Anda di halaman 1dari 10

Teori dan Kajian HAM

“Alur Perkembangan
Pemikiran HAM”
Nadia Vidieyanti
(2113032059)
Dosen Pengampu: Ibu Devi Sutrisno Putri, S.Pd., M.Pd.
1. Perkembangan Teoritik dan Konteks Sosial
HAM secara singkat dapat didefinisikan sebagai hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia
masyarakat atau hukum positif (Donnely dalam Asplund 2008).

Yunani Kuno dan Romawi, dikenal konsep hak, namun hak


Perjalanan HAM:
ini tidak melekat pada semua orang,
1. Zaman Yunani Kuno dan
Romawi Menurut Grotius, setiap orang harus menikmati hak-
2. Teori Hak Alamiah oleh haknya dengan bantuan masyarakat untuk mempertahankan
Thomas Aquinas dan hidup, kebebasan, dan miliknya.
dikembangkan oleh Grotius
3. Teori Kontrak Sosial yang Menurut Locke, setiap individu dikaruniai oleh alam hak
dikembangkan oleh John yang melekat atas hidup, kebebasan, dan kepemilikan,
Locke yang tidak dapat dicabut oleh negara.
Konsepsi hukum alamiah mempengaruhi perkembangan sosial di Amerika
Serikat pada abad 18.
Mereka menghubungkan kebebasan beragama dengan perjuangan
kebebasan politik.
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat 1776 mengekspresikan gagasan Locke, yaitu bahwa setiap laki-laki diciptakan
setara dan mereka memiliki
hak yang tidak bisa dicabut, terkait dengan hidup, kebebasan, dan kebahagiaan.
Di Amerika juga lahir The Virginia Declaration of Rights. Deklarasi ini mencantumkan bahwa kebebasan pers,
kebebasan beragama, dan hak-hak
yang diturunkan dari proses hukum sebagai kebebasan khusus yang dilindungi dari intervensi pemerintah.
Ada pula Bill of Rights 1791 yang memasukkan serangkaian hak, mulai dari hak atas kebebasan beragama, kebebasan
pers, kebebasan ekspresi dan
berkumpul, perlindungan dari penangkapan tidak sah, hingga hak-hak hukum. Hak-hak ini berbasis pada preseden
historis, tetapi dijustifikasi oleh teori hak
alamiah
Perlindungan HAM di Eropa

Westphallia menetapkan asas persamaan Hak bagi Katolik 1. Perdamaian


Roma dan Protestan Jerman. Westphalia
2. (1648)
Doktrin Grotius
Doktrin Grotius yaitu perlindungan negara atas orang 3. Abad Pencerahan
asing. Memberi hak sah intervensi militer untuk melindungi 4. Internasional Bill Of
penduduk di negara lain dari ketidakmanusiawian. Human Rights

Abad Pencerahan merupakan gagasan kaum liberal yang


berisi tentang Kebebasan berekspresi dan kebebasan
beragama.

Internasional Bill of Human Rights adalah teori yang


muncul setelah kebengisan perang dunia kedua.
2. Tiga Generasi Hak

Pemikiran tentang HAM terus berkembang mengikuti konteks sosial dunia yang terus
berubah. Perkembangan ini secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam kategorisasi hak
yang terkenal sebagai tiga generasi hak.

Kategorisasi generasi ini seperti mengikuti slogan Revolusi Perancis yang terkenal, yaitu:
kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.

Generasi hak pertama meliputi kebebasan, tercemin dalam hak-hak sipil dan
politik (sipol).
Generasi hak kedua, persamaan, tercemin di dalam hak-hak ekonomi, sosial,
dan budaya.
Generasi hak ketiga, persaudaraan, layaknya tampak padahak-hak
solidaritas dan kelompok.
3. Isu-isu Kunci
A. Prinsip-prinsip utama
Ada beberapa prinsip utama HAM yang diakui secara internasional, yakni:
1) Universal
2) Setara
3) Nondiskriminasi
4) Inalienable (tidak dapat dicabut)
5) Interrelated (saling terhubung)
6) Interdependent (saling tergantung)
7) Indivisible (tidak dapat dibagi-bagi)

B. Tanggungjawab Negara
Setiap negara yang meratifikasi sebuah kovenan atau konvensi HAM internasional,
dengan sendirinya terikat dengan sejumlah kewajiban hukum tentang bagaimana
menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak dan kebebasan dasar individu yang berada
di bawah yurisdiksinya, sebagaimana disebutkan di dalam kovenan atau konvensi tersebut
(Asplund 2008).
4. Pemikiran HAM Kontemporer
Wacana HAM terus berkembang seiring dengan perkembangan sosial dunia. Beberapa isu besar yang selama
ini dipandang terpisah dari HAM, misalnya globalisasi, bisnis, dan pembangunan, mulai diperhitungkan
sebagai fenomena yang tak terpisahkan dan mengalami proses yang sama dengan HAM dalam proses
perubahan sosial.

1. Globalisasi dan HAM


Adapun globalisasi ekonomi dekat dengan wacana ideologi neoliberalisme yang
menginginkan pasar bebas dan menolak intervensi pemerintah dalam perekonomian.
Globalisasi dipandang melemahkan rejim HAM internasional ketika negara berperan aktif
dalam mewujudkan hak ekosob—satu hal yang ditentang kaum neoliberal yang
menghendaki peran negara minimal dalam perekonomian (Freeman 2002: 154).
2. Bisnis dan HAM
Wacana tentang bisnis dan HAM lahir dari kegelisahan komunitas HAM
internasional atas dampak negatif dari operasi perusahaan multinasional di satu sisi
serta menguatnya pengaruh ekonomi politik perusahaan-perusahaan multinasional di
sisi lain. Kasus penting yang muncul adalah eksekusi terhadap kelompok lingkungan di
Nigeria pada 1995 yang melibatkan Royal Dutch Shell. Kasus ini menyingkap sisi gelap
perusahaan multinasional, khususnya perusahaan yang bekerja di dalam wilayah negara
yang menganut sistem politik nondemokrasi.

3. Pembangunan dan HAM


Adapun prinsip- prinsip HAM yang mendasari pendekatan pembangunan berbasis
HAM, antara lain akuntabilitas, transparansi, partisipasi rakyat, kapasitas legislatif,
independensi lembaga peradilan, tata kelola pemerintahan yang baik, nondiscriminasi,
perhatian pada kelompok rentan, pemberdayaan, universalitas, interdependensi, saling
terhubung satu sama lain, dan tidak bisa dibagi-bagi.
Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan sistem hukum internasional yang
merupakan pencapaian terpenting dalam sejarah peradaban manusia modern.
Baik secara teoritis maupun praktis, rezim hak asasi manusia yang diakui secara
internasional saat ini tidak berdiri sendiri. Bukannya diartikulasikan secara
langsung dan penuh seperti yang kita lihat sekarang, hak asasi manusia adalah
wacana yang terus berkembang pemikirannya sesuai dengan konteks ideologi,
sosial, politik, ekonomi dan budaya dunia. Rezim hak asasi manusia internasional
telah mendekonstruksi sifat tradisional hukum internasional. Tidak seperti
hukum internasional, yang hanya mengakui hak-hak negara, rezim hak asasi
manusia internasional mengakui hak-hak individu dan hak mereka atas hak-hak
tersebut. Di bawah hukum internasional tradisional, negara mempertahankan
kebebasan penuh untuk bertindak atas warga dan wilayah mereka, termasuk
ruang publik seperti laut, udara, dan ruang angkasa.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai