Anda di halaman 1dari 12

RENCANA AKSI KEGIATAN

" KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA "

Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Promosi Kesehatan.

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Abdul Aziz, BE, SKM, SE, MM, MARS

Disusun oleh :

Tri Sukma Ayu _ P3.73.24.3.21.037

KELAS 2A

PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................4
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................5
BAB I........................................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN......................................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................6
1.3 Tujuan Pembahasan..............................................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................................................7
2.1 Mengidentifikasi masalah Kesehatan Reproduksi Remaja...................................................................7
2.2 Menganalisis SWOT Kesehatan Reproduksi Remaja...........................................................................7
2.3 Merancang strategis Kesehatan Reproduksi Remaja.............................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................10
3.2 Daftar Pustaka.....................................................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul "Rencana Aksi Kegiatan , Kesehatan Reproduksi Remaja,
dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Pak Dr. Abdul Aziz, BE, SKM, SE, MM,
MARS, dalam mata kuliah Manajemen Promosi Kesehatan. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Rencana Aksi Kegiatan Promosi
Kesehatan

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pak Dr. Abdul Aziz, BE, SKM, SE, MM,
MARS, selaku dosen mata kuliah Manajemen Promosi Kesehatan. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Jakarta, 7 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan
masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa
remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa
peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan
jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.

Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana
usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah
mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya,
secara sosial dan psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting
menyangkut, batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.

Mengakhiri pada abad ke-20 dan mengawali abad ke-21 ditandai oleh fenomena transisi
demografi ini menyebabkan perubahan pada struktur penduduk,terutama struktur penduduk
menurut umur.Apabila sebelumnya penduduk yang terbesar adalah anak- anak maka dalam masa
transisi ini proporsi penduduk usia remaja semakin besar.Terdapat 36.600.000 (21% dari total
penduduk) remaja di indonesia dan diperkirakan jumlahnya mencapai 43.650.000.Pada awal abd
ke-21.

Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat berarti dalam melanjutkan
pembangunan di indonesia.Seperti yang tercantum dalam garis-garis besar pembangunan
indonesia bahwa pembinaan anak dan remaja dilaksanakan melalui peningkatan gizi,pembinaan
perilaku kehidupan beragama dan budi pekerti luhur,penumbuhan minat belajar,peningkatan
daya cipta dan daya nalar serta kreatifitas,penumbuhan idealisme dan patriotisme.Akan tetapi
adanya ketidakseimbangan upaya pembangunan yang di lakukan terutama terhadap
remaja,akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri.

Salah satu dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah terjadinya perubahan


mendasar yang menyangkut sikap dan prilaku seksual pranikah dikalangan remaja.Di amerika
latin anak muda berusia 15-24 tahun melakukan intercourse (hubungan seksual) rata-rata pada
usia 15 tahun bagi laki-laki dan usia 17 tahun bagi perempuan,Sedangkan di indonesia satu dari
lima anak pertama yang dilahirkan pada wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan anak
hasil hubungan seksual sebelum menikah.Tidak tepat dan tidak benarnya informasi mengenai
seksual dan reproduksi yang mereka terima semakin membuat runyam masalah perilaku seksual
remaja pranikah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Identifikasi Pada Kesehatan Reproduksi Remaja?

2. Bagaimana analisa Kesehatan Reproduksi Remaja melalui SWOT ?

3. Apa startegis yang tepat untuk menangani masalah Kesehatan Reproduksi Remaja ?

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Identifikasi Pada Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.

2. Untuk Mengetahui analisa Kesehatan Reproduksi Remaja melalui SWOT

3. Untuk Mengetahui startegis yang tepat untuk menangani masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.

Kesehatan reproduksi remaja harus mendapatkan perhatian yang serius untuk menyiapkan sumber daya
manusia (SDM) yang handal dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 (BKKBN, 2008).Dari total
penduduk Indonesia yang berusia 15-19 tahun cukup besar yaitu tidak kurang dari 22,3 juta jiwa dan yang berusia
20-24 tahun sebesar 21,3 juta jiwa atau hampir 25% dari total penduduk Indonesia tersebut. Biro Pusat Statistik
menyebutkan bahwa jumlah total penduduk propinsi Jawa Tengah selama tahun 2005 mencapai 31.896.114 jiwa.
Dari jumlah tersebut ternyata remaja umur 10-14 tahun mencapai 5%, umur 15-19 tahun mencapai 8,9% dan
remaja umur 20-24 tahun mencapai 8% (BKKBN, 2002).Masa remaja merupakan masa yang dianggap rawan dalam
kehidupan karena merupakan masa peralihan dari kehidupan anak menjadi kehidupan dewasa yang penuh gejolak.
Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian, lonjakan pertumbuhan
badan dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi, tidak
terkecuali organ reproduksi yang rentan terhadap infeksi saluran reproduksi, kehamilan, penyakit menular seksual,
dan penggunaan obat-obatan terlarang. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja
meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya (Sarwono,
2000). Dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi, masalah yang terpenting adalah perilaku seksual remaja
yang berakibat meningkatnya prevalensi aborsi, pernikahan usia muda, keluarga yang tidak diharapkan,
melahirkan diluar nikah, kematian ibu dan bayi, depresi pada gadis yang terlanjur melakukan hubungan seksual,
serta memberi peluang menyebarnya penyakit menular seksual dan HIV/AIDS (Widyastuti, 2009)
Dengan pendekatan pre test and post test with control group yang hasilnya ada pengaruh penyuluhan kesehatan
reproduksi terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang seks bebas, yang menunjukkan tingkat
pengetahuan remaja pada kelompok perlakuan lebih baik dari pada kelompok kontrol. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah variabel penelitian ada dua : pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi dan
peningkatan pengetahuan remaja tentang seks bebas, sampel penelitian : Siswi SMUN Yogyakarta (Muliani dalam
Pebriana 2009). Program pemerintah dalam menyelesaikan masalah kesehatan reproduksi remaja adalah dengan
upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu diarahkan pada masa remaja, dimana
terjadi peralihan dari masa anak menjadi dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh terjadi
dalam waktu relatif cepat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya tanda seks sekunder dan berkembangnya
jasmani secara pesat, menyebabkan remaja secara fisik mampu melakukan fungsi proses reproduksi tetapi belum
dapat mempertanggung jawabkan akibat dari proses reproduksi tersebut. Informasi dan penyuluhan, konseling
dan pelayanan klinis perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja ini (Yanti,
2011).Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeinginan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan tentang reproduksi pada siswa SMP

2.2. Menganalisis SWOT Kesehatan Reproduksi Remaja.

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang terjadi dalam proyek
kesehatan (program kesehatan) atau di sebuah unit instansi, atau mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun
pesaing. Beberapa ahli mengatakan bahwa analisis SWOT merupakan sebuah instrumen perencanaan startegis
klasik yang memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik dalam menentukan sebuah strategi.
Berikut ini adalah SWOT dari Kesehatan Reproduksi Remaja, yaitu:

a. strength ( kekuatan)
 Memiliki strategi dasar Promosi Kesehatan

 Pemberdayaan kesehatan Remaja

 Mampu bekerjasama dengan menyampaikan masalah secara terbuka

 Remaja paham mengenai bahayanya jika tidak Menjaga Kesehatan Reproduksi.

 Aktivitas kesehatan reproproduksi remaja Terpantau baik.

a. Weakness ( kelemahan )

 Kader Kurang aktif Menggerakan Masyarakat setempat.

 Remaja masih kurang paham mengenai Kesehatan reproduksi Remaja

 Mayoritas Remaja masih melakukan hubungan intim di bawah umur.

 Remaja sering mengabaikan Kesehatan Reproduksi Remaja

 Masih Kurang Terjalan nya Program penyuluhan mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja.

b. Opportunity (Peluang)

 Pemerintah mendukung Adanya Program Yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja.

 Terdapat pelayanan kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit ataupun klinik.

 Adanya program penyuluhan Desa sehat

 Pemerintah mendukung adanya edukasi pada Remaja mengenai Kesehatan reproduksi.


c. Threat (Ancaman)

 Masih adanya masyarakat yg Melakukan tradisi pernikahan dini

 Kurangnya Pengetahuan masyarakat mengenai Kesehatan Reproduksi remaja.

 masyarakat Mengabaikan Kesehatan reproduksi

 Masalah kesehatan reproduksi remaja yang dapat memicu penyakit serius hingga penyakit Mematikan.

2.3. Merancang Strategis

Sesuai dengan konsep promosi kesehatan, individu dan masyarakat bukan hanya menjadi objek yang pasif
(sasaran) tetapi juga subjek (pelaku). Dalam konsep tersebut masalah kesehatan bukan hanya menjadi
urusan sektor kesehatan tetapi juga termasuk urusan swasta dan dunia usaha yang dilakukan dengan
pendekatan kemitraan. Dengan demikian kesehatan adalah upaya dari, oleh dan untuk masyarakat yang
diwujudkan Program Kesehatan Reproduksi Remaja.

a) Edukasi Pasien

Edukasi kepada pasien dan keluarga bahwa appendicitis, utamanya yang sudah mengalami komplikasi,
tergolong sebagai kondisi darurat yang membutuhkan tata laksana segera. Gejala appendicitis adalah nyeri
pada area sekitar umbilikus yang berpindah ke perut bagian kanan bawah, nyeri diperberat oleh
pergerakan. Gejala lain yang dapat muncul adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, dan diare.
Bila mengalami gejala serupa, pasien sebaiknya mencari pertolongan segera. Appendicitis yang tidak
mendapatkan penanganan segera meningkatkan risiko perforasi dan infeksi meluas. Namun, terdapat bukti
ilmiah yang menunjukkan bahwa pada appendicitis tanpa komplikasi, penundaan 12-24 jam pembedahan
tidak meningkatkan risiko perforasi jika pemberian antibiotik segera dimulai.Pasien tidak boleh menunda
apendektomi selama lebih dari 48 jam untuk menghindari komplikasi.
Edukasi pasien bahwa beberapa pemeriksaan penunjang mungkin akan disarankan oleh seorang promotor
kesehatan di rumah sakit, seperti laboratorium darah dan USG abdomen. Sampaikan bahwa
penatalaksanaan definitif appendicitis adalah apendektomi, baik dengan metode tradisional maupun
laparoskopi. Terapi suportif yang dapat diberikan meliputi pemberian cairan, obat pengurang rasa nyeri,
dan antibiotik.

b) Edukasi Kepada Masyarakat (Penyuluhan)

seorang promotor melakukan penyuluhan kesehatan pada Masyarakat umum dengan sasaran Anak anak
dan ibu rumah tangga ,bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dengan penanggulangan peradangan usus
buntu (Apendisitis) Pada Anak, agar ibu dan anak lebih berwaspada pada penyakit Apendisitis.

c) Melakukan Advokasi

Advokasi Promosi kesehatan program Kesehatan Reprodiksi Remaja yang meliputi berbagai tahapan yaitu
lalu mereka diarahkan untuk melanjutkan promosi yang nantinya sasaran utamanya adalah Remaja. Selain
itu dilakukan juga dengan cara promosi kesehatan melalui beberapa media dan sarana serta kerjasama
dengan media cetak. Selain itu dari petugas promkes memberikan penyuluhan, pembinaan kader, distribusi
leaflet dan pendataan kepada
warga yang menjadi sasaran objek promosi kesehatan program Kesehatan reproduksi remaja. Dalam
pelaksanaannya banyak juga dilakukan beberapa kegiatan yang meliputi Pencegahan HIV pada remaja,
pengedukasian mengenai pernikahan dini.

d) Memberika Himbauan kepada Masyarakat Untuk Minum air putih yang cukup

Selain untuk mencegah dehidrasi, konsumsi air putih yang cukup juga penting untuk memaksimalkan
kinerja usus dalam mencerna makanan dan menghasilkan tinja. Sebaliknya, bila Anda kurang minum, usus
akan menyerap cairan dari sisa makanan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Hal tersebut bisa membuat Anda susah buang air besar atau sembelit dan berisiko menimbulkan
penumpukan tinja yang dapat memicu radang usus buntu. Oleh karena itu, untuk membantu mencegah
usus buntu, pastikan Anda cukup minum air putih setiap hari setidaknya 8 gelas per hari.
e) Pembuatan Media promosi Kesehatan (poster,leaflet,iklan)

fasilitas kesehatan dan srorang promotor kesehatan membuat media promosi kesehatan, untuk
mengedukasi masyarakat secara langsung atau tidak langsung,

poster : bertujuan untuk memberika edukasi dengan gambar dan keterangan pada poster yang membuat
masyarakat tertarik untuk membaca atau melihat poster tersebut dan memahami poster tersebut.

leaflet : pemberian selembaran untuk mengedukasi masyarakat dengan membaca selembaran,dan juga
leaflet dapat mempengeruh pembaca dengan tulisan yang menarik dan memberi ajakan untuk hidup sehat
leaflet di berikan bisa di jalan,di acara acara ,saat penyuluhan dan lain lain.

iklan : pembuatan iklan khusus nya iklan kesehatan untuk menginformasikan sebuah produk, jasa maupun
perusahaan. Iklan tersebut akan dilakukan dan ditujukan kepada khalayak luas. Melalui iklan, akan tercipta
kesadaran produk, layanan, merek, atau ide. Tujuan iklan adalah untuk memberikan informasi mengenai
produk atau jasa tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase dewasa
(lowdermik dan jensen,2004).Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari : menerima citra
tubuh,menerima identitas seksual, mengembangkan sistem nilai personal,membuat persiapan
untuk hidup mandiri,menjadi mandiri /bebas dari orang tua,mengembangkan
keterampilan,mengambil keputusan dan mengembangkan identitas seorang yang
dewasa.Identitas status kesehatan anak remaja terdiri dari :identitas seksual,identitas
kelompok,identitas pekerjaan,identitas moral,dan identitasa kesehatan.Masa remaja ada dua
aspek perubahan yaitu perubahan fisik dan perubahan psikologis. Keluarga, sekolah, dan
tetangga merupakan aspek yang secara langsung mempengaruhi kehidupan remaja. Banyak
remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse (senggama) yang pertama
kali atau mereka merasa bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV / AIDS karena
pertahanan tubuhnya cukup kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo, Notoatmodjo.(2007).Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka Cipta.

Bobak,Lowdermik, jensen.(2004).”Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi 4.EGC.Jakarta

Potter& perry.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi 4.EGC.Jakarta

http://www.anekatips.info/2009/07/bahaya-seks-bebas-di-kalangan remaja.html#ixzz0jdIQOsYc
www.kapanlagi.com
www.halalsehat.com

www.en.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai