Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

UPAYA “STERILIZATION CIGARETTES ON CAMPUS”


(STERILISASI ROKOK DI KAMPUS)
BAGI MAHASISWA DI KOTA
MEDAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM Pengabdian Masyarakat
Diusulkan Oleh:

Meli Miranda 2202111001 Ketua/201


Melissa Arta Anasytasya 3103111073 Anggota/2010

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : UPAYA “STERILIZATION CIGARETTES ON
CAMPUS” (STERILISASI ROKOK DI KAMPUS)
BAGI MAHASISWA DI KOTA MEDAN
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Sandro Tua Bali
b. NIM 3103111079
c. Jurusan : PPKn
d. Universitas : Universitas Negeri Medan
e. Alamat rumah/ No. HP : Jl. Rebab No 26 P. Bulan, Medan
f. Alamat Email : sandro_xhan@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 (empat) Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama : Dra. Yusna Melianti, MH
b. NIDN 0008105611
c. Alamat Rumah/ No. HP : Jl. Sepakat No. 9 Blok B Medan /081361416441
6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 10.911.250
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan

Medan , 26 September 2012


Menyetujui,
Ketua Jurusan PPKn, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Dra. Yusna Melianti, MH) (Sandro Tua Bali)


NIP. 19561008 198511 2 001 NIM. 3103111079

Pembantu Rektor III Dosen Pemdamping,


Bidang Kemahasiswaan,

(Prof. Dr. Biner Ambarita, M. Pd) (Dra.Yusna Melianti, MH)


NIP. 19570515 198403 1 004 NIDN. 0008105611
A. JUDUL PROGRAM
UPAYA “STERILIZATION CIGARETTES ON CAMPUS” (STERILISASI
ROKOK DI KAMPUS) BAGI MAHASISWA DI KOTA MEDAN

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Kesehatan merupakan sebuah anugerah dari sang pencipta, maka setiap orang wajiblah
untuk menjaga dan memanfaatkan anugerah tersebut. Dewasa ini kesehatan merupakan hal
yang cukup sulit untuk didapat. Ditambah lagi dengan pola dan cara hidup yang jauh dari
kata sehat. Banyak orang yang dengan berbagai cara melakukan perobatan demi kesehatan
yang diinginkannya. Semakin meningkatnya jumlah angka kematian setiap tahunnya
merupakan bukti nyata bahwasanya semakin banyak orang yang tidak perduli dengan
kesehatannya. Salah satu penyebab kematian yang cukup signifikan dikarenakan
pengkonsumsian rokok terus meningkat setiap tahunnya dengan angka yang drastis.
Menurut Bandung Valley (Talking With Your Kids About Drug and Alcohol; 2011)
hampir setiap tahun, konon lebih dari satu juta orang di dunia meninggal karena penyakit
akibat mengonsumsi rokok.1 Tahun 1995 lalu, jumlah perokok aktif mencapai 34,7 juta
orang. Sebanyak 33,8 juta perokok adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Data dari Survey
Sosial Ekonomi Nasional dan Riset Kesehatan Dasar tersebut, menunjukkan mereka adalah
perokok aktif yang merokok setiap harinya. Namun, pada tahun 2007 angka ini meningkat
drastis menjadi 60,4 juta perokok laki-laki dan 4,8 juta perokok perempuan,” kata Abdillah
Hasan, peneliti Lembaga Demografi FEUI, Jakarta, seperti dikutip AntaraNews.2
Berdasarkan data Riskesdas (Riset kesehatan dasar) 2010 diketahui prevalensi merokok
di Indonesia mencapai 34,7% dengan jumlah paling tinggi terjadi pada kelompok usia 25-64
tahun. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi perokok usia 10 tahun ke atas laki-
laki 55,7% sementara Riskesdas 2010 prevalensi perokok 15 tahun ke atas 65,9%. Proporsi
perokok usia 15-24 tahun 2007, tercatat 24,6% tahun 2010 mencapai 26,6%. Jumlah perokok
remaja tidak menurun malah meningkat.3
Sebagian besar perokok Indonesia menurut Dr. H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH,
MMB, FINASIM kebanyakan adalah penduduk yang tinggal di pedesaan, tingkat pendidikan
rendah, pekerja informal dan juga status ekonomi rendah. Ini berarti perokok kebanyakan

1
Valley Bandung. 2011. Talking with Your Kids About Drug and Alcohol. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
2
http://sidomi.com/11117/jumlah-perokok-aktif-indonesia-652-juta/ Diakses tanggal 24 September 2012.
3
http://www.scribd.com/doc/79733502/Bab-1-Rokok-Dan-Prevalensi-Merokok-Edit091110 Diakses tanggal 24
September 2012.
adalah penduduk dengan penghasilan terbatas dan pengetahuan tentang kesehatan yang
rendah," ujar Dr. Ari dalam acara konferensi pers PAPDI mengenai rokok di Sekretariat PB
PAPDI, Cikini, Jakarta, Jumat (4/2/2011).

250
240 2005
230 2006
220 2007
210 2008
200

Grafik 1: Tingkat konsumsi rokok (dalam Milyar) di Indonesia, tahun 2005-2008. Sumber:
TCSC-IAKMI, Profil Tembakau Indonesia, Tahun 2009.4
Indonesia adalah salah satu Negara dengan korban nyawa sangat tinggi akibat rokok.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI) menyebarkan
informasi bahwa hasil penelitian mereka tercatat angka 427.948 kematian setiap tahun di
Indonesia akibat rokok.5
Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia yang secara farmakologis
terbukti aktif, beracun, dapat menyebabkan mutasi (mutagenic), dan kanker (carcinogenic).
Tiga racun utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).6 Bayangkan
berapa banyak racun yang masuk kedalam tubuh pengkonsumsi rokok hanya dalam satu
hisapan saja, dan ditambah dengan satu batang, bungkus, bahkan hitungan tahun.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi perokok usia 10
tahun ke atas laki-laki 55,7% sementara Riskesdas 2010 prevalensi perokok 15 tahun ke atas
65,9%. Proporsi perokok usia 15-24 tahun 2007, tercatat 24,6% tahun 2010 mencapai 26,6%.
Jumlah perokok remaja tidak menurun malah meningkat.7 Berdasarkan data ini dapat
disimpulkan bahwasanya jumlah perokok pada usia muda cukup signifikan. Terlebih pada
usia menjelang dewasa dimana adanya aktualisasi yang dilakukan para kalangan muda untuk
mendapatkan pengakuan bahwa dirinya telah dewasa. Banyak kalangan muda yang menyalah
artikan hal ini. Salah satu hal yang dilakukan untuk menunjukkan kedewasaan mereka adalah
dengan cara merokok. Mereka terobsesi dengan propaganda lingkungan pergaulan bahkan

4
http://www.infodokterku.com/indeks.php?option=com_content&view=article&id=143:data-dan-situasi-rokok-
cigarette-indonesia-terbaru&catid=40:data&itemit=54 Diakses tanggal 25 September 2012.
5
Beritasurabay.net/indek_sub.php?categori=10&id=7306&tags=Statistic-Kematian-Akar-Kriminalisasi-
Konsumen diakses tanggal 25 September 2012.
6
Redaksi Plus. 2007. Stop Rokok. Jakarta. Penebar Swadaya.
7
http://artikel2.com/kumpulan-bermacam2-artikel/05/jumlah-perokok-kalangan-remaja
iklan yang banyak ditanyangkan di media massa yang terkesan berlebihan dimana
mengidentikkan rokok dengan “kejantanan”.
Kondisi kalangan pada saat ini masa remaja menuju tahap dewasa adalah masa peralihan
yang relative masih bersifat labil dan mencari jati diri sesungguhnya yang mudah
terpengaruh. Maka dalam hal ini diperlukan peran dari keluarga khususnya orangtua dalam
membina putera/puterinya agar tidak terlibat dalam pengkonsumsian rokok. Pendidikan pun
memiliki peran yang besar terhadap upaya penanaman sikap akan penjauhan diri dari rokok.
Apalagi mahasiswa yang merupakan panutan dan generasi penerus untuk memberikan
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa, dan Negara sesuai dengan Tri Darma Pendidikan
yang diemban oleh setiap mahasiswa. Berdasarkan hal ini maka lingkungan universitas
wajiblah untuk menanamkan sikap jauh dari penggunaan rokok. Salah satunya adalah dengan
cara mensterilkan kampus dari rokok.
Pada realita yang ada, universitas tidak membuat peraturan yang tegas mengenai
sterilisasi kampus dari adanya rokok. Terbukti dengan banyaknya sejumlah tempat di
kawasan kampus yang menjajakan rokok. Kantin merupakan salah satu sentralisasi bagi
mahasiswa untuk menyalurkan rokok di lingkungan kampus. Mahasiswa pun dapat
mengkonsumsi rokok di seluruh areal kampus selama tidak berlangsung proses perkuliahan.
Dapat kita bayangkan bagaimana kondisi kampus yang semula seharusnya menjadi tempat
mendidik generasi penerus bangsa berubah menjadi basecampe bagi para pengguna rokok.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran rokok dikalangan mahasiswa, sudah seyogianya
menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orangtua, dosen,
dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman bahaya rokok yang
dapat mengancam kesehatan mahasiswa. Survei di kota besar di Indonesia, yakni di Jakarta,
Bekasi, Medan yang dilakukan oleh Aditama sebagai bagian dari survei WHO dan CDC
(Atlanta) dan juga diselenggarakan lebih dari 100 negara di dunia, diperoleh data bahwa di
Medanmenunjukkan sebanyak 64,8% dan 9,8% wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah
perokok. Bahkan pada kelompok remaja sebanyak 49% pelajar pria dan 8,8% wanita di
Medan sudah merokok.8 Dari data tersebut tentu sangat memprihatinkan, dimana angka
tersebut merupakan angka yang cukup besar. Dari usia remaja tersebut maka mereka akan
kecanduan sampai pada akhirnya mereka duduk di bangku perkuliahan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan upaya sterilisasi rokok di
kampus. Salah satunya adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah

8
http://dc225.4shared.com/doc/o9ByRqhf/preview.html. Diakses tanggal 24 September 2012
menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk
keyakinan akan penggunaan rokok pada anaknya. Selain itu, kampus juga harus berkontribusi
dalam upaya sterilisasi rokok di lingkungan kampus. Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi peran kampus
tentunya sangat diharapkan dalam hal tersebut, dimana kampus setidaknya bisa
meminimalisir penggunaan rokok terhadap mahasiswanya.

C. PERUMUSAN MASALAH
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa merokok itu “jantan” bagi kaum pria. Ada juga
yang beranggapan bahwa kalau sudah merokok telah dianggap dewasa. Selain itu, iklan di
media dalam berbagai bentuk mempromosikan rokok, secara berlebihan menghasilkan
banyak mahasiswa berpikir merokok itu tidak apa-apa dan keren. Di lingkungan kampus ada
juga yang dapat ditemui berupa spanduk-spanduk atau poster-poster gambar rokok dalam
bentuk iklan. Hal itulah yang menyebabkan mahasiswa secara tidak langsung terpengaruh
dengan rokok. Alhasil, penggunaan rokok dikalangan mahasiswa pun sangat banyak ditemui
di lingkungan kampus selama perkuliahan tidak berlangsung, seperti contohnya di kantin, di
taman, di toilet dan lain sebagainya.
Kurangnya tingkat pengetahuan mahasiswa dapat menyebabkan bertambahnya jumlah
penderita akibat merokok. Pengetahuan tentang merokok merupakan hasil dari tahu setelah
orang melakukan pengindraan melalui panca inderanya terhadap merokok dari kemampuan
seseorang dalam kemampuan merespon stimulus dari panca indranya. Pengetahuan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan dan pengalaman. Kebiasaan
merokok yang masih dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa tersebut berawal dari karena
adanya tekanan sosial misalnya dinyatakan bukan sebagai teman atau anggota kelompok jika
tidak merokok. Ketagihan terhadap rokok pada umumnya disebabkan oleh interpretasi
terhadap efek yang segera dirasakan ketika individu merokok.9
Selain itu tidak adanya peraturan yang tegas di kampus menyebabkan mahasiswa secara
leluasa untuk menggunakan rokok. Hal tersebut diperkuat dengan tidak adanya peraturan

9
http://dc225.4shared.com/doc/o9ByRqhf/preview.html. Diakses tanggal 24 September 2012.
universitas yang melarang pedagang untuk menjajajakan rokok. Bahkan pihak kampus atau
pihak universitas memberikan peluang kepada perusahaan rokok untuk menjadi sponsor
dalam berbagai event yang diadakan di kampus yang secara tidak langsung menghipnotis
mahasiswa untuk menggunakan rokok. Ironisnya, pihak kampus atau universitas juga
menerima perusahaan rokok untuk memberikan beasiswa secara langsung kepada mahasiswa
yang berprestasi, seperti contoh pemberian Beasiswa Djarum yang sangat diinginkan banyak
mahasiswa. Hal tersebut juga tentunya memungkinkan mahasiswa berprestasi tersebut untuk
menggunakan rokok, walaupun menurut TCSC-IAKMI prevalensi perokok dewasa
pendidikan rendah lebih besar daripada perokok dewasa pendidikan tinggi. Data tahun 2004
menunjukkan bahwa sebanyak 67% laki-laki tidak bersekolah adalah perokok aktif. Disisi
lain, perokok aktif berpendidikan tinggi sebanyak 47,8%. Sedangkan menurut hasil Susenas
2004, dikatakan bahwa laki-laki tidak ada perbedaan konsumsi rokok antar tingkat
pendidikan, sedangkan pada perempuan tidak ada pola tertentu konsumsi rokok yang
berhubungan dengan pendidikan.10
Dalam upaya sterilisasi rokok dikampus diperlukan peraturan yang secara tegas untuk
melarang mahasiswa merokok. Dalam hal ini andil pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam
membuat peraturan baru, seperti contohnya pembuatan Undang-Undang Pelarangan Merokok
di kampus. Pembuatan Peraturan daerah (Perda) baru tentang pelarangan mahasiswa merokok
secara sembarangan juga sangat perlu diciptakan mengingat banyaknya mahasiswa pengguna
rokok yang mengancam kesehatan mahasiswa.
Penerapan kawasan tanpa rokok juga sangat diperlukan di dalam lingkungan kampus,
karena penerapan kawasan tanpa rokok bertujuan melindungi hak kelompok masyarakat
bukan perokok untuk menghirup udara yang bersih dan sehat, bebas dari asap rokok. Selain
itu, peraturan kawasan tanpa rokok juga membantu perokok untuk dapat menahan/menunda
kebiasaan merokoknya dan dianggapn sebagai pembelajaran bagi perokok untuk berhenti
merokok. Penerapan kawasan tanpa rokok juga semakin menyadarkan banyak orang akan
bahaya adiktif rokok dan mengembalikan norma untuk tidak merokok di tempat umum
seperti di kampus, terutama di ruang tertutup. Selanjutnya hal yang tidak kalah penting yaitu
kampus secara tegas menolak segala bentuk bantuan terhadap proses dan segala bentuk
kegiatan pendidikan di kampus.

10
http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=143:data-dan-situasi-rokok-
cigarette-indonesia-terbaru&catid=40:data&Itemid=54
D. TUJUAN PROGRAM
1. Agar kampus mampu menggalakkan penerapan sterilisasi rokok di lingkungan
kampus.
2. Memberikan penyadaran dan pengetahuan kepada mahasiswa akan bahaya rokok
sehingga timbul kesadaran untuk tidak mengkonsumsi rokok, terutama di
lingkungan kampus, karena kampus adalah tempat proses berlangsungnya
pendidikan.
3. Memotivasi mahasiswa agar berpartisipasi untuk mendukung kampus yang steril
dari rokok.
4. Agar pemerintah membuat peraturan yang dapat berwujud Undang-Undang atau
Perda mengenai pelarangan merokok di kampus.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Pelaksanaan program diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan penyadaran
kepada mahasiswa di kota Medan. Selain itu untuk mengajak mahasiswa di kota Medan
supaya berkontribusi dalam mensterilkan rokok di lingkungan kampus. Bagi mahasiswa yang
perokok aktif, program ini diharapkan mampu memotivasi supaya menjauhkan diri dari
bahaya rokok. Selain itu diharapkan juga bahwa pihak kampus harus berupaya untuk
melaksanaknan program sterilisasi rokok dari kampus.

F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Bagi Diri Sendiri
Menambah ilmu dan pengetahuan untuk berpikir secara dewasa bahwa merokok itu
tidak baik. Program ini juga diharapkan bermanfaat bagi diri sendiri dalam upaya
pengembangan kreativitas.
2. Bagi Masyarakat
Program ini diharapkan mampu untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat
khususnya kepada mahasiswa di kota Medan tentang bahaya rokok yang dapat
mengancam kesehatan.
3. Bagi Kampus/Universitas
Kegiatan ini diharapkan memampukan kampus untuk mensterilisasikan rokok di
lingkungan kampus.
4. Bagi Pemerintah
Kegiatan ini diharapkan mampu mengajak pemerintah untuk membuat Perda tentang
pelarangan merokok di kampus.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Kegiatan ini ditujukan kepada mahasiswa yang merokok di areal kampus khususnya di
kota Medan mengingat banyaknya jumlah masyarakat khususnya mahasiswa di kota Medan
yang merokok, baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun dari Perguruan Tinggi Swasta
masih banyak yang merokok di kawasan kampus secara bebas.
Upaya “Sterilization Cigarettes on Campus” (Sterilisasi Rokok di Kampus) bagi
Mahasiswa di kota Medan dilaksanakan dengan mengundang dua puluh mahasiswa
UNIMED dari berbagai jurusan serta tiga orang perwakilan mahasiswa dari Universitas
Sumatera Utara, Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, Politeknik Negeri Medan,
Universitas Medan Area, Universitas Katolik St. Thomas, Universitas Prima Indonesia,
Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Darma Agung, Universitas HKBP
Nommensen, dan AMIK DIII MEDICOM. Seluruh kampus tersebut berdomisili di Medan
dimana peserta dari setiap kampus akan mengikuti seminar di Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
dan mendapatkan sertifikat dan diharapkan mampu sebagai mahasiswa yang menyuarakan
“Kampus Bebas Rokok” di kampusnya masing-masing.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


1. Persiapan
Persiapan program dilakukan satu bulan sebelum pelaksanaan seminar. Panitia
seminar (ketua dan anggota) mencari nara sumber yang relevan seperti Dosen UNIMED,
Dinas Kesehatan Kota Medan atau pembicara yang berkompeten dibidangnya yang bersedia
untuk menjadi nara sumber.
Dalam program ini menggunakan tim koordinasi demi lancarnya kegiatan seminar
tersebut, yaitu sebagai berikut:
Koordinator
(Sandro)

PJ Keuangan PJ Acara PJ Konsumsi PJ Humas


(Rianto) (Helena) (Hari Ekawati) (Fazli)

Gambar 1:Skema Susunan Organisasi


Koordinator bertanggung jawab dalam segala urusan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengevaluasian terhadap kegiatan dari awal
sampai akhir. Penanggung jawab keuangan bertanggung jawab terhadap pembukuan
(mengatur pengeluaran dan arus kas). Penanggung jawab acara bertanggung jawab dalam
merencanakan dan mengatur pelaksanaan program. Penanggung jawab konsumsi
bertanggung jawab dalam konsumsi pembicara dan peserta yang hadir. Penanggung jawab
humas bertanggung jawab dalam menghubungi nara sumber dan mensosialisasikan kegiatan
kepada seluruh kampus yang diundang.
2. Pelaksanaan
a. Seminar dan Diskusi Umum
Pada acara ini peserta akan diberikan pengetahuan tentang bahaya rokok oleh
Dinas Kesehatan Kota Medan, selanjutnya akan berdiskusi dengan salah seorang
dosen pembicara dari UNIMED dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara
peserta dan nara sumber.
b. Pembentukan tim kerja sama
Seluruh peserta diberi pengetahuan dan bagaimana cara mensosialisasikan bahaya
rokok dan bagaimana upaya sterilisasi rokok di kampus masing-masing.
c. Pembuatan spanduk besar, brosur, stiker, dan pin
Setiap kampus akan mendapat satu buah spanduk besar berisikan bahaya rokok.
Selanjutnya peserta seminar akan dibagi brosur,stiker, dan pin untuk disebarkan
di kampus masing-masing.
d. Nonton Bareng
Diakhir acara diadakan nonton bareng film yang di dalamnya mengandung
bahaya rokok disertai penayangan slide gambar tubuh manusia yang rusak akibat
merokok.
3. Evaluasi Kegiatan
Seluruh peserta yang hadir menuliskan apa yang ia ketahui tentang seminar yang
dilakukan dan mengisi angket tentang pelaksanaan seminar. Selain itu peserta juga akan
menyampaikan kritik dan saran yang membangun.
4. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan diakhir program. Setiap
penanggung jawab melaporkann hasil kerjanya kepada koordinator, dan koordinator dapat
menyampaikan laporannya kepada Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.
5. Mitra Program
Mitra Program dalam kegiatan ini adalah Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
UNIMED, yang nantinya panitia atas nama PD III FIS UNIMED mengundang kesepuluh
kampus yang sudah ditentukan (surat keterangan kerjasama terlampir).

I. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan dan
Proposal
Seminar dan
Diskusi Umum
Pembagiaan
Tim Kerjasama

Pembagian
Spanduk Besar,
Brosur dan Pin
Nonton Bareng
Evaluasi
Kegiatan
Pelaporan

Keterangan:
Persiapan dan proposal dilaksanakan selama satu bulan. Sedangkan seminar dan
diskusi umum, pembagian tim kerja sama, pembagian spanduk besar, brosur dan pin
dilakukan selama dua minggu. Selanjutnya acara nonton bareng hanya dilakukan dilakukan
selama satu minggu.Evaluasi kegiatan dilakukan setiap akhir minggu, dan yang terakhir
pelaporan dilakukan selama satu bulan penuh dibulan keempat.
J. BIAYA

NO Keperluan Jumlah Harga Total(Rp)


Satuan(Rp)
1 Kesekretariatan
Sertifikat 50 lembar 8.000 400.000
Proposal 10 eksemplar 15.000 150.000
Surat menyurat 100 lembar 2.000 200.000
Alat tulis kantor 2 paket 80.000 160.000
Browsing internet 10 jam 3.000 30.000
Foto copy 150 lembar 125 18.750
Sub total 958.750
2 Komunikasi
Voucher 100ribu 2 kali 100.000 200.000
Sub total 200.000
3 Transportasi
Bensin 30 liter 4.500 135.000
Kendaraan umum 200.000
Sub total 335.000
4 Konsumsi
Makanan berat 194 porsi 15.000 2.910.000
Air mineral 194 botol 3.000 582.000
Snack 194 porsi 5.000 970.000
Sub total 4.462.000
5 Promosi dan publikasi
Spanduk besar 2x6 11 buah 275.000 3.025.000
meter
Pin 500 buah 2.000 1.000.000
Brosur 500 lembar 125 62.500
Stiker 500 lembar 500 250.000
Note book 58 buah 2.000 116.000
Cetak foto 10 lembar 2.000 20.000
Bet nama 8 buah 4.000 32.000
Sub total 4.505.500
6 Acara
Fee pembicara 3 orang 250.000 750.000
Sewa sound system 1 paket 300.000 300.000
Sewa 250.000 250.000
laptop+LCD+layar
Sewa Handy Cam+ 100.000 100.000
Camera
Sub total 650.000
TOTAL 10.911.250
K. LAMPIRAN

Lampiran 1

Biodata Ketua dan Anggota

1.1 Ketua Pelaksana

Nama Melissa Arta Anastasya Tambunan

Jenis Kelamin Perempuan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

NIM 2203111022

Tempat/Tanggal Lahir Tebing Tinggi/ 25 Januari 2002

Email Tambunanmelisa00@gmail.com

Nomor Telepon 081263403816

1.2 Kegiatan Kemanusiaan yang Pernah Diikuti

Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
PKM-RSH.

Medan, 11 Februari 2023


LAMPIRAN

Lampiran 1

Biodata Ketua dan Anggota

1.3 Ketua Pelaksana

Nama Meli Miranda Tambunan

Jenis Kelamin Perempuan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

NIM 2202111001

Tempat/Tanggal Lahir Padang Sidempuan,16 September 2002

Email Melimiranda175@gmail.com

Nomor Telepon 083157334634

1.4 Kegiatan Kemanusiaan yang Pernah Diikuti

Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

Volunteering Nasional Delegasi Divisi Pendidikan Sumatera Barat, Padang


Jelajah Saribu Rumah
Gadang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
PKM-RSH.

Medan, 11 Februari 2023


DENAH DETAIL PELAKSANAAN SEMINAR
UTARA

UNIMED TEMPAT PELAKSANAAN SEMINAR

FBS

JL. OLIMPIADE

FIS
FIK
STADION

KOLAM RENANG
AUDITORIUM

Gedung
FIP
Serbaguna

FMIPA

FT REKTORAT
S.

JL. IMTAQ

FE

Jl.William Iskandar, Pasar V

Anda mungkin juga menyukai