Anda di halaman 1dari 26

Kelompok A4 - Field Lab

PELAKSANAAN
MANAJEMEN
TERPADU BALITA
SAKIT (MTBS)
PUSKESMAS JUMANTONO, KABUPATEN KARANGANYAR
G0016041 BENEDICTUS ADITYA S.
G0016045 BINTANG ADITYA S.
G0016119 JASON GAUTAMA

Kelompok A4
G0016137 LUTHFI HAFIZH K.
G0016229 WIRID SIRRI NURROBBI
G0016235 YUDHISTIRA A.
G0016063 DIANTI ALZENA PUTRI
G0016065 DINABESTIKA ROIDANI
G0016067 DIRDA AYU SABRINA
G0016069 EVA NUR CHANIFAH R.I.
G0016075 FATHIA FAUZIA RAHMAH
G0016077 FATIKHA LIDEA RISKA MN. S.
G0016081 FELIZIA ALIKA YUSMAN
PENDAHULUAN
Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2017

15/1000 kelahiran hidup


AKN
1 dari 67 anak meninggal

AKB 24/1000 kelahiran hidup

AKBA 32/1000 kelahiran hidup


Penyebab Kematian
Diare
Malfor Pneumo
masi nia
Sepsis Pneumo Kongeni
nia tal

20,5% 15,4% 18,1% 24% 42%

Neonatal Bayi & Balita


Riskesdas 2007
Manajemen melalui pendekatan
terintegrasi atau terpadu dalam
tatalaksana balita sakit yang datang di
pelayanan kesehatan baik mengenai
beberapa klasifikasi penyakit, status gizi,
status imunitas, maupun penanganan
balita sakit tersebut dan konseling yang
diberikan.

WHO
MTBS UNICEF
Suatu strategi untuk meminimalisir tingkat
mortalitas dan morbiditas dari balita
melalui suatu pendekatan yang meliputi
preventif, promotif, dan kuratif.
Manajemen Terpadu Balita Sehat

Memperbaiki kualitas
pelayanan dengan biaya
lebih murah

Meningkatkan
Memperbaiki kinerja pemanfaatan pelayanan
petugas kesehatan kesehatan

Memperbaiki status gizi


Menurunkan angka kematian
balita
Tujuan Pembelajaran

Mampu melakukan penilaian Mampu melakukan dan


balita sakit dengan 01 04 menyarankan tindakan
menggunakan pedoman MTBS berdasarkan klasifikasi balita
sakit pada pedoman MTBS

Mampu menentukan klasifikasi Mampu melakukan


masalah balita sakit dengan 02 05 pendampingan konseling balita
menggunakan pedoman MTBS sakit berdasarkan pedoman
MTBS berupa perawatan di
rumah

Mampu menilai status gizi balita Mampu melakukan


(klinis dan antropometris) 03 06 pendampingan konseling
menurut aturan WHO (2005) dan berupa kapan kembali untuk
memeriksa adanya penyakit tindak lanjut.
penyerta
Kegiatan Yang Dilakukan

Koordinasi Lapangan 1 Lapangan 2 Lapangan 3


Rabu, 20 Maret Rabu, 27 Maret Selasa, 09 April Rabu, 24 April
2019 2019 2019 2019
Koordinasi

Hari, Tanggal
Rabu, 20 Maret 2019

Tempat
Puskesmas Jumantono, Karanganyar

Kegiatan
Survei dan Koordinasi
Lapangan
Pertama
Hari, Tanggal
Rabu, 27 Maret 2019

Tempat
Puskesmas Jumantono, Karanganyar

Kegiatan
Diskusi dan Terbimbing
Lapangan
Kedua
Hari, Tanggal
Rabu, 9 April 2019

Tempat
Puskesmas Jumantono, Karanganyar

Kegiatan
Pemantauan Program MTBS
Lapangan Ketiga
Hari, Tanggal
Rabu, 24 April 2019

Tempat
Puskesmas Jumantono, Karanganyar

Kegiatan
Presentasi dan Evaluasi
01 Puskesmas Jumantono

02 Puskesmas Pembantu Sedayu

PEMBAHASAN 03 Puskesmas Pembantu Tunggulrejo

04 Puskesmas Pembantu Sringin


01 Puskesmas Jumantono
Terdapat 9 kasus balita sakit di Puskesmas Jumantono. Setelah dilakukan pemeriksaan sesuai alur MTBS
terdapat 7 balita sakit yang masuk dalam kategori MTBS dengan hasil: 7 balita demam, 2 balita dengan
batuk pneumonia, 3 balita dengan batuk bukan pneumonia, dan 6 balita dengan pilek. 2 Balita yang
bukan kategori MTBS memiliki keluhan muntah-muntah dan gatal sehingga tidak termasuk kategori
MTBS. Untuk hasil pemeriksaan status gizi semua balita termasuk gizi normal dan semua sudah di
imunisasi lengkap dan diberikan vitamin A.
02 Puskesmas Pembantu Sedayu

Ditemukan 2 kasus balita sakit di Puskesmas Pembantu Sedayu. Setelah dilakukan pemeriksaan pada
balita sesuai dengan alur MTBS. Hasilnya 2 balita termasuk kategori MTBS dengan rincian: 1 balita
mengalami demam disertai pilek dan 1 balita demam tanpa disertai gejala lain. Status gizi kedua balita
normal dan telah mendapat immunisasi lengkap serta mengkonsumsi rutin vitamin A.
03 Puskesmas Pembantu Tunggulrejo

Pada Puskesmas Taunggulrejo didapatkan 1 balita sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
alur MTBS. Balita tersebut tidak termasuk kategori MTBS karena keluhan balita berupa mata merah
tanpa disertai gejala lain. Dari hasil penilaian status gizi termasuk kategori normal dan status imunisasi
balita lengkap.
04 Puskesmas Pembantu Sringin

Di Puskesmas Pembantu Sringin tidak ditemukan kasus balita sakit sehingga tidak dilakukan MTBS.
Namun, anggota kelompok kami yang di Puskesmas Pembantu Sringin sudah mendapatkan
pengalaman melaksanakan MTBS dengan bergabung dengan anggota kelompok lain di Puskesmas
Jumantono.
KENDALA PENYELESAIAN

Tidak meratanya Bergabung dengan


persebaran penemuan kasus kelompok lain

Kurangnya edukasi Memberikan edukasi


mengenai pencegahan penyakit kepada orangtua balita

Balita rewel Meminta bantuan


dan kurang kooperatif ibu atau perawat
4 PENUTUP
SIMPULAN
MTBS adalah suatu MTBS sangat Kegiatan MTBS
pendekatan sesuai untuk di Puskesmas
terpadu dalam tata diterapkan di Jumantono
laksana balita yang
negara sudah dijalankan
datang ke fasilitas
rawat jalan berkembang dengan baik dan
pelayanan karena MTBS lancar.
kesehatan dasar merupakan jenis
yang meliputi intervensi yang
upaya kuratif, paling cost
promotif, preventif, effective.
dan rehabilitatif.
SARAN

Peningkatan sosialisasi tentang pelaksanaan MTBS di


Puskesmas pembantu diperlukan agar masyarakat
tidak ragu untuk memeriksakan anak balitanya sedini
mungkin ke poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di
Puskesmas.

Peningkatan sarana dan prasarana di puskesmas


pembantu untuk meningkatkan minat masyarakat
untuk memeriksakan anaknya di puskesmas pembantu.
Daftar Pustaka
• Chaturvedi dan Kanupriya Chaturvedi. 2003. Adaptation of the Integrated Management of Newborn and Childhood Illness (IMNCI) Strategy for
India.
• Depkes R1. 2014. Pedoman Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
• Depkes RI. 2015. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
• Depkes RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
• Lesley Bamford. 2008. IMCI: new developments and trends. National Department of Health.
• Soenarto, Yati. MTBS: Strategi Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak. Disampaikan pada Simposium Pediatri TEMILNAS
2009 Surakarta 01 Agustus 2009.
• Surjono, Achmad. Endang DL, Alan R. Tumbelaka, et al.1998. Studi Pengembangan Puskesmas Model Dalam Implementasi
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
• WHO. 2002. Overview of IMCI strategy and implementation. Department Child and Adolescent Health and Development.
Jeneva
• Wijaya, Awi M. 2009. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Diunduh dari :
http://infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=37:manajemen-terpadu-balitasakit-
mtbs&catid=27: helath-programs&Itemid=44 (Diakses 1 Maret 2010).
Dokumentasi

Kelompok A4
Thank You

Anda mungkin juga menyukai