Anda di halaman 1dari 7

HAK ASASI MANUSIA DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

Oleh ;
Sukendar
Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Serang Raya

ABSTRACT

This paper discusses how Indonesia sees and interprets human rights, what
distinguishes it from view of liberal democracy and how the implementation of human
rights in Indonesia today. In the study it can be concluded that 1. The development seen
today the implementation of a new human rights in Indonesia at this stage of the policy has
not been part of the basic foundations of national life to be a factor of integration or union,
2. Today, in the Indonesia human rights diplomacy has several more steps advanced
compared to some ASEAN countries, 3. at international level, Indonesia has also been a
party to six of the seven top UN Covenant. These six major human rights convention is
Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), International Covenant Ekososbud
(ICESCR), the Convention Against Torture (CAT), Convention on the Rights of the Child
(CRC), the Convention Penghapusam Discrimination against Women (CEDAW), the
Convention on the Elimination of Racial Discrimination (CERD)
Keyword: Human Rights, The Indonesian Foreign Policy

A. PENDAHULUAN kondisionalitas, tekanan dan dugaan


Sejak berakhirnya perang dingin intervensi dari negara besar.
pada akhir dekade 1980-an telah Untuk Indonesia isu HAM adalah isu
melahirkan isu-isu lain dalam hubungan yang sensitif, terutama sejak terjadinya
internasional seperti isu lingkungan hidup, reformasi tahun 1998. Pergantian rezim
demokratisasi dan HAM. Selama dekade pemerintahan pada tahun 1998 memberikan
1990-an, ketiga isu tersebut sering menjadi dampak yang sangat besar pada pemajuan
instrumen politik luar negeri dalam dan perlindungan HAM di Indonesia.
hubungan antar bangsa, dalam arti Semenjak itu mulai dilakukan pengkajian
beberapa negara menggunakan tekanan terhadap beberapa kebijakan pemerintah
politik, ekonomi, atau moralnya untuk orde baru yang berlawanan dengan
“mengkoreksi” masalah lingkungan hidup, pemajuan dan perlindungan HAM.
proses demokratisasi, atau pelanggaran Tulisan ini akan membahas
HAM dalam batas wilayah negara lainnya. bagaimana Indonesia memandang dan
Dengan kata lain, isu seperti HAM bukan menginterpretasikan HAM, apa yang
lagi semata-mata menjadi urusan domestik membedakannya dengan pandangan
suatu negara, melainkan sudah menjadi negara demokrasi liberal dan bagaimana
kepentingan pihak eksternal. pelaksanaan HAM di Indonesia saat ini.
Isu Hak Asasi Manusia (HAM)
sering menjadi isu yang kontroversial B. KAJIAN TEORI
untuk banyak negara. Apalagi jika hal ini I. Berbagai Teori Hubungan
dikaitkan dengan persoalan-persoalan Internasional mengenai HAM
seperti distribusi kekuasaan dalam Dalam hubungan internasioanl,
masyarakat, pembatasan kekuasaan persoalan hak asasi manusia sering
politik, dan sebagainya. Dalam hubungan dikaitkan dengan perspektif realist (power
internasional, yang menyangkut hubungan politics) maupun perspektif cultural
antar negara, isu HAM ini sering relativism. Dalam tradisi realis, ditekankan
diperkeruh dengan adanya praktek bahwa “the primacy in all political life is

70
Sukendar, Hak Asasi Manusia dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia 71

power and security”. Fokus ini muncul Dalam perkembangannya konsepsi


karena adanya sifat manusia yang yang diterapkan di dunia ketiga dan
menekankan self-interest dan egois dalam negara sosialis sering dikelompokkan ke
dunia yang bercirikan anarki. Dalam dalam satu kelompok, yang kontras
situasi anarki di mana setiap manusia dengan pandangan individualisme dari
saling mementingkan dirinya sendiri negara Barat. Dalam tiga model penerapan
“universal moral principle tidak dapat HAM tersebut tentu saja terdapat
1
berlaku untuk menjelaskan tindakan keragaman dalam sejarah, budaya, kondisi
suatu negara” . Tindakan suatu negara ekonomi dan problem yang dihadapi.
dengan demikian sangat dipengaruhi oleh Dengan demikian kita tidak bisa menolak
kepentingan nasional yang bercirikan adanya ‘cultural relativism’.
power dan security dan bukan moral yang Teori lain yang menjelaskan
justru sering bertentangan dengan mengenai HAM dalam Hubungan
kepentingan nasional suatu negara. Internasional adalah ‘radical universalism’,
Pandangan realis tentang HAM, yang berpandangan bahwa semua nilai
mendapat dukungan dan berkembang termasuk HAM adalah bersifat universal
pula seiring dengan berkembangnya yang tidak bisa dimodifikasi untuk
teori Hubungan Internasional. Robert menyesuaikan perbedaan budaya dan
Art dan Kenneth Waltz, penganut neo- sejarah. Kelompok ‘radical universalism’
realis misalnya menyatakan “states in ini menganggap hanya ada satu paket
anarchy cannot afford to be moral” yang mengenai HAM yang keseluruhannya
pada intinya membenarkan2 sikap berlaku sama di semua tempat dan di
amoral dari tindakan suatu negara. sembarang waktu.
Argumen realis tentang HAM sering Di antara kedua spektrum ini
diperkuat dan diikuti dengan argumen terdapat berbagai variasi mengenai
relativist yang memandang bahwa nilai relativisme HAM. Yang pertama adalah
moral sesungguhnya secara historis dan strong relativist yang beranggapan bahwa
budaya sangat spesifik dan tidak bersifat HAM dan nilai-nilai lainnya secara prinsip
universal. George Kennan, ilmuwan ditentukan oleh budaya dan lingkungan.
Hubungan Internasional terkenal, misalnya, Universal HAM hanya berfungsi sebagai
menyatakan “there are no internationally pengontrol dari nilai budaya yang spesifik
accepted standard of morality to which the saja. Weak relativist, sebaliknya memberi
U.S. government could appear, if it wished3 penekanan yang lain, bahwa HAM bersifat
to act in the name of moral principle”. Pada universal dan sulit untuk dimodifikasi
tingkatan yang lebih praktis, berdasarkan pertimbangan budaya tertentu.
kalangan ini mengemukakan adanya tiga
model penerapan HAM, yaitu: II. Perspektif Indonesia mengenai HAM
1. Pendekatan yang diterapkan di Bagaimana kita menjelaskan
dunia pertama yang menekankan persoalan HAM di Indonesia jika
hak sipil dan politik dan hak bagi menganalisanya dari berbagai perspektif
pemilikan pribadi. Hubungan Internasional yang
2. Pendekatan kedua adalah yang berkembang tersebut?
diterapkan di negara dunia Pada saat Treaty of Westphalia
kedua, yang lebih (1648) dicetuskan, secara umum di negara
mementingkan hak-hak Barat mengenal adanya ‘uncompromise
ekonomi dan sosial. sovereignty’. Artinya, pemerintahan suatu
3. Sedangkan pendekatan ketiga, negara mempunyai kewenangan absolut
lebih banyak diterapkan di dunia terhadap warganya dan negara lain tidak
ketiga yang masih berjuang berhak turut campur dalam urusan dalam
untuk ‘self determination’ dan negeri negara lain.
pembangunan ekonomi. Di awal abad ke-20, apalagi setelah akhir
1
Jack Donnelly, International Human Rights, Dilemmas in World Politics, (Westview Press, 1993), hal. 32-38.
2Ibid.
3Ibid. Hal. 35.
72 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 70 - 76

Perang Dunia II, dimana terjadi banyak masalah HAM, intervensi humaniter,
pelanggaran HAM, masyarakat demokrasi dan demokratisasi, “good
internasional dalam Perserikatan Bangsa governance”, lingkungan hidup, dan lain-
Bangsa sepakat untuk membuat lain. Keempat, setiap bangsa, negara dan
pengaturan internasional agar tidak lagi lembaga internasional, termasuk
terjadi pelanggaran HAM yang tidak Indonesia tanpa kecuali, harus
dapat ditolerir. Lahirnya di tahun 1948, 30 menyesuaikan diri pada konstelasi global
4
pasal Universal Declaration of Human yang telah berubah dan yang sedang
Right (UDHR). Walaupun deklarasi ini terus berubah sedemikian drastisnya.
tidak memiliki kekuatan hukum
internasional yang memaksa, namun III. HAM di Indonesia dalam
disadari bahwa deklarasi ini secara Pelaksanaan
implisit memberi pembatasan pada
gagasan state sovereignty yang absolut. Terdapat batasan tentang Hak Asasi
Salah satu aspek yang perlu dikaji Manusia. Hendarmin Ranadireksa (2002 :
mengenai politik luar negeri Indonesia 139) memberikan definisi tentang Hak
adalah pemahaman akan kinerja Asasi Manusia pada hakekatnya adalah
implementasi kebijakan luar negeri seperangkat ketentuan atau aturan untuk
Indonesia. Paling tidak ini akan dapat melindungi warga negara dari kemungkinan
mengarahkan kita pada bagaimana penindasan, pemasungan dan atau
proyeksi tingkah laku Indonesia di pembatasan ruang gerak warga negara oleh
lingkup masyarakat internasional ke negara. Artinya, ada pembatasan-
depan serta implikasi kebijakan apa pembatasan tertentu yang diberlakukan
yang kiranya perlu dirumuskan oleh pada negara agar hak warga negara yang
para pemangku kepentingan nasional. paling hakiki terlindungi5 dari kesewenang -
Dewasa ini Indonesia sebagai wenangan kekuasaan. Menurut Mahfud MD,
sebuah entitas negara-bangsa sedang Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat
memasuki suatu era yang ditandai oleh pada martabat manusia sebagai makhluk
saling ketergantungan (interdependensi) ciptaan Tuhan, dan hak tersebut dibawa
antar-bangsa yang semakin mendalam, manusia sejak lahir ke muka bumi sehingga
saling keterkaitan antar-masalah yang hak tersebut bersifat fitri (kodrati),
semakin erat, serta proses globalisasi, 6
bukan merupakan pemberian manusia
khususnya dalam perekonomian dunia atau negara. Dari dua pendapat tersebut,
yang semakin menyeluruh, dipacu oleh dapat diambil kesimpulan bahwa Hak
kemajuan-kemajuan pesat dalam ilmu Asasi Manusia adalah hak dasar yang
pengetahuan dan teknologi, terutama melekat pada setiap individu sejak
teknologi komunikasi dan informasi. dilahirkan ke muka bumi dan bukan
Dalam perspektif tatanan politik merupakan pemberian manusia atau
dunia kontemporer, Indonesia juga sedang negara yang wajib dilindungi oleh negara.
berada dalam arus empat kecenderungan Negara, pemerintah, atau organisasi
mendasar. Pertama, menguatnya gejala apapun mengemban kewajiban untuk
saling ketergantungan antar negara dan mengakui dan melindungi hak asasi manusia
saling keterkaitan antar-masalah global di pada setiap manusia tanpa terkecuali. Ini
berbagai bidang seiring dengan semakin berarti bahwa hak asasi manusia harus
menguatnya arus serta dampak globalisasi selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam
dengan segala implikasinya, baik yang penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
positif maupun negatif. berbangsa, dan bernegara. Dalam penjelasan
Kedua, meningkatnya peran aktor- umum Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
aktor non-pemerintah dalam tata hubungan Tentang Hak Asasi Manusia, menyatakan
antar negara. Ketiga, menguatnya isu-isu bahwa sejarah bangsa Indonesia hingga kini
baru dalam agenda internasional, seperti mencatat berbagai penderitaan,
kesengsaraan dan
4
UDHR adalah sebuah pernyataan yang bersifat anjuran yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB (A/RES/217,
10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris). Pernyataan ini terdiri dari 30 pasal yang menggarisbesarkan
pandangan Majelis Umum PBB tentang jaminan hak-hak asasi manusia (HAM) kepada semua orang.
5
Suwandi. Instrumen dan Penegakan HAM di Indonesia. 2005. Bandung : PT. Refika Aditama.hlm.39
6 Mahfud M.D., Moh. 2001. Dasar & Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukendar, Hak Asasi Manusia dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia 73

kesenjangan sosial, yang disebabkan oleh menyangkut masalah aborsi dan


perilaku yang tidak adil dan diskriminatif euthanasia (haknon-derogable).
atas dasar etnis, ras, warna, kulit, budaya, b) Pasal 7 : Hakuntuktidakdisiksa –
bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan no one shall be subjected to torture
status sosial yang lain. Perilaku tidak adil (haknon-derogable).
dan diskriminatif tersebut merupakan c) Pasal9 : Hak atas kebebasan dan
pelanggaran hak asasi manusia, baik yang keamanan dirinya -right to liberty
bersifat vertikal (dilakukan oleh aparat and security of person.
negara terhadap warga negara atau d) Pasal 14:Hak atas kesamaan di
sebaliknya) maupun horizontal (antar warga muka badan-badan peradilan -
negara sendiri) dan tidak sedikit yang masuk right to equality before the courts
kategori pelanggaran hak asasi manusia and tribunals.
yang berat (grossviolation of human rights). e) Pasal 15: Hak untuk tidak dikenai
Kewajiban menghormati hak asasi manusia konsep retro aktif (kadaluwarsa)
tercermin dalam Pembukaan Undang- (haknon-derogable) – no one shall
Undang Dasar Negara Republik Indonesia be held guilty of any criminal office
Tahun 1945 yang menjiwai keseluruhan which did not constitute a crime at
pasal dalam batang tubuhnya, terutama the time it was committed.
yang berkaitan dengan persamaan f) Pasal 18:Hak atas kebebasan
kedudukan warga negara dalam hukum dan berpikir, berkeyakinan,
pemerintahan, hak atas pekerjaan dan danberagama(haknon-derogable)
penghidupan yang layak, kemerdekaan - right to freedom of thought,
berserikat dan berkumpul, hak untuk conscience and religion
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan g) Pasal 19:Hak untuk mempunyai
tulisan, kebebasan memeluk agama dan pendapattanpamengalami
untuk beribadat sesuai dengan agama dan gangguan (hak yang
kepercayaannya itu, serta hak untuk dapatdirestriksi) - right to holg
memperoleh pendidikan dan pengajaran dan opinions without interference.
tersurat dalam Pasal 28A sampai Pasal 28J h) Pasal 21:Hak atas kebebasan
Undang-Undang Dasar 1945 yang yang berkumpul secara damai (hak
mengatur tentang hak asasi manusia. yang dapatdirestriksi) - right to
peaceful assembly.
Komisi HAM didirikan dengan tujuan i) Pasal 22:Hak atas kebebasan untuk
untuk mengembangkan kondisi yang berserikat (hak yang
kondusif bagi pelaksanaan HAM di dapatdirestriksi)- right to freedom of
Indonesia, serta meningkatkan perlindungan association.
dan penegakkan Hak Asasi Manusia guna Tetapi menurut hasil penelitian,
7 sejarah HAM tumbuh dan berkembang
berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya. Berdasarkan Undang sejak HAM itu diperjuangkan ketika
– Undang Hak Asasi Manusia, Komnas berhadapan dengan kesewenang-wenangan
HAM memiliki fungsi untuk kekuasaan negara. pelanggaran HAM juga
melaksanakan pengkajian, penyuluhan, mungkin dilakukan oleh pemerintah
serta mediasi mengenai HAM di Indonesia. terhadap rakyatnya sendiri. Misalnya pada
Dalam dunia Internasional, terdapat masa Orde Baru, kebebasan berkumpul,
rumusan beberapa hak asasi yang dimuat berserikat, dan mengeluarkan pendapat
dalam Perjanjian Hak Sipil dan Politik dan
8 sangat dibatasi. Begitu juga kejahatan
Perjanjian Hak – Hak Ekonomi, Sosial dan terhadap kemanusiaan dalam berbagai
Budaya : bentuknya sering terjadi, seperti
Hak – Hak Sipil dan Politik mencakup penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan
antara lain : atas orang-orang yang dianggap dapat
a) Pasal 6 :Hakatashidup – right to life mengancam dan menggoyahkan eksistensi
7
Suwandi. Op. Cit. hal.43.
8
Prof.Miriam Budiardjo. Dasar – Dasar Ilmu Politik. 2012. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm.224
74 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 70 - 76

kekuasaannya. Rezim Orde Baru yang Manusia.


represif dan otoriter sudah terlalu banyak Sungguhpun instrumen instrumen
melakukan pelanggaran pelanggaran penegakan HAM di Indonesia sudah cukup
HAM, sehingga menimbulkan gejolak memadai, tapi dalam prakteknya penegakan
gejolak sosial dan politik yang pada HAM masih dihadapkan kepada berbagai
akhirnya mengakibatkan kejatuhannya problem yang perlu diidentifikasi dan
pada bulan Mei 1998 lalu. dicarikan solusi, sehingga Indonesia sebagai
Kasus – kasus pelanggaran HAM negara hukum yang diantara ciri-cirinya
pada periode 1998 – 2011, diantaranya : menegakkan HAM tidak hanya sebuah lip
a) Kasus Semanggi I dan II, Trisakti service atau retorika belaka, tapi benar
(Tahun 1998). benar menjadi sebuah jati diri negara
b) Kasus Poso (Tahun 1998). Indonesia yang sesungguhnya.
c) Kasus Ambon (Tahun 1999). HAM sebagai seperangkat hak yang
d) Kasus Sampit (Tahun 2001). melekat pada manusia sebagai makhluk
e) Kasus Ahmadiyah (Tahun 2007 – Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
2008). anugerah-Nya yang wajib dihormati,9
f) Kasus pelarangan pendirian rumah dijunjung tinggi dan dilindungi oleh :
ibadah Ahmadiyah (2009 – 2010). Negara, Hukum, Pemerintah, dan setiap
g) Kasus Prita Mulyasari (Tahun 2010 orang .
– 2011). Negara wajib melindungi dan
Namun demikian dalam era menjunjung tinggi HAM karena masyarakat
reformasi ini telah berhasil disusun telah menyerahkan sebagian hak-haknya
instrumen instrumen penegakan HAM. kepada negara untuk dijadikan hukum
Diantaranya amandemen UUD ‘45 yang (Teori Kontrak Sosial). Negara memiliki hak
kemudian memasukkan HAM dalam bab membuat hukum dan menjatuhkan
tersendiri dengan pasal-pasal yang hukuman atas pelanggaran HAM. Maka
menyebutkan HAM secara lebih detail. dalam hal ini, negara mempunyai “
Selain amandemen UUD 1945 juga kekuasaan “. Kekuasaan artinya mampu
ditetapkannya Ketetapan MPR RI No. memaksakan kehendak kepada pihak lain.
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Oleh karena itu, kekuasaan Negara yang
yang menugaskan kepada lembaga lembaga tertinggi berarti kekuasaan yang tertinggi
tinggi negara dan seluruh aparatur yang menentukan10 kehendak di dalam
pemerintah untuk menghormati, negara tersebut. Hal tersebut disebut sebagai
menegakkan dan menyebarluaskan “kedaulatan”, dalam bahasa Inggris
pemahaman mengenai HAM kepada seluruh menyebutnya “sovereignty”.
masyarakat. Juga menugaskan kepada Harold J. Laski di dalam bukunya
Presiden RI dan DPR RI untuk meratifikasi mengemukakan : “ By a state I mean a
berbagai instrumen PBB tentang HAM society of this kind which is integrated by
sepanjang tidak bertentangan dengan possessing a coercive authority legally
Pancasila dan UUD 45, dan diudangkannya supreme over any individual or group
Undang Undang RI No 09 Tahun 1998 which is part of the society “ “ The power
Tentang Kemerdekaan Menyampaikan is called sovereignty; and it is by the
Pendapat di Muka Umum dan Undang possession of sovereignty that the state is
Undang RI No 39 Tahun 1999 Tentang Hak distinguished11from all other forms of
Asasi Manusia yang juga memperkuat posisi human association.” Pemerintah wajib
Komnas HAM yang dibentuk sebelumnya melindungi HAM berdasarkan Pasal 8
berdasarkan Keppres. No 50 Tahun 1993 UU No. 39 Tahun 1999, hak-hak yang
Tentang Komisi Nasional Hak Asasi dilindungi diantaranya :
Manusia, serta diundangkannya Undang a) Hak Hidup,
Undang RI No 26 Tahun 2000 Tentang b) Hak hak untuk tidak disiksa,
Pengadilan Hak Asasi c) Hak kebebasan pribadi,
9
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
10Joeniarto,
S.H. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara. 1990. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hlm.11.
11
Harold J. Laski : “ The State in theory and practice “, cetakan V, The Vail-Ballou-Press U.S.A., hlm
8.
Sukendar, Hak Asasi Manusia dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia 75

d)
Hak Pikiran dan hati nurani, tentang apa yang disangkakan
e)
Hak beragama, dan apa yang didakwakan.
f)
Hak untuk tidak diperbudak, c) Hak untuk memberikan
g)
Hak untuk diakui sebagai pribadi keterangan secara bebas kepada
dan persamaan di hadapan hukum, penyidik dan hakim.
dan hak untuk tidak dituntut atas d) Hak untuk mendapat juru bahasa.
dasar hukum yang berlaku surut. e) Hak untuk mendapat bantuan
Penegakan Hukum Pidana hukum pada setiap tingkat
merupakan salah satu perwujudan pemeriksaan.
penegakan HAM oleh pemerintah, karena f) Hak menghubungi dokter bagi
melindungi HAM korban dan tersangka yang sakit.
masyarakat/kepentingan umum. Namun, g) Hak tersangka atau terdakwa
apabila dalam menegakkan upaya paksa menuntut ganti rugi, dsb.
dalam proses penegakan HAM tersebut Perlindungan HAM dapat dilakukan
oleh penegak hukum terjadi pelanggaran di Pengadilan dan di luar pengadilan. Pada
atau tidak sesuai prosedur yang pengadilan, yaitu Pengadilan umum,
ditentukan UU, maka terjadi apa yang Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan
disebut “Pelanggaran HAM”. Militer, Mahkamah Agung, dan Mahkamah
14
Pelanggaran HAM yaitu Konstitusi.
perbuatan orang atau sekelompok orang Sedangkan di luar pengadilan oleh:
termasuk aparat negara baik sengaja a) Komnas HAM (Komisi Nasional
atau tidak atau kelalaian secara melawan HAM).
hukum mengurangi / menghalangi / b) KPAI (Komisi Perlindungan
membatasi / mencabut HAM seseorang / Anak Indonesia).
kelompok orang yang dijamin oleh UU c) Komisi Ombudsman, yaitu komisi
dan tidak mendapat / dikhawatirkan untuk mengawasi jalannya
tidak memperoleh penyelesaian hukum birokrasi pemerintahan.
yang adil dan benar. d) Komisi Pemberantasan Korupsi
Upaya paksa yang rawan terjadi (KPK)
pelanggaran HAM yaitu : e) Komisi Pemilihan Umum (KPU),
a) Penangkapan dsb.
b) Penahanan Tuntutan penegakan dan penghormatan
c) Penggeledahan HAM dari hari ke hari semakin meningkat.
d) Penyitaan Hal ini ditandai dengan desakan masyarakat
Van Aperldoorn melihat dalam peristiwa untuk menyeret pelaku kejahatan taua
pidana (strafbaar feit) suatu pelanggaran tata pelanggaran HAM ke depan pengadilan.
tertib hukum (rebhtorde) umum dan tidak Misalnya dalam kasus Semanggi I & 2
melihat dalam peristiwa pidana itu suatu (1998), Sampit (2001), Ambon (1999), Poso
pelanggaran kepentingan-kepentingan (1998), Ahmadiyah (2007–2008) dan lain
12 sebagainya. Mengatasi masalah ini MPR
khusus (bijzondere belangen) dari para
individu. Oleh sebab itu penuntutan mengeluarkan TAP MPR-RI Nomor
peristiwa pidana tersebut tidak dapat XVII/MPR/1998, tanggal 13 November 1998
diserahkan kepada individu yang dirugikan tentang HAM yang menugaskan kepada
oleh peristiwa pidana itu, tetapi peuntutan Lembaga – Lembaga Tinggi Negara dan
itu harus dijalankan oleh pemerintah. seluruh aparatur pemerintahan untuk
Hak – hak tersangka atau terdakwa13diatur menghormati, menegakkan dan
oleh KUHAP Pasal 50 - 68, meliputi : menyebarluaskan pemahaman mengenai
a) Hak untuk segera diperiksa, HAM kepada seluruh masyarakat (Pasal 1).
diajukan di pengadilan, dan diadili. Selanjutnya menugaskan kepada Presiden
b) Hak untuk mengetahui dengan jelas RI dan DPR untuk meratifikasi berbagai
dan bahasa yang dimengerti olehnya instrument PBB tentang HAM, sepanjang
12Mr. Drs. E Utrecht. Hukum Pidana I. 1958. Bandung. Hlm 57.
13Prof.Dr. jur. Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Indonesia. 2008. Jakarta : Sinar Grafika. Hlm 65.
14
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. 2010.
Jakarta : Sinar Grafika. Hlm xvi.
76 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 70 - 76

tidak bertentangan dengan Pancasila Indonesia sedang dalam proses ratifikasi


dan UUD 1945 (Pasal 2). Implementasi atas konvensi ketujuh yaitu Konvensi Pekerja
TAP MPR tersebut lahirlah UU Nomor 39 Migran (CMW). Hal tersebut telah semakin
Tahun 1999 tentang HAM, dilanjutkan menunjukkan keseriusan komitmen
15
dengan lahirnya UU Nomor 26 Tahun Indonesia terhadap upaya pemajuan dan
2000 tentang Pengadilan HAM. perlindungan HAM dalam menghadapi era
makin menguatnya diplomasi HAM dalam
C. KESIMPULAN hubungan internasional untuk beberapa
Perkembangan yang terlihat saat ini tahun ke depan.
pelaksanaan HAM di Indonesia baru pada
tahap kebijakan belum menjadi bagian
dari sendi-sendi dasar kehidupan D. DAFTAR PUSTAKA
berbangsa untuk menjadi faktor integrasi Donnely, Jack. International Human Rights,
atau persatuan. Problem dasar HAM yaitu Dilemmas in World Politics, (Westview
penghargaan terhadap martabat dan Press, 1993).
privasi warga negara sebagai pribadi juga
belum ditempatkan sebagaimana mestinya. Muladi,
Kondisi HAM di Indonesia mengahadapi Hakekat,
dua hal dinamis yang terjadi yaitu realitas dalam
empiris dimana masyarakat semakin sadar Masyarakat ). 2005. Bandung : PT.
HAM serta kondisi politik. Refika Aditama.
Dewasa ini, dalam diplomasi HAM
Indonesia sudah beberapa langkah lebih Kaligis, O.C. Perlindungan Hukum atas
maju dibandingkan dengan beberapa negara Hak Asasi Tersangka, Terdakwa dan
ASEAN. Misalnya, secara bertahap dan Terpidana. 2006. Bandung : Alumni.
berkesinambungan telah dibentuk berbagai Budiardjo, Miriam. Dasar – Dasar Ilmu
lembaga negara, badan pemerintah maupun Politik. 2012. Jakarta : PT. Gramedia
lembaga independen yang secara langsung Pustaka Utama.
akan memperkuat sistem kenegaraan dan
kemasyarakatan yang lebih menjamin Joeniarto.
perlindungan HAM, penguatan rule of law Pemerintahan Negara. 1990. Jakarta :
dan pemajuan kehidupan demokrasi. PT. Rineka Cipta.
Termasuk dalam kategori ini adalah Hamzah, Andi. Hukum Acara Pidana
pembentukan Mahkamah Konstitusi, Komisi Indonesia.
Ombudsman Nasional, Komisi Grafika.
Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial,
Komnas Perempuan, Komnas Anak, Komisi Asshiddiqie,
Hukum Nasional, Komisi Kejaksaan, Komisi Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Kepolisin dan seterusnya. Reformasi.
Grafika.
Pada tataran internasional, Indonesia
juga telah menjadi negara pihak enam dari Prinst, Darwan. Sosialisasi dan Diseminasi
tujuh Kovenan Utama PBB. Keenam Penegakan Hak Asasi Manusia. 2001.
Konvensi HAM utama tersebut adalah Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Kovenan Hak Sipil dan Politik (ICCPR),
Kovenan Hak Ekososbud (ICESCR), Utrecht,
Konvensi Anti Penyiksaan (CAT), Konvensi Bandung : Universitas Padjadjaran.
Hak Anak (CRC), Konvensi Penghapusam Undang – Undang Dasar 1945.
Diskriminasi terhadap Wanita (CEDAW), Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999
Konvensi Penghapusan Diskriminasi Rasial tentang Hak Asasi Manusia.
(CERD). Saat ini Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2000
15

Anda mungkin juga menyukai