Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRATIKUM ADVOKASI KESEHATAN

“PROPOSAL KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS”


Dosen Pengampu: Karningsih, SKP, M.Kes

Kelompok 3:
Ainaya Fatihatu Hilmi P3.73.24.3.21.002
Alivia Lisdayanti P3.73.24.3 21.005
Azzikra Fathiyah Rahmah P3.73.24.3.21.008
Davina Aulia Mazaya P3.73.24.3.21.010
Debora Netania Kaban P3.73.24.3.21.011
Muhammad Haerudin P3.73.24.3.21.019
Rasendriya Augusti Purnomo P3.73.24.3.21.027
Salma Rahmalina P3.73.24.3.21.029
Sekar Ayu Deswinda P3.73.24.3.21.031
Wafa Alhusna P3.73.24.3.21.040

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV PROMOSI KESEHATAN
2022/2023
I. Latar Belakang
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang merugikan kesehatan dan penyebab utama
runtuhnya kesehatan manusia serta menyebabkan kematian dini. Lima ratus juta
orang yang dewasa ini hidup di muka bumi akan meninggal akibat kebiasaan
merokok. Kebiasaan merokok kini merupakan penyebab kematian 10 % penduduk
dunia. Pada tahun 2030, atau bahkan mungkin lebih cepat dari itu, satu dari enam
manusia akan meninggal akibat kebiasaan merokoknya.
Kebiasaan merokok itu telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis
penyakit pada berbagai organ tubuh, antara lain kanker saluran pernafasan hingga
paru, kandung kemih, bronchitis kronik, dan penyakit jantung. Selain itu, kebiasaan
merokok juga berhubungan dengan gangguan pembuluh darah di otak (stroke),
penyakit saluran cerna, gangguan katarak di mata, membuat kulit cepat keriput dan
bahkan sampai impotensi. Dari 25 jenis penyakit yang berhubungan dengan
kebiasaan merokok, beberapa diantaranya bahkan dapat menimbulkan kematian,
antara lain kanker pada saluran pernafasan, gangguan pada pembuluh darah, hingga
gangguan pada janin dan kelahiran berat rendah, kematian perinatal, kelahiran
prematur dan rentan terhadap keguguran pada wanita yang merokok.
Data Survei Nasional tahun 2004 menyebutkan bahwa 63,2 % laki-laki dan 4,4 %
perempuan Indonesia adalah perokok. Secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan
digabung) maka lebih dari 30 % penduduk Indonesia merokok, artinya di negara kita
ada sekitar 60 jutaan orang perokok.
Rokok, satu benda yang begitu populer di kalangan masyarakat. Kampus sebagai
wahana berekspresi mahasiswa dalam berbagai kegiatan seringkali memerlukan dana
besar dalam setiap pelaksanaannya, sehingga ketika ada sponsor yang berani
menawarkan dana besar pastilah menjadi sesuatu yang menggiurkan bagi mahasiswa.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan, dengan berbagai strateginya perusahaan
rokok bermodal besar siap mendukung berbagai kegiatan yang diajukan kepada
mereka, apalagi jika kegiatan itu yang bersifat having fun dan “anak muda banget”.
Maka industri rokok, di kalangan mahasiswa, adalah “nirwana“ sumber dana, sponsor
yang paling mudah mengeluarkan dana dan siap mengeluarkan dana besar untuk
proposal yang diajukan.
Namun ternyata, di balik “nirwana” dana tersebut, ada sebuah aturan dan etika
yang secara terang-terang dilibas habis oleh industri rokok. Di dalam kampus,
industri rokok tidak lagi mengindahkan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah,
yaitu PP No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Di dalam
peraturan tersebut, tepatnya pasal 22 secara jelas dinyatakan bahwa institusi
pendidikan adalah kawasan tanpa rokok.
Poltekkes Kemenkes Jakarta III adalah salah satu perguruan tinggi Negeri yang
berada di Jakarta dengan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dan di bawah
Pusat Kementerian Pendidikan Tenaga Kesehatan, Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Oleh
karena itu betapa penting nya menjaga kualitas udara di sekitaran kampus, dengan
menerapkan kawasan kampus bebas dari asap rokok.

II. Tujuan Kegiatan


Tujuan penetapan kawasan kampus bebas asap rokok, adalah :
1. Menurun Menurunkan angka kesakitan dengan cara merubah perilaku masyarakat
kampus untuk hidup sehat;
2. Meningkatkan produktivitas kerja dan pencapaian prestasi belajar yang optimal;
3. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari bahaya asap rokok;
4. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok baru;
5. Mewujudkan generasi muda yang sehat.
III. Nama Kegiatan
Berdasarkan data di atas tentang masih banyak mahaiswa merokok di lingkungan
kampus dan agar kualitas udara di kampus terjaga dengan baik maka penyusun
tertarik untuk menyelenggarakan acara penyuluhan tentang merokok yang bernama
“Kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus”
IV. Tema Kegiatan
Karena tujuan utama acara ini untuk menjaga kualitas udara di kampus, dengan ini
penyusun memilih tema ”Membebaskan Kampus dari Rokok”
V. Sasaran dan Strategi
Sasaran dari advokasi adalah kebijakan kampus untuk terbentuknya kampus bebas
rokok. Pihak  yang akan diajak bekerjasama adalah dosen dan mahasiswa, instansi
terkait, antara lain: Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Rumah Sakit, Puskesmas, LSM,
dan lain-lain. Koordinasi antar pihak tersebut dilakukan dengan cara pertemuan intern
antar yang berwenang kemudian ditentukan target kegiatan bersama lalu hasil
penyatuan pemikiran dituangkan dalam  proposal advokasi.
Adapun sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak adalah:
1. Mahasiswa : Memiliki kemampuan dalam lobying dan advokasi
2. Dosen : Kedekatan yang lebih ke pihak rektor dan institusi kesehatan yang
terkait
3. Dinas Kesehatan Kota dan Propinsi: Memiliki kemampuan mengeluarkan
kebijakan yang dapat mempengaruhi institusi
4. Rumah Sakit dan LSM: memiliki daya yang dapat menunjang advokasi
Bentuk Kegiatannya adalah pengumpulan data tentang epidemiologi rokok di dunia,
Indonesia dan intern kampus, kerugian merokok bagi kesehatan dan lain-lain.
Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis hingga menjadi bentuk proposal
advokasi. Yang terakhir adalah melakukan lobi dan advokasi ke pihak rektor.
VI. Tujuan Kebijakan
Lahirnya kebijakan “Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Kampus” ini yang
diimplementasikan secara nyata di lingkungan kampus Poltekkes Kemenkes Jakarta
III.
VII. Pesan
- “Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Kampus” akan meningkatkan cita
kampus sebagai Lembaga Pendidikan yang peduli dengan masa depan generasi
bangsa.
- Menciptakan kampus yang mampu mandiri secara inovatif, akademik, intelektual,
dan ekonomi tanpa rokok di lingkungan kampus
- “Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Kampus” adalah bentuk komitmen Tim
Advokasi Kesehatan sebagai polopor promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Tanpa rokok, lingkungan kampus akan menjadi lebih bersih, sehat, aktivitas
terhadap kampus akan lebih optimal, serta mahasiswa mampu lebih fokus
berprestasi untuk masa depannya
- Merokok dan promosi di lingkungan kampus adalah suatu tindakan yang
melanggar peraturan

VIII. Penyampaian Pesan


- Tim Advokasi Kesehatan “Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Kampus”
Poltekkes Kemenkes Jakarta 3

IX. Metode Penyampaian pada Pesan


- Audiensi dengan Kepala Direktorat Kampus Poltekkes Kemenkes Jakarta III
- Melakukan penyuluhan dan sosialisasi sekaligus deklarasi “Kawasan Tanpa
Rokok di Lingkungan Kampus” dalam rangka peningkatakan kesadaran terhadap
mahasiswa untuk tidak mengonsumsi kembali rokok di lingkungan kampus
maupun di luar
- Melakukan dengan media promosi kesehatan seperti banner, poster, dan leaflet
tentang “Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Kampus”
- Mobilisasi massa dengan aksi simpatik mahasiswa “Membebaskan Kampus dari
Rokok”
- Melakukan acara seminar dengan tema “Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan
Kampus” di Poltekkes Kemenkes Jakarta III

X. Penggunaan Media secara Efektif


Media adalah kekuatan penting dalam pelaksanaan ”Kawasan Kampus Tanpa
tembakau”. Beberapa media yang akan dipakai untuk mengkampanyekan ”Kawasan
Kampus Tanpa tembakau” adalah :
 Radio Kampus Polkesjati yang dapat diakses oleh siapapun
 Media alternatif yang dipakai adalah ”Kampanye Kawasan Tanpa Rokok di
Lingkungan Kampus” yang dilakukan dengan pentas musik, teater, tari, pameran
fotografi, pameran poster, banner, leaflet tentang bahaya rokok.
XI. Kekuatan dan Kelemahan Promosi Rokok
a. Kekuatan Promosi Rokok
- Sebagain besar civitas akadamika di kampus adalah pro-rokok
- Rokok memberikan beasiswa untuk mahasiswa
- Rokok mennyumbangkan dana untuk kegiatan kemahasiswaaan di kampus seperti
acara olahraga dan musik
b. Kelemahan Promosi Rokok
- Promosi rokok di kampus melanggar PP No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan
Rokok bagi Kesehatan, pasal 22 yang menyatakan bahwa institusi pendidikan
adalah kawasan tanpa rokok.
- Promosi rokok di kampus merusak masa depan generasi muda bangsa Indonesia.
- Promosi rokok di kampus membuat mahasiswa tidak dapat fokus secara penuh
terhadap akademik nya

XII. Pihak-pihak yang Bisa Dilibatkan


- BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di Poltekkes Kemenkes Jakarta III
- DLM (Dewan Legistlatif Mahasiswa) di Poltekkes Kemenkes Jakarta III
- UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Poltekkes Kemenkes Jakarta III seperti
bidang olahraga, seni, ilmiah, dan kerohanian
- SM Lembaga Perlindungan Konsumen, Lembaga Perlindungan Anak.
- Indonesia Tobacco Control Network terutama untuk dukungan narasumber
terhadap materi yang akan disampaikan
- Korps Sukarela PMI (KSR PMI) di masing-masing jurusan yang ada di Poltekkes
Kemenkes Jakarta III

XIII. Organisasi Pelaksana


 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Contact Person:
 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Contact Person:
 Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Contact Person:
 Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Contact Person:
XIV. Jadwal Kegiatan
No Waktu Kegiatan Nama Kegiatan Yang Bersangkutan Yang bertanggung jawab
1 Pembuatan proposal Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi
rokok di
lingkungan
kampus
2 Pengiriman proposal Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi
rokok di
lingkungan
kampus
3 Review proposal Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi
rokok di
lingkungan
kampus
4 Penyuluhan tentang Kawasan tanpa Civitas kampus, Tim advokasi
merokok yang bernama rokok di
mahasiswa,
lingkungan
"kawasan tanpa rokok di Dosen,dll
kampus
Lingkungan kampus"
5 Media advokasi: Radio Kawasan tanpa Tim advokasi, Tim advokasi
rokok di mahasiswa, civitas
kampus polkesjati
lingkungan kampus, dll
kampus
6 Media alternatif: pentas Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi

musik, teater, tari, pameran rokok di


lingkungan
poster, leaflet, benner,
kampus
pameran fotografi.
7 Aplikasi hasil advokasi Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi
rokok di
lingkungan
kampus
8 Evaluasi Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi
rokok di
lingkungan
kampus
9 Laporan Kawasan tanpa Tim advokasi Tim advokasi
rokok di
lingkungan
kampus

XV. Anggaran
a. Persiapan
1 Pembuatan proposal
a. Penggandaan proposal Rp.100.000

b. Pengiriman proposal Rp.100.000

c. Review Proposal

~ Transportasi Rp.100.000

~ Akomodasi Rp.750.00
0
Rp.1.950.0
00

b. Pelaksanaan
1 Audiensi
a. Transportasi 2 X 4 X 25.0 R 200.000
00 p
b. Penggandaan Materi audiensi 2 X 5 X 25.0 R 250.000
00 p
R 450.000
p
2 Round table discucussion
a. Transportasi 2 X 1 X 25.0 R 750.000
5 00 p
b. Konsumsi 2 X 2 X 25.0 R 1.250.000
5 00 p
c. Penggandaan materi 2 X 2 X 10.0 R 500.000
5 00 p
R 2.500.000
p
3 Seminar tentang ”Kawasan
Kampus Tanpa Rokok”
a. Transportasi pembicara Jkt R 1.000.000
p
b. Honor pembicara 4 X 1.000.0000 R 4.000.000
p
c. Konsumsi 3 X 6.00 R 1.800.000
0 0 p
0
d. Penggandaan materi 3 X 5.00 R 1.500.000
0 0 p
0
f. Sewa sound system 400.000 R 400.000
p
g. Backdrop R 250.000
p
h. Spanduk 1 X 100.000 R 1.000.000
0 p
i. Dokumentasi R 300.000
p
R 10.250.000
p
7 Mobilisasi massa: Aksi simpatik
mahasiswa
a. Media kampanya R 1.000.000
p
8 Deklarasi ”Kawasan Kampus
Tanpa tembakau”
a. Media deklarasi R 1.000.000
p
9 Media advocacy : press release, R 1.000.000
peliputan kegiatan p
1 Media alternatif: pentas seni, 2 X 3.000.000 R 6.000.000 R 6.000.000
0 pameran p p

c. Laporan
1 Penggandaan Laporan R 500.000 500.000
p
TOTAL 23.650.000

Referensi

Husaini. Aiman. dr. Tobat Merokok, Rahasia dan cara empatik berhenti merokok. Pustaka

Iman. Depok. Juni 2006

Yoga Aditama.Tjandra. Tuberkulosis, Rokok, dan perempuan.FKUI. Jakarta.2006

Agus Firdaus. Industri Asap Rokok yang di-Tuhankan (Menyikapi maraknya iklan rokok

masuk kampus). Minggu, 12 Pebruari 2007. http://www.bem.its.ac.id/web/index.php?

option=com_content&task=blogcategory&id=13&item=18/html
Guntoro Utamadi. Rokok bagi Remaja, Gaya atau Bahaya? Jumat, 1 Pebruari, 2002. http : //

www . kompas . com /kompas cetak/0202/01/ dikbud/roko27.htm

Agnes Aristiarini.kalau Rokok Dibiarkan Merajalela. Sabtu, 21 Januari

2000.http://www.kompas.com/kompas-cetak/001/21/fokus/2381676. htm

Ketika Iklan Rokok 'Memangsa' Remaja http://indotc1.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai