negara. Dalam hal ini rasionalisme menunjukkan ”Jalan tengah” dari politik
Internasional, memisahkan kaum realis pesimis disatu sisi dari kaum revolusionis
optimis di sisi lain.
3. Revolusionis adalah mereka para teoritisi yang menunjukkan dirinya dengan
rasa kemanusiaan dan yakin pada “persatuan moral” dari mas-yarakat dunia
diluar negara.177 Mereka adalah para pemikir “Kosmo-politan” daripada pemikir
state-centric, pemikir solidaris daripada pemi-kir prularis, dan teori
internasionalnya memiliki karakter yang progre-sifyng bahkan karakter penganut
dalam hal bertujuan mengubah dunia menjadi lebih baik. Perubah sosial
revolusioner adalah tujuannya. Hal ini menimbulkan munculnya dunia ideal
semacam itu, apakah dunia ideal di dasarkan pada agama revolusioner seperti
Kristen, atau ideo-logi revolusioner, seperti liberalisme republikan atau
Marxisme-Leninis-me. Bagi revolusionis, sejarah bukan hanya potongan kejadian
dan peristiwa. Melainkan sejarah memiliki tujuan, manusia memiliki takdir. Kaum
revolusionis optimis mengenai sifat manusia: mereka percaya pada
kesempurnaan manusia. Tujuan akhir sejarah Internasional ada-lah untuk
memungkinkan manusia mencapai pemenuhan diri dan kebe-basan. Bagi Kant,
revolusi menimbulkan pembentukan system negara konstitusional “republic”
yang bersamaan dapat membangun perdamai-an abadi. Bagi Marx revolusi
menimbulkan penghancuran negara kapi-talis, menggulingkan system kelas
yang menjadi landasannya, dan membentuk masyarakat tanpa kelas. Ketika
revolusi itu dicapai, manusia tidak hanya akan terbebas tetapi juga bersatu
kembali, dan tidak ada tempat baik bagi negara maupun bagi hubungan Interna-
sional. Revolusionisme pada sisi ekstrim adalah pernyataan bahwa satu-satunya
masyarakat nyata di muka bumu adalah masyarakat dunia yang terdiri dari
manusia, yaitu peradaban manusia.

Ketertiban dan Keadilan


Pendekatan masyarakat Internasional berasal dari filsafat, sejarah, danhukum. Dan
dicirikan khususnya oleh ketergantungan secara nyata pada ‘pelaksanaan keputusan’.
Dengan pelaksanaan keputusan bahwa kebijakan luar negeri kadang-kadang
memunculkan pilihan moral yang sulit bagi negarawan yang terlibat yaitu pilihan tentang
tujuan dan nilai politik yang bertentang. Pilihan kebijakan luar negeri yang sulit dalam
hal ini akan berupa keputusan untuk berperan atau keputusan untuk ikut terlibat dalam
intervensi kemanusiaan. Tradisi masyarakat Internasional merupakan salah satu
pendekatan klasik hubungan internasional. Tetapi pendekatan ini berupaya
menghindari pilihan sulit antara :
1. egoisme dan konflik Negara
2. keinginan baik manusia dan kerjasama yang dimunculkan oleh perdebatan
antara realism dan liberalisme.

Perdebatan antara realisme dan liberalisme tersebut menganggap hubungan


Internasional sebagai suatu “masyarakat”. Negara dimana actor utamanya adalah
negarawan yang ahli dalam praktek ketatanegaraan. Tradisi ini memandang
ketatanegaraan sebagai aktivitas manusia yang sangat penting yang mencakup
kebijakan luar negeri, kebijakan militer, kebijakan perdagangan, pengakuan politik,
komunikasi diplomatik, pengumpulan data intelejen dan mata-mata, membentuk dan
bergabung dengan aliansi militer, mengancam atau terlibat dalam penggunaan
kekuatan bersenjata, bernegosiasi dan menandatangani perjanjian perdamaian,
memasuki perjanjian perdagangan, bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi
Internasional, dan terlibat dalam kontak, interaksi, transaksi dan pertukaran
Internasional yang tak terhitung. Hal ini berarti bahwa keterkaitan kebijakan luar negeri
suatu negara dan negarawan harus menjadi fokus sentral analisis: kepentingan,
pertimbangan, maksud, ambisi, kalkulasi, dan miskalkulasi, keinginan, keyakinan,
harapan, ketakutan, keraguan, ketidakpastian,dan seterusnya.

Inti pendekatan masyarakat adalah negara-negara dianggap sebagai or-


ganisasi manusia seperti ditunjukan, konsep kuncinya adalah “masyarakat negara
(society of state)” (Wight 1977). Politik Internasional dipahami menjadi cabang khusus
dari politik yang tidak ada kekkuasaan hierarkis yaitu tidak ada “pemerintahan” dunia di
atas negara-negara berdaulat. Dengan demikian, masih terdapat kepentingan, aturan,
institusi, dan organisasi bersama yang diciptakan dan dimiliki oleh negara dan yang
membantu membentuk hubungan negaranegara. Kondisi sosial Internasional itulah
yang disimpulkan Hedley Bull (1955) dengan frase ”masyarakat anarkis (the anarchical
society)”: terdapat tatanan seluruh dunia dari negara-negara merdeka. Bull membuat
perbedaan penting antara “sistem Internasional” dan “masyarakat Internasional”.

2. Negarawan dan Tanggungjawabnya


Pendekatan masyarakat internasional membawa pada studi tentang pilihan moral dalam kebijakan luar
negeri yang dihadapi oleh negarawan yang bertanggung jawab. Kami dapat melihat paling sedikit tiga
dimensi atau tingkatan tanggung jawab yang berbeda yang berkaitan dengan tiga tradisi Wight di atas:

1. Kesetiaan pada bangsanya sendiri dan kebaikan warganegaranya;

2. Menghargai kepentingan yang sah dan hak negara lain dan meng- hormati hukum internasional; dan

3. Menghargai hak asasi manusia.

Tanggungjawab nasional. Menurut konsepsi ini, negarawan bertanggung jawab bagi kesejahteraan
warganegaranya. Satu-satunya standar hubungan yang fundamental yang seharusnya mereka anut dalam
kebijakan luar negerinya adalah kepentingan nasionalnya sendiri. keamanan nasional adalah nilai dasar
yang wajib mereka lindungi.

Tanggung jawab internasional. menurut konsepsi ini, negarawan memiliki kewajiban luar negeri yang
berasal dari keanggotaan negaranya dalam masyarakat internasional yang melibatkan hak dan kewajiban
seperti yang ditentukan oleh hukum internasional.

Tanggung jawab kemanusiaan. menurut konsepsi ini, negarwan pertama dan paling utama adalah manusia
dan dengan sendirinya mereka memiliki kewajiban mendasar untuk menghargai hak asasi manusia bukan
hanya di negara mereka sendiri tetapi di seluruh dunia.

KRITIK TERHADAP MASYARAKAT INTERNASIONAL

Beberapa kritisme dapat dibuat terhadap pendekatan masyarakat interna-sional pada hubungan
internasional

1. Terdapat kritik kaum realis bahwa bukti dari norm internsionl sebgai penentu kebijakan dan
perilaku negara, perilaku negara dalah lemah atau tidak kuat.
2. Terdapat kritik kaum liberal bahwa tradisi msyarakat internasional menga-baikan politik
domestik, yaitu demokrasi dan tidak dapat menjelaskan perubahan progresif dalam politik
internasional dimana kritik tersebut adalah tidak adanya kepentingan dari teoritis masyarakat
internasional dalam peran politik domestic dalam hubungan internasional dan adanya kecintaan
terhadap perdamaian daripada system politik yang tidak demokrati.
3. Terdapat kritik EPI (Ekonomi Politik Internasional) bahwa tradisi masya-rakat internasional gagal
memberikan penjelasan tentang hubungan ekonomi internasional karena mengabaikan
ekonomi, dan mengabaikan dunia ketiga.

Akhirnya, terdapat beberapa kritikan solidaritas yang muncul dari dalam tradisi masyarakat
internasional sendiri yang memfokuskan pada keterbatasan-nya sebagai teori modernitas politik yang
tidak dapat menguasai dunia posmo-dern yang muncul. Selain itu terdapat kritika yng lebih tajam
ternadap pende-katan masyarakat internasional adalah inkoherensi teoritis yang dapat terjadi lantaran
mencoba menggabungkan realisme, nasionalaisme dan revolusionalis-me dalam kerangka interprretasi
tunggal dan lantaran menekankan bukan hanya ketertiban nasional tetapi juga keadilan internasional

Anda mungkin juga menyukai