Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERADABAN ISLAM

TERJADINYA PERANG SALIB

OLEH :

Kelompok 17

Sri Wahyuni : 180311034

Sinar : 180311033

Dosen : Nur Aisyah Yunus, S.Ag., M.Pd.I.

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

i
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
(IAIM)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kami aturkan kepada Allah SWT yang mana atas rahmat dan
nikmat-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Terjadinya Perang Salib”.
Dalam Penulisan makalah ini Saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat Saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini Saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada Saya, sehingga
Saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Sinjai, 8 November 2018

Kelompok 17

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii


DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib.......................................................3
B.     Penyebab Terjadinya Perang Salib...........................................................4
C.     Periodesasi Perang Salib..........................................................................5
D.    Dampak Perang Salib Terhadap Dunia Islam...........................................7
E.     Kondisi Pasca Perang Salib......................................................................8
F.      Peninggalan dari Perang Salib.................................................................9
BAB III PENUTUP
A.    Penutup ...................................................................................................12
B.     Saran ......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam telah mencapai masa kejayaan yang luar biasa. Di mulai dari
masa khulafa’ur rosyidin yang dilanjutkan dengan dinasti Umayyah I
hingga Abbasiyah II, kejayaan yang telah dicapai tidak hanya dalam aspek
sosial ekonomi saja, akan tetapi ekspansi wilayah kekuasaan Islam juga
tidak kalah menggemilangkan. Perluasan daerah Islam bahkan telah
mencapai dataran Eropa yang saat itu berada pada kekuasaan bangsa barat
yang tidak bisa dianggap remeh
Disintegrasi dibidang politik sebenarnya sudah muncul sejak
berakhirnya pemerintahan Bani Umayah, tetapi dalam sejarah politik Islam
terdapat perbedaan antara pemerintahan Bani Umayah dan pemerintahan
Abbasiyah. Perbedaan tersebut ialah masa pemerintahan Bani Umayah,
wilayah kekuasaan sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam
(mulai awal berdiri sampai pada masa kehancurannya).
 Pada masa pemerintahan Abbasiyah, wilayah kekuasaannya tidak
pernah diakui di daerah Spanyol dan daerah Aprika Utara. Kecuali mesir
yang bersifat sebentar-sebentar, bahkan pada kenyataannya terdapat
banyak daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah.Hal itu dikarenakan
seorang khalifah dari Abbasiyah tidak mengurus daerah yang sudah
ditakluan, hanya sekedar penaklukan dan pendirian saja. Selain itu para
kholifah Abbasiyah pada periode terahir cenderung hidup bermewah-
mewah.
Faktor-faktor di atas menyebabkan beberapa golongan yang tidak
sepaham dengan Dinasti Abbasiyah mendirikan negara ataupun kerjaan
sendiri. Diantaranya adalah Thahiriyah di Khurasan, Samaniyah di
Transoxania, Buwaihiyah di Baghdad, Ayubiyah di Kurdi, Fatimiyah di
Mesir, hingga Seljuk yang menduduki lima daerah besar Pada mulanya
ketika Palestina berada pada kekuasaan Dinasti Fatimiyah, tidak ada
pertentangan dari penduduk pribumi. Karena kerajaan Fatimiyah
memberikan kebebasan penduduk pribumi yang notabene beragama
Kristen, kebebasan yang diberikan berupa jaminan keselamatan dan
jaminan kebebasan menjalankan ritual keagamaan mereka di kota suci
Yerussalem. Akan tetapi hal ini berbeda ketika Yerussalem telah
ditaklukkan oleh kerajaan Seljuk.

1
B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang melatar belakangi terjadinya Perang Salib?
2.      Bagaimana periodesasi Perang Salib?
3.      Bagaimana dampak Perang Salib bagi dunia Islam?

C. Tujuan
1.       Mengetahui timbulnya Perang Salib
2.       Mengetahui sebab-sebab terjadinya Perang Salib.
3.       Mengetahui periodesasi yang terjadi pada Perang Salib.
4.       Memahami dampak-dampak akibat Perang Salib.
5.       Mengetahui jalannya Perang Salib

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib

Perang salib berlangsung selama kurang lebih dua abad,di mulai dari
perang salib I sampai perangsalib VIII yaitu dari tahun 1095-1291. Perang
Salib adalah penyerangan dari kefanatikan Kristen yang dikoordinir oleh
Paus yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina dari tangan
kaum Muslimin.Selain itu, perang ini  yang disebabkan oleh beberapa faktor
lain  yakni faktor agama,politik,sosial-ekonomi.
Perang yang terjadi hampir dua abad ini adalah timbul karena reaksi
orang Kristen terhadap umat Islam yang dianggap sebagai pihak penyerang.
Berdasarkan sejarah yang ada, sejak tahun 632 sampai meletusnya perang
salib beberapa kota penting dan tempat suci umat Kristen dikuasai oleh
umat Islam, seperti Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sicilia. Peristiwa ini
merusak hunbungan antara dunia Timur dan dunia Barat khususnya antara
agama islam dan kristen. Penyerbuan yang berjalan selama dua abad
lamanya memakan korban baik jiwa maupun harta dan kebudayaan yang
tidak sedikit banyaknya.Selain itu,masih banyak lagi dampak dari perang
salib ini.Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut
bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan
panji-panji mereka.
Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi
selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum
pagan dan kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama,
ekonomi, dan politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib
memasukkan 8 ekspedisi besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai
dengan Abad ke-13. “Perang Salib” lainnya yang tidak bernomor berlanjut
hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim politik dan agama di Eropa
berubah secara signifikan selama masa Renaissance.  Sebab terjadinya
Perang Salib adalah karena kerajaan Seljuk menghalang-halangi kaum
Kristen untuk beribadah dan memperlakukan mereka sebagai golongan
marginal yang diperlakukan semena-mena, selain itu, kaum Islam juga
disebut0sebut telah menghina mereka dan agama mereka. Hingga kaum
Kristen melaporkan hal ini kepada Paus Urbanus II pada tahun 1095.
Setelah Paus Urbanus IImendengar hal ini, maka Paus Urbanus II
langsung mengumpulkan semua umat Kristen dan menyampaikan pidato
terbuka berapi-api di luar sebuah biara Prancis yang disebut Claremont.

3
Dalam pidatonya Paus Urbanus II mengatakan kepada majelis bangsawan
Jerman, Prancis, dan Italia bahwa dunia Kristen sedang dalam bahaya. Dan
menyeru kepada seluruh umat Kristen untuk membantu sesama umat
Kristen untuk mengusir umat Islam dari Yerussalem dan menyuruh mereka
untuk selalu menggunakan salib, sehingga perang ini dinamakan Crusades
(Perang Salib).
Dalam buku lain disebutkan bahwa cikal bakal terjadinya Perang Salib
adalah karena kehawatiran orang Bizantium atas serangan Dinasti Seljuk
yang ingin menyerang Bizantium yang hendak menguasai pertanian di
Bizantium. Sehingga kaisar Bizantium yakni Alexius Commenus meminta
bantuan Paus Urbanus II untuk menggerakkan kaum Kristen untuk.
membantu mereka menghalau kedatangan Seljuk. Paus Urbanus II ahirnya
memenuhi permintaan kaisar Bizantium. Paus Urbanus II kemudian
mengumpulkan kaum Kristen untuk bersatu menyerang kaum Islam. Dalam
pidatonya, Paus Urbanus II mengobarkan semangat umat kristen dengan
cara menyatakan bahwa dengan mengikuti perang salib maka dosa-dosa
yang lalu akan diampuni dan dijamin masuk surga, selain itu keluarga
pejuang perang salib akan mendapat jaminan hidup dan keselamatan.
Sehingga para pejuang Perang Salib tidak hanya berasal dari daerah
Roma saja, akan tetapi berasal dari kerajaa-kerajaan di Eropa, mulai dari
relawan rakyat biasa, pedagang, petani, bahkan para perampok yang ingin
masuk surga.

B.     Penyebab Terjadinya Perang Salib

Ada beberapa faktor yang memicu terjadi perang salib. Adapun yang
menjadi faktor terjadinya perang salib ada tiga yaitu:

1.      Faktor Agama
Sejak dinasti saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti
Fathimiyah pada tahun 1070 M, Pihak kristen merasa tidak bebaslagi
menunaikan ibadah ke sana karena penguasa Saljuk menerapkan
sejumlah peraturan yang di anggap mempersulit mereka yang hendak
berziarah ke baitul Maqdis.

2.      Faktor Politik
Kekalahan Bizantium sejak 330 di sebutkan Konstanti Nopel
(islambul) di Manzikart, wilayah Armenia, pada 1071 dan jatuhnya Asia
keil kebawah kekuasaan Saljuk telah mendorong Kaisal Alexius I untuk
meminta bantuan kepada Paus Urbanus II (1035-1099); yang menjadi

4
paus antara tahun 1088-1099 M, dalam usahanya untuk mengembalikan
kekuasaan di daerah penduduk Dinasti Saljuk. Paus Urbanus II bersedia
membantu Bizantium karena adanya janji Kaisar Alexius untuk tunduk
di bawah kekuasaan Paus di Roma dan harapan untuk dapat
pempersatukan kerajaan yunani dan Roma dan di pihak lain kondisi
islam pada waktu itu sedang melemah sehingga orang kristen di eropa
berani untuk ikut mengambil perang Salib.

3.      Faktor Sosial Ekonomi


Para pedagang besar yang berada di pantai timur laut Tengah,
Terutama yang berada di kota Vanesia, Genoa, Pisa, berambisi untuk
menguasai sejumlah kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan
laut Tengah untuk memperluas jaringan dngan mereka. Sehingga
mereka mau membantu dalam perang salib, stratifikasi sosial mereka
Eropa ketika itu terdiri dari 3 kelompok yaitu: kaum kristen, kaum
ksatria, serta kaum jelata. Mereka mayoritas terdiri dari kaum jelata tapi
kehidupan mereka sangat tertindas terhina mereka harus tunduk
terhadap aturan mereka sehingga saat mereka mengambil bagian dari
perang salib dengan janji mereka akan di beri kesejahtraan dan
kebebasan mereka menyambutnya dengan sepontan dan semangat.

C.    Periodesasi Perang Salib

1.      Periode Pertama
Periode pertama, disebut periode penaklukan (1009-1144).
Hassan Ibrahim Hassan dalam buku Tarikh Al-Islam menggambarkan
pasukan salib pertama yang dipimpin oleh Pierre I’ermite sebagai
gerombolan rakyat jelata yang tidak memiliki pengalaman perang,
tidak disiplin, dan tanpa persiapan. Pasukan salib ini dapat dikalahkan
oleh pasukan Dinasti Saljuk. Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh
Godfrey of Bouillon. Gerakan ini lebih merupakan militer yang
terorganisasi rapi. Mereka berhasil menduduki kota suci Palestina
(Yerusalem) pada 7 Juli 1099.
Kemenangan pasukan salib pada periode ini telah mengubah peta
dunia Islam dan berdirinya kerajaan-kerajaan Latin-Kristen di timur,
seperti Kerajaan Baitulmakdis (1099) di bawah pemerintahan Raja
Godfrey, Edessa (1099) di bawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di
bawah kekuasaan Raja Reymond.

5
2.      Periode kedua
Periode kedua atau disebut periode reaksi umat Islam (1144-
1192). Kemenangan kaum muslimin ini, terlihat jelas setelah
munculnya Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di Mesir yang
berhasil membebaskan Baitulmakdis pada 2 Oktober 1187.
Dalam perang salib ini akhirnya pihak Richard dan pihak Saladin
sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan membuat pejanjian.
Perjanjian perdamaian ditetapkan di atas kertas pada 2 Nopember
1192, dengan ketentuan bahwa daerah pantai menjadi milik bangsa
latin sedangkan daerah pedalaman menjadi milik umat Islam, dan
peziarah yang datang ke kota Suci tidak boleh diganggu. Tahun
berikutnya 19 Pebruari 1193 Shalah sakit demam di Damaskus dan
pada tanggal 2 Maret 1193 Shalah meninggal dalam usia 55 tahun.
Pusaranya yang berdekatan dengan masjid Umayyah, hingga kini
masih menjadi daya tarik bagi ibukota Suriah.
Ekspedisi perang Salib ini dibagi beberapa divisi, Ekspedisi ini
dilakukan pada tahun 1189 M. sebagian menempuh jalur jalan darat
dan sebagian lagi menempuh jalur laut. Frederick yang memimpin
divisi jalur darat ini tewas ketika menyerangi sungai Armenia, dekat
kota Ruba (Edessa). Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa
orang yang masih hidup melanjutkan perjalannya. Dua divisi lainnya
yang menempuh jalur laut bertemu di Sisilia. Mereka berada di Sisilia
hingga musim dingin berlalu. Richard menuju Ciprus dan
mendudukinya di sana. Sedangkan Philip langsung ke Arce, dan
pasukannya berhadapan dengan pasukan Saladin, sehingga terjadi
pertempuran sengit.
Namun, dengan pasukan Saladin memilih mundur dan mengambil
langkah untuk mempertahankan Mesir. Dalam keadaan demikian,
pihak Richard dan pihak Saladin sepakat untuk melakukan genjatan
senjata dan membuat perjanjian. Perjanjian ini disebut denganShulh
al-Ramlah.

3.      Periode Ketiga
Periode ketiga (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang
saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran didalam pasukan salib.
Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum
muslimin yang terkenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia mampu
menunjukkan kebesaran Islam dengan membebaskan dan
mengizinkan Raja Louis IX kembali ke negerinya, Perancis. Perang

6
Salib sesungguhnya juga masih terjadi di masa sekarang, hanya saja
tidak lagi perang menggunakan senjata, akan tetapi perang
intelektualitas.
Pada periode ini, peperangan disebabkan oleh ambisi politik
untuk memperoleh kekuasaan dari sesuatu yang bersifat materialisti
daripada motivasi agama. Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita
dari kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah berani yaitu Syajar
Ad-Durr. Ia beerhasil menghancurkan pasukan Raja Louis IX dari
Perancis sekaligus menangkap raja tersebut. Pada tahun 1219 M,
meleteus kembali peperangan, pada waktu itu tentara Kristen berada
di bawah kekuasaan Raja Jerman, Frederick II, mereka berusaha
merebut Mesirterlebih dahulu sebelum merebut ke  wilayah Palestina,
dengan harapan mereka mendapatkan bantuan dari orang-orang
Kristen Qibthi.

D.    Dampak Perang Salib Terhadap Dunia Islam

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Perang Salib


dimenangakan oleh umat Islam, akan tetapi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh perang salib sangat banyak, termasuk dalam segi
perekonomian, karena Perang Salib terjadi di daerah kekuasaan Islam,
meskipun umat Kristen juga tidak kalah merugi.
Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam Perang
Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yang tidak ternilai
harganya karena mereka dapat berkenalan dengan kebudayaan dan
peradaban Islam yang sudah sedemikian majunya. Bahkan kebudayaan dan
peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam menyebabkan lahirnya
renaisans di Barat.Selain Ekonomi, beberapa dampak negatif dan kerugian
dunia Islam akibat Perang Salib adalah sebagai berikut:

1.      Politik
Kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi
demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah.
Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat
Abbasiyah di Baghdad.

2.      Militer
Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan dan
teknik berperang yang belum pernah mereka temui sebelumnya di
negerinya, seperti penggunaan bahan-bahan peledak untuk

7
melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang kuda,
teknik melatih burung merpati untuk kepentingan informasi militer,
dan penggunaan alat-alat rebana dan gendang untuk memberi
semangat kepada pasukan militer di medan perang.

3.      Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan
peralatannya di dunia Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya,
seperti kain muslin, satin, dan damas. Mereka juga menemukan
berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat
mengharumkan ruangan.

4.      Pertanian
Sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat mereka
temukan di Timur-Islam, seperti model irigasi yang praktis dan jenis
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka macam, termasuk
penemuan gula.

5.      Perniagaan
Orang barat memakai sistem perdagangan Islam yang
menggunakan uang sebagai alat tukar dalam jual beli. Karena
sebelumnya mereka masih menggunakan sistem barter.

6.      Ilmu pengetahuan dan kesehatan


Ilmu astronomi yang sudah dikembangkan oleh umat Islam sejak
abad ke-9 telah pula memepengaruhi lahirnya berbagai observatorium
di Barat. Selain itu bangsa barat juga meniru adanya rumah sakit,
sebagaimana sudah berkembang lama di dunia Islam.

E.     Kondisi Pasca Perang Salib

Perang Salib Pertama melepaskan gelombang semangat perasaan paling


suci sendiri yang diekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang
Yahudi yang menyertai pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga
perlakuan kasar terhadap pemeluk Kristen OrthodoxTimur. Kekerasan
terhadap Kristen Orthodox ini berpuncak pada penjarahan kota
Konstantinopel pada tahun 1024, dimana seluruh kekuatan tentara Salib ikut
serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang Yahudi, pendeta
lokal dan orang Kristen berupaya melindungi orang Yahudi dari pasukan
Salib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di

8
dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, massa yang
beringas selalu menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa pandang
bulu.
Pada abad ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai tingkat
kepopuleran yang tinggi di masyarakat. Sesudah kota Acra jatuh untuk
terakhir kalinya pada tahun 1291 M dan sesudah penghancuran bangsa
Occitan (Perancis Selatan) yang berpaham Catharisme pada Perang Salib
Albigensian, ide perang Salib mengalami kemerosotan nilai yang
diakibatkan oleh pembenaran lembaga kepausan terhadap agresi politik dan
wilayah yang terjadi di Katolik Eropa. Orde ksatria Salib mempertahankan
wilayah adalah orde Knights Hospitaller.
Sesudah kejatuhan Acra yang terakhir, orde ini menguasai Pulau
Rhodes dan pada abad ke-16 dibuang ke Malta. Tentara-tentara Salib yang
terakhir ini akhirnya dibubarkan oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1798
Masehi.

F.     Peninggalan dari Perang Salib

Diantara beberapa peninggalan dari hasil pertempuran ini adalah:


1.      Politik dan Budaya
Perang Salib amat memengaruhi Eropa pada Abad Pertengahan
Pada masa itu, sebagian besar benua dipersatukan oleh kekuasaan
Kepausan, akan tetapi pada abad ke-14, perkembangan birokrasi yang
terpusat (dasar dari negara-bangsa modern) sedang pesat di Perancis,
Inggris,Burgundi, Portugal, Castilia dan Aragon. Hal ini sebagian
didorong oleh dominasi gereja pada masa awal perang salib. Meski
benua Eropa telah bersinggungan dengan budaya Islam selama
berabad-abad melalui hubungan antara Semenanjung Iberia dengan
Sisilia, banyak ilmu pengetahuan di bidang-bidang sains, pengobatan
dan arsitektur diserap dari dunia Islam ke dunia Barat selama masa
Perang Salib
Bersama perdagangan, penemuan-penemuan dan penciptaan-
penciptaan sains baru mencapai timur atau barat. Kemajuan bangsa
Arab termasuk perkembangan aljabar, lensa dan lain lain mencapai
barat dan menambah laju perkembangan di universitas-universitas
Eropa yang kemudian mengarahkan kepada masa Renaissance pada
abad-abad berikutnya.

9
2.      Perdagangan
Kebutuhan untuk memuat, mengirimkan dan menyediakan
balatentara yang besar menumbuhkan perdagangan di seluruh Eropa.
Jalan-jalan yang sebagian besar tidak pernah digunakan sejak masa
pendudukan Romawi, terlihat mengalami peningkatan disebabkan
oleh para pedagang yang berniat mengembangkan usahanya. Ini
bukan saja karena Perang Salib mempersiapkan Eropa untuk
bepergian akan tetapi lebih karena banyak orang ingin bepergian
setelah diperkenalkan dengan produk-produk dari timur. Hal ini juga
membantu pada masa-masa awal Renaissance di Itali karena banyak
negara-kota di Itali yang sejak awal memiliki hubungan perdagangan
yang penting dan menguntungkan dengan negara-negaraSalib, baik di
Tanah Suci maupun kemudian di daerah-daerah bekas Byzantium.
Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang ke Eropa
yang sebelumnya tidak mereka kenal atau amat jarang ditemukan dan
sangat mahal. Barang-barang ini termasuk berbagai macam rempah-
rempah, gading, batu-batu mulia, teknik pembuatan barang kaca yang
maju, bentuk awal dari mesin, jeruk, apel, hasil-hasil tanaman Asia
lainnya dan banyak lagi. Keberhasilan untuk melestarikan Katolik
Eropa, bagaimanapun, tidak dapat mengabaikan kejatuhan Kekaisaran
Kristen Byzantium. Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang
stabil sejak abad ke-4. Sesudah tentara Salib mengambil alih
Konstantinopel pada tahun 1204 M, Byzantium tidak pernah lagi
menjadi sebesar atau sekuat sebelumnya dan akhirnya jatuh pada
tahun 1453 M.
Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Perang Salib lebih
dapat digambarkan sebagai perlawanan Katolik Roma terhadap
ekspansi Islam, ketimbang perlawanan Kristen secara utuh terhadap
ekspansi Islam. Di lain pihak, Perang Salib Keempat dapat disebut
sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi atas
kedua pendapat di atas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara
Katolik Roma utama dalam menyelamatkan katolikisme, yaitu tujuan
yang utama adalah memerangi Islam dan tujuan yang kedua adalah
mencoba menyelamatkan kekristenan.
Perang salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada
dunia Islam. Dimana persamaan antara bangsa Frank dengan Tentara
Salib meninggalkan bekas yang amat dalam. Muslim secara
tradisional mengelu-elukan Saladin, seorang ksatria Kurdi, sebagai
pahlawan Perang Salib. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti

10
gerakan kemerdekaan Arab dan gerakanPan-Islamisme masih terus
menyebut keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah sebagai perang
salib. Perang Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian
yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa.
Konsekuensi yang secara jangka panjang menghancurkan
tentang Perang Salib. Menurut ahli sejarah, Peter Mansfield, adalah
pembentukan mental dunia Islam yang cenderung menarik diri.
Ilustrasi dalam Injil Perancis dari tahun 1250 M yang menggambarkan
pembantaian orang Yahudi (dikenali dari topinya yakni Judenhut) oleh
tentara Salib.Terjadi kekerasan tentara Salib terhadap bangsa Yahudi
di kota-kota di Jerman dan Hongaria, belakangan juga terjadi
diPerancis dan Inggris, dan pembantaian Yahudi di Palestina dan Syria
menjadi bagian yang penting dalam sejarah Anti-Semit. Meski tidak
ada satu Perang Salib pun yang pernah dikumandangkan melawan
Yahudi. Serangan-serangan ini meninggalkan bekas yang mendalam
dan kesan yang buruk pada kedua belah pihak selama berabad-abad.
Kebencian kepada bangsa Yahudi meningkat.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.     Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan dinasti Fatimiyah tahun


1078 M. Kekuasaan Saljuk di Asia Kecil dan yerusalem dianggap
sebagai halangan bagi pihak Kristen barat untuk melaksanakan haji ke
Bait al-Maqdis. padahal yang terjadi adalah bahwa pihak Kristen
bebas saja melaksanakan haji secara berbondong-bondong. pihak
Kristen menyebarkan desas-desus perlakuan kejam Turki Saljuk
terhadap jemaah haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat
Kristen-Eropa.
2.    Perang Salib merupakan peperangan antara tentara Islam dengan
Kristen. Hal ini terjadi bermula kebencian umat Kristiani terhadap
masa pemerintahan Dinasti Seljuk yang dapat menguasai kota suci
mereka. Terlebih dinasti menguasai Baitulmakdis. Dalam peperangan
ini tentara Salib memakai tanda salib di pakaiannya sebagai tanda
pemersatu umat Kristiani dan menunjukkan peperangan suci.
3.     Dampak Perang Salib sangat merugikan umat Islam dalam beberapa
aspek penting. Meskipun beberapa peperangan dimenangkan oleh
pasukan Islam.  
a.   Politik dan budaya yang sangat berpengaruh pada masa abad
pertengahan Eropa yang dikenal dengan istilah Renaissance.
b.    Dengan mengenalnya perdagangan yang dilakukan oleh kaum
muslimin, berpengaruh pesat terhadap sistem perdagangan Eropa.
c.    Kemajuan dibidang berperangnya juga merupakan salah satu
dampak peperangan ini. Orang-orang Kristen Eropa pada
khususnya mengetahui bagaimana caranya berperang, seperti
menunggang kuda, cara menyemangati ketika berperang, dan
sebagainya.

B. Saran

Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.


Akan tetapi, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini ma-
sih banyak terdapat kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan

12
saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan ke
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi. 2008.  Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.


Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiah II). Jakarta: PT
Raja Grafinda Persada.

Maslani dan Ratu Suntiah. 2010.  Sejarah Peradapan Islam. Bandung: CV. Insan
Mandiri

13

Anda mungkin juga menyukai