Anda di halaman 1dari 61

www.ictoh-tcscindonesia.

com
ictoh_id
tcsc.iakmi
TCSC_IAKMI
PROCEEDING
6TH INDONESIAN CONFERENCE
ON TOBACCO OR HEALTH 2020

PENGENDALIAN TEMBAKAU UNTUK


SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL
DAN BERDAYA SAING
PROCEEDING 6TH ICTOH 2020
INDONESIAN CONFERENCE ON TOBACCO OR HEALTH 2020
SAMBUTAN
PENGENDALIAN TEMBAKAU UNTUK
SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL DAN BERDAYA SAING
Puji dan Syukur yang tidak terhingga bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat sehingga salah
ISBN 978-602-50922-7-5 satunya dapat terselenggaranya 6th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH). Meskipun
pelaksanaan ICTOH tahun 2020 ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yakni dilakukan secara
daring, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme hadirin dan substansi keilmiahan yang dibicarakan.
PANITIA PELAKSANA
Penanggung Jawab: Tema ICTOH ke-6 ini adalah “Pengendalian Tembakau untuk Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya
Deni Wahyudi Kurniawan, MA
dr. Lily S Sulistyowati, MM
Saing”. Ranah tersebut memang sangat perlu dijadikan bahasan terutama dalam forum-forum ilmiah
untuk kemudian dibawa kepada proses pembuatan kebijakan. Mengingat upaya pengendalian tembakau
Ketua:
dr. Sumarjati Arjoso, SKM merupakan suatu yang penting dalam menyelamatkan kesehatan Bangsa. Industri rokok sudah terlalu
melenggang di tengah kebijakan pengendalian tembakau di negeri ini, untuk itu unsur lain di luar
Tim Acara:
Anastasia Maria Sri Redjeki, MIKom pemerintah, yakni seluruh pegiat pengendalian tembakau dan para akademisi, harus terus aktif berpikir
Made Adhyatma Prawira Nata Kusuma, SKM.,M.K.K.K dan bersuara.
Tim Keuangan:
Antarini Antojo, M.Sc Hasil-hasil yang diproduksi dari forum ICTOH hendaknya dikemas sedemikian rupa dan disampaikan
Tim Ilmiah dan Sekretariat kepada pemangku kebijakan di negeri ini melalui upaya advokasi. Buku ICTOH 2020 merupakan salah
Halimah Siregar, S.K.M.,M.Epid satu langkah advokasi tersebut. Harapannya langkah-langkah lain juga dilakukan sehingga semakin kuat
Laeilatul Hikmah, SKM
didukung oleh multilayer stakeholder.
Tim Riviewer:
Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D
Akhirnya, sebagai penutup dan sebagai suatu yang penting, kami ucapkan terima kasih banyak kepada
Prof. Asnawi Abdullah, BSc.PH, MHSM, MSc.HPPF, DLSHTM, Ph.D
Prof.dr.Anhari Achadi, SKM.,Sc.D pihak-pihak yang telah terlibat sehingga penyelenggaraan ICTOH tahun ini berlangsung sukses. Utamanya,
Dr. Santi Martini, dr., M.Kes secara khusus terima kasih banyak kepada Ibu dr. Sumarjati Arjoso, S.K.M. yang telah memimpin dan
Penyusun: seluruh panitia. Semoga segala upaya pengendalian tembakau selalu dimudahkan dan dapat mencapai
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) hasil yang mendongkrak menuju derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Editor:
Halimah Siregar, S.K.M.,M.Epid
Made Adhyatma Prawira Nata Kusuma, SKM.,M.K.K.K
Ketua Umum PP IAKMI
Anastasia Maria Sri Redjeki, MIKom
Laeilatul Hikmah, SKM
Antarini Antojo, M.Sc

Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)


Gedung Mochtar Lantai 2
Jalan Pegangsaan Timur No. 16 Cikini Jakarta 13330
Telp/Fax : (021) 3919077
www.ictoh.tcsc-indonesia.org
sekretariat@ictoh.tcsc-indonesia.org

ii – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – iii


SAMBUTAN DAFTAR ISI

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga tahun
2020 dapat melaksanakan konferensi tentang Tembakau atau Kesehatan, ICTOH (Indonesian Conference SAMBUTAN iiI
on Tobacco or Health) yang ke 6. Konferensi ini sempat tertunda pada tahun 2019 yang kemudian pada SAMBUTAN iv
tahun 2020 dimaksudkan dilaksanakan bulan Juni, lalu karena pandemi Covid-19 baru bisa dilaksanakan
pada Desember 2020 ini. Kondisi pandemi Covid-19 memaksa penyelenggaraan 6th ICTOH dilaksanakan PEMBANGUNAN KEBIJAKAN BERSIFAT PREVENTIF-PROMOTIF DALAM MEMAJUKAN
PERAN PEMERINTAH DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA 1
secara virtual. Tema dari konferensi ini adalah “Pengendalian Tembakau untuk Sumber Daya Manusia
Unggul dan Berdaya Saing”. Tema ini dimaksudkan untuk menggugah kesadaran semua pihak, bahwa HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PENENTUAN SIKAP DUKUNGAN MAHASISWA DALAM
pengendalian konsumsi tembakau merupakan hal yang penting untuk mewujudkan sumber daya manusia PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI KAMPUS UNIVERSITAS SILIWANGI TAHUN 2018 3
unggul, berkualitas dan berdaya saing. Sebaliknya, jangan sampai sumber daya manusia kita lemah karena HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DAN KEJADIAN ISPA DENGAN KEJADIAN STUNTING
penyakit akibat merokok dan peluang pada bonus demografi tersia-sia menjadi bencana demografi. PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JELBUK KABUPATEN JEMBER 7
HUBUNGAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SEKOLAH
Bersyukur, bahwa meskipun dalam suasana pandemi Covid-19, antusiasme para penggiat pengendalian MENENGAH ATAS NEGERI 1 TAMPAKSIRING 8
tembakau di Indonesia tidak pernah padam. Hal mana sesuai dengan tujuan konferensi untuk memperkuat
TINGKAT EFEKTIVITAS PUNGUTAN CUKAI TERHADAP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
komitmen dari berbagai pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam pengendalian tembakau guna DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 14
masa depan bangsa yg lebih baik. Pada ICTOH ke 6 ini kami menerima 53 makalah yg merupakan
hasil riset ilmiah ataupun best practice oleh para penggiat pengendalian tembakau yang sebagian ANALYSIS OF FACTORS THAT INHIBIT SMOKING CESSATION AMONG OUTPATIENTS
VISITING PULMONOLOGY CLINIC AT DR. ZAINOEL ABIDIN HOSPITALS IN BANDA ACEH 15
diantaranya ditulis anak muda. Materi yang disampaikan para menteri dan para pembicara diikuti diskusi
dan simposium, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bersama atas pentingnya pengendalian PERILAKU MEROKOK DAN INFEKSI TBC MENINGKATKAN RESIKO INFEKSI COVID-19 16
tembakau guna mengurangi dampak buruknya terhadap kesehatan, ekonomi dan aspek sosial, sehingga PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL (PARAREM KTR) UNTUK MEMPERKUAT
dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk pengendalian tembakau di Indonesia. IMPLEMENTASI PERDA KTR DI KOTA DENPASAR 17
MEROKOK, KEMATIAN AKIBAT TB PARU, DAN TANTANGAN DUNIA INDUSTRI
Kami ucapkan terima kasih kepada tim reviewer yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan DI MASA PANDEMI COVID-19: SEBUAH TINJAUAN NARATIF 26
pikiran di antara kesibukan di perguruan tinggi atau kesibukan yang lain di masa pandemi Covid-19
DILEMMA OF SELLING CIGARETTES AROUND SCHOOL IN INDONESIA:
ini, untuk membaca setiap naskah makalah yang masuk. Kami juga berterima kasih kepada WHO dan
RETAILER’S PERSPECTIVE 33
Lembaga Donor, serta jaringan pengendalian tembakau yang turut berpartisipasi di acara 6th ICTOH.
Tidak lupa juga kepada tim TCSC-IAKMI dan relawan muda, yang telah bekerja untuk membuat konferensi PERTIMBANGAN PEDAGANG MENJUAL ROKOK:
PRODUK PELENGKAP UNTUK MENARIK PEMBELI 34
ini terlaksana dengan baik. Dalam kesempatan ini, kami ucapkan selamat datang dan selamat berdiskusi.
IKLAN ROKOK BEBAS MELENGGANG DI BIOSKOP: PENGAMATAN TERHADAP
IKLAN ROKOK PADA LIMA FILM POPULER DI ENAM BIOSKOP DI JAKARTA 35
Jakarta, 08 Desember 2020 DIGITAL INFLUENCER, SATU ALTERNATIF KAMPANYE PENGENDALIAN TEMBAKAU
MELALUI SEKOLAH MUHAMMADIYAH DI INDONESIA 36
UPAYA ALIH TANAM PETANI SEBAGAI ANTISIPASI TERHADAP KOMODITAS
TEMBAKAU YANG SEMAKIN TIDAK MENGUNTUNGKAN 37
DAMPAK COVID-19 TERHADAP KONSUMSI ROKOK DI ACEH TAHUN 2020 43
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INISIASI MEROKOK PADA REMAJA
dr. Sumarjati Arjoso, SKM. DI GAMPONG LAMPASEH KRUENG KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2019 44
Ketua TCSC-IAKMI
KEPATUHAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENETAPAN REGULASI KAWASAN TANPA
ROKOK SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 45
GENERASI MUDA YANG MEMPROMOSIKAN KESEHATAN DALAM MEWUJUDKAN
REMAJA ANTI ROKOK MELALUI SAKA BAKTI HUSADA BERKARYA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RAWAT INAP 46

iv – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – v


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA PEGAWAI
DI DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN PROVINSI ACEH TAHUN 2019 54
PEMBANGUNAN KEBIJAKAN BERSIFAT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KETIDAKPATUHAN
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK PADA KAWASAN PREVENTIF-PROMOTIF DALAM MEMAJUKAN
BISNIS DI KOTA MAKASSAR 55
“GEBRAK: GERAKAN BERSAMA REMAJA ANTI ROKOK UNTUK REMAJA AKTIF,
PERAN PEMERINTAH DALAM MENCAPAI TUJUAN
KLUNGKUNG SEHAT” 62 PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA
MUDA DI PROYEK KONSTRUKSI PT. ABC TAHUN 2020 63
KARAKTERISTIK PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA) DI KOTA PALOPO TAHUN 2020 64 Afriansyah Tanjung, S.H., M.Kn
Muhammadiyah Steps _Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
MONITORING IKLAN ROKOK DI INTERNET SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP
GENERASI BANGSA INDONESIA 70
SEMARKU: STRATEGI PROMOSI DAN EDUKASI REGULASI KTR DI KABUPATEN KULON PROGO 71
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI ROKOK DAN JENIS KEPEMILIKAN BPJS
TERHADAP TINGKAT PEMENUHAN GIZI RUMAH TANGGA 78 10 tahun sudah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan)
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN HANDBOOK BAGI KELUARGA disahkan yang menjadi dasar pengendalian konsumsi tembakau melalui kebijakan kawasan tanpa rokok,
PENDAMPING SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENDUKUNG PROGRAM BEBAS ASAP namun secara nyata hal tersebut berlaku efektif pasca diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 102
ROKOK DI KOTA YOGYAKARTA, INDONESIA 84 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan. Kedua regulasi tersebut memberikan amanah (kewajiban) dalam menetapkan Peraturan
EVALUASI KEPATUHAN REGULASI KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN KULON PROGO 85 Daerah baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menetapakan program pengendalian konsumsi
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PENERAPAN tembakau melalui kawasan tanpa rokok. Hingga saat ini belum semua kabupaten/kota di Indonesia memiliki
PELARANGAN IKLAN PRODUK TEMBAKAU DI INDONESIA (STUDI PERBANDINGAN Perda KTR, Potensi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabuapten Kebumen yang tercantum dalam Perda KTR
DAERAH DKI JAKARTA, KOTA BOGOR, KOTA DEPOK DAN KABUPATEN KULON PROGO) 93 dan Perbub KTR mendelegasikan kepada Pemerintah Desa di lingkungan Pemda Kebumen. Beberapa
kendala yang dijumpai oleh Pemda Kebumen dapat dibantu untuk diselesaikan oleh Pemerintah Desa,
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK PADA trutama daalam hal pelaksanaan program dari perencenaan, pengaggaran dan pelaksanaan program
MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH kawasan tanpa rokok (holistic program bottom up dan up to bottom). Penggunaan anggaran desa lebih
ACEH TAHUN 2019 94 efektif dan tidak terlalu administratif sebagaimana penggunaan angaran belanja dan pendapatan daerah
MELAWAN DISINFORMASI INDUSTRI ROKOK, MEMUPUS PENYANGKALAN ATAS ILMU (APBD). Penetapan Perdes sejumlah 34 di Kabupaten Kebumen memberikan inspirasi kepada beberapa
PENGETAHUAN, MENUMBUHKAN SDM UNGGUL: BELAJAR DARI PAGEBLUK COVID-19 99 kabupaten/kota di Inonesia. Kedepan pengembangan perdes ini tiudak hanya berbasis promotive-
prefentif (hulu sektor) namun juga memberikan alur yang signifikat kepada sektor hilir (kuratif) dengan
PENGETAHUAN DAN SIKAP STAKEHOLDER DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI cakupan program upaya berhenti merokok bebasis cakupan wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat.
KAWAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA JAYAPURA 106
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA Intervensi: Desa dapat mewujudkan atau berparetisipasi dengan penentuan sebuah kebijakan berbasis
MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH kesehatan ditingkat desa, mengingat desa adalah merupakan oraganisasi pemerintah yang baling dekat
ACEH TAHUN 2019 112 dengan masyarakat. Kedekatan pemerintah desa dengan masayrakat setempat memberikan cara yang
paling dekat dalam penerapan dan p[elaksanan program, sebagai contoh penetapan dusun sehat tanpa
rokok, cakruk sehat tanpa rokok, sekolah sehat dan ramah anak. Kemasan program tersebut memberikan
jalan yang efektif, penggunaan nama kegiatan berbasik kerakyaatan yang hidup dan berkembang di
desa lebih efektif serta hal ini lebih memudahkan beberapa pimpinan/ organisasi perangkat desa yang
membidangi untuk melakukan singkronisasi program dari pada inisiasi program kedepannya. Penyediaan
infrastruktur dan sosialisasi program kawasan kawasan tanpa rokok dengan Perdes KTR lebih efektif dan
efesien. Sebagiamana alur koordnasi dan pemantau program bisa langsung disinkronisasikan dengan
program pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang dibina langsung oleh Dinas Kesehatan.
Singkronisasi program yang lebih optimal sebagaimana yang telah dilaksanakan di Kabupaten Kebumen
untuk memberikan rasa kepedualian dan memiliki pada warga desa diselenggrakan 2 tahun berturut
turut desa sehat dan bebas asap rokok. Hal ini terbukti di tahun 2018 sebanyak 34 desa yang sudah
memiliki Perdes KTR sekarang bertambanh menjadi 37 desa. Kegiatan tersebut disambut degan baik
oleh kementrian Kesehatan dan diakui sebagai buktik inovasi kebijakan dalam mewujudkan peningkatan
derejat kesehatan di Indonesia. Perdes KTR merupakan bukti bahwa harmonisasi program yang telah
dilaksankan dalam mewujudkan program pengendalian tembakau yang optimal dengan mensinergikan
program dibidang kesehatan seperti program Indonesia Sehat dangan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
dan Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pelaksanaan kegiatan termasuk penyediaan infrastruktur
juga sangat efektif dapat dilaksaakan sebab sumber keunagn yg digunakan tidak hanya bertumpu pada

vi – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 1


dana dari pendapatan daerah (daerah) namun juga bisa disinergikan dengan dana desa yang diberikan
dalam menunjang kegiatan desa kedepannya.
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PENENTUAN
Kesimpulan: hasil menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi inisiasi merokok pada remaja,
sehingga faktor-faktor inilah yang dapat dijadikan acuan dalam edukasi dan penciptaan lingkungan yang
SIKAP DUKUNGAN MAHASISWA DALAM
mendukung pengendalian dan pencegahan perilaku merokok pada remaja. Diharapkan kepada bagian
Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Pidie agar dapat meningkatkan penyuluhan kepada remaja dan
PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI
orang tuanya mengenai bahaya rokok di berbagai aspek kehidupan termasuk kesehatan, sosial, dinancial
dan lainnya. Selain itu, orang tua diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap pergaulan anaknya
KAMPUS UNIVERSITAS SILIWANGI TAHUN 2018
dan “doktrinisasi” positif tentang menjaga kesehatan diri perlu dimulai dalam lingkup keluarga.

Kata kunci: Perilaku merokok, pengetahuan, peran orang tua, pengaruh teman, media informasi, Ati Ratna Komala
sikap terhadap larangan merokok. Alumni Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi
Ai Sri Kosnayani
Kamiel Roesman
Dosen Pembimbing Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No.24, Kahuripan, Kec. Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
atiratna35@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang
Tempat proses belajar mengajar merupakan salah satu tempat yang harus menerapkan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) sebagaimana diatur dalam UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.Universitas Siliwangi
(Unsil) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Kota Tasikmalaya. Kampus Unsil belum
mengeluarkan Surat Keputusan tentang KTR.

Berdasarkan hasil observasi kebiasaan merokok masyarakat (mahasiswa dan pekerja) di lingkungan
kampus masih dapat ditemukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi
mengenai KTR dengan penentuan sikap dukungan mahasiswa dalam penerapan KTR di kampus Universitas
Siliwangi tahun 2018.

Metode
Metode yang digunakan adalah metode survei dengan desain penelitian cross sectional. Sample penelitian
ini sebanyak 405 jiwa dari populasi mahasiswa (strata 1 dan diploma 3) dengan teknik pengambilan sampel
secara Quota Sampling. Instumen penelitian yang digunakan adalah angket. Analisis data menggunakan
uji Kendall-Tau dengan tingkat signifikan 95% (α = 0,05).

Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan 89,4 % subjek penelitian bersikap setuju diterapkannya KTR di Kampus
Unsil. Setelah dilakukan analisis bivariat diperolehnilai p=0,000 <0,05 . Kekuatan hubungan dari hasil
analisis menunjukkan r = 0,380 , artinya cukup kuat.

Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara persepsi mengenai KTR dengan penentuan
sikap dukungan mahasiswa dalam penerapan KTR di kampus Universitas Siliwangi tahun 2018.

Kata Kunci: Kawasan Tanpa Rokok, Dukungan, Mahasiswa

2– PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 3


PENDAHULUAN METODE PENELITIAN Variabel Terikat Variabel Bebas
Distribusi Frekuensi Sikap Dukungan Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa
Rokok merupakan salah satu faktor risiko Metode yang digunakan adalah metode analitik Mahasiswa dalam Penerapan KTR di Kampus Mengenai KTR di Kampus Universitas
beberapa penyakit tidak menular seperti Penyakit dengan desain penelitian cross sectional. Sample Unsil Siliwangi
Jantung Koroner (PJK), hipertensi, dan kanker penelitian ini sebanyak 405 jiwa dari populasi
paru. Upaya pemerintah dalam mengendalikan mahasiswa (strata 1 dan diploma 3) dengan teknik Variabel sikap dukungan dalam penelitian ini Variabel persepsi dalam penelitian ini diukur
dampak negatif dari kebiasaan merokok adalah pengambilan sampel secara Quota Sampling diukur dengan menggunakan skala likert yang dengan menggunakan skala likert yang terdiri
dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang tersebar di setiap program studi. Sumber terdiri dari 5 kategori yaitu Sangat Setuju (SS), dari 5 kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan data penelitian dari data primer jawaban subjek Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
yang Mengandung Zat Adiktif . Berupa Produk penelitian. Instumen penelitian yang digunakan dan Sangat Tidak Setuju (STS). Namun, untuk Tidak Setuju (STS). Namun, untuk memudahkan
Tembakau bagi Kesehatan. Salah satu upaya adalah angket, yang telah diuji validitas dan memudahkan dalam pengolahan dan intrepertasi dalam pengolahan dan intrepertasi data hasil
yang dapat dilakukan yaitu adanya penerapan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji Kendall- data hasil penelitian, maka dilakukan kategorisasi penelitian, maka dilakukan kategorisasi kembali
Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Pemerintah pusat Tau dengan tingkat signifikan 95% (α = 0,05). kembali menjadi 3 kategori atau tingkatan yaitu menjadi 3 kategori atau tingkatan yaitu Setuju,
mewajibkan kepada Pemerintah Daerah untuk Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak Setuju. Berikut ini Ragu-ragu, dan Tidak Setuju. Berikut ini adalah
mengeluarkan peraturan mengenai KTR. Hal adalah persebaran frekuensi sikap dukungan persebaran frekuensi variabel persepsi mengenai
ini tercantum pada UU RI No. 36 tahun 2009 HASIL PENELITIAN mahasiswa. KTR.
tentang Kesehatan Pasal 115 ayat 2.
Analisis Univariat Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi
Tempat proses belajar mengajar adalah sarana Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Dukungan Mahasiswa terhadap Penerapan KTR Mahasiswa Mengenai KTR di Kampus Universitas
yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, Usia di Kampus Universitas Siliwangi tahun 2018 Siliwangi Tahun 2018
pendidikan dan atau pelatihan. Dalam peraturan
Dukungan Frekuensi Persentase (%) Persepsi Frekuensi Persentase (%)
PP RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Tabel 1. Data Statistik Umur Subjek Penelitian
Mahasiswa Mahasiswa
tempat proses belajar mengajar harus menerapkan Mahasiswa Universitas Siliwangi Tahun 2018
KTR. Kampus merupakan tempat proses belajar Setuju 362 89,4 Baik 326 80,5
Usia Frekuensi Persentase (%)
mengajar tingkat Perguruan Tinggi. Dengan
Netral/ Ragu-ragu 39 9,6 Ragu-ragu 77 29.0
demikian, kampus harus menerapkan KTR. 17-19 119 29,4
Tidak Setuju 4 1 Tidak Baik 2 0,5
20-22 281 69,4
Universitas Siliwangi (Unsil) merupakan salah Total 405 100 Total 405 100
satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Tasikmalaya. >22 5 1,2
Kampus Unsil belum mengeluarkan peraturan Total 405 100
atau Surat Keputusan (SK) mengenai KTR. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa subjek Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa subjek
Selain itu, kegiatan merokok baik mahasiswa dan penelitian setuju 362 jiwa (89,4%) Kampus penelitian memiliki persepsi yang baik mengenai
pegawai masih dapat ditemukan, serta kantin Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa subjek Universitas Siliwangi menerapkan Kawasan KTR di kampus. Hal ini melihat angka persentasi
atau koperasi mahasiswa menjual rokok. penelitian yang mengikuti penelitian sebanyak Tanpa Rokok. persepsi baik mendominasi yaitu 326 jiwa
405 jiwa. Kelompok rentang usia subjek (80,5%).
Hasil survei awal kepada 37 mahasiswa diperoleh penelitian, usia terbanyak adalah 20-22 tahun
22% responden yang menyatakan setuju jika yaitu 281 jiwa (69,4 %). Analisis Bivariat
Unsilmenerapkan KTR, tidak setuju sebanyak Tabel 5. Tabel Silang dan Hasil Analisis Bivariat
11% dan 68% lainnya menyatakan setuju Karakteristi Subjek Penelitian Berdasarkan
diterapkannya KTR di Kampus Universitas Jenis Kelamin Sikap DukunganKTR
Siliwangi namun dengan syarat harus Variabel Persepsi Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju
disediakannya area atau tempat khusus merokok Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
bagi perokok aktif. Subjek Penelitian Mahasiswa Universitas frekuensi % frekuensi % frekuensi %
Siliwangi Tahun 2018 Baik 311 76,8 15 3,7 0 0
Berdasarkan gambaran di atas perlu adanya analisis Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Ragu-ragu 50 12,3 24 5,9 3 0,7
khusus untuk melihat bagaimana sikap mahasiswa di
Universitas Siliwangi mengenai KTR dan hubungan Perempuan 232 57,3 Tidak Baik 1 0,5 0 0 1 0,3
persepsi mengenai KTR dengan sikap dukungan Laki-laki 173 42,7 p = 0,000
mahasiswa dalam penerapannya di lingkungan
kampus Universitas Siliwangi melalui upaya Total 405 100 r = 0,380
penelitian (research). Dengan adanya penelitian ini
dapat dijadikan masukkan dan pertimbangan dalam
merencanakan kebijakan KTR tersebut. Berdasarkan Tabel 2 menggambarkan bahwa
subjek penelitian didominasi jenis kelamin
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan perempuan sebanyak 232 jiwa (57,3 %) dari
menganalisis hubungan persepsi mengenai KTR jumlah subjek penelitian.
dengan penentuan sikap dukungan mahasiswa
dalam penerapan Kawasan Tanpa Rokok(KTR) di
kampus Universitas Siliwangi tahun 2018.

4– PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 5


Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan penelitian ini tentu menjadi gambaran persepsi
uji Kendall Tau. Berdasarkan Tabel 5 dapat
dilihat bahwa nilai p=0,000 maka menunjukkan
dan sikap dukungan mahasiswa terhadap
penerapan KTR di Kampus Unsil. Selain itu,
HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DAN
terdapat hubungan persepsi mengenai KTR
dengan penentuan sikap dukungan mahasiswa
dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
pembuatan kebijakan atau aturan khusus
KEJADIAN ISPA DENGAN KEJADIAN STUNTING
dalam penerapan KTR di Kampus Unsil dan nilai
r=0,380 menunjukkan hubungan cukup kuat.
penerapan KTR sesuai dengan UU No. 36 tahun
2009 tentang Kesehatan. Kampus Unsil sebagai
PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
tempat melaksanakan berbagai kegiatan yang
salah satunya adalah proses belajar mengajar
JELBUK KABUPATEN JEMBER
PEMBAHASAN pengembangan mahasiswa baik akademik
maupun non akademik serta mendukung ruang
Penelitian ini membuktikan adanya hubungan terbuka hijau di kampus. Bagas Abdillah S.KM
yang cukup kuat antara persepsi mahasiswa Yunus Ariyanto S.KM., M.Kes
mengenai KTR dengan sikap dukungan Sulistiyani S.KM., M.Kes
mahasiswa dalam penerapan KTR di kampus SIMPULAN
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Unsil (dengan nilai r =0,380). Nilai r tersebut
menunjukkan bahwa arah hubungan yang positif, Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat bagasabdillah55@gmail.com
artinya apabila memiliki persepsi yang baik maka hubungan antara persepsi mengenai KTR
akan mendukung adanya penerapan KTR di dengan penentuan sikap dukungan mahasiswa
kampus UNSIL. dalam penerapan KTR di Kampus Universitas
Siliwangi tahun 2018. Adanya persepsi yang baik ABSTRAK
Penelitian lain yang menunjukkan adanya dan dukungan setuju penerapan KTR di Kampus
hubungan yang signifikan antara variabel Unsil, dapat dijadikan bahan pembahasan Latar Belakang
persepsi dengan dukungan KTR dilakukan oleh khusus perihal kebijakan KTR di kampus oleh Sebesar 11% balita di Kabupaten Jember menderita stunting. Dari angka tersebut, Kecamatan Jelbuk
Febriani, T (2014) di Universitas Sumatra Utara para pembuat kebijakan kampus. Pembuatan merupakan kecamatan yang dari tahun 2016-2019 prevalensinya selalu di atas prevalensi kabupaten dan
(dengan nilai p=0,004). kebijakan kesehatan baik berupa peraturan atau selalu stabil di atas 20% jika dibandingkan dengan kecamatan lain. Beberapa penelitian membuktikan
kegiatan yang berkelanjutan tentu tidak cukup bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok dan kejadian ISPA (Infeksi Saluran
Adanya hubungan cukup kuat antara persepsi hanya persepsi dan dukungan mahasiswa dari Pernapasan Akut) dengan kejadian stunting pada balita. Menurut laporan dari Puskesmas Jelbuk, sekitar
mahasiswa dengan penentuan sikap dukungan data hasil penelitian ini. Perlu adanya penelitian 77% keluarga di Kecamatan Jelbuk terdapat minimal satu orang perokok di dalam rumahnya. Selain itu,
mahasiswa mengenai penerapan KTR di lebih lanjut yang mampu menunjang adanya kejadian ISPA merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh balita di Kecamatan Jelbuk. Tingginya
Kampus Unsil hal ini memiliki keterkaitan peraturan dan penerapan Kawasan Tanpa Rokok angka perokok keluarga dan tingginya kejadian ISPA ditengarai berhubungan dengan tingginya kejadian
dengan pernyataan yang disebutkan oleh di lingkungan kampus. stunting di Kecamatan Jelbuk. Oleh karenanya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
Allport (dalam Notoatmodjo, 2013) bahwa hubungan paparan asap rokok dan kejadian ISPA dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja
sikap seseorang secara utuh terbentuk oleh 3 Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember.
komponen yaitu kepercayaan atau keyakinan DAFTAR PUSTAKA
terhadap objek, kehidupan emosional atau Metode
penilaian terhadap objel dan kecenderungan Alhamda, S., 2015. Buku Ajar Sosiologi Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain case-control. Sampel pada penelitian ini
untuk bertindak. Kepercayaan atau keyakinan Kesehatan. (Online) https://books.google. berjumlah 44 balita kasus dan 68 balita kontrol dengan pengambilannya menggunakan teknik simple
terhadap suatu objek berkaitan dengan teori com/books?id=o_YUCgAAQBAJ&printsec= random sampling. Analisis bivariabel menggunakan uji chi square dengan menampilkan p-value, OR, dan CI
Health Belief Model (HBM) yang menyebutkan frontcover&source=gbs_atb. Diakses pada 95%. Analisis multivariabel menggunakan regresi logistik ganda dengan mempertimbangkan variabel luar.
bahwa seseorang berperilaku sehat atau tidak 09 Maret 2018.
dipengaruhi oleh keyakinan atau kepercayaan Hasil
Febriani, T. 2014. Pengaruh Persepsi Mahasiswa
individu. persepsi memiliki peran besar dalam Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa baik paparan asap rokok maupun kejadian ISPA berhubungan
tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan
memutuskan seseorang untuk berperilaku sehat signifikan dengan kejadian stunting pada balita. Pada analisis multivariabel, hubungan antara paparan asap
Dukungan Penerapannya di Universitas
atau tidak. Persepsi tersebut meliputi persepsi rokok dengan kejadian stunting pada balita menunjukkan hasil yang signifikan dengan variabel konsumsi
Sumatera Utara.
terhadap kemungkinan terkenanya suatu rokok, riwayat panjang badan lahir pendek, dan kejadian diare menjadi konfounding hubungannya.
penyakit, beratnya penyakit tersebut, ancaman Notoatmodjo, S. 2013. Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasinya Edisi Revisi 2010. Jakarta: Analisis Multivariabel juga menunjukkan adanya hubungan kejadian ISPA dengan kejadian stunting pada
yang dirasakan, dan manfaat dari perilaku sehat balita dengan variabel kejadian diare sebagai konfounding hubungannya.
tersebut. Selain itu, diperlukan faktor pencetus Rineka Cipta.
(cues to action) yang dapat datang dari dalam Kesimpulan
diri individu (seperti munculnya gejala-gejala Terdapat hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok dan kejadian ISPA dengan kejadian
penyakit) ataupun dari luar (seperti nasihat orang stunting pada balita. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai analisis jalur dari variabel paparan asap
lain, kampanye kesehatan, terserang seorang rokok, kejadian ISPA, dan kejadian stunting serta analisis jalur dari variabel konsumsi rokok, pendapatan,
teman atau anggota keluarga oleh penyakit yang dan kejadian stunting.
sama, dan sebagainya) (Alhamda, S., (2015). Maka
dengan adanya persepsi mahasiswa yang baik
mengenai KTR di Kampus Unsil dapat membentuk Kata Kunci: Paparan asap rokok, kejadian ISPA, dan kejadian Stunting
sikap dukungan mahasiswa apakah setuju atau
tidak adanya penerapan aturan tersebut. Hasil

6– PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 7


sebagian besar masyarakat sudah mengetahui atur pada Perda No 7 Tahun 2014, ini berarti di
HUBUNGAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU dampak negatif merokok, namun bersikeras
menghalalkan tindakan merokok (Aula 2010).
luar KTR iklan rokok maupun tayangan iklan rokok
masih bisa tetap ditayangkan ataupun diadakan.
MEROKOK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari
merokok terhadap kehidupan remaja yaitu:
Di wilayah Puskesmas Tampaksiring I didapatkan
hasil 45% remaja merupakan perokok aktif (UPT
ATAS NEGERI 1 TAMPAKSIRING rokok memboroskan, rokok menimbulkan
ketergantungan, menurunkan kosentrasi,
Kesmas Tampaksiring I, 2019). Pada daerah
kawasan Tampaksiring masih banyak maraknya
menurunkan kebugaran dan rokok mengganggu peredaran iklan-iklan rokok di sepanjang jalan
kesehatan (Wati dkk, 2018). seperti di warung kelontongan, warung nasi dan
lain sebagainya
Desak Putu Novia Dewi Hampir 80% perokok mulai merokok ketika
Ni Ketut Martini usianya belum mencapai 19 tahun atau merokok Berdasarkan studi lapangan, peneliti menemukan
dengan usia diatas 15 tahun. Prevalensi perokok ada beberapa siswa yang terlihat merokok di
I Putu Dedy Kastama Hardy di Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan sekitar lingkungan sekolah dengan memakai
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, peresentase pada perokok lak-laki sebanyak atribut sekolah di tempat yang tidak terjangkau
Sains dan Teknologi, Universitas Dhyana Pura Bali 62,9% dan pada perempuan 4,8%. Rata-rata oleh guru. Siswa tersebut terlihat berkumpul
batang rokok yang dihisap sehari yaitu satu, dua bersama teman-temanya ketika sedang merokok.
saktupejeng@gmail.com sampai tiga batang atau satu bungkus rokok Selain itu, studi pendahuluan yang dilakukan oleh
(Kemenkes, 2013). Sedangkan data di Provinsi peneliti dengan mewawancarai 15 orang siswa
Bali pada tahun 2018 didapatkan proporsi umur di SMA Negeri 1 Tampaksiring didapatkan hasil
ABSTRAK pertama kali merokok tiap hari paling tinggi umur diantaranya sebanyak 66,67 % (10 orang siswa),
15-19 tahun (45,92%) (Kemenkes, 2018). merupakan siswa yang merokok. Di SMA Negeri
Latar Belakang 1 Tampaksiring juga terdapat adanya SK tertulis
SMA Negeri 1 Tampaksiring merupakan sekolah yang berada di wilayah Puskesmas Tampaksiring I dimana Iklan, promosi, ataupun sponsor merupakan tentang penerapan KTR di sekolah termasuk
45% remajanya merupakan perokok aktif. Iklan rokok marak ditemukan di kawasan tersebut seperti di kegiatan yang dilakukan oleh para produsen larangan iklan rokok di sekolah. Berdasarkan
sepanjang jalan, di warung-warung kelontongan, warung nasi, dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian rokok untuk mempermudah dan memberi daya latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik
awal yang dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai 15 orang siswa SMA Negeri 1 Tampaksiring, tarik dalam mempengaruhi remaja maupun anak- untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan
didapatkan hasil bahwa 10 orang siswa merupakan perokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui anak. Pengaruh iklan sangat mempengaruhi Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok pada Siswa
hubungan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa di SMA Negeri 1 Tampaksiring. dalam kehidupan remaja. Terkadang remaja Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tampaksiring”
yang menjadi perokok pemula tersebut akibat
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan teknik cross sectional. Teknik sampling melihat iklan rokok di lingkungan mereka, Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
yang dipergunakan dalam peneltian ini adalah probability sampling dengan cara stratifed proportional karena remaja belum mengerti benar mengenai Hubungan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok
random sampling dengan menggunakan kuesioner berbasis online (Google Form) untuk pengumpulan bahaya yang disebabkan oleh rokok ataupun Pada Siswa di SMA Negeri 1 Tampaksiring.
data. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar di SMAN 1 Tampaksiring pada tahun 2020. penyakit (Rizky, 2011). Siswa SMA/SMK termasuk Manfaat penelitian ini bagi pengembang ilmu
dalam golongan remaja yang sangat rentan dan pengetahuan, diharapkan hasil penelitian ini
Hasil penelitian diperoleh, sebanyak 90,8% dengan jumlah 363 siswa masuk dalam kategori pernah mudah terpengaruh tentang hal hal baru apalagi dapat dijadikan masukan untuk proses penelitian
merokok dan sebanyak 9,3% dengan jumlah 37 siswa masuk dalam kategori tidak pernah merokok. mengingat iklan rokok yang dibuat semenarik yang akan datang yang berkaitan dengan
Sebanyak 18% dengan jumlah 72 orang siswa terpapar iklan rokok dengan kategori rendah dan sebanyak mungkin untuk mengikat para konsumennya iklan rokok dan kaitan perilaku merokok pada
82% dengan jumlah 328 siswa terpapar iklan dengan kategori tinggi. Kesimpulan pada penelitian ini mengingat sifat remaja yang selalu ingin tahu siswa kelas di SMA Negeri 1 Tampaksiring. Bagi
bahwa ada hubungan yang bermakna antara iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri mahasiswa peneitian ini diharapkan dapat
1 Tampaksiring yang ditunjukkan nilai p value=0,03 (p < 0,05) Menurut Nurul dan Astuti (2015) bahwa remaja memberikan pengetahuan wawasan dan menjadi
yang mempunyai persepsi iklan rokok positif bahan refrensi bagi penelitian selanjutnya. Bagi
Kata Kunci: Perilaku Merokok, Iklan Rokok, Siswa maka perilaku merokok pada remaja cenderung siswa SMA Negeri 1 Tampaksiring, penelitian ini
tinggi, sebaliknya jika persepsi terhadap diharapkan dapat memberikan informasi tentang
iklan rokok negative maka perilaku merokok pentingnya suatu iklan rokok untuk mencegah
pada remaja akan cenderung rendah. Hal ini bahaya dan ketergantungan rokok secara kronis.
PENDAHULUAN dan mencoba untuk mengkonsumsi rokok. dibenarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Azhar (2015) menunjukkan bahwa 85,7% dari
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang Menurut World Health Organization (WHO) (2014) 240 siswa SMA Negeri 8 Banda Aceh merupakan METODE PENELITIAN
terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana remaja atau dalam istilah asing yaitu adolescence siswa yang merokok dengan melihat iklan rokok
Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang berarti tumbuh kearah kematangan. Siswa positif. Hasil ini menunjukkan bahwa iklan rokok Metode yang digunakan dalam penelitian ini
atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan SMA/SMK termasuk dalam golongan remaja mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. adalah analitik kuantitatif dengan metode
tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani, yang sangat rentan yang memiliki rentang pendekatan cross sectional. Penelitian ini
2014). Dalam kehidupan sehari–hari kata rokok usia 15-18 tahun dengan perilaku merokok saat Di Kabupaten Gianyar proporsi remaja yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tampaksiring, Jl. Pucak
tidak asing terdengar bagi semua kalangan, mulai ini dianggap sebagai perilaku yang wajar di merokok dengan umur rata – rata 15 – 19 tahun Tegeh Manukaya, Tampaksiring, Gianyar, Bali.
dari anak-anak, remaja maupun orang tua. Di masyarakat, tingkat penyebaran perokok saat ini pada tahun 2018 adalah paling tinggi yaitu Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli
era globalisasi jaman sekarang rokok bukan saja paling tinggi juga terjadi pada anak usia remaja sebanyak 54,49%. Di Kabupaten Gianyar untuk tahun 2020. Adapun populasi dan sampel dalam
dikonsumsi oleh orang dewasa, namun remaja Perilaku merokok merupakan suatu fenomena pembatasan iklan rokok hanya diatur pembatasan penelitian ini sejumlah siswa yang terdaftar di
bahkan anak-anak sudah mulai mengenal rokok yang muncul dalam masyarakat, dimana iklan pada KTR (Kawasan Tanpa Rokok) yang di SMAN 1 Tampaksiring pada tahun 2020 yang

8– PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 9


berjumlah 400 orang. Teknik sampling dengan b. Gambaran Paparan Iklan Rokok di SMAN 1 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa banyak menjawab pernah pada pernyataan
cara probability sampling. Instrumen atau Tampaksiring yang terpapar iklan rokok kategori rendah “Saya merokok, terutama saat bersama
alat ukur berupa kuesioner online dan lembar sebanyak 72 orang (19,8%) siswa berperilaku teman.” dengan jumlah 389 siswa (97,25%). Hal
observasi. Pengolahan data dimulai dari editing, Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden pernah merokok, siswa yang terpapar iklan rokok tersebut menimbulkan asumsi peneliti bahwa
skoring, codding, data entry, tabulating, dan Berdasarkan Paparan Iklan Rokok kategori tinggi sebanyak 291 orang (80,2%) pergaulan membawa pengaruh besar bagi
cleaning. di SMAN 1 Tampaksiring Tahun 2020 siswa berperilaku pernah merokok. Siswa yang para siswa dalam perilaku merokok. Pergaulan
terpapar iklan rokok kategori tinggi sebanyak 37 yang baik akan memberikan dampak yang baik
Sikap Bidan Frekuensi (%)
Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan Chi orang (100%) siswa tidak pernah merokok. pula bagi seorang individu pun sebaliknya.
Square test (chi kuadrat) dimana taraf signifikasi Variabel Frekuensi (f) (%) Perilaku merokok siswa ketika berkumpul
(α) yang digunakan 5% (Sugiyono, 2010). aparan Iklan Rokok
P Hasil uji Chi-Square menunjukkan perilaku bersama temannya bias diakibatkan karena
Keputusan:Bila p value < α Ho ditolak, artinya ada merokok berdasarkan paparan iklan rokok faktor ingin terlihat keren, dipaksa teman, atau
Rendah 72 18,0
hubungan iklan rokok dengan perilaku merokok didapatkan hasil pada variabel paparan iklan sekedar ingin mencoba yang pada akhirnya
pada siswa SMA Negeri 1 Tampaksiring. Bila p Tinggi 328 82,0 rokok kategori tinggi berpeluang 1,17 kali untuk akan menjadi ketergantungan. Hal ini perlu
value > α Ho diterima, artinya tidak ada hubungan Total 400 100 berperilaku pernah merokok dibandingkan menjadi perhatian mengingat jumlah perokok
iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa dengan responden yang terpaparan iklan rokok remaja yang tiap tahun semakin meningkat
Sumber : Data primer diolah tahun 2020
SMA Negeri 1 Tampaksiring. kategori rendah dengan 95% CI 1,08-1,17 dan nilai terutama pada usia sekolah. Hal ini juga bisa
p= 0,03 (p < 0,05) yang berarti paparan iklan menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah agar
Berdasarkan tabel diatas siswa yang terkena rokok berhubungan dengan perilaku merokok di mengadakan kegiatan-kegiatan positif bagi
HASIL paparan iklan rokok kategori rendah sebanyak 72 SMAN 1 Tampaksiring para siswa sehingga perilaku merokok dapat
orang (18,0%) dan paparan iklan rokok kategori ditekan.
Hasil Penelitian tinggi sebanyak 328 orang (82,0%).
PEMBAHASAN Hasil penelitian oleh Lusia Salmawati, dkk.
Analisa Data Univariat c. Gambaran Perilaku Merokok di SMAN 1 pada tahun 2015 dengan penelitian yang
Tampaksiring Pembahasan berjudul Hubungan Perilaku dengan Kebijakan
a. Karakteristik Responden dan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas VII Dan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden a. Gambaran Perilaku Merokok Siswa di SMA VIII di SMP Negeri 5 Palu Tahun 2015. Dalam
Tabel 1. Tabel Distribusi Karakteristik Siswa Berdasarkan Perilaku Merokok di SMAN 1 Negeri 1 Tampaksiring penelitian tersebut didapatkan hasil dari data
SMAN 1 Tampaksiring Tampaksiring Tahun 2020 Perilaku merokok merupakan hal yang masih yang diperoleh pada tahun 2011 sampai 2014
Variabel Frekuensi (f) (%) dilakukan oleh banyak orang termasuk anak mengalami peningkatan jumlah siswa yang
Karakteristik Kelompok F (%)
usia sekolah walaupun bahaya merokok merokok dibandingkan dengan siswa yang tidak
Jenis Kelamin Laki-Laki 365 91,3 Paparan Iklan Rokok
sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan merokok. Penelitian lain yang juga mendukung
Pernah 363 90,8 media masa lain, bahkan dibungkus rokok itu penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Sari
Perempuan 35 8,8
Tidak Pernah 37 9,3 sendiri. Konsumsi dan paparan asap rokok Arlinda pada tahun 2019 denga penelitian
Total 400 100 dapat berdampak serius terhadap kesehatan, yang berjudul Perilaku Merokok di Kalangan
Total 400 100 antara lain adalah kanker paru, kanker mulut, Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Padang.
Kelompok Umur Remaja Awal 18
47,3 penyakit jantung, penyakit saluran pernafasan Dalam penelitian tersebut menunjukkan 59,1%
(12-16 Tahun) 9 Berdasarkan tabel diatas siswa yang memiliki kronik dan gangguan kehamilan. (Sarino & siswa SMA di Padang merokok sedangkan
Remaja Akhir 30 perilaku merokok kategori pernah sebanyak Ahyanti, 2012). sisanya tidak merokok.
52.7 363 orang (90,8%) dan kategori tidak pernah
(17-25 Tahun) 1 Secara teoritis, perilaku merokok adalah suatu b. Gambaran Paparan Iklan Rokok yang Terjadi
sebanyak 37 orang (9,3%). 17 responden 56.7%
Total 40 responden dan perilaku negatif sebanyak 13 aktivitas atau tindakan menghisap gulungan pada Siswa SMA Negeri 1 Tampaksiring
100 (43.4%). tembakau yang tergulung kertas yang telah Iklan rokok sebagai media promosi rokok
0 dibakar dan menghembuskannya keluar sangat potensial membentuk sikap dan perilaku
Analisa Data Bivariat sehingga dapat menimbulkan asap yang merokok remaja (Rachmat, Thaha, & Syafar,
Berdasarkan tabel diatas jumlah responden laki – dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya 2013). Pengetahuan tentang rokok banyak
laki sebanyak 365 orang (91,3%) dan responden Tabel 4. Hubungan Paparan Iklan Rokok dengan Perilaku serta dapat menimbulkan dampak buruk baik didapatkan melalui iklan rokok, baik jenis rokok
perempuan sebanyak 35 orang (8,8%). Merokok di SMAN 1 Tampaksiring Tahun 2020 bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang terbaru maupun bahaya dari rokok itu sendiri
Berdasarkan tabel diatas jumlah responden disekitarnya (Nasution, 2007). (Rachmat et al., 2013). Dalam menyampaikan
Variabel Perilaku Merokok Nilai informasi sebagai tugas pokoknya, media
pada kelompok umur 15 – 16 tahun sebanyak Pernah Tidak Pernah OR 95% CI p
189 orang (47,3%), responden pada kelompok Hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 1 massa membawa pula pesan pesan yang
f (%) f (%) Tampaksiring mengenai perilaku merokok berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
umur 17 –18 tahun sebanyak 209 orang (52,3%)
dan responden pada kelompok umur > 18 tahun Paparan Iklan Rokok siswanya, didapatkan hasil bahwa dari 400 seseorang. Pesan-pesan sugesti yang dibawa
sebanyak 2 orang (0,5%). Rendah 72 (19,8) - Ref responden, siswa yang merokok dengan oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat,
kategori pernah merokok berjumlah 363 orang akan memberi dasar afektif dalam menilai
Tinggi 291 (80,2) 37 (100) 1,12 1,08 - 1,17 0,03 dengan persentase 90,8%. Selanjutnya siswa sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2020 dengan kategori tidak pernah berjumlah 37 dan perilaku tertentu (Azwar, 2011).
orang dengan persentase 9,3%.
Hasil penelitian Di SMA Negeri 1 Tampaksiring,
Dari 21 pernyataan variabel gambaran perilaku frekuensi responden berdasarkan paparan
merokok, distribusi jawaban siswa paling iklan rokok didapatkan hasil bahwa dari 400

10 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 11


responden, paparan iklan rokok pada siswa yang luas dalam rangka menghubungkan rokok yang dipromosikan oleh produsen rokok. Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan
dengan kategori rendah berjumlah 72 orang sponsor dengan pembeli (audiensi sasaran) Iklan dalam media massa secara langsung atau Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
dengan persentase 18%. Selanjutnya siswa dan memberikan informasi tentang produk tidak akan mempengaruhi individu. Kehidupan (Alih Bahasa Istiwidayanti dkk.
dengan kategori tinggi berjumlah 328 orang (barang, jasa, dan ide) (Moriarty dkk, 2009). Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga.
dengan persentase 82%. Hal ini menandakan Industri rokok menggunakan iklan sebagai Namun, ada beberapa penelitian yang tidak Khoirul Huda, Alfian. (2018). Gambaran
bahwa siswa SMA Negeri 1 Tampaksiring media untuk menyampaikan informasi, mendukung penelitian ini. Berdasarkan Penyebab Perilaku Merokok pada Anak
sebagian besar sudah terpapar dengan membujuk, atau mengingatkan masyarakat penelitian yang dilakukan oleh Risky Dyah Ariani Usia Sekolah. Fakultas Ilmu Kesehatan.
adanya iklan rokok, baik melalui media televisi, terhadap produk rokok (Agung, 2010). Iklan, pada Tahun 2011 dengan penelitian yang berjudul Universitas Muhammadiyah Surakarta.
media cetak, maupun media sosial. Hal ini promosi, ataupun sponsor merupakan Hubungan Antara Iklan Rokok dengan Sikap dan
kegiatan yang dilakukan oleh para produsen Notoatmodjo, S..(2012). Promosi kesehatan
sesuai dengan penelitian awal yang dilakukan Perilaku Merokok pada Remaja (Studi Kasus
rokok untuk mempermudah produsen rokok dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
peneliti dimana di sekitar area SMA Negeri 1 di SMA Negeri 4 Semarang). Dalam penelitian
dalam mempengaruhi remaja dan anak- Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Tampaksiring masih banyak peredaran iklan - tersebut didapatkan hasil bahwa tidak ada
anak. Pengaruh iklan sangat mempengaruhi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
iklan rokok di sepanjang jalan seperti di warung hubungan yang signifikan antara iklan dengan
- warung kelontongan, warung nasi dan lain dalam kehidupan remaja. Terkadang remaja perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 4 Salmawati, Lusia, dkk. (2018). Hubungan
sebagainya. Hal ini dapat memicu timbulnya yang menjadi perokok pemula tersebut Semarang. Penelitian lain yang menyatakan hal Perilaku dengan Kebijakan dan Kebiasaan
keinginan siswa untuk merokok atau mencoba akibat melihat iklan rokok di lingkungan yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh Merokok Siswa Kelas VII Dan VIII Di
rokok untuk pertama kali mereka, karena remaja belum mengerti benar Dyah Rahmawatie dkk pada tahun 2019 dengan SMP Negeri 5 Palu Tahun 2015. Fakultas
mengenai bahaya yang disebabkan oleh rokok penelitian yang berjudul Hubungan Faktor Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Dari 15 pernyataan di variabel iklan rokok, ataupun penyakit yang dapat timbul karena Perilaku Merokok dengan Perilaku Merokok Siswa Tadulako.
siswa paling banyak menjawab ya pada rokok. SLPN 2 Plupuh Sragen dimana dalam penelitian Sulistyawan, Ade. (2012). Faktor-Faktor yang
pernyataan “Jika menonton iklan rokok itu dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan Berhubungan dengan Perilaku Merokok
maka saya menontonnya dari awal sampai Berdasarkan uji Chi-square yang dilakukan antara keterpaparan iklan rokok dengan perilaku Siswa Sekolah Menengah
akhir” dengan jumlah 362 siswa (90,5%). untuk mengetahui hubungan antara iklan rokok merokok siswa Pertama Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tahun
Peneliti berasumsi adanya ketertarikan siswa dengan perilaku merokok pada siswa SMA
2012. Program Studi Ilmu Keperawatan,
mengenai iklan rokok yang ditayangkan Negeri 1 Tampaksiring, didapatkan hasil P value
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
karena siswa menonton iklan rokok sampai = 0,03 dimana nilai p value lebih kecil dari alpha SIMPULAN Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
habis. Iklan rokok yang ditayangkan saat ini 0,05 sehingga Ho ditolak yang berarti ada
Jakarta.
mayoritas menggambarkan hal-hal positif hubungan yang bermakna antara iklan rokok a. Sebanyak 90,8% dengan jumlah 363 siswa
dengan perilaku merokok siswa SMA Negeri 1 Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
bagi individu seperti dapat meningkatkan masuk dalam kategori pernah merokok dan
Tampaksiring. Berdasarkan tabel silang didapat Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.
kreatifitas,meningkatkan produtktivitas, dan sebanyak 9,3% dengan jumlah 37 siswa masuk
menggambarkan gaya hidup modern. Selain itu, suatu kecenderungan data yang mengarah pada dalam kategori tidak pernah merokok. Tanski, S. E., et.al. (2012). Moderation of The
minimnya iklan rokok yang menggambarkan semakin tinggi paparan iklan rokok maka semakin b. Sebanyak 18% dengan jumlah 72 orang siswa Association Between Media Exposure and
atau mencantumkan efek buruk dari merokok, tinggi keinginan siswa untuk merokok. Perilaku terpapar iklan rokok dengan kategori rendah Youth Smoking Onset: Race/Ethnicity, and
juga menjadi salah satu pemicu ketertarikan merokok akibat paparan iklan rokok pada siswa dan sebanyak 82% dengan jumlah 328 siswa Parent Smoking. Prev Sci. 2012; 13: 55-63
siswa dalam menonton iklan rokok. Hal ini SMA Negeri 1 Tampaksiring tentunya harus terpapar iklan dengan kategori tinggi Wawan dan Dewi, (2010). Teori dan Pengukuran
perlu menjadi perhatian pihak terkait agar disikapi secara bijaksana agar tidak menimbulkan c. Ada hubungan yang bermakna antara paparan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
menurunkan angka perokok di kalangan para dampak-dampak negatif merokok baik dampak iklan rokok dengan perilaku merokok pada Yogyakarta : Nuha Medika.
remaja khusunya para siswa. Penelitian yang psikologis, fisiologis, maupun sosial.. siswa SMA Negeri 1 Tampaksiring Widyatama, Rendra. (2005). Pengantar
dilakukan oleh Ade Sulistyawan pada tahun Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka
2012 dengan penelitian yang berjudul Faktor- Hasil penelitian Universitas Hamka dan Komnas Indonesia.
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Anak tahun 2007 menunjukkan hampir semua DAFTAR PUSTAKA
Merokok Siswa Sekolah Menengah Pertama anak (99.7 %) melihat iklan rokok ditelevisi dan
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tahun 2012. 68.2% memiliki kesan positif terhadap iklan Antara Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok
Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa rokok serta 50 % remaja perokok lebih percaya pada Remaja SMA Negeri 8 Banda Aceh.
salah satu faktor yang memengaruhi siswa diri seperti dicitrakan iklan rokok, berdasarkan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
untuk merokok adalah adanya iklan rokok. hal ini maka berbagai bentuk iklan, promosi dan
Azkiyati, A. M. (2012). Hubungan Perilaku
Keberadaan iklan rokok di area sekolah baik sponsor rokok harus dilarang untuk melindungi
Merokok dengan Harga Diri Remaja
di dalam maupun di sekitarnya juga harus anak dan remaja dan bahaya Penelitian lain yang
Laki-laki di SMK Putra Bangsa. Fakultas
menjadi perhatian. Sekolah sebagai salah satu dilakukan oleh Alfian Khoirul Huda pada Tahun
Ilmu Keperawatan, Program Studi Ilmu
tempat yang dijadikan Kawasan Tanpa Rokok 2018 dengan penelitian yang berjudul Gambaran
Keperawatan. Universitas Indonesia Depok.
(KTR), seharusnya bebas dari segala bentuk Penyebab Perilaku Merokok pada Anak Usia
Sekolah didapatkan hasil bahwa iklan dan promosi Durkin & Helmi A.F. (2010). Faktor-Faktor
hal yang berkaitan dengan rokok
berpengaruh terhadap perilaku merokok pada Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja.
anak usia sekolah dengan persentase 33,3%. Hal http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
c. Hubungan Iklan Rokok dengan Perilaku
ini Sejalan dengan penelitian Tanski, et.al., (2012) jkP/article/download/6800/3 24 (Diakses
Merokok pada Siswa SMA Negeri 1
menemukan bahwa papan reklame/billboard iklan tanggal 24 Oktober 2019).
Tampaksiring
Iklan / Advertising adalah komunikasi persuasif rokok dapat menjadi prediktor perilaku merokok Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian
yang menggunakan media massa dan pada remaja melalui iklan yang dipromosikan, Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data.
media interaktif untuk menjangkau audiensi gambar iklan dalam billboard, slogan serta merek Jakarta: Salemba Medika.

12 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 13


TINGKAT EFEKTIVITAS PUNGUTAN CUKAI ANALYSIS OF FACTORS THAT INHIBIT SMOKING
TERHADAP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL CESSATION AMONG OUTPATIENTS VISITING
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PULMONOLOGY CLINIC AT DR. ZAINOEL ABIDIN
HOSPITALS IN BANDA ACEH
Ernawati
Ferlis
Vera Nazhira Arifin
ABSTRAK Riza Septiani
Faculty of Public Health, University Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, Indonesia
Data dari The Tobacco Control Atlas; ASEAN Region (SEATCA) menunjukkan bahwa Indonesia merupakan Teuku Tahlil
negara nomor 3 tertinggi di ASEAN dengan presentase perokok tertinggi. Banyak orang mengatakan
Faculty of Nursing, University Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
bahwa Negara Indonesia merupakan surga dunia bagi para perokok mengingat harga yang terjangkau
karena cukai yang dipungut paling rendah dari negara lain. Cukai dari masing-masing jenis rokok berbeda- veranazhira13@gmail.com
beda tergantung dari kategori jenis rokoknya. Kendati demikian, menurut PMK No. 156/PMK. 010/2018
menyebutkan bahwa tarif cukai maksimal sebesar 57% dari Harga Jual Eceran. Selain dipungut cukai,
rokok juga diupungut pajak sebesar 10% dari cukai. Menurut UU PDRP pajak ini nantinya 50% digunakan
untuk pelayanan kesehatan dan penegakan hukum dan sisanya baru digunakan untuk pembangunan ABSTRAK
lainnya. Kementerian Kesehatan melalui Permenkes No.40 tahun 2016 mengeluarkan “Petunjuk Teknis
Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat”. Penelitian ini digunakan Background: Mortality rates in Indonesia is considered high with one of the contributing factors related
untuk mengetahui tingkat efektivitas pungutan cukai di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan to this condition is due to smoking behavior that is quite popular within society. Particularly, Aceh is
penggunaan jaminan Kesehatan nasional. Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder. Data one of the provinces with high smoking prevalence as well as high number of smokers. In fact, tackling
sekunder adalah data yang diperoleh dari orang yang telah melakukan penelitian dari sumber yang ada. tobacco smoking is challenging since lack of attention on smoking cessation program and because low
Dalam menganalisis data ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan manganalisis sejumlah data government commitment to provide legal protection for the community to counteract massive tobacco
angka untuk mencari apa yang ingin diketahui (Kasiram 2008). Dalam penelitian ini menggunakan data advertisement, promotion and sponsorship along with the low price of cigarettes.
jumlah konsumsi rokok di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan data penduduk di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional untuk biaya pengobatannya. Objective: This study aimed to determine the factors that inhibit smoking cessation among outpatients
Perhitungan cukai yang diperoleh Daerah Istimewa Yogyakarta berada jauh di bawah biaya Jaminan who visit pulmonology clinic at Dr. Zainoel Abidin Hospital in Banda Aceh.
Kesehatan Nasional yang diklaimkan untuk biaya rawat inap masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lima puluh persen Cukai Rokok hanya dapat digunakan untuk menutupi sebesar 1,43% Jaminan Method: This study uses quantitative methods with cross-sectional design. The population of this study
Kesehatan Nasional yang diklaimkan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga pungutan cukai is all patients who visit pulmonology clinic at Dr. Zainoel Abidin Hospital in Banda Aceh, who are active
belum optimal untuk menutupi biaya Jaminan Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pungutan Cukai smoker. Total sample is 65 respondents selected using accidental sampling method. Data is analyzed
belum optimal untuk menutupi Biaya Jaminan Kesehatan Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil using Chi-Square test in Stata version 13.
ini nantinya juga akan digunakan Pemerintah Daerah untuk mempertimbangkan keefektifan pemungutan
cukai rokok. Results: the results of univariate analysis shows that 56.92% of patients had intention to stop smoking,
83.08% are active smoker for more than 5 years, 72.31% states about well availability of cigarette,
Kata Kunci: Konsumsi Rokok, Cukai Rokok, Jaminan Kesehatan Nasional 56.92% had low knowledge, 67.69% patients had negative attitude towards smoking cessation, 61.54%
experiencing severe addiction in smoking, 70.77% smoking due to influence of social environment,
52.31% smoking because had low family support, and 53.85% smoking influenced bu media information.
Bivariate analysis shows that there is a relationship between duration of smoking (p value 0.029), smoking
availability (p value = 0.036), knowledge (p value = 0.01), attitude (p value = 0.03), cigarette addiction (p
value = 0,001), social environment (p value = 0,004), family support (p value = 0,007), information media
(p value = 0,011) with intention to stop smoking. Multivariate analysis shows that the most influencing
factors on intention to quit smoking is family support (p value 0.002 and OR = 36.47).

Conclusion: These findings is expected to be considerable input for government to enhance provision
of health promotion and tobacco control program to educate public society using printed, electronic
and social media. In addition, related stakeholder may improve counseling programs and socialization of
smoking cessation in the pulmonology clinic to increase patients’ knowledge and interest to stop smoking
and may eventually reduce the risk of lung cancer.

Keywords: Smoking behavior, Smoking cessation inhibition, Intention to stop smoking, Smoking
cessation, Tobacco control

14 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 15


PERILAKU MEROKOK DAN INFEKSI TBC PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL
MENINGKATKAN RESIKO INFEKSI COVID-19 (PARAREM KTR) UNTUK MEMPERKUAT
IMPLEMENTASI PERDA KTR DI KOTA DENPASAR
Heni Setyowati Esti Rahayu
Eni Zuhriyah
Ketut Suarjana
MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang
P.A. Swandewi Astuti
henisetyowati@ummgl.ac.id W.G. Artawan E P
Ketut Hari Mulyawan
Made Kerta Duana
ABSTRAK Ni Made Dian Kurniasari
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali
Latar Belakang: Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean, yakni 65,19 Center for NCDs Tobacco Control and Lung Health Universitas Udayana (Udayana
juta orang. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok di atas usia Central)
15 tahun mencapai 33,8 persen dan penduduk usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen di tahun
2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018. Sementara itu angka kasus penderita tuberkulosis atau TBC di Ni Made Kurniati
Indonesia juga masih sangat tinggi bahkan peringkatnya tertinggi ketiga di dunia setelah setelah India Kadek Rosi Arista Dewi
dan China, yaitu 845.000 orang. Saat ini, seluruh negara termasuk Indonesia sedang menghadapi
Center for NCDs Tobacco Control and Lung Health Universitas Udayana (Udayana
tantangan kesehatan baru di masyarakat, yaitu COVID-19. Jumlah kasus positif corona 19 sampai akhir
bulan Oktober 2020 mencapai 396.454 orang, saat ini penambahan pasien positif harian dalam 24 jam Central)
mencapai 3.520 orang. Dampak dari corona sangat multidimensial meliputi dampak fisik, psikologis,
budaya, sosial maupun ekonomi. Relevansi COVID-19 dengan masalah-masalah kesehatan masyarakat
yang belum terselesaikan seperti perilaku merokok, infeksi j harus kaji secara terus menerus. Literatur
review ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi antara merokok, infeksi TBC dengan infeksi corona 19. ABSTRAK

Metode: Tahapan yang digunakan dalam literature review ini meliputi identifikasi literatur yang relevan Latar Belakang: Sejak 2013, Pemerintah Kota Denpasar telah mengimplementasikan perda KTR.
terkait perilaku merokok, infeksi TBC dan infeksi covid-19 menggunakan kata kunci atau kombinasi kata Implementasi perda KTR tersebut menghadapi beberapa kendala diantaranya yaitu masih tingginya
kunci, mengembangkan kerangka atau framework yang akan digunakan untuk mengkategorisasikan akseptabilitas sosial merokok di masyarakat karena perilaku merokok telah tertanam dalam dalam
artikel dan melakukan pembahasan. kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat. Oleh sebab itu, untuk memperkuat implementasi perda KTR
Kota Denpasar, perlu dipertimbangkan strategi atau intervensi yang berbasis budaya atau kearifan lokal.
Hasil: Merokok akan merusak silia atau rambut halus yang ada di tenggorok, silia ini fungsinya sebagai
pertahanan pertama bila ada kuman yang masuk, sehingga kalau silianya rusak, kuman TB bisa dengan Intervensi: Program intervensi dimulai pada bulan Februari 2020 melalui wawancara dengan beberapa
mudah masuk ke paru-paru. Merokok juga dapat meningkatkan jumlah reseptor ACE2 di permukaan sel- tokoh masyarakat yaitu: tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda tentang perilaku merokok dilihat
sel saluran pernapasan. Virus Covid-19 harus ‘duduk’ di dalam reseptor ini agar dapat bereplikasi dan dari aspek budaya dan agama serta bagaimana kearifan lokal dapat mendukung KTR. FGD dengan
menyebar. Merokok membahayakan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap masyarakat perokok, non perokok, dan perempuan terkait perpsepsi norma sosial merokok dan pendapat
infeksi seperti infeksi TBC maupun covid-19. terkait hukum adat khususnya pararem. Kemudian dilaksanakan seminar yang dihadiri para ketua adat
(bandesa) se-Kota Denpasar. Diikuti dengan lokakarya penyusunan pengembangan pararem pada salah
Kesimpulan: Merokok berhubungan dengan infeksi TBC dan Covid-19, namun masih harus dikaji secara satu desa terpilih dan sosialisasi pararem KTR pada masyarakat.
terus menerus sejauh mana korelasi merokok dengan penyakit infeksi sehingga dapat dilakukan upaya
pencegahan dengan tepat. Hasil: Hasil wawancara dan FGD menunjukkan perilaku merokok masih diterima dalam kehidupan sosial
masyarakat walaupun sudah ada perda KTR. Hasil seminar diputuskan untuk membuat sebuah hukum adat
Kata Kunci: Merokok, Tuberculosis, Covid-19 (pararem KTR) pada satu desa yaitu di Desa Adat Panjer di Kecamatan Denpasar Selatan sebagai pilot
project. Beberapa lokakarya bersama pengurus desa berhasil merumuskan dan mengesahkan sebuah
pararem KTR dilengkapi dengan sanksi sosial yang tegas. Sosialisai pararem telah dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode seperti pembuatan stiker dan tanda pararem KTR, serta sosialisasi
melalui media sosial.

Kesimpulan: Implementasi pararem KTR memiliki potensi besar memperkuat implementasi perda
KTR. Evaluasi direncanakan untuk melihat efek dari pararem KTR dalam meningkatkan kepatuhan
KTR, meningkatkan pengetahuan masyarakat adat tentang KTR, dan menurunkan akspetabilitas sosial
masyarakat terhadap perilaku merokok.

Kata Kunci: Pararem KTR, kearifan lokal

16 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 17


Introduction 2013 menunjukkan tingkat kepatuhan yang Methods Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali.
berfluktuasi namun tidak pernah, mencapai Selain narasumber, lokakarya juga dihadiri oleh
Indonesia merupakan negara dengan jumlah target (80%). Survei juga menunjukkan Program pengembangan pararem KTR semua pengurus desa adat dan perwakilan 9
perokok terbesar keempat di dunia setelah Cina, jenis pelanggaran yang sering terjadi adalah dilaksanakan di Kota Denpasar tepatnya di Desa banjar (dusun) yang ada di Desa Adat Panjer,
Rusia dan Amerika Serikat. Data Riset Kesehatan ditemukannya puntung rokok serta adanya orang Adat Panjer Kecamatan Denpasar Selatan sebagai pengurus PKK dan juga karang taruna. Setelah
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan merokok pada kawasan tersebut. pilot project. Proyek ini dilaksanakan pada bulan lokakarya kemudian dibentuk tim penyusunan
prevalensi perokok 39,5%. Sedangkan pada Februari sampai dengan September 2020. Pada draft pararem.
Riskesdas 2018 terjadi sedikit penurunan prevalensi Adanya orang merokok serta ditemukannya tahap pertama dilakukan wawancara dan FGD untuk
perokok yaitu menjadi 28,8% (Kemenkes 2015) banyak puntung rokok menunjukkan bahwa mengeksplorasi persepsi masyarakat tentang
Berdasarkan laporan resmi WHO, diperkirakan meskipun sudah ada kebijakan KTR namun norma sosial merokok menurut yaitu: persepsi Result
prevalensi perokok di Indonesia akan meningkat perilaku merokok masyarakat di KTR masih norma deskriptif, persepsi norma perintah,
lagi menjadi 42,7% pada tahun 2020 (WHO 2015). menjadi perilaku yang normatif. Disamping itu, keyakinan manfaat, persepsi identitas kelompok, Hasil wawancara dan diskusi kelompok
pada setiap upacara agama dan acara adat di Bali, dan peran tokoh masyarakat. Disamping itu pada menunjukkan perilaku merokok di tempat umum
Prevalensi perokok juga tinggi di Provinsi sudah menjadi kebiasaan untuk menyuguhkan tahap ini juga dieksplorasi persepsi masyarakat masih dipersepsikan sebagai kebiasaan bagi
Bali, namun secara umum lebih rendah dari rokok dimana pada acara itu sering melibatkan terkait KTR, kepatuhan KTR, dan potensi laki-laki terutama remaja dan lansia. Perilaku
rata-rata nasional. Prevalensi perokok di perempuan, remaja dan anak-anak dengan pengembangan pararem KTR. Lokasi wawancara merokok juga masih mendapat persetujuan
Provinsi Bali berdasarkan Riskesdas pada frekuensi kegiatan yang cukup sering. Sehingga dan FGD adalah di beberapa desa adat yang ada di sosial di masyarakat sehingga masih banyak yang
tahun 2013 adalah 22,4%. Namun prevalensi perempuan, remaja, dan anak-anak juga terpapar Kota Denpasar. Kota Denpasar memiliki memiliki merokok di tempat umum. Walaupun demikian,
merokok di Bali meningkat pada tahun 2018 asap rokok serta dapat merangsang anak dan 35 desa adat dengan beberapa banjar adat masyarakat masih meyakini tidak merokok
menjadi 23,47% (Kemenkes, 2018). Prevalensi remaja menjadi perokok pemula. Situasi ini juga (dusun) yang tersebar di empat kecamatan. Total dianggap lebih bermanfaat dari pada merokok
perokok berdasarkan kabupaten/kota di Bali digambarkan dalam sebuah penelitian di Kota informan yang berhasil diwawancara sebanyak 14 di tempat umum terutama dari aspek moral.
menunjukkan variasi yang tidak terlalu mencolok. Bogor yang menunjukkan perilaku merokok orang yang terdiri dari: 2 orang tokoh desa adat Perilaku merokok di tempat umum juga dianggap
Kota Denpasar merupakan kabupaten dengan dianggap normal dalam kehidupan sekuler di (Bandesa); 2 orang tokoh agama; 2 orang tokoh bagian dari suatu perilaku kelompok namun
prevalensi perokok tertinggi yaitu 27,39% (Dinas Indonesia, rokok disajikan pada setiap acara pemuda; 2 orang masyarakat adat yang perokok tidak merupakan sesuatu yang terhormat secara
Kesehatan Kota Denpasar 2019). keagamaan sehingga kepatuhan masyarakat (1 dewasa dan 1 remaja); 2 orang masyarakat umum. Disamping itu, tokoh masyarakat dianggap
untuk tidak merokok di tempat umum masih adat yang non perokok (1 dewasa, 1 remaja); 2 berperan penting dalam sosialisasi, memberi
WHO melaporkan bahwa rokok diperkirakan rendah (M. Justin Byron et al. 2015). orang masyarakat adat perempuan (1 dewasa teladan dan nasehat namun belum diterapkan
membunuh lebih dari 7 juta orang per tahun di dan 1 remaja); 1 orang dari Majelis Desa Adat Kota dengan baik selama implementasi KTR. Pada
dunia, 6 juta diantaranya merupakan perokok Kepatuhan terhadap kebijakan KTR selain Denpasar; dan 1 orang dari Dinas Kebudayaan Kota bagian akhir wawancara dan diskusi kelompok,
aktif dan kurang lebih 890.000 orang merupakan dipengaruhi oleh adanya sosialisasi, dan bagusnya Denpasar. FGD dilakukan sebanyak tiga kelompok masyarakat merekomendasikan beberapa hal
bukan perokok namun terpapar asap rokok. Hal pengawasan dan penegakan, juga dipengaruhi yaitu kelompok perempuan, dewasa perokok, dan terkait implementasi KTR di Kota Denpasar,
ini menunjukkan bahwa asap rokok tidak hanya oleh persepsi masyarakat tentang bahaya asap remaja non-perokok. Partisipan direkrut di balai diantaranya yaitu: pemasangan tanda, pelibatan
membahayakan perokok, tetapi juga orang lain rokok orang lain dan Perda KTR. Pengawasan dan banjar (dusun) di Desa Adat Panjer di wilayah tokoh masyarakat terutama tokoh adat dan
di sekitar perokok atau yang disebut sebagai penegakan terhadap Perda KTR Kota Denpasar Kecamatan Denpasar Selatan pembuatan aturan tingkat masyarakat adat untuk
perokok pasif. Oleh sebab itu, diperlukan upaya telah dilakukan melalui inspeksi berkala dari meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan KTR.
pengendalian perilaku merokok yang berbahaya tim penegakan perda yang dikoordinir oleh Setelah wawancara, kemudian dilakukan
bagi kesehatan perokok itu sendiri maupun orang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota lokakarya yang bertujuan untuk pengembangan Sementara itu, pada lokakarya berdasarkan
lain di sekitarnya (WHO 2017). Denpasar. Inspeksi juga disertai dengan sidang konsep pararem kesehatan untuk meningkatkan pemaparan dari sesi panel ahli hukum adat,
tindak pidana ringan (tipiring) yang dilakukan di kepatuhan KTR. Pelaksanaan lokakarya didukung pengarahan dari PHDI dan MDA, serta hasil
Walaupun Indonesia belum meratifikasi FCTC, beberapa kawasan terutama fasilitas kesehatan oleh Pusat Penelitian Pengendalian Tembakau wawancara dan diskusi sebelumnya, pertama-
berbagai upaya pengendalian rokok telah dan tempat-tempat umum. dan Kesehatan Paru Universitas Udayana tama untuk konsep pararem disepakati beberapa
dilakukan dengan mengadopsi ketentuan- (Udayana Central) dan dilangsungkan pada aspek diantaranya yaitu: nama pararem; tujuan
ketentuan dan strategi dalam FCTC. Salah Oleh sebab itu, pendekatan berbasis budaya atau tanggal 12 Februari 2020 yang bertempat di dari pararem; jenis kegiatan atau aktivitas yang
satunya yaitu kebijakan pemerintah tentang adat perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan Hotel Prime Plaza Denpasar. Peserta lokakarya dilarang dalam pararem; lokasi kegiatan atau
penetapan KTR. Pemerintah Kota Denpasar telah kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan yang yang hadir adalah perwakilan OPD terkait aktivitas tersebut dilarang; bagaimana sistem
mengimplementasikan KTR dengan menetapkan KTR. Pendekatan berbasis adat sudah pernah yaitu dinas kesehatan, satpol PP, dinas perijinan, pengawasan dan penegakan dari pararem; apa
Peraturan Daerah (Perda) No. 7 tahun 2013 digunakan untuk meningkatkan kepatuhan LSM penggiat pengendalian bahaya rokok, para sanksi sosial dan atau denda bagi pelanggar
tentang KTR yang mengatur tujuh kawasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah majelis desa adat di Provinsi Bali dan 16 ketua pararem ini; serta pengesahan pararem. Hal-
meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat contohnya kebijakan terkait pembuangan desa adat (bandesa adat) di kota Denpasar. hal yang diatur dari masing-masing aspek ini
belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat sampah, setelah dilengkapi dengan adanya kemudian didiskusikan dengan ketua desa adat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan hukum adat khususnya pararem terkait sampah, Setelah itu dilanjutkan dengan lokakarya (bandesa) Kota Denpasar yang hadir.
tempat umum (Pemerintah Kota Denpasar 2013). masyarakat menjadi lebih mematuhinya. Hal ini penyamaan persepsi dengan pengurus Desa
disebabkan karena pada dasarnya masyarakat Adat Panjer sebagai desa adat pilot project Hasil diskusi dengan para bandesa menunjukkan
Namun dalam implementasinya, masih di Kota Denpasar dikatakan lebih taat terhadap pararem yang dilaksanakan pada tanggal 3 pertama-tama dibuat pararem KTR untuk kawasan
banyak masyarakat yang melanggar sehingga hukum adat karena adanya sanksi sosial. Maret 2020 bertempat di Aula Kelurahan Panjer. tempat ibadah pura dulu sebagai contoh mengingat
tingkat kepatuhannya belum mencapai target. Sehingga keberadaan pararem kesehatan Lokakarya dihadiri oleh beberapa narasumber kawasan pura merupakan termasuk kawasan
Berdasarkan atas studi kepatuhan yang dilakukan terkait perilaku merokok akan menjadi strategi yaitu: narasumber dari Fakultas Hukum Unud yang diatur oleh adat setempat. Sementara itu,
oleh Bali Tobacco Control Initiative (BTCI) yang yang potensial untuk meningkatkan kepatuhan sebagai ahli hukum adat Bali, Dinas Kesehatan mengenai aspek tujuan pengembangan pararem
dilakukan setiap 6 bulan (semester) sejak tahun terhadap kebijakan KTR. Kota Denpasar, Majelis Desa Adat Kota Denpasar, disepakati ada tiga tujuan yaitu: untuk mendukung

18 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 19


perda KTR, menjaga kesucian pura, dan kesehatan pararem di desanya sekaligus sebagai bagian dari pembuatan pararem KTR Desa Adat Panjer; Denpasar Selatan. Soisalisasi dilakukan dengan
serta kesejahteraan warga desa adat. Untuk jenis penelitian. Dari 16 desa adat yang hadir, desa adat 3) Perlunya pembentukan tim penyusun draft memperhatikan protokol kesehatan. Sosialisasi
kegiatan atau aktivitas yang diatur atau dilarang yang bersedia menjadi tempat pengembangan pararem yang disepakati terdiri dari: unsur dihadiri oleh 24 orang yang terdiri dari ketua
dalam pararem antara lain: kegiatan keagamaan, pararem adalah Desa Adat Panjer. akademisi yaitu tim Udayana Central, unsur desa desa adat (bandesa), Lurah Panjer, perwakilan
kegiatan adat, dan kegiatan kebudayaan. adat yaitu perwakilan dari Desa Adat Panjer, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, perwakilan dari
Kegiatan keagamaan misalnya upacara agama Lokakarya penyamaan persepsi peneliti dengan unsur ahli hukum adat yaitu dari Fakultas Hukum PHDI Bali, perwakilan dari Majelis Desa Adat Kota
atau persembahyangan (pujawali) di lingkungan para prajuru Desa Adat Panjer dilaksanakan Universitas Udayana, unsur agama dan pura yaitu Denpasar, dan perwakilan dari tiap dusun (banjar)
pura. Kegiatan adat contohnya rapat adat pada tanggal 3 Maret 2020 bertempat di Aula dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI); 4) masing-masing 1 orang dengan total 9 orang,
(sangkepan), kegiatan gotong royong (ngayah) di Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan. Untuk membantu tim penyusun dapat bekerja ditambah dengan pengurus PKK dan organisasi
pura. Sedangkan kegiatan budaya meliputi acara Lokakarya dimulai dengan sambutan Bandesa secara optimal, ada beberapa sumber atau pemuda, serta semua pengurus desa.
tari-tarian atau gambelan di lingkungan desa dan yang menyambut kedatangan narasumber referensi yang dibutuhkan dalam pengembangan
pura. Selain dalam kegiatan-kegiatan tersebut sekaligus menyampaikan maksud dari pararem diantaranya yaitu: Perda Desa Adat Sosialisasi dimulai dari sambutan yang
dilarang merokok, juga dilarang menyuguhkan diadakannya lokakarya kepada para peserta yang yaitu Perda Provinsi Bali No. 4 Tahun 2019 disampaikan oleh Bandesa Adat Panjer sekaligus
atau menyajikan rokok. hadir. Selanjutnya adalah pemaparan masing- tentang Desa Adat di Bali, Perda KTR yaitu Perda memperkenalkan para narasumber yang ada.
masing narasumber sesuai dengan bidang Kota Denpasar No. 7 Tahun 2013 tentang KTR, Setelah sambutan dari Bandesa, dilanjutkan
Aspek lokasi kegiatan yang perlu diatur atau keahlian dan kewenangan mereka masing-masing. Peraturan Walikota Denpasar No. 10 Tahun 2015 dengan pemaparan dari peneliti terkait pararem
dilarang dalam KTR cukup bervariasi. Hasil diskusi Narasumber ahli hukum adat Bali memberikan tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan KTR yang berhasil dibentuk oleh tim. Narasumber
menunjukkan beberapa peserta menyatakan pemaparan tentang konsep hukum adat Bali KTR, Peraturan Gubernur Bali Nomor. 25 Tahun berikutnya adalah perwakilan dari Dinas
lokasi merokok yang perlu diatur dalam pararem dan tata cara penyusunan pararem. Sementara 2020 tentang Fasilitasi Pelindungan Pura, Kesehatan Kota Denpasar. Dalam pemaparannya,
yaitu di balai tempat paruman (tempat rapat itu, dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar Pratima, Dan Simbol Keagamaan, Pedoman Dinas Kesehatan sangat mengapresiasi
adat), kawasan pura, sekolah, posyandu, tempat menjelaskan tentang implementasi Perda KTR Penyusunan Pararem, Awig-Awig Desa Adat pembentukan pararem KTR ini dan meyakini
bermain anak. Sedangkan beberapa peserta Kota Denpasar. Narasumber dari Majelis Desa Panjer, hasil wawancara dan diskusi kelompok akan semakin memperkuat implementasi perda
lain menitikberatkan pada balai paruman (rapat Adat Kota Denpasar memberikan arahan dan yang dilakukan oleh tim Udayana Central. KTR terutama di kawasan yang termasuk dalam
adat), di kawasan pura terutama jeroan pura (sisi penjelasan terkini terkait pergub tentang desa kewenangan atau tatanan masyarakat adat.
terdalam). adat dan kewenangannya. Sedangkan perwakilan Penyusunan daft pararem dilakukan oleh tim yang Beliau juga berharap agar pararem ini juga bisa
dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi telah disusun pada saat lokakarya pendampingan dibentuk di desa adat lainnya di Kota Denpasar.
Berdasarkan hasil diskusi, sistem pengawasan Bali, menjelaskan tentang perilaku hidup bersih menggunakan hasil dari lokakarya di Desa Adat Narasumber terakhir adalah dari Parisada Hindu
dan penegakan dalam pararem yang dan sehat di tempat ibadah. Panjer. Udayana Central bertanggung jawab Dharma Indonesia (PHDI) Bali. Beliau dalam
direkomendasikan oleh peserta diantaranya yaitu: terhadap penyusunan draft pararem dibantu oleh pemaparannya sangat mengapresiasi pararem
apabila ada masyarakat adat yang melanggar Setelah sesi pemaparan dari narasumber selesai, tim penyusun yang telah ditetapkan sebelumnya. KTR dan mengatakan bahwa PHDI saat ini
pararem ini akan dilaporkan kepada prajuru Bandesa Adat Panjer kemudian bertindak Penyusunan draft dimulai dengan terlebih dahulu memang sedang menggalakkan perilaku hidup
desa (pengurus desa) dan atau pecalang desa sebagai moderator untuk memandu diskusi menganalisis hasil dari wawancara dan diskusi bersih dan sehat di lingkungan pura, dimana
(polisi adat). Masyarakat adat yang melanggar dengan peserta yang hadir. Beberapa hal yang kelompok serta penelusuran literatur untuk perilaku merokok merupakan salah satunya.
harus diperingatkan oleh prajuru desa dan atau ditanyakan peserta terutama dari kepala dusun mendapatkan beberapa referensi yang sudah
pecalang, serta warga yang terbukti melanggar (kelihan) dari beberapa banjar yaitu: tentang ditetapkan dalam penyusunan draft pararem. Setelah pemaparan dari narasumber kemudian
larangan, diumumkan dalam paruman (rapat bagaimana implementasi KTR di lingkungan pura Berdasarkan diskusi dengan tim penyusun, dilanjutkan dengan diskusi yang berlangsung
adat). Sementara itu untuk aspek sanksi dan dan lingkungan adat sesuai dengan Perda KTR struktur pararem pada dasarnya sama dengan kurang lebih 30 menit. Para peserta
denda, peserta berpendapat yaitu masyarakat Kota Denpasar. Pertanyaan ini direspon dengan peraturan tingkat daerah lainnya yang terdiri mempertanyakan tentang bagaimana nanti
adat yang bandel atau yang sudah diperingati jelas oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Kota dari: unsur menimbang, mengingat, tujuan, isi pararem KTR ini disosialisasikan ke masyarakat
tetap merokok dihukum dengan sanksi sosial Denpasar dan juga oleh tim Udayana. Disamping pararem (bab dan pasal), penutup (bab dan pasal), masing-masing dusun mereka karena saat ini
sesuai kebiasaan masing-masing desa. Disamping itu beberapa peserta juga menanyakan terkait penetapan (tempat, tanggal dan tanda tangan), masih masa pandemi Covid-19, dan mereka belum
itu, masyarakat yang bandel merokok juga pengembangan pararem KTR di Desa Adat Panjer, persetujuan draft pararem dengan bandesa adat. bisa untuk mengadakan rapat (pesangkepan)
didenda berupa uang sesuai ketentuan dalam terutama yang berkaitan dengan sanksi adat atau dalam jumlah besar. Mengenai pertanyaan
Perda KTR. Sebagai tambahan, masyarakat sanksi sosialnya. Pertanyaan ini direspon juga Setelah melalui proses diskusi dan perbaikan ini, peneliti kemudian menjawab bahwa untuk
yang membawa teman dan terbukti melakukan dengan baik oleh narasumber dari Majelis Adat dalam penyusunan, draft pararem dalam sosialisasi pararem ke masyarakat akan dilakukan
pelanggaran, maka menjadi tanggung jawab Kota Denpasar, dan dari PHDI Bali. Sesi diskusi Bahasa Indonesia akhirnya selesai disusun oleh peneliti dengan berbagai metode yang sudah
masyarakat yang bersangkutan. Aspek terakhir berlangsung kurang lebih 45 menit. Hasil diskusi dan disetujui bersama oleh tim penyusun. direncanakan dan meminta kerja sama dari semua
yang penting dalam pengembangan pararem juga menunjukkan peserta yang hadir memberi Draft yang sudah disetujui bersama tersebut kelihan banjar. Acara sosialisasi diakhiri dengan
adalah pengesahannya. Untuk pengesahan dukungan terhadap pengembangan pararem kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Bali penandatanganan secara simbolis pararem KTR
pararem biasanya ditanda tangani oleh ketua adat kesehatan di lingkungan Desa Adat Panjer. menggunakan jasa ahli penerjemah Bahasa Bali dan plang tanda pararem KTR oleh bandesa yang
(bandesa), dan diketahui bersama-sama Majelis yang sudah bersertifikat. disaksikan oleh pengurus desa lainnya.
Desa Adat Kota/Kabupaten serta didaftarkan di Setelah acara diskusi selesai, tim Udayana
Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali. Central yang juga sebagai penyelenggara Setelah pararem KTR terbentuk, selanjutnya Penandatangan secara resmi naskah pararem
dalam lokakarya pendampingan pengembangan dilakukan sosialisasi pararem KTR kepada KTR dilakukan di kantor Desa Adat Panjer pada
Setelah konsep pararem kesehatan disetujui pararem di Desa Adat Panjer ini menyimpulkan seluruh perangkat desa (prajuru desa) dan para tanggal 13 September 2020. Penandatanganan ini
bersama oleh para peserta, pada bagian akhir beberapa hal diantaranya yaitu: 1) Desa Adat kepala dusun (kelihan banjar) di lingkungan Desa hanya dihadiri oleh peneliti, bandesa, sekretaris
dari diskusi kelompok ditanyakan pula kepada Panjer mendukung implementasi Perda KTR Kota Adat Panjer. Sosialisasi dilaksanakan pada Hari desa, ketua sabha desa, dan disaksikan pengurus
16 peserta desa adat di Kota Denpasar yang Denpasar; 2) Desa Adat Panjer menindaklanjuti Minggu tanggal 30 Agustus 2020, bertempat desa yang lain. Selanjutnya, naskah yang sudah
hadir terkait kesediaan untuk mengembangkan implementasi Perda KTR Kota Denpasar dengan di aula kantor Desa Adat Panjer, Kecamatan ditandatangani ini akan dibawa oleh pengurus

20 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 21


desa untuk disahkan di Majelis Desa Adat Kota negara-negara berkembang sejalan dengan Saat ini dapat dikatakan seorang perokok masih tempat yang telah diatur oleh KTR
Denpasar dan diregistrasi di organisasi perangkat hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa mendapatkan mood yang positif dari merokok di
daerah (OPD) Pemajuan Desa Adat Provinsi Bali. merokok masih sangat diterima di tempat umum. tempat umum, tanpa ada dampak negatif yang Peran lain dari tokoh masyarakat khususnya
Sementara itu di negara maju, penerapan KTR nyata secara sosial. Beberapa pertimbangan tokoh adat dalam implementasi KTR yaitu dapat
secara signifikan berkaitan dengan rendahnya terkait situasi ini adalah perlunya pengawasan dan mengembangkan sebuah lebijakan atau hukum
Discussion akseptabilitas sosial merokok dan penolakan penegakan dari masyarakat, pengelola pura dan adat untuk menguatkan pelaksanaan perda KTR
sosial (social enforcement) yang tinggi terhadap memperkuat kebijakan KTR dengan aturan-aturan di wilayahnya. Peran ini penting karena faktanya
Hasil eksplorasi terhadap persepsi norma sosial merokok di masyarakat (Rennen et al. 2014). lokal atau adat. Sosialisasi KTR kepada masyarakat memang kawasan pura merupakan kewenangan
merokok menunjukkan berdasarkan jenis kelamin, adat harus dilakukan dengan pendekatan atau dari desa adat dimana pura itu berada serta tokoh
perilaku merokok di tempat umum didominasi Di Indonesia, situasi ini belum dapat dicapai strategi yang tepat sehingga dapat mendorong masyarakat akan lebih berani dalam melakukan
oleh kaum laki-laki dibandingkan dengan kaum karena merokok telah lama menjadi bagian penegakan sosial dari masyarakat. Pembuatan penegakan dan hukuman berdasarkan hukum adat
perempuan. Sangat sedikit sekali dikatakan dari kehidupan sosial dan bahkan telah menjadi aturan-aturan adat juga berpotensi mempercepat ini. Pararem merupakan salah satu kebijakan lokal
bahkan hampir tidak ada perempuan di Kota norma sosial dalam masyarakat (Nichter et al. penegakan sosial dari masyarakat dan juga yang ditetapkan dalam sistem desa adat di Bali.
Denpasar yang merokok di tempat umum apalagi 2009). Disamping itu akseptabilitas sosial yang mendorong kesadaran pribadi (self-enforcement). Peraturan tersebut berbeda dengan himbauan
di lingkungan pura. Hasil ini mempertegas bukti masih tinggi terhadap perilaku merokok juga Disamping itu, sinergi antara sanksi sosial adat atau fatwa tokoh agama atau tokoh masyarakat
bahwa secara umum Indonesia merupakan salah disebabkan karena pemasaran rokok yang sangat dan denda perda KTR juga perlu diwujudkan. karena merupakan aturan tertulis yang dihasilkan
satu negara dengan tingkat perokok pria tertinggi di bebas dan masif (Astuti et al. 2019). Pemberian melalui musyawarah dan kesepakatan masyarakat;
dunia dengan 66,0% pria dewasa adalah perokok, rokok menjadi bagian dari silaturahmi sekaligus Dalam pengembangan pararem dan menilai dan yang lebih penting adalah adanya bentuk
sedangkan tingkat wanita jauh lebih rendah yaitu tradisi di hampir setiap acara keagamaan dan norma sosial merokok di masyarakat tidak sanksi sosial bagi pelanggarnya. Masyarakat Bali
6,7% (Lian and Dorotheo 2016). Disamping itu, adat sehingga perilaku merokok menjadi sangat bisa lepas dari peran tokoh masyarakat. Di yang sebagian besar merupakan masyarakat adat
wanita yang perokok biasanya enggan merokok normatif tidak hanya di masyarakat tetapi juga di dalam kehidupan masyarakat Indonesia, tokoh dan sebagai anggota desa adat biasanya lebih
di depan umum, karena menunjukkan citra buruk dalam kehidupan rumah tangga (Luntungan et al. masyarakat menduduki posisi yang penting, mematuhi kebijakan lokal ini daripada peraturan
bagi mereka dan dianggap wanita nakal. Sehingga 2016). oleh karena ia dianggap orang serba tahu dan dari pemerintah. Oleh karena itu, pararem ini
perokok wanita hanya akan merokok di depan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berpotensi mempercepat terjadinya penolakan
umum jika mereka bersama teman merokok Masih banyaknya perilaku merokok di tempat masyarakat. Sehingga segala tindak-tanduknya sosial (social enforcement) terhadap perilaku
lainnya (Byron et al. 2016). umum menunjukkan adanya ketidaksesuaian merupakan pola aturan yang patut diteladani merokok di tempat umum. Bukti menunjukkan
antara dukungan masyarakat terhadap oleh masyarakat (Suhendi 2013). bahwa mekanisme penolakan sosial (social
Masyarakat yang merokok mengatakan mereka implementasi KTR yang dapat disebabkan enforcement) yang kuat, penting untuk menekan
sering merokok di tempat orang lain juga oleh kurangnya pengetahuan tentang regulasi, Beberapa literatur menegaskan bahwa keberadaan perilaku merokok di tempat umum (Kaufman et
merokok. Hal ini menunjukkan efek langsung kurangnya pengawasan internal oleh pengelola tokoh masyarakat dan kader kesehatan tak boleh al. 2015). Selain itu, penguatan atau sinergi perda
dari norma deskriptif tentang perilaku. Salah kawasan dalam hal ini ketua adat dan tokoh diabaikan. Peran mereka sebagai pemimpin lokal KTR dengan kebijakan lokal akan memberikan
satu pendekatan yang mungkin berguna adalah lainnya, serta manajemen penegakan perda oleh sangat diharapkan sebagai agent of change di hasil yang lebih menjanjikan untuk meningkatkan
dengan menghilangkan bukti bahwa aktivitas pemerintah daerah (Peruga et al. 2018). bidang kesehatan. Tokoh masyarakat adalah modal kepatuhan KTR di tempat-tempat umum.
merokok telah terjadi di kawasan itu yaitu dengan sosial (social capital) masyarakat yang harus Kombinasi perda dan kebijakan lokal ini berpotensi
membuang asbak atau membersihkan puntung Hasil wawancara juga mengungkapkan bahwa diperhatikan keberadaannya. Tokoh masyarakat dapat mempercepat perubahan budaya merokok
rokok. Aspek-aspek lingkungan fisik ini dapat apabila ada suatu kearifan lokal atau kebijakan diharapkan memiliki health literacy yang tinggi, di masyarakat yang merupakan kunci kepatuhan
menginformasikan norma deskriptif yaitu tidak lokal ataupun hukum adat yang bersinergi dengan sehingga mereka akan mampu memahami dan jangka panjang terhadap kebijakan KTR.
adanya aktivitas merokok di kawasan tersebut kebijakan KTR ini, maka masyarakat akan menjadi mengambil keputusan terbaik menuju masyarakat
(Mead et al. 2014). Disamping itu adanya tanda lebih taat dan tidak berani untuk melanggarnya yang lebih sehat (Sinti, 2018).
dilarang merokok yang standar merupakan hal karena adanya sanksi adat. Saat ini, keberadaan Conclusions and Recommendations
penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kebijakan lokal dapat membantu masalah Meningkatkan dukungan masyarakat terutama
terhadap KTR dan sebagai tanda visual untuk kesehatan masyarakat sehingga melibatkan desa dari tokoh masyarakat merupakan aspek Penilaian terhadap norma sosial merokok
melarang masyarakat merokok di tempat tersebut adat dalam upaya penanggulangan kesehatan penting dari implementasi KTR yang efektif. menunjukkan perilaku merokok umumnya masih
(Navas-Acien et al. 2016). Sehingga pemasangan masyarakat semakin penting. Hukum adat Bali Literatur membuktikan bahwa salah satu cara diterima secara sosial di masyarakat, namun
tanda dilarang merokok bersama-sama dengan bersifat dinamis, tumbuh dan berkembang sosialisasi dan pengawasan yang efektif adalah dirasakan sudah tidak terlalu kuat karena sudah
pemindahan asbak, dan pembersihan puntung dalam masyarakat adat Bali. Ketika masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat termasuk mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang
rokok dapat menginformasikan bahwa merokok berubah karena perkembangan jaman, hukum tokoh agama dan tokoh lokal yang disegani aspek moral dan etika merokok di tempat
di tempat tersebut tidak lagi dapat diterima dan adat ikut berkembang agar mampu mengayomi untuk menyampaikan pesan tersebut kepada umum. Masyarakat mengharapkan peran besar
seharusnya dianggap sebagai suatu aktivitas yang masyarakat dalam melakukan hubungan dengan masyarakat (Robertson et al. 2018). Sebuah dari tokoh masyarakat baik sebagai teladan
tidak normal. sesamanya dan juga lingkungan. Disamping itu penelitian di antara umat muslim di Malaysia dalam mengontrol perilaku merokok maupun
hukum adat juga lebih mengakomodir dimensi juga menemukan bahwa 30% responden setuju mengembangkan suatu kebijakan lokal terkait
Sementara itu, hasil diskusi dan wawancara juga sosiologis karena sifatnya yang sosial religius bahwa pesan anti rokok dari pemimpin agama perilaku merokok di masyarakat.
menunjukkan bahwa perilaku merokok masih (Mardika & Landrawan, 2013). Oleh sebab itu, mereka akan sangat memotivasi mereka untuk
mendapat persetujuan sosial di masyarakat kearifan atau kebijakan lokal ataupun hukum adat berhenti merokok (Yong et al. 2013). Namun, di Project telah berhasil mengembangkan sebuah
sehingga masih banyak yang merokok di tempat ini nantinya dapat menjadi norma perintah dari sisi lain status merokok para tokoh masyarakat pararem KTR untuk disinergikan dengan
umum. Hal ini mengindikasikan masih positifnya perilaku merokok di kehidupan sosial masyarakat juga dapat menghambat kepatuhan masyarakat implementasi Perda KTR Kota Denpasar. Dalam
norma sosial merokok di masyarakat. Norma serta berpotensi mempercepat terjadinya social seperti yang ditemukan di Indonesia yaitu ketika sosialisai pararem bersama-sama dengan perda
sosial yang positif seputar merokok memang enforcement dari perilaku merokok di masyarakat. banyak tokoh lokal dan agama yang masih KTR sebaiknya dilakukan dengan pemasangan
masih mengakar di masyarakat khususnya di merokok di tempat umum termasuk di tempat- tanda dan stiker KTR yang berlogo desa adat

22 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 23


juga. Dalam pengawasan dan penegakan pararem Kaufman, Michelle R., Alice Payne Merritt, Rennen, Els et al. 2014. “Associations between
dan perda KTR, pemerintah daerah dan desa Risang Rimbatmaja, and Joanna E. Tobacco Control Policy Awareness, Social
adat juga sebaiknya dapat mengintegrasikan Cohen. 2015. “‘Excuse Me, Sir. Please Acceptability of Smoking and Smoking
sistem penegakan dengan melibatkan personel Don’t Smoke Here’. A Qualitative Study Cessation. Findings from the International
dan kegiatan yang sudah ada seperti melibatkan of Social Enforcement of Smoke-Free Tobacco Control (ITC) Europe Surveys.”
polisi adat (pecalang) dalam penegakan untuk Policies in Indonesia.” Health Policy and Health Education Research 29(1): 72–82.
membantu kegiatan satpol PP terutama dalam Planning 30(8): 995–1002. Robertson, Lindsay et al. 2018. “Implementation
penegakan KTR di lingkungan masyarakat Kemenkes. 2015. Infodatin Hari Tanpa Tembakau of 100% Smoke-Free Law in Uganda:
adat atau mengintegrasikan penegakan Sedunia.Pdf. Pusat Data dan Informasi A Qualitative Study Exploring Civil
KTR dengan penegakan perda lain sehingga Kementerian Kesehatan Republik Society’s Perspective.” BMC Public Health
tidak membutuhkan biaya yang besar. Untuk Indonesia. 18(1): 927. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
memaksimalkan peran tokoh masyarakat perlu pubmed/30055607 (August 24, 2018).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
dilakukan pembinaan terkait informasi kesehatan
2018. November 2018 Hasil Riskesdas WHO. 2015. WHO Global Report on Trends in
agar tokoh masyarakat memiliki health literacy
2018. https://drive.google.com/file/d/1Vp Prevalence of Tobacco Smoking.. 2017.
yang tinggi, Penerapan pararem KTR bersama-
f3ntFMm3A78S8Xlan2MHxbQhqyMV5i/ WHO Report on the Global Tobacco
sama dengan perda KTR agar diperluas di seluruh
view. Epidemic, 2017 Country Profile.
kabupaten/kota di Bali sehingga memperkuat
program implementasi KTR dan melindungi Lian, Tan Yen, and Ulysses Dorotheo. 2016. Yong, Hua-Hie et al. 2013. “Secular versus
masyarakat yang bukan perokok secara nyata. Southeast Asia Tobacco Control Alliance Religious Norms against Smoking: Which
(SEATCA) The Tobacco Control Atlas: Is More Important as a Driver of Quitting
Untuk melihat keberhasilan pararem bersama- ASEAN Region. https://seatca.org/ Behaviour among Muslim Malaysian and
sama perda KTR dalam meningkatkan kepatuhan dmdocuments/The Tobacco Control Atlas Buddhist Thai Smokers?” Int J Behav Med
dan perubahan persepsi terkait norma sosial ASEAN Region 3rd Edition 2016.pdf. 20(2): 252–258.
merokok, perlu dilakukan sebuah penelitian Luntungan, Nurul et al. 2016. “Children’s
evaluasi terkait hal ini. Exposure to Secondhand Smoke during
Ramadan in Jakarta, Indonesia.”
International Journal of Environmental
References Research and Public Health 13(10):
952. http://www.mdpi.com/1660-
Ahmad Suhendi. 2013. “Peranan Tokoh 4601/13/10/952.
Masyarakat Lokal Dalam Pembangunan Made Mardika, Wayan Landrawan, Dewa Gede
Kesejahteraan Sosial.” Informasi 18(02): Sudika Mangku. 2013. “Eksistensi Hukum
14–15. Adat Dalam Menjaga Keharmonisan
Alisa Sinti, Ismaniar. 2018. “Hubungan Peran Masyarakat Bali.” Universitas Pendidikan
Tokoh Masyarakat.” Jurnal Pendidikan Ganesha Singaraja.
Luar Sekolah Volume 1,(1). doi: 10.5281/ Mead, Erin LRajiv N. Rimal et al. 2014.
zenodo.1483024. “Understanding the Sources of Normative
Astuti, Putu Ayu Swandewi et al. 2019. “From Influence on Behavior: The Example of
Glass Boxes to Social Media Engagement: Tobacco.” Soc Sci Med (1): 139–143.
An Audit of Tobacco Retail Marketing Navas-Acien, Ana et al. 2016. “Compliance with
in Indonesia.” Tobacco Control 28(e2): Smoke-Free Legislation within Public
E133–40. Buildings: A Cross-Sectional Study in
Byron, M. J. et al. 2016. “Using the Theory of Turkey.” Bulletin of the World Health
Normative Social Behavior to Understand Organization 94(2): 92–102.
Compliance with a Smoke-Free Law Nichter, Mimi et al. 2009. “Reading Culture from
in a Middle-Income Country.” Health Tobacco Advertisements in Indonesia.”
Education Research 31(6): 738–48. Tobacco Control 18(2): 98–107.
Byron, M. Justin et al. 2015. “Influence of Pemerintah Kota Denpasar. 2013. Perda Kota
Religious Organisations’ Statements on Denpasar No.7 Tahun 2013 Tentang
Compliance with a Smoke-Free Law in Kawasan Tanpa Rokok.Pdf. Denpasar.
Bogor, Indonesia: A Qualitative Study.” https://peraturan.bpk.go.id/Home/
BMJ Open 5(12): 1–7. Details/20257/perda-kota denpasar-no-7-
Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2019. Profil tahun-2013.
Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun Peruga, Armando et al. 2018. “Correlates of
2018. Denpasar. https://www.diskes. Compliance with National Comprehensive
baliprov.go.id/download/profil-kesehatan- Smoke-Free Laws.” Tobacco Control
denpasar-tahun-2018/. 27(6): 608–13.

24 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 25


PENDAHULUAN 5 kali lebih tinggi tertular influenza dibandingkan
MEROKOK, KEMATIAN AKIBAT TB PARU, DAN Sejak diumumkan pertama kali di Indonesia, kasus
bukan perokok.

TANTANGAN DUNIA INDUSTRI DI MASA PANDEMI COVID-19 terus meningkat dari waktu ke waktu
sehingga memerlukan perhatian. Keputusan
COVID-19 menyebar dengan cepat di seluruh
dunia dan tidak hanya mempengaruhi keadaan
COVID-19: SEBUAH TINJAUAN NARATIF Presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai
jenis penyakit yang menimbulkan Kedaruratan
kesehatan dengan konsekuensi biayanya, namun
juga berdampak luas terhadap keadaan sosial
Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan ekonomi. Ketika imbasnya mengenai negara-
KKM COVID-19 di Indonesia yang wajib dilakukan negara berpenghasilan rendah dan menengah,
Ma’rifatul Mubin upaya penanggulangan sesuai ketentuan dampaknya dapat lebih besar, karena akan sulit
Dokter Spesialis Okupasi Fakultas K3 Universitas Balikpapan, Kalimantan Timur peraturan perundang-undangan. Perokok juga untuk menanggapi pandemi secara agresif.
menjadi perhatian khusus di saat pandemi Ada kekurangan besar dari semua penyedia
Levana Kasumadewi COVID-19. Tidak merokok di tempat dan fasilitas layanan kesehatan karena kurangnya peralatan
Dokter Spesialis Paru RSUD H. Boejasin Pelaihari, Kalimantan Selatan umum merupakan salah satu upaya pencegahan perlindungan pribadi. Jarak sosial hampir tidak
transmisi COVID-19. Beberapa alasan mengapa mungkin. Sumber daya yang diperlukan untuk
Alamat korespondensi: rokok menjadi faktor peningkatan penularan merawat pasien akan kurang. Hasil akhirnya bisa
Ma’rifatul Mubin. Fakultas Vokasi D4-K3 Universitas Balikpapan. dan memperberat gejala COVID-19 ialah karena menjadi bencana kematian. Upaya global akan
Jl. Pupuk Raya, Gn. Bahagia. Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76114 merokok dapat menjadi media penularan diperlukan untuk mendukung ekonomi yang goyah
COVID-19, dapat menyebabkan gangguan dan sistem perawatan kesehatan.
pada sistem imunitas, dapat menyebebabkan
ma’rifatul@uniba-bpn.ac.id terjadinya komorbid, dan dapat meningkatkan
regulasi reseptor ACE2. METODE PENELITIAN

Virus penyebab COVID-19 menginfeksi individu dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ABSTRAK semua kelompok umur. Sumber utama penularan hubungan antara merokok, kematian akibat
virus adalah percikan dari pernapasan, aerosol, TB paru, dan tantangan dunia industri di
Pandemi COVID-19 memberi pengaruh sangat besar tidak hanya bagi keadaan pelayanan kesehatan serta kontaminasi air liur, kontak pribadi, dan permukaan masa pandemi COVID-19. Desain penelitian ini
pembiayaannya, namun juga berdampak terhadap sosial ekonomi. Sektor industri, baik industri besar, yang terkontaminasi. Merokok dapat sebagai media adalah tinjauan pustaka menggunakan metode
menengah maupun kecil harus melakukan berbagai upaya agar tetap dapat bertahan dengan berbagai penularan COVID-19. Merokok tembakau ataupun deskriptif naratif. Penelusuran artikel publikasi
penyesuaian sesuai tatanan kehidupan baru. Pemerintah juga telah mengeluarkan bantuan sosial dan e-rokok menghasilkan asap yang dihembuskan, pada academic search complete, medline with
stimulus ekonomi lainnya sebagai penetrasi akibat pandemi COVID-19. Banyak pekerja terimbas dengan batuk, atau bersin yang mengandung SARS-CoV-2 full text, dan Pubmed. Jurnal yang sesuai dengan
COVID-19. Pemutusan Hubungan Kerja, sistem bekerja dari rumah, ketidakpastian masa depan, dan yang mencemari permukaan. Perilaku merokok tema merokok, TB paru, industri di masa pandemi
masalah sosial lainnya menambah beban mental masyarakat pekerja. yang sering memegang area mulut merupakan COVID-19 kemudian dilakukan review. Narative
salah cara penularan COVID-19. Oleh karena itu, Review ini menggunakan literatur terbitan tahun
Mempertimbangkan bahwa individu yang merokok selama ini semakin terpengaruh oleh pandemi merokok tembakau adalah cara penularan virus 2019-2020 yang dapat diakses full text dalam
COVID-19, program penghentian merokok perlu lebih tegas dilakukan dan wawancara harus mencakup yang mungkin terjadi baik bagi perokok aktif format pdf. Kriteria jurnal yang digunakan adalah
informasi tentang risiko gabungan dengan pandemi COVID-19. Rokok menjadi faktor peningkatan maupun pasif. artikel jurnal penelitian berbahasa Indonesia dan
penularan dan memperberat gejala COVID-19 disebabkan karena merokok dapat menjadi media penularan Inggris yang didalamnya terdapat tema merokok,
COVID-19. Merokok dapat menyebabkan gangguan pada sistem imunitas, menjadi faktor komorbid, dan Merokok dapat menyebabkan gangguan pada kematian akibat TB paru, dan tantangan dunia
meningkatkan regulasi reseptor ACE2. Kasus TB paru juga mengalami dampak pada pandemi COVID-19. sistem imunitas. Fungsi silia saluran napas dapat industri di masa pandemi COVID-19.
Selama COVID-19 angka kematian pada kasus TB paru semakin meningkat, sedangkan angka penemuan terganggu karena asap rokok. Saat fungsi silia
dan pengobatan kasus megalami penurunan. Tuberkulosis paru juga merupakan komorbid untuk terganggu, banyak dahak kemudian kuman
memperburuk keadaan klinis pasien COVID-19. akan menempati dahak sehingga timbul infeksi. HASIL
Nikotin pada rokok juga dapat menekan migrasi
Meskipun banyak sektor terpukul dengan adanya pandemi COVID-19, industri tembakau tampaknya tidak leukosit dan hal ini berkontribusi pada lambatnya Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit kronik
terganggu. Menurut British American Tobacco, konsumen terus membeli produk tembakau, bahkan di penyembuhan inflamasi serta meningkatkan yang merupakan komorbid atau penyakit penyerta.
daerah yang paling parah terdampak. Dampak ekonomi perlu menjadi pertimbangan pembuat kebijakan insiden infeksi pernapasan pada perokok. Perokok Pasien dengan komorbid berisiko tinggi terinfeksi
secara tepat selama pandemi sebagai implementasi pengendalian tembakau untuk masyarakat. Data tembakau juga berisiko tinggi terinfeksi COVID-19 COVID-19. Serangan Jantung merupakan risiko
yang kami temukan saat ini belum cukup untuk mengonfirmasi kaitan apa pun antara tembakau dalam yang parah karena pasien perokok dapat memiliki infeksi virus corona derajat berat. Kematian juga
pencegahan atau pengobatan COVID-19. Larangan untuk tidak merokok lebih jelas dinyatakan dalam fungsi paru yang buruk, infeksi silang, dan meningkat pada pasien COVID-19 dengan komorbid,
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/ kebiasaan kebersihan yang rentan. Merokok dapat terutama kardiovaskular dan respirasi. COVID-19
Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Panduan Teknis Pencegahan dan Pengendalian merusak sistem kekebalan dan meningkatkan merupakan suatu penyakit menular yang utamanya
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif dalam Masa Penetapan risiko infeksi tuberkulosis baik laten maupun menyerang paru. Merokok merusak fungsi paru
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19. aktif karena penurunan fungsi kekebalan tubuh. sehingga tubuh lebih sulit melawan coronavirus
. Merokok mempengaruhi respon makrofag dan dan penyakit lain. Tembakau merupakan faktor
Kata Kunci: COVID-19, merokok, tuberkulosis, industri sitokin dalam kemampuan untuk menahan infeksi, risiko besar bagi penyakit tidak menular seperti
sehingga risiko infeksi Pneumokokus legionella, penyakit jantung, kanker, penyakit saluran
dan Mycoplasma pneumonia adalah sekitar 3-5 kali pernapasan, dan diabetes, sehingga penderita
lebih tinggi pada perokok. Perokok juga memiliki COVID-19 yang perokok lebih berisiko menderita

26 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 27


penyakit yang parah sampai terjadi kematian. oleh Bacillus mycobacterium tuberculosis yang mencapai 5,2%). Diprediksi dapat menurun terus dipengaruhi oleh penegakan penutupan yang
Hasil penelitian Nugraha dkk menunjukkan bahwa menyebar ketika penderita TB mengeluarkan karena perpaduan gejolak pada aspek kesehatan mengancam mata pencaharian masyarakat dan
kondisi merokok atau komorbiditas pada pasien bakteri ke udara, misalnya melalui batuk, bersin, yang merembet ke sektor ekonomi serta sebagian keamanan pangan. Kebijakan lockdown yang
COVID-19 menyebabkan penyakit kritis bahkan dan berbicara. Tuberkulosis lebih banyak terdapat besar aktivitas ekonomi terhenti demi mencegah dipraktekkan untuk menangkal COVID-19 di banyak
kematian. Kondisi ini menyebabkan mereka harus di paru, dan sebagian di luar paru yang disebut penyebaran COVID-19. negara berdampak langsung pada penurunan
dirawat di ICU. Selain itu, orang yang merokok dengan TB ekstra paru. TB dapat disembuhkan permintaan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM).
lebih rentan terhadap infeksi COVID-19, terutama dan dicegah. Sekitar 85% orang yang menderita Ketangguhan menghadapinya berasal dari Penerapan kebijakan lockdown di negara besar
di usia yang lebih tua. Anak-anak sedikit terinfeksi penyakit TB dapat berhasil diobati. Faktor yang penguatan sistem publik dan universal berdasarkan seperti India juga mengakibatkan dampak terhadap
COVID-19 dengan gejala yang parah. mempengaruhi TB yaitu kemiskinan, kekurangan pada partisipasi sosial. Pemerintah dan semua penurunan permintaan BBM lebih terasa. Produksi
gizi, Infeksi HIV, merokok, dan diabetes. pihak bisa meningkatkan partisipasi publik dalam minyak mentah tidak mungkin bisa diturunkan
Leung dkk melaporkan ekspresi angiotensin penanganan wabah COVID-19 ini secara lebih seketika. Dalam masa penurunan permintaan yang
converting enzyme II (ACE-2) di epitel saluran Selama pandemi COVID-19, jumlah kematian baik. Ada lima tingkat partisipasi publik, dari yang tajam tersebut akan terbentuk stok minyak yang
napas kecil pada perokok dan pasien Penyakit akibat TB secara global meningkat sekitar 0,2–0,4 paling rendah yakni inform (menginformasikan cukup besar yang berpotensi membuat harga
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) lebih tinggi, yang juta pada tahun 2020 dengan TB yang terdeteksi kepada masyarakat), meningkat menjadi minyak turun. Kapasitas penyimpanan minyak
mana ACE-2 telah terbukti menjadi reseptor dan diobati mengalami penurunan 25–50%. India, consult (konsultasi dengan masyarakat), yang berada pada wilayah tertentu atau dikuasai
yang digunakan oleh sindrom pernapasan akut Indonesia, Filipina dan Afrika Selatan merupakan involve (melibatkan masyarakat), collaborate perusahaan tertentu bersifat terbatas dan stok
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) untuk memasuki negara yang mengalami penurunan secara global (berkolaborasi bersama masyarakat), dan yang harus dipindahkan ke tempat lain. Ini juga persoalan
sel inang. Perokok saat ini menunjukkan ekspresi jumlah terdiagnosa TB periode Januari sampai paling tinggi adalah empower (memberdayakan karena di tempat lain storage untuk menyimpan
gen ACE-2 yang lebih tinggi daripada non- Juni 2020 yaitu sebanyak 44% kasus. Dampak masyarakat dalam perumusan kebijakan publik). minyak tersebut, baik minyak mentah maupun
perokok, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekonomi dari pandemi diperkirakan salah satu produk minyak seperti BBM juga sudah penuh.
peningkatan ekspresi ACE-2 pada perokok dapat faktor yang memperburuk kejadian TB secara Industri pariwisata menunjukkan dampak
menjadi predisposisi peningkatan risiko infeksi global. Dampak pada mata pencaharian dan penurunan ekonomi yang signifikan. Kedatangan Sektor pertambangan juga tidak kebal terhadap
SARS-CoV-2. Berbeda dengan penelitian Guan gizi buruk meningkat persentase penderita TB wisatawan internasional diperkirakan turun dampak-dampak ini. Dan krisis berpotensi
dkk, pada sebuah penelitian cohort didapatkan yang mengalami perburukan. Banyak Negara menjadi 78% menyebabkan hilangnya pendapatan memiliki konsekuensi parah dalam jangka
bahwa populasi perokok memiliki tingkat yang melaporkan penggunaan mesin GeneXpert untuk sebesar US $1,2 triliun dari pariwisata dan 120 juta pendek, menengah dan panjang bagi industri
rendah pada pasien COVID-19 walaupun belum uji COVID-19, sehingga berkurangnya diagnosis tenaga kerja pariwisata mengalami pemutusan pertambangan. Pengurangan permintaan telah
diketahui penyebabnya. Pada penelitian lainnya untuk TB. hubungan kerja yang sebanding dengan tujuh kali menyebabkan penurunan harga secara dramatis
Guan dkk menyebutkan bahwa walaupun merokok dampak 11 September dan merupakan penurunan berbagai logam dan mineral sepanjang Maret
saat ini belum ditemukan sebagai faktor risiko Selain dari dampak ekonomi dan sosial, TB paru juga terbesar dalam sejarah. Industri pariwisata di dan April 2020. Komoditas yang mengalami
utama untuk COVID-19, tetapi pasien PPOK yang merupakan faktor untuk memperburuk keadaan Indonesia juga mengalami kelesuan karena penurunan besar adalah aluminium dan tembaga.
terinfeksi COVID-19 memiliki tiga kali lipat risiko klinis pasien COVID-19. Sistem imun yang rentan menurunnya wisatawan mancanegara maupun Sementara pasar ekspor terganggu dengan
kematian, membutuhkan ventilasi mekanis, terhadap infeksi tuberkulosis juga dapat membuat domestik. Usaha perhotelan, jasa penerbangan, adanya beberapa negara yang melakukan sistem
atau dirawat di unit perawatan intensif. PPOK seseorang rentan terinfeksi COVID-19. Pandemi angkutan darat dan laut, jasa penyediaan lockdown, kondisi ini justru menjadi kesempatan
merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala COVID-19 saat ini dapat menghambat pencegahan akomodasi makanan dan minuman juga terdampak untuk perusahaan memenuhi pasokan domestik
respiratorik serta hambatan aliran udara persisten dan pengendalian TB. Dampak COVID-19 terhadap sangat luas. mereka seperti untuk kelistrikan nasional yang
saluran napas akibat abnormalitas alveoli dan atau status kesehatan individu, termasuk pada fungsi memang dibutuhkan untuk keamanan pasokan di
saluran napas yang disebabkan pajanan partikel sistem imun tubuh memiliki risiko yang lebih tinggi Di bidang manufaktur, penelitian karyawan saat kondisi ini.
atau gas berbahaya secara terus-menerus dan untuk terjdinya penyakit TB aktif. Pneumonia dan manufaktur di China dihadapkan dengan
yang terbanyak ialah asap rokok. gagal napas yang disebabkan oleh COVID-19 dapat tantangan pekerjaan dan inovasi yang tidak pernah Namun demikian, ada beberapa sektor industri
menyebabkan kerusakan jangka panjang pada terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh krisis yang diprediksi akan mengalami penguatan di
World Health Organization (WHO) terus sistem pernapasan, terutama paru, yang mungkin COVID-19 yang sedang berlangsung ditambah masa pandemi. Industri bioteknologi, salah satu
mengevaluasi penelitian-penelitian baru, meningkat risiko TB. Penelitian sebelumnya dengan tekanan digantikan oleh teknologi digital. industri yang paling inovatif bergantung pada
termasuk penelitian tentang kaitan antara menunjukkan bahwa infeksi virus seperti HIV dan Mengingat coronavirus ditularkan melalui kontak aliran modal bebas risiko untuk mendukung
penggunaan tembakau, penggunaan nikotin, influenza berperan dalam perkembangan penyakit dekat dengan orang yang terinfeksi, cukup banyak perjalanan bernilai miliaran dolar dari ide hingga
dan COVID-19. WHO mendorong para peneliti, TB aktif, baik secara langsung setelah terpapar TB perusahaan manufaktur yang menggunakan persetujuan obat dan manfaat klinis. Tidak aneh
ilmuwan, dan media agar berhati-hati tentang maupun melalui pengaktifan kembali infeksi TB robot untuk menggantikan pekerja manusia untuk membayangkan COVID-19 memberikan stimulus
menyebarkan pernyataan bahwa tembakau atau laten. mendisinfeksi pabrik dan menyediakan layanan besar untuk industri bioteknologi. Upaya besar
nikotin dapat menurunkan risiko COVID-19 yang pelanggan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan vaksin, menyebarkan
belum terbukti. Informasi yang ada saat ini belum Di bidang industri, COVID-19 telah memukul dan komunikasi. alat tes, mengembangkan tes antibodi yang
cukup untuk mengonfirmasi kaitan apa pun ekonomi global. Rata-rata Dow Jones Industrial sangat prediktif, menggunakan kembali obat anti
antara tembakau atau nikotin dalam pencegahan turun lebih dari 38%. Dalam waktu kurang Industri minyak dan gas alam juga mengalami virus yang ada, dan mengembangkan obat baru
atau pengobatan COVID-19. dari 2 bulan, 30 juta orang di Amerika Serikat tekanan yang kuat. Ekonomi Afrika yang terlalu menyebabkan miliaran dolar mengalir ke banyak
kehilangan pekerjaan dan mengajukan tunjangan bergantung pada industri berorientasi komoditas perusahaan bioteknologi. Industri bioteknologi
pengangguran. Jutaan orang menderita utama seperti minyak dan gas, diperkirakan akan akan berjalan dengan baik di pasar.
PEMBAHASAN COVID-19. Tercatat total kasus mencapai 3,7 juta sangat terpukul. Situasi ini semakin diperburuk
orang dengan jumlah kematian 142 ribu orang. dengan jatuhnya harga minyak dan penurunan Meskipun banyak sektor terpukul dengan
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang permintaan global untuk produk-produk non- adanya pandemi COVID-19, industri tembakau
merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi menurun minyak Afrika. Sektor pertanian, yang seharusnya tampaknya tidak terganggu. Menurut British
tertinggi di seluruh dunia. Tuberkulosis disebabkan menjadi 2,5% (dibanding sebelumnya pernah menahan guncangan-guncangan ini, juga American Tobacco, konsumen terus membeli

28 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 29


produk tembakau, bahkan di daerah yang - Pengaturan/standar prosedur jika ada pekerja masa depan. Hal ini sesuai dengan hasil yang Terapi pengganti nikotin seperti permen karet dan
paling parah terdampak. Ini menarik dicermati. esensial yang harus tetap bekerja selama diterbitkan baru-baru ini yang menunjukkan nicotine patch dirancang untuk membantu para
Namun ironisnya, beberapa penelitian medis PSBB/ Adaptasi Kebiasaaan Baru berlangsung. tidak ada peningkatan dalam berhenti merokok perokok berhenti merokok. WHO menganjurkan
menunjukkan bahwa perokok yang dirawat di - Memfasilitasi tempat kerja yang aman dan di Inggris setelah COVID-19. Ada kemungkinan agar para perokok segera mengambil tindakan
rumah sakit dengan kasus COVID-19 beresiko sehat, yaitu: bahwa berita yang bertentangan, yang untuk berhenti merokok dengan menggunakan
lebih parah daripada pasien bukan perokok. • Higene dan sanitasi lingkungan kerja melaporkan kemungkinan bahwa merokok dapat metode-metode yang sudah terbukti seperti
• Pembersihan berkala dan desinfeksi melindungi dari COVID-19. layanan telepon berhenti merokok bebas pulsa,
Besarnya ancaman telah memaksa pemerintah • Menjaga kualitas udara tempat kerja program SMS, dan terapi pengganti nikotin.
dan bisnis untuk segera meningkatkan kesehatan • Sarana cuci tangan diperbanyak, sediakan Di Inggris, perokok aktif dan mantan perokok
masyarakat di atas prinsip-prinsip ekonomi, hand sanitizer jangka panjang tampaknya memiliki peluang Dalam waktu 20 menit sejak berhenti merokok,
beradaptasi dan menemukan kembali dalam upaya • Poster-poster edukasi lebih tinggi untuk melaporkan sendiri COVID-19 laju denyut jantung meningkat dan tekanan
untuk menahan penyebaran penyakit. Pemerintah • Physical distancing dalam semua aktivitas dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok darah menurun. Setelah 12 jam, kadar karbon
memompa uang ke perekonomian nasional kerja dalam analisis yang disesuaikan, tetapi tidak ada monoksida di dalam darah menurun menjadi
melalui paket stimulus. Di sektor swasta, pabrik • Mengkampanyekan GERMAS (Gerakan perbedaan besar antara orang yang menggunakan tingkat yang normal. Dalam waktu 2-12 pekan,
pembuat mobil berputar haluan untuk membuat Masyarakat Hidup Sehat) terapi penggantian nikotin atau rokok elektrik. peredaran darah meningkat dan fungsi paru-paru
peralatan medis, perusahaan alkohol memproduksi • Mengatur penggunaan lift (batasi jumlah Keterlibatan dalam mencuci tangan tampaknya menjadi semakin baik. Setelah 1-9 bulan, batuk
hand sanitizer dan transformasi digital di banyak yang masuk, posisi tidak berhadapan) tinggi, terlepas dari penggunaan nikotin atau dan sesak napas berkurang.
sektor sedang dilakukan dengan cepat. Di industri • Melarang merokok di tempat kerja. tembakau. Sebagian kecil dari perokok tahun lalu
menengah/kecil, yang dapat dikembangkan adalah dan pengguna rokok elektrik saat ini, masing-
industri kreatif yang mengetengahkan inovasi- Peran aktif dan disiplin pekerja : masing, melaporkan upaya untuk berhenti SIMPULAN
inovasi baru. Semuanya adalah contoh lain dari - Selalu menerapkan GERMAS dan PHBS di mana merokok/vaping karena COVID-19.
adaptasi bisnis di masa pandemi. adanya larangan merokok di tempat kerja. Pandemi COVID-19 memberi pengaruh sangat
- Tetap di rumah bila sedang sakit atau tidak ada Sebuah penelitian deskriptif di Klinik Penghentian besar terhadap kesehatan, sosial ekonomi,
Dalam rangka menjaga produktivitas kerja keperluan bepergian keluar rumah Merokok Pengobatan Keluarga Turgut Ozal Medical dan perindustrian. Rokok dapat menjadi media
namun tetap aman dari COVID-19, pemerintah - Gunakan masker bila keluar rumah, rajin cuci Center Turki, tingkat penghentian merokok penularan dan memperburuk klinis pasien
melalui Kementerian Kesehatan telah tangan, jaga jarak 1,5-2 meter ditemukan meningkat hingga 31,1% selama COVID-19. Pandemi COVID-19 juga berdampak
menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan - Patuhi dan terapkan protokol kesehatan di pandemi. Peneliti percaya bahwa tingkat berhenti pada kasus TB paru. Tuberkulosis paru juga salah
Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang tempat kerja, maupun dalam perjalanan pergi merokok telah meningkat karena ketakutan yang satu faktor memperburuk keadaan klinis pasien
Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 dan pulang kerja. biasa dialami selama pandemi. Departemen COVID-19. Larangan untuk tidak merokok lebih jelas
di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Kesehatan Filipina (DOH) “memanfaatkan” dinyatakan dalam Keputusan Bersama Menteri
dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Sebenarnya sudah banyak badan organisasi baik pandemi COVID untuk terus menghimbau perokok Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata
pada Situasi Pandemi. Panduan ini mencakup profesi maupun institusi pemerintah menyerukan untuk berhenti karena mereka lebih rentan Dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata
upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 berhenti merokok di masa pandemi ini. Namun terhadap infeksi penyakit coronavirus (COVID-19). dan Ekonomi Kreatif nomor KB/1/UM.04.00/
di lingkup kerja perkantoran dan perindustrian hasil keluaran yang diharapkan berbeda-beda. DOH bersama Metropolitan Manila Development M-K/2020 Tentang Panduan Teknis Pencegahan
selama Pembatasan Sosial Berskala Besar American Lung Association (ALA) mendesak Authority telah menegaskan kembali pernyataan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(PSBB) dan pasca PSBB, yang mana tercantum orang-orang untuk berhenti menggunakan Organisasi Kesehatan Dunia bahwa perokok (Covid-19) di Bidang Kebudayaan dan Ekonomi
prinsip-prinsip pencegahan dari COVID-19 dengan rokok elektrik. ALA mengklaim bahwa hal itu cenderung lebih rentan terhadap COVID-19 karena Kreatif dalam Masa Penetapan Kedaruratan
memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dapat mengurangi risiko mengembangkan gejala tindakan merokok berarti jari (dan kemungkinan Kesehatan Masyarakat Covid-19. WHO menekankan
dengan air dan sabun, meningkatkan daya tahan COVID-19 yang parah. Oleh karena itu, pandemi rokok yang terkontaminasi) bersentuhan dengan pentingnya penelitian yang sistematis, berkualitas
tubuh dan makan makanan bergizi. Panduan ini COVID-19 mungkin telah mendorong perokok dan bibir yang meningkat. Ini memungkinan penularan tinggi, dan telah mendapat persetujuan etis yang
berlaku untuk seluruh komponen yang terlibat pengguna rokok elektrik untuk mencoba berhenti virus dari tangan ke mulut. akan berkontribusi pada peningkatan kesehatan
dan menyesuaikan kondisi di tempat kerja. dalam jumlah yang lebih besar di Amerika Serikat. individu dan masyarakat, dan menekankan bahwa
Penelitian tentang berhenti merokok dihubungkan promosi intervensi yang belum terbukti dapat
Bagi pekerja sektor lainnya, perlu menerapkan Berbeda hal yang terjadi di Inggris. Badan dengan masa pandemi di Indonesia masih terbatas. berdampak negatif pada kesehatan.
protokol kesehatan untuk memutus rantai Kesehatan Masyarakat Inggris telah memberi Sebuah penelitian cross sectional yang dilakukan
penularan. Dalam hal ini, perlu ditetapkan tahu perokok bahwa berhenti merokok dapat bulan April-Mei 2020 di Nusa Tenggara Timur
kebijakan manajemen dalam pencegahan mengurangi risiko hasil COVID-19 yang parah. berdasarkan hasil analisis data dari 191 responden, DAFTAR PUSTAKA
penularan COVID-19. Pekerja harus berperan Saran ini didasarkan pada pengamatan bahwa didapatkan hasil kebiasaan tidak merokok di
aktif dan disiplin dalam menerapkan upaya meskipun dirawat di rumah sakit pada tingkat masa pandemi sebesar 172 orang (90,05%). Ahmed N, Maqsood A, Tariq Abduljabbar T,
pencegahan penularan COVID-19. yang lebih rendah dari yang diharapkan, merokok Faktor-faktor yang mengalami perubahan selama Vohra F. Tobacco smoking a potential risk
saat ini dikaitkan dengan keparahan penyakit pandemi COVID-19 selain aktifitas fisik, konsumsi, factorin transmission of covid-19 infection.
Kebijakan manajemen: yang lebih besar di antara mereka yang dirawat mencuci tangan, penggunaan masker, berjemur Pak J Med Sci. 2020;36:1-4
- Senantiasa memantau dan memperbaharui di rumah sakit. Nasihat ini telah dibagikan dan konsumsi makanan olahan adalah kebiasaan Alene KA, Wangdi K, and Clements AC. Impact of
perkembangan informasi tentang COVID-19 di melalui berita dan kampanye media sosial, merokok. Pemerintah Indonesia dalam hal ini the covid-19 pandemic on tuberculosis. Trop
wilayahnya. seperti ‘#QuitForCovid’ di Inggris. Di sini, kami Kementerian Kesehatan terus menggalakkan Med InfectDis. 2020;5:1-8
- Pembentukan Tim Penanganan COVID-19 di menemukan bahwa, meskipun COVID-19 memicu promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Anderson RM, Heesterbeek H, Klinkenberg D,
tempat kerja upaya berhenti di antara beberapa perokok di sebagai gaya hidup sehat di masa pandemik
Hollingsworth TD. How will country-based
- Pengaturan bekerja dari rumah (work from Inggris, jauh lebih banyak upaya yang dipicu COVID-19. Salah satu indikator PHBS adalah tidak
mitigation measures influence the course
home). oleh alasan lain seperti masalah kesehatan di merokok.
of the COVID-19 epidemic? Lancet 2020;
395:931-4

30 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 31


Choon-Looi Bong, Christopher Brasher, Angela Nugraha A, Ernawati, Utama TA, Rinjani S.
Enright. The COVID-19 Pandemic: Effects on
Low- and Middle-Income Countries. Anesth
Smoking and comorbidities in covid-19: a
systematic review. Unnes Journal of Public
DILEMMA OF SELLING CIGARETTES AROUND
Analg. 2020 Health. 2020;9:118-25 SCHOOL IN INDONESIA:
Global Initiative For Chronic Obstructive Lung Nunes, João. The COVID-19 pandemic:
Disease. Global strategy for the diagnosis, securitization, neoliberal crisis, and global RETAILER’S PERSPECTIVE
management, and prevention of chronic vulnerabilization. Cad. Saúde Pública. 2020
obstructive pulmonary disease. USA: GOLD Philip Reilly. Human Gene Therapy. 2020. 608-2
Science Committee University of Wisconsin;
2019. p. 4-95
Philippines: MMDA supports DOH’s appeal Ni per Dian Kurniasari
to smokers to quit to prevent COVID-19 Putu Ayu Swandewi Astuti
Guan WJ, Liang WH, Zhao Y, et al. Comorbidity infection. MENA Report. 2020
and its impact on 1590 patients with Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Public Health England. Smokers at greater
COVID-19 in China: a nationwide analysis. Udayana
risk of severe respiratory disease from
Eur Respir J 2020; 55:47-51 Udayana Center for NCDs, Tobacco Control and Lung Health (Udayana CENTRAL)
COVID‐19. Gov.uk News. Available at:
Guan WJ, Ni ZY, Hu Y, et al. Clinical https://www.gov.uk/government/news/
characteristics of coronavirus disease 2019 I Ketut Tangking Widarsa
smokers-at-greater-risk-of-severe-
in China. N Engl J Med 2020; 382:1708–20 respiratory-disease-from-covid-19 (accessed
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Handley L. Distilleries making hand sanitizer? 30 September 2020) Udayana
how small businesses are pivoting due to Ren T, Cao L, Chin T. Crafting Jobs for Ni Made Kurniati
the coronavirus new Jersey, 2020 Occupational Satisfaction and Innovation Udayana Center for NCDs, Tobacco Control and Lung Health (Udayana CENTRAL)
Heerfordt C., Heerfordt I. M. Has there been an among Manufacturing Workers Facing the
increased interest in smoking cessation COVID-19 Crisis. Int J Environ Res Public
during the first months of the COVID‐19 Health. 2020;17(11):3953 dian_kurniasari@unud.ac.id
pandemic? A Google trends study. Public Rizzo A. What You Need to Know About
Health 2020; 183: 6–7 Smoking, Vaping and COVID‐19. American
Hefler M, Gartner CE. The tobacco industry in Lung Association. Available at: https://
the time of COVID-19: time to shut it down? www.lung.org/blog/smoking-and-covid19 ABSTRAK
Tobacco Control 2020;29:245-246 (accessed 30 September 2020)
Juntra Utama, Lalu. Gaya Hidup Mayarakat Smit R, Richards G, Leone F. Tobacco smoking Background: Indonesian government has ban cigarette sale to the minor through the national tobacco
Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi and COVID-19 infection. Tob Induc Dis. control regulation (PP 109/2012). However, it has not been effectively enforced. A recent study in
Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19). 2020;18:664-5. Denpasar in 2018 showed that cigarette outlets were very dense within 250 meters from schools, which
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 Tattan‐Birch, Harry, et al. COVID‐19, smoking, likely affects smoking behavior among minors. This study aimed to explore retailers’ perspective towards
(1) Juni 2020 :34-40 vaping and quitting: A representative selling cigarettes around schools.
Kayhan Tetik, Burcu. The Effect of the COVID-19 population survey in England. Addiction
Pandemic on Smoking Cessation Success. Journal. 2020. Method: This was a qualitative study, lead in 4 cities in Indonesia: Denpasar, Semarapura, Depok and
Journal of Community Health. 2020 Yogyakarta during January-February 2019. We conducted in-depth interview to 40 cigarette retailer
Timothy Laing. The economic impact of the
owners or managers, located within 250 meters from schools. Cigarette retailers were made varied based
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/ Coronavirus 2019 (Covid-2019): Implications
on type of retailers and schools level. Questions comprised retailer’s view of smoking among minors, view
MENKES/328/2020 Tahun 2020 tentang for the mining industry. Extr Ind Soc.
of selling cigarettes to minors, their presence around school, practice and reason of selling cigarettes to
Panduan Pencegahan dan Pengendalian 2020;7(2):580-582.
minors. Interviews were recorded, then transcribed verbatim, coded and analysed for major themes using
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Widyastuti, Nur Laila, Hanan Nugroho. Dampak thematic analysis.
Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Covid-19 terhadap Industri Minyak dan
dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Gas Bumi: Rekomendasi Kebijakan untuk Result: We found that almost all of retailers viewed that smoking at young age is destructive, bring harmful
pada Situasi Pandemi Indonesia. The Indonesian Journal of effect to health and economy. They viewed that selling cigarettes to minors is inappropriate, violating the
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Development Planning;2:2020. rule and as retailers they have moral responsibility to not sell cigarette to them. Retailers responded
Indonesia No Hk.01.07/Menkes/413/2020 World Health Organization. Global Tuberculosis differently to their presence near school will affects minors to smoke. Some argued that smoking caused
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Report 2020. 2020. p. 1-208. by other factors such as their social life and family care. Despite those views, some retailers remain
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 serving minors who buy cigarette because it’s benefits them, it’s reasonable to sell among high school
Yaya S, Otu A, Labonté R. Globalisation in the
(Covid-19). students but not to the younger one
time of COVID-19: repositioning Africa to
Leung JM, Yang CX, Tam A, et al. ACE-2 meet the immediate and remote challenges.
expression in the small airway epithelia of Global Health. 2020;16(1):51 Conclusion: Retailers were concern about smoking but showed dilemma when it came about selling
smokers and COPD patients: implications cigarette to minors. Government should consider controlling purchase of cigarettes, penalties for selling
for COVID-19. Eur Resp J. 2020; 55:20-24 cigarette to minors or other regulations to reduce cigarette exposure.
Marianna Sigala. Tourism and COVID-19:
Impacts and implications for advancing and Keywords: Cigarette sale, minors, retailers, smoking
resetting industry and research. J Bus Res.
2020 Sep; 117: 312–9

32 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 33


PERTIMBANGAN PEDAGANG MENJUAL ROKOK: IKLAN ROKOK BEBAS MELENGGANG DI BIOSKOP:
PRODUK PELENGKAP UNTUK MENARIK PEMBELI PENGAMATAN TERHADAP IKLAN ROKOK PADA
LIMA FILM POPULER DI ENAM BIOSKOP
Ni Made Kurniati DI JAKARTA
Udayana Center for NCDs, Tobacco Control and Lung Health (Udayana CENTRAL)
Putu Ayu Swandewi Astuti
Ni Made Dian Kurniasari Nina Mutmainnah
Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia
Universitas Udayana Hendriyani
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia
Yayasan Pengembangan Media Anak
ABSTRAK Ike Utaminingtyas
Yayasan Pengembangan Media Anak
Kegiatan jual beli rokok dapat ditemui di semua kawasan termasuk di sekitar fasilitas pendidikan. Hasil
penelitian di Provinsi Bali yang memetakan pedagang rokok di sekitar sekolah memberikan gambaran
bahwa sebagian besar sekolah di Kota Denpasar dikepung oleh pedagang rokok dengan radius yang n.mutmainah@ui.ac.id
berbeda - beda. Meskipun modal yang diperlukan untuk menjual rokok cukup besar, tetapi para pedagang
tetap menyediakan rokok untuk dijual kepada konsumen.

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam yang melibatkan 40 pedagang rokok dari empat
ABSTRAK
kota di Indonesia yaitu Denpasar, Semarapura, Depok and Jogjakarta. Pedagang rokok dipilih sebagai
responden berdasarkan lokasi pedagang di sekitar sekolah dan jenis pedagang rokok. Hasil penelitian Bioskop di Indonesia belum menjadi kawasan tanpa rokok sehingga tidak ada pelarangan promosi dan
ini menemukan bahwa sebagian besar pedagang rokok di sekitar sekolah merasa bahwa keuntungan iklan rokok di bioskop. Padahal, generasi Z adalah pengunjung bioskop yang setia. Penelitian bertujuan
dari menjual rokok sangat kecil. Satu bungkus rokok hanya memberikan keuntungan Rp1.000 – Rp1.500. menggambarkan bagaimana iklan rokok dan iklan terkait industri rokok di bioskop pada pemutaran lima
Pedagang rokok hanya memperoleh keuntungan Rp400 – Rp500 untuk satu batang rokok. Sebagian besar film populer yang berklasifikasi Semua Umur (SU) dan 13+ (remaja usia 13 tahun ke atas).
pedagang tetap menjual rokok untuk menarik datangnya pembeli. Teradapat permintaan yang cukup
tinggi dari konsumen terhadap rokok. Jika pedagang tidak menyediakan rokok, kebanyakan pembeli tidak Data diperoleh dari observasi terhadap 6 bioskop di Jakarta dengan total 26 kali menonton pada jam
akan datang untuk membeli rokok dan membeli produk lain yang memiliki potensi keuntungan yang lebih tayang siang dan 26 kali pada jam tayang sore/malam. Jumlah penonton anak/remaja berkisar 15-62%
besar. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran pedagang yang takut warungnya akan sepi dan pada dari jumlah penonton di setiap tayangan. Pengamatan dilakukan pada Maret-April 2019.
akhirnya akan merugi.
Hasil: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penonton anak dan remaja terpapar iklan rokok dan iklan
Rokok merupakan produk pelengkap untuk menarik pembeli datang ke warung. Pedagang perlu kegiatan yang disponsori rokok yang ditayangkan di layar-layar televisi saat mereka berada di ruang
mengetahui dan memahami bahwa rokok bukan merupakan satu–satunya produk yang dapat menjadi tunggu dan tempat pembelitian tiket bioskop, serta saat mereka berada di ruang studio. Terdapat
pelengkap dengan alasan untuk mendapatkan keuntungan dari produk dagangan yang lain. 9,3% iklan rokok dan iklan terafiliasi industri rokok dari total iklan yang ditayankan selama periode
pengamatan. Iklan yang mencantumkan peringatan kesehatan bergambar dan penanda “18+” hanya
Kata Kunci : Pedagang Rokok, Pembeli iklan spot produk rokok, sedang iklan kegiatan yang disponsori perusahaan rokok tidak mencantumkan
peringatan tersebut. Terdapat iklan/aplikasi yang memancing anak dan remaja masuk ke medium lain,
seperti tempat penjualan online, yang memiliki iklan-iklan rokok. Penelitian ini memperlihatkan bahwa
anak dan remaja tetap diterpa iklan rokok dan iklan terafiliasi industri rokok saat mereka mencari
hiburan di bioskop, tidak hanya saat mereka berada di studio tapi juga saat berada di ruang tunggu
bioskop. Karena itu, Kementerian Kesehatan perlu memasukkan bioskop sebagai Kawasan Tanpa Rokok
dalam revisi PP 109/2012. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak juga dapat
menjadikan pelarangan iklan rokok di bioskop pada penilaian Kabupaten/Kota Ramah Anak. Pemerintah
daerah, dalam riset ini adalah Pemda DKI Jakarta, juga dapat berperan melindungi anak dan remaja
dengan menjadikan bioskop sebagai Kawasan Tanpa Rokok.

Kata Kunci: anak muda, bioskop, Iklan rokok, sponsor rokok, promosi rokok

34 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 35


DIGITAL INFLUENCER, SATU ALTERNATIF UPAYA ALIH TANAM PETANI SEBAGAI
KAMPANYE PENGENDALIAN TEMBAKAU ANTISIPASI TERHADAP KOMODITAS TEMBAKAU
MELALUI SEKOLAH MUHAMMADIYAH DI YANG SEMAKIN TIDAK MENGUNTUNGKAN
INDONESIA
Retno Rusdjijati
MTCC
Rochiyati Murniningsih
rochiyati.murni@ummgl.ac.id Siti Noor Khikmah
Universitas Muhammadiyah Magelang
Nugraha Agung Prabawa Jalan Mayjend Bambang Soegeng KM 5 Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah
naprabowo@ummgl.ac.id
rusdjijati@ummgl.ac.id

ABSTRAK

Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi konvensi internasional
pengendalian tembakau. Padahal, jumlah perokok remaja dan dewasa terus tumbuh pada level yang
tertinggi dari negara manapun. Survei WHO (2019) terhadap 6.000 responden menemukan 60% remaja
Indonesia (usia 13-15 tahun) secara teratur terpapar asap rokok di rumah, dan hanya 24.5% perokok
dewasa yang percaya bahwa merokok dapat menyebabkan masalah penyakit serius. Kondisi ini harus ABSTRAK
segera disikapi dengan kebijakan
Latar Belakang: Tembakau pernah menjadi primadona sebagai komoditas yang sangat menjanjikan dan
yang paling efektif untuk mengimbangi strategi manipulatif agresif oleh industry. Misalnya, untuk membawa para petani di Indonesia pada tingkat kesejahteraan yang tinggi. Namun, sepuluh tahun terakhir
mensiasati pelarangan Instagram terhadap influencer (dilarang membuat postingan promosi vape), ini pamor tembakau mulai meredup, meski jumlah produksi tembakau terus meningkat, namun petani
industri rokok berpromosi lewat endorsement akun-akun influencer atau selebgram Instagram yang tidak merasakan dampak tersebut karena harga jual tembakau fluktuatif dan cenderung merugikan.
populer di kalangan anak dan remaja. Untuk mensikapi fakta ersebut, paper ini memaparkan alternatif Salah satu upaya petani tembakau untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan beralih tanam ke
strategi pengendalian tembakau di era post truth. komoditas lain. Aneka komoditas mereka coba untuk dibudidayakan agar dapat menggantikan masa
kejayaan tembakau. Namun demikian, upaya tersebut ada yang berhasil dan ada yang tidak. Sehubungan
Pemberdayaan digital influencer dikembangkan dari kajian digital influencer untuk pengendalian dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi upaya-
tembakau ini berdasar analisis teori Tindakan beralasan (Fishbein dan Ajzen, 1975), teori Kognitif Sosial upaya alih tanam yang telah dilakukan para petani tembakau dan faktor pendukung serta kendala yang
dan Teori Health Belief Model. Strategi Digital influencer ini sangat mungkin digerakkan dari sekolah dihadapi.
Muhammadiyah (2.224 unit SMP,SMA dan SMK Muhammadiyah se-Indonesia).
Metode:Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei dan indeep
Kata kunci: digital influencer, strategi pengendalian tembakau, era digital, era post truth interview pada para petani tembakau di Jawa Tengah. Sebagai responden adalah para petani tembakau
yang sudah beralih tanam dari Kabupaten Magelang dan Kabupaten Klaten.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memutuskan beralih tanam ke komoditas lain karena
harga tembakau sulit diprediksi dan cenderung merugikan petani, di samping itu juga karena cuaca yang
tidak menentu sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau. Responden sejak tahun 2013 sudah beralih
tanam ke komoditas ubi jalar, sayur-sayuran, dan kopi. Setelah beralih tanam, keuntungan yang diperoleh
jauh lebih tinggi dibandingkan saat bertanam tembakau saja, sehingga responden merasa mantap untuk
meninggalkan budidaya tembakau.

Kesimpulan penelitian ini adalah tembakau sudah tidak menjadi gantungan utama petani, justru dengan
beralih tanam kesejahteraan mereka semakin meningkat.

Kata kunci: Alih tanam tembakau, cuaca fluktuatif, tata niaga buruk

36 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 37


PENDAHULUAN petani melakukan alih tanam ke komoditas selain Masing-masing informan diberikan sejumlah jalar madu atau yang dikenal dengan nama ubi
tembakau (Aisyah dan Rasyid, 2019). pertanyaan sebagai berikut: cilembu. Ternyata proses budidayanya tidak
Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) sulit, biaya produksi rendah, dan harga jualnya
merupakan komoditas perkebunan yang Seperti yang terjadi di wilayah Jawa Tengah yang Tabel 2. Daftar Pertanyaan yang Diajukan kepada cenderung stabil dan ditentukan oleh petani
mempunyai peranan strategis dalam merupakan penghasil tembakau terbesar kedua di Informan sendiri. Akhirnya banyak tetangga yang juga
perekonomian nasional. Tembakau merupakan Indonesia, para petani tembakau sudah memulai membudidayakan ubi jalar madu, sehingga saat
NO PERTANYAN
sumber pendapatan negara melalui devisa negara, alih tanam atau berpindah ke komoditas lain ini luas lahan di desa saya yang ditanami ubi
cukai, pajak, serta sumber pendapatan petani, dan yang lebih menguntungkan atau berpihak kepada 1 Sejak kapan menjadi petani tembakau? jalar sudah mencapai 358 hektar. Jenis ubi jalar
dapat menciptakan lapangan kerja. Ditinjau dari petani terutama dalam penentuan harga produk. yang dibudidayakan juga berkembang, tidak
2 Mengapa sekarang berhenti menanam
aspek komersial, komoditas tersebut merupakan Guna mengetahui secara mendalam tentang hanya ubi jalar madu tetapi juga jenis-jenis ubi
tembakau?
bahan baku industri dalam negeri sehingga profil para petani tembakau yang sudah beralih jalar yang lain. Ada 9 jenis ubi jalar yang saat
keberadaannya perlu dipertahankan dan lebih tanam, maka dilakukan penelitian yang bertujuan 3 Komoditas apa yang dibudidayakan untuk ini dibudidayakan para petani di desa saya.”
ditingkatkan (Firmansyah, 2010). untuk mengidentifikasi upaya alih tanam yang menggantikan komoditas tembakau? Sedangkan informan SK menyatakan: “Sejak
telah dilakukan para petani tembakau dan faktor 4 Bagaimana kondisinya setelah beralih 2002 memutuskan tidak menanam tembakau,
Menurut Kementerian Perindustrian kebutuhan pendukung serta kendala yang dihadapi. tanam? saya bingung akan menanam apa. Akhirnya
tembakau meningkat dari tahun ke tahun. saya putuskan menanam aneka sayuran,
Pertumbuhan produksi rokok naik pada kisaran meski saya belum memahami dengan baik
5% hingga 7,4% per tahun. Namun, hal tersebut METODE PENELITIAN Hasil wawancara kepada para informan tersebut cara budidayanya. Saya belajar cara budidaya
tidak diimbangi dengan produksi tembakau. Saat adalah sebagai berikut: sayuran terutama kol, tomat, dan cabe hingga
ini luas lahan tembakau hanya 192,525 hektare Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, ke Pekalongan dan Pemalang. Waktu itu saya
dengan produksi sebesar 163.187 ton per tahun. karena akan memahami obyek yang diteliti secara 1. Seluruh informan menyatakan bahwa mereka membeli bibit-bibit tanamannya sekaligus
Padahal beberapa tahun lalu, luas lahan tembakau mendalam. Informan ditentukan berdasarkan mengenal tembakau sejak kecil karena orang belajar cara budidaya hingga ke pemasarannya.”
di Indonesia sebesar 260.000 ha (Kementrian purposive sampling yaitu para petani tembakau tua merupakan petani tembakau. Jadi budidaya Selanjutnya informan A menyampaikan: “Sejak
Perindustrian, 2015). di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Klaten tembakau merupakan tradisi yang bersifat 2016 saya mulai membudidayakan tanaman
yang sudah beralih tanam. Sumber data penelitian turun-temurun. Seperti yang diungkapkan kopi sebagai pengganti tanaman tembakau.
Tembakau termasuk tanaman yang sensitif berupa data primer yang dikumpulkan dengan informan SK bahwa: “Sejak kecil saya sudah Selain itu juga membudidayakan buah-buahan
terhadap pengaruh faktor lingkungan diantaranya menggunakan teknik observasi, indepth interview, membantu Bapak bertani. Bapak menanam seperti salak dan jambu biji.”
adalah faktor iklim. Beberapa unsur iklim yang dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara kentang, jagung, dan tembakau. Hingga tahun
berpengaruh terhadap produksi tembakau adalah deskriptif, yang menurut Miles dan Huberman, 1999 saat saya menikah, masih menanam Setelah beralih tanam ternyata hasilnya jauh
suhu dan curah hujan. Menurut Herawati (2013) terdiri dari tiga tahapan yang terjadi secara tembakau.” Informan yang lain yaitu A lebih menguntungkan daripada hanya bertanam
suhu optimal untuk pertumbuhan tembakau bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, menyampaikan: “Saya mengenal tembakau tembakau saja. Seperti yang diungkapkan
adalah 27°C atau berkisar antara 22-33°C. Curah dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. sejak dulu karena keluarga saya merupakan informan I: “Budidaya ubi jalar ternyata jauh
hujan yang optimal untuk pertumbuhan tembakau petani tembakau.” lebih menguntungkan dibandingkan tembakau.
berkisar 1.500-3.500 mm per tahun. Curah hujan Perbandingannya 1 hektare lahan ditanami
yang terlalu tinggi tidak bagus untuk pertumbuhan HASIL 2. Alasan informan berhenti menanam tembakau tembakau hanya diperoleh keuntungan bersih
tembakau, terutama jika sudah mendekati terutama karena tata niaga tembakau yang sekitar Rp1.000.000, sedangkan dengan
waktu panen. Pahlevi dan Herlina (2018) juga Profil informan dari masing-masing wilayah adalah tidak berpihak kepada petani. Informan I luas lahan yang sama dengan ditanami ubi
menyatakan bahwa di Kabupaten Malang telah sebagai berikut: mengatakan: “Sejak 2012 harga tembakau tidak jalar diperoleh keuntungan bersih hingga
terjadi perubahan iklim selama 20 tahun terakhir menentu dan cenderung merugikan petani, Rp8.000.000. Di samping itu harga jual
yang ditandai dengan meningkatnya suhu rata- Tabel 1. Profil Informan Penelitian sehingga sejak 2013 saya mencoba beralih ke selalu dalam kondisi stabil karena diterapkan
rata sebesar 0,1°C dan curah hujan sebesar komoditas lain.” Pendapat yang hampir sama sistem tanam secara bergiliran, sehingga
No Nama Usia (tahun) Asal disampaikan informan SK: ”Bapak saya hanya
6,7 mm per bulan. Efek dari perubahan iklim tidak ada panen raya dan ubi jalar dapat
inilah yang diduga memiliki pengaruh terhadap 1 Istanto (I) 58 Magelang bisa membeli jam dinding dari hasil tanam tersedia sepanjang waktu. Wilayah pemasaran
produktivitas tembakau di Kabupaten Malang. tembakau dan tetangga saya hanya bisa ubi jalar luas baik secara nasional maupun
2 Amin (A) 35 Magelang
Faktor lain yang menyebabkan menurunnya membeli jam tangan, jam dinding, dan perhiasan internasional. Masyarakat menjadi terberdaya
produksi tembakau adalah faktor tata niaga 3 Sukiman (SK) 45 Klaten emas. Saya sendiri tidak dapat membeli apa- dengan budidaya ubi jalar ini, karena selain
tembakau yang memiliki pengaruh yang cukup apa karena tembakau tidak laku, sehingga sejak Bertani, masyarakat juga sudah mengolah
dominan terhadap kesejahteraan petani. Pola tahun 2002 saya memutuskan untuk beralih ubi jalar menjadi berbagai olahan makanan.”
tata niaga yang cenderung oligopsonistik, posisi tanam ke komoditas lain meskipun belum Informan SK menyampaikan: “Dulu luas lahan
tawar petani selalu kalah dibandingkan dengan mengetahui cara budidayanya.” Informan lain tembakau 400 m2 menghasilkan keuntungan
pihak industri, meskipun harga tembakau dunia yaitu A menyatakan: “Tata niaga tembakau tidak bersih Rp350.000. Sekarang dengan ditanami
mengalami kenaikan, namun belum tentu petani bagus dan tidak jelas, sehingga menimbulkan sayuran bisa menghasilkan keuntungan kurang
bisa menikmati hasilnya. Syaiful, dkk (2019) kerugian pada petani.” lebih Rp2.000.0000 dan hampir setiap bulan
menyatakan bahwa sistem harga tembakau selalu bisa panen sayur-sayuran yang berbeda-beda.
ditentukan oleh pembeli, bukan oleh petani sebagai 3. Komoditas yang dibudidayakan informan Cabe dipanen saat usia 5 bulan, sebelum 5
pemilik barang. Sistem jual beli tersebut dikenal sebagai pengganti tembakau beranekaragam bulan bisa dipanen kembang kol, sawi, dan
dengan sistem monopolistik yang tidak sesuai menyesuaikan dengan pengetahuan dan daun bawang. Selain dijual, sayur-sayuran
dengan harapan para petani karena keuntungan lingkungannya masing-masing. Informan I tersebut juga dikonsumsi sendiri.” Informan
yang mereka peroleh tidak maksimal. Akibatnya menyampaikan: ‘Saya mencoba budidaya ubi A juga menyampaikan: “Saya pertama

38 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 39


kali menanam kopi pada lahan seluas 0,5 Tabel 1. Kontribusi dan Profil Pertanian Tembakau panjang dan perbedaan harga yang relatif besar Misalnya pabrik mematok harga tembakau sebesar
hektare dan keuntungan yang saya peroleh Negara-negara ASEAN (2010-2011) antara yang diterima petani dengan lembaga Rp25.000 per kg, namun tengkulak hanya mau
sekitar Rp4.000.000, 4 kali lebih besar bila pemasaran lainnya dan gudang pabrik rokok. membeli tembakau dari petani antaran Rp17.000-
I K M P T V
dibandingkan dengan budidaya tembakau. Penentuan kualitas tembakau juga ditentukan Rp21.000. Selain itu untuk mentolerir perbedaan
Selain itu menjadi petani kopi lebih enak Jumlah 689,4 13,0 3,0 55,5 49,2 220,0 secara sepihak oleh pembeli yang sifatnya sangat kualitas tembakau, tengkulak sering melakukan
karena desa saya sekarang banyak dikunjungi petani subjektif. Penentuan tersebut berdasarkan pada pemotongan 8-10% dari jumlah timbangan petani.
orang untuk belajar budidaya kopi dan cara Pertanian 1,6 0,3 0,8 0,5 0,3 0,9 ukuran sensori (aroma, rasa, elastisitas, dan
pengolahannya (saya juga mengolah kopi tembakau (%) warna), sehingga harga pun ditetapkan secara Berdasarkan kondisi tersebut, maka informan
menjadi produk yang siap dikonsumsi) dengan Petani (%) 0,6 0,2 0,1 0,2 0,1 0,4
sepihak oleh pembeli. Standar mutu yang telah memutuskan untuk beralih tanam ke komoditas
peralatan semi otomatos yang merupakan ditetapkan oleh instansi terkait dan lembaga selain tembakau yang dianggap lebih
bantuan dari pihak lain.” Area 216,3 8,3 3,7 38,3 28,4 26,3 tembakau, dinas perkebunan, dan gudang-gudang menguntungkan. Alih tanam tembakau memang
tanam pembelian setempat berupa standar monster pada tidak serta merta dapat dilakukan, namun
Rata-rata 0,63 1,6 1,1 2,1 2,2 1,1 setiap musim panen belum dapat dioperasionalkan butuh proses dan waktu yang cukup panjang
PEMBAHASAN produksi secara efektif (Hasan & Darwanto, 2013). hingga menemukan komoditas yang tepat
Sumber: Espino et al. (2013) sebagai pengganti tembakau. Nuhung (2014)
Budidaya tembakau merupakan suatu budaya Sari dan Rusdjijati (2015) juga menemukan bahwa menyimpulkan bahwa untuk melakukan alih tanam
yang bersifat turun-temurun. Toharisman, et.al Irfandianto dan Supyandi (2020) juga menemukan tata niaga tembakau di Kabupaten Temanggung tembakau harus 1) memperhatikan komoditas
(2008) menyebutkan bahwa tembakau pertama bahwa budidaya tembakau di Desa Genteng, dimulai dari petani menjual tembakau ke perantara pengganti yang memiliki nilai ekonomi minimal
kali masuk ke Indonesia dibawa oleh Cornelis de Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang (pedagang, pengepul, tengkulak, juragan), dari setara dengan komoditas tembakau, 2) alih tanam
Houtman seorang bangsa Belanda pada tahun dimulai sejak tahun 1845. Hingga saat ini, tembakau perantara dibawa ke grader sebagai wakil dari dilakukan secara bertahap, dan 3) keterlibatan
1596. Dalam buku “Babad Ing Sangkala” dijelaskan masih dibudidayakan masyarakat di desa tersebut. industri rokok; kualitas dan harga tembakau Pemerintah dalam penyediaan bibit komoditas
bahwa tembakau masuk ke Jawa pertama kali Ada 4 hal yang menyebabkan masyarakat tetap yang ditentukan oleh perantara sering berbeda pengganti dan pemasaran pasca panen. Peneliti
dibawa oleh orang-orang Portugis bertepatan melakukan budidaya tembakau yaitu 1) tembakau dengan yang ditentukan grader. Umumnya lebih menyarankan bahwa diperlukan studi kelayakan
dengan meninggalnya Panembahan Senopati (Raja dapat menjamin kelangsungan hidup, 2) dorongan rendah dan murah, dan petani harus menerima terhadap upaya alih tanam, karena terkait
Jawa Tengah) pada tahun 1602 (Budiman dan dan motivasi dari orang tua yang sudah melakukan hal tersebut. Petani sendiri juga banyak yang tidak beberapa pihak baik petani, industri, masyarakat
Onghokham, 1987). Pendapat lain (Arnez, 2009) budidaya tembakau, 3) para petani tembakau di memahami sistem ini, hasil penelitian di Kabupaten dan kepentingan nasional.
menyatakan bahwa tembakau dibawa dari Meksiko wilayah ini umumnya masih muda dengan tingkat Temanggung menunjukkan bahwa persepsi
oleh orang-orang Spanyol yang tiba di Filipina pendidikan rendah sehingga mudah terpengaruh, petani terhadap tata niaga tembakau dianggap Sahadewo (2020) telah membandingkan
pada tahun 1575, dan kemudian diperkenalkan dan 4) ketersediaan lahan yang mencukupi. belum baik (92.8%). Faktor kedua adalah faktor pendapatan yang diperoleh petani melalui budidaya
ke Jawa pada tahun 1601. Soewarso (2014) harga dan kuantitas kebutuhan tembakau oleh tembakau dengan non tembakau. Kesimpulannya
menyampaikan bahwa pada tahun 1650 ditemukan Imron, dkk (2020) menyatakan bahwa di pabrikan. Temuan ini didukung juga oleh temuan bertani komoditas non-tembakau merupakan mata
areal penanaman tembakau di sejumpah daerah Kabupaten Temanggung, tembakau tidak hanya Asy’ari (2017) yang menyampaikan bahwa dalam pencaharian alternatif yang layak bagi rumah
terutama di wilayah Kedu, Bagelen, Malang, dan dipandang dari segi ekonomi, tetapi juga aspek tataniaga tembakau di Madura, petani menjadi tangga petani. Alasannya adalah 1) budidaya
Priangan. Pada tahun 1830, benih tembakau dari budaya yang menyertainya. Menanam tembakau obyek dan aktor terlemah. Sebagai produsen, komoditas apapun sangat tergantung pada cuaca.
Manila (Filipina) ditanam di wilayah Karawang dan bagi masyarakat tidak hanya sekedar menabur petani tembakau tidak dapat menentukan kualitas Tembakau hanya cocok pada cuaca tertentu,
Pasuruan. Area penanaman sangat luas menyebar benih, tapi juga merupakan budaya luhur. Seperti dan harga tembakau. Harga dan kualitas tembakau sedangkan komoditas lain bisa menyesuaikan cuaca
hingga ke Rembang, Semarang, Banten, Cirebon, yang terjadi di Desa Legoksari bahwa dalam ditentukan oleh aktor lainnya seperti tengkulak, yang sedang terjadi; dan 2) budidaya tembakau
Tegal, dan Surabaya pada tahun 1845. Jadi, usaha tani tembakau dikenal empat ritual budaya grader, juragan, dan industri rokok. Jadi, bertanam membutuhkan banyak tenaga kerja di luar anggota
sangat wajar kalau budidaya tembakau sangat dari awal tanam hingga panen. Mulai dari nyecel, tembakau merupakan investasi yang penuh dengan keluarga yang berarti menambah biaya produksi,
sulit dihilangkan dari masyarakat petani Indonesia among tebal, lekas tebal, dan miwiti. Termasuk ketidakpastian dan tidak dapat diprediksi. Penelitian sedangkan budidaya non tembakau cukup hanya
karena sudah mandarahdaging dan turun-temurun. masa tanam awal dengan menggunakan kalender Prasetyo (2017) pada petani tembakau di Jember melibatkan anggota keluarga.
Pranoto Mongso. Penanaman tembakau juga menemukan hal yang sama bahwa penetapan harga
Tembakau akhirnya menjadi bagian penting memperhatikan siti, wiji, wanci, dan perati. daun tembakau secara sepihak dilakukan oleh Kerugian budidaya tembakau saat ini juga
bagi para petani di Indonesia karena merupakan tengkulak yang menjadi kaki tangan industri rokok. dialami di Zimbabwe sehingga petani tembakau
komoditas yang menjanjikan, terutama pada lahan Namun dengan berjalannya waktu, komoditas Fenomena ini menyebabkan posisi tawar yang disarankan untuk beralih tanam. Chingosho, et.al
kering. Di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tembakau di Indonesia mulai meredup. Seperti rendah bagi petani dan tingkat ketergantungan (2020) menemukan budidaya tembakau saat ini,
keuntungan bersih yang diperoleh petani setiap yang disampaikan oleh para informan penelitian yang sangat tinggi kepada tengkulak. Petani tidak memberikan manfaat yang berarti bagi para
musim tanam tembakau antara Rp35.000.000- ini bahwa sejak 10 tahun terakhir, tembakau akhirnya memilih untuk menjual tembakau secara petani di Manicaland, Zimbabwe. Petani tembakau
Rp45.000.000 per hektare. Di Kabupaten Jember, sudah bukan merupakan tanaman primadona langsung dalam bentuk daun segar (tebbasan), sebagian besar justru menjadi korban dari
Jawa Timur, laba bersih yang diperoleh petani yang menjanjikan kesejahteraan tinggi bagi para meski harga tembakau tebbasan lebih murah tetapi budidaya tembakau. Oleh karena itu disarankan
sekitar Rp10.000.000-Rp 23.000.000 per hektare petani. Komoditas tembakau justru membuat para petani tidak banyak mengeluarkan biaya untuk agar Pemerintah segera memperbaiki kondisi
per musim (Hadi et al., 2008). Di Kabupaten informan mengalami kerugian yang cukup besar. proses pemetikan, penggulungan, penyimpanan, petani tembakau, yang di antaranya adalah
Jember, laba bersih tembakau tersebut merupakan Menurut mereka, kerugian tersebut terutama perajangan, dan penjemuran. Saliem (2014) mendorong dan mempromosikan alih tanam.
laba bersih tanaman tertinggi di antara cabai disebabkan oleh tata niaga tembakau yang buruk menyatakan bahwa tengkulak mem-berikan harga
merah, padi, jagung hibrida, dan kedelai. dan tidak jelas. Hasan dan Darwanto (2013) kepada petani tembakau berdasarkan informasi dari Jenis komoditas yang dipilih informan sebagai
menemukan bahwa petani tidak bisa menjual industri rokok dan perhitungan sendiri. Informasi pengganti tembakau umumnya berupa tanaman
Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN hasil panen tembakau langsung ke gudang rokok, ini tidak sampai kepada petani, sehingga tengkulak pangan seperti ubi jalar, aneka sayuran, dan kopi.
untuk jumlah petani dan total luas tanam tembakau sehingga menyebabkan rantai pemasaran menjadi seringkali mengambil keuntungan dari proses Seperti temuan Sholikhah, dkk (2017) bahwa 75%
(Tabel 1) (Espino et.al., 2013). jual beli tembakau dengan memainkan harga. petani tembakau di Desa Kedungwaras, Kecamatan

40 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 41


Modo, Kabupaten Lamongan telah beralih tanam Espino, R., Assunta, M., and Kin, F., 2013. Status
ke komoditas kedelai karena a) petani pernah
melakukan budidaya kedelai dan hasilnya bagus,
of Tobacco Farming in The Asean Region.
SEATCA, Southeast Asia Tobacco Control
DAMPAK COVID-19 TERHADAP KONSUMSI ROKOK
b) resiko lebih rendah, c) harga stabil, dan d) Alliance. DI ACEH TAHUN 2020
Pendapatan yang diperoleh cukup besar. Firmansyah, H. 2010. Teknik Budidaya Tanaman
Tembakau. http://binaukm.com/2010/05/
Penelitian Das, et.al (2017) di Koch Bihar, Bengal teknikbudidaya-tanaman-tembakau/
Riza Septiani
Barat menyimpulkan bahwa budidaya tembakau Hadi PU, Kustiari R. Anugerah IS. 2008. Case Vera Nazhira Arifin
di wilayah tersebut sudah tidak menguntungkan study of Tobacco Cultivation and Alternative Hanifah Hasnur
petani. Oleh karena itu perlu dicari komoditas Crops in Indonesia. Indonesian Center of Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh
alternatif untuk menggantikannya. Hasil penelitian Agriculture Socio-Economic and Policy Muhammadiyah Tobacco Contro Center, Universitas Muhammadiyah Aceh
menunjukkan bahwa kentang dan gandum memiliki Studies. Department of Agri-culture.
kesesuaian paling tinggi untuk dibudidayakan di Hasan, F., dan Darwanto, D. H., 2013. Prospek dan Dharina
wilayah tersebut, diikuti padi, jagung, dan sawi. Tantangan Usaha Tani Tembakau Madura. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh
Sepa, vol. 10, no. 1, September 2013, hal: 63-70.
Herawati, W. D. 2013. Teknik Budidaya Tembakau Febyolla Presilawati
SIMPULAN Varietas Virginia. Edisi Pertama. Trans Idea Muhammadiyah Tobacco Contro Center, Universitas Muhammadiyah Aceh
Publishing. Jogjakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Aceh
Penelitian ini menyimpulkan bahwa: Imron, A., Komarudin, M. N. N., Darmawan, E. S.,
1. Faktor utama informan beralih tanam ke Illahi, N. A. K., 2020. Socio Cultural Study of
komoditas selain tembakau adalah tata Temanggung Tobacco Farmers In the Global riza.septiani@unmuha.ac.id
niaga tembakau yang buruk, tidak jelas, dan Trans Era. Indonesian Journal of Social and
merugikan petani. Environmental Issues, Volume 1, Issue 2
2. Jenis komoditas yang dipilih para informan (August 2020): 73-78ISSN: 2722-1369 (Online),
untuk menggantikan tembakau pada umumnya Volume 1, Issue 2 (August 2020): 73-78 https://
ABSTRAK
adalah tanaman pangan seperti ubi jalar, ojs.literacyinstitute.org/index.php/ijsei
sayuran, dan kopi. Irfandiyanto, M. E & Supyandi, D., 2020. Why Latar Belakang: Kasus COVID-19 yang teridentifikasi di akhir tahun 2019 di Wuhan, Cina telah menyebar
3. Proses alih tanam membutuhkan waktu yang Tobacco Farmers Still Standing? (Case secara luas ke seluruh dunia, sehingga pada bulan Januari 2020, WHO menyatakan status COVID-19 menjadi
cukup lama, sehingga ditemukan komoditas Study In Genteng Village, Sukasari District, Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) dan selanjutnya pada bulan Maret
yang tepat untuk dikembangkan. Sumedang Regency). HABITAT, 31 (1), 2020, 2020, statusnya meningkat kembali menjadi pandemi global. Di lain pihak, merokok juga telah dianggap
28-35, DOI: 10.21776/ub.habitat.2020.031.1.3 sebagai pandemi, terlebih karena selama ini permasalahannya tak kunjung terkontrol walaupun berbagai
Nuhung, I. A., 2014. Telaahan Konversi Tembakau, intervensi telah diusahakan. Jika kedua kondisi dihubungkan satu sama lain, terdapat beberapa literatur
DAFTAR PUSTAKA Suatu Tinjauan Ekonomi. Jurnal Agribisbis, yang mengaitkan perilaku merokok sebagai faktor yang mempengaruhi keterpaparan dan memperberat
…, 2015. Produksi Tembakau Siap Bangkit. Berita vol. 8, no. 2, Desember 2014, hal. 125-140. gejala COVID-19. Namun di lain pihak, terdapat juga berbagai rumor dan informasi hoaks yang beredar di
Industri, Kementrian Perindustrian, Kontan Pahlevi, R. A. dan N. Herlina. 2018. Evaluasi masyarakat dengan klaim sebaliknya, sehingga hal ini diperkirakan dapat imempengaruhi perokok dalam
Harian, Rabu, 2 Desember 2015. Dampak Perubahan Iklim terhadap perilaku merokoknya di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menilai
Arnez, M. 2009. Tobacco and Kretek: Indonesian Produktivitas Padi (Oriza sativa L.) di perbedaan jumlah konsumsi rokok pada masa sebelum dan saat pandemi COVID-19.
Drugs in Historical Change. South-East Asian Kabupaten Malang. J. Protan 6(8): 1859-1867.
Study: 49-69. Prasetyo, W., 2017. Paradoks Ganda Kos Produksi Metodologi: Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional menggunakan convenience
Asy’ari, M. A., 2017. Tafsir Keuntungan bagi Petani Petani Tembakau (Studi Fenomenologi Petani sampling, data didapatkan menggunakan kuesioner online Google Form, dengan penyebaran link
Tembakau. Jurnal Pamator, vol. 10, no. 2, Tembakau di Kabupaten Jember. Jurnal kuesioner melalui platform WhatsApp pada bulan Mei sampai Juni 2020 dengan total 252 responden
Oktober 2017, hal. 128-134. Ekonomi dan Bisnis, vol. 10, no. 1, April 2017. yang terdiri dari perokok aktif. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan SPSS ver 23.
Budiman A and Onghokham. 1987. Rokok Rasyid, M., dan Aisyah, S., Tata Niaga Tembakau
Keretek dan Lintasan Sejarah dan Artinya dan Dampaknya terhadap Kesejahteraan Hasil: Berdasarkan analisis didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan persentase konsumsi rokok
bagi Pembangunan Bangsa dan Negara. PT. Petani di Sumenep. Prosiding Seminar diidentifikasi bedasarkan klasifikasi perokok pada masa sebelum dan saat pandemi COVID-19, dengan
Djarum. Kudus. Nasional Humaniora dan Aplikasi Teknologi persentase perokok adalah 7,8% berat, 41,2% sedang dan 51% ringan pada masa sebelum pandemi
Chingosho, R., Dare, C., and Walbeek, C., 2020. Informasi (SEHATI), vol. 5, no. 1, 2019. menjadi 3,9% berat, 32,2% sedang, 55,3% ringan dan 8,6% tidak merokok pada saat pandemi.
Tobacco Farming and Current Debt Status Sahadewo, G. A., Drope, J., Li, Q., Nargis, N., and
among Smallholders Farmers in Manicaland Witoelar, F., 2020. Tobacco or not tobacco: Kesimpulan: Berdasarkan hasil didapatkan bahwa perbandingan jumlah rokok yang dikonsumsi oleh
Province in Zimbabwe. BMJ Journal Tobacco predicting farming households’ income in responden mengalami perubahan antara sebelum dan saat pandemi COVID19, dimana setelah pandemi
Control, (http:// dx. doi. org/ 10. 1136/ Indonesia. BMJ Journal Tobacco Control, terdapat penurunan persentase perokok berat dan sedang yang kemungkinan beralih menjadi perokok
tobaccocontrol- 2020- 055825). (http:// dx. doi. org/ 10. 1136/tobaccocontrol- ringan, sehingga saat pandemi terjadi peningkatan persentase perokok ringan dan juga beralihnya perokok
Das, J., Gayen, A., Saha, S., and Bhattacharya, 2019- 055274). menjadi tidak merokok. Hasil ini dapat menggambarkan perubahan konsumsi rokok dalam arti respons
S. K., 2017. Modelling of Alternative Crops Saliem, H. P., 2014. Permasalahan dan Tantangan positif dari perokok terhadap kondisi pandemi COVID-19, walaupun analisis dalam menilai keterkaitan
Suitability to Tobacco Based of Analytical Pertanian Tembakau serta Solusinya. ini perlu ditinjau ulang, sehingga penelitian lanjutan diperlukan untuk menilai apakah respons ini hanya
Hierarchy Proces in Dinhata Subdivision on Sari, K. P., dan Rusdjijati, R., 2015. Persepsi Petani bersifat sementara karena kekhawatiran pada responden di awal masa COVID-19 ataukah respons bersifat
Koch Bihar District, West Bengal. Springer tentang Tata Niaga Tembakau di Kabupaten berlanjut menjadi perubahan perilaku yang permanen.
International Publishing AG, Part of Springer Temanggung. The 2th Research Coloquium.
Nature, 2017. Kata kunci: Perokok, Konsumsi Rokok, COVID-19, Rokok dan COVID-19

42 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 43


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
INISIASI MEROKOK PADA REMAJA DI GAMPONG PENETAPAN REGULASI KAWASAN TANPA ROKOK
LAMPASEH KRUENG KECAMATAN MONTASIK SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2019 NOMOR 36 TAHUN 2009

M. Alim Setiadi Heniyatun


Intan Liana MTCC
Eddy Azwar Retno Rusdjijati
Fahrisal Akbar Universitas Muhammadiyah Magelang
Agustina Jalan Mayjend Bambang Soegeng KM 5 Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah
Riza Septiani
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh
heniyatun@ummgl.ac.id
riza.septiani@unmuha.ac.id

ABSTRAK
ABSTRAK Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan bahwa Pemerintah
Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di wilayahnya dengan Peraturan Daerah. Namun
Latar Belakang: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar menunjukkan peningkatan prevalensi sampai saat ini belum seluruh kabupaten maupun kota di Indonesia memiliki Perda Kawasan Tanpa Rokok.
perokok dari 47% pada tahun 2015, meningkat menjadi 76,3% pada tahun 2016 yang artinya, sekitar Begitu pula dengan kabupaten dan kota yang berada di wilayah Jawa Tengah. Hingga tahun 2020 ini,
2 dari 3 orang adalah perokok dan angka ini lebih besar jika dibandingkan secara nasional yaitu 54,7%. kabupaten dan kota di Jawa Tengah yang sudah memiliki Perda Kawasan Tanpa Rokok baru empatbelas
Salah satu wilayah yang tergolong tinggi persentase perokok adalah wilayah kerja Puskesmas Montasik dari tigapuluh lima kabupaten dan kota yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan
yang berada di Kabupaten Aceh Besar. penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan kabupaten dan kota di Jawa
Tengah yang belum bersedia menetapkan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok. Jenis penelitian ini
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan inisiasi adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei dan indeep interview dengan Dinas Kesehatan
merokok pada remaja di Gampong Lampaseh Krueng Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun (12 Dinkes) dan OPD terkait (Bagian Hukum, Perijinan, Satpol PP) setiap kabupaten dan kota di Jawa Tengah
2019. yang belum memiliki Perda Kawasan Tanpa Rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktor yang
mempengaruhi ketidakpatuhan kota maupun kabupaten yang belum memiliki Perda KTR yaitu 1). adanya
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional dengan. Populasi dalam penelitian kepentingan politis, dikhawatirkan jika menerapkan Perda KTR secara komprehensif akan berpengaruh
ini adalah sebanyak 48 remaja dan semua menjadi sampel dalam penelitian ini (total population sampling). menurunnya pendapan asli daerah (PAD), karena tidak ada pemasukan dari cukai rokok. Di samping
Pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 22 Januari sampai dengan 08 Februari 2019. Data primer juga 2) adanya intervensi dari industri tembakau (rokok), yaitu alasan ekonomi yang dikaitkan dengan
diperoleh dari pengisian kuesioner melalu wawancara. Data dianalisis secara univariat dan bivariate lapangan kerja pada sektor karyawan pabrik rokok yang rata-rata berpendidikan rendah, sehingga tidak
menggunakan SPSS dengan uji chi-square. memungkinkan untuk bekerja di sektor selain pabrikan. Berikutnya adanya 3). kepentingan pribadi, para
pemangku kepentingan maupun pengambil kebijakan masih merokok, bahkan di sembarang tempat.
Hasil: Hasil analisis univariat menunjukan bahwa adanya inisiasi merokok sebesar pada remaja sebesar Sementara itu beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah yang telah memiliki Perda KTR namun
37.5%, 54.2% reponden memiliki pengetahuan yang kurang tentang rokok, 54.2% reponden menyatakan belum seluruhnya terimplentasi sesuai yang diatur dalam regulasi yang bersangkutan.
adanya pengaruh lingkungan, 41.7% menyatakan terpengaruh oleh teman dan 41.7% reponden menyatakan
sering terpapar iklan. Hasil penelitian bivariat menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara Kata kunci: Faktor-faktor ketidakpatuhan PEMDA, Regulasi KTR
inisiasi merokok dengan pengetahuan (P-Value = 0,001), lingkungan (P-Value = 0,005), pengaruh teman
(P-Value = 0,001) dan paparan iklan (P-Value = 0,001).

Kesimpulan: Dari hasil didapatkan bahwa berbagai faktor mempengaruhi inisiasi merokok pada
remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguatkan usaha penanggulangan tembakau dengan
emningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya rokok yang tidak hanya merugikan kesehatan, namun
juga kerugian sosial, ekonomi, dan aspek kehidupan lainnya. Serta, diharapkan stakeholder pemerintah
terkait pengendalian tembakau dapat melakukan percepatan dalam larangan Iklan rokok karena terbukti
mempengaruhi inisiasi merokok pada remaja.

Kata Kunci: Inisiasi Merokok, Perokok Remaja, Iklan rokok.

44 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 45


Masyarakat Hidup Sehat yang merupakan tidakan perkembangannya yaitu masa ketika mencari jati
GENERASI MUDA YANG MEMPROMOSIKAN sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
diri (Gatchel, 1989).

KESEHATAN DALAM MEWUJUDKAN REMAJA dengan kesadaran kemauan dan kemampuan


berprilaku sehat untuk meningkatkan kualitas.
Dalam masa remaja ini sering terjadi ketidaksesuaian
antara perkembangan psikis dan perkembangan
ANTI ROKOK MELALUI SAKA BAKTI HUSADA sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri
Germas muncul sebagai salah satu jawaban untuk tersebut tidak selalu dapat berjalan sesuai dengan
BERKARYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS menghadapi tantangan besar, yaitu masalah harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan
kesehatan triple burden yaitu masih adanya penyakit perilaku merokok sebagai cara kompensatoris.
RAWAT INAP infeksi, meningkatnya PTM dan penyakit-penyakit Seperti yang dikatakan oleh Brigham bahwasanya
yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku
sehingga, potensi beban pelayanan kesehatan akan simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan,
meningkat, produktifitas SDM menurun, hingga kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan
Henny Arida Purba, S.KM akan mempengaruhi pembangunan sosial ekonomi. jenis (Helmi, 1991). Merokok bagi sebagian remaja
Petugas Promkes UPT Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik
Kota Bandar Lampung, Prov.Lampung Germas sebagai gerakan nasional yang diprakarsai psikis maupun fisik. Walaupun di sisi lain, saat
oleh Presiden RI Jokowi-Jk dan tertuang dalam pertama kali mengkonsumsi rokok dirasakan
instruksi presiden no 1 tahun 2017, dimana Germas ketidakenakan. Hal ini sejalan dengan perkataan
mengedepankan upaya promotif dan preventif, Helmi yang berpendapat bahwa saat pertama kali
ABSTRAK tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan mengkonsumsi rokok, kebanyakan remaja mungkin
rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen mengalami gejala-gejala batuk, lidah terasa getir,
Perilaku merokok pada remaja usia 10-18 tahun meningkat yakni dari 7,2 persen (Riskesdas 2013), 8,8 bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat, dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari
persen (Sirkesnas 2016), dan kini 9,1 persen (Riskesdas 2018). Berdasarkan data PIS PK tahun 2017 di penguatan pelayanan kesehatan dan JKN. Karena para pemula tersebut mengabaikan pengalaman
Wilayah Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame, salah 1 indikatornya mengenai perilaku tidak merokok, itu, Germas menjadi momentum untuk berpola perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi
maka Angka individu yang tidak merokok masih rendah sebesar 38%, dan sedangkan berdasarkan Hasil hidup sehat. Untuk menyukseskan Germas, tidak kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan.
pemantauan PHBS Rumah Tangga tribulan 2 tahun 2019 , anggota keluarga yang tidak merokok di hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja, Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai
rumah sebesar 42%. Inovasi di puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame adalah dengan pemberdayaan peran Kementerian dan Lembaga di sektor lain kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis.
remaja secara langsung dengan membina remaja dalam Saka Bakti Husada, yaitu : Konseling Remaja juga turut menentukan dan harus ditunjang peran Sehingga tidak jarang perokok mendapatkan
dan Konseling Pecandu, Dan berkoordinasi dengan Pelayanan Penyakit Tidak Menular, khususnya upaya serta seluruh lapisan masyarakat dari individu, kenikmatan yang dapat menghilangkan
berhenti merokok. 2) SABAR (Saka Bakti Husada Berkarya - Saka Bakti Husada Anti Rokok), Remaja keluarga dan masyarakat, akademisi, dunia usaha, ketidaknyamanan yang sedang dialaminya.
diarahkan untuk mempunyai kegiatan positif seoptimal mungkin dan sebanyak - banyaknya, salah satunya organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi
dengan terlibat dalam wadah Saka Bakti Husada serta pemerintah baik tingkat pusat maupun Gejala ini dapat djelaskan dari konsep tobacco
daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana dependency (ketergantungan rokok). Artinya,
Selain Saka Bakti Husada Berkarya, Saka Bakti Husada juga diharapkan sebagai Pembawa pesan untuk pendukung, memantau dan dan mengevaluasi perilaku merokok merupakan perilaku
Anti Rokok. Remaja merupakan generasi muda yang kelak akan membangun bangsa. Karena itu, remaja pelaksanaannya. menyenangkan dan dapat menghilangkan
pelu mendapat dukungan positif yang diberikan dari lintas sektor ataupun dunia pendidikan dan juga ketidaknyamanan dan bergeser menjadi aktivitas
memiliki wadah kegiatan positif untuk menghindarkan mereka dari pergaulan yang salah dan beberapa Upaya promosi kesehatan dalam membudayakan yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat
permasalahan – permasalahan remaja. GERMAS tersebut dilakukan dengan nikotin adalah adiktif dan anti-depressan, jika
melibatkan banyak sektor terkait selain dengan dihentikan tiba-tiba akan menimbulkan stress.
Kata-kata kunci: PIS PK, Saka Bakti Husada, Konseling remaja, Pecandu. mensosialisasikan dan menjalankan kegiatan
rutin. GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Secara manusiawi, orang cenderung untuk
1. Melakukan aktivitas fisik menghindari ketidakseimbangan dan lebih
2. Konsumsi sayur dan buah senang mempertahankan apa yang selama ini
3. Tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat
PENDAHULUAN inklusi social serta perlindungan terhadap
4. Memeriksa kesehatan secara rutin dipahami apabila para perokok sulit untuk behenti
lingkungan. Untuk mewujudkan SDGs, pemerintah
5. Membersihkan lingkungan merokok. Klinke & Meeker (dalam Aritonang, 1997)
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya Indonesia menetapkan Nawa Cita, yang berupa
6. Mengelola setres mengatakan bahwa motif para perokok adalah
adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua 9 program prioritas/harapan yang akan dicapai.
7. Intervensi gizi 1000 HPK. relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan Dimana, Nawa Cita kelima yaitu meningkatkan
ketegangan, memudahkan berkonsentrasi,
untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan
Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi pengalaman yang menyenangkan dan relaksasi.
dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang dicapai melalui program Indonesia pintar,
remaja untuk merokok. Secara umum berdasarkan
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat program Indonesia sehat, program Indonesia
kajian Kurt Lewin, merokok merupakan fungsi Sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 36
yang setinggi-tingginya.Hal ini selaras dengan kerja/sejahtera dan program Indonesia kerja,
dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku tahun 2009 Tentang Kesehatan, bahwa kesehatan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah akan melibatkan beragam stake holder, tenaga
merokok selain disebabkan dari faktor lingkungan adalah hak dan kewajiban setiap warga Negara.
dalam Sustainable Development Goals (SDGs), kesehatan adalah salah satu diantaranya (Renstra
juga disebabkan oleh faktor diri atau kepribadian. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan
yaitu agenda pembangunan dunia yang bertujuan 2015-2019 )
Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari kajian kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
untuk kesejahteraan masyarakat yang disepakati
perkembangan remaja. Remaja mulai merokok dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dari forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa Ada banyak kebijakan yang dicanangkan demi
dikatakan oleh Erikson berkaitan dengan adanya Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
(PBB). Adapun tujuan SDGs yang akan dicapai mewujudkan nawa cita, salah satu yang ada untuk
krisis aspek psikososial yang dialami pada masa kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
secara bertahap adalah pertumbuhan ekonomi, bidang kesehatan adalah GERMAS, yaitu Gerakan

46 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 47


bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan Pramuka Penegak dan Pandega ini berpotensi Bakti Husada yaitu Bina Keluarga Sehat, Bina aktif mengikuti kegiatan positif yakni Saka Bakti
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai untuk menjadi anggota Saka Bakti Husada. Lingkungan Sehat, Penanggulangan Penyakit, Husada serta terwujudnya manusia manusia
investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia Saka Bakti Husada merupakan wadah yang Bina Gizi, Bina Obat dan Bina Perilaku Hidup Bersih muda yang berperilaku hidup bersih dan sehat,
yang produktif secara sosial dan ekonomis. menampung minat, bakat serta wahana belajar dan Sehat (PHBS). berprestasi,dan unggul.
pengetahuan dan keterampilan kesehatan bagi
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat adik-adik Pramuka yang didasari atas kerjasama Puskesmas sebagai salah satu YanKes yang
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya Kementerian Kesehatan dan Gerakan Pramuka. merupakan ujung tombak pelayanan dan METODE PENELITIAN
program, sektor serta seluruh masyarakat. Oleh Tujuan Saka Bakti Husada sebagai penggerak, bertangggungjawab terhadap wilayah kerjanya
karena itu, peran serta di luar sektor kesehatan pendorong dan menjadi kader kesehatan untuk mempunyai andil yang cukup penting untuk Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
sangat diharapkan dalam mencapai kemampuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta mempromosikan GERMAS sebagai gaya hidup dan kualitatif. Menurut Mukhtar, metode penelitian
seluruh lapisan masyarakat untuk hidup sehat. mampu berperan aktif menyebarluaskan informasi kebutuhan hidup masyarakat. deskriptif kualitatif adalah sebuah metode
Salah satu wujud peran serta masyarakat adalah kesehatan dan juga menjadi agent of change yang digunakan peneliti untuk menemukan
melalui keterlibatan kelompok masyarakat yang berperilaku hidup sehat di masyarakat, adalah Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada
peduli dan bergerak di bidang kesehatan. Salah sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan. merupakan salah satu FKTP (Fasilitas Kesehatan satu waktu tertentu (Mukhtar, 2013).
satu gerakan dalam mendorong masyarakat untuk Tingkat Pertama) di Kota Bandar Lampung dengan
hidup sehat adalah melalui Gerakan Pramuka. Fasilitasi Satuan Karya Pramuka Bakti Husada jumlah penduduk pada tahun 2019 kurang lebih Penelitian yang paling mendasar yang hanya
(SAKA BAKTI HUSADA) dalam mendukung 22.413 Jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 2.854 menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan KK (Data proyeksi penduduk , 2019). yang diobservasi baik fenomena alam maupun
2010 Tentang Gerakan Pramuka, bahwa Gerakan program prioritas kesehatan merupakan kegiatan fenomena buatan secara deskriptif obyektif.
Pramuka mempunyai tugas pokok mendidik dan peranserta masyarakat dalam pembangunan Pada tahun 2019, kelompok usia remaja usia 10- Penelitian Deskriptif kualitatif hanya akan meneliti
membina kaum muda Indonesia agar menjadi kesehatan yang dilakukan oleh Pramuka melalui 18 tahun sejumlah 3.439 remaja mencapai 15,34% berupa gambaran yang sistematis tentang fakta
tenaga kader pembangunan yang beriman dan wadah SAKA BAKTI HUSADA. Adapun program dari seluruh penduduk di Indonesia (P2–PTM Dinkes dan karakteristik obyek. Dalam penelitian ini
bertakwa, berilmu pengetahuan dan teknologi prioritas Nasional tahun 2019 adalah 5 Penurunan Kota B.Lampung). Sebagai generasi penerus , hanya masalah yang mendasar, gambaran dari
serta bermoral Pancasila yang sehat jasmani dan Angka Kematian Ibu dan Penurunan Angka kelompok ini merupakan asset atau modal utama fakta secara sistematis. Alasan menggunakan
rohani. Kematian Neonatal, Percepatan Eliminasi TBC, sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa pendekatan jenis penelitian deskriptif karena ingin
Peningkatan Capaian dan Mutu Imunisasi dan di masa yang akan datang. meneliti gambaran dampak positif remaja yang
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Gerakan Pencegahan Stunting serta pencegahan Peyakit mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada.
Pramuka bekerjasama dengan berbagai instansi Tidak Menular. Dapat dilihat, perilaku merokok pada remaja
terkait termasuk Kementerian Kesehatan yang usia 10-18 tahun meningkat yakni dari 7,2 persen Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
diwujudkan melalui Kesepakatan Bersama Sejalan dengan tujuan pembentukan Saka (Riskesdas 2013), 8,8 persen (Sirkesnas 2016), dan purposive sampling. Teknik purposive sampling
antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bakti Husada sebagai wahana memupuk, kini 9,1 persen (Riskesdas 2018). adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan Menteri Kesehatan Nomor HK.05.01/ mengembangkan, membina dan mengarahkan dengan pertimbangan tertentu.
VIII/2379/2015 dan Nomor 08/PK-MoU/2015 minat dan bakat generasi muda bidang kesehatan Berdasarkan data PIS PK tahun 2017 di Wilayah
tanggal 12 November 2015. Hal ini dimaksudkan yang dapat menjadi bekal bagi kehidupan dan Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame, salah Populasi untuk penelitian ini merupakan seluruh
untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan penghidupannya. 1 indikatornya mengenai perilaku tidak merokok, siswa Sekolah Mengengah Atas yang aktif pada
di bidang kesehatan yang dapat membantu maka Angka individu yang tidak merokok masih Gerakan Pramuka. Jumlah Sekolah Menengah Atas
melembagakan perilaku hidup bersih dan sehat Tujuan Saka Bakti Husada adalah memberi wadah rendah sebesar 38%, yang mana remaja merokok di wilayah kecamatan Sukarame berjumlah 7 SMA
bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan pendidikan dan pembinaan bagi para Pramuka ada 7 orang (0,2%) , untuk data dan sedangkan dan sederajat. Untuk sampel penelitian ini adalah
masyarakat di lingkungannya. Penegak dan Pandega untuk menyalurkan berdasarkan Hasil pemantauan PHBS Rumah anggota Pramuka Sekolah Menengah Atas yang
minat, mengembangkan bakat, kemampuan dan Tangga tribulan 2 tahun 2019, anggota keluarga berminat pada Saka Bakti Husada. Pengumpulan
Kesehatan masyarakat masih menjadi persoalan pengalaman dalam bidang pengetahuan dan yang tidak merokok di rumah sebesar 42%. data dilakukan dengan dokumentasi menggunakan
serius, sehingga program kesehatan masyarakat teknologi serta ketrampilan bidang kesehatan instrumen kuesioner dan pengamatan langsung.
selayaknya harus menyertakan masyarakat dalam yang dapat menjadi bekal bagi kehidupan Karena itu perlu perhatian untuk menekan
mencari solusinya. Kader merupakan perwakilan dan penghidupannya untuk mengabdi pada perilaku merokok di wilayah Puskesmas Rawat Data primer diperoleh melalui daftar kuesioner
anggota masyarakat yang sampai saat ini masyarakat, bangsa dan negara (Kepts. Ka Inap Permata Sukarame. Walaupun sudah ada terstruktur yang dibagikan kepada seluruh
masih dapat diandalkan menjadi SDM potensial, Kwarnas Gerakan Pramuka No. 154/2011), untuk peningkatan dilihat dari data di tahun 2019. anggota Saka Bakti Husada berjumlah 42 orang.
diantaranya adalah Anggota Pramuka yang itu Remaja diarahkan untuk mempunyai kegiatan Untuk data sekunder, diambil dari laporan kegiatan
tersebar di seluruh pelosok tanah air. positif seoptimal mungkin dan sebanyak - Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat Program Promkes.
banyaknya, salah satunya dengan terlibat dalam derajat kesehatan remaja sebagai generasi Penelitian ini mengambil tempat di 6 Sekolah
Gerakan Pramuka merupakan kelompok potensial wadah Saka Bakti Husada masa depan diwilayah kerja Puskesmas Rawat Menengah Atas yang tergabung dalam Gerakan
dalam menggerakkan, menyebarluaskan Inap Permata Sukarame dan meningkatkan Pramuka Kwartir Ranting Kecamatan Sukarame,
informasi bahkan mobilisasi massa terkait Germas Dalam merencanakan dan mengupayakan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam Kota Bandar Lampung.
di berbagai tingkat administrasi (Kwartir Nasional, pelaksanaan kegiatan Saka Bakti Husada sehari- menerapkan Germas dan prinsip- prinsip PHBS
Kwartir Daerah, Kwartir Cabang sampai Kwartir hari di satuan terkecil dari Saka yang disebut yang berhubungan dengan perilaku untuk tidak
Ranting). Menurut data ada sejumlah 22 juta Krida dibentuk Dewan Saka Bakti Husada yang merokok. HASIL
anggota Pramuka, dan kisaran 2 - 5% adalah adik- beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega
adik yang berusia 16-25 tahun yang terdiri dari (usia 16-25 tahun). Dalam Gerakan Pramuka Bakti Tujuan lain dari penelitian ini adalah menekan Setelah melakukan sosialisasi Kegiatan Saka Bakti
Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Husada memiliki 6 Krida dengan berbagai jenis jumlah kasus remaja merokok dengan memotivasi Husada di Gerakan Pramuka Kwartir Ranting
Pandega (21-25 tahun). Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Enam Krida Saka remaja untuk menerapkan Germas dan berperan Sukarame, terlihat antusias dari adik–adik yang

48 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 49


terlibat dalam aktivitas Pramuka untuk bergabung 11. Karena saya sayang dengan diri saya dan orang SEKOLAH KAWASAN TANPA ROKOK DI SD semua anggota tidak ada yang merokok. Untuk
di Saka Bakti Husada. orang di sekitar saya NEGERI 1 HARAPAN JAYA KEC. SUKARAME Pangkalan binaan Saka Bakti Husada Kwaran
12. Karena saya sadar tentang kesehatan • SK KEPALA SMP PGRI 2 BANAR LAMPUNG Sukarame adalah : SMAN 12, SMKN 7, MAN 1, SMAN
Seluruh anggota Saka Bakti Husada menilai bahwa saya,tidak merokok saja bisa timbul banyak NOMOR: 800/649/2/SMP PGRI/11/2018 5, SMK PGRI 4, SMK BLK dan SMAN 5.
SAKA BAKTI HUSADA memberikan dampak positif penyakit apalagi kalau merokok TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI SMP
dalam pencegahan remaja untuk merokok dengan 13. Karena merokok dapat merusak kesehatan dan PGRI 2 BANDAR LAMPUNG Pelaksanaan pembinaan Saka Bakti Husada,
capaian 100%. bisa membunuh setiap orang yang merokok mengedukasi adik-adik Anggota Saka Bakti
14. karena tidak menyukai hal yang berbau atau yg Dapat dilihat juga, ternyata Anggota SAKA BAKTI Husada akan bahaya merokok sehingga mereka
Dalam perekrutan anggota Saka Bakti Husada bersangkutan rokok HUSADA yang merokok Tahun 2018 ada 4 orang dapat mengerti dan mengambil sikap untuk
Kwaran Sukarame tahun 2019, ditekankan untuk 15. Buang buang uang dan tahun 2019 tidak ada sama sekali anggota berkomitmen sebagai pembawa pesan untuk
komitmen tidak merokok dengan capaian 100% 16. Rokok tidak berguna sama sekali. Saka Bakti Husada yang merokok. masyarakat akan bahaya merokok.
remaja Saka Bakti Husada tidak merokok.
Dukungan majelis pembimbing Gerakan Pramuka Dari dasar itulah anggota Saka Bakti Husada
Grafik 1. Persentase Anggota Saka Bakti Husada Tidak Kwartir Ranting Sukarame juga memberikan PEMBAHASAN diajak untuk menyampaikan pesan anti rokok
Merokok Tahun 2019 dampak positif untuk berjalannya kegiatan- kepada teman – teman sebaya ataupun perokok di
kegiatan pembinaan remaja dalam wadah Saka Bakti Husada Berkarya, mengajak anggota sekitarnya. Untuk pembinaan Saka Bakti Husada,
Saka Bakti Husada Berkarya. Dengan adanya Saka Bakti Husada untuk berperan aktif setiap salah satu agenda kegiatannya adalah dengan
dukungan majelis pembimbing Gerakan Pramuka kegiatan–kegiatan positif dimanapun mereka memberikan penyuluhan kepada anggota Saka
Kwartir Ranting Sukarame, maka sinergis dengan berada. Pengurus Saka Bakti Husada Kwaran Bakti Husada mengenai bahaya merokok. Setelah
peningkatan kuantitas pembinaan Saka Bakti Sukarame berusaha untuk konsisten dalam mendapat pembekalan materi mengenai bahaya
Husada dalam mendapatkan pesan – pesan melaksanakan pembinaan bagi anggota Saka rokok, Anggota Saka Bakti Husada diajak juga
kesehatan yang dikelompokkan menjadi 6 krida. Bakti Husada yang mana setiap bulan diupayakan untuk menjadi konselor sebaya untuk temannya
diadakan pembinaan. Pembinaan SAKA BAKTI dalam upaya berhenti merokok. Dapat dipastikan
Dari kegiatan yang sudah dilakukan, didapatkan HUSADA mengagendakan 6 krida yang ada di anggota Saka Bakti Husada memberikan dampak
Peningkatan jumlah kegiatan dan peran serta SAKA BAKTI HUSADA untuk kecakapan khusus positif bagi teman sebayanya dan dapat menjadi
Saka Bakti Husada yakni: para anggota. perpanjangan tangan institusi kesehatan untuk
Seluruh anggota Saka Bakti Husada Kwaran mempromosikan kesehatan, menerapkan
Sukarame mengambil komitmen bahwa mereka Tabel 1. Kegiatan Saka Bakti Husada Tahun 2017-2019 Materi yang disampaikan saat pembinaan Saka pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak merokok karena sadar bahwa rokok tidak Bakti Husada adalah sebagai berikut: sebagaimana dengan paradigma sehat.
TAHUN Tahun Tahun Tahun
memberikan manfaat atau dampak positif. 1. Krida Bina lingkungan Sehat memiliki 5
2017 2018 2019
kecakapan khusus Pada kesempatan lain, anggota Saka Bakti Husada
Dari 42 ressponden yang mengisi kuisioner, Jumlah 2. Krida Bina Keluarga Sehat memiliki 6 kecakapan Kwartir Ranting Sukarame juga menunjukkan peran
mereka menjawab alasan tidak tertarik untuk Kegiatan 5 6 18 khusus. serta mereka untuk masyarakat dengan praktek
merokok, antara lain: 3. Krida Penanggulangan Penyakit memiliki 9 membuat minuman tradisional detoksifikasi untuk
1. Karena merokok dapat menyebabkan Hasil penelitian selanjutnya adalah dengan kecakapan khusus. perokok dengan bahan baku, jahe, kunyit, lemon
penyakit yang sangat berbahaya dan dapat keaktifan dari Saka Bakti Husada Kwaran 4. Krida Bina Gizi memiliki 5 kecakapan khusus atau jeruk nipis dan madu atau gula aren.
memperpendek usia manusia Sukarame, atas rekomendasi Gerakan Pramuka 5. Krida Bina Obat memiliki 5 kecakapan khusus
2. Karena rokok mengandung berbagai Kwartir Cabang Kota Bandar Lampung, juga 6. Krida PHBS memiliki 5 kecakapan khusus Hasil Praktek membuat minuman tradisional ini
penyakit,penyakit utama rusaknya paru paru menarik Pangkalan dari luar teritorial untuk selain dinikmati sendiri, juga dibagikan untuk
dan menyebabkan sesak napas ikut bergabung dalam pembinaan Saka Bakti Dalam pembinan juga diajak anggota untuk guru-guru yang masih mengonsumsi rokok dan
3. Mengurangi Umur Hidup Husada Kwaran Sukarame, yakni Pangkalan SMA mandiri melakukan praktik pemberdayaan teman-teman yang pernah merokok bahkan juga
4. Merusak kesehatan tubuh Fransiskus dari Gerakan Pramuka Kwaran Labuhan kesehatan masyarakat, seperti: sampai turun ke pasar sembari membagikan Hasil
5. Karena saya wanita dan karena merokok itu Ratu (Kecamatan Labuhan Ratu). • pembuatan ovitrap (Perangkap Nyamuk), praktek minuman detoksifikasi ini, para anggota
dapat merusak kesehatan tubuh • bakti sosial dengan bergabung dalam satuan Saka Bakti Husada ini juga meneruskan informasi
6. Karena rokok jelas jelas tidak sehat dan, tak Kebijakan dari institusi pendidikan sebagai tugas Posko Lebaran, bahaya merokok kepada sasarannya.
bermanfaat, selain itu rokok juga bisa menjadi kawasan tanpa rokok dapat berpengaruh dalam • Anggota Saka Bakti Husada menjadi konselor
wadah penyakit bagi kita ataupun orang di penurunan konsumsi rokok pada anak sekolah. sebaya untuk teman – teman di sekolah yang Anggota Saka Bakti Husada berlomba untuk
sekitar kita Adapun Sekolah yang sudah memiliki kebijakan memilik masalah atau ingin curhat, yang berprestasi dan melakukan kegiatan positif. Jadi
7. Karena menurut saya merokok hanya Kawasan Tanpa Rokok, yaitu : akhirnya ditunjuk untuk mewakili jambore dapat dihubungkan bahwa semakin meningkatnya
merugikan diri sendiri dan orang lain • SK KEPALA SD ISLAM ASSALAM NOMOR: 001/ konselor sebaya. aktivitas positif, maka meningkat juga angka
8. karena rokok berbahaya bagi siapapun dan KP/ SDI.ASS/ X / 2018 TENTANG KAWASAN • Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame membina remaja yang tidak merokok. Untuk Kegiatan -
dapat banyak menimbulkan berbagai penyakit TANPA ROKOK DI SD ISLAM ASSALAM (KTR calon-calon anggota lintas tutorial yakni kegiatan positif tersebut, berikut adik adik Saka
9. Karena merokok dapat menyebabkan SDIA) Pangkalan SMA Fransiskus dari Gerakan Bakti Husada terlibat dalam berbagai event besar
berbagai macam penyakit dan juga dapat • SK KEPALA SD NEGERI 2 SUKARAME NOMOR: Pramuka Kwaran Labuhan Ratu (Kecamatan yang memiliki nilai - nilai sosial, antara lain:
membahayakan orang di sekeliling saja juga 421/101/08.02/1.2/SKR/2018 TENTANG Labuhan Ratu). • Sosialisasi Saka Bakti Husada dan Pembentukan
10. Karena merokok tidak baik untuk kesehatan SEKOLAH KAWASAN TANPA ROKOK DI SD Saka Bakti Husada Kwartir Ranting Sukarame di
paru paru, terlebih rokok dapat menyebabkan NEGERI 2 SUKARAME KEC. SUKARAME Untuk anggota Saka Bakti Husada Anti Rokok ini tahun 2016
ketergantungan • SK KEPALA SD NEGERI 1 HARAPAN JAYA dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi 7 Pangkalan • Pembinaan Saka Bakti Husada 4x tahun 2017
NOMOR: 420/247/08.02/1.1 H.J/2018 TENTANG binaan Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame, - Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame menjadi

50 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 51


Narasumber dalam Perkemahan Komplek keterampilan serta metode pelatihan yang inovatif DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan PGRI Sukarame tahun 2017 Sebagai dan produktif bagi pamong dan instruktur dalam 1. Manastas, Lagita. 2007. Filosofi Rokok.
Momentum Memperbaiki Diri menjadi manusia kegiatan Saka Bakti Husada (Job Creation). Saka Yogyakarta : Katalog Dalam Terbitan
yang berguna bagi agama, bangsa Melalui Bakti Husada dapat bersinergi dengan organisasi 2. Rita L. Atkinson, dkk. 1983. Pengantar
Trisatya dan Dasa Darma lain, baik sebidang maupun lintas sektoral. Psikologi, edisi kedelapan. Jakarta: PT.
• Pembinaan Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame Erlangga
dilaksanakan 4x tahun 2018 Selanjutnya dalam upaya menekan perilaku 3. Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriptif
• Pemberdayaan Saka Bakti Husada dengan 6 merokok, didapatkan dukungan dari lintas Kualitatif. Jakarta: GP Press Group
krida di tahun 2018 dilaksanakan 2x sektor (instansi pendidikan) dengan membuat 4. Program P2 PTM Dinas Kesehatan Kota Bandar
• Pemberdayaan Saka Bakti Husada Kwaran suatu Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. Dengan Lampung
Sukarame di tahun 2019 dengan praktek penerapan Kawasan Tanpa Rokok juga membantu 5. Rutger, WPF. 2012. Modul Pelatihan “Pelatihan
pembuatan Ovitrap bersama Lintas Sektor yang dalam penekanan untuk menurunkan konsumsi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Ramah
diliput oleh TVRI Lampung rokok. Kawasan tanpa rokok ini, merinci aturan – Remaja”. Jakarta : PKBI Jakarta
• Anggota Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame aturan mengenai kawasan yang bebas tanpa ada 6. Kwarnas Gerakan Pramuka.2011. Petunjuk
menjadi perwakilan Jambore Konselor Sebaya asap rokok dengan sanksi – sanksinya jika ada Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka
Nasional di Jakarta Maret 2019 yang melanggar kebijakan tersebut. Bakti Husada. Jakarta : Kwarnas Gerakan
• Anggota Saka Bakti Husada ikut dalam Kegiatan Pramuka
Karya Bakti Lebaran tahun 2019 Satuan Tugas 7. Kemenkes RI. 2014. Rapor Kesehatanku untuk
(SATGAS) Pramuka Peduli Kwartir Cabang SIMPULAN peserta didik Tingkat SMP/ MTs dan SMA/
Gerakan Pramuka Kota Bandar Lampung MA/ SMK. Jakarta : Kemenkes RI
• Anggota Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame Kesimpulan dari penelitian ini adalah Saka Bakti 8. Permenkes nomor 74 tahun 2015 tentang
menjadi perwakilan Pertida IV di bulan Juli 2019 Husada dapat menjadi wadah remaja untuk Upaya Peningkatan Kesehatan dan
• Anggota Saka Bakti Husada Kwaran Sukarame berperan aktif mendukung peningkatan derajat Pencegahan Penyakit
menjadi Ketua Pelaksana dalam Gebyar Lomba kesehatan. Kesimpulan lainnya adalah semakin 9. Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriptif
Pramuka Madaliyansa (GAPMA VIII) tahun 2019 banyak Remaja yang memiliki kegiatan positif, Kualitatif. Jakarta: GP Press Group
se Sumbagsel maka semakin besar peluang untuk dapat 10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
• Pembinaan Anggota Saka Bakti Husada tahun menghindari dari permasalahan kesehatan, 2018. Pedoman Umum Pembinaan Saka
2019 rutin dilaksanakan 12 x, yang salah 1 agenda khususnya merokok. Bakti Husada. Jakarta : Kementerian
pembinaannya adalah praktek pembuatan Kesehatan Republik Indonesia. https://
minuman detoksifikasi bagi perokok yang mana Untuk saran yang dapat diberikan adalah: docs.google.com/forms/d/1bFuUIscAY_
kombinasi dari 2 krida, yakni krida pengendalian • Diharapkan diperbanyak kegiatan – kegiatan l1zbA7Iwh5u-s_lQFRQo4ps1Xe32xhfK0/
penyakit dan krida obat positif untuk remaja untuk menekan terjadinya edit?usp=mail_response_
permasalahan di remaja. notification&urp=gmail_link#responses
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa • Memberikan informasi secara berkala tentang
kesempatan remaja yang bergaul dan beraktivitas kegiatan dan hasil montoring dan evaluasi
positif sangat kecil kemungkinan untuk menjadi kegiatan dalam koordinasi dengan pihak
perokok. Anggota Saka Bakti Husada akan lebih sekolah sehingga ada perbaikan jika kegiatan
terbiasa untuk memiliki perilaku Hidup bersih yang dilakukan belum berhasil menanggulangi
dan sehat. Peningkatan Kapasitas sebagai bentuk permasalahan merokok di lingkungan remaja
pembinaan dan pengembangan anggota Saka • Peran lintas sektor terkait juga diperlukan untuk
Bakti Husada, adanya bentuk latihan dengan mengurangi permasalahan kesehatan dan
metode teori serta praktik pada implementasi khususnya untuk menekan perilaku merokok
langsung ke masyarakat, anggota Saka Bakti di wilayah Puskesmas Rawat Inap Permata
Husada mampu mengidentifikasi, menganalisis Sukarame
dan membantu memberikan solusi masalah
kesehatan masyarakat. Saka Bakti Husada Remaja merupakan generasi muda yang kelak
berperan sebagai pelopor hidup sehat bagi diri akan membangun bangsa. Karena itu, remaja
sendiri, keluarga dan masyarakat di sekitarnya perlu mendapat dukungan positif yang diberikan
yang sejalan dengan tujuan pembangunan dari lintas sektor ataupun dunia pendidikan
kesehatan, yaitu meningkatkan kesadaran, dan juga memiliki wadah kegiatan positif untuk
kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan menghindarkan mereka dari pergaulan yang salah
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. dan beberapa permasalahanremaja.

Selanjutnya anggota Saka Bakti Husada menjadi Peneliti berharap Saka Bakti Husada dapat
kader pembangunan kesehatan masyarakat, terus berkarya, berperan dan berbakti untuk
khususnya dalam upaya preventif dan promotif. peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Adanya peningkatan pengetahuan dan Indonesia.

52 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 53


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
PERILAKU MEROKOK PADA PEGAWAI DI DINAS TERHADAP KETIDAKPATUHAN PELAKSANAAN
KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK
PROVINSI ACEH TAHUN 2019 PADA KAWASAN BISNIS DI KOTA MAKASSAR

Muhammad • Vera Nazhira Arifin • Intan Liana • Said Muntahaza • Riza Septiani Ismi • Sri Wahyuni Sri • Musyarrafah Hamdani • Maidin M. Alimin •
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh Mawardi Shabir Achmad • Ahmad Wadi • Hadijah Hasyim
Mainita Hasanuddin Centre for Tobacco Control and Non-Communicable Disease Prevention,
Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Aceh Faculty of Public Health, Hasanuddin University

veranazhira13@gmail.com ismi.sultan23@gmail.com

ABSTRAK ABSTRAK

Latar Belakang: Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan kesehatan baik kesehatan diri Latar Belakang: Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rendahnya tingkat kepatuhan terhadap
sendiri maupun orang lain yang berada di sekitar. Merokok merupakan istilah yang digunakan untuk implementasi Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di kalangan sektor swasta termasuk bisnis lokal seperti
aktifitas menghisap rokok atau tembakau dalam berbagai cara. Indonesia adalah salah satu yang hotel dan restoran khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pengetahuan, persepsi,
menduduki peringkat teratas dunia sebagai negara dengan jumlah perokok laki-laki terbesar. Indonesia dan sikap pemilik usaha/karyawan terhadap penerapan Kawasan Tanpa Rokok.
mengalahkan Rusia, dimana 67% dari semua laki-laki Indonesia yang berusia di atas 15 tahun merokok.
Provinsi Aceh sendiri memiliki angka perokok sangat tinggi, dengan mayoritasnya adalah laki-laki. Dimana Metode: Survei ini dilakukan pada lokasi bisnis (n=179) termasuk hotel, restoran, dan kafe di Makassar,
jumlah perokok aktifnya mencapai 37,1% berada di atas rata-rata nasional yaitu 36,2%. Sulawesi Selatan, Indonesia. Seluruh peserta survei adalah orang Indonesia, baik pemilik usaha maupun
karyawan dengan rentang usia 18-72 tahun.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku merokok Pegawai Di Dinas Komunikasi,
Informatika Dan Persandian Provinsi Aceh. Hasil: Masih terdapat 60,3% responden yang tidak mengetahui adanya peraturan Kawasan Tanpa Rokok
di kota Makassar, walaupun mereka telah memiliki persepsi yang positif terhadap implementasi Kawasan
Metode: Penelitian ini bersifat desktiptif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan Tanpa Rokok (52%). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan di Kawasan bisnis diidentidikasi
tanggal 10 februari s.d 26 februari 2019, lokasi penelitian di Dinas Komunikasi, Informatika Dan Persandian sebagai berikut; ketidakcukupan pengetahuan terkait peraturan itu sendiri (42,5%), ketakutan kehilangan
Provinsi Aceh. Sampel penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh pria yang merokok sebanyak pelanggan (44,1%), dan tidak ada sanksi yang diterapkan (73,7%). 61,5% responden masih mengizinkan
40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Analisa data menggunakan analisa pelanggannya merokok di sekitar pelanggan lain (35,9% setuju-positif dan menyediakan asbak; dan 7,3%
univariat dan analisa bivariat, uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi-Square, data di analisis dengan tidak peduli) karena takut mengganggu pelanggan perokok (28,6%). Sebagian besar responden memiliki
menggunakan SPPS versi 20.0. keinginan menerapkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok jika mengetahui cara penerapannya (89,9%)
dan pemerintah memberikan pengakuan positif bagi dunia usaha yang berhasil menerapkan peraturan
Hasil: analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 35% pegawai adalah perokok berat, 45% memiliki Kawasan Tanpa Rokok (93,3%).
pengetahuan kurang, 80% lingkungan tidak mendukung, dan 57,5% menyatakan kantor tidak menerapkan
kawasan tanpa rokok. Hasil uji statistik bivariat diperoleh ada hubungan bermakna antara lingkungan Kesimpulan: Studi ini membahas perlunya peningkatan pendidikan publik, pengembangan sistem
(p-value=0,014) terhadap perilaku merokok pegawai Di Dinas Komunikasi, Informatika Dan Persandian monitoring dan evaluasi, dan pengakuan positif dari pemerintah di kalangan bisnis di kota Makassar
Provinsi Aceh tahun 2019. untuk mencapai tingkat kepatuhan yang lebih tinggi.

Kesimpulan: Hasil penelitian menujukkan bahwa lingkungan yang mendukung merupakan faktor Kata kunci: Kawasan Tanpa Rokok, Implementasi Kebijakan, Kawasan Bisnis
yang paling berpengaruh dalam memfasilitasi perilaku merokok di Dinas Komunikasi, Informatika Dan
Persandian Provinsi Aceh, padahal kantor merupakan salah satu KTR. Oleh karena itu, perlu sekali
penguatan implementasi KTR di kantor pemerintahan sehingga terwujudnya menciptakan lingkungan
yang mendukung bagi pengendalian tembakau dan pengendalian perilaku perokok di tatanan institusi
tempat kerja. Peneliti lain dengan variabel lainnya diperlukan untuk mencari tahu faktor apa yang perlu PENDAHULUAN (2018), namun di sisi lain perokok perempuan
dimodifikasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam penguatan pengendalian perilaku dan perokok anak usia 10-18 tahun mengalami
perokok. Di Indonesia, konsumsi tembakau (hisap dan peningkatan. Data menunjukkan peningkatan pada
kunyah) pada usia 15 tahun ke atas mengalami perokok perempuan meningkat dari 2.5% (2016)
Kata kunci: Perilaku merokok, pengetahuan, lingkungan, kawasan tanpa rokok (KTR), pegawai peningkatan 32.8% pada 2016 menjadi 33.8% pada menjadi 4.8% (2018). Demikian pula prevalensi
2018. Meskipun terjadi penurunan pada proporsi perokok pemula (anak) usia 10-18 tahun dari
perokok laki-laki 68.1% (2016) menjadi 62.9% 8.8% (2016) menjadi 9.1% (2018). Hal ini sejalan

54 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 55


dengan peningkatan prevalensi berbagai Penyakit pusat perbelanjaan, hotel, restaurant, café, pasar berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pengelola Pada Diagram 1. Disajikan hasil analisis deskriptif
Tidak Menular (PTM) di Indonesia antara tahun dan sarana olahraga (Pemerintah Kota Ma, 2013). bisnis terhadap implementasi Kawasan Tanpa univariat tentang pengetahuan pengelola bisnis
2013 dan 2018. Diantaranya terjadi peningkatan Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu, Rokok. terhadap Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok
kasus PTM seperti stroke, kanker, ginjal, diabetes, menunjukkan angka kepatuhan yang rendah pada Kota Makassar. Sebagian besar responden tidak
dan hipertensi, dimana 28.8% faktor resikonya kawasan bisnis seperti restaurant, café, dan bar mengetahui adanya peraturan Kawasan Tanpa
adalah karena perilaku merokok (Indonesia, 2016) (Goel et al., 2018) (Asyary and Veruswati, 2018) HASIL Rokok di kota Makassar (60,3%).
(Riskesdas, 2018) (Hasanuddin CONTACT, 2018).
Berdasarkan hasil survey dari 179 sampel tempat
Salah satu upaya pemerintah dalam Penelitian sebelumnya telah membuktikan bisnis ada 1 cafe yang menolak untuk berpartisipasi Diagram 1. Gambaran Pengetahuan Responden
mengendalikan dampak rokok, utamanya bagi bahwa penerapan Kawasan tanpa rokok yang dalam penelitian dan kemudian digantikan dengan Terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Kota
perokok pasif adalah melalui pengembangan komprehensif adalah strategi yang paling café lain. Makassar
Kawasan Tanpa Rokok. Menurut Undang-undang efektif dalam pengendalian konsumsi rokok
Nomor 36 Tahun 2009 dan keputusan Bersama (International Agency for Research on Cancer, Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden Pengelola
Menteri Kesehatan dan Menteri dalam negeri 2009). Penerapan Kawasan tanpa rokok yang Hotel, Restaurant dan Café
nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan PP Nomor kuat menunjukkan eliminasi paparan asap rokok Karakteristik n=179 %
109 tahun 2012, Kawasan Tanpa Rokok adalah terhadap perokok pasif dan meningkatkan Unit sampel
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kualitas udara secara drastis, membantu perokok Hotel 40 22,3
kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, untuk berhenti merokok, mengurangi penyakit, Restaurant 120 67
menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan kematian, dan pembiayaan kesehatan akibat rokok Café 19 10,6
Produk Tembakau. Adapun tujuan penerapan (United States Environmental Protection Agency, Jabatan
Kawasan tanpa rokok adalah untuk menurunkan 2012) (McNabola, Eyre and Gill, 2012) (Crystal E. Pemilik 35 19,6
angka kesakitan dan kematian akibat rokok, Tan, M.S.and Stanton A. Glantz, 2012). Pimpinan Manager/karyawan 144 80,4
meningkatkan produktivitas kerja yang optimal, atau penanggungjawab kawasan merupakan Jenis Kelamin
mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, subyek yang penting dalam penerapan Kawasan Perempuan 98 54,7
menurunkan angka perokok dan perokok pemula, Tanpa Rokok karena merupakan penentu dan Laki-laki 81 45,3 Pada Tabel 2. Disajikan hasil analisis deskriptif
serta mewujudkan generasi muda yang sehat pelaksana Kawasan Tanpa Rokok pada tempat Umur univariat tentang persepsi responden terhadap
(Indonesia, 2009) (Indonesia, 2012) yang dikelola (Pemerintah Kota Ma, 2013). Faktor  35 tahun 136 76 implementasi peraturan Kawasan Tanpa Rokok.
> 35 tahun 43 24 Secara umum, responden memiliki persepsi
pengelola ini meliputi pernah tidaknya mendapat
Undang-Undang Nomor 36/2009 mewajibkan sosialisi, pengetahuan, sikap, komitmen dan Pendidikan yang positif terhadap penerapan Kawasan Tanpa
SMP/SMA 82 45,8 Rokok (52%), walaupun masih ada sekitar 17%
pemerintah daerah untuk menetapkan zona bebas dukungan mereka terhadap perda KTR (Devhy,
Diploma/S1/S2/S3 97 54,2 yang memiliki persepsi negative dan 35% lainnya
rokok di wilayah yurisdiksi mereka. Peraturan Astuti and Duarsa, 2014). Penelitian sebelumnya
Pemerintah No. 109/2012 menjelaskan bahwa menunjukkan bahwa faktor dominan yang
Sumber data Primer, 2018 memiliki persepsi netral. Hal ini sejalan dengan
pencapaian status peraturan “100% Bebas Rokok” paling berpengaruh terhadap ketidakpatuhan persepsi responden terhadap orang yang merokok
Tabel 1. menunjukkan unit sampel penelitian terdiri di tempat bisnis mereka. Ada sebannyak 43,6%
akan bergantung pada pemerintah daerah. Setiap pada peraturan Kawasan Tanpa Rokok adalah
dari 40 Hotel, 120 Restaurant dan 19 Café. Kategori responden memiliki persepsi negative terhadap
kota/kabupaten memiliki kebijakannya masing- pengetahuan, persepsi dan sikap (Zhou et al.,
pengelola tempat bisnis sebagai responden orang yang merokok di tempat mereka, walaupun
masing yang berbeda satu sama lain di Indonesia. 2016) (Asyary and Veruswati, 2018). Oleh karena
yang berhasil diwawancarai terdiri dari 35 orang 54,2% diantaranya masih memiliki persepsi netral
Kementerian Dalam Negeri melalui Surat Nomor itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pemilik dan 144 orang manager/karyawan yang dan 2,2% memiliki persepsi positif.
440/7467/Bangda dan 440/7468/Bangda tanggal pengetahuan, persepsi, dan sikap pengelola
bertanggungjawab. Responden didominasi oleh
28 November 2018, menginstruksikan kepada kawasan bisnis di Kota Makassar terhadap
perempuan (54,7%), dengan umur 35tahun
setiap Gubernur dan Walikota/Bupati untuk implementasi Perda KTR di Kota Makassar.
(76%) dan berpendidikan terakhir pada tingkat
mengesahkan dan melaksanakan undang-undang
perguruan tinggi negeri (54,2%).
bebas rokok secara efektif. Namun, sebagian
besar undang-undang setempat belum diterapkan METODE PENELITIAN
sepenuhnya hingga saat ini beberapa daerah Tabel 2. Gambaran Persepsi Responden Terhadap Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok di Kota Makassar
belum menerapkan Kawasan Tanpa Rokok secara Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan No Pernyataan Positif Negatif Netral
komprehensif (Devhy, Astuti and Duarsa, 2014) pendekatan kuantitatif yang dilaksanakan di n % n % n %
(Putra, 2020) (Suarjana, et al, 2020). wilayah kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
1 Melihat orang merokok di tempat bisnis saya 4 2,2 78 43,6 97 54,2
selama 3 bulan dari bulan Oktober hingga Desember
Kota Makassar adalah salah satu kota besar di tahun 2018. Populasi pada kawasan bisnis adalah 2 Penerapan kebijakan kawasan tanpa rokok
bagian Indonesia Timur yang telah memiliki dan semua hotel, restaurant dan café di kota Makassar. di tempat bisnis 93 52 17 9,5 68 38
peraturan Kawasan Tanpa Rokok sejak tahun 2011 Penarikan sampel secara Cluster random sampling Sumber data Primer, 2018
dalam bentuk Peraturan Walikota dan pada tahun berdasarkan 15 Kecamatan di Kota Makassar. ini
2014 dalam pentuk Peraturan Daerah. Dalam dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang
peraturan daerah tersebut, telah diatur adanya mempengaruhi ketidakpatuhan kawasan tanpa
7 kawasan yang diwajibkan bebas dari asap rokok di kawasan bisnis. Data dikumpulkan dengan
rokok yaitu, tempat belajar mengajar, fasilitas cara wawancara langsung dengan menggunakan
kesehatan, tempat bekerja, rumah ibadah, tempat kuesioner terstruktur. Dalam penelitian deskriptif
bermain anak, transportasi umum, tempat umum dianalisis secara univariat untuk mengetahui
lainnya. Tempat umum lain yang dimaksud adalah frekuensi distribusi faktor-faktor yang berpeluang

56 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 57


Tabel 3. Gambaran Persepsi Responden Terhadap Faktor Penghambat dan Pendukung Kepatuhan Peraturan Daerah Sebagian besar responden masih bersikap positif terhadap angka ketidakpatuhan di beberapa
Kawasan Tanpa Rokok di Kota Makassar dengan menyediakan asbak) sebanyak 61,5% jika negara (Zhou et al., 2016) (Suarjana et al.,
Indikator Penghambat Ya Tidak ada pelanggan yang merokok di depan pelanggan 2020) (Tadesse and Zawdie, 2019). Pengetahuan
n % n % lain, dan jika ada pelanggan merokok di dalam adalah hal mendasar yang perlu dipenuhi dalam
1 Takut kehilangan pekerjaan/pelanggan 79 44,1 100 55,9 kawasan bisnis mereka sebanyak 62,6%. Hal mendukung kepatuhan masyarakat terhadap
2 Ini adalah bagian dari budaya 21 11,7 158 88,3
ini berbeda, jika ada pelanggan yang mengeluh sebuah peraturan. Masyarakat yang terinformasi
dan merasa terganggu terhadap pelanggan lain dengan baik terhadap sebuah peraturan dan
3 Saya tidak menyadari tentang kebijakan kawasan tanpa rokok 76 42,5 103 57,5
yang merokok. Sebagian besar sikap responden bahayanya pada perokok aktif maupun pasif
4 Saya tidak peduli tentang kebijakan kawasan tanpa rokok 21 11,7 158 88,3 akan bersikap negatif terhadap pelanggan yang cenderung meningkatkan tingkat kepatuhannya
5 Tidak ada paksaan untuk menerapkan kebijakan kawasan tanpa rokok 124 69,3 55 30,7 merokok (64,1%) dengan menegurnya ataupun (Zhou et al., 2016)
6 Tidak ada sanksi tegas jika merokok di tempat bisnis 132 73,7 47 26,3 dengan mengarahkannya untuk berpindah ke
7 Merokok di dalam tempat bisnis tidak berbahaya bagi orang lain 43 24 136 76 area terbuka/outdoor kawasan bisnis mereka atau Sebagian besar responden juga menunjukkan
Indikator Pendukung ke area khusus merokok jika mereka memilikinya. persentase yang dominan terhadap beberapa
1 Pengetahuan bahaya Second-hand smoke 146 81,6 33 18,4 Namun, masih ada sekitar 35,9% yang bersikap faktor yang menghambat pengelola bisnis untuk
positif karena takut untuk mengecewakan patuh terhadap peraturan daerah tersebut,
2 Pengetahuan bahaya third-hand smoke 119 66,5 59 33,5
pelanggannya yang merokok (28,5%) dan sama termasuk karena takut kehilangan pelanggan
3 Pengetahuan Peraturan tentang dilarang merokok di tempat umum 161 89,9 18 10,1
sekali tidak peduli dengan hal tersebut (7,3%). yang sebagian besarnya adalah perokok. Berbagai
4 Kemampuan untuk membuat area khusus bagi pelanggan yang merokok 141 78,8 37 20,7 penelitian sebelumnya yang dilaksanakan di
5 Dukungan dari pemerintah 168 93,9 10 5,6 negara lain menunjukkan bahwa pengelola
6 Mendapatkan pelanggan dari keluarga, anak-anak, perempuan dan PEMBAHASAN hotel, restauran dan bar tidak mau menerapkan
orang yang tidak merokok 129 72,1 50 27,9 kebijakan Kawasan Tanpa Rokok sebab mereka
7 Terdaftar sebagai tempat bisnis “Ramah Keluarga” & “Sadar Kesehatan” 125 69,8 54 30,2 Peraturan daerah nomor 4 tahun 2013 adalah salah takut akan kehilangan banyak tamu (The and Llp,
Sumber data Primer, 2018 satu kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah 2006) (Zheng, Fu and Li, 2009). Disisi lain, sebuah
kota makassar. Tujuan dibuat peraturan daerah penelitian empiris yang menggunakan indikator
tersebut diatur dalam pasal 2 ayat 1 yaitu ekonomi subyektif menemukan bahwa kebijakan
Pada Tabel 3. Disajikan hasil analisis deskriptif patuh terhadap peraturan daerah Kawasan Tanpa penyelenggaraan kawasasn tanpa rokok agara Kawasan Tanpa Rokok tidak memiliki konsekuensi
univariat tentang persepsi faktor penghambat dan Rokok adalah pengetahuan tentang bahaya asap memberikan lingkngan sehat dan udara bersih efek yang negatif terhadap bisnis seperti pada
pendukung pengelola bisnis untuk patuh terhadap rokok terhadap second-hand smoke (81,6%), dan bagi setiap orang dengan menghapuskan bahaya restauran dan bar (NCI, 2017). Sementara itu,
peraturan Kawasan Tanpa Rokok. Adapun faktor third-hand smoke (66,5%), pengetahuan tentang rokok agar tida menganggu dan membahayakan beberapa penelitian lain menyebutkan adanya
penghambat dan pendukung masing-masing Peraturan dilarang merokok di tempat umum kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat dampak ekonomi pada awal implementasi, namun
diukur melalui 7 item pernyataan. Berdasarkan (89,9%), kemampuan/cara untuk menerapkan dan lingkungan. Sebagian besar pengelola bisnis itu hanya berlaku sementara saja (Stolzenberg
item persepsi faktor penghambat, dapat diketahui Kawasan Tanpa Rokok (78,8%), adanya dukungan di Kota Makassar masih memiliki pengetahuan adn D’Alessio, 2007) (Ocampo et al, 2020)
bahwa, sebagian besar responden memiliki pemerintah (93,9%), mendapatkan pelanggan yang kurang terhadap adanya peraturan Kawasan
persepsi bahwa faktor penghambat pengelola dari kalangan bukan perokok (72,1%) dan terdaftar Tanpa Rokok, walaupun sebagian besar telah Sejalan dengan hasil penelitian menunjukkan
bisnis tidak patuh terhadap peraturan Kawasan sebagai tempat bisnis yang “ramah Keluarga” memiliki persepsi yang positif terhadap adanya fase awal undang-undang kawasan tanpa
Tanpa Rokok adalah karena takut kehilangan dan/atau “Sadar Kesehatan” (69,8%). peraturan tersebut. rokok di Uganda sangat komprehensif, tanpa
pelanggan (44,1%), tidak menyadari adanya penegakan hukum dan tidak adanya peraturan
peraturan daerah terkait Kawasan Tanpa Rokok Pada Tabel 4. Disajikan hasil analisis deskriptif Hal ini sejalan, dengan hasil analisis persepsi yang diterapkan dengan baik, kepatuhan di hotel
(42,5%), tidak ada paksaan untuk menerapkannya univariat tentang sikap responden terkait responden yang mengindikasikan masih kurangnya menjadi kurang optimal. Dari tidak adanya tanda
(69,3%), tidak ada sanksi tegas (73,7%) dan implementasi peraturan daerah Kawasan Tanpa kegiatan sosialiasi terkait Perda Kawasan Tanpa kawasan tanpa rokok hanya 36% yang memiliki
bahkan masih ada yang menganggap bahwa Rokok. Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa Rokok di kalangan pengelola bisnis, ditunjukkan area khusus merokok dan sepertiga yang memiliki
merokok di dalam tempat bisnis tidak berbahaya Sebagian besar responden bersikap positif dengan masih tingginya persentase responden poster dilarang merokok. (Gravely et al., 2018).
bagi orang lain (24%). terhadap penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok yang tidak menyadari adanya peraturan daerah Selain itu, faktor tidak adanya paksaan dan sanksi
(84,4%). Namun, masih ada beberapa sikap tersebut. Selain itu, masih ada anggapan bahwa yang diterapkan kepada pengelola bisnis yang
Adapun persepsi responden terhadap faktor responden yang berpeluang meningkatkan angka merokok di tempat bisnis tidak berbahaya bagi tidak patuh dalam penerapannya, menjadi salah
yang dapat mendukung pengelola bisnis untuk ketidakpatuhan pada kalangan pengelola bisnis. orang lain menjadi salah satu faktor penghambat satu faktor yang dominan menurut responden.
pengelola bisnis untuk patuh terhadap Peraturan Untuk mengadopsi semua kebijakan Kawasan
Tabel 4. Gambaran Sikap Responden Terhadap Kepatuhan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok di Kota Makassar
Kawasan Tanpa Rokok. Padahal menurut persepsi Tanpa Rokok, sangat penting untuk menerapkan
responden, pengetahuan menjadi salah satu sistem penegakan yang tegas, seperti yang terjadi
No Pernyataan Positif Negatif faktor pendukung yang dominan terhadap di Kota Bogor (Asyary and Veruswati, 2018).
n % n % kepatuhan pengelola bisnis. Beberapa diantaranya
1 Sikap dalam penerapan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok, pengetahuan terkait bahaya paparan rokok Adapun berdasarkan variabel sikap responden,
jika mengetahuinya 151 84,4 28 15,6 terhadap perokok kedua, ketiga, dan pengetahuan sebagian besar bersikap positif terhadap
2 Sikap terhadap pelanggan yang merokok di depan pelanggan lain 110 61,5 69 38,5 terkait larangan peraturan Kawasan Tanpa Rokok penerapan Kawasan Tanpa Rokok, walaupun masih
3 Sikap terhadap pelanggan yang merokok di tempat bisnis 112 62,6 67 37,4 itu sendiri. ada beberapa sikap yang berpeluang meningkatkan
4 Sikap saat ada keluhan pelanggan yang merasa terganggu, ketika ada angka ketidakpatuhan pada kalangan pengelola
yang merokok di tempat bisnis 64 35,9 115 64,1 Ketidakcukupan pengetahuan masyarakat bisnis, seperti masih menyediakan asbak jika ada
terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok masih pelanggan yang ingin merokok dan masih adanya
Sumber Data Primer, 2018
menjadi tantangan atau faktor yang dominan ketakutan mengecewakan pelanggan perokok

58 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 59


jika ditegur. Hal ini berbeda jika ada pelanggan DAFTAR PUSTAKA International Agency for Research on Cancer Zheng, P., Fu, H. and Li, G. (2009) ‘Smoke-free
yang mengeluh dan tidak nyaman dengan Asyary, A. and Veruswati, M. (2018) ‘Compliance (2009) Evaluating the effectiveness of restaurants in Shanghai: Should it be
pelanggan lain yang merokok di Kawasan bisnis. Study of Hotels’ and Nightclubs’ Smokes- smoke-free policies., 13. Available at: http:// mandatory and is it acceptable?’, Health
Menurut hasil survey, sebagian besar mereka Free Zones in Bogor City, Indonesia’, w2.iarc.fr/en/publications/pdfs-online/prev/ Policy, 89(2), pp. 216–224. doi: 10.1016/j.
akan cenderung menegur pelanggan tersebut Tobacco Prevention & Cessation, 4(July), handbook13/handbook13.pdf. healthpol.2008.06.002.
dan mengarahkan untuk berpindah ke lokasi pp. 9–11. doi: 10.18332/tpc/92483. McNabola, A., Eyre, G. J. and Gill, L. W. (2012) Zhou, L. et al. (2016) ‘Facilitators and barriers of
khusus, jika tempat mereka memilikinya. Hal ini ‘Environmental tobacco smoke in smokers’ compliance with smoking bans
Centers for Disease Control and Prevention
sejalan dengan adanya persepsi dari pengelola designated smoking areas in the hospitality in public places: A systematic review of
(2015) ‘Best Practices User Guide: Health
bisnis terkait faktor yang dapat meningkatkan industry: Exposure measurements, quantitative and qualitative literature’,
Equity in Tobacco Prevention and Control’,
kepatuhan terhadap penerapan perda KTR, yaitu exposure modelling and policy International Journal of Environmental
pp. 1–52. Available at: https://www.cdc.
jika pemerintah menyediakan dukungan dalam assessment’, Environment International, Research and Public Health, 13(12). doi:
gov/tobacco/stateandcommunity/best-
menerapkan peraturan daerah tersebut, dan 44(1), pp. 68–74. doi: 10.1016/j. 10.3390/ijerph13121228.
practices-health-equity/pdfs/.
adanya penghargaan positif seperti terdaftar envint.2012.01.012.
sebagai tempat bisnis yang “ramah keluarga”/ Crystal E. Tan, M.S.and Stanton A. Glantz, P. D.
(2012) ‘Association between Smokefree NCI (2017) ‘Front Cover : Monograph 21 The
“sadar kesehatan”, serta apabila mereka bisa
Legislation and Hospitalizations for Economics of Tobacco and Tobacco
mendapatkan pelanggan dari kalangan bukan
Cardiac, Cerebrovascular and Respiratory Control’, pp. 352–454.
perokok (keluarga, anak-anak, perempuan) jika
menerapnnya. Diseases: A Meta-Analysis Crystal’, NIH Pemerintah Kota Ma (2013) Peraturan Daerah
Public Access, 23(1), pp. 1–7. doi: 10.1161/ Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2013
Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya CIRCULATIONAHA.112.121301.Association. tentang Kawasan Tanpa Rokok.
peluang yang besar untuk meningkatkan Devhy, N. L. P., Astuti, P. A. S. and Duarsa, D. Putra, D. H. (2020) ‘Evaluasi Kawasan Tanpa
kepatuhan di kalangan pengguna bisnis dengan P. (2014) ‘Pengaruh Faktor Pengelola Rokok (KTR) di Fakultas Kesehatan
menerapkan self-reported system bagi pelanggan terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Masyarakat Universitas Indonesia’,
yang tidak merokok karena menerima gangguan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Indonesian of Health Information
paparan asap rokok di tempat umum seperti Rokok pada Hotel Berbintang di Kabupaten Management Journal, 8(1), pp.
hotel, restaurant dan café. Adapun perbedaan Badung’, Public Health and Preventive 29–34. Available at: https://inohim.
demografis dalam paparan SHS tersebut, serta Medicine Archive, 2(2), p. 158. doi: esaunggul.ac.id/index.php/INO/article/
upaya menegakkan kebijakan Kawasan Tanpa 10.15562/phpma.v2i2.144. download/201/163.
Rokok akan membantu mengurangi kesenjangan Goel, S. et al. (2018) ‘Compliance with smoke- Riskesdas, K. (2018) Hasil Utama Riset Kesehata
kesehatan dalam paparan secara keseluruhan free legislation and smoking behaviour: Dasar (RISKESDAS). doi: 10.1088/1751-
(Centers for Disease Control and Prevention, 2015). Observational field study from Punjab, 8113/44/8/085201.
Selain itu, peningkatan dukungan pemerintah India’, Tobacco Control, 27(4), pp. 407–413. Suarjana, K. et al. (2020) ‘Implementation of
dan penghargaan positif juga perlu menjadi doi: 10.1136/tobaccocontrol-2016-053559. smoke-free law in denpasar bali: Between
pertimbangan untuk disediakan bagi pelaku bisnis
Gravely, S. et al. (2018) ‘Knowledge, opinions and compliance and social norms of smoking’,
yang telah berhasil dan menerapkan peraturan ini
compliance related to the 100% smoke- Journal of Public Health Research, 9(3),
secara patuh, selain penerapan penindakan bagi
free law in hospitality venues in Kampala, pp. 246–254. doi: 10.4081/jphr.2020.1747.
pengelola yang tidak patuh.
Uganda: Cross-sectional results from the Tadesse, T. and Zawdie, B. (2019) ‘Non-compliance
KOMPLY Project’, BMJ Open, 8(1). doi: and associated factors against smoke-free
10.1136/bmjopen-2017-017601. legislation among health care staffs in
SIMPULAN
Hasanuddin CONTACT (2018) Survey Kepatuhan governmental hospitals in Addis Ababa,
Berdasarkan hasil penelitian diatas, diketahui Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Ethiopia: An observational cross-sectional
bahwa masih adanya pengetahuan yang rendah Makassar Tahun 2018, hdjhd. study’, BMC Public Health, 19(1), pp. 1–11. doi:
terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia, K. K. R. (2016) Laporan Survei 10.1186/s12889-019-6407-z.
kalangan pengelola bisnis di Kota Makassar. Indikator Kesehatan Nasional ( Sirkesnas ) The, I. and Llp, T. (2006) ‘Chapter 4 Impact of
Oleh karena itu, perlunya adanya peningkatan 2016 Laporan Survei Indikator Kesehatan smoke-free policies on businesses , the
pendidikan publik terkait peraturan daerah Nasional ( Sirkesnas ) 2016 RANGKUMAN hospitality sector , and other incidental
tentang kawasan tanpa rokok, adanya monitoring EKSEKUTIF. outcomes’, pp. 75–92.
dan pengawasan kawasan tanpa rokok di Indonesia, P. R. (2009) Undang-Undang Republik United States Environmental Protection Agency
kalangan bisnis berupa self-reported system bagi Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang (2012) ‘The National Ambient Air Quality
pelanggan yang tidak merokok (perokok pasif) dan Kesehatan. Standards for Particle Matter: Revised Air
pengakuan/penghargaan positif oleh pemerintah Indonesia, P. R. (2012) Peraturan Pemerintah Quality Standards for Particle Pollution
bagi pelaku bisnis di kota Makassar agar dapat Republik Indonesia Nomor 109 Tahun and Updates to the Air Quality Index (AQI)’,
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Environmental Protection Agency, pp. 1–5.
Kawasan Tanpa Rokok yang lebih tinggi. Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Available at: http://www.epa.gov/pm/2012/
Tembakau Bagi Kesehatan. decfsstandards.pdf.

60 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 61


GEBRAK: GERAKAN BERSAMA REMAJA ANTI HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK TERHADAP
ROKOK UNTUK REMAJA AKTIF, KLUNGKUNG KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA MUDA DI
SEHAT PROYEK KONSTRUKSI PT ABC TAHUN 2020

Kadek Rosi Arista Dewi Made Adhyatma Prawira Natha Kusuma


Center for NCDs, Tobacco Control and Lung Health, Universitas Udayana Tobacco Control Support Center Jakarta
I Ketut Ardana Universitas Indonesia
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung Indri Hapsari Susilowati
Putu Ayu Swandewi Astuti Universitas Indonesia
Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan FK Unud

rosiarstdw@gmail.com ABSTRAK

Latar Belakang: Kelelahan merupakan konsekuensi dari pekerjaan yang menurunkan kapasitas kerja fisik
ABSTRAK maupun mental dan menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan pada bidang konstruksi. Kelelahan
dapat terjadi pada pekerja berbagai rentang usia, termasuk pekerja muda usia 15-24 tahun, dimana
Latar Belakang: Remaja merupakan generasi yang berperan sebagai agent of changes memiliki peran salah satu faktor risiko kelelahan adalah gaya hidup berupa perilaku merokok. Penelitian ini bertujuan
yang sangat penting dalam menanggulangi masalah kesehatan. Tingginya perilaku merokok pada remaja untuk menganalisis hubungan perilaku merokok terhadap kelelahan kerja pada pekerja muda di proyek
dan bukti bahwa remaja merupakan target dari industri rokok, maka pelibatan remaja secara aktif pada konstruksi.
upaya promosi hidup bersih dan sehat diinisiasi dengan pencegahan perilaku merokok dan pemberdayaan
remaja. Metode: Penelitian dilakukan pada pekerja muda proyek konstruksi PT. ABC di Bali (3 proyek konstruksi),
melibatkan 212 pekerja muda, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Rancangan penelitian
Intervensi: Pembentukan kader GEBRAK (Gerakan Bersama Remaja Anti Rokok) Kabupaten Klungkung ini adalah analitik semi kuantitatif dengan cross-sectional study. Instrumen yang digunakan meliputi
diawali pada tahun 2019 dengan pendekatan kepada seluruh Kepala Desa di 50 Desa yang ada di Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene
Kabupaten Klungkung. Kader GEBRAK memiliki tugas antara lain melakukan pendekatan kepada kepala Index untuk melihat higiene tidur dan Psychosocial Questionnaire-III untuk mengukur stres kerja. Data
desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam meningkatkan peran serta remaja, dianalisis menggunakan aplikasi STATA 12.
sosialisasi tentang bahaya rokok dan melakukan kegiatan inovasi di bidang kesehatan.
Hasil: Menunjukkan sebagian besar responden dalam kategori kelelahan sedang (69,34%). Berdasarkan
Hasil: GEBRAK adalah sebuah gerakan yang terencana yang dilakukan bersama-sama oleh remaja di perilaku merokok, terdapat 47,64% responden merokok dengan dengan jumlah konsumsi rokok per
desa secara sukarela yang didasari dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk berperilaku hari paling banyak 20 batang dan rata-rata konsumsi 5 batang (SD ±4,92). Terdapat 10,38% responden
sehat. Hingga tahun 2020, telah terbentuk kader GEBRAK di 30 desa dari 50 desa yang ada di Kabupaten menggunakan rokok elektronik, dengan rata-rata penggunaan liquid 1-2 botol per hari. Uji multivariat
Klungkung. Jumlah masing-masing kader GEBRAK di satu desa sebanyak 50 remaja. Kader GEBRAK telah menggunakan regresi logistik didapatkan adanya hubungan antara perilaku merokok dengan kelelahan
aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan salah satunya melaksanakan deklarasi kader remaja sehat (p=0,031; AOR=1,85).
tanpa rokok dalam perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) dan turut aktif dalam pelaksanaan
survey prevalensi perilaku merokok masyarakat di Kabupaten Klungkung. Terbentuknya kader GEBRAK Kesimpulan: Secara umum, bahwa orang yang merokok 1,85 kali berisiko mengalami kelelahan daripada
ini mendapat respon yang sangat positif dari berbagai stakeholder ditingkat desa karena dengan adanya yang tidak merokok dan kelelahan di proyek konstruksi PT. ABC memerlukan upaya perbaikan. Saran
kader GEBRAK, berbagai kegiatan khususnya dalam upaya pembangunan kesehatan dapat berjalan yang dapat direkomendasikan adalah perlunya promosi kesehatan akan bahaya rokok bagi pekerja muda
dengan lebih optimal. dan menegakkan kawasan tanpa rokok di tempat kerja.

Kesimpulan: Inovasi GEBRAK telah berhasil menggerakkan partisipasi aktif para remaja untuk terlibat Kata kunci: Kelelahan, Merokok, Pekerja muda
dalam upaya pembangunan kesehatan khususnya pengendalian terhadap bahaya rokok di Kabupaten
Klungkung.

Kata kunci: Gerakan remaja, GEBRAK, merokok, pengendalian tembakau, Klungkung

62 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 63


berusia 15-19 tahun sebesar 48,2%, lebih tinggi METODE PENELITIAN
KARAKTERISTIK PERILAKU MEROKOK PADA dari kelompok umur lainnya (Riskesdas, 2018).
Prevalensi merokok di Indonesia yang berusia 15- Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan
REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI 19 tahun meningkat tiap tahun mulai dari 34,7%
pada tahun 2010 menjadi 36,3% pada tahun 2013
desain cross sectional yang dilaksanakan pada
bulan Mei - Agustus 2020 di Kota Palopo, Provinsi
KOTA PALOPO TAHUN 2020 dan menjadi 48,2% pada tahun 2018 (Kemenkes
RI, 2015; Riskesdas, 2018).
Sulawesi Selatan. Populasi penelitian adalah siswa-
siswi Sekolah Menengah Atas di Kota Palopo.
Sekolah yang terpilih secara acak dari setiap
Proporsi penduduk menurut usia pertama kali kecamatan antara lain SMAS Muhammadiyah di
Miftahul Jannah merokok tiap hari untuk kelompok usia 15-19 Kecamatan Wara, SMAS Kristen di Kecamatan
Rismayanti Yamin tahun di Sulawesi Selatan sekitar 48,9% lebih Wara Utara, SMAN 6 di Kecamatan Wara Barat dan
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Mega Buana Palopo besar dibandingkan dengan angka nasional SMAN 2 di Kecamatan Bara.
48,2% (Riskesdas, 2018). Dilihat dari kota/
kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Penarikan sampel menggunakan rumus Lemeshow
miftahul_jannah979@yahoo.com proporsi penduduk menurut usia pertama kali dengan uji hipotesis dua proporsi sebanyak
merokok tiap hari untuk kelompok 15-19 tahun 302 siswa-siswi. Adapun kriteria inklusi yang
yang tertinggi adalah Kota Palopo sebesar 44,8% digunakan adalah siswa-siswi aktif yang memiliki
ABSTRAK (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan kuota untuk mengakses link kuesioner melalui web
Departemen Kesehatan RI, 2008). browser dan bersedia menjadi responden. Data
dikumpulkan secara online melalui google form.
Perilaku merokok masih merupakan masalah kesehatan dunia karena dapat menyebabkan berbagai
Usia memulai kebiasaan merokok relatif Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis
penyakit dan bahkan kematian. Remaja menjadi salah satu pengguna rokok dengan prevalensi yang
tergolong muda. Sejumlah studi menemukan menggunakan analisis deskriptif dengan SPSS.
terus meningkat, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang juga berkaitan dengan kepribadian dan
bahwa penghisapan rokok pertama dimulai
lingkungan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik perilaku merokok pada
pada usia remaja (Lim dkk., 2017; Lomboan dkk.,
remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Palopo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
2015; Muliyana & Thaha, 2013). Penelitian yang HASIL
dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2020 di Kota Palopo. Data
dilakukan oleh Muliyana dan Thaha menunjukkan
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara online oleh 302 siswa-siswi SMA yang diambil secara
bahwa umur pertama kali merokok terbanyak Tabel 1 menyajikan distribusi frekuensi karakteristik
acak rancangan bertingkat (multistage random sampling) dari total empat sekolah. Analisis data dalam
pada kelompok umur 12-17 tahun yaitu sebanyak umum responden. Pada penelitian ini, ditemukan
penelitian ini adalah analisis deskriptif menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
103 orang (65,2%) (Muliyana & Thaha, 2013). bahwa siswa-siswi terbanyak memiliki umur 15
perilaku merokok dilakukan oleh 50 siswa-siswi dari 302 remaja yang ada dengan persentase 16,6%.
Penelitian yang juga dilakukan di Kuala Lumpur tahun yaitu sebanyak 100 orang (33,1%) dan
Perilaku merokok sebagian besar dilakukan oleh siswa laki-laki yaitu sebanyak 40 orang (13,2%) dari 81
menemukan bahwa umur pertama kali merokok terendah pada umur 13 dan 19 tahun masing-masing
siswa laki-laki. Sedangkan siswi perempuan yang berperilaku merokok berjumlah 10 orang (3,3%) dari
terbanyak pada kisaran umur 14-15 tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,3%) serta rata-rata umur 15,89
221 siswi perempuan. Perilaku merokok paling banyak dilakukan remaja di umur 17 tahun yaitu sebesar
sebanyak 148 orang (36,8%) (Lim dkk., 2017). tahun. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan
5,6%. Dari 50 responden yang merokok tersebut, yang sampai penelitian ini dilakukan, sebagian besar
Kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh agama diperoleh mayoritas adalah perempuan
responden belum berhenti merokok sebanyak 32 orang (64,0%), sedangkan sisanya 18 orang (36,0%)
laki-laki tetapi perempuan pun sudah banyak yang sebanyak 221 orang (73,2%) dan memeluk agama
sudah berhenti merokok. Semua responden yang masih merokok tersebut menghabiskan 1 sampai 5
mulai mencoba rokok. Penelitian yang dilakukan Islam sebanyak 196 orang (64,9%).
batang rokok per hari. Perilaku merokok pada remaja SMA di Kota Palopo sebagian besar dilakukan oleh
oleh Al-Kubaisy, dkk menunjukkan bahwa dari
siswa laki-laki dan paling banyak dilakukan oleh remaja di umur 17 tahun. Untuk itu diharapkan institusi Tabel 1. Distribusi Siswa-Siswi Sekolah Menengah Atas
121 responden yang merokok 18 orang (9,5%)
pendidikan agar mengeluarkan edaran larangan merokok. Selanjutnya bisa dilakukan penelitian tentang (SMA) Berdasarkan Karakteristik Umum di Kota Palopo
diantaranya adalah perempuan (Al-Kubaisy
determinan perilaku merokok pada remaja. Tahun 2020
dkk., 2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa
17 orang perempuan (17,5%) yang merokok (Al- Karakteristik Umum Jumlah Persentase
Kata kunci: Perilaku, Merokok, Remaja, Karakteristik
Naggar dkk., 2011). Hasil survei representatif n %
nasional berbasis sekolah menunjukkan bahwa 63 Umur
orang perempuan (2%) yang berstatus merokok 13 tahun 1 0,3
(Harsanti & Wicaksono, 2017). 14 tahun 16 5,3
PENDAHULUAN Global Adult Tobacco Survey (GATS) melaporkan 15 tahun 100 33,1
Ancaman rokok terhadap kelompok usia remaja 16 tahun 96 31,8
bahwa Indonesia merupakan negara dengan angka
17 tahun 78 25,8
Merokok merupakan masalah kesehatan perokok remaja tertinggi di dunia dengan jumlah adalah suatu hal yang tidak dapat disepelekan.
18 tahun 10 3,3
masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai perokok usia ≥15 tahun sebanyak 34,8% dengan Hal ini dikarenakan pada masa tersebut mereka 19 tahun 1 0,3
penyakit bahkan kematian. Konsumsi rokok prevalensi pria sebesar 67% dan perempuan berusaha menemukan jati dirinya dengan cara Rata-Rata 15,89
merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya sebesar 2,7% (WHO, 2012). Berdasarkan laporan mencoba-coba suatu hal yang baru dan rawan
Jenis Kelamin
berbagai penyakit seperti kardiovaskuler, stroke, Riset Kesehatan Dasar bahwa trend usia merokok untuk dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang Perempuan 221 73,2
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker meningkat pada usia remaja, yaitu pada kelompok kurang baik, salah satunya adalah pengaruh Laki-laki 81 26,8
paru, kanker mulut dan kelainan kehamilan (Rahim umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun. Data pada rokok. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk Agama
dkk., 2016; Rusmilawaty, 2016). Perilaku merokok tahun 2007, 2010 dan 2013 menunjukkan bahwa melihat gambaran karakteristik perilaku merokok Islam 196 64,9
di kalangan remaja hingga kini masih menjadi usia merokok pertama kali paling tinggi pada pada remaja SMA di Kota Palopo, sehingga Protestan 101 33,4
masalah yang cukup serius, ditandai dengan kelompok umur 15-19 tahun (Kemenkes RI, 2015). dengan penelitian ini dapat memudahkan untuk Katolik 3 1,0
meningkatnya jumlah perokok remaja dari tahun Data Riskesdas tahun 2018 juga menunjukkan melakukan pendekatan saat melaksanakan Hindu 2 0,7
ke tahun. bahwa prevalensi merokok di Indonesia yang program pengendalian bahaya rokok pada remaja. Sumber: Data Primer

64 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 65


Perilaku merokok remaja di ukur dengan Tabel 2. Distribusi Perilaku Merokok Remaja Sekolah Tabel 3. Distribusi Perilaku Merokok berdasarkan Jenis akan menjadi sebuah kebiasaan dan dia akan
menanyakan riwayat merokok walau hanya satu Menengah Atas (SMA) di Kota Palopo Tahun 2020 Kelamin Remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota cenderung menjadi seorang perokok berat
hisapan saja. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat Palopo Tahun 2020 sehingga dapat mengancam kesehatannya di
Perilaku Merokok Jumlah Persentase
bahwa sebagian besar responden tidak pernah n % Jenis Kelamin Status Merokok Total masa mendatang. Selain itu, juga akan berdampak
merokok yaitu sebanyak 252 orang (83,4%) Status merokok dulu Tidak Ya negatif pada produktivitas satu generasi yaitu
sedangkan yang pernah merokok sebanyak Ya 50 16,6 n % n % n % menurunkan kualitas sumber daya manusia
50 orang (16,6%). Dari 50 orang yang pernah Tidak 252 83,4 Perempuan 211 69,9 10 3,3 221 73,2 (Basyir, 2005).
merokok tersebut sebagian besar merokok pada Jumlah 302 100,0
Laki-laki 41 13,6 40 13,2 81 26,8
kisaran umur 10-15 tahun yaitu sebanyak 29 orang Umur pertama kali merokok Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah teman
Total 252 83,4 50 16,6 302 100
(58,0%) dan terendah pada umur < 10 tahun < 10 tahun 9 18,0 menjadi pilihan favorit sebagai tempat merokok
sebanyak 9 orang (18,0%). 10-15 tahun 29 58,0 Sumber: Data Primer (46,0%) dan alasan mereka merokok karena iseng
≥ 15 tahun 12 24,0 atau ingin coba-coba (78,0%). Sementara itu,
Sebagian besar responden (46,0%) biasanya Jumlah 50 100,0 sebagian besar yang mempengaruhi responden
merokok di rumah teman dan alasan yang membuat Tempat biasanya merokok Tabel 4. Distribusi Perilaku Merokok berdasarkan Umur untuk merokok yaitu diri sendiri sebanyak 28 orang
Di rumah 8 16,0 Remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Palopo
responden mencoba merokok dikarenakan iseng (56,0%) sedangkan sisanya 22 orang (44,0%)
Di kantin sekolah 1 2,0 Tahun 2020
atau coba-coba yaitu sebanyak 39 orang (78,0%). dipengaruhi oleh teman. Berbagai penelitian juga
Di warung dekat sekolah 7 14,0 Umur Status Merokok Total
Sementara itu, sebagian besar yang mempengaruhi Di warung dekat rumah 1 2,0
menemukan bahwa inisiasi awal terhadap rokok
responden untuk merokok yaitu diri sendiri Tidak Ya awalnya bermula dari teman (Mirnawati dkk.,
Di tempat teman 23 46,0 n % n % n %
sebanyak 28 orang (56,0%) sedangkan sisanya 22 Di tempat umum 10 20,0 2018; Ramantika, 2014). Penelitian yang dilakukan
orang (44,0%) dipengaruhi oleh teman. Dari 50 Jumlah 50 100,0 13 1 0,3 0 0 1 0,3 di Kota Semarang juga menemukan bahwa
responden yang merokok tersebut, keadaan yang Alasan mencoba rokok 14 15 5,0 1 0,3 16 5,3 teman sebaya memberikan pengaruh untuk
mendorong ingin merokok yaitu ketika merasa Iseng atau coba-coba 39 78,0 15 84 27,8 16 5,3 100 33,1 terus merokok. Hal ini karena berkumpul dengan
bosan sebanyak 18 orang (36,0%), ketika melihat Ikut atau diajak teman 9 18,0 16 85 28,1 11 3,6 96 31,8
teman sebayanya merupakan kebiasaan dan telah
orang merokok sebanyak 12 orang (24,0%), ketika Agar terlihat dewasa, menjadi gaya hidup bagi remaja sehingga remaja
macho/cantik 1 2,0 17 61 20,2 17 5,6 78 25,8
stres/kesal/marah sebanyak 9 orang (18,0%), ketika ingin ikut merasakan rokok atau hanya karena
santai sebanyak orang (12,0%), ketika habis makan Lainnya 1 2,0 18 5 1,7 5 1,7 10 3,3 merasa tidak enak karena semua temannya
dan lainnya masing-masing sebanyak 2 orang Jumlah 50 100,0 19 1 0,3 0 0 1 0,3 merokok (Cahyo dkk., 2012).
(4,0%) serta ketika gugup atau tegang sebanyak 1 Yang mempengaruhi untuk merokok Total 252 83,4 50 16,6 302 100
orang (2,0%). Diri sendiri 28 56,0 Pengaruh teman merupakan faktor penguat
Sumber: Data Primer
Teman 22 44,0
(reinforcing factors) yang dapat memperkuat
Jumlah 50 100,0
Selain itu, dari 50 responden tersebut, yang sampai terjadinya perilaku kesehatan (Green & Kreuter,
Keadaan yang mendorong ingin merokok
penelitian ini dilakukan, sebagian besar responden PEMBAHASAN 2005). Teman sebaya merupakan salah satu faktor
Ketika merasa bosan 18 36,0
belum berhenti merokok sebanyak 32 orang utama yang mempengaruhi seseorang untuk
Ketika stres/kesal/marah 9 18,0
(64,0%), sedangkan sisanya 18 orang (36,0%) Ketika gugup atau tegang 1 2,0 Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja SMA berperilaku merokok. Mereka berusaha mengikuti
sudah berhenti merokok. Dari 32 responden yang Ketika santai 6 12,0 di Kota Palopo menunjukkan bahwa proporsi siswa- kebiasaan teman kelompok agar dapat diterima
masih merokok tersebut intensitas untuk kadang- Ketika melihat orang merokok 12 24,0 siswi yang pernah merokok sebanyak 50 orang di kelompok tersebut dan dapat juga menjadi
kadang merokok sebanyak 30 orang (93,8%) Ketika habis makan 2 4,0 (16,6%) dan siswa-siswi yang tidak pernah merokok sarana solidaritas teman kelompok. Seperti yang
sedangkan yang merokok setiap hari sebanyak Lainnya 2 4,0 sebanyak 252 orang (83,4%). Dalam penelitian diungkapkan oleh Kurt Lewin dalam Notoatmodjo
2 orang (6,2%). Semua responden yang masih Jumlah 50 100,0 ini ditemukan usia pertama kali siswa-siswi SMA (2012) bahwa perilaku merupakan hasil interaksi
merokok tersebut menghabiskan 1 sampai 5 Status merokok sekarang di Kota Palopo mencoba merokok paling banyak antara “person” (orang) dengan “environment”
batang rokok per hari. Ya 32 64,0 adalah pada usia 10-15 tahun sebanyak 19 orang (lingkungan). Hal tersebut menggambarkan bahwa
Tidak 18 36,0 interaksi seseorang dalam suatu lingkungan
(58,0%). Hasil penelitian ini didukung dengan
Perilaku merokok sebagian besar dilakukan oleh Jumlah 50 100,0 sosial mempengaruhi pembentukan perilakunya
data berdasarkan Riskesdas 2018 secara nasional
siswa laki-laki yaitu sebanyak 40 orang (13,2%) Seberapa sering merokok (Notoatmodjo, 2012).
yang menyatakan bahwa prevalensi tertinggi umur
dari 81 siswa laki-laki. Sedangkan siswi perempuan Setiap hari 2 6,2
Kadang-kadang 30 93,8
pertama kali merokok terdapat pada kelompok
yang berperilaku merokok berjumlah 10 orang umur 15-19 tahun (48,2%) (Riskesdas, 2018). Hasil Dari 50 siswa-siswi yang pernah merokok
(3,3%) dari 221 siswi perempuan (Tabel 3). Perilaku Jumlah rokok perhari tersebut, sebanyak 32 (64,0%) siswa-siswi yang
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
merokok paling banyak dilakukan remaja di umur 1-5 batang 32 100,0 masih merokok sampai penelitian ini dilakukan,
dilakukan di SMK Negeri 01 Menpawah Timur yang
17 tahun yaitu sebesar 5,6% (Tabel 4). Sumber: Data Primer menemukan bahwa sebagian besar siswa mulai sedangkan sisanya sebanyak 18 (36,0%) siswa-siswi
merokok saat usia 10-14 tahun sebanyak 24 orang sudah berhenti merokok. Hal ini sejalan dengan
(63,2%) (Ramantika, 2014). penelitian Ramantika (2014) yang menyatakan
bahwa dari remaja yang pernah merokok lebih
Usia seseorang merokok semakin muda dan dari setengahnya akan tetap merokok, dimana
perilaku merokok pada remaja sudah tidak asing pada penelitian tersebut 65,8% responden masih
lagi, bahkan dianggap sudah biasa. Hal ini tentu merokok dan 34,2% sudah berhenti merokok
saja tidak boleh dibiarkan. Remaja yang sudah (Ramantika, 2014). Namun berbeda halnya dengan
mulai merokok pada usia muda maka secara penelitian yang dilakukan oleh Rofiq (2014) yang
bertahap dalam kurun waktu tertentu merokok menemukan bahwa proporsi siswa yang masih

66 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 67


merokok sampai penelitian dilakukan lebih kecil Berbeda dengan remaja perempuan, ketika dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Muliyana, D., & Thaha, I. L. M. (2013). Faktor Yang
(45,6%) dibandingkan dengan siswa yang sudah keadaan stress mereka lebih mengedepankan Departemen Kesehatan RI. (2008). Berhubungan dengan Tindakan Merokok
berhenti merokok (54,4%) (Rofiq, 2014). perasaan sehingga ekspresi yang muncul hanya Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar pada Mahasiswa Universitas Hasanuddin
rasa cemas. Alasan remaja perempuan merokok (Riskesdas) Provinsi Sulawesi Selatan Makassar. Jurnal Media Kesehatan
Diantara 32 siswa-siswi yang masih merokok mungkin karena rasa ingin tahu dan adanya Tahun 2007. Jakarta. Masyarakat Indonesia, 109–119.
tersebut intensitas untuk kadang-kadang merokok pengaruh teman. Perempuan di Indonesia masih Barraclough, S. (1999). Women and Tobacco in Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan
sebanyak 30 (93,8%) siswa-siswi sedangkan yang jarang merokok berkaitan juga dengan kebudayaan Indonesia. Tobacco Control, 8, 327–332. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
merokok setiap hari sebanyak 2 (6,2%) siswa-siswi. masyarakat yang tidak setuju dengan praktik
Basyir, A. U. (2005). Mengapa Ragu Tinggalkan Rahim, F. K., Suksaroj, T., & Jayasvasti, I. (2016).
Semua responden yang masih merokok tersebut merokok pada perempuan. Perokok perempuan
Rokok. Pustaka At Tazkia. Social Determinant of Health of Adults
menghabiskan 1 sampai 5 batang rokok per hari. dianggap orang-orang bermasalah yang memiliki
Cahyo, K., Wigati, P. A., & Shaluhiyah, Z. (2012). Smoking Behavior: Differences between
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kelainan moral. Penggunaan tembakau di kalangan
Rokok, Pola Pemasaran dan Perilaku Urban and Rural Areas in Indonesia.
yang dilakukan oleh Lim, dkk yang menyatakan perempuan tetap merupakan isu penting terlepas
Merokok Siswa SMA/Sederajat di Kota Kesmas: National Public Health Journal,
bahwa sebanyak (43,8%) remaja yang merokok rendahnya tingkat merokok, meskipun rendah
Semarang. Media Kesehatan Masyarakat 11(2), 51–55. https://doi.org/10.21109/
menghabiskan 2 sampai 5 batang rokok per hari persentasenya setidaknya dua juta perokok di
Indonesia, 11(1), 75–84. kesmas.v11i2.1237
(Lim dkk., 2017). Indonesia yang merokok (Barraclough, 1999).
Green, L., & Kreuter, M. (2005). Health Program Ramantika, V. (2014). Faktor-Faktor yang
Pada penelitian ini, proporsi responden perokok Planning: An Educational and Ecological Mempengaruhi Perilaku Merokok pada
yang berjenis kelamin laki-laki (13,2%) lebih besar SIMPULAN Approach (4th edn). McGraw-Hill. Remaja Usia Pertengahan (15-17 Tahun) di
dibanding responden perempuan (3,3%). Hasil SMK Negeri 01 Mempawah Timur [Skripsi].
Hadi, M. C. (2013). Karakteristik Perokok
ini sesuai dengan penelitian Hadi (2013) yang Perilaku merokok remaja SMA di Kota Palopo Universitas Tanjungpura.
di Indonesia (Kajian terhadap Hasil
melakukan kajian terhadap hasil Riskesdas 2007- sebagian besar dilakukan oleh siswa laki-laki RISKESDAS 2007 – 2010). Jurnal Skala Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar
2010 yang menunjukkan bahwa perokok laki-laki yakni sebanyak 40 orang (13,2%), paling banyak Husada, 10(1), 1–6. (Riskesdas) 2018. Jakarta.
(65,9%) jauh lebih banyak daripada perokok dilakukan remaja di umur 17 tahun (5,6%) dan usia Rofiq, I. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Harsanti, T., & Wicaksono, F. (2017). Determinan
perempuan (4,2%) (Hadi, 2013). Penelitian yang pertama kali mulai merokok pada kisaran umur dengan Perilaku Merokok Siswa SMP/
Perilaku Merokok pada Remaja Sekolah
dilakukan di Korea juga menunjukkan hasil yang 10-15 tahun yaitu sebanyak 29 orang (58,0%). MTs di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten
di Indonesia. Jurnal Aplikasi Statistika &
sama bahwa proporsi laki-laki yang merokok Semua responden yang masih merokok sampai Jombang Tahun 2014 [Skripsi]. Universitas
Komputer Statistik, 9(1), 41–48.
(11,1%) lebih banyak dibanding perempuan yang penelitian ini dilakukan menghabiskan 1 sampai 5 Indonesia.
merokok (3,1%) (Kim & Kim, 2018). Penelitian batang rokok per hari. Penelitian ini hanya melihat Kemenkes RI. (2015). Perilaku Merokok
Masyarakat Indonesia Berdasarkan Rusmilawaty. (2016). Pengaruh Penyuluhan
lain pun juga menemukan hal yang sama bahwa karakteristik perilaku merokok remaja, selanjutnya
Riskesdas 2007 dan 2013. Jakarta. Metode Ceramah tentang Bahaya Rokok
proporsi laki-laki yang merokok lebih banyak akan dilakukan penelitian lebih mendalam tentang
terhadap Perubahan Sikap Perokok Aktif.
daripada perempuan (Al-Kubaisy dkk., 2012; Al- determinan perilaku merokok pada remaja, Kim, D. J., & Kim, S. J. (2018). Impact of Nearby
Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(2), 113–118.
Naggar dkk., 2011; Lim dkk., 2017). Keadaan ini sehingga dengan penelitian tersebut dapat Smoking on Adolescent Smoking Behavior
juga sejalan dengan hasil Riskesdas tahun 2018 diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi dan in Korea. Medicine, 97(45), 1–7. https://doi. WHO. (2012). Global Adult Tobacco Survey:
bahwa kelompok umur ≥10 tahun, prevalensi laki- dapat dijadikan dasar untuk melakukan pendekatan org/10.1097/MD.0000000000013125 Indonesia Report 2011. http://www.searo.
laki yang merokok tiap hari 47,3%, kadang-kadang saat melaksanakan program pengendalian bahaya who.int/tobacco/data/gats_indonesia_2011.
Lim, K. H., Lim, H. L., Teh, C. H., Kee, C. C., Khoo, Y.
8,5%. Sedangkan prevalensi perempuan yang rokok pada remaja. Selain itu, pemerintah juga pdf
Y., Ganapathy, S. S., Jane Ling, M. Y., Mohd
merokok tiap hari 1,2%, kadang-kadang 0,7% hendaknya memperketat akses rokok utamanya Ghazali, S., & Tee, E. O. (2017). Smoking
(Riskesdas, 2018). bagi remaja dengan menjalankan peraturan batas Among School-Going Adolescents in
umur minimum yang bisa membeli rokok. Selected Secondary Schools in Peninsular
Perokok di Indonesia masih didominasi oleh laki- Malaysia-Findings from the Malaysian
laki. Hal ini dikarenakan ketika dalam keadaan Adolescent Health Risk Behaviour
stress, marah, atau kesal, remaja laki-laki akan DAFTAR PUSTAKA (MyaHRB) Study. Tobacco Induced
mengekspresikannya dalam bentuk tindakan Diseases, 15(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/
yang mungkin menyimpang, seperti merokok, Al-Kubaisy, W., Abdullah, N. N., Al-Nuaimy, H., s12971-016-0108-5
membanting barang, menggertak dengan ucapan Kahn, S. M., Halawany, G., & Kurdy, S. Lomboan, R. A., Widjanarko, B., & Winarni,
atau perbuatan, bahkan minum-minuman keras (2012). Factors Associated with Smoking S. (2015). Factors Related of Smoking
sebagai upaya melarikan diri dari masalah. Behaviour among University Students in Behavior Male Students Grade Twelve in
Selain itu, remaja laki-laki melihat bahwa perilaku Syria. Procedia - Social and Behavioral Senior High School “Y” Semarang. Jurnal
merokok itu biasanya dilakukan oleh laki-laki yang Sciences, 38, 59–65. https://doi. Kesehatan Masyarakat, 3(1), 639–646.
sudah dewasa seperti ayah, paman atau tokoh org/10.1016/j.sbspro.2012.03.324
idolanya sehingga mereka mempunyai persepsi Mirnawati, Nurfitriani, Zulfiarini, F. M., &
Al-Naggar, R. A., Al-Dubai, S. A. R., Hamoud, Cahyati, W. H. (2018). Perilaku Merokok
bahwa merokok melambangkan kedewasaan, T., Chen, R., & Al-Jashamy, K. (2011).
kematangan dan kejantanan seorang pria, pada Remaja Umur 13-14 Tahun. Higeia
Prevalence and Associated Factors of Journal of Public health Research and
perilaku ingin meniru mendorong remaja laki- Smoking among Malaysian University
laki untuk merokok. Hal ini sesuai dengan hasil Development, 2(3), 396–405.
Students. Asian Pacific Journal of Cancer
penelitian yang menyatakan bahwa keadaan yang Prevention, 12, 619–624.
mendorong remaja ingin merokok yaitu ketika
melihat orang lain merokok (24,0%).

68 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 69


MONITORING IKLAN ROKOK DI INTERNET SEMARKU: STRATEGI PROMOSI DAN EDUKASI
SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP REGULASI KTR DI KABUPATEN KULON PROGO
GENERASI BANGSA INDONESIA
Oktavian Denta • Arvicha Fauziah • Agri Aryoko • Siti Widiastuti • Deni Astiwi
Sinergi Mengurangi Asap Rokok di Kulon Progo (SemarKu)
Muhammad Ridha
Lembaga Raya Indonesia Theodola Baning
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
Program Pendidikan Master Ilmu Komunikasi Jalan Tamtama No. 13 Perumahan Dinas, Terbah, Wates, Kulon Progo

oktadentaekoantoro@gmail.com

ABSTRAK ABSTRAK
Iklan merupakan sarana untuk mempromosikan suatu produk, termasuk salah satunya produk tembakau, Latar Belakang: Dinas Kesehatan membentuk tim khusus kawasan tanpa rokok (KTR) yang berlokasi di
dan di era digital saat inin aktivitas berselancar di dunia maya sangat tinggi terutama dikalangan remaja dan sekretariat aliansi bupati walikota peduli kawasan tanpa rokok. Hal ini dimaksudkan agar KTR memiliki
anak-anak hal tersebut tentunya menjadi sasaran empuk bagi industri tembakau untuk mempromosikan sekretariat sendiri agar lebih memudahkan akses jika ada warga masyarakat untuk bertanya-tanya
produk mereka, ditambah lagi regulasi iklan rokok di internet yang bisa dikatakan belum ada, semakin tentang KTR. Disinilah awal terbentuknya SemarKu. Tujuannya untuk mempromosikan Program KTR dan
memberikan peluang industri tembakau untuk mepromosikan produk mereka melalui media internet. mengajak keterlibatan masyarakat dalam mendukung KTR berserta pengawasannya. Masyarakat bisa
Terbukti dalam hasil kajian pengamatan Lembaga Raya Indonesia mulai dari bulan pada priode Desember mengakses segala hal terkait dengan KTR dengan mengakses program SemarKu ini.
– Februari Raya Indonesia termonitoring sekitar 25 – 34 Iklan rokok di internet dari 14 portal berita, dan
pada oriode Maret – Mei termonitoring 33 – 49 iklan rokok dari 13 website, terakhir pada priode, Juni – Intervensi: SemarKu bersinergi bersama pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo dan organisasi
Agustus termonitoring sekitar 83 – 103 iklan rokok dari 16 Website yang didominasi oleh portal berita. lainnya melakukan kegiatan berupa mendukung penegakan perda, penggalangan komitmen KTR di
masyarakat, deklarasi pramuka generasi anti rokok, pemilihan duta Hidup Sehat Bebas Tembakau
Selain itu karakteristik iklan rokok di internet ialah dia hanya tampil ketika di buka melalui handphone (HEBAT), gropyok puntung Rokok. pemilihan duta HEBAT adalah pemilihan role model untuk membantu
dan jika dibuka melalui PC sering iklan tersebut tidak terlihat. Selanjutnya selain rokok konvensional mempromosikan peraturan daerah ke generasi milenial serta masyarakat. Selain itu SemarKu aktif
rokok elektrik juga sudah mulai mempromosikan iklan rokok mereka di internet adapun merek rokok mempromosikan program KTR di media daring. SemarKu juga melakukan survey bersama dengan
elektrik tersebut ialah IQOS dan di tambah lagi pada satu priode di bulan juni Bukalapak menampilkan lembaga lainnya.
promosi iklan rokok di landingpage wwebsitenya yang jika diklik akan langsung mengarahkan pengunjung
ke tampilan produk rokok yang lengkap denga harganya dan dapat dibeli melalui aplikasi bukalapak.com Hasil: Kegiatan SemarKu memberikan dampak positif di masyarakat. Bersama dengan organisasi lainnya
SemarKu dapat mempromosikan dan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam mendukung program
Dari data tersebut di rasa perlu ada peringatan kepada pemerintah dan lembaga pembuat kebijakan untuk KTR berserta pengawasannya.
menanggapi serius masalah ini dikarenakan di era pandemi covid-19 saat ini, interaksi anak terhadap
gadget semakin tinggi ditambah metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), mengharuskan pelajar untuk Simpulan: Program KTR di Kabupaten Kulon Progo harus terus di sosialisasikan hingga masyarakat
belajar menggunakan gadget mereka dan hal tersebut memungkinkan mereka lebih sering terpapar iklan lapisan paling bawah. SemarKu telah ikut aktif mempromosikan program KTR di masyarakat serta
rokok di internet. dapat mengedukasi dan menggerakan masyarakat untuk mematuhi KTR. Program ini juga memberikan
dampak positif di masyarakat. Dukungan dan sinergi harus terus terjalin agar sosialisasi program KTR
Kata kunci: Monitoring, Iklan rokok, Internet dapat membawa pemahaman masyarakat terhadap program kearah yang lebih baik. Duta HEBAT dapat
dimaksimalkan potensinya untuk promosi program serta dapat dijadikan role model bagi daerah lain
untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat bebas tembakau.

Kata kunci: SemarKu, Kulon Progo, Kawasan Tanpa Rokok

PENDAHULUAN India (11,2%) dan China (30%). Indonesia Global


Youth Tobacco Survey (GYTS) menunjukkan
Indonesia menurut laporan World Health prevelensi perokok usia 13-15 tahun sebesar 20,3%.
Organization pada Global Tobacco Epidemic pada 60,7% melihat promosi iklan rokok dari toko, 62,7%
tahun 2008 menyandang status sebagai negara melihat perokok di tv, video/film dan 7,9% pernah
peringkat ke tiga di dunia sebagai pengkonsumsi ditawari rokok oleh sales. Disisi lain 70,1% melihat
tembakau di tunjukan dengan tingginya prevalensi pesan berhenti merokok dari media dan 71,3%
konsumsi tembakau di Indonesia (4,8%) setelah melihat dari peringatan kesehatan bergambar

70 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 71



(WHO : 2015). data tersebut, menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan Perda no 5 tahun d. Kampanye Kreatif
iklan rokok mampu memberikan pengaruh yang 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok. SemarKu juga memenuhi tugas untuk
signifikan terhadap keinginan remaja untuk b. Menjadi tim kerja milenial dalam pengendalian mensosialisasikan perda lewat kampanye
merokok. Hal ini mendorong pemerintah pusat tembakau di Kulon Progo. kreatif seperti:
maupun daerah mengeluarkan tentang Kawasan i. Deklarasi Pramuka Generasi Tanpa Rokok
Tanpa Rokok salah satunya di Kabupaten Kulon Dalam pelaksanaan tugasnya, SemarKu selalu pada Hari Pramuka 2019 di Taman Budaya
Progo. bersinergi dengan Organisasi yang ada di Kulon Progo (KR : 2019).
Kabupaten Kulon Progo seperti Dinas Kesehatan, SemarKu bersama dengan pemerintah
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo membuat Puskesmas, Dinas Perdagangan, Satuan Polisi kabupaten kulon progo dan Kwartir
Peraturan Daerah No 5 Tahun 2014 Tentang Pamong Praja, Saka Bhakti Husada, Pramuka, Cabang Pramuka Kulon Progo
Kawasan Tanpa Rokok agar polusi asap rokok ini Karangtaruna, Forum Anak Kabupaten, KPKD, mengadakan Deklarasi Pramuka Pelopor
dapat dikendalikan. Sehingga, hak setiap warga/ FKBN dan masih banyak lagi. Kami juga bekerja Generasi Tanpa Rokok. Pelaksanaan di
masyarakat Kulon Progo atas udara yang bersih sama lewat Dinas Kesehatan Kabupaten dengan pusatkan di Taman Budaya Kulon Progo
dan sehat dapat dilindungi. lembaga riset seperti Muhammadiyah STEPS Gambar 2. Sosialisasi Regulasi Lokal dengan Peserta Perwakilan seluruh
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan The Gugus Depan dari tingkat SD, SMP, SMA/
Union. b. Penggalangan Komitmen SMK sekabupaten Kulon Progo di tandai
SEMARKU Penggalangan komitmen implementasi dengan penghancuran Replika Rokok oleh
Target Populasi Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2014 Forkominda dan seluruh peserta.
Pada bulan April 2019, Dinas Kesehatan Target Populasi SemarKu adalah Masyarakat tentang kawasan tanpa rokok di lakukan
membentuk tim khusus kawasan tanpa rokok yang Kabupaten Kulon Progo pada umumnya dan untuk mensosialisasikan dan menjadi gerakan
berlokasi di sekretariat aliansi bupati walikota Generasi Muda khususnya di Kabupaten Kulon bersama implementasi KTR di 7 kawasan tanpa
peduli kawasan tanpa rokok. Hal ini di maksudkan Progo. Target populasi ini di pilih karena Sasaran rokok. Penggalangan komitmen di lakukan
agar KTR memiliki sekretariat sendiri dan lebih Peraturan Daerah No. 5 tahun 2014 Tentang dengan menggandeng organisasi professional
memudahkan masyakat unruk mengkases Kawasan Tanpa Rokok adalah masyarakat umum dan organisasi masyarakat yang ada di
informasi seputar KTR. Di sinilah awal terbentuknya khususnya generasi muda yang rentan menjadi Kabupaten Kulon Progo seperti Perhimpunan
SemarKu. SemarKu adalah singkatan dari Sinergi perokok pemula. Hotel dan Restoran Indonesia, Ikatan Dokter
Bersama Mengurangi Asap Rokok di Kulon Progo. Indonesia, Ikatan Profesional Medis, Persatuan
Nama SemarKu dipilih dari tokoh pewayangan Lokasi Guru, Organisasi Perlindungan Anak, Organda,
semar yang bersifat bijaksana. Kebijaksanaan Lokasi kegiatan SemarKu adalah diseluruh Organisasi Mahasiswa, Organisasi Keagamaan
semar diharapkan menelurkan langkah gerak Kabupaten Kulon Progo yang meliputi 12 dan Organisasi Perangkat Daerah. Kegiatan
SemarKu dalam menyelesaikan permasalahan kapanewon, 1 kalurahan dan 87 kelurahan. Lokasi ini di laksanakan selama bulan Juni dan Juli Gambar 4. Deklarasi pramuka pelopor generasi
terkait penegakan KTR di wilayah kulon progo. ini berdasarkan cakupan Peraturan Daerah Nomor 2019 untuk memperkuat kembali komitmen tanpa rokok
Program SemarKu ini bertujuan untuk menjadikan 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. penegakan KTR di kawasan.
program KTR bisa tersosialisasikan ke seluruh ii. Kampanye Radio/Media Sosial.
lapisan masyarakat dan mengajak keterlibatan Skala Aktivitas SemarKu bersama dengan Union dan
masyarakat untuk mendukung dan mengawasi Skala aktifitas SemarKu berada di tingkat Pemerintah Daerah melakukan Kampanye
program KTR3. Kabupaten Kulon Progo berdasarkan skala Radio dengan tujuan mensosialisasi
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Peraturan Daerah tentang KTR,
Kawasan Tanpa Rokok. Aktivitas SemarKu dibagi Pengendalian Tembakau dan bahaya
menjadi dua yaitu secara luring dan daring. rokok. Kegiatan ini dilaksanakan Rutin
Setiap bulan minimal 1 kali.
Intervensi
Intervensi SemarKu dalam melaksanakan tugas
terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan luring
dan kegiatan daring. Adapun rincian kegiatan
adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan luring Gambar 3. Penandatangan Komitmen Bersama


Kegiatan luring adalah kegiatan berbasis pada Implementasi KTR
Gambar 1. Launcing SemarKu kegiatan kegitan tatap muka. Dengan kegiatan
yang sudah di lakukan seperti: c. Survei
SemarKu terdiri dari berbagai lapisan masyarakat Bersama dengan beberapa organisasi
yang peduli tentang pengendalian tembakau a. Advokasi Pembuatan Regulasi Lokal akademis yang bekerja sama dengan Dinas
dan implementasi Peraturan Daerah tentang SemarKu turut menyusun dan memberi Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, SemarKu Gambar 5. Sosialisasi di Radio
KTR di antaranya Mahasiswa, Pelajar, ASN, dan masukan dalam pembuatan regulasi daerah melakukan Survey Kepatuhan Peraturan
masyarakat pada umumnya. SemarKu memiliki 2 baru tentang KTR untuk mendukung perda Daerah tentang KTR bersama Muhammadyah
Tugas utama: KTR yang sudah ada sebelumnya. STEPS dan Udayana CENTRAL dan Survey
a. Memfasilitasi program pengendalian tembakau Harga Rokok bersama Muhammadiyah
yang dilaksanakan oleh Pemda Kulon Progo STEPS.

72 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 73


iii. Membuka stand SemarKu pada Manunggal 2 minggu. Pelaksanaan Talk Show ini juga penuh puntung rokok yang di temukan di kebutuhan satuan polisi pamong praja.
Fair 2019. berada di acara pameran manunggal fair tempat sasaran. Seusai kegiatan SemarKu Pembuatan dan penyerahan spanduk di
Untuk memudahkan masyarakat 2019. melakukan pelaporan kegiatan ke Kepala laksanakan pada tahun 2019 dan 2020.
mengakses informasi tentang KTR, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
SemarKu membuka stand khusus pada untuk selanjutnya di tindak lanjuti oleh
acara peringatan ulang tahun kabupaten Satuan Tugas KTR Kabupaten dengan
kulon progo selama 2 minggu untuk mempersiapkan Penegakan Perda dengan
sosialisasi KTR dan Bahaya merokok. Operasi Yustisi.

Gambar 8. Pelaksanaan Ngopi Darat. Gambar 12. Penyerahan Bantuan Spanduk Iklan
Kesehatan.
vi. Memilih Duta Hidup Sehat Bebas
Tembakau (Merapi : 2019). iii. Pembuatan Plang KTR di Alun Alun Wates.
Gambar 6. Stand SemarKu pada Manunggal Fair Dalam rangka mencari role model Gambar 10. Pelaksanaan Gropyok Puntung Rokok Alun Alun wates sebagai Kawasan KTR belum
2019 implementasi perda di 7 kawasan dan di Alun Alun Wates. memiliki tanda KTR. Sehingga SemarKu
membantu sosialisasi bahaya merokok, berinisiatif mengajukan usulan dan membuat
iv. Mengadakan Lomba Poster Kawasan SemarKu bersama Pemerintah Daerah e. Dukungan Penegakan Perda plang bersama Dinas Pertamanan dan Tata
Tanpa Rokok untuk Sekolah Dasar. Kabupaten Kulon Progo melaksanakan i. Peningkatan kapasitas linmas dalam Ruang untuk memasang dan membuat tanda
Sebagai langkah mensosialisasikan KTR Pemiliha Duta Hidup Sehat Bebas Tembakau implementasi perda KTR (KRjogja : 2020) : KTR.
dan menekan perokok pemula sejak dini atau Duta HEBAT. Dalam pemilihan ini Semarku, Dinas Kesehatan dan Satuan Polisi
SemarKu bersama Dinas Pendidikan Dasar antusiasme masyarakat sangat tinggi, total Pamong Praja mengadakan peningkatan 2. Kegiatan Daring
mengadakan lomba Poster KTR. Lomba 88 peserta yang ikut seleksi Duta HEBAT kapasitas satuan perlindungan masyarakat Kegiatan Daring adalah kegiatan yang berbasis
Poster ini di selenggarakan bersamaan ini. Dari seluruh peserta di pilih 6 orang di tingkat padukuhan guna membantu pada dunia maya. Adapun kegiatannya berupa :
dengan pembukaan Stand pada Manunggal terdiri dari 2 duta kategori ASN, 2 duta melaksanakan penertiban iklan rokok yang a. Pembuatan Materi Sosialisasi Kreatif Sosial
Fair 2019. Lomba ini di ikuti oleh 12 Sekolah dari kategori Pelajar, 2 duta dari kategori berada di pedukuhan. Peningkatan kapasitas Media.
Dasar dari 12 kapanewon di kabupaten umum. Pemilihan ini berlangsung dari ini di laksanakan pada bulan februari 2020 b. Pembuatan Video tentang Impelementasi
kulon progo. bulan Oktober hingga November 2019. yang di ikuti oleh seluruh satuan linmas dari Perda dan bahaya merokok.
12 kapanewon di kabupaten kulon progo.

HASIL

Output Kegiatan Luring


a. Output Advokasi Pembuatan Regulasi Lokal
SemarKu turut menyusun dan memberi
masukan dalam pembuatan regulasi lokal baru
tentang kawasan tanpa rokok untuk mendukung
perda KTR yang sudah ada sebelumnya hingga
di sahkannya Peraturan Bupati nomor 15
Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan
Gambar 7. Hasil Lomba Poster. Gambar 9. Audisi Duta Hebat Bupati nomor 3 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah nomor 5 Tahun
v. Diskusi “NGOPI DARAT” vii. Gropyok Puntung Rokok (KBR : 2020). Gambar 11. Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Sebagai langkah edukasi kepada SemarKu bersama Saka Bakti Husada Linmas.
masyarakat SemarKu mengadakan diskusi Kabupaten Kulon Progo dalam rangka Hari b. Output Penggalangan Komitmen
bertajuk “NGOPI DARAT” Ngobrol Penuh Pramuka 14 Agustus 2020 mengadakan ii. Pembagian Stiker dan Spanduk KTR pada 7 Penggalangan Komitmen Implementasi KTR
Inspirasi untuk Hindari Asap Rokok Agar bersih bersih alun alun dari puntung rokok Kawasan (KR : 2020). di 7 kawasan menghasilkan Implementasi KTR
Sehat. Diskusi ini di ikuti oleh mahasiswa, guna mengevaluasi implementasi perda Untuk melaksanakan penegakan Perda yang ditandai dengan pemasangan tanda tanda
Pelajar SMP-SMA, Karang Taruna, dan Ibu di tempat umum. Pelaksanaan Gropyok Satuan Polisi Pamong Praja membutuhkan kawasan tanpa rokok di berbagai kawasan di
Ibu PKK. SemarKu berkerja sama dengan Puntung rokok mengambil tempat di Perangkat untuk mengganti iklan rokok kulon progo. Seperti di sekolah, Rumah Sakit,
Puskesmas, Muhammadiyah Tobacco alun alun Wates dan Tempat Umum di yang di sita. Maka dari itu semarku bersama dan perkantoran yang ada di wilayah Kabupaten
Control Center dan Dinas Kesehatan Kapanewon Girimulyo. Pada kegiatan ini dinas kesehatan kabupaten kulon progo Kulon Progo
melaksanakan 10 Talk Show dalam waktu berhasil di kumpulkan 24 botol 500ml memberikan spanduk untuk menjawab

74 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 75


KTR dapat membawa pemahaman masyarakat
terhadap program kearah yang lebih baik.
Hendaknya sosialisasi program juga di barengi
dengan tindakan pengawasan dan penegakan
yang lebih tegas.
2. Kegiatan luring dan daring yang dilakukan
SemarKu sangat efektif dan mendapat respon
yang baik dari masyarakat. Jangkauan dari
kegiatan dapat menjangkau baik generasi
muda maupun generasi tua sebagai langkah
mengurangi perokok pemula dan masyarakat
sebagai langkah sosialisasi peraturan daerah
Gambar 13. Pemasangan plang sekolah bebas no 4 tahun 2015 tentang KTR.
asap rokok. 3. Duta HEBAT dapat dimaksimalkan potensinya
untuk promosi program serta dapat dijadikan
c. Output Kampanye Kreatif. role model bagi daerah lain untuk meningkatkan
Kampanye kampanye kreatif yang di lakukan kesadaran hidup sehat bebas tembakau.
bersama dengan organisasi pemerintah maupun Gambar 15. Penggantian Iklan Rokok dengan
masyarakat di sambut secara antusias dan Iklan Kesehatan oleh satpolpp
hangat oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat DAFTAR PUSTAKA
dari pemberitaan media massa tentang kegiatan Output Kegiatan Daring
kampanye kreatif deklarasi pramuka dan Kegiatan daring di lakukan untuk menjangkau 1 World Health Organization. (2008).
gropyok puntung rokok yang di selenggarakan. sasaran masyarakat yang menggunakan media WHO Report on Global Tobacco
SemarKu juga sempat di liput secara khusus sosial. Hal ini cukup di terima secara positif dan Pandemic The MPOWER Package.
oleh media nasional terkait dengan kampanye efektif di buktikan dengan Follower Instagram https://apps.who.int/iris/bitstream/
kreatif. Selain itu respon dari masyarakat untuk SemarKu sejumlah 340, Pengikut di Facebook handle/10665/43818/9789241596282_eng.
mengetahui tentang KTR sangat tinggi sehingga 563, dan Subcriber youtube 83. Pada pembuatan pdf;jsessionid=D46554F862813B
pada pembukaan stand di Manunggal Fair selalu video yang di upload di youtube jumlah video di 8A1D803A18D60461A3?sequence=1 . 25
penuh dan masyarakat baik muda maupun tua lihat mencapai 992 kali. November 2020.
banyak merespon dengan bertanya mengenai
2 World Health Organization. Regional Office
KTR. Pemilihan Duta HEBAT juga di respon
for South-East Asia. (‎2015)‎. Global
positif dengan penerimaan peserta sebanyak 88
Youth Tobacco Survey (‎GYTS)‎ Indonesia
orang dari 3 kategori.
Report, 2014. WHO Regional Office for
South-East Asia. https://apps.who.int/iris/
handle/10665/205148. 24 November 2020
3 Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Nasional. 2014. Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Kabupaten Kulon Progo. Pemerintah Daerah
Kabupaten Kulon Progo
4 Rul. 2019. Siswa Bagi-Bagi Sembako, Pemkab
Sosialisasi Perda KTR. Yogyakarta: Kedaulatan
Rakyat
5 Unt. 2019. Duta Hebat Kulonprogo
Kampanyekan KTR. Yogyakarta. Harian Merapi
Gambar 14. Kampanye di Stand Manuggal fair.
6 Rul. 2020. Satpol PP Kulonprogo
Gambar 16. Salah satu gambar sosialisasi melalui
Sosialisasikan Kawasan Tanpa Rokok.
d. Ouput Dukungan Penegakan Perda media daring
Yogyakarta. Krjogja.com
Dukungan Penegakan Perda dengan
memberikan spanduk pengganti iklan rokok 7 Ken. 2020. Kulon Progo Terus Melawan Asap
langung digunakan oleh satuan polisi pamong SIMPULAN Rokok. Jakarta. KBR.id
praja dalam patrol yustisi bulanan guna
menyisir iklan rokok yang melanggar perda. Berdasarkan Kegiatan yang sudah di lakukan
Satuan Linmas juga menggunakan dukungan SemarKu dapat disimpulkan :
spanduk untuk mengimplementasikan bersama 1. Program KTR di Kabupaten Kulon Progo harus
Satuan Tugas KTR di wilayah Pedukuhan. terus di sosialisasikan hingga masyarakat
lapisan paling bawah. Dukungan dan Sinergi
harus terus terjalin agar sosialisasi program

76 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 77


Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik tentang Saat ini sekitar 1.1 miliar orang merokok di
ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI ROKOK DAN data kesejahteraan rakyat kota Tangerang Selatan,
presentase penduduk miskin di kota dengan tujuh
seluruh dunia. Pada tahun 2025, jumlah ini akan
meningkat menjadi lebih dari 1.6 miliar. Di negara
JENIS KEPEMILIKAN BPJS TERHADAP TINGKAT kecamatan ini sebesar 1,76 persen, merupakan
tingkat kemiskinan terendah di Propinsi Banten.
berpendapatan tinggi, kebiasaan merokok pada
umumnya menurun selama beberapa dekade
PEMENUHAN GIZI RUMAH TANGGA Kepala BPS Banten Agoes Subeno mengklaim angka terakhir, meskipun terus meningkat untuk
kemiskinan di Banten merupakan yang terendah beberapa kelompok penduduk. Sebaliknya, di
keempat se-Indonesia. Angka Kemiskinan di Banten negara berpendapatan rendah dan menengah,
Terendah Keempat di Indonesia, Tangerang Selatan konsumsi rokok terus meningkat. Perdagangan
Roosita Meilani Dewi Paling Sejahtera, hal ini diungkapkan oleh kepala rokok yang lebih bebas memberikan kontribusi
Dosen ITB Ahmad Dahlan Jakarta BPS Tangerang Selatan. pada peningkatan konsumsi rokok di negara-
negara berpendapatan rendah dan menengah
roositamd05@gmail.com Oleh karena itu, perlu data yang benar mengenai pada tahun-tahun terakhir ini. (Bank Dunia, 2000)
kesejahteraan masyarakat di Tangerang Selatan
dihubungkan dengan konsumsi rokok dan jenis Badan Pusat Statistik (2018) mencatat bahwa
kepemilikan kartu BPJS oleh masyarakat Tangerang Garis Kemiskinan (GK) penduduk Indonesia
ABSTRAK Selatan, maka penulis membuat sebuah penelitian pada Maret 2018 sebesar Rp 401.220/kapita/
mengenai “Analisis Hubungan Konsumsi Rokok bulan. Artinya angka tersebut merupakan batas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah konsumsi rokok dan jenis kepemilikan BPJS dan Jenis Kepemilikan BPJS Terhadap Tingkat minimum pendapatan yang harus dipenuhi untuk
terhadap tingkat pemenuhan gizi pada rumah tangga menengah di wilayah Tangerang Selatan. Populasi Pemenuhan Gizi Rumah Tangga di Tangerang memperoleh standar hidup, baik untuk kebutuhan
pada penelitian ini adalah total rumah tangga di kota Tangerang Selatan dengan jumlah rumah tangga Selatan”. Dengan tujuan untuk mengetahui korelasi makanan dan nonmakanan di suatu wilayah. Jika
419.313, dan menggunakan rumus slovin dengan tingkat galat 10% maka jumlah sampel yang diperoleh antar variabel yang terdiri dari variabel dependen di bawah angka tersebut maka masuk kategori
adalah 100 responden. Dengan pengambilan data melalui accidental sampling, dan alat analisis adalah (tingkat status gizi keluarga pada rumah tangga di penduduk miskin. Garis kemiskinan tersebut
korelasi rank spearman dan kendall’s tau dan dilanjutkan dengan regresi logistic. Hasil penelitian ini Tangerang Selatan) dengan variabel independen terdiri dari GK makanan Rp 294.806/kapita/
menyimpulkan bahwa variable dependent tingkat pemenuhan gizi rumah tangga di kota Tangerang (Jumlah konsumsi rokok pada rumah tangga, dan bulan ditambah GK nonmakanan Rp 106.414/
Selatan berkorelasi positif dengan nilai EXp(B1) yaitu jumlah konsumsi rokok lebih dari satu bungkus akan jenis kepemilikan kartu BPJS). kapita/bulan. Setiap semester, garis kemiskinan
mengakibatkan kekurang gizi keluarga sebesar 2,698 kali lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang yang dikeluarkan BPS mengalami kenaikan dan
mengkonsumsi rokok di bawah 1 bungkus.Sedangkan untuk jenis kepemilikan BPJS dibayarkan pemerintah sepanjang Maret 2015-Maret 2018 rata-rata
berpengaruh gizi rendah sekitar 1,2 kali dibandingkan dengan yang jenis kepemilikannya mandiri. KAJIAN PUSTAKA mengalami kenaikan 3,27% setiap semester.Jika
garis kemiskinan nasional Rp 401.220/kapita/bulan
Kata kunci: Tingkat Pemenuhan Gizi Rumah Tangga, Jumlah Konsumsi Rokok, Jenis Kepemilikan Rencana Pembangunan Nasional di bidang gizi dan rata-rata setiap satu rumah tangga miskin
BPJS dan kesehatan masyarakat yang sudah dirancang memiliki 4,59 anggota keluarga, maka pengeluaran
oleh Bappenas dalam sinkronisasi pusat daerah rumah tangga untuk memenuhi standar hidup
telah mencantumkan bahwa tujuan kesehatan mencapai Rp 1,84 juta/rumah tangga miskin/
dan gizi masyarakat melalui upaya kesehatan bulan. Jika kurang dari angka tersebut maka masuk
PENDAHULUAN 9,41 persen. Konsumsi rokok pada kalangan dan pemberdayaan masyarakat sebagai salah kategori keluarga miskin.
masyarakat ekonomi menengah ke bawah satu dimensi pembangunan manusia.(Sikronisasi
Setiap negara selalu bertujuan untuk mencapai menempati urutan ketiga setelah beras dan Perencanaan Pembangunan Pusat Daerah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010 terdapat
target pertumbuhan ekonomi yang sudah bahan pangan. Hal tersebut disayangkan karena Bappenas, 2016) jumlah penduduk miskin sejumlah 21,01 ribu jiwa.
ditetapkan setiap tahunnya. Berbagai cara mengindikasikan pemenuhan gizi dan pendidikan Jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang
dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi anak belum menjadi prioritas dibandingkan rokok. Topik utama Indikator yang diukur dalam Selatan mengalami penurunan pada tahun 2011
diantaranya meningkatkan investasi,kualitas Penelitian tentang pola konsumsi rokok di rumah Riskesdas 2018 berkaitan dengan: 1. Akses dan 2012, yaitu sebesar 20,14 ribu jiwa dan 18,70
sumber daya manusia dan nilai ekspor, membuka tangga miskin masih sangat terbatas (Firdaus dan pelayanan kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan ribu 88.44 163.20 114.03 116.10 103.50 18.51
lapangan kerja, serta memperbaiki infrastruktur. Suryaningsih(2010); Triana (2011)) Tradisional 3. Gangguan Jiwa dan Gangguan 39.31 26.38 657.74 28.01 Perbandingan Jumlah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi Mental Emosional 4. Kesehatan Lingkungan 5. Penduduk Miskin (Jiwa) Menurut Kabupaten/Kota
tidak berarti jika kesejahteraan dan pemerataan Permasalahan lain terkait dengan tingkat Penyakit Menular 6. Penyakit Tidak Menular 7. Provinsi Banten, Tahun 2016 Kabupaten/Kota
ekonomi tidak tercipta. Masyarakat diberbagai kesejahteraan, selain keterpenuhan gizi rumah Kesehatan Gigi Mulut 8. Disabilitas dan Cedera 9. Provinsi Nasional Profil Kota Tangerang Selatan
wilayah berusaha mencari dan meningkatkan tangga adalah kepemilikan kartu BPJS. Jenis Perilaku 10. Kesehatan Ibu dan Reproduksi 11. Gizi jiwa. Namun pada tahun 2013 jumlah penduduk
pendapatan mereka agar kebutuhan hidupnya kepemilikan kartu BPJS secara mandiri atau 12. Kesehatan Anak Dasar pemilihan indikator miskin di Kota Tangerang Selatan mengalami
beserta keluarga terpenuhi sehingga mereka dibayarkan pemerintah pada rumah tangga dengan yang dikumpulkan dalam Riskesdas 2018 adalah kenaikan cukup banyak menjadi 25,40 ribu jiwa,
dapat di tingkat kesejahteraan yang tinggi. perokok menjadi salah satu indikator penggunaan IPKM Sustainable Development Goals (SDGs), kondisi kenaikan ini berlanjut sampai tahun
layanan BPJS oleh rumah tangga perokok dari RPJMN, Rencana Strategis (Renstra), Standar 2016 yaitu sebesar 26,38 ribu jiwa. Grafik 2.2
Konsumsi rokok di Indonesia merupakan pendapatannya atau menggunakan anggaran Pelayanan Minimal (SPM), Program Indonesia menunjukkan perkembangan jumlah penduduk
peringkat 5 besar dengan penduduk perokok di negara. Polemik kerugian BPJS yang kemudian Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Gerakan miskin di Kota Tangerang Selatan yang memiliki
dunia. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Namun dikaitkan dengan kepemilikan BPJS di masyarakat Masyarakat Hidup Sehat (Germas), serta tren yang naik dalam kurun tahun 2010 – 2016.
banyak kalangan yang menganggap bahwa hal yang lebih banyak dibayarkan pemerintah beberapa kebutuhan unit utama Kementerian (RPIJM Tangsel, 2018)
tersebut adalah sudah menjadi permakluman menjadi masuk akal karena masyarakat dengan Kesehatan juga menjadi salah satu pertimbangan
bersama. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rokok yang lebih tinggi akan mengalami pemilihan indikator.(Kemenkes –IPKM, 2018) Penduduk kota Tangerang Selatan tahun 2017
tingkat kemiskinan per Maret 2019 sebesar kemungkinan sakit lebih besar. berjumlah 1.644.899 jiwa dengan rasio jenis

78 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 79


kelamin 101,46 srtinya setiap 100 penduduk pada kesehatan perokok aktif maupun pasif tetapi 3. Jenis Kepemilikan BPJS
perempuan terdapat 101 penduduk laki –laki. (Kota juga menyebabkan dampak negatif antar generasi Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang,
Tengsel dalam Angka, 2018). seperti kerdil (stunting). Hal ini akan mengancam termasuk orang asing yang bekerja paling
masa depan Indonesia dan menghambat singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang
Data US News and World Report dalam 2019 pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). telah membayar iuran, meliputi : Penerima
Best Countries menunjukkan, kualitas hidup Pada riset tersebut, Dartanto, Moeis, Nurhasana, Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) :
Indonesia berada di peringkat ke-40 dari 80 Satrya, & Thabrany (2018), ditemukan bukti empiris fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan
negara yang disurvei. Skor Indonesia tergolong signifikan bahwa perilaku merokok orangtua penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
rendah dibandingkan dengan negara-negara meningkatkan kemungkinan anak mengalami perundang- undangan, dan bukan Penerima
lainnya, yaitu 1,8 dari skala 10. Rendahnya skor ini stunting. Sedangkan studi yang dilakukan Ross dan Sehingga dengan jumlah populalsi rumah tangga di Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI) :
disebabkan sembilan indikator yang membentuk Chaloupka (2002) menjelaskan bahwa konsumsi Tangerang Selatan tersebut dan tingkat kesalahan Pegawai atau pekerja sehingga dibayarkan oleh
kualitas hidup hanya memiliki rata-rata sebesar 1,7. rokok dipengaruhi oleh harga rokok, harga barang pada 5% kita dapatkan jumlah sampel sebesar perusahaannya dan mandiri
Dari sembilan indikator tersebut, terdapat delapan lain, dan pendapatan per kapita. 399 orang mewakili rumah tangga di Tangsel.
indikator yang memiliki skor di bawah dua.Indikator Analisis Regresi Logostik
terendah terdapat pada sistem kesehatan dan Sedangkan hasil penelitian Sari.et.al (2017) Defenisi Operasional Variabel Untuk memperjelas Regresi logistik adalah sebuah pendekatan
pendidikan dengan skor masing-masing 0,1 dan menunjukkan bahwa variabel pendapatan rumah variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk membuat model prediksi seperti halnya
0,3. Sementara itu, peringkat terendah selanjutnya tangga dan pengeluaran makanan tanpa rokok ini, dikemukakan batasan–batasan definisi regresi linear atau yang biasa disebut dengan
terdapat pada stabilitas ekonomi dengan skor mempengaruhi pengeluaran konsumsi rokok pada operasional yang akan digunakan sebagai bahan istilah Ordinary Least Squares (OLS) regression.
0,4. Stabilitas politik menyusul dengan skor rumah tangga miskin di Aceh tahun 2010. Di tahun acuan dan dijabarkan dalam bentuk kuesioner: Perbedaannya adalah pada regresi logistik,
sebesar 0,6. Di sisi lain, terdapat satu indikator 2015 ada penambahan variabel, yaitu pengeluaran peneliti memprediksi variabel terikat yang
yang memiliki skor mendekati sempurna. Hal ini pendidikan dan pengeluaran kesehatan yang 1. Gizi Rumah Tangga berskala dikotomi
dapat dilihat dari indikator keterjangkauan yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi Status gizi adalah suatu ukuran mengenai
mencapai skor 9,6.( databoks.katadata 2019) rokok pada rumah tangga miskin. kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari
makanan yang dikonsumsi dan penggunaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Terkait dengan konsumsi rokok, definisi konsumsi, zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi
dari bahasa Belanda consumptie, bahasa METODOLOGI menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, Hasil
Inggris consumption, ialah suatu kegiatan yang gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005). Responden dan rokok *Jenis BPJS Crosstabulation
bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya Populasi dan Sampel Menurut Beck (2000) mengemukakan bahwa Count
guna suatu benda, baik berupa barang maupun Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau status gizi didefinisikan sebagai status Jenis BPJS Total
jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan Bantuan Biaya
secara langsung. Konsumen adalah setiap orang beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok anatara kebutuhan dan masukan nutrisi. Dari Pemerintah Sendiri
pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam suatu riset khusus (Sugiyono, 2007). Dalam pendapat ;para ahli dapat disimpulkan bahwa Responden
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri hal ini populasinya adalah anggota rumah tangga status gizi merupakan ekspresi dari keadaan dan rokok <1 bungkus 45 17 62
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk di yang berdomisili di Tangerang Selatan, total tubuh yang dipengaruhi oleh zat –zat gizi >1bungkus 28 10 38
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.[1] jumlah populasi rumah tangga yang berdomisili di tertentu. Total 73 27 100
Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk kota Tangerang Selatan berjumlah 419313 rumah
dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut tangga (BPS Tangsel,2018) 2. Konsumsi Rokok Responden dan rokok *Gizi keluarga Crosstabulation
pengecer atau distributor. Pada masa sekarang Konsumsi dalam rumah tangga diluar makanan Count
ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya Sampel merupakan bagian yang berguna bagi pokok yang dibutuhkan masyarakat. Jumlah Gizi keluarga Total
konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu tujuan penelitian populasi dan aspek - aspeknya. rokok yang di konsumsi oleh anggota keluarga Gizi Gizi
produsen yang memiliki prinsip holistic marketing Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dalam satubrumah tangga. Jumlah rokok yang Kurang Cukup
sudah seharusnya memperhatikan semua yang untuk diteliti. Metode pengambilan sampel dikonsumsi salah satu anggota atau kepala Responden <1 bungkus 44 18 62
menjadi hak-hak konsumen. Konsumsi dapat dilakukan dengan cara Accidental Sampling rumah tangga dalam satu keluarga. dan rokok >1bungkus 33 5 38
dibagi menjadi 2 yaitu konsumsi langsung dan yaitu bentuk pengambilan sampel berdasarkan Total 77 23 100
tidak langsung. (Wikipedia, 2019) kebetulan dimana, siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menjadi sumber data yang akan menjadi sampel Symmetric Measures
melaporkan bahwa jumlah perokok aktif usia 10 penelitian ini (Sugiyono, 2007). Value Asymptotic Approximate Approximate
sampai 18 tahun kenaikan sebesar 9,1 persen. Peran Standardized Significance
iklan dan peringatan bergambar pada kenaikan Penentuan jumlah sampel menurut Hair (1998) Errora Tb
prevalensi perokok anak ini juga penting, terlihat yang memegang peranan penting dalam estimasi Interval Pearson’s R -.183 .089 -1.844 .068c
bahwa kebijakan pengendalian rokok (seperti dan interpretasi hasil maka ukuran sampel yang by Interval
bea rokok, peringatan tertulis dan gambar, dan ideal dan respresentatif sesuai dengan rumusan Ordinal Spearman -.183 .089 -1.844 .068c
kawasan anti-rokok) dianggap belum secara yang ada. Untuk penghitungan ukuran sample by Ordinal Correlation
efektif menurunkan jumlah perokok di Indonesia yang sesuai ada beberapa formula yang bisa N of Valid Cases 100
(Adioetomo, Djutaharta, & Hendratno, 2005). Hasil digunakan. Formula yang kami gunakan dalam
penelitian PKJS UI (2019) menunjukkan bahwa penentuan jumlah sampel pada penelitian ini
situasi ini mengkhawatirkan dikarenakan rokok adalah teori slovin dengan formula:
tidak hanya menyebabkan masalah jangka pendek

80 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 81


Analisis Korelasi Hasil persamaan regresi logistik tidak bisa diharapkan nantinya akan ada kompromi antara
Pengolahan data menggunakan analisis korelasi, langsung diintrepretasikan dari nilai koefisein perokok dengan keluarganya. Kemudian, perlu
hasil yang diperoleh adalah korelasi positif seperti regresi linear biasa. Interpretasi bisa adanya edukasi dan dorongan kepada orang tua
sebesar 0,065(Korelasi Kendall.s tau) dan nilai dilakukan dengan melihat Exp (B) nilai eksponen mengenai pentingnya asupan gizi bagi keluarga.
korelasi sebesar 0,066 (Spearman’s rho) antara dari koefisien persamaan regresi yang terbentuk. Dan merokok menjadikan rumah tangga miskin
variabel rumah tangga perokok dengan status gizi tidak akan pernah beranjak naik pada status di
rumah tangga. Artinya semakin tinggi konsumsi Dari exp(B1) dapat dilihat bahwa konsumsi rokok atasnya.
rokok pada rumah tangga perokok maka status lebih dari satu bungkus pada rumah tangga
gizi keluarga tersebut semakin tinggi juga dapat mengakibatkan rendahnnya ketercukupan
rumah tangga yang memiliki status gizi rendah. gizi sebesar 2,698 dibandingkan dengan rumah DAFTAR PUSTAKA
Analisis korelasi selanjutnya adalah varibel jenis tangga dengan konsumsi konsumsi rokok dibawah
BPJS yaitu (Mandiri dan Dibiayai Pemerintah) 1 bungkus. Nilai Exp (B1) ini juga bisa diartikan Adioetomo, S. M., Djutaharta, T., & Hendratno.
berkorelasi negatif sebesar -0,059 yang berarti terdapat operubahan odds ratio sebesar 2,698 (2005). Cigarette Consumption, Taxation,
bahwa semakin tinggi konsumsi rokok pada rumah setiap perubahan 1 unit dalam X2. And Household Income: Indonesia Case
tangga menunjukkan bahwa jenis kepemilikan Study. Economics Of Tobacco Control
BPJS pada rumah tangga di Tangerang Selatan Sedangkan untuk Exp(B) pada jenis kartu BPJS Paper
cenderung menggunakan pembiayaan pemerintah sebesar 1,241 artinya bahwa korelasi antara Andika Panduwinata.2018.Angka-Kemiskinan-Di-
dibandingkan dengan pembiayaan mandiri dengan jenis kepemilikan kartu BPJS yang dibayarkan Banten-Terendah-Keempat-Di- Indonesia.
nilai 0,059. pemerintah berkorelasi atau menunjukkan Diunduh Dari Https://Wartakota.
Tingkat ketercukupan gizi rendah sebesar 1,241 kali Tribunnews.Com November 2019
Responden dan rokok *Gizi keluarga Crosstabulation dibandingkan dengan keluarga yang kepemilikan
Badan Penelitian Dan Pengembangan
Count BPJSnya secara mandiri.
Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar
Gizi keluarga Total (RISKESDAS) 2018. Laporan Nasional 2018.
Gizi Gizi Berdasarkan table, maka persamaan regresi
logistic yang terbentuk adalah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Kurang Cukup
Profil Tangsel. Rencana Program Investasi
Responden <1 bungkus 44 18 62 Jangka Menengah Tangerang Selatan 2019
dan rokok >1bungkus 33 5 38 Logit = -1,947 + 0,992 X1 +0,216 X2
– 2023.2019.
Total 77 23 100
Baltibangkes Kementrian Kesehatan RI.
KESIMPULAN 2018.Indek Pembangunan Kesehatan
Masyarakat 2018.
Hasil Analisis Regresi Logistik
Dari penelitian ini ditemukan bahwa rokok memang Bappenas. Sinkronisasi Perencanaan Pusat Dan
Sesuai dengan sampel yang telah ditetapkan
dapat berpengaruh terhadap kemungkinan Daerah. RI. 2016.
sejumlah 100 responden yang merupakan
ketidaktercukupan gizi pada keluarga di rumah
bagian dari rumah tangga di Tangerang Selatan. Dartanto.T, Faizal.RM, Fandy.R, Dul Rohman ,
tangga kelas bawah dengan pendlapatan rendah.
Output pada variables in the Equation, nilai Wald Nurhasana.R, Satrya.A.2019. Perilaku
Mengalami ketidak tercukupan gizi dikarenakan
73,955 yang menunukkan bahwa model desain Merokok Orangtua Dan Dampaknya Pada
terjadinya pendapatan untuk menambah asupan
keterhubungan dependent dengan independent “Stunting” Dan Perkembangan Anak
gizi keluarga digunakan untuk konsumsi rokok
variabel cukup bagus. Nilai ExpB sebesar 0.297. Studi Kasus “Stunting” Di Desa Bunderan
(konsumsi makanan diganti dengan konsumsi
Kabupaten Demak. Pusat Kajian Jaminan
rokok). Sehingga mengurangi jumlah makanan
Variables in the Equation Sosial Universitas Indonesia
maupun kualitas nutrisi makanan. Namun, hal
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Ross, Hana And Chaloupka, Frank J. , 2002.
ini memang menjadi faktor besar apabila terjadi
Step di keluarga yang berpenghasilan rendah/miskin Economic Of Tobacco Control.International
0 Constant -1.208 .238 25.857 1 .000 .299 Tobacco
dikarenakan uang rokok akan menghabiskan
persentase penghasilan lebih besar pada keluarga Evidence Network, June 26
Model Summary
berpenghasilan rendah. Selain itu, kepemilikan Ulfah, Rafiqah, 2012. Perkembangan Konsumsi
Step -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke jenis kartu jaminan sosial yang lebih banyak Rokok Di Kalangan Masyarakatekonomi
likelihood Square R Square
merupakan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang Rendah.Diunduh Dari
1 104.132a .037 .055 dari pemerintah menunjukkan status rumah
a. Estimation terminated at iteration number 5 because tangga yang tergolong miskin. Dan hal ini konsumsi
parameter estimates changed by less than .001. rokok pada golongan miskin artinya pendapatan
rendah yang diperoleh juga tidak mampu untuk
Variables in the Equation menambah asupan gizi pada keluarga.
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step Rekomendasi dari kami adalah pengendalian
1a Rokok(1) .992 .556 3.187 1 .074 2.698 rokok perlu dilakukan apabila ingin mencegah
BPJS .216 .532 .165 1 .684 1.241 terjadinya shifting konsumsi dari uang makan
Constant -1.947 .505 14.864 1 .000 .143 menjadi rokok, salah satunya adalah peningkatan
a. Variable(s) entered on step 1: Rokok, BPJS. harga rokok. Apabila, harga rokok ditingkatkan

82 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 83


IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN EVALUASI KEPATUHAN REGULASI KAWASAN
HANDBOOK BAGI KELUARGA PENDAMPING TANPA ROKOK DI KABUPATEN KULON PROGO
SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENDUKUNG
PROGRAM BEBAS ASAP ROKOK DI KOTA Siti Widiastuti
Arvicha Fauziah
YOGYAKARTA, INDONESIA Deny Astiwi
Oktavian Denta
Th. Baning Rahayujati
Septian Emma Dwi Jatmika Sinergi Bersama Mengurangi Asap Rokok di Kulon Progo (SEMARKU)
Muchsin Maulana Jalan Tamtama No. 13 Perumahan Dinas, Terbah, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Mahayu Agustia jayanti
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia ktr.kulonprogo@gmail.com
wideygimul2@gmail.com
Kuntoro
Santi Martini
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

septianemma@ikm.uad.ac.id

ABSTRAK ABSTRAK

Latar Belakang: Rendahnya health literacy warga tentang rokok berdampak pada kurangnya kemampuan Latar Belakang: Sejak tahun 1990 sampai tahun 2017 terjadi perubahan penyebab kematian akibat
untuk mengakses, memahami, menilai, dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat penilaian penyakit, yaitu penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Salah satu faktor resiko penyakit tidak
dan mengambil keputusan untuk meminimalisir paparan second hand smoke pada anggota keluarga. menular adalah perilaku/gaya hidup merokok (TCSC IAKMI, 2020). Riskesdas (2013) DIY menunjukkan
Dengan demikian perlu adanya penelitian dan pengembangan model intervensi yang dapat dijadikan proporsi kebiasaan merokok pada penduduk umur ≥10 tahun (26,9%) dan KP (27,9%). Rata-rata angka
sebagai solusi alternatif dengan memberikan edukasi berbasis komunitas melalui handbook sebagai kematian nasional akibat rokok 88 per 100.000 orang. Tahun 2017 DIY adalah provinsi dengan angka
Smoking Media Literacy Bagi Warga. Tujuan penelitian untuk menganalisis kebutuhan warga dalam rangka kematian nasional diatas rata-rata 128 orang per 100.000 (TCSC IAKMI, 2020). Kondisi ini mendorong
mengembangkan handbook bagi keluarga pendamping sebagai media edukasi pendukung program RBAR. beberapa kabupaten/kota untuk menerbitkan regulasi KTR diantaranya KP dengan PERDA No.5 Tahun
2014. Penerapan regulasi perlu komitmen dan upaya bersama dari setiap pihak. Satgas Pengawasan
Metode: Jenis penelitian adalah kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara kepada empat kepala KTR telah dibentuk oleh Bupati sehingga perlu diberikan masukan untuk meningkatkan kinerja sebagai
keluarga yang tinggal di lingkungan RW Kota Yogyakarta, Indonesia dan telah menerapkan deklarasi pengawas implementasi. Tujuannya untuk mengevaluasi kepatuhan regulasi KTR di KP.
Rumah Bebas Asap Rokok serta literature review. Jenis instrumen yang digunakan berupa panduan
wawancara kemudian dianalisa menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif. Intervensi: Analisis terhadap daftar tilik monitoring kepatuhan PERDA No.5 Tahun 2014 tentang
KTR yang dilakukan sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 oleh Satgas Pengawasan KTR. Metode
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan handbook bagi keluarga pendamping sangat analisis menggunakan perbandingan dan melihat tren berdasarkan proporsi dari 9 variabel dengan
diperlukan sebagai bentuk dukungan sosial. Handook yang kami kembangkan menyajikan informasi membandingkan pada 2 sasaran KTR yaitu sekolah dan tempat kerja.
secara padat dan dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik. Isi handbook meliputi program rumah bebas
asap rokok, peran keluarga, langkah dan manfaat berhenti, gejala putus nikotin serta dampak rokok pada Hasil: Terjadi peningkatan kegiatan sosialisasi PERDA No. 5 Tahun 2014 tentang KTR (24,5%); terdapat
perokok pasif. peningkatan jumlah satgas (8,8%); peningkatan pemasangan pengumuman tanda KTR (12,3%); tanda
peringatan larangan merokok (49,1%). Terdapat penurunan jumlah orang yang merokok (3,5%); penurunan
Kata kunci : Handbook, keluarga pendamping, edukasi, rumah bebas asap rokok penyediaan asbak (19,3%); penurunan penemuan puntung rokok (15,8%). Terdapat peningkatan temuan
iklan rokok (5,2%); peningkatan jumlah penjual rokok (22,8%). Terjadi peningkatan kepatuhan di sekolah
(45%) dan tempat kerja (18,92%).

Pembahasan: Evaluasi regulasi Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Kulon Progo belum berjalan
maksimal, hal ini dikarenakan evaluasi masih dalam bentuk pemantauan kepatuhan. Evaluasi belum
dalam bentuk pengawasan dan penegakan hukum secara tegas melalui operasi yustisi atas pelaksanaan
KTR bagi pelanggar yang tidak mematuhi PERDA No. 5 Tahun 2014 tentang KTR. Evaluasi implementasi
PERDA akan terus dilakukan secara berkala.

84 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 85


Simpulan : Tingkat kepatuhan terhadap penerapan KTR di KP mengalami peningkatan (28,07%) dari INTERVENSI
tahun 2016. Pemerintah masih berupaya meningkatkan kegiatan sosialisasi PERDA kepada pengelola
KTR, meningkatkan komitmen bersama dengan penegakan secara tegas melalui operasi yustisi pada Analisis terhadap daftar tilik monitoring
sasaran pengelola KTR dan masyarakat terutama pada tempat kerja. kepatuhan PERDA No.5 Tahun 2014 tentang KTR
yang dilakukan sejak tahun 2016 sampai tahun
2020 oleh Satgas Pengawasan KTR. Metode
Kata Kunci: Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Kepatuhan, PERDA, Kulon Progo analisis menggunakan perbandingan dan melihat
trend berdasarkan proporsi dari 9 variabel dengan
membandingkan pada 2 sasaran KTR yaitu 20
kawasan sekolah dan 37 kawasan tempat kerja
dengan total 57 kawasan. Sumber data kajian
PENDAHULUAN dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon
merokok dan manfaat hidup tanpa merokok; dan Progo.
Regulasi pengendalian tembakau di berbagai melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok
negara berhasil melindungi mereka yang bukan orang lain (PERDA, 2014).
perokok, meningkatkan penghentian merokok dan HASIL
mengurangi konsumsi rokok Salah satu bentuk Pemerintah Daerah menetapkan 7 KTR meliputi
kepedulian WHO atas masalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan; tempat proses Tabel hasil pengambilan data pada daftar tilik
tembakau adalah ditetapkannya tanggal 31 Mei belajar mengajar dan kawasan belajar mengajar; monitoring kepatuhan PERDA No. 5 Tahun 2014
sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia (World tempat anak bermain; tempat ibadah; angkutan tentang KTR yang dilakukan sejak tahun 2016
No Tobacco Day) sejak tahun 1988 dan pada 27 umum; tempat kerja; dan tempat umum dan sampai tahun 2020 oleh Satgas Pengawasan KTR
Februari 2005 diresmikan Framework Convention tempat lain yang ditetapkan (PERDA, 2014). di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut:
on Tobacco Control (FCTC) sebagai perjanjian
kesehatan masyarakat yang pertama di dunia dan Penerapan KTR dimaksudkan untuk memberikan
Tabel 1. Distribusi Perbandingan dan Trend berdasarkan Proporsi pada Evaluasi Kepatuhan Regulasi Kawasan Tanpa
merupakan payung hukum pengendalian rokok jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih Rokok di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 dan 2020
(Juanita, 2012). dan sehat bagi masyarakat sehingga tidak
menimbulkan masalah kesehatan. Sejak tahun Indikator Survei Kepatuhan
2016 2020
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan 1990 sampai tahun 2017 terjadi perubahan
n= 57 n= 57
jumlah perokok terbesar di dunia setelah China penyebab kematian akibat penyakit, yaitu penyakit
% %
dan India. Pada tahun 2007, Indonesia menduduki menular menjadi penyakit tidak menular. Salah
peringkat ke-5 konsumen rokok terbesar setelah satu faktor resiko penyakit tidak menular adalah Pernah dilakukan sosialisasi Perda No. 5 tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok 70,2 94,7
China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang perilaku/gaya hidup merokok (TCSC IAKMI, 2020). Ada SK Satuan Tugas Pengawasan di Institusi/Sasaran 35,1 43,9
(Kemenkes RI, 2011). Riskesdas (2013) DIY menunjukkan proporsi Terpasang pengumuman atau tanda Kawasan Tanpa Rokok (di Pintu Masuk) 78,9 91,2
kebiasaan merokok pada penduduk umur ≥10 Terpasang peringatan larangan merokok (dalam bangunan) 47,4 96,5
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan tahun (26,9%) dan KP (27,9%). Rata-rata angka Terdapat Asbak di dalam gedung 47,4 28,1
Menteri Dalam Negeri Nomor 188/MENKES/ kematian nasional akibat rokok 88 per 100.000
Ditemukan puntung rokok 52,6 36,8
PB/I/2011 tentang Pedoman Pengembangan orang. Tahun 2017 DIY adalah provinsi dengan
Ditemukan iklan rokok 1,8 7,0
Kawasan Tanpa Rokok diikuti Peraturan Daerah angka kematian nasional diatas rata-rata 128
Kabupaten Kulon Progo Nomor 5 Tahun 2014 orang per 100.000 (TCSC IAKMI, 2020). Ditemukan adanya penjual rokok 1,8 24,6
tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR adalah Ada orang merokok 47,4 43,9
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk Pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa
kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, rokok wajib melakukan pengawasan terhadap
menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan setiap orang yang merokok di KTR. Pimpinan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi Tabel 2. Distribusi Perbandingan dan Tren Berdasarkan
produk tembakau. atau penanggung jawab juga berwenang untuk peningkatan kegiatan sosialisasi PERDA No. Proporsi pada Sasaran Sekolah dan Kantor di
memasang tanda rambu “dilarang merokok”; 5 Tahun 2014 tentang KTR (24,5%); terdapat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 dan 2020
Penetapan kawasan tanpa rokok bertujuan untuk melarang adanya asbak di kawasan tanpa rokok; peningkatan jumlah satgas (8,8%); peningkatan Kawasan 2016 2020
menciptakan ruang dan lingkungan yang bersih menegur setiap orang yang merokok di kawasan pemasangan pengumuman tanda KTR (12,3%); n % n %
dan sehat; melindungi kesehatan perorangan, tanpa rokok yang menjadi wilayah kerjanya; tanda peringatan larangan merokok (49,1%). Sekolah 8 40 17 85
keluarga, masyarakat dan lingkungan dari bahaya dan memerintahkan setiap orang yang tidak Terdapat penurunan jumlah orang yang merokok Kantor 9 24,32 16 43,24
bahan yang mengandung karsinogen dan zat adiktif mengindahkan teguran untuk meninggalkan (3,5%); penurunan penyediaan asbak (19,3%);
dalam produk tembakau yang dapat menyebabkan kawasan tanpa rokok (PERDA, 2014). penurunan penemuan puntung rokok (15,8%). Dari tabel diatas diperoleh hasil kepatuhan kawasan
penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas Terdapat peningkatan temuan iklan rokok (5,2%); dari pengkategorian “baik” apabila berjumlah
hidup. Selain itu juga bertujuan untuk melindungi Penerapan regulasi perlu komitmen dan upaya peningkatan jumlah penjual rokok (22,8%). 8-10 jawaban “ya”. Setelah dikategorikan, maka
penduduk usia produktif, anak, remaja, dan bersama dari setiap pihak. Satgas Pengawasan
dibandingkan sehingga dapat disimpulkan bahwa
perempuan hamil dari dorongan lingkungan KTR telah dibentuk oleh Bupati sehingga perlu
terjadi peningkatan kepatuhan di sekolah (45%)
dan pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi diberikan masukan untuk meningkatkan kinerja
dan tempat kerja (18,92%).
penggunaan dan ketergantungan terhadap sebagai pengawas implementasi. Oleh karena
bahan yang mengandung zat adiktif berupa itu kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi
produk tembakau; meningkatkan kesadaran kepatuhan regulasi KTR di Kulon Progo.

86 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 87


PEMBAHASAN pengelola menegur pengunjung yang merokok dengan pendapat Green yang menyatakan bahwa cara menegur atau melaporkan pelanggaran yang
di lingkungan KTR, adanya sanksi bagi yang perilaku seseorang termasuk perilaku merokok terjadi di lingkungan sekitar KTR.
Kabupaten Kulon Progo mengeluarkan Peraturan melanggar KTR. dipengaruhi oleh faktor pendahulu (predisposing),
Daerah No. 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa yang meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Rokok, dilihat dari persentase tingkat kepatuhannya Pemantauan dan evaluasi merupakan upaya keyakinan, tradisi, nilai; faktor pemungkin
masih rendah walaupun mengalami peningkatan yang dilaksanakan secara terus menerus baik (enabling), yang meliputi ketersediaan sumber-
apabila dibandingkan antara tahun 2016 dengan oleh petugas kesehatan maupun pengelola sumber/fasilitas; dan faktor penguat/pendorong
tahun 2020. Evaluasi kepatuhan regulasi kawasan Kawasan Tanpa Rokok di tatanan. Pemantauan (reinforcing) yang meliputi sikap dan perilaku
tanpa rokok kabupaten kulon progo baru sebatas dilakukan untuk mengetahui perkembangan orang-orang disekitarnya.
kegiatan pemantauan kepatuhan. maupun permasalahan serta menemukan
pemecahan dalam pengelolaan dan pelaksanaan Namun, hasil kajian selama 4 tahun setelah
PERDA Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada dasarnya pengembangan kawasan tanpa rokok sesuai dievaluasi diperoleh bahwa Kawasan Tanpa Rokok
bukan melarang merokok dan menghentikan dengan rencana yang telah ditetapkan. di Kabupaten Kulon Progo yang dikembangkan
produksi tembakau di Indonesia yang dapat Pemantauan kegiatan dilakukan selama perjalanan belum berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
mengancam petani tembakau, tetapi lebih kepada program pengembangan kawasan tanpa rokok Evaluasi KTR atau penilaian adalah proses
melindungi masyarakat dari bahaya merokok, secara berkala setiap 6 bulan atau 1 tahun. penentuan nilau atau keberhasilan dalam
memberikan pemahaman kepada perokok untuk Evaluasi jangka panjang 1-3 tahun yaitu kebijakan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Gambar 2. Sebelum pemasangan spanduk
merokok di tempat tertentu dan mencegah KTR diterima dan dilaksanakan oleh pimpinan/ layanan kesehatan
perokok baru (Juanita, 2012). karyawan/ pasien dan pengunjung, dipatuhi Dari sembilan variabel diperoleh tujuh variabel
dan dimanfaatkannya fasilitas yang mendukung mengalami peningkatan, tetapi terdapat dua
Hal ini sesuai dengan pedoman KTR menurut KTR, tidak ada yang merokok di sekitar fasilitas variabel yang mengalami penurunan ketika
KEMENKES RI (2011) bahwa penetapan Kawasan dan tidak ada penjual rokok di sekitar fasilitas dibandingkan antara tahun 2016 dengan tahun
Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan (KEMENKES RI, 2011). 2020.
untuk masyarakat terhadap risiko ancaman
gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar Terdapat peningkatan temuan iklan rokok (5,2%)
asap rokok. Kabupaten Kulon Progo telah menerapkan
Kawasan Tanpa Rokok sebagai upaya pemerintah
Penilaian atas pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok untuk melindungi dan menjamin hak setiap orang
meliputi kegiatan pemantauan kepatuhan dan untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap
penegakan hukum atas pelaksanaan Kawasan rokok. Kabupaten Kulon Progo telah melakukan
Tanpa Rokok. Evaluasi dengan menggunakan berbagai kegiatan sebagai salah satu bentuk
indikator yang telah ditetapkan (KEMENKES RI, wujud implementasi PERDA No. 5 Tahun 2014
2011). tentang Kawasan Tanpa Rokok, tetapi pelanggaran Gambar 3. Sesudah pemasangan spanduk
masih sering ditemukan, salah satunya layanan kesehatan
Hasil persentase dilihat dari indikator daftar tilik ditemukan pemasangan iklan rokok di berbagai
survei kepatuhan regulasi kawasan tanpa rokok tempat. Perkembangan selama 4 tahun ketika Menurut Rosyadi (2020) iklan rokok disebut
di kabupaten kulon progo dikatakan belum dapat membandingkan tahun 2016 persentase penemuan mendorong anak-anak mencoba rokok serta
maksimal. Karena pada indikator: asbak di dalam iklan rokok sebesar 1,8% tetapi pada tahun 2020 menganggap merokok adalah hal wajar. Ini salah
gedung; puntung rokok; iklan rokok, penjual persentase menjadi 7,0%. Evaluasi kepatuhan satu yang memicu naiknya angka perokok anak di
rokok dan orang merokok, hasil persentasenya Gambar 1. Pencopotan Iklan Produk Tembakau regulasi kawasan tanpa rokok di kabupaten kulon Indonesia hingga dua kali lipat. “Yang dilakukan
menunjukkan tidak nol, walaupun mengalami oleh Satuan Polisi Pamong Praja Lingkungan progo tidak boleh berhenti sampai di sini, evaluasi oleh iklan rokok itu bukan menargetkan orang
peningkatan apabila dibandingkan antara tahun sekolah tidak menyediakan asbak di dalam gedung secara berkala akan terus dilakukan kedepannya. yang sudah merokok, tetapi mereka (industri
2016 dengan tahun 2020. sehingga tidak akan ditemukan puntung rokok rokok) menargetkan perokok pemula. Artinya di
dan orang merokok. Sedangkan di lingkungan Hal ini sesuai dengan Habibi (2015) evaluasi secara sini (iklan rokok) yang ditargetkan adalah anak-
Menurut PERDA No.5 tahun 2014 tentang KTR kantor disediakannya kawasan tanpa rokok. Hal berkala untuk mengetahui perkembangan dari anak, konsumsinya supaya tidak turun dan nada
pada pasal 4 membahas penetapan KTR tetapi ini sesuai dengan hasil penelitian Ismariani (2015) implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok yang perokok pengganti.
realitanya masih ditemukan asbak di dalam yang mengatakan bahwa fasilitas yang disediakan meliputi tingkat keefektifan strategi kebijakan,
gedung, puntung rokok, dan orang yang merokok. di kantor walikota untuk merokok berupa area keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman Menurut Zebua (2020) bersumber dari Kompas
Kemudian pada pasal 6 membahas larangan dan merokok serta asbak yang diletakkan di setiap area yang muncul selama pelaksanaan kebijakan. Koran online bahwa Penerapan Kawasan Tanpa
pengendalian iklan produk tembakau tetapi masih merokok dan halaman belakang kantor walikota. Kabupaten Kulon Progo telah melaksanakan Rokok (KTR) berlaku kian ketat di Kabupaten
saja ditemukan iklan rokok di lingkungan KTR. implementasi PERDA dengan mengeliminasi Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Masih ditemukannya orang merokok menurut iklan, promosi dan sponsor tembakau. Semakin (DIY), sejak di PERDA kan pada 2014. Salah satu
Menurut KEMENKES RI (2011) indikator sangat Salawati (2010) ada banyak alasan yang meningkatnya kesadaran Pemerintah Daerah pemberlakuan KTR tersebut berupa larangan iklan
diperlukan baik oleh petugas kesehatan maupun melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. dalam membatasi iklan rokok melalui PERDA. maupun promosi rokok di mana pun. Langkah ini
pengelola Kawasan Tanpa Rokok di tatanan. Secara umum menurut Kurt Lewin, perilaku Masyarakat dapat berperan serta dalam bukan larangan menjual produk rokok, melainkan
Secara umum indikator yang dilihat adalah merokok merupakan fungsi dari lingkungan mewujudkan tempat atau lingkungan yang bersih langkah untuk membatasi promosi rokok.
indikator input, proses dan output. Indikator dan individu. Artinya perilaku merokok selain dan sehat serta bebas dari asap rokok. Pengawasan
output yaitu lingkungan harus tanpa asap rokok, disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga implementasi PERDA tidak hanya Satgas KTR Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, DIY,
perokok merokok di tempat yang telah disediakan, disebabkan faktor lingkungan. Hal ini sejalan tetapi peran aktif dari masyarakat, misal dengan mengerahkan anggota Perlindungan Masyarakat

88 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 89


(Linmas) untuk menutup iklan-iklan rokok yang terpajang di belakang kasir. Harapannya, toko Sepanjang waktu itu, operasi penertiban masih DAFTAR PUSTAKA
masih ada di berbagai tempat belanja yang ada modern, berjejaring, maupun toko lain pun sebatas non yustisi atau edukasi. Pelibatan
di daerah-daerah pedesaan. Linmas ini berasal memberlakukan hal serupa dengan lebih memilih Linmas menjadi langkah awal. Pemasangan Fitriani, Ken. 2020. Kulon Progo Terus Melawan
dari kantor tiap kalurahan (desa) dan kapanewon memberi imbauan tentang pola hidup sehat dan banner di berbagai lokasi menjadi aksi mula- Asap Rokok Kebijakan Antirokok Tetap
(kecamatan) (Zebua, 2020). hal lain yang lebih produktif. Upaya itu dirasa cukup mula sekaligus sosialisasi kembali KTR. Tidak Berlanjut Meski Ganti Pemimpin. https://
berhasil, di mana daya beli rokok jadi semakin hanya memasang banner, Linmas turut aktif kbr.id/saga/11-2020/ kulon_progo_terus_
Peraturan perundang-undangan yang mengatur rendah. Pengendalian tembakau dan penyakit mengingatkan warga yang merokok sembarangan melawan_asap_rokok/103986.html diakses
dampak tembakau terhadap kesehatan belum menular lain juga dirasa semakin menunjukkan dan mensosialisasikan kawasan-kawasan tertentu pada tanggal 28 November 2020
memadai, terutama dampak asap rokok terhadap hasil (Zebua, 2020). yang boleh dan tidak boleh dipakai untuk merokok Habibi, Surahmawati, Heriyani Sompo. Gambaran
kesehatan manusia. Hal itu karena antara lain di Kawasan Tanpa Rokok. Implementasi Peraturan Daerah tentang
belum menampung prinsip-prinsip dan aturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada RSUD
dalam konvensi. Hal itu diindikasikan dalam Untuk mendukung hal tersebut diperlukan adanya Haji dan Rumah Sakit Stella Maris di Kota
iklan-iklan yang tidak secara keras/ekstrim upaya yang sinergis antara seluruh stakeholder Makassar Tahun 2015. Makasar : UIN
memberi peringatan akibat merokok. Iklan yang terkait untuk bersama-sama berkomitmen dalam Alauddin Makassar. Al-Sihah : Public Health
dipersyaratkan dalam konvensi tembakau berupa mengendalikan permasalahan yang terkait Science Journal Hal 161-170
adanya rotasi dalam iklan yang menampilkan tembakau sehingga dapat merubah perilaku
Hayati, Zahratul, Yayi Suryo Prabandari, Trisasi
gambar akibat asap rokok. Selain itu kurang masyarakat yang merugikan kesehatan masyarakat
Lestari. Persepsi Masyarakat terhadap
adanya komitmen pemerintah dalam mengatasi ini. Peran dan keterlibatan kelompok masyarakat
Kawasan Tanpa Rokok di Terminal Dara.
dampak tembakau terhadap kesehatan dengan sangatlah penting untuk memperkuat upaya
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
tidak adanya aturan khusus tentang tembakau pengendalian tembakau dan perlindungan anak
Journal of Community Medicine and Public
(Saly, 2011). dan remaja di Indonesia (Margarini, 2020).
Health. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol.
33 No. 01 Tahun 2017
Peningkatan jumlah penjual rokok (22,8%) Menurut penelitian Juanita (2012) Penetapan
Sama halnya dengan peningkatan jumlah iklan Kawasan Tanpa Rokok di berbagai tatanan dapat Ismariani, Indra Fajarwati, Suriah. 2015. Perilaku
rokok, terjadi pula peningkatan jumlah penjual Gambar 4. Penutupan Display TOMIRA diwujudkan melalui penggalangan komitmen Merokok Pegawai Pasca Penerapan
rokok. Perkembangan selama 4 tahun ketika bersama untuk melaksanakannya. Peran lintas Kawasan Tanpa Rokok di Kantor
membandingkan tahun 2016 persentase jumlah Hasil penelitian Hayati (2017) para informan sektor sangatlah penting untuk menentukan Walikota Makassar. Makasar : Universitas
penjual rokok sebesar 1,8% tetapi pada tahun mengerti bahwa rokok menyebabkan timbulnya keberhasilan dari penetapan Kawasan Tanpa Hasanuddin. Jurnal MKMI, Juni 2015, Hal
2020 persentase menjadi 24,6%. Kabupaten Kulon penyakit yang serius, bahkan dapat menimbulkan Rokok sebagai salah satu upaya penanggulangan 69-75
Progo telah melakukan berbagai kegiatan sebagai kematian. Hambatan yang mungkin muncul bahaya rokok. Juanita. 2012. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok:
salah satu bentuk wujud implementasi PERDA dari pedagang rokok yang merasa terancam Peluang dan Hambatan. Sumatera Utara:
No. 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok, mengingat rokok adalah barang yang sering dicari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
tetapi pelanggaran masih sering ditemukan, oleh para masyarakat menginisiasi KTR ini bisa SIMPULAN Sumatera Utara. Jurnal Kebijakan
salah satunya peningkatan jumlah penjual rokok terlaksana dengan asas bahwa masyarakat yang Kesehatan Indonesia, Vol. 01, No. 2 Juni
di berbagai tempat. Evaluasi kepatuhan regulasi tunduk pada pemerintah Kota asalkan peraturan Tingkat kepatuhan terhadap penerapan KTR di 2012 Halaman 112 – 119
kawasan tanpa rokok akan terus dilakukan sampai tersebut realistis dan disosialisasikan dengan baik Kulon Progo mengalami peningkatan (28,07%) KEMENKES RI. 2011. Pedoman Pengembangan
100% kabupaten kulon progo bebas asap rokok kepada masyarakat. dari tahun 2016. Pemerintah masih berupaya Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta:
dimasa yang akan datang. meningkatkan kegiatan sosialisasi PERDA Kementerian Kesehatan RI
Kendalanya adalah dilemma yang dihadapi kepada pengelola KTR, meningkatkan komitmen
Margarini, Eunice. 2020. Seminar Online “Peran
Hal ini diperkuat oleh Kepala Dinas Kesehatan pemerintah dalam menjalankan pembangunan. bersama dengan penegakan secara tegas melalui
Generasi Milenial Dalam Menolak Bujukan
Kabupaten Kulon Progo dr. Sri Budi Utami, M.Kes Hal itu antara lain pajak dari produksi tembakau operasi yustisi pada sasaran pengelola KTR dan
Rokok”. (Online). Https://Promkes.Kemkes.
mengatakan bahwa “Petani tembakau, bakul dua kali yaitu bea dan cukai yang sangat masyarakat terutama pada tempat kerja.
Go.Id/. diakses pada tanggal 26 November
rokok, bapak-bapak yang merokok itu kan merasa menunjang pemerintah dalam pendanaan
2020
dibatasi. Merasa bakulan saya tidak laku. Kemudian pembangunan ekonomi, sementara perlindungan Saran bagi pemerintah Kabupaten Kulon Progo
event yang disponsori oleh rokok menjadi tidak kesehatan demi mencapai kesejahteraan rakyat melakukan evaluasi regulasi Kawasan Tanpa PERDA. 2014. Peraturan Daerah Kabupaten
terlaksana. Kendala-kendala ini yang secara juga merupakan suatu hal yang perlu dilakukan. Rokok dengan melaksanakan pengawasan dan Kulon Progo Nomor 5 Tahun 2014 tentang
perlahan kemudian kita atasi,” (Ken, 2020). Disamping itu dalam kaitan dengan upaya penegakan hukum atas pelaksanaan KTR. Perlu Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Yogyakarta:
menghindari dampak produksi tembakau terhadap adanya sanksi yang tegas sesuai yang tercantum Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
PERDA No. 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa kesehatan berpengaruh terhadap tenaga kerja, pada PERDA No. 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Rosyadi, Ardhi. 2020. Cegah Iklan Rokok
Rokok pada pasal 6 berbunyi setiap orang dilarang antara lain para petani tembakau. Sementara ini Tanpa Rokok bagi pelanggar. Bagi Penanggung Pengaruhi Generasi Muda. https://kbr.id/
menjual produk tembakau: menggunakan mesin pemerintah berusaha melakukan peningkatan Jawab kawasan agar meningkatkan implementasi nasional/06-2020/cegah_ iklan_rokok_
layanan mandiri; kepada siswa atau anak di bawah sumber daya manusia dalam melakukan produksi Perda No 5 Tahun 2014. Bagi masyarakat pengaruhi_generasi_muda/103297.html
usia 18 (delapan belas) tahun; dan/atau kepada tembakau untuk mengurangi zat adiktif yang untuk mematuhi regulasi KTR pada kawasan, tanggal akses 26 November 2020
perempuan hamil, merusak kesehatan dalam jangka waktu lama, dan karena perubahan perilaku di masyarakat Salawati, Trixie Rizki Amalia. 2010. Perilaku
melakukan penyuluhan-penyuluhan (Saly, 2011). sangat sulit kecuali dari kesadaran diri sendiri Merokok di Kalangan Mahasiswa
Kabupaten Kulon Progo telah melakukan penutupan tentang pentingnya kesehatan. Perlu dilakukan Universitas Muhammadiyah Semarang.
display rokok di Toko Milik Rakyat (TOMIRA) dan Menurut Zebua (2020) pelaksanaan PERDA dan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk Semarang: UNIMUS. Http://jurnal.unimus.
diganti pesan-pesan kesehatan dan pendidikan. PERBUP Kawasan Tanpa Rokok di masyarakat mengetahui indikator output yaitu terwujudnya ac.id Prosiding Seminar Nasional Unimus
Tujuannya agar anak-anak tidak melihat rokok sudah lebih dari lima tahun sejak disahkan. Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Kulon Progo. 2010 Isbn : 978.979.704.883.9

90 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 91


Saly, Jeane Neltje. 2011. Laporan Akhir Penelitian
Hukum Efektivitas Peraturan Terkait
Pengendalian Produk Tembakau terhadap
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN
Kesehatan. Jakarta: Badan Pembinaan
Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan
DAERAH TERHADAP PENERAPAN PELARANGAN
Hak Asasi Manusia R.I IKLAN PRODUK TEMBAKAU DI INDONESIA
TCSC IAKMI. 2020. Atlas Tembakau Indonesia.
Jakarta : Tobacco Control Support (STUDI PERBANDINGAN DAERAH DKI JAKARTA,
Center-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia (TCSC-IAKMI) KOTA BOGOR, KOTA DEPOK DAN KABUPATEN
Zebua, Dani Julius. 2020. Di Kulon Progo
Yogyakarta, Linmas Dikerahkan Tutup
KULON PROGO)
Iklan Rokok. https://regional. kompas.com/
read/2020/01/30/23401381/di-kulon-progo-
yogyakarta-linmas-dikerahkan-tutup-iklan- Soewardiman Al Afghani, S.H.
rokok?page=all diakses pada tanggal 26 Nabila Nur Fitria,S.E
November 2020. Muhammadiyah Steps Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Zebua, Dani Julius. 2020. Pemkab Kulon Progo
Semakin Perketat Iklan Rokok di Dalam
Toko. https://regional.kompas. com/
soewardiman.mtcc@umy.ac.id
read/2018/12/04/11535321/pemkab-kulon- nabila.mtcc@umy.ac.id
progo-semakin-perketat-iklan-rokok-di-
dalam-toko tanggal akses 26 November
2020 ABSTRAK

Iklan Produk tembakau sering menjadi perdebatan di kalangan praktisi dan akademisi, salah satu persepsi
mengatakan bahwa iklan rokok menjadi unsur penting sebagai salah satu dalam unsur penerimaan asli
daerah (PAD) disisi lain lain juga mengatakan pendapatan asli daerah (PAD) dengan atau tanpa adanya
Iklan Produk Tembakau pendapatan asli daerah tetap sama atau akan tetap mengalami peningkatan.
Untuk melihat fakta sebenarnya peneliti dalan penelitian ini akan membandingkan terhadap daerah-
daerah yang telah melakukan Kebijakan Pelarangan Iklan Produk Rokok di Daerahnya seperti : DKI Jakarta,
Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Kulon Progo dan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
analisis terkait dengan Dampak Pelarangan Iklan Produk tembakau dari Perspektif Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah 4 daerah
yang telah menerapkan pelarangan iklan produk tembakau di daerahnya yaitu DKI Jakarta, Kota Bogor,
Kota Depok dan Kabupaten Kulon Progo. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh
dari database Badan Pendapatan Daerah terkait. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan
studi dokumentasi dengan melakukan pengumpulan data sekunder yang berupa data Laporan Keuangan
yang mencakup Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau informasi lain yang terkait dengan penelitian ini.
Teknis analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang merupakan kombinasi antara data time
series dan data cross section. Penelitian ini akan menghasilkan analisis Perbandingan setiap daerah
terhadap dampak Pendapatan Asli Daerah yang menunjukan dari ke-4 daerah yang telah melaksanakan
Pelarangan Iklan Produk Tembakau DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Kulon Progo
menunjukan tidak adanya Pengurangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan tetapi data menunjukan
pasca dari Pelarangan Iklan produk tembakau dari Daerah, rata rata terjadi Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dari ke-4 daerah tersebut. Berdasarkan hasil Penelitian menyimpulkan bahwa Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dari daerah yang telah melakukan pelarangan iklan produk tembakau tidak mengalami
Penurunan Pendapatan daerah, akan tetapi rata rata pendapatan asli daerah (PAD) dari daerah tersebut
cendrung meningkat. Dengan demikian daerah yang akan melaksanakan Kebijakan pelarangan iklan
produk tembakau di daerahnya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan bahwa
pelarangan iklan produk tembakau tidak mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) secara keseluruhan.

Kata kunci: Iklan Produk Tembakau, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pelarangan Iklan Produk
Tembakau.

92 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 93


LATAR BELAKANG Banyak penelitian tentang rokok yang telah
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Penggunaan tembakau adalah merupakan bagian
dilakukan yang menyatakan sebagian perokok
berkeinginan untuk berhenti merokok. Banyak
DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang di faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
Indonesia, kenyataan ini menempatkan negara berhenti merokok seperti salah satunya penelitian
PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN Indonesia sebagai konsumen tembakau terbesar yang dilakukan Muntiarini (2011) bahwa terdapat
ketiga di dunia setelah India dan China (Hart dan beberapa faktor keinginan untuk berhenti merokok
MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH WHO dalam Tahlil et al., 2013). dilatarbelakangi oleh lama merokok, ketersediaan
rokok, pengetahuan, sikap, kecanduan dan
ACEH TAHUN 2019 Merokok merupakan kebiasaan dari masyarakat lingkungan pergaulan, motivasi yang beragam,
Indonesia yang sudah sangat sulit untuk seperti faktor keuangan, kesehatan, pengaruh
dihilangkan. Merokok merupakan kebiasaan significant others, alasan agama hingga kemauan
buruk yang dapat mengganggu kesehatan. diri yang kuat.
Vera Nazhira Arifin
Banyak penyakit yang diakibatkan oleh kegiatan
Luthfi Nanda Perdana merokok. Tembakau merupakan faktor risiko Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa laki-
Intan Liana berbagai kanker, terutama kanker paru-paru, dan laki FKM UNMUHA kelas reguler angkatan 2016-
Riza Septiani risiko penyait jantung, stroke, gangguan saluran 2018. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk
Faculty of Public Health, Universitas Muhammadiyah Aceh pernafasan dan lain-lain. Kebiasaan merokok melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang
menjadi prioritas kesehatan utama dikarenakan Berhubungan dengan Intensi Berhenti Merokok
tembakau 2 merupakan penyebab kematian 1 Pada Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat
veranazhira13@gmail.com dari 10 orang dewasa (sekitar 5 juta kematian per Universitas Muhammadiyah Aceh tahun 2019.
tahun) (BPOM, 2011).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) HASIL


ABSTRAK menunjukkan jumlah perokok di Indonesia yang
berusia di atas 15 tahun sebanyak 33,8%. Dari Analisis Univariat
Menurut Data Dinas Kesehatan Aceh (2013), Aceh merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi jumlah tersebut 62,9% merupakan laki-laki dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
perokok terbanyak di Indonesia. Angka perokok di Provinsi Aceh sama dengan prevalensi perokok nasional, 4,8% perempuan. dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
proporsi perokok di provinsi Aceh adalah 29,3%. Ketika seseorang sudah mulai masuk di perguruan pinggi, Universitas Muhammadiyah Aceh, berikut ini
sebagian besar dari mereka sebelumnya sudah merokok aktif ketika di Sekolah Menengah Atas (SMA). Aceh merupakan salah satu Provinsi dengan distrbusi frekuensi Intensi berhenti merokok
Perilaku merokok itu akan terus berlanjut hingga dewasa dan bisa membahayakan kesehatannya di masa prevalensi perokoknya terbanyak di Indonesia. di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
yang akan datang. Tujuan penelitian: untuk menggetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi Angka perokok di Provinsi Aceh sama dengan Muhammadiyah Aceh tahun 2019 seperti yang
berhenti merokok pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh prevalensi perokok nasional, Proporsi perokok di terlihat pada tabel 1
Tahun 2019. provinsi Aceh adalah 29,3% terdiri dari perokok
aktif sebanyak 25,0%, perokok kadang-kadang Tabel 1. Analisis Univariat Untuk Variabel Intensi
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional, populasi pada penelitian 4,3%, sedangkan mantan perokok 2,5% 3 dan Berhenti Merokok, Sikap, Lingkungan, Motivasi, Iklan
bukan perokok 68,2%. Proporsi perokok di Kota Rokok, Harga Rokok
ini adalah 114 mahasiswa FKM UNMUHA yang terdiri dari angkatan 2016-2018 kelas reguler. Sampel
pada penelitian ini berjumlah 58 mahasiswa. Dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik Banda Aceh tahun 2013 adalah 27,3%, mantan Variabel f %
accidental sampling. Yang dilaksanakan pada 27 Maret sampai dengan 13 April 2019. Pengumpulan data perokok 2,9% dan bukan perokok 69,8% (Dinas Intensi Berhenti Positif 26 44,8
dilakukan dengan menggunakan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji statistik dengan uji chi-square, data Kesehatan Aceh, 2013) Merokok Negatif 32 55,2
dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 24.0. Sikap Positif 31 53,4
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), Negatif 27 46,6
Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa 44,8% mahasiswa memiliki intensi berhenti merokok, menyatakan prevalensi perokok di Provinsi Lingkungan Mendukung 32 55,2
46,6% sikap mahasiswa negatif, 44,8% lingkungan mahasiswa tidak mendukung, 29,3% motivasi Aceh untuk penduduk umur ≥10 tahun menurut Tidak Mendukung 26 44,8
mahasiswa rendah, 39,7% mahasiswa terpengaruhi oleh iklan rokok dan 43,1% mahasiswa merasa kebiasaan merokok yaitu perokok setiap hari Motivasi Tinggi 41 70,7
bahwa harga rokok masih murah terhadap intensi berhenti merokok. Dari hasil uji statistik bivariat dapat sebanyak 25,0% dan kadang-kadang merokok Rendah 17 29,3
disimpulkan ada hubungan antara intensi berhenti merokok dengan sikap (p value=0,030), lingkungan sebanyak 4,3%, dengan rata-rata jumlah batang Iklan Rokok Ada Pengaruh 23 39,7
(p value=0,013), motivasi (p value=0,036), harga rokok (p value=0,025), sedangkan variabel iklan rokok rokok yang dihisap umur ≥10 tahun di Aceh adalah Tidak Ada Pengaruh 35 60,3
tidak terdapat hubungan (p value=0,147). sebanyak 15,3 batang. Harga Rokok Murah 25 43,1
Mahal 33 56,9
Diharapkan Kepada pihak FKM UNMUHA disarankan agar lebih sering mengadakan seminar, dan Intensi merupakan faktor motivasional individu
untuk mewujudkan suatu perilaku. Intensi Sumber : Data primer (Diolah Tahun 2019).
memasang media informasi seperti pamflet tentang bahaya merokok, agar mahasiswa memiliki keinginan
untuk berhenti merokok. adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk
melakukan suatu perilaku. Intensi berhenti Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
merokok merupakan penentu keberhasilan mahasiswa angkatan 2016-2018 sebanyak
Kata kunci: Intensi Berhenti Merokok, Mahasiswa, Lingkungan, Motivasi, Rokok
berhenti merokok pada masyarakat penikmat 55,2% tidak memiliki Intensi berhenti merokok,
rokok. Theory of Planned Behavior menyatakan sedangkan yang memiliki intensi berhenti
bahwa intensi dipengaruhi oleh sikap, norma merokok lebih sedikit hanya 44,8%. Sikap positif
subyektif dan kontrol diri (Kumalasari, 2013). mahasiswa 53,4% lebih tinggi jika dibandingkan

94 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 95


dengan sifat negatif mahasiswa yang hanya value 0,030, mengidentifikasikan ada hubungan PEMBAHASAN maka hubungan sikap terhadap intensi berhenti
46,6%. Lingkungan mendukung untuk berhenti yang bermakna antara sikap dengan intensi merokok adalah signifikan. Penelitian lain
merokok sebesar 55,2%. Sedangkan lingkungan berhenti merokok. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan yang dilakukan oleh Sheli Rosdiana tahun 2011,
yang tidak mendukung hanya sebesar 44,8%. menggunakan desain crossectional study yaitu menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan
Motivasi tinggi pada mahasiswa untuk berhenti Proporsi responden yang positif memiliki intensi variabel independent dan dependen. Penelitian antara sikap dengan intensi berhenti merokok
merokok sebanyak 70,7%. Sedangkan yang berhenti merokok sebesar 59,4% pada lingkungan dilaksanakan pada 27 Maret sampai dengan 13 dengan kontribusi terhadap intensi sebesar 51,5%.
memiliki motivasi rendah untuk berhenti merokok yang mendukung, lebih besar dari pada lingkungan April Tahun 2019. Populasi yang diambil pada
hanya sebesar 29,3%. Responden yang tidak ada yang tidak mendukung hanya 26,9%. Sebaliknya penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki kelas Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh iklan rokok sebanyak 60,3%. Sedangkan proporsi responden yang negatif intensi berhenti reguler angkatan 2016-2018 di Fakultas Kesehatan hubungan yang bermakna antara lingkungan
yang ada pengaruh hanya sebesar 39,7%. Harga merokok sebesar 73,1% pada lingkungan yang Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh dengan intensi berhenti merokok pada mahasiswa
rokok mahal sebanyak 56,9%, sedangkan yang tidak mendukung, lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 114 orang. Sampel dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
menyebutkan harga rokok murah adalah sebanyak dengan lingkungan responden yang mendukung penelitian ini keseluruhan dari jumlah populasi Muhammadiyah Aceh dengan nilai p value
43,1%. hanya 40,6%. Hasil uji statistik diperoleh p value atau total population mahasiswa FKM Unmuha 0,013. Menurut peneliti adanya hubungan antara
0,013, mengidentifikasikan ada hubungan yang kelas reguler angkatan 2016-2018 yang merokok lingkungan dengan intensi berhenti merokok
Analisis Bivariat bermakna antara lingkungan dengan intensi sejumlah 58 orang. Metode pengambilan sampel disebabkan oleh semakin mendukung lingkungan
Untuk menunjukkan adanya hubungan antara berhenti merokok. pada penelitian ini menggunakan teknik accidental maka akan semakin banyak responden yang
variabel dependen yang diduga mempunyai sampling. tidak berkeinginan berhenti merokok, sebaliknya
hubungan terhadap variabel independen, Proporsi responden yang positif memiliki intensi semakin tidak mendukung lingkungan maka
maka akan dilakukan analisa statistik dengan berhenti merokok sebesar 53,7% pada responden Salah satu analisa pada penelitian ini adalah semakin banyak yang berkeinginan berhenti
menggunakan uji Chi-Square (X2). Variabel yang yang memiliki motivasi tinggi, lebih besar analisa univariat. Analisa univariat digunakan merokok.
diuji adalah sikap, lingkungan, motivasi, iklan dibandingkan dengan responden yang motivasi untuk penelitian deskriptif untuk masing-masing
rokok, harga rokok. rendah hanya sebebsar 23,5%. Sebaliknya proporsi variabel penelitian dengan menggunakan frekuensi Hasil penelitian ini juga sesuai berdasarkan hasil
responden yang negatif intensi berhenti merokok distribusi berdasarkan persentase dari masing- penelitian Komasari (2000), dengan analisis
Tabel 2. Analisis Bivariat Untuk Hubungan Sikap, sebesar 76,5% pada responden yang memiliki masing variabel. Dalam penelitian ini digunakan regresi ganda, hipotesis yang diajukan tidak
Lingkungan, Motivasi, Iklan Rokok, Harga Rokok motivasi rendah, lebih besar jika dibandingkan uji chi-square, dengan tingkat kemaknaan α=0,05. dapat diterima. Namun demikian, sikap permisif
Dengan Intensi Berhenti Merokok dengan responden yang memiliki motivasi tinggi Hasil yang diperoleh pada uji chi-square, untuk orang tua terhadap perilaku merokok remaja dan
Variabel Intensi Berhenti Total P Value hanya sebesar 46,3%. Hasil uji statistik diperoleh membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan lingkungan teman sebaya merupakan prediktor
Merokok nilai p value 0,036, mengidentifikasikan ada P Value < 0,05 (Ho ditolak) sehingga disimpulkan yang cukup baik terhadap intensi berhenti merokok
Positif Negatif hubungan yang bermakna antara motivasi dengan ada hubungan antara variabel independen dan yaitu sebesar 38,4%. Hal ini berarti bahwa faktor
n % n % N % intensi berhenti merokok. variabel dependen. lingkungan yaitu lingkungan keluarga memberikan
Sikap sumbangan yang berarti dalam intensi berhenti
Positif 18 58,1 13 41,9 26 100 Proporsi responden yang positif intensi berhenti Pembahasan dalam penelitian ini disajikan dalam merokok.
0,030
Negatif 8 29,6 19 70,4 32 100 merokok sebesar 56,5% pada responden yang bentuk narasi berdasarkan hasil yang di peroleh.
Lingkungan ada terpengaruhi oleh iklan rokok, lebih besar Penjabaran dari pembahasan sesuai dengan tujuan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
Mendukung 19 59,4 13 40,6 32 100 dibandingkan dengan yang tidak ada terpengaruhi dari penelitian yang terdiri dari faktor-faktor yang hubungan yang bermakna antara motivasi
Tidak 0,013
oleh iklan rokok hanya 37,1%. Sebaliknya proporsi berhubungan dengan intensi berhenti merokok dengan intensi berhenti merokok pada mahasiswa
Mendukung 7 26,9 19 73,1 26 100
responden yang negatif intensi berhenti merokok pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Motivasi sebesar 62,9% pada responden yang tidak ada Universitas Muhammadiyah Aceh Tahun 2019. Muhammadiyah Aceh dengan nilai p value 0,036.
Tinggi 22 53,7 19 46,3 41 100
0,036 terpengaruhi, lebih besar jika dibandingkan Menurut peneliti adanya hubungan antara motivasi
Rendah 4 23,5 13 76,5 17 100
dengan responden yang ada terpengaruhi oleh Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dengan intensi berhenti merokok disebabkan oleh
Iklan Rokok
iklan rokok hanya 43,5%. Hasil uji statistik hubungan yang bermakna antara sikap dengan semakin tingginya motivasi, maka akan semakin
Ada
diperoleh nilai p value 0,147, mengidentifikasikan intensi berhenti merokok dengan p value 0,030. positif intensi berhenti merokok, sebaliknya
Pengaruh 13 56,5 10 43,5 23 100
Tidak Ada 0,147 tidak ada hubungan yang bermakna antara iklan Menurut peneliti adanya hubungan antara sikap semakin rendahnya motivasi responden terhadap
Pengaruh 13 37,1 22 62,9 35 100 rokok dengan intensi berhenti merokok. dengan intensi berhenti merokok disebabkan oleh intensi berhenti merokok maka semakin negatif
Harga Rokok semakin positifnya sikap responden akan semakin intensi berhenti merokok.
Murah 7 28 18 72 25 100 Proporsi responden yang positif memiliki intensi besar keinginan atau intensi berhenti merokok,
0,025 berhenti merokok sebesar 57,6% pada harga begitupun sebaliknya semakin negatif sikap Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
Mahal 19 57,6 14 42,4 33 100
rokok mahal, lebih besar dibandingkan dengan responden terhadap pentingnya intensi berhenti penelitian Evanurlisatika (2015) pada masyarakat
Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa proporsi harga rokok yang murah hanya 28%. Sebaliknya merokok semakin kecil kemungkinan responden di Gampong Kuta Paya Nagan Raya yang
responden yang positif memiliki intensi berhenti proporsi responden yang negatif memiliki intensi tersebut untuk memiliki intensi berhenti merokok. menunjukkan bahwa responden yang memiliki
merokok sebesar 58,1% pada sikap responden berhenti merokok sebesar 72% pada harga rokok motivasi tinggi, cenderung memiliki intensi
yang positif, lebih besar dibanding dengan sikap murah, lebih besar dibandingkan dengan harga Sikap memberikan hubungan signifikan terhadap berhenti merokok sebesar 52,2%. Sedangkan
responden yang negatif hanya sebesar 29,6%. rokok mahal hanya 42,4%. Hasil uji statistik intensi berhenti merokok. Hasil penelitian ini yang motivasi rendah cenderung negatif, intensi
Sebaliknya proporsi responden yang memiliki diperoleh nilai p value 0,025, mengidentifikasikan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh berhenti merokok sebesar 80%. Hasil uji statistik
negatif intensi berhenti merokok sebesar 70,4% ada hubungan yang bermakna antara harga rokok Suci Dwi Pratiwi pada siswa SMKN 2 Lamongan didapatkan P value = 0,018 menunjukkan ada
pada sikap responden yang negatif, lebih besar dengan intensi berhenti merokok. tahun 2014 dengan hasil uji T test yaitu t hitung= hubungan antara motivasi dengan intensi berhenti
dibandingkan sikap responden yang positif hanya 2,916. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = merokok.
sebesar 41,9%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p 46) adalah sebesar 2,012. Karena t hitung > t tabel
yaitu 2,916 > 2,012 atau sig. t (0,005) < α = 0.05 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak

96 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 97


ada hubungan yang bermakna antara iklan rokok 4) Tidak ada hubungan antara iklan rokok dengan
dengan intensi berhenti merokok pada mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
intensi berhenti merokok pada mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
MELAWAN DISINFORMASI INDUSTRI ROKOK,
Muhammadiyah Aceh dengan nilai p value 0,147.
Menurut peneliti tidak adanya hubungan antara
Muhammadiyah Aceh Tahun 2019 dengan nilai
p value = 0,147.
MEMUPUS PENYANGKALAN ATAS ILMU
iklan rokok dengan intensi berhenti merokok 5) Ada hubungan antara harga rokok dengan PENGETAHUAN, MENUMBUHKAN SDM UNGGUL:
berdasarkan hasil penelitian ini karena responden intensi berhenti merokok pada mahasiswa
adalah generasi milenial yang saat diwawancarai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas BELAJAR DARI PAGEBLUK COVID-19
sebagian mengatakan bahwa sudah sangat jarang Muhammadiyah Aceh Tahun 2019 dengan nilai
menonton televisi tidak sedikit juga yang tidak p value = 0,025.
memiliki televisi di kosan mereka, dan sisanya
mengatakan bahwa iklan tidak mempengaruhi Valentina Sri Wijiyati
niat mereka untuk berhenti merokok. References Jogja Sehat Tanpa Tembakau (JSTT)
BPOM. (2011). Remaja, Rokok dan Tembakau, Gang Ontoseno, Dusun Diro RT 58, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada http://ik.pom.go.id/pdf. [07-11-2018] Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55185
hubungan yang bermakna antara harga rokok
Dinas Kesehatan Aceh. (2013) Profil Dinas
dengan intensi berhenti merokok pada mahasiswa
Kesehatan Provinsi Aceh. Banda Aceh. valen.wiji@gmail.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Aceh dengan nilai p value Evanurlisatika. (2015). Faktor-Faktor Yang
0,025. Menurut peneliti adanya hubungan antara Mempengaruhi Intensi Berhenti Merokok
harga rokok dengan intensi berhenti merokok Pada Masyarakat Di Gampong Kuta Paya
Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan
ABSTRAK
disebabkan oleh semakin mahalnya harga rokok,
maka akan membuat responden semakin memiliki Raya, Banda aceh : Skripsi Mahasiswa FKM
UNMUHA Perlindungan hak asasi manusia atas kesehatan dari ancaman industri rokok termasuk di dalamnya
intensi berhenti merokok, begitupun sebaliknya
disinformasi yang disebarkan oleh industri rokok menjadi bagian kelindan instrumen-instrumen hak
semakin murah harga rokok maka akan semakin Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013,
asasi manusia. Namun fakta menunjukkan absennya negara dalam penghormatan, perlindungan, dan
negatif intensi berhenti merokok. RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
pemenuhan hak asasi manusia atas kesehatan serta hak asasi manusia dan kebebasan atas informasi.
RI.
Hingga akhir tahun 2020, disinformasi oleh industri rokok masih merebak di sendi kehidupan bermasyarakat,
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar berbangsa, dan bernegara Indonesia. Disinformasi oleh industri rokok ini berdampak pada kronisnya
KESIMPULAN 2018, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang sikap menyangkal ilmu pengetahuan di Indonesia di ranah individu maupun di ranah publik, menggerus
Kemenkes RI. kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kecenderungan menyangkal ilmu pengetahuan melemahkan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Komasari. (2000). Faktor-Faktor Penyebab pengambilan kebijakan publik berbasis bukti dan menggerus kelentingan serta ketangguhan Indonesia
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
Perilaku Merokok Pada Remaja, Universitas menghadapi krisis, termasuk pagebluk COVID-19. Ia juga melemahkan kemampuan negara menghormati,
intensi berhenti merokok pada mahasiswa Fakultas
Islam Indonesia, Jurnal Psikologi, No 1, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia. Mafindo menjadi salah satu pemangku kepentingan yang
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
37-47. berupaya turut menjaga pemajuan hak atas informasi dengan upaya melawan hoaks, juga di tengah
Aceh Tahun 2019. Berdasarkan sikap, lingkungan,
Kumalasari, I. (2013). Faktor-faktor yang pagebluk COVID-19. Dengan meminjam kerangka advokasi perubahan kebijakan publik, untuk mencegah
motivasi, iklan rokok, harga rokok. Maka peneliti
Mempengaruhi Intensi Berhenti Merokok semakin memburuknya situasi pemajuan hak asasi manusia, juga mencegah semakin tergerusnya mutu
menarik kesimpulan sebagai berikut:
Pada Santri Putra Di Kabupaten Kudus: sumber daya manusia Indonesia, seluruh pemangku kepentingan di Indonesia perlu segera melakukan
1) Ada hubungan antara sikap dengan
Thesis, Fakultas Kedokteran Universitas koreksi: (1) menegakkan regulasi yang menghormati, melindungi, memenuhi hak asasi manusia atas
intensi berhenti merokok pada mahasiswa
Padjadjaran Bandung. kesehatan serta hak asasi manusia dan kebebasan atas informasi, khususnya terkait pengendalian
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
tembakau, (2) menerapkan praktik baik mempromosikan dan menempatkan ilmu pengetahuan serta
Muhammadiyah Aceh Tahun 2019 dengan nilai Muntiarini S. (2011). Hubungan antara Dukungan
bukti-bukti yang disajikannya sebagai landasan pengambilan dan tata laksana kebijakan publik, (3)
p value = 0,030. Sosial dengan Motivasi Berhenti Merokok
melakukan pendidikan khalayak termasuk literasi digital untuk menguatkan kesadaran serta laku ilmiah
2) Ada hubungan antara lingkungan dengan pada Remaja Putra di MAN Kota Blitar,
pun berbasis bukti di antara warga negara.
intensi berhenti merokok pada mahasiswa Tesis Jurusan Bimbingan dan Konseling &
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Psikologi-Fakultas Ilmu Pendidikan UM.
Kata kunci: Hak asasi manusia atas kesehatan, hak dan kebebasan asasi atas informasi,
Muhammadiyah Aceh Tahun 2019 dengan nilai Tahlil T, C. W. (2013). Exploring recommendations disinformasi, industri rokok, COVID-19, kebijakan publik, pendidikan khalayak, literasi digital.
p value = 0,013. for an effective smoking prevention
3) Ada hubungan antara motivasi dengan program for Indonesian adolescents, Asian
intensi berhenti merokok pada mahasiswa Pacific Journal of Cancer Prevention,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas 14(2):865-871.
Muhammadiyah Aceh Tahun 2019 dengan nilai PENDAHULUAN Indonesia. Hingga tulisan ini dibuat, banyak
p value = 0,036. tengara menunjukkan bahwa aparat dan lembaga
Penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan negara belum seluruhnya menghidupi perspektif
hak asasi manusia di Indonesia masih menghadapi hak asasi manusia dalam laku penyelenggaraan
tantangan besar. Meski Reformasi 1998 membawa negara. Sementara itu, para pihak di masyarakat
kemajuan penghormatan, perlindungan, dan sipil pun masih perlu dikuatkan pengetahuan dan
pemenuhan hak asasi manusia, namun upaya ketrampilannya dalam membela hak asasi manusia.
pemajuan hak asasi manusia masih membawa Kelompok-kelompok rentan menjadi korban
banyak pekerjaan rumah bagi para pihak di pertama dan menyandang konsekuensi paling

98 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 99


berat dari kebijakan yang belum berperspektif hak Digital Season bertajuk Joseph Stiglitz on People, saat itu BAT bisa menggagalkan UU Kesehatan Menghadapi pagebluk COVID-19, kecenderungan
asasi manusia. Anak dan perempuan termasuk Power, and Profit with Arjun Jayadev, Stiglitz 1992 mengatur tentang tembakau pun nikotin. ini mengemuka, mengikuti pernyataan Menlu
dalam kelompok rentan ini. bertutur, “…Just like tobacco companies had Singapura, Balakrishnan. Lebih buruk lagi,
said 50 years ago: there’s doubt about whether Di tahun 2012, Tara Singh Bam, Deputy Regional pagebluk COVID-19 diiringi oleh infodemi. WHO
Pagebluk COVID-19 membuka lebar profil dan tobacco-cigarette cause cancer. There was no Director pada the International Union Against yang urusan intinya adalah urusan kesehatan
fakta kinerja pemajuan hak asasi manusia bangsa- doubt. They knew it. They were lying, and that Tuberculosis and Lung Disease, menemukan sampai harus menyediakan sumber daya khusus
bangsa. Hampir serupa krisis moneter 1998 yang illustrates they were willing to make profits out poster wanted memuat wajahnya bersama 9 menghadapi infodemi, salah satunya dengan
membuka borok korupsi di perekonomian yang of the lives of people. It was really not just taking wajah advokat tobacco control termasuk Menteri menambah menu Myth Busters di laman WHO.
tampak memukau di permukaan namun rapuh di a little bit from the poor and taking money, they Kesehatan Republik Indonesia, disebut sebagai Disinformasi dan misinformasi atau yang di
dalam, pagebluk COVID-19 membuka senyatanya were actually willing to take the lives of other ‘Sepuluh Musuh Petani Tembakau’. Pengalaman Indonesia lazim juga disebut hoaks merebak dan
polah tata kelola suatu bangsa. Adakah ia people.” persekusi Tara Singh Bam ini diwartakan oleh menghambat penanganan COVID-19. Keberadaan
bertanggung gugat, berkelanjutan, dan taat azas New York Times bersama dengan beberapa media sosial memperburuk penyebaran hoaks.
berpijak kepada bukti, fakta, data, serta ilmu Menengok ke belakang, ujaran Stiglitz ini pengalaman persekusi yang dialami oleh advokat Lebih buruk lagi, informasi yang keliru datang
pengetahuan atau sebaliknya. Menteri Luar Negeri menggemakan kembali seruan Jeffrey Wigand tobacco control di beberapa negara. Laman juga dari otoritas negara. Laman https://nasional.
Singapura, Vivian Balakhrisnan, yang seorang ‘The Whistleblower’ (https://en.m.wikipedia. https://www.nytimes.com/2018/03/12/health/ kompas.com/read/2020/04/02/15275601/
dokter spesialis mata, dalam satu sesi wawancara org/wiki/Jeffrey_Wigand?wprov=sfla1). Wigand antismoking-activists-threats.html menyajikan luhut-dari-hasil-modelling-virus-corona-tak-
dengan CNBC menyatakan bahwa dampak kepada Chuck Salter (csalter@fastcompany.com), detail kisah dari beberapa negara tersebut. kuat-hidup-di-cuaca-indonesia mewartakan
COVID-19 butuh long overhaul. Ia menyatakan “The tobacco companies target underage kids Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan
virus SARS-CoV-2 itu virus berbahaya, bukan because they know that if they hook them young, Perlawanan lain atas disinformasi oleh industri Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan
sekadar virus flu biasa. Menghadapi COVID-19, they hook them for life. They can’t blow smoke at rokok di Indonesia adalah perlawanan atas gugatan menyatakan bahwa virus corona tak kuat bertahan
suatu bangsa suatu negara akan terlihat mutunya me. I constantly keep them on the truth course. hukum kepada Jogja Sehat Tanpa Tembakau (JSTT). di cuaca Indonesia yang cenderung panas. Hal itu
dalam tiga hal utama yaitu sistem pelayanan I keep the truth lit, and they don’t like it. But I’m JSTT digugat untuk membubarkan diri, mengganti disampaikan Luhut seusai rapat bersama Presiden
kesehatan, kepemerintahan atau governance, dan not alone. I’ve got more people to shine the light nama, atau membayar kerugian Rp 1,28 miliar. Joko Widodo melalui sambungan konferensi
modal sosial. on them now.” Wigand adalah whistleblower yang Majelis hakim di Pengadilan Negeri Kota Yogyakarta video, Kamis (2/4/2020). “Dari hasil modelling
mengungkap fakta bahwa Brown & Williamson menolak gugatan ini tanpa masuk ke pokok perkara. kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang
Ketiga pilar tersebut berkelindan dalam satu memanipulasi rokok dengan ammonia untuk Salah satu harian di Daerah Istimewa Yogyakarta panas dan juga itu untuk Covid-19 ini enggak kuat,”
simpul: mutu sumber daya manusia yang ditandai meningkatkan efek nikotin. Tindakan mengungkap mewartakan di laman https://m.harianjogja. kata Luhut. Pernyataan ini bertentangan dengan
antara lain oleh perilaku bertanggung gugat, fakta yang benar ini mengakibatkan ancaman com/jogjapolitan/read/2014/12/17/510/560685/ fakta yang ada. Laman https://www.who.int/
lestari atau berkelanjutan, dan taat azas berpijak pembunuhan anonim kepada Wigand. Kisah hakim-tolak-gugatan-pembubaran-forum-jogja- emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/
kepada bukti, fakta, data, serta ilmu pengetahuan. Wigand diabadikan dalam film The Insider (https:// sehat-tanpa-tembakau. Penggugat melakukan advice-for-public/myth-busters?gclid=EAIaIQo
Pengalaman Indonesia berhadapan dengan en.wikipedia.org/wiki/The_Insider_(film)). banding dan bahkan kasasi. Gugatan ditolak oleh bChMIj5SX9ufM7QIVEwkrCh0o6ghjEAAYASA
industri rokok berkelindan dengan kebijakan majelis hakim kasasi di Mahkamah Agung Republik AEgKOCfD_BwE#climate menegaskan bahwa
dan sikap para pihak terhadap mutu sumber Buku A Giant Pack of Lies pun merekam Indonesia, 9 Juni 2016. the COVID-19 virus can spread in hot and humid
daya manusia pun berjejak dalam laku Indonesia perlawanan atas disinformasi oleh industri rokok climates.
menghadapi pagebluk COVID-19. di ranah legislasi Indonesia. Disebut dalam buku Rangkaian beberapa pengalaman ini merupa
tersebut, pada saat pengesahan RUU menjadi puncak gunung es intimidasi dan persekusi Kali lain, sebagaimana diwartakan laman https://
Undang-Undang Kesehatan, 15 September 2009, kepada advokat tobacco control yang melawan nasional.kompas.com/read/2020/02/11/17080231/
METODE PENELITIAN ayat penting raib. Pasal 113 tidak lagi menyebutkan disinformasi oleh industri rokok. menkes-ahli-harvard-suruh-ke-sini-lihat-langsung-
bahwa nikotin adalah zak adiktif. Setelah alat-deteksi-corona?page=all, Menteri Kesehatan
Tulisan ini disarikan dari observasi dan penelusuran muncul gelombang protes dari berbagai pihak, (2) Disinformasi oleh Industri Rokok dan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto
pustaka secara deskriptif yang diletakkan dalam pada 10 Oktober 2009, ayat yang hilang resmi Absennya Kebijakan Berbasis Bukti menantang ahli dari Harvard University untuk
perspektif hak asasi manusia serta perspektif dikembalikan pada naskah UU Kesehatan 2009. Rekam jejak tata laksana kebijakan publik datang ke Indonesia dan melihat langsung alat
advokasi kebijakan publik. Dengan demikian, Yang penting untuk digarisbawahi, drama korupsi Indonesia baik di perencanaan, pelaksanaan, deteksi virus corona yang dimiliki Kementerian
tulisan ini menjadi wahana refleksi kerja advokasi ayat tembakau di UU Kesehatan 2009 itu tidak pemantauan-pengawasan, pun evaluasi Kesehatan Republik Indonesia. Hal ini disampaikan
sekurangnya (1) hak asasi dan kebebasan atas berdiri sendiri. Upaya pelemahan legislasi yang menunjukkan kecenderungan pengabaian bukti, Terawan menjawab pernyataan ahli dari universitas
informasi terutama melalui kerja melawan hoaks sama pernah dilakukan oleh industri rokok, yakni data, fakta, pun sains. Dalam pemajuan hak asal Amerika Serikat yang meragukan Indonesia
serta (2) hak asasi manusia atas kesehatan di pada pembahasan Rancangan Undang-Undang asasi manusia atas kesehatan, Indonesia bahkan bisa melakukan deteksi terhadap virus corona.
Indonesia dalam konteks upaya melandaikan kurva Kesehatan 1992. Dokumen rahasia industri rokok tertinggal bersama Andorra, Dominican Republic, Sebelumnya diberitakan, ketiadaan kasus virus
COVID-19. Tulisan ini juga membagi sumbangan yang disita oleh pengadilan federal USA dan Eritrea, Liechtenstein, Malawi, Monaco, Somalia, corona di Indonesia memicu kekhawatiran ahli
umpan balik (rekomendasi) kepada para pihak dihimpun di http://legacy.library.ucsf.edu memuat dan South Sudan belum juga mengaksesi FCTC, epidemiologi Harvard Marc Lipsitch. Menurutnya,
terkait kerja advokasi kebijakan yang relevan di arsip terkait Indonesia juga. Salah satunya adalah sementara 181 negara lain sudah meratifikasi atau ketiadaan tersebut mungkin berarti virus
Indonesia. korespondensi Dahlia Sardjono, eksekutif BAT mengaksesinya (https://www.fctc.org/parties- sebenarnya telah menyebar, tetapi tak terdeteksi.
Indonesia di tahun 1990-an dengan Sharon Boyse, ratifications-and-accessions-latest/). Riwayat Jika itu terjadi, menurut dia, ada potensi bagi virus
petinggi BAT di kantor pusat di London, Inggris. kedua undang-undang kesehatan tahun 1992 dan tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih
PEMBAHASAN Arsip yang ada menunjukkan tengara upaya BAT 2009 yang direcoki dengan disinformasi oleh besar. Rangkaian fakta yang muncul kemudian
untuk mengintervensi legislasi UU Kesehatan industri rokok menunjukkan betapa lemahnya menunjukkan ucapan Menkes tidak punya pijakan
(1) Rekam Jejak Perlawanan Para Pihak atas tahun 1992 agar tidak mengatur tembakau pun pijakan bukti, data, fakta, pun sains bagi kebijakan bukti ilmiah.
Disinformasi oleh Industri Rokok nikotin sebagai zat adiktif, fakta yang tidak bisa publik di Indonesia, di ranah eksekutif pun legislatif.
Di satu sesi Indian Summer Festival Canada 2020 dielakkan. Arsip yang sama menunjukkan bahwa

100 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 101
Kinerja Indonesia menghadapi pagebluk COVID-19 Pemerintah saat itu menyangkal. Mereka bilang, menegaskan bahwa merokok meningkatkan risiko (3) Praktik Baik Upaya Merawati Mutu Sumber
yang menunjukkan absennya pijakan data, bukti, orang Indonesia mustahil kena AIDS karena kita terkena COVID-19 karena ia meningkatkan reseptor Daya Manusia dengan Perlawanan atas
fakta, serta sains pun disorot oleh Sana Jaffrey negara berbudaya dan agamis. Padahal tak ada ACE2. Para ahli kesehatan menyebut reseptor ACE2 Disinformasi Di Tengah Pagebluk COVID-19
dari Asia Program at the Carnegie Endowment hubungannya dengan itu. Situasinya mirip kala sebagai ‘kursi/tempat duduk’ bagi SARS-CoV-2 di
for International Peace. Di laman https:// Covid-19 masuk sini. Mereka juga menyanggah.” paru-paru manusia. Detail bahasan mengenai hal Di tengah pagebluk COVID-19 serta infodemi
carnegieendowment.org/2020/04/29/coronavirus- Tweet ini menggarisbawahi kenyataan yang ini diwartakan di laman https://kompas.id/baca/ yang menyertainya, ada salah satu praktik baik
blunders-in-indonesia-turn-crisis-into-catastrophe- tidak berubah pada pengambil kebijakan publik bebas-akses/2020/04/29/perokok-lebih-berisiko- di Indonesia yang patut disebarkan: praktik baik
pub-81684 Jaffrey menyebut bahwa tiga tengara di Indonesia dalam hampir empat dekade: terinfeksi-dengan-gejala-berat/ juga di https:// merawati mutu sumber daya manusia Indonesia
buruk yang utama dalam pendekatan pemerintah mengabaikan pun menyangkal fakta, data, bukti, www.liputan6.com/health/read/4202224/dokter- sekaligus turut menjunjung hak asasi manusia
atas pagebluk COVID-19 menghambat efektivitas dan sains. paru-sebut-kebiasaan-merokok-memberikan- atas informasi melalui perlawanan atas infodemi.
penggalangan sumber daya. Ketiga tengara itu tempat-duduk-bagi-covid-19. Jika berpijak Mafindo sebagai salah satu pemangku kepentingan
mencakup pengabaian data, dominasi militer alih- Di tengah pagebluk COVID-19, disinformasi oleh kepada bukti ilmiah sebagaimana yang disajikan dari pilar masyarakat sipil melakukan upaya-upaya
alih ilmuwan sipil, dan politisasi krisis. Jaffrey industri rokok tidak berkurang, industri rokok dalam penelitian ini, maka kebijakan publik yang melawan disinformasi sejak 2016.
menyebutkan, ongkos jangka panjang dari tengara tidak henti menebar keraguan dan kebingungan, seharusnya dicanangkan adalah menambahkan
itu: dominasi militer di urusan sipil, ancaman termasuk manipulasi informasi terkait rokok dan ‘tidak merokok’ dalam protokol kesehatan untuk Mafindo mempromosikan pendekatan
terhadap desentralisasi, dan ancaman atas COVID-19. ‘The Pasteur Institute paper’ dan ‘the mencegah penularan COVID-19. Namun tidak multipronged untuk melawan konten negatif
kepercayaan publik kepada negara. Data telah lama French hospital paper’ merupakan bukti perusakan ada otoritas terkait penanganan COVID-19 di khususnya misinformasi-disinformasi:
menjadi tantangan klasik tata laksana kebijakan nalar khalayak oleh industri rokok di tengah Indonesia yang tegas dan ajeg menyebut ‘tidak multistakeholder dan multidisiplin. Pendekatan
publik di Indonesia. Di setiap sektor ada beragam pandemi. Kedua paper mengatakan nikotin bisa merokok’ sebagai bagian protokol kesehatan ini mencakup (1) periksa fakta (fact checking), (2)
data yang berbeda sumbernya. Prakarsa satu data melindungi perokok dari COVID-19 dan menjadi untuk mencegah penyebaran COVID-19. Yang literasi dan pendidikan khalayak, (3) penggalangan
disebut oleh banyak pihak namun tidak kunjung alternatif perawatan untuk pasien COVID-19. digaungkan sebatas memakai masker, mencuci sinergi tokoh masyarakat dan tokoh agama, (4)
tampak wujudnya. Pagebluk COVID-19 membuka Dalam sesi webinar oleh UPT K3L UI Senin, 1 tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Slogan advokasi kebijakan, (5) pemutakhiran kapasitas
lebih lebar kelemahan pun tantangan klasik terkait Juni 2020, Dr. Iwan Ariawan, MSPH. dari FKM UI Cita Mas Jajar (cuci tangan, pakai masker, jaga media dan jurnalis. Satu upaya saja yang tidak
data itu. dengan detail mengupas ketaksahihan metode jarak) yang dikampanyekan oleh Dinas Kesehatan dilakukan oleh Mafindo yaitu penegakan hukum
yang diterapkan untuk mengambil simpulan yang Kabupaten Sleman menjadi salah satu bukti yang menjadi kewenangan penegak hukum. Hal
Masih tentang sorotan atas kinerja Indonesia disajikan dalam paper Makoto Miyara. Kupasan kesenjangan kebijakan dan bukti ilmiah ini. ini selaras dengan pilihan ranah kerja Mafindo
menghadapi pagebluk COVID-19, Shane Preuss, mengenai paper Makoto Miyara juga ada di laman mengurus konten saja tanpa memandang sumber
seorang warga Australia yang berkarya sebagai https://tobaccotactics.org/wiki/covid-19/ dan Benang merah atas fakta absennya kebijakan atau produsen konten. Jadi, tidak peduli dari mana
copy editor and language consultant di The Jakarta https://exposetobacco.org/resources/review-two- berbasis bukti, data, fakta, dan sains dalam dimensi datangnya hoaks, dari warga maupun dari pejabat
Post menulis, “While the Indonesian government, french-studies/. waktu sepanjang itu bisa dirunut ke paparan publik, jika konten tersebut masuk dalam daftar
like all governments, continues to struggle with yang disampaikan oleh Cherian George, Hong laporan ke Mafindo maka ia akan dibuat debunk-
the enormity of the challenge, these bottom-up Di Indonesia pun beredar disinformasi terkait Kong Baptist University, di 2nd Bandung Annual nya. Mafindo pun menghibahkan Hoax Buster
initiatives show another side of the country’s rokok dan COVID-19. Di tbh.id/corona, kanal yang International Conference. George menyebut ada Tools (HBT) dan chatbot Kalimasada di WhatsApp
COVID-19 response. Indonesians will confront the menyimpan arsip debunk hoaks terkait COVID-19 empat skandal disinformasi: invasi USA ke Irak, +6285921600500.
COVID-19 crisis with confidence together, and yang dikelola oleh Masyarakat Anti Fitnah ujaran kebencian dan genosida, penyangkalan
that is something worth highlighting.” Di laman Indonesia (Mafindo), pun terekam hoaks terkait sains terkait iklim, dan penyangkalan sains Menghadapi infodemi, Mafindo mengabdikan
https://thediplomat.com/2020/04/indonesia- rokok dan COVID-19. Di urutan arsip nomor 75 ada terkait tembakau. Di paparan yang sama, George satu kanal khusus untuk mengarsip debunk
and-covid-19-what-the-world-is-missing/ ia hoaks yang menyebut WHO menyatakan merokok menyitir laporan WHO tahun 2017 yang menyebut hoaks terkait COVID-19: tbh.id/corona. Kanal ini
menyebut ketangguhan warga Indonesia yang sebagai salah satu solusi pencegahan COVID-19. kesenjangan ilmu pengetahuan akibat disinformasi terbuka untuk diakses oleh khalayak. Sejak 24
mewujud dalam prakarsa serta inovasi komunitas Di arsip nomor 254 terekam hoaks merokok oleh industri rokok. Indonesia memiliki lebih dari Januari s.d. 12 Desember 2020 di kanal tersebut
dan masyarakat sipil menghadapi COVID-19. Ia menghadang virus corona masuk ke paru-paru. 25% populasi yang tidak percaya bahwa asap sudah terarsip 726 hoaks terkait COVID-19 beserta
menyebut banyaknya penggalangan sumber daya Pengalaman yang ditemui penulis menjadi contoh rokok orang lain mengakibatkan penyakit serius. debunk-nya. Hasil periksa fakta ini disebarkan
melalui kitabisa.com. Prakarsa itu menjangkau nyata kesenjangan pengetahuan dan dampaknya Dari empat area (negara dan kontinen) yang melalui semua kanal media sosial Mafindo:
penggalangan dana untuk mendukung pekerja kepada putusan-sikap atas pandemi COVID-19. ditampilkan, posisi Indonesia ini hanya lebih baik Facebook facebook.com/groups/fafhh, Twitter
sektor informal serta untuk membeli personal Saat seseorang membagi debunk hoaks terkait dari China yang memiliki kira-kira 35% populasi twitter.com/turnbackhoax, Instagram instagram.
protective equipment (PPE) bagi tenaga rokok dan COVID-19 di grup WhatsApp, yang yang tidak percaya bahwa asap rokok orang lain com/turnbackhoaxid/, website turnbackhoax.id,
kesehatan. Preuss juga menyebut kehadiran lebih muncul adalah sangkalan dan bantahan atas mengakibatkan penyakit serius. Kondisi Indonesia serta YouTube MAFINDO. Hasil kerja tim periksa
dari 15.000 relawan mahasiswa kedokteran dari debunk. Dengan kata lain orang justru memilih jauh lebih buruk daripada USA dan Eropa, bahkan fakta Mafindo juga ditayangkan di kanal covid19.
158 universitas untuk bekerja dalam penanganan percaya kepada hoaks. Literasi yang rendah di hilir daripada Mesir. Mesir memiliki kesenjangan go.id melalui menu HOAX BUSTER.
COVID-19. Sorotan ini menggenapi sisi yang disorot memunculkan penyangkalan atas pengetahuan pengetahuan terkait kurang dari 5%, sementara
oleh Jaffrey. dan kepercayaan justru kepada disinformasi. Di kesenjangan pengetahuan terkait di Eropa dan Mafindo juga berpartisipasi dalam kerja regional
era digital di mana salah satu tengaranya adalah USA jauh lebih rendah lagi. Tidak bisa disangkal, dan global melawan infodemi. Dalam Asia Pacific
Menengok lebih jauh ke belakang, kecenderungan disrupsi produksi dan penyebaran informasi serta kecenderungan dalam jangka panjang seperti Google Trusted Media Summit 2020, Mafindo
mengabaikan atau bahkan menyangkal data, matinya kepakaran, rendahnya literasi diperburuk ini bukan investasi baik atas mutu sumber daya memaparkan hoaks yang juga datang dari aparat
bukti, fakta, pun sains tercermin dalam rekam oleh echo chamber di platform digital. manusia di Indonesia. negara, upaya-upaya yang dilakukan untuk
jejak penanganan HIV/AIDS di Indonesia. Pada melawan infodemi, serta tantangan yang dihadapi
1 Desember 2020, Prof. Zubairi Djoerban Dalam ranah kebijakan publik terkait penanganan dan langkah mengatasinya. Upaya yang dilakukan
melayangkan tweet di akun @ProfesorZubairi, COVID-19, jejak penyangkalan sains terkait rokok Mafindo masih dalam kerangka pendekatan
“Ketika saya temukan kasus pertama AIDS (1983), tampak di kebijakan publik Indonesia. Penelitian multipronged, memadukan kerja daring lewat

102 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 103
beragam platform media dan media sosial serta news-and-misinformation-kill.html memaparkan REKOMENDASI https://kompas.id/baca/bebas-akses/2020/04/29/
kerja luring. betapa infodemi membunuh. Fakta ini menambah perokok-lebih-berisiko-terinfeksi-dengan-gejala-
bukti bahwa hoaks yang mencederai hak dan Dengan meminjam kerangka advokasi perubahan berat/, 26/10/2020
Dengan praktik baik yang dilakukannya, Mafindo kebebasan asasi atas informasi pun berpotensi kebijakan publik, untuk mencegah semakin http://legacy.library.ucsf.edu, 26/10/2020
pun diundang menjadi narasumber dalam (dan sudah terbukti di beberapa fakta sejarah) memburuknya situasi pemajuan hak asasi https://nasional.kompas.com/
rangkaian 1st WHO Infodemiology Conference mencederai hak hidup, bagian hak asasi manusia. manusia, juga mencegah semakin tergerusnya read/2020/04/02/15275601/luhut-dari-hasil-
yang diselenggarakan oleh WHO. Salah satu mutu sumber daya manusia Indonesia, seluruh modelling-virus-corona-tak-kuat-hidup-di-cuaca-
rekam jejak Mafindo yang unik dan tidak ditemui Menilik ke belakang sebelum pandemi COVID-19 pun pemangku kepentingan di Indonesia perlu segera indonesia, 26/10/2020
di negara-negara lain adalah daya lebih dari sudah diketahui bahwa disinformasi-misinformasi melakukan koreksi: (1) menegakkan regulasi https://nasional.kompas.com/
500 volunteer di 19 simpul wilayah di Indonesia. atau hoaks merusak otak manusia (https:// yang menghormati, melindungi, memenuhi read/2020/02/11/17080231/menkes-ahli-
Daya ini menjadi pengungkit bagi penyebaran www.smithsonianmag.com/science-nature/ hak asasi manusia atas kesehatan serta hak harvard-suruh-ke-sini-lihat-langsung-alat-
deteksi-corona?page=all, 26/10/2020
hasil periksa fakta. Relawan Mafindo berkeliling how-fake-news-breaks-your-brain-180963894/, asasi manusia dan kebebasan atas informasi,
ke pasar dan menemui komunitas-komunitas https://elemental.medium.com/how-our-brains- khususnya terkait pengendalian tembakau, https://putusan3.mahkamahagung.go.id/
direktori/putusan/4350316b0e5d8
dengan menyandang protokol kesehatan untuk get-tricked-by-misinformation-8b7c8f66eac8, lebih spesifik lagi regulasi Total TAPS (Tobacco
927d4d48d032e6febb1.html, 26/10/2020
membagikan informasi terkait COVID-19 pun https://theconversation.com/fake-news-grabs- Advertising, Promotion, and Sponsorship) Ban
https://theconversation.com/fake-news-grabs-our-
membagikan masker. Di ranah daring, relawan our-attention-produces-false-memories-and- (2) menerapkan praktik baik mempromosikan dan
attention-produces-false-memories-and-
Mafindo membuat IG Live serta bersiaran radio appeals-to-our-emotions-124842), dan dengan menempatkan ilmu pengetahuan serta bukti-bukti appeals-to-our-emotions-124842), 13/12/2020
untuk membagi literasi bagi khalayak. sendirinya otomatis merusak kualitas sumber yang disajikannya sebagai landasan pengambilan
https://thediplomat.com/2020/04/indonesia-and-
daya manusia suatu bangsa. dan tata laksana kebijakan publik, (3) melakukan
covid-19-what-the-world-is-missing/, 26/10/2020
Ditilik dalam kerangka advokasi untuk perubahan pendidikan khalayak termasuk literasi digital
https://tobaccotactics.org/wiki/covid-19/, 26/10/2020
kebijakan publik, upaya-upaya yang dilakukan Menimbang hasil penelusuran yang menggelar untuk menguatkan kesadaran serta laku ilmiah
oleh Mafindo menjangkau sekurangnya dua dampak buruk disinformasi-misinformasi pun berbasis bukti di antara warga negara. https://twitter.com/profesorzubairistatus/13336707351
85731586,1/12/2020
ranah. Pendidikan khalayak yang dilakukan oleh ---terutama yang disebarkan oleh industri rokok---
simpul-simpul relawan dengan amunisi utama kepada pemajuan hak asasi manusia serta mutu https://www.bbc.com/news/stories-52731624,
hasil periksa fakta merupakan bagian proses sumber daya manusia, maka untuk mencegah DAFTAR PUSTAKA 13/12/2020
sosialisasi dan mobilisasi. Upaya ini menguatkan semakin memburuknya situasi pemajuan hak asasi https://www.indiansummerfest.ca/event/joseph-
pengetahuan dan ketrampilan warga untuk manusia, juga mencegah semakin tergerusnya Chamim, Mardiyah dkk. 2011. A Giant Pack of Lies, stiglitz-on-people-power-and-profits-with-arjun-
Bongkah Raksasa Kebohongan: Menyorot jayadev/, 26/10/2020
mengklarifikasi hoaks yang beredar di lingkup mutu sumber daya manusia Indonesia, seluruh
keluarga pun lingkup pergaulannya baik luring pemangku kepentingan di Indonesia perlu Kedigdayaan Industri Rokok Di Indonesia. https://www.fastcompany.com/65027/jeffrey-wigand-
Jakarta: KOJI Communications dan TEMPO whistle-blower, 26/10/2020
maupun daring. segera melakukan koreksi. Langkah koreksi
Institute https://www.fctc.org/parties-ratifications-and-
yang mendesak untuk dilakukan sekurangnya
mencakup pertama, menegakkan regulasi yang Topatimasang, Roem dkk. 2016. Mengubah Kebijakan accessions-latest/, 26/10/2020
Publik (Panduan Pelatihan Advokasi). https://www.liputan6.com/health/read/4202224/
menghormati, melindungi, memenuhi hak asasi
Yogyakarta: INSISTPress dokter-paru-sebut-kebiasaan-merokok-
manusia atas kesehatan serta hak asasi manusia
George, Cherian. Responding to Disinformation and memberikan-tempat-duduk-bagi-covid-19,
dan kebebasan atas informasi, khususnya
Hate Propaganda. Presentasi tidak diterbitkan, 26/10/2020
terkait pengendalian tembakau, lebih spesifik disampaikan di 2nd Bandung Annual
lagi regulasi Total TAPS (Tobacco Advertising, https://www.nytimes.com/2018/03/12/health/
International Conference antismoking-activists-threats.html, 26/10/2020
Promotion, and Sponsorship) Ban. Langkah ini bisa https://bit.ly/31spGfl, 13/12/2020
menghilangkan sumber disinformasi yang datang https://www.smithsonianmag.com/science-nature/
https://carnegieendowment.org/2020/04/29/ how-fake-news-breaks-your-brain-180963894/,
dari industri rokok. Kedua, menerapkan praktik
coronavirus-blunders-in-indonesia-turn-crisis- 13/12/2020
baik mempromosikan dan menempatkan ilmu into-catastrophe-pub-81684, 26/10/2020 https://www.straitstimes.com/singapore/be-prepared-
pengetahuan serta bukti-bukti yang disajikannya
https://elemental.medium.com/how-our-brains-get- for-the-long-haul-on-covid-19-foreign-minister-
Gambar 1. Unsur dan proses pembentukan/ sebagai landasan pengambilan dan tata laksana tricked-by-misinformation-8b7c8f66eac8, vivian-balakrishnan, 26/10/2020
pengubahan kebijakan publik menurut Roem kebijakan publik. Salah satu contoh konkretnya 13/12/2020 https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
Toppatimasang. adalah menambahkan butir tidak merokok dalam
https://en.wikipedia.org/wiki/The_Insider_(film), coronavirus-2019/advice-for-public/myth-
protokol kesehatan untuk penanggulangan 26/10/2020 busters, 26/10/2020
Di saat yang sama, kolaborasi dengan bagian- COVID-19 memakai masker, menjaga jarak, dan
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Jeffrey_ https://www.who.int/emergencies/diseases/
bagian pemerintahan di tingkat daerah maupun mencuci tangan dengan sabun. Langkah ini bisa Wigand?wprov=sfla1, 26/10/2020 novel-coronavirus-2019/advice-for-public/
pusat mewakili proses politik dan birokrasi. Dengan menunjang penguatan akuntabilitas kebijakan myth busters?gclid=EAIaIQobChMIj5SX9u
https://exposetobacco.org/resources/review-two-
upaya periksa fakta pun Mafindo mempromosikan publik. Dan ketiga, melakukan pendidikan khalayak french-studies/, 26/10/2020 fM7QIVEwkrCh0o6ghjEAAYASAAEgKOCfD_
laku berpijak kepada fakta, data, bukti, dan ilmu termasuk literasi digital untuk menguatkan BwE#climate, 26/10/2020
https://jogjapolitan.harianjogja.com/
pengetahuan bagi para pemangku kepentingan. kesadaran serta laku ilmiah pun berbasis bukti https://www.wits.ac.za/covid19/covid19-news/latest/
read/2014/12/17/510/560685/hakim-tolak-
di antara warga negara. Langkah ini akan gugatan-pembubaran-forum-jogja-sehat-tanpa- fake-news-and-misinformation-kill.html,
Yang bisa disebut tidak cukup tercermin dalam meningkatkan resiliensi warga. tembakau, 26/10/2020 13/12/2020
kerangka advokasi perubahan kebijakan publik https://jogjapolitan.harianjogja.com/ tbh.id/corona, 13/12/2020
adalah aspek penyelamatan kemanusiaan dalam read/2020/10/24/512/1053434/cita-mas-jajar-
upaya perlawanan atas infodemi. Laman https:// kampanye-3m-ala-bumi-sembada, 15/12/2020
www.bbc.com/news/stories-52731624 dan https://
www.wits.ac.za/covid19/covid19-news/latest/fake-

104 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 105
Undang-undang adalah kunci pengendalian mengimplementasikan suatu kebijakan dimana
PENGETAHUAN DAN SIKAP STAKEHOLDER tembakau yang efektif. Ia melembagakan
dan mengikat komitmen suatu negara untuk
pihak-pihak yang dapat memengaruhi atau
memegang peran penting bagi keberhasilan atau
DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI pengendalian tembakau, menciptakan fokus kegagalan dari sebuah kebijakan yang ada.
untuk kegiatan pengendalian tembakau, dan
KAWAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA JAYAPURA mengatur perilaku pribadi dan publik dengan cara Partisipasi dalam pembangunan (Budimanta, et al.
yang tidak dapat dilakukan oleh tindakan sukarela 2008) dapat didefinisikan sebagai proses dimana
(WHO, 2013). Selama dua dekade terakhir, undang- orang-orang yang berkepentingan (pemangku
undang smoke-free telah diberlakukan atau kepentingan) memengaruhi dan berbagi kendali
Wahyuti, Novita Medyati diperkuat di beberapa negara atau wilayah maju atas inisiatif pembangunan dan keputusan serta
Yasin Jayapura/ FKM Universitas Cenderawasih untuk mengurangi perokok pasif (SecondHand sumber daya yang mempengaruhi mereka. Dalam
Smoke) pajanan di antara non-perokok termasuk praktiknya, ini melibatkan penerapan langkah-
wahyutimaidin@gmail.com anak-anak. Sejak pertengahan 1990-an, langkah untuk mengidentifikasi pemangku
pernyataan bahwa ‘tidak ada jumlah asap rokok kepentingan yang relevan, berbagi informasi
novitauncen@gmail.com
yang berada level ‘aman’ bila terhirup ke dalam dengan mereka, mendengarkan pandangan mereka,
paru-paru seseorang bahkan telah mencapai melibatkan mereka dalam proses perencanaan
status hegemoni di bidang kesehatan masyarakat pembangunan dan pengambilan keputusan,
ABSTRAK (Bell 2010, WHO, 2013, Wahyuti 2019). berkontribusi pada pengembangan kapasitas
mereka, dan, pada akhirnya, memberdayakan
Latar Belakang: Kota Jayapura telah mencetuskan Perda Kota jayapura No. 1 Tahun 2015 tentang Kawasan Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan mereka untuk memulai, mengelola, dan mengontrol
tanpa Rokok, namun tingkat kepatuhan masyarakat terhadap Perda tersebut sangat rendah. Oleh sebab UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang pengembangan diri mereka sendiri.
itu keterlibatan stakeholder diharapkan memberikan kontribusi terhadap implemetasi Perda KTR di pengamanan zat adiktif di dalamnya menyebutkan
kota Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan sikap stakeholder Pasal 115 ayat (1) ruang lingkup KTR meliputi: Jayapura di tahun 2013 telah mendapatkan
tentang umplementasi Perda KTR di Kota Jayapura. tempat pelayanan kesehatan, tempat proses sosialisasi pertama kali mengenai peraturan
belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat Kawasan Tanpa Rokok kepada semua stakeholder
Metode: Penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross ibadah, tempat angkutan umum/ transportasi, yang ada di instansi pemerintahan. Semua
sectional. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara total populasi yang terdiri atas 32 respoden tempat kerja dan tempat umum lainnya yang telah instansi di undang untuk mendapatkan sosialisasi
dengan kriteria memiliki keterlibatan dengan implementasi KTR. Pengumpulan data menggunakan ditetapkan. Dan (ayat 2) mengenai pemerintah tersebut dari kementerian kesehatan dari Jakarta.
kuesioner, pengolahan dan analisis data uji analisis chi square (ƿ = 0,05; CI 95%). daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di Dan di tahun 2015 Walikota Jayapura Dr. Benhur
wilayahnya. Karena itu, ada beberapa acuan bagi Tommy Mano, telah mengadopsi dan mensahkan
Hasil: Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu berjenis kelamin laki-laki sebanyak 68,8% dan pemerintah daerah dalam implementasi KTR yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2015
perempuan sebanyak 31.25%. Responden dari unsur pemerintahan (28,1%), unsur keamanan (18,8%), dalam Peraturan Bersama Menteri Kesehatan pada bulan Juni, tentang Kawasan Tanpa Rokok,
unsur NGO (25%), unsur tokoh agama (12,5%), unsur tokoh adat (9,4%) dan unsur akademisi (6,3%). dan Menteri Dalam Negeri No. 188/Menkes/ PB sedangkan Provinsi Papua dan daerah wilayah
Terdapat 56,3% responden dengan tingkat pengetahuan rendah terhadap implementasi KTR dan 84,4% /I/2011 dan No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Papua lain belum mengeluarkan secara sah
responden berada pada kategori sikap baik terhadap implementasi KTR di Kota Jayapura.Tidak terdapat Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan ini peraturan mengenai Kawasan Tanpa Rokok.
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap responden pada implementasi Perda KTR di Kota juga bertujuan untuk memberikan perlindungan
Jayapura. yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan Setelah berlangsungnya perda tersebut, di tahun
ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat 2018, Wahyuti (2019) melakukan Penelitian pada
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa stakeholder memiliki sikap yang mendukung implementasi bagi masyarakat, dan melindungi kesehatan 192 tempat Kawasan Tanpa Rokok di 5 Distrik/
Perda KTR di Kota Jayapura walaupun tingkat pengetahuan tersebut belum maksimal informasinya secara umum dari dampak buruk merokok kecamatan Kota Jayapura yang terdiri dari Muara
kepada stakeholder. Disarankan untuk melakukan sosialisasi tentang Perda KTR agar stakeholder baik secara langsung maupun tidak langsung. Tami, Heram, Abepura, Jayapura Selatan, dan
dapat meningkat pengetahuannya dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap penegakan Jayapura Utara (BPS, Jayapura, 2014). Hasil data
implementasi Perda KTR di Kota Jayapura lapangan yang telah di observasi peneliti pada 7
Pemerintah telah berupaya mengendalikan ruang lingkup KTR pada bulan November 2018 di
Kata kunci: Stakeholder, KTR, Kota Jayapura konsumsi rokok di kalangan masyarakat yang Kota Jayapura terhadap 192 tempat yang terdiri
semakin meningkat jumlahnya. Penetapan dari 6 rumah sakit dan 4 puskesmas yang ada
Kawasan Tanpa Rokok dan pembatasan ruang di Kota Jayapura hanya 50% yang menerapkan
gerak para perokok merupakan beberapa dan 50% tidak menerapkan, dari 69 tempat
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi
PENDAHULUAN utama penyakit dan kematian di antara anak-anak
Kebijakan mengenai Pelarangan Iklan, Promosi hanya 29 % menerapkan 71 % tidak menerapkan,
dan orang dewasa di seluruh dunia (Barnoya et.al.,
dan Sponsor Rokok terdapat di Undang - Undang dari 52 tempat bisnis terdiri dari mall, resto, hotel/
Bagi seorang perokok tidak hanya merugikan 2016; World Health Organization, 2018). Jika tren
Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Undang- rumah makan, café dan tempat rekreasi sebanyak
diri mereka sendiri tetapi juga membuat orang saat ini tidak terkendali, angka ini diperkirakan
Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran 6,55% yang menerapkan dan 93,45% yang tidak
lain dalam bahaya melalui pencemaran dan asap akan meningkat menjadi 10 juta per tahun pada
dan PP No 109 tahun 2012 pasal 26-40. menerapkan, dari 29 tempat ibadah hanya 3,44%
rokok berbahaya yang mereka keluarkan dari 2020-an atau awal 2030-an dengan 80% dari
yang menerapkan dan 96,56% tidak menerapkan,
tubuh mereka (Bell, 2011; Winickoff dkk., 2009). kematian itu terjadi di negara-negara berkembang.
Pengendalian dampak tembakau memerlukan dari 7 tempat bermain anak dan 5 tempat olah
SecondHand Smoke (SHS), menghirup campuran Sampai saat ini, tembakau tetap menjadi ancaman
sinergitas antar stakeholder yang terkait raga sebanyak 100% tidak menerapkan, dari 13
asap tembakau yang mengandung komponen terhadap kesehatan populasi (Ng dkk., 2014; World
dengan masalah tembakau. Pihak-pihak ini perkantoran sebanyak 15,38% yang menerapkan
beracun yang sama dengan asap yang dihirup Health Organization, 2018) (Marie, 2014).
dapat disebut sebagai stakeholder kunci dalam dan sebanyak 84,61% tidak menerapkan, dan dari
oleh perokok aktif dan merupakan penyebab

106 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 107
7 sarana angkutan umum dan terminal ditemukan memiliki keterlibatan dengan implementasi KTR. Tabel 2. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terhadap implementasi KTR
100% dari masing-masing 3 terminal angkutan Pengumpulan data menggunakan kuesioner, Karakteristik Sikap Jumlah P Value OR CI 95%
umum dan 4 kendaraan angkutan umum tidak pengolahan dan analisis data uji analisis chi square Kurang Baik
menerapkan KTR (wahyuti dkk, 2019, 2020). (ƿ = 0,05; CI 95%). f % f % F %

Menurut Freedman (1975), stakeholders merupakan Hasil diperoleh melalui pengisian kuesioner. Setelah Tingkat Pengetahuan
kelompok dan individu yang dapat memengaruhi data yang berasal dari kuesioner terkumpul, Rendah 4 22,2 14 77,8 18 100 0,267 3,714
dan/atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan selanjutnya dilakukan pengolahan data mulai dari Tinggi 1 7,1 13 92,9 14 100 (0,366– 37,708)
dari sebuah program. Stakeholders juga diartikan editing, coding, entry, processing dan cleaning. Jumlah 5 15,6 27 84,4 32 100
sebagai mereka yang memiliki kepentingan dan Dari hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk Sumber: Data Primer, 2020
keputusan tersendiri, baik sebagai individu maupun distribusi frekuensi (analisis univariat) dan hasil
wakil kelompok. Individu, kelompok, maupun analisis dihubungkan antara variabel bebas dan Tabel 3. Hubungan antara karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan tentang implementasi
komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai variabel terkait (analisis bivariat) menggunakan KTR
stakeholders jika memiliki karakteristik seperti yang uji Chi-square.
diungkapkan oleh Budimanta dkk (2008), yaitu Karakteristik Sikap Jumlah P Value OR CI 95%
mempunyai: kekuasaan, legitimasi, kepentingan Kurang Baik
terhadap program. HASIL f % f % F %
Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wahyuti Karakteristik Responden Laki- Laki 11 50,0 11 50,0 22 100 0,268 0,401
(2019, 2020) untuk mengetahui tingkat kepatuhan Adapun responden berjumlah 32 orang sebagai Perempuan 7 70,0 3 30,0 10 100 (0,080 – 2,018)
masyarakat terhadap Kawasan Tanpa Rokok peserta dalam acara deklarasi komitmen KTR Jumlah 18 56,3 14 43,8 32 100
yang secara keseluruhan hanya 17%, maka salah terdiri dari Instansi pemerintah utamanya Unsur Stakeholder
satu hal yang perlu dikaji adalah keterlibatan berkaitan dengan ruang lingkup KTR, tokoh Pemerintah 5 55,6 4 44,4 9 100 0,438 0,825
stakeholder dalam mendukung implementasi KTR, masyarakat dan tokoh adat (ondoafi), LSM anak- Keamanan 3 50,0 3 50,0 6 100 (0,508 – 1,340)
dalam hal ini YASIN Jayapura sebagai LSM yang anak muda Papua, dan akademisi. NGO 4 50,0 4 50,0 8 100
konsen terhadap issu rokok melakukan sosialisasi Tokoh Adat 1 33,3 2 66,7 3 100
dan deklarasi komitmen dalam implemetasi KTR. Karakteristik responden dalam penelitian ini Tokoh Agama 4 100 0 0,0 4 100
Karena itu penting untuk mengetahui bagaimana yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang Akademisi 1 50,0 1 50,0 2 100
pengetahuan dan sikap stakeholder dalam (68,8%) dan perempuan sebanyak 10 orang Jumlah 18 56,3 14 43,8 32 100
mendukung KTR di Kota Jayapura?. (31,2%). Rata-rata yang hadir pada umur 37
Usia
tahun.
≤37 9 56,3 7 43,8 16 100 0,875 0,889
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan >37 9 56,3 7 43,8 16 100 (0,204-3,872)
BAHAN DAN METODE
Karakteristik, Pengetahuan, Sikap Jumlah 18 56,3 14 43,8 32 100
Lokasi Penelitian Karakteristik F % Sumber: Data Primer, 2020
Penelitian ini dilakukan di Hotel Horison Kotaraja
Jenis Kelamin
pada seluruh peserta Sosialisasi dan deklarasi
Laki-laki 22 68,8 Tabel 3. Hubungan antara karakteristik responden dengan sikap tentang implementasi KTR
komitmen Penegakan Kawasan Tanpa Rokok di Perempuan 10 31,2
Kota Jayapura disaksikan oleh Walikotamadya Jumlah 32 100,0 Karakteristik Sikap Jumlah P Value OR CI 95%
Kota Jayapura Dr. Benhur Tommi Mano, MS. Kurang Baik
Unsur Stakeholder
Pemerintah 9 28,1 f % f % F %
Populasi Penelitian Keamanan 6 18,8 Jenis Kelamin
Penelitian ini dilakukan pada kegiatan sosialisasi NGO 8 25,0 Laki- Laki 2 9,1 20 90,9 22 100 0,101 0,146
dan komitmen bersama dalam Penegakan Tokoh adat 3 9,4
Perempuan 3 30 7 70 10 100 (0,015 – 1,459)
Kawasan Tanpa Rokok di Kota Jayapura Tokoh agama 4 12,5
Akademisi 2 6,3 Jumlah 5 15,6 27 84,4 32 100
bersama stakeholder yang terdiri 34 peserta
secara keseluruhan (namun 2 responden tidak Jumlah 32 100,0 Unsur Stakeholder
mengembalikan kuesioner), dari seluruh peserta Usia Pemerintah 0 0,0 9 100 9 100 0,195 0,602
yang ikut meliputi instansi pemerintahan, tokoh ≤37 16 50,0 Keamanan 1 16,7 5 83,3 6 100 (0,279 – 1,297)
agama, tokoh adat, NGO, akademisi dan pihak >37 16 50,0 NGO 2 26,0 6 75,0 8 100
Jumlah 32 100,0 Tokoh Adat 0 0,0 3 100 3 100
keamanan (Satpol PP kota Jayapura, Kodam,
Polresta kota Jayapura, Polres Abe). Pengetahuan Tokoh Agama 2 50,0 2 50,0 4 100
Rendah 18 56,3 Akademisi 0 0 2 100,0 2 100
Tinggi 14 43,8 Jumlah 5 15,6 27 84,4 32 100
Metode Pengumpulan Data Jumlah 32 100,0
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Usia
Sikap
adalah analitik kuantitatif dengan rancangan ≤37 4 25,0 12 75,0 16 100 0,192 5.631
Kurang 5 15,6
penelitian cross sectional. Sampel dalam Baik 27 84,4
>37 1 6,3 15 93,8 16 100 (0,421-75,371)
penelitian ini ditentukan secara total populasi Jumlah 32 100,0 Jumlah 5 15,6 27 84,4 32 100
yang terdiri atas 32 respoden dengan kriteria Sumber: Data Primer, 2020
Sumber: data primer, 2020

108 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 109
PEMBAHASAN implementasi KTR tetapi tidak bermakna secara (2008), yaitu mempunyai: kekuasaan, legitimasi, ROKOK, apalagi dalam pandemic covid 19 sangat
statistik karena nilai CI 95% antara 0,366–37,708. kepentingan terhadap program. berkaitan dengan dampak asap rokok terhadap
Pertanyaan yang sering terlontar Mengapa perlu Tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan yang kesehatan diri seseorang dan bagi orang lain.
dibuatkan aturan Kawasan Tanpa Rokok? Maka, rendah (77,8%) yang dimiliki oleh stakeholder Stakeholder yang hadir dalam deklarasi ini terdiri
Jawaban yang sering terlontar pun karena setiap tidak memengaruhi sikap yang baik (92,9%) dari Bagian Hukum Setda Kota Jayapura, Dinas
orang berhak menghirup udara segar, termasuk untuk mendukung implementasi Perda KTR Kota Kesehatan Kota Jayapura, Dinas Pemberdayaan REFERENCES
terlindungi dari paparan asap rokok. Hasil data Jayapura. Pengetahuan yang rendah membuktikan Perempuan, perlindungan Anak dan Keluarga
Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2006 bahwa kurangnya sosialisasi pemerintah (Dinas Berencana (DP3A KB) Badan Narkotka Nasional Barnoya, Jose C. Monzon, et.al, 2016, Compliance
di Indonesia menemukan 81% pelajar usia 13-15 Kesehatan) mengenai Perda KTR No.1 Tahun 2015. BNN) Provinsi, Papua, Satpol PP kota Jayapura, to the smoke-free law in Guatemala
tahun terpapar asap rokok orang lain di tempat Hal ini menunjukkan bahwa walaupun kurang Badan Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Pendidikan 5-years after
umum dan 64% di dalam rumah. Dan lebih dari 43 atau minimnya sosialisasi pemerintah setempat dan Kebudayaan kota Jayapura, Kemenag Kota Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, 2014.
juta anak Indonesia usia 0-14 tahun di Indonesia mengenai Perda KTR kepada masyarakat, namun Jayapura, Diskominfo, Polresta Kota Jayapura, online, acces 3 Dec2020, 22.35.
terpapar asap rokok orang lain di dalam rumah. stakeholder memberikan respon yang baik dalam Polsek Abepura, Kodam,Universitas Cenderawasih,
Budimanta., et al. (2008). Corporate
(Pradono, 2002). Hal ini sangat berpengaruh pada penegakan Perda tersebut. Poltekkes, Tokoh agama Islam (Muhammadiyah),
Social Responsibility alternatif bagi
tumbuh kembang anak dan regenerasi Bangsa Kristen, Hindu Budha, Ondoafi ( tokoh adat), dan
pembangunan Indonesia. Cetakan kedua.
Indonesia ke depannya. Demikian halnya pada tabel 3, secara keseluruhan beberapa LSM anak muda Papua.
Jakarta: ICSD.
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
Karena itu, berbicara tentang Kawasan Tanpa karakteristik responden yaitu jenis kelamin, unsur Mengumpulkan stakeholder dalam kegiatan E.Freeman, 2010, (A Stakeholder Theory: The
Rokok, berarti berbicara tentang bagaimana stakeholder dan usia dengan tingkat pengetahuan deklarasi dan komitmen bersama dalam State of the Artby. Cambridge University
seorang perokok tidak merokok seenaknya saja tentang implementasi KTR. Hasil pengolahan data implementasi KTR di Kota Jayapura merupakan Press.
dimana mereka berada tetapi bagaimana seseorang untuk nilai OR <1 dan CI 95% menunjukkan bahwa langkah yang strategis dan penting dalam H.Kurniasih, B.Widjanarko, R.Indraswari, 2016,
merokok di tempat yang seharusnya mereka karakteristik jenis kelamin, unsur stakeholder mendukung menegakkan Perda KTR No.1 Tahun Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa
merokok, sehingga melindungi kesehatan orang serta usia bukan merupakan faktor risiko terhadap 2015 di kota tersebut. Tentang Upaya Penerapan Kawasan Tanpa
yang tidak merokok. Karena sekitar 60% penduduk tingkat pengetahuan. Rokok (Ktr) Di Fakultas Teknik Universitas
Indonesia terutama kaum perempuan dan anak- Kelahiran Perda hanya menjadi “aksesoris” saja Diponegoro Semarang, Bagian PKIP
anak cenderung tidak merokok, sebab asap rokok Hal yang sama pada gambaran pada tabel 4, tanpa ada keberlanjutan dari penerapan ataupun Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
yang dihembuskan 3 kali lebih berbahaya dihisap secara keseluruhan tidak terdapat hubungan sosialisasi tentang KTR. Hal ini dibenarkan oleh Diponegoro Semarang.
oleh non perokok utamanya anak-anak yang dalam yang signifikan antara karakteristik responden Kepala Dinas Kesehatan dr. Nyoman bahwa Global Youth Tobacco Survey (‎GYTS)‎ Indonesia
masa pertumbuhan (GYTS, 2006). yaitu jenis kelamin, unsur stakeholder dan usia Pernyataan bahwa kurangnya sosialisasi mengenai Report, 2014.
dengan sikap terhadap implementasi KTR. Hasil Perda KTR karena kurangnya dana program dan
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Dan
Masalah dampak rasap rokok merupakan hal pengolahan data untuk nilai OR < 1 dan CI 95% disamping itu minimnya kinerja instansi tersebut
Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/
penting untuk diketahui oleh semua lapisan menunjukkan bahwa karakteristik jenis kelamin, dalam merespon kerjasama dari pihak luar dalam
Pb/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
mayarakat (stakeholder) bagaimana dampak dan unsur stakeholder bukan merupakan faktor mendukung implementasi KTR tersebut.
Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa
bahaya asap rokok dan bagaimana penerapan risiko terhadap tingkat pengetahuan.Walaupun
Rokok.
Perda KTR khususnya di Kota Jayapura. Sehingga, karakteristik usia memiliki nilai OR > 1 namun Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana dengan memperhatikan nilai CI 95% (0,421 – di Kurniasarih (2016) di kampus Undip Semarang Nadya Anastasia Putri, et.al. 2020 Hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap stakeholder dalam 75,371) maka dapat diinterpretasikan bahwa usia bahwa pengetahuan rendah karena kurangnya Pendidikan, Pengetahuan Dan Sikap
mendukung implementasi KTR di Kota Jayapura. muda berisiko 5,631 kali untuk memiliki sikap yang sosialisasi yang dilakukan pada mahasiswa oleh Dengan Kepatuhan Pada Perda KTR Nomor
kurang terhadap implementasi KTR namun tidak pihak kampus UNDIP. Selain, itu keterlibatan 7 Tahun 2013 Di Rumah Sakit Tk. III Dr. R.
Tabel 1 memperlihatkan lebih dari setengah bermakna secara statistik. stakeholder dalam penegakkan Perda KTR Perda Soeharsono Banjarmasin Tahun 2020.
responden dalam penelitian ini yaitu berjenis KTR No.1 Tahun 2015 khususnya dlam instansi Kemenkes RI. 2011, Pedoman Pengembangan
kelamin laki-laki sebanyak 68,8%, rata – rata berusia Pengetahuan dalam penelitian ini adalah pemerintahan yang meliputi 7 ruang lingkup KTR Kawasan Tanpa Rokok. Pusat Promosi
37 tahun dan berasal dari unsur pemerintahan kemampuan stakeholder sebagai responden belum terjalin dengan baik, hal ini dibuktikan Kesehatan.
(28,1%), unsur keamanan (18,8%), NGO (25%), dalam menjawab pertanyaan penelitian tentang bahwa belum semua instansi menegakkan Perda Wahyuti et.al, 2019, Monitoring Compliance and
unsur tokoh adat (9,4%), dan tokoh agama (12,5%) upaya penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Kota tersebut di kantor-kantor bersangkutan. Examining Challenges of a Smoke-free
unsur organisasi profesi atau akademisi (6,25%). Jayapura. Sedangkan sikap dalam penelitian Policy in Jayapura, Indonesia, Journal of
Berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap ini bagaimana responden menyikapi penerapan Preventive Medicine & Public Health. 2019
responden terhadap implementasi KTR, sebanyak kebijakan Perda KTR. KESIMPULAN Nov; 52(6): 427–432. Published online 2019
56,3% memiliki tingkat pengetahuan rendah dan Nov 29. doi: 10.3961/jpmph.19.240
sebanyak 84,4% memiliki sikap yang baik terhadap Menurut Freeman (2010), stakeholders merupakan Walaupun responden memiliki pengetahuan --------, 2020, Why Do People Fail to Comply with
implementasi KTR. kelompok dan individu yang dapat memengaruhi yang kurang tentang KTR, namun umumnya the Smoking Ban in Public Places? (The
dan/atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan para stakeholder menyikapi secara baik dalam Case of Jayapura City, Indonesia, Sys Rev
Tabel 2 menjelaskan bahwa tidak terdapat dari sebuah program. Stakeholders juga diartikan mendukung implementasi peraturan daerah Pharm 2020;11(10):732-736. Vol 11, Issue 10,
hubungan yang signifikan antara tingkat sebagai mereka yang memiliki kepentingan dan mengenai KTR. Hal ini karena dari pihak Oct-Nov 2020.
pengetahuan dengan sikap tentang implementasi keputusan tersendiri, baik sebagai individu maupun pemerintah (Dinas Kesehatan) sendiri kurang
KTR, namun dengan memperhatikan nilai OR wakil kelompok. Individu, kelompok, maupun mensosialisasikan dan kurang responship
> 1 dan CI 95% maka dapat diinterpretasikan komunitas dan masyarakat dapat dikatakan terhadap kegiatan ini. Karena itu, harapan kami
bahwa tingkat pengetahuan yang rendah berisiko sebagai stakeholders jika memiliki karakteristik diperlukan sosialisasi dan kerjasama pemerintah
3,714 kali memiliki sikap yang kurang tentang seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk dengan LSM atau pihak-pihak yang peduli dengan

110 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020 – 111
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH TAHUN
2019

Yuza Humaira Lubis • Vera Nazhira Arifin • Anwar Ahmad • Anwar Arbi
• Aulina Adamy • Riza Septiani
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

veranazhira13@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Perilaku merokok adalah suatu tindakan individu sebagai hasil dari berbagai pengalaman
dan interaksi dengan lingkungannya yang berkaitan dengan rokok dan merokok. Data yang diperoleh dari
FKM UNMUHA jumlah mahasiswa yang masih aktif angkatan 2014 s/d 2016 berjumlah 181 orang laki-laki.
Masalah perilaku merokok pada mahasiswa sangat dipengaruhi peran dosen pengajar, gaya hidup, teman
sebaya, dan implementasi kawasan tanpa rokok.

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
merokok pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muhammadiyah di Kota
Banda Aceh pada tahun 2019.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional, pengambilan data dilakukan
dari tanggal 25 Juli s/d sampai 23 Agustus 2019 di FKM UNMUHA. Sampel penelitian ini berjumlah 65
Mahasiswa. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, sedangkan data sekunder
diperoleh dari FKM UNMUHA. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji Chi-
square dan di analisa secara univariat dan bivariate dengan menggunakan SPSS versi 21.0.

Hasil: Hasil analisis univariat diperoleh bahwa 46,2% responden merokok dan 53,8% tidak merokok,
23,1% reponden menyatakan bahwa dosen berperan dan 76,9% menyatakan bahwa dosen tidak berperan
dalam mempengaruhi perilaku rokok mahasiwa, 18,5% responden memiliki gaya hidup yang baik dan
81,5% kurang baik, 33,8% menyatakan bahwa teman sebaya berpengaruh dan 66,2% tidak berpengaruh
terhadap perilaku merokok, 58,5% responden menyatakan bahwa KTR diterapkan dan 41,5% merasa
KTR tidak diterapkan. Hasil Bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara gaya hidup (P
value = 0,031), pengaruh teman sebaya dengan (P value = 0,008) dan perilaku merokok.

Kesimpulan: hasil penelitian menyatakan bahwa pada perokok usia dewasa muda, pengaruh lingkungan
menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perilaku, pengaruh teman sebaya dan gaya hidup menjadi
faktor yang cukup signifikan, sehingga perubahan mindset terkait gaya hidup yang baik perlu selalu
dikampanyekan pada mahasiswa sehingga menciptakan suasana saling mempengaruhi antar mahasiswa
terkait hal-hal yang baik juga. Usaha ini perlu dilakukan bersamaan dengan penguatan KTR dan
peningkatan peran dosen dalam mengedukasi mahasiwa

Kata kunci: Perilaku Merokok, Peran Dosen, Mahasiwa, Gaya Hidup, Teman Sebaya, Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)

112 – PROCEEDING 6th ICTOH 2020

Anda mungkin juga menyukai