Teori Anomie merupakan bagian dari Teori Strain yang
merupakan teori sosiologis (Atau Social Structure Social, Larry Siegel) yang secara umum dikelompokan menjadi 3 kategori umum: Strain, Cultural Deviance (penyimpangan budaya), dan Kontrol Sosial. Para penganut teori strain beranggapan bahwa seluruh anggota masyarakat mengikuti seperangkat nilai-nilai budaya. Satu nilai budaya yang terpenting adalah keberhasilan ekonomi. Karena orang-orang kelas bawah tidak mempunyai sarana-sarana yang sah (legitimate means) untuk mencapai tujuan tersebut, mereka menjadi frustasi dan beralih menggunakan sarana-sarana yang tidak sah (illegitimate means) di dalam keputus-asaan tersebut. Emile Durkheim (1858-1917) Emile Durkheim adalah tokoh yang mengembangkan perspektif Struktural Fungsionalist dan mengenalkan terminologi anomie
Durkheim berpendapat bahwa untuk melihat ketidakteraturan
masyarakat dapat dilihat dari struktur masyarakat itu sendiri.
Jika masyarakat itu stabil, bagian-bagiannya beroperasi dengan
lancar, susunan-susunan sosial berfungsi. Masyarakat seperti itu ditandai dengan kepaduan, kerja sama dan kesepakatan.
Namun jika bagian-bagian komponennya tertata dalam keadaan
yang membahayakan keteraturan/ketertiban sosial, maka susunan masyarakat itu tidak berfungsi (disfungsional). Disaat ilmu pengetahuan mencari abnormalitas si penjahat, Durkheim justru menjelaskan tentang normalnya kejahatan di masyarakat. Baginya penjelasan tentang perbuatan manusia tidak terletak pada diri si individu tapi terletak pada kelompok dan organisasi sosial. Dalam konteks inilah Durkheim mengenalkan istilah anomie (hancurnya keteraturan sosial sebagai akibat hilangnya patokan-patokan dan nilai- nilai). Durkheim yakin, sebuah masyarakat sederhana akan berkembang menuju masyarakat modern dan kota, maka norma-norma umum akan merosot, kelompok- kelompok menjadi terpisah-pisah dan dalam ketiadaan seperangkat aturan-aturan umum, tindakan tindakan dan harapan-harapan orang di satu sektor mungkin akan bertentangan dengan tindakan dan harapan orang lain. Dengan tidak dapat diprediksinya perilaku, sistem tersebut secara bertahap akan runtuh, dan masyarakat itu berada dalam kondisi anomie. Durkheim menganalisa data statistik tentang angka bunuh diri meningkat selama perubahan ekonomi yang tiba-tiba (sudden economic change) baik depresi hebat ataupun kemakmuran yang tidak terduga. 1920-an kekayaan diperoleh banyak orang hingga puncaknya Juli, Agustus, September 1929. 24 Oktober 1929 (Black Thursday) pasar modal bangkrut, 13 juta saham dijual, Bank gagal, pegadaian tutup, bisnis bangkrut, orang kehilangan pekerjaan. Gaya hidup berubah dalam semalam, tiba-tiba norma-norma yang mengatur kehidupan tidak lagi relevan, orang menjadi tidak tahu arah dan bingung. whether sudden change causes great prosperity or a great depression, the result is the same, anomie