Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN FIELD LAB

KETERAMPILAN PEMBINAAN UKS


KESEHATAN JIWA, NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
ZAT ADIKTIF), DAN GANGGUAN BELAJAR
DI PUSKESMAS COLOMADU I, KARANGANYAR

KELOMPOK A4
BENEDICTUS ADITYA S. G0016041
BINTANG ADITYA S. G0016045
JASON GAUTAMA G0016119
LUTHFI HAFIZH K. G0016137
WIRID SIRRI NURROBBI G0016229
YUDHISTIRA A. G0016235
DIANTI ALZENA PUTRI G0016063
DINABESTIKA ROIDANI G0016065
DIRDA AYU SABRINA G0016067
EVA NUR CHANIFAH ROS G0016069
FATHIA FAUZIA RAHMAH G0016075
FATIKHA LIDEA RISKA M.N. S G0016077
FELIZIA ALIKA YUSMAN G0016081

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN FIELD LAB
TOPIK KETERAMPILAN PEMBINAAN UKS
KESEHATAN JIWA, NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
ZAT ADIKTIF), DAN GANGGUAN BELAJAR

Disusun Oleh : Kelompok A4


Angkatan : 2016
Program Studi : S-1 Kedokteran
Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret
Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Colomadu 1, Kabupaten
Karanganyar
Tanggal Pelaksanaan : Lapangan 1, 14 November 2018
Lapangan 2, 21 November 2018
Lapangan 3, 5 Desember 2018

Laporan ini telah disetujui dan disahkan di Puskesmas Colomadu 1,


Kabupaten Karanganyar pada tanggal 5 Desember 2018 oleh:

Kepala Puskesmas Colomadu 1, Instruktur Lapangan

drg. E. Mardikaningtyas, M.Kes dr. Christiana Dw


Setyaningsih
NIP. 197205172000122001 NIP. 197810112007012012

Dosen Pembimbing Lapangan


Fakultas Kedokteran UNS

Siti Ma’rufah, M.Sc, Apt


NIP. 1985012620130212001

1
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan dan Tujuan Pembelajaran 3
A. Pendahuluan 3
B. Tujuan Pembelajaran 7
BAB II Kegiatan yang Dilakukan 8
A. Field Lab. Koordinasi 8
B. Field Lab. Hari Pertama 8
C. Field Lab. Hari Kedua 9
D. Field lab Hari Ketiga 9
BAB III Pembahasan 11
BAB IV Penutup 17
A. Simpulan 17
B. Saran 17
Daftar Pustaka 19
Lampiran 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu modal pembangunan nasional adalah Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dalam arti sehat secara fisik, mental, dan sosial serta produktif. Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan
yakni kesehatan dan pendidikan. Kesehatan merupakan bagian penting untuk
tercapainya keberhasilan suatu pendidikan, sebaliknya pendidikan yang diperoleh
akan mempengaruhi tingkat kesehatan.

Berdasarkan proyeksi penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Satistik


(BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2035, Indonesia akan mendapatkan Bonus
Demografi yaitu jumlah usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia anak
dan lansia. Usia produktif pada tahun 2035 yang dimaksud merupakan mereka yang
saat ini anak usia sekolah dan remaja, sehingga intervensi dalam hal kesehatan
kepada mereka saat ini merupakan investasi bagi kita di masa yang akan datang.
Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan bahwa sebagian besar dari anak usia
sekolah dan remaja berada di sekolah APM SD/MI 92%, SMP/MTs 70%, dan
SMA/SMK/MA 50% (Depkes, 2016).

Gangguan penggunaan NAPZA merupakan masalah yang menjadi keprihatinan


dunia internasional. Badan Narkotika Nasional Indonesia tahun ini mencanangkan
‘Indonesia Darurat Narkoba”, hal ini diperkuat dengan peningkatan jumlah data
pengguna narkoba dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2015 angka pengguna narkoba mencapai 4.098.029 orang atau 2.2%
dari populasi rakyat Indonesia usia 10 – 59 tahun, yang mencengangkan 22% adalah
pelajar dan mahasiswa (BNN, 2015).

Angka prevalensi merokok di kalangan pelajar atau mahasiswa relatif stabil dari
tahun 2009 sampai 2016, dengan kisaran 28% - 29%. Dapat dikatakan, ada 1 dari 3

3
atau 4 orang pelajar atau mahasiswa pernah merokok. Hal yang peru dicermati
adalah, angka prevalensi merokok pada kelompok SMP cenderung meningkat dari
19% (2009) menjadi 27% (2016). Sebaliknya, di kelompok SMA relatif stabil di
kisaran 31%, tetapi di kelompok perguruan tinggi terjadi penurunan dari 39% pada
tahun 2009 menjadi 28% pada 2016 (BNN, 2017).

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja cenderung semakin meningkat.


Meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba diduga dipengaruhi oleh masih
rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap permasalahan
tersebut. Guru UKS memegang peran penting dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan narkoba di sekolah, terutama dalam memberikan
informais yang benar terhadap masalah narkoba. Ada metode pengabdian yang
digunakan sebagai active and participatory learning melalui ceramah, diskusi, serta
presentasi. Materi pelatihan meliputi fisiologi kesehatan remaja, kesehatan mental
remaja, dan strategi guru UKS dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Hasil
yang diperoleh dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu terdapat
peningkatan pengetahuan guru UKS tentang narkoba serta guru UKS mampu
menyusun srategi pencegahan masalah narkoba di lingkungan sekolah.

Meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba diduga dipengaruhi oleh masih


rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap permasalahan
tersebut. Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan masalah serius yang
berpotensi menjadi ancaman bagi generasi muda. Remaja menjadi target utama
para pengedar narkoba mengingat perkembangan emosional yang masih labil.
Remaja yang berada dalam tahap pencarian identitas sering mudah dipengaruhi
untuk mencoba atau menggunakan narkoba supaya diterima secara social di
lingkungannya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru di sekolah, termasuk guru UKS
memegang peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba di sekolah, terutama dalam mmberikan informasi yang
benar terhadap masalah narkoba. Sekolah adalah salah satu media yang strategis
untuk membantu membangun kesadaran terhadap masalah narkoba dan di kalangan
remaja, yatu melalui pendidikan kepada para siswanya. Berdasarkan situasi tersebut

4
di atas, maka perlu dilakukan suatu pelatihan pencegahan masalah penyalahgunaan
narkoba bagi guru UKS tingkat SMP dan SMA.

Intervensi kesehatan perlu dilakukan melalui Usaha Kesehatan


Sekolah/Madrasah (UKS/M) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif
didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat
penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi-tingginya pada
anak sekolah.

Pelaksanaan UKS/M di tingkat pendidikan dasar (TK dan SD) berbeda dengan
tingkat menengah (SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS/M pada tingkat pendidikan
menengah lebih difokuskan pada upaya promotif dan preventif perilaku berisiko
seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
Lainnya), kehamilan tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular
seksual, kesehatan reproduksi remaja, kecelakaan, dan trauma lainnya. Perilaku ini
rentan dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang
selalu ingin tahu, suka tantangan, dan ingin coba – coba hal baru. Untuk mengatasi
hal tersebut, Kementrian Kesehatan RI telah memberikan perhatian khusus
terhadap masalah kesehatan remaja melalui pengembangan konsep Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
dilakukan secara proaktif untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan serta
kemandirian remaja dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.

Usaha Kesehatan Sekolah dapat dioptimalkan fungsinya menjadi pelayanan


konseling anak SMP dan SMA yang menjadi korban NAPZA dini. Artinya, siswa
yang menjadi korban NAPZA yang belum “kecanduan” dapat melakukan konseling
di UKS dengan guru olahraga maupun guru bimbingan konseling tanpa khawatir
rahasia atau privasinya diketahui umum. Pentingnya UKS untuk dapat bekerjasama
dengan pihak Puskesmas.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilakukan atas kerjasama berbagai sektor


yang terlibat. Kerjasama ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas sekolah,
peserta didik, pemerintah setempat, orang tua murid, dan kalangan lain dalam
masyarakat. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) telah dikukuhkan pelaksanaannya

5
secara terpadu lintas sektor dan lintas program dalam surat keputusan bersama
(SKB) Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor :
6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun
2014 tentang Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Madrasah.

Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS/M merupakan bagian dari


keberhasilan UKS/M itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran dalam
memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam pelaksanaan
program UKS. Mahasiswa kedokteran merupakan calon petugas kesehatan yang
nantinya juga memiliki peran dalam pelaksanaan UKS sudah sepatutnya memiliki
pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan program UKS itu sendiri. Hal
ini, akan dilakukan melalui kegiatan laboratorium lapangan (Field Lab) Pembinaan
UKS: NAPZA pada tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA).

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan


Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif Lainnnya, dan Gangguan Belajar). Adapun learning outcome
pembelajaran ini adalah diharapkan mahasiswa :

1. Mampu mengetahui dan memahami UKS serta pelaksanaannya di SMP dan


SMA di wilayah kerja Puskesmas

2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan pembinaan


dan pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing – maing SMP dan
SMA di wilayah kerja Puskesmas

3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur pembinaan UKS


khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan
Gangguan Belajar

6
4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang Pembinaan UKS:
Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
Lainnnya, dan Gangguan Belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS
masing – masing SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas

5. Mampu memberikan edukasi tentang merokok kepada pengelola atau


sasaran UKS masing – masing SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas

6. Mampu menyajikan hasil kegiatan field lab dalam bentuk laporan ilmiah

7
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan field lab kelompok A4 dengan tema “Keterampilan Pembinaan


UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif),
dan Gangguan Belajar” dilakukan di Puskesmas Colomadu 1, Kabupaten
Karanganyar. Pertemuan dilaksanakan sebanyak empat kali termasuk koordinasi,
dengan rincian tiga lapangan pertama sebagai berikut:
A. Field Lab Koordinasi
Hari, tanggal : Rabu, 7 November 2018
Tempat : Puskesmas Colomadu 1, Karanganyar
Kegiatan : Survei dan Koordinasi
Kegiatan pra lapangan dilakukan pada hari Rabu, 7 November 2018 oleh
perwakilan kelompok yaitu Bintang Aditya, Dirda Ayu, dan Yudhistira
Andra di Puskesmas Colomadu 1. Kami bertemu dengan drg. E.
Mardikaningtyas selaku kepala puskesmas untuk menyerahkan surat
pengantar kegiatan Field Lab dan melakukan koordinasi untuk kegiatan
pada pertemuan selanjutnya.

B. Field Lab Lapangan Pertama


Hari, tanggal : Rabu, 14 November 2018
Tempat : Puskesmas Colomadu 1, Karanganyar
Kegiatan : Terbimbing dan diskusi
Pada hari rabu tanggal 14 November 2018, sesuai kesepakatan sebelumnya
saat koordinasi dengan Kapuskes Puskesmas Colomadu , kami datang pukul
7.30 WIB lalu mengikuti apel pagi di lapangan puskesmas pukul 08:00
WIB. Kemudian kami menuju ke aula untuk mendapatkan bimbingan
materi oleh drg. E. Mardikaningtyas selaku kepala puskesmas dan membuat
kesepakatan untuk lapangan kedua. Adapun kesepakatan yang didapat
adalah kami akan melakukan penyuluhan pada SMPN 1 Colomadu dan
SMPN 3 Colomadu.

8
C. Field Lab Lapangan Kedua
Hari, tanggal : Rabu, 21 November 2018
Tempat : Puskesmas Colomadu 1, Karanganyar
Kegiatan : Penyuluhan
Pertemuan Field Lab Lapangan Kedua kami laksanakan pada hari Rabu, 21
November 2018 dimana pertama-tama kami berkumpul terlebih dahulu di
Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar pada pukul 07.30 WIB. Selanjutnya
kami yang telah dibagi menjadi 2 kelompok pada hari sebelumnya
berangkat pukul 08.00 WIB menuju SMPN 1 Colomadu dan SMPN 3
Colomadu didampingi oleh Ibu Kepala Puskesmas dan Ibu Koordinator
Lapangan. Selanjutnya kami bertemu Kepala Sekolah terlebih dahulu untuk
melakukan koordinasi terkait apa yang akan kami lakukan hari ini dan
sekaligus untuk meminta izin sebelum kami melakukan penyuluhan
NAPZA. Setelah diberikan izin kami menuju ke kelas yang dipakai untuk
penyuluhan. Setelah berkenalan, kami memberikan pretest kepada siswa-
siswi untuk menilai seberapa jauh pengetahuan mereka tentang NAPZA,
merokok, dan gangguan belajar sebelum dimulainya penyuluhan.
Selanjutnya kami menjelaskan materi penyuluhan. Siswa-siswi terlihat
sangat kooperatif. Mereka antusias mendengarkan serta turut aktif dalam
penyampaian materi. Setelah materi selesai, kami memberi posttest untuk
memastikan materi yang kami beri sudah dapat tersampaikan. Kegiatan
selesai pukul 10.00 WIB. Setelah itu kami kembali ke puskesmas untuk
berpamitan.
D. Field Lab Lapangan Ketiga
Hari, tanggal : Rabu, 5 Desember 2018
Tempat : Puskesmas Colomadu 1, Karanganyar
Kegiatan : Presentasi dan Evaluasi
Pertemuan Field Lab Lapangan Ketiga dilakukan pada hari Rabu, 5
Desember 2018 di Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar. Kami berkumpul
pada pukul 11.00 WIB. Pada pertemuan kali ini kami melakukan presentasi
tentang hasil yang dari kegiatan Field Lab yang telah kami lakukan
sebelumnya. Selain melakukan presentasi, kami juga melakukan revisi

9
bilamana laporan Field Lab kami terdapat kekurangan. Setelah selesai
melakukan presentasi, kami menerima feedback dari pihak puskesmas
dimana pada hari ini yang menemani selama kegiatan lapangan 3 adalah dr.
Christiana karena drg. E. Mardikaningtyas sedang ada rapat yang tidak bisa
ditinggalkan. Setelah selesai kegiatan, kami berpamitan pulang menuju
tempat tinggal masing-masing.

10
BAB III
PEMBAHASAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Di sekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang sangat berbahaya
bagi tubuh dan menjadi masalah bagi manusia di berbagai belahan bumi. Salah
satunya dikenal dengan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai Narkoba (Narkotika dan Obat
Berbahaya). Seiring dengan perkembangan zaman, narkoba hanya dipakai secara
terbatas oleh beberapa komunitas di berbagai negara. Obat-obatan ini digunakan
untuk tujuan pengobatan dan diresepkan para dokter meskipun sudah diketahui efek
sampingnya. Kemudian kasus ketergantungan meningkat sesudah ditemukannya
morphine (1804) yang diresepkan sebagai anestetik, digunakan luas pada waktu
perang di abad ke-19 hingga sekarang dan penyalahgunaan narkoba di berbagai
negara menjadi sulit untuk dikendalikan hingga saat ini. Yang menjadi penyebab
sebenarnya adalah kurangnya akses untuk mengetahui informasi yang tepat
mengenai penyalahgunaan NAPZA.

Salah satu cara yang sangat sederhana, namun dapat memberikan dampak
positif untuk perbaikan kasus NAPZA adalah dengan gerakan aktif memberikan
pengetahuan sejak dini tentang NAPZA. Pada kegiatan Field Lab kali ini,
mahasiswa melakukan penyuluhan terkait informasi NAPZA, kesehatan jiwa, dan
gangguan belajar pada siswa-siswi SMPN 1 Colomadu dan SMPN 3 Colomadu.
Kegiatan ini bertujuan terutama untuk memberikan pengetahuan tentang NAPZA,
Kesehatan jiwa, dan gangguan belajar.

Pada pelaksanaan penyuluhan, audiens tampak memberikan respon yang


baik selama pemaparan materi penyuluhan. Hal ini terlihat dari audiens yang
tampak serius mendengarkan dan mengikuti materi penyuluhan yang disampaikan.
Dalam penyuluhan ini, kami juga memberikan pretest dan postest untuk melihat
pengetahuan awal serta evaluasi pemahaman pada siswa dan siswi SMPN 1
Colomadu dan SMPN 3 Colomadu.

11
Soal pretest dan postest yang digunakan berjumlah lima. Formatnya adalah
lima pernyataan seputar NAPZA dan tiap soal merupakan perwakilan dari tiap
materi yang diberikan pada saat penyampaian materi. Untuk setiap soal, setiap
siswa diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
Pemberian pretest dan posttest ini untuk menarik perhatian siswa, pilihan yang
diberikan adalah benar atau salah. Jawaban salah untuk setiap pernyataan salah, dan
jawaban benar untuk setiap pernyataan benar. Dengan rincian soal serta jawaban
sebagai berikut:
1. NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif Lainnya
(Benar)
2. Narkotika dapat menyebabkan ketagihan dan tidak bisa lepas (Benar)
3. Psikotropika dapat digunakan secara bebas (Salah)
4. Pengguna NAPZA dapat berkegiatan normal dan produktif (Salah)
5. Jika temanmu adalah seorang pengguna NAPZA, kamu boleh mengabaikannya
(Salah)

Setelah dilakukan pretest dan postest didapatkan hasil sebagai berikut: (hasil
lengkap terlampir)

1. Kelas 7A

Tabel 1.0 Hasil Pretest dan Posttest Kelas 7A SMP Negeri 1 Colomadu

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata siswa kelas VII-A


sebelum dan sesudah penyuluhan mengalami peningkatan, yakni dari 85,16
(pretest) menjadi 94,83 (posttest). Selain itu, diperoleh juga data nilai tertinggi
untuk pretest adalah 100 dan posttest adalah 100, sedangkan nilai terendah untuk
pretest adalah 40 dan posttest adalah 60.

Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata sebelum dengan sesudah


penyuluhan, maka dapat dikatakan jika penyuluhan terhadap siswa kelas VII-A

12
membuahkan hasil walaupun peningkatannya tidak begitu banyak. Tetapi ada
beberapa kendala ketika pretest dan posttest yaitu ada banyak yang menyontek
dikarenakan kondisi kelas yang kurang kondusif.

2. Kelas 7B

Tabel 1.2 Hasil Pretest dan Posttest Kelas 7B SMP Negeri 1 Colomadu

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata siswa kelas VII-B


sebelum dan sesudah penyuluhan mengalami peningkatan, yakni dari 88,66
(pretest) menjadi 91,33 (posttest). Selain itu, diperoleh juga data nilai tertinggi
untuk pretest adalah 100 dan posttest adalah 100, sedangkan nilai terendah untuk
pretest adalah 40 dan posttest adalah 20.

Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata sebelum dengan sesudah


penyuluhan, maka dapat dikatakan jika penyuluhan terhadap siswa kelas VII-B
membuahkan hasil walaupun tidak signifikan jika dilihat dari peningkatan rata –
rata nilai posttest terhadap pretest. Sama halnya dengan yang terjadi dengan siswa
kelas 7A, beberapa siswa terindikasi mencontek atau mengerjakan secara bersama-
sama. Kemudian, beberapa siswa juga mengerjakan dengan asal-asalan atau hanya
menyalin kembali jawaban pretest tanpa memperhatikan kembali pertanyaan saat
posttest. Beberapa factor tersebut dapat menjadi penyebab adanya perubahan nilai
terendah posttest yang bila dibandingkan dengan nilai terendah pretest
menunjukkan penurunan.

13
3. Kelas 9A

Tabel 1.3 Hasil Pretest dan Posttest Kelas 9A SMP Negeri 3 Colomadu

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata siswa kelas IX-A sebelum
dan sesudah penyuluhan mengalami peningkatan, yakni dari 80 (pretest) menjadi
96,77 (posttest). Perubahan ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan dua
kelas sebelumnya. Selain itu, diperoleh juga data nilai tertinggi untuk pretest adalah
100 dan posttest adalah 40, sedangkan nilai terendah untuk pretest adalah 40 dan
posttest adalah 60.

Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata sebelum dengan sesudah


penyuluhan, maka dapat dikatakan jika penyuluhan terhadap siswa kelas IX-A
cukup berhasil, karena memberikan perubahan positif pada rata-rata nilai posttest
siswa. Hal ini karena keadaan kelas lebih kondusif dan siswa lebih tertib dalam
mendengarkan penyuluhan serta pengerjaan pretest dan posttest.

Presentase Hasil Penyuluhan NAPZA


120
100
80
60
40
20
0
7A 7B 9A
Pretest 85,16129 88,66667 80
Posttest 94,83871 91,3333 96,77419

Pretest Posttest

Grafik 1.0 Presentase Hasil Penyuluhan Tiap Kelas

14
Berdasarkan data peningkatan nilai rata-rata sebelum dengan sesudah
penyuluhan, maka dapat dikatakan jika penyuluhan terhadap siswa-siswi kelas 7A
dan 7B SMPN 1 Colomadu dan kelas 9A SMPN 3 Colomadu membuahkan hasil
yang positif. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa memperhatikan dengan
baik penyuluhan yang diberikan. Meskipun, pada praktiknya beberapa kali terjadi
suasana yang kurang kondusif saat penyuluhan.

PRESENTASE TOTAL PENINGKATAN NILAI


SISWA SMPN 1 DAN SMPN 3 COLOMADU
6%

42%

52%

Turun Tetap Naik

Diagram 1.0 Presentase Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest

Namun, perlu menjadi perhatian bersama, bahwa jumlah siswa yang tidak
mengalami peningkatan nilai dari pretests dan posttest masih dominan, yakni
sebanyak 52%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sudah seringnya siswa
mendapatkan pengetahuan atau penyuluhan tentang NAPZA.
Secara umum, pelaksanaan penyuluhan NAPZA di SMPN 1 Colomadu dan
SMPN 3 Colomadu berjalan dengan lancar. Adapun kendala yang kami hadapi
dalam kegiatan Field Lab kali ini adalah suasana yang kurang kondusif saat di
kelas. Namun dari kendala yang kami hadapi tersebut, dapat kami atasi dengan
menggunakan game, pendekatan personal kepada siswa-siswi, serta komunikasi
yang interaktif.
Hal tersebut juga bukan merupakan masalah yang berarti ketika dilihat dari
hasil pretest dan posttest yang mengalami peningkatan cukup baik.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, kami berharap peserta penyuluhan
memiliki pengetahuan seputar NAPZA dan gangguan belajar. Selanjutnya,

15
diperlukan kesadaran dan kemauan agar para siswa-siswi sadar untuk melakukan
tindakan preventif dan promotif berkaitan dengan NAPZA dan gangguan belajar.
Akan lebih baik lagi, jika peserta penyuluhan yang telah dibekali pengetahuan
seputar materi – materi ini, kemudian membagikan wawasan yang telah mereka
peroleh kepada orang lain. Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang
mengerti persoalan NAPZA dan gangguan belajar.

16
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Penyuluhan mengenai Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa,
NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan Gangguan
Belajar diberikan kepada siswa-siswi SMP 1 Colomadu dan SMPN 3
Colomadu. 

2. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan baik dengan situasi yang
kondusif. Terlihat antusiasme yang cukup diberikan oleh siswa-siswi,
terutama pada bagian pemaparan tentang tanda-tanda orang yang
mengonsumsi NAPZA yang bisa dilihat di kehidupan sehari-hari dan
juga bagaimana cara menanganinya, serta macam-macam bentuk
NAPZA yang beredar di masyarakat (permen, lollipop, dll.)
3. Untuk menilai sejauh mana pengetahuan para siswa-siswi kami
melakukan kegiatan pretest dan posttest. Untuk kelas VII-A SMPN 1
Colomadu rata- rata nilai pretest adalah sebesar 85,16 dan posttest
adalah 94,83. Lalu untuk kelas VII-B SMPN 1 Colomadu nilai rata-rata
pretest adalah 88,66 sedangkan posttest-nya 91,33. Sedangkan untuk
kelas IX-A SMPN 3 Colomadu rata-rata pretest-nya adalah 80
sedangkan rata-rata posttest-nya adalah 96,77. Dari hasil ketiganya
didapatkan peningkatan nilai rata-rata siswa-siswi SMPN 1 Colomadu
dan SMPN 3 Colomadu sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa
siswa-siswi cukup paham akan materi yang kami sampaikan.

B. SARAN
1. Saran untuk Mahasiswa
a. Sebaiknya mahasiswa lebih menguasai materi mengenai
Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif), dan Gangguan Belajar agar dapat
memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang diajukan oleh
siswa sebagai peserta penyuluhan.
b. Sebaiknya mahasiswa lebih interaktif dan jelas dalam memberikan
penyuluhan mengenai Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan

17
Jiwa, NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan
Gangguan Belajar agar mendapatkan tingkat keberhasilan yang lebih
tinggi.
c. Sebaiknya mahasiswa juga mengadakan penyuluhan dengan cara
diskusi dalam kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bisa
lebih paham dan lebih leluasa untuk bertanya
2. Saran untuk Puskesmas

Puskesmas sudah melaksanakan penyuluhan 
mengenai
Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif), dan Gangguan Belajar terhadap siswa
SMP dan SMA secara rutin. Akan lebih baik apabila usaha ini diimbangi
dengan kerja sama lintas sektoral antara puskesmas, sekolah, dan
kepolisian yang berkelanjutan sehingga dapat meminimalisasi
penyalahgunaan NAPZA dan terjadinya gangguan belajar. 

3. Saran untuk Sekolah
a. Sebaiknya pihak sekolah, terutama UKS, membentuk kader-kader dari
para siswa untuk mengkampanyekan dan menyebarluaskan bahaya-
bahaya NAPZA.
b. Sebaiknya pihak sekolah mengadakan program konsultasi teman
sebaya, di mana kader-kader yang telah disebutkan pada poin
sebelumnya juga berfungsi sebagai teman yang bisa diajak bercerita
oleh siswa yang menggunakan NAPZA sehingga siswa tersebut bisa
terehabilitasi maksimal dengan prinsip pendekatan personal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional Indonesia. 2015. Indonesia Darurat Narkoba. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Revitalisasi UKS Tingkatkan


Derajat Kesehatan Anak Bangsa. Jakarta


Peraturan Bersama Menteri-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri


Kesehatan RI, Menteri Agama RI, dan Menteri Dalam Negeri RI. 2014. Pembinaan
dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Jakarta.


Tim Field Lab FK UNS. 2018. Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa,
Napza, dan Gangguan Belajar. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret.

19
LAMPIRAN 1

REKAP NILAI PRETEST DAN POSTTEST

HASIL PENYULUHAN UKS NAPZA DAN KESWA


SMP Negeri 1 Colomadu
2018
Nilai
No Nama Kelas Pretest Posttest Rata-rata Keterangan
1 Asnan Ahmad Fauzi 7A 100 100 100 Tetap
2 Kathryn P. 7A 80 100 90 Naik
3 Naisya A. 7A 40 80 60 Naik
4 Maia Kartika Putri 7A 80 100 90 Naik
5 Firti Nur S. 7A 40 80 60 Naik
6 Erfina Meilany 7A 100 100 100 Tetap
7 Cahya Rena T. A. 7A 80 100 90 Naik
8 Muhdiyatunnida 7A 80 100 90 Naik
9 Nabilla Prameswari 7A 40 60 50 Naik
10 Anisa Rahmawati Laili 7A 80 60 70 Turun
11 Linda Ayu K. A. 7A 40 100 70 Naik
12 Rivaldy E. N. 7A 80 80 80 Tetap
13 Jonathan Peter T. C. 7A 80 80 80 Tetap
14 Khairul Ramadhan 7A 100 100 100 Tetap
15 Muhammad Haris S. 7A 100 100 100 Tetap
16 Widia Ari 7A 100 100 100 Tetap
17 Wahyu Widi H 7A 100 100 100 Tetap
18 Devanda Yulia A. 7A 100 100 100 Tetap
19 Iqbal 7A 100 100 100 Tetap
20 Ilham Nur H. 7A 80 100 90 Naik
21 Muhammad Habib A. 7A 100 100 100 Tetap
22 Heiman Faridz P. 7A 100 100 100 Tetap
23 Richky 7A 100 100 100 Tetap
24 Arwiantyo Esa Nalachakti 7A 100 100 100 Tetap
25 Yonatan G. D. 7A 100 100 100 Tetap
26 Muhammad Hafid 7A 60 100 80 Naik
27 Mahesa Andri K. 7A 100 100 100 Tetap
28 Antony H. 7A 100 100 100 Tetap
29 Daffa 7A 100 100 100 Tetap
30 Toha Nugroho Saputro 7A 100 100 100 Tetap
31 M. Bintar 7A 80 100 90 Naik
Rata-rata Nilai 85.16129 94.83871 90 Meningkat

Tabel 1.1 Hasil Penyuluhan Kelas 7A SMP Negeri 1 Colomadu

20
HASIL PENYULUHAN UKS NAPZA DAN KESWA
SMP Negeri 1 Colomadu
2018
Nilai
No Nama Kelas Pretest Posttest Rata-rata Keterangan
1 Dhea Annisaa F. 7B 60 100 80 Naik
2 Ristu D.K. 7B 80 100 90 Naik
3 Rary Eka P.R. 7B 100 100 100 Tetap
4 Muh. Azis Afrizal 7B 80 100 90 Naik
5 Zizgia Anastaviano 7B 80 100 90 Naik
6 Vincent B.S.S 7B 40 20 30 Turun
7 M. Hilmi Firdani 7B 80 100 90 Naik
8 Johan Adi Saputra 7B 100 100 100 Tetap
9 Andhika Gilang Eka Putra 7B 100 100 100 Tetap
10 Chandra Kirana 7B 100 100 100 Tetap
11 M. Akbar F. 7B 100 100 100 Tetap
12 Ramadhan Tio R.M. 7B 80 60 70 Turun
13 Dimas Putra Pratama 7B 100 100 100 Tetap
14 Aisyah Dwi Insyaffi N 7B 80 80 80 Tetap
15 Marta Anita Sari 7B 100 80 90 Turun
16 Laurensia Laura A.C.A. 7B 60 80 70 Naik
17 Anggita A.P 7B 80 80 80 Tetap
18 Natisha Revi Mh. 7B 100 100 100 Tetap
19 Yusuf A.R. 7B 100 100 100 Tetap
20 Noparino Fabian 7B 100 60 80 Turun
21 Alfian A.W. 7B 80 80 80 Tetap
22 Yosua Ferdy P.P. 7B 100 100 100 Tetap
23 Anisa N.V. 7B 100 100 100 Tetap
24 Airin P. 7B 100 100 100 Tetap
25 Auraria 7B 100 100 100 Tetap
26 Amanda F.C 7B 100 100 100 Tetap
27 Arroffi M.N. 7B 100 100 100 Tetap
28 Melinda N.A. 7B 60 100 80 Naik
29 Diki Romandani 7B 100 100 100 Tetap
30 I Made Sri W.S. 7B 100 100 100 Tetap
Rata-rata Nilai 88.66667 91.33333 90 Meningkat

Tabel 1.2 Hasil Penyuluhan Kelas 7B SMP Negeri 1 Colomadu

21
HASIL PENYULUHAN UKS NAPZA DAN KESWA
SMP Negeri 3 Colomadu
2018
Nilai
No Nama Kelas Pretest Posttest Rata-rata Keterangan
1 Adik Putri Setia Rini 9A 60 80 70 Naik
2 Ainaya Putri Rumaira 9A 100 100 100 Tetap
3 Akbar Budi Fauzan 9A 80 80 80 Tetap
4 Ananda Kirana Putri N L 9A 100 100 100 Tetap
5 Annisa Putri Kurniawati 9A 100 100 100 Tetap
6 Arda Prasetyo 9A 80 100 90 Naik
7 Audila Maharani 9A 60 100 80 Naik
8 Bagas Arief Arditya 9A 60 80 70 Naik
9 Callista Zahra Aulia M 9A 80 100 90 Naik
10 Damar Bima Satriaji 9A 80 100 90 Naik
11 Deny Chandra 9A 100 100 100 Tetap
12 Detris Alfin Danuarta 9A 80 100 90 Naik
13 Dewanti Oktavia Sandra D. 9A 60 100 80 Naik
14 Dyah Oktavia Maharani 9A 100 100 100 Tetap
15 Eki Qusyaeri Jati Sukma 9A 80 100 90 Naik
16 Fajar Bagus Saputra 9A 80 100 90 Naik
17 Febriani Geta Parawansa 9A 60 100 80 Naik
18 Fikri Aditya Purnama 9A 100 100 100 Tetap
19 Jiyan Nur Agustin 9A 100 100 100 Tetap
20 Kamellia Elsa Amanda 9A 80 100 90 Naik
21 Khalid Jawara Abdul Wahid 9A 80 100 90 Naik
22 Mada Kusumawati 9A 80 100 90 Naik
23 Muhamad Raudhul Z. 9A 80 100 90 Naik
24 Mustika Difa Swara 9A 60 100 80 Naik
25 Nanda Galuh Rahmawati 9A 60 80 70 Naik
26 Raissa Hima Ramadhani 9A 80 100 90 Naik
27 Rendi Hasim Prabowo 9A 80 80 80 Tetap
28 Rizal Nanda Saputra 9A 80 100 90 Naik
29 Rosyid Cahyo Dwi Kuncoro 9A 60 100 80 Naik
30 Sadam Surandi Karta Wijaya 9A 100 100 100 Tetap
31 Yiona A.E.P. 9A 80 100 90 Naik
Rata-rata nilai 80 96.77419 88.3871 Meningkat

Tabel 1.3 Hasil Penyuluhan Kelas 9A SMP Negeri 3 Colomadu

22
LAMPIRAN 2

DOKUMENTASI KEGIATAN

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai