Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang tanggapan kegiatan world tobacco asia 2019
bagi mahasiswa kedokteran gigi. Pertama apa itu kegiatan world tobacco asia ? WTA (World Tobacco
Asia) merupakan suatu pameran tembakau yang menampilkan / memperkenalkan mesin canggih dan
inovasi produk tembakau terbaru oleh industry rokok ternama di dunia, mulai dari mesin pengolah
tembakau hingga inovasi produk tembakau oleh produksi rokok di berbagai Negara.
Pada tahun 2012 World Tobacco Asia (WTA) berencana diadakan di Jakarta Conference Center
(JCC). Akan tetapi banyak aksi penolakan acara tersebut sehingga panitia penyelenggara berjanji tidak
akan ada acara serupa di Indonesia. Namun, acara serupa diadakan lagi di Bali pada tahun 2014 yang
berganti nama menjadi ITA (Inter Tobacco Asia), atas aksi solidaritas para aktivis yang kontra, akhirnya
acara tersebut batal diadakan dan panitia berniat untuk memindahkan acara tersebut ke Jakarta, namun
Gubernur Jakarta, Ahok menolak acara tersebut secara tegas. Setelah itu, pameran rokok internasional
yang bertajuk World Tobacco Process and Machinery (WTPM) diselenggarakan lagi di Indonesia
tepatnya di Jakarta pada tanggal 27-28 April 2016 dan disetujui oleh Gubernur Ahok. Kemudian, pada
tahun 2019 ini, WTPM (World Tobaco Process an Machinery) akan diadakan lagi di Surabaya pada 16-17
Oktober, dengan kembali menggunakan nama WTA.
Mengetahui hal ini, lembaga seperti Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia
(ISMKMI) Sulselbar, Center of Excellence for Tobacco Control and Lung Health (CTCLH) Universitas
Udayana, melakukan penolakan yang sebesar-besarnya terhadap hal ini. Aksi yang dilakukan
merupakan bentuk kampanye anti tembakau dalam rangka memeringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia
yang jatuh pada 31 Mei 2019. Kegiatan yang dilakukan telah mendapat respon baik dari masyarakat
dengan turut sertanya menandatangani petisi terkait penolakan WTA.
Tanpa kita ketahui, ternyata acara ini telah disetujui oleh pemerintah Surabaya, padahal seperti
yang kita ketahui bahwa kota Surabaya telah menerapkan kawasan tanpa rokok yang tertuang dalam
Perda kota Surabaya no 2 tahun 2019 tentang KTR pasal 4 ayat 4 yang berbunyi: “Setiap orang yang
berada dalam Kawasan Tanpa Rokok Dilarang melakukan kegiatan:
Selain itu aturan terkait mengenai Tembakau di Indonesia pun belum jelas, seperti bea cukai
rokok, pengendalian tentang harga pajak, lingkungan bebas asap rokok, pengaturan kemasan dan
pelabelan, larangan komperhensif terhadap iklan, promosi dan pemberian sponsor, upaya penurunan
ketergantungan pada tembakau dan berhenti merokok, perdagangan ilegal produk tembakau serta
larangan penjualan kedepan dan oleh anak dibawah umur, hasilnya rokok di Indonesia beredar sangat
luas dan jumlah perokok usia produktif di Indonesia pun tergolong tinggi tak heran jika Indonesia dijuluki
sebagai “Asbak Dunia” yang mengundang beberapa investor rokok dunia untuk datang ke Indonesia
salah satunya adalah dengan acara WTA tahun ini.
Sebagai mahasiswa kedokteran gigi, acara WTA ini seharusnya dihindari di Indonesia