Anda di halaman 1dari 8

David Emile Durkheim (1858-1917)

Teori Anomie merupakan bagian dari Teori Strain yang


merupakan teori sosiologis (Atau Social Structure
Social, Larry Siegel) yang secara umum dikelompokan
menjadi 3 kategori umum: Strain, Cultural Deviance
(penyimpangan budaya), dan Kontrol Sosial.
Para penganut teori strain beranggapan bahwa seluruh
anggota masyarakat mengikuti seperangkat nilai-nilai
budaya. Satu nilai budaya yang terpenting adalah
keberhasilan ekonomi. Karena orang-orang kelas
bawah tidak mempunyai sarana-sarana yang sah
(legitimate means) untuk mencapai tujuan tersebut,
mereka menjadi frustasi dan beralih menggunakan
sarana-sarana yang tidak sah (illegitimate means) di
dalam keputus-asaan tersebut.
Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim adalah tokoh yang mengembangkan perspektif
Struktural Fungsionalist dan mengenalkan terminologi anomie

Durkheim berpendapat bahwa untuk melihat ketidakteraturan


masyarakat dapat dilihat dari struktur masyarakat itu sendiri.

Jika masyarakat itu stabil, bagian-bagiannya beroperasi dengan


lancar, susunan-susunan sosial berfungsi. Masyarakat seperti itu
ditandai dengan kepaduan, kerja sama dan kesepakatan.

Namun jika bagian-bagian komponennya tertata dalam keadaan


yang membahayakan keteraturan/ketertiban sosial, maka
susunan masyarakat itu tidak berfungsi (disfungsional).
Disaat ilmu pengetahuan mencari abnormalitas si
penjahat, Durkheim justru menjelaskan tentang
normalnya kejahatan di masyarakat.
Baginya penjelasan tentang perbuatan manusia tidak
terletak pada diri si individu tapi terletak pada
kelompok dan organisasi sosial.
Dalam konteks inilah Durkheim mengenalkan istilah
anomie (hancurnya keteraturan sosial sebagai
akibat hilangnya patokan-patokan dan nilai-
nilai).
Durkheim yakin, sebuah masyarakat sederhana akan
berkembang menuju masyarakat modern dan kota,
maka norma-norma umum akan merosot, kelompok-
kelompok menjadi terpisah-pisah dan dalam
ketiadaan seperangkat aturan-aturan umum, tindakan
tindakan dan harapan-harapan orang di satu sektor
mungkin akan bertentangan dengan tindakan dan
harapan orang lain. Dengan tidak dapat diprediksinya
perilaku, sistem tersebut secara bertahap akan runtuh,
dan masyarakat itu berada dalam kondisi anomie.
Durkheim menganalisa data statistik tentang angka bunuh
diri meningkat selama perubahan ekonomi yang tiba-tiba
(sudden economic change) baik depresi hebat ataupun
kemakmuran yang tidak terduga.
1920-an kekayaan diperoleh banyak orang hingga puncaknya
Juli, Agustus, September 1929.
24 Oktober 1929 (Black Thursday) pasar modal bangkrut, 13
juta saham dijual, Bank gagal, pegadaian tutup, bisnis
bangkrut, orang kehilangan pekerjaan. Gaya hidup
berubah dalam semalam, tiba-tiba norma-norma yang
mengatur kehidupan tidak lagi relevan, orang menjadi
tidak tahu arah dan bingung.
whether sudden change causes great
prosperity or a great depression, the
result is the same, anomie

Anda mungkin juga menyukai