DISUSUN OLEH:
1
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami
sehingga mampu menyelesaikan tugas “CRITICAL JOURNAL REVIEW” Tugas
ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya yaitu “SEJARAH
ISLAM”.
Tugas critical jurnal review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa
tugas critical jurnal review ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon
maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas.
Hanya yang Maha Kuasa yang paling sempurna, karena keterbatasan ilmu dan
pemahaman kami yang belum seberapa. Karena itu kami sangat nmenantikan
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
tugas ini. Kami berharap semoga tugas critical journal review ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatiannya kami
mengucapkan terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................4
1.1 Latarbelakang............................................................................................4
1.2 Tujuan.......................................................................................................4
1.3 Manfaat.....................................................................................................4
BAB 3 PEMBAHASAN..................................................................................13
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................14
4.1 Kesimpulan..............................................................................................14
4.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Perang Salib terjadi pada Abad Pertengahan, sesungguhnya dimulai
dengan mengungkap situasi Timur Tengah pada abad X dan XI, yakni antara lain
dengan melihat kondisi Daulah Bani Abbasiyah yang pada waktu itu, sedang
menuju keruntuhan. Peran dan keikut sertaan Bani Saljuk, bahkan konprontasi
antara bani Saljuk dan Bizantium di Asia kecil.Perang Salib merupakan perang
keagamaan yang terjadi selama hampir dua abad, sebagai reaksi masyarakat
Kristen di Eropa di Eropa terhadap umat Islam di Asia. Bahkan bukan saja di Siria
dan Asia kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Peperangan ini merupakan
tragedi umat Islam terbesar dalamsejarah, dan peperangan ini terjadi karena sejak
tahun 632 M, sampai meletusnya Perang Salib sejumlah kota-kota penting dan
tempat suci umat Kristen telah dikuasai umat Islam, seperti Suriah, Asia kecil,
Spanyol dan Sicilia.
1.2 Tujuan
1.Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya Perang
Salib
4
3.Mengetahui dampak-dampak Perang Salib
1.3 Manfaat
Tahun : 2017
Tahun : 2011
5
BAB 2
RINGKASAN JURNAL
A.Pendahuluan
Perang Salib sejumlah kota-kota penting dan tempat suci umat Kristen
telah dikuasai umat Islam, seperti Suriah, Asia kecil, Spanyol dan
Sicilia.Disamping itu, dikuasainya sebagian negara kekuasaan Bizantium oleh
tentara umat Islam membuat umat Kristen menaruh benci terhadap Islam.
Kebencian dan rasa permusuhan mereka terhadap umat Islam mencapai
puncaknya ketika Dinasti Bani Saljuk berhasil merebut dan menguasai Bait al-
Maqdis sebagai tempat suci mereka. Penguasa Bani Saljuk menetapkan beberapa
peraturan yang memberatkan umat Kristen yang hendak berziarah keempat suci
itu. Untuk merebut dan menguasai kembali kota suci Bait al-Maqdis, maka Paus
Urbanus II berusaha membangkitkan kemarahan orang-orang Kristen dan raja-raja
di Eropa untuk melakukan perang suci, yang kemudian dikenal dengan Perang
Salib. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan
6
dalam tulisan ini adalah apa yang melatar belakangi terjadinya Perang Salib dan
bagaimana kronologis jalannya Perang Salib serta bagaimana akibat yang
ditimbulkan.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya Perang Salib antara lain sebaga berikut:
1. Faktor Agama
Faktor ini dapat dilihat bahwa hilangnya kemerdekaan umat Kristen untuk
berziarah ke Yerussalem,2 pada masa pemerintahan Bani Saljuk. Kalau pada masa
pemerintahan Bani Fatimiyah, umat Kristen diberi kebebasan dan kemerdekaan
untuk berziarah pada tahun 1076, kemerdekaan menziarahi Yerussalem bagi umat
Kristen diperketat. Oleh sebab itu, mereka menuntut balas hendak merebut tanah
suci (holy land) dari tangan kaum muslimin.
2. Faktor Politik
Dari segi politik dapat dicermati lewat kekhawatiran umat Kristen, Melihat
bahaya negerinya yang terancam dari penaklukan Islam dan kemenangan Umat
Islam di Selatan. Ketika peperangan yang diperjuangkan oleh Kristen dan Islam
dipinggir sungai Loire,Apalagi ketika kota Konstantinopel terancam dari serbuan
dinasti Saljuk, sebab posisi kunci di sekitar Asia Kecil yang telah mereka kuasai
dijadikan basis pertahanan dan kekuatan Bani Saljuk. Situasi inilah yang
mendorong imperium Bizantium menggalang dukungan dengan segenap umat
Kristiani dalam mempertahankan imperiumnya.
3. Faktor Sosial
7
Stratifikasi sosial masyarakat Eropa ketika itu terdiri dari tiga kelompok
yaitu, kaum gereja, kaum bangsawan dan rakyat jelata. Dari ketiga kelompok
tersebut kelompok yang terakhir ini merupakan mayoritas dalam masyarakat,
tetapi menempati kelas yang paling rendah. Kehidupan mereka sangat tertindas
dan hina, mereka harus tunduk kepada para tuan tanah yang sering bertindak
semena-mena dan mereka dibebani pajak. Oleh karena itu, ketika dimobilisasi
oleh pihak gereja untuk turut ambil bagian dalam perang suci ini dengan janji
akan diberikan kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik bila peperangan
dapat dimenangkan dengan spontan mereka menyambut seruan itu, dengan
berduyun-duyun melibatkan diri dalam Perang Salib.
4. Faktor Ekonomi
Jika dilihat dari segi ekonomi, dapat dinyatakan bahwa adanya motivasi
perdagangan bagi bangsa Barat untuk menguasai pasar (tata niaga) di kawasan
Laut tengah yang akan menjadi sentral perdagangan Barat di Timur. Ambisi dan
Obsesi untuk menguasai kawasan tersebut beralasan, sebab kawasan ini sangat
srategis dan prospektif untuk dijadikan pintu gerbang pengembangan perdagangan
ke arah laut merah. Di samping itu, pada masyarakat Eropa berlaku hukum waris
yang menetapkan bahwa hanya anak yang tertua berhak menerima harta warisan.
Apalagi anak tertua meninggal maka harta warisan harus diserahkan kepada
Gereja. Hal ini, telah menyebabkan populasi orang miskin semakin meningkat.
Akibatnya mereka mengikuti seruan mobilisasi umum ini, dengan harapan
untukendapatkan perbaikan ekonomi.
Perang ini dikenal dengan Perang Salib karena ekpedisi militer Kristen
yang menggunakan tanda salib sebagai simbol pemersatu. Dan perang suci ini,
adalah untuk membebaskan Bait Al Maqdis dari kekuasaan orang-orang
Islam.Perang Salib adalah merupakan misi keagamaan dari rombongan penziarah
Kristen ke Bait Al Maqdis di bawah bendera perdamaian, kemudian berubah
menjadi misi perang, karena termakan issu bahwa penguasa Yerussalem .Pada
8
waktu itu, telah melakukan penganiayaan terhadap para penziarah yang beragama
Kristen. Dan akibat penyerbuan Bani Saljuk ke Enthioke telah mengakibatkan
orang-orang Bizantium terusir dari wilayah itu. Tentang masa terjadinya, sebagian
sumber-sumber sejarah mengungkapkan bahwa Perang Salib terjadi antara tahun
1095 sampai 1291. Namun kurung waktu tersebut masih terjadi kontroversi,14
karena batasan waktu terlalu sempit, apakah persiapan menuju Perang Salib ini
dimasukkan dalam kurung waktu tersebut atau tidak.
9
perlengkapan, perbekalan, dan persenjataan. Bahkan kerelaan berkorban jiwa dan
raga yang menurut mereka sangat suci.Gagasan Perang Salib itu muncul pertama
kali pada pidato yang disampaikan oleh Urbanus II dalam kongres agama di
Clermant. Dalam kongres itu juga dikeluarkan perintah agar seluruh anggota salib
untuk menggunakan tanda salib yang terbuat dari kain yang berwarna merah yang
disulam pada jubah seragam pasukan salib sebagai simbol bahwa peperangan ini
semata-mata untuk mempertahankan eksistensi Kristen di muka bumi
Periode ini dikenal dengan periode reaksi umat Islam setelah beberapa
tahun kekuatan umat Islam lumpuh. Setelah menderita kekalahan melawan
kekuatan salib yang dapat menguasai wilayah Syiria dan Palestina, umat Islam
mengadakan perlawanan yang berarti terhadap pasukan salib, baru muncul dari
kota Mosul yang dipimpin oleh Atabuqimat al-Din Zanki. Zanki melihat betapa
pentingnya melumpuhkan kekuatan tentara salib yang menghubungkan antara
Antioch dan Adessa dengan terlebih dahulu melumpuhkan pertahanan Aleppo.
Setelah kota ini dikuasainya dari tentara salib tahun 1144 M akan tetapi dalam
10
pengepungan tersebut ia mati terbunuh karena dihianati oleh budaknya. Dan pada
tahun 1146 M, kemudian cita-citanya dilanjutkan oleh putranya yaitu Nuraddin
Zanki. Nuraddin berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M. Dan
pada tahun 1151 M. Seluruh Edessa dapat direbut kembali.
11
pimpinan merekalah sehingga kota Ahka dapat direbut kembali oleh kaum
muslimin pada tahun 1291.
Perang Salib yang hampir dua abad lamanya, sangat berpengaruh terhadap
dunia Barat dan Timur. Perang ini tidak hanya meninggalkan kesan yang negatif,
Misalnya kerugian jiwa dan harta benda, tetapi juga meninggalkan kesan yang
positif terutama terhadap bangsa Eropa. Meskipun mereka menderita kekalahan
dan gagal melaksanakan cita-cita utamanya yaitu pembebasan palestina dari
ummat Islam.
Adapun kesan yang positif yang didapatkan oleh bangsa Eropa adalah
karena dapat berkenalan dengan kebudayaan Islam yang sangat maju. Bahkan
kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari Timur menyebabkan
timbulnya Renesance di Barat. Seperti kebudayaan di bidang militer, seni,
perindustrian, perdagangan, kepribadian dan sebagainya. dalam bidang militer,
orang-orang Barat menemukan persenjataan dan Teknik berperang yang belum
pernah mereka temukan sebelumnya di negeri mereka. Seperti penggunaan bahan
peledak untuk melontarkan peluru dan lain-lain. Dalam bidang industri, mereka
menemukan kain tenun sekaligus alat tenunnya. Dalam bidang pertanian mereka
menemukan sistem irigasi yang sebelumnya tidak ada di dunia Barat, penemuan
gula juga baru mereka ketahui dari dunia Timur. Hubungan perniagaan denganalat
tukar yang sebelumnya mereka menggunakan sistem Barter. Disamping itu,
keperibadian umat Islam juga memberikan pengaruh positif terhadap nilai-nilai
kemanusiaan di Barat yang sebelumnya tidak pernah mendapat perhatian.
Statement tersebut diatas, sejalan dengan pernyataan DR. Muhammad Sayyid al-
Wakil dengan mengemukakan bahwa tentara Eropa mendapatkan banyak
keuntukngan dari pergaulan mereka dari kaum muslimin, antara lain :
a) Mereka belajar berbagai macam disiplin ilmu yang saat itu telah
berkembang di kalangan kaum muslimin, lalu mengarangnya dalam
12
bentuk buku-buku yang memuat banyak hal-hal yang inovatif dan
membuat rumus-rumus tentang ilmu terrsebut.
b) Pasukan salib belajar dari kaum muslimin hal-hal yang terkait dengan
perindustrian dan keterampilan, seperti keterampilan menenun, mewarnai,
pelabuhan, barang tambang, industri kaca dan teknologi pembangunan.
kesemuanya itu pada akhirnya sangat berpengaruh pada kehidupan
industri, bisnis, dan keterampilan bangsa Eropa.
c) Peradaban Barat sangat diwarnai oleh peradaban Islam, sehingga
membuatnya dan berada di puncak kejayaan. Tanpa Perang Salib,
peradaban Eropa tidak mungkin maju sampai batas waktu yang diketahui.
Fakta ini secara jujur diakui oleh para orientalis yang moderat sebelum
dikemukakan oleh sejarawan muslim sendiri.
A.Pendahuluan
13
antara Kaum Muslimin dan Nasrani kebanyakan dipengaruhi oleh unsur-unsur
religius dan motif ini pula yang didengung-dengungkan oleh Paus Urbanus II
untuk mengerahkan seluruh umat Kristiani di Eropa dengan memproklamirkan
perang suci yang populer dengan sebutan “Perang Salib.” Peristiwa Perang Salib
ini telah dibayar oleh umat Islam melalui perjuangan yang besar dan pada sisi lain
Perang Salib telah memberikan keuntungan bagi pihak Eropa. Ini diakui sendiri
oleh para orientalis; mereka mengatakan bahwa Perang Salib merupakan jembatan
emas bagi tumbuhnya peradaban dan kebudayaan Barat di Eropa.
B. Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib
Gagasan untuk menjalankan peperangan demi membela kepercayaan
agama merupakan idealisme keagamaan yang tersusun menjadi satu, meskipun
demikian berbagai kecenderungan juga mendapat tempat yang layak dalam
tujuan Perang Salib untuk menguasai kembali tempat suci Yerussalem dengan
cara-cara militer. Karena itu untuk merumuskan sebab-sebab terjadinya Perang
Salib, maka perlu menganalisis kondisi pihak Eropa sebelum perang mulai pecah,
atau minimal dianalisa walaupun sekilas sikap dan tindakan pihak Eropa di abad-
abad pertengahan. Berangkat dari premis tersebut di atas, maka dapat dinyatakan
bahwa sebab-sebab terjadinya Perang Salib, adalah sebagai berikut:
1. Faktor Agama
Hilangnya kemerdekaan umat Kristiani untuk beribadah ke Yerussalem.
Kondisi ini merupakan kebijakan yang dijalankan Pemerintahan Bani Saljuk yang
menguasai Yerussalem pada tahun 1076 M. Padahal boleh dikatakan bahwa umat
Kristiani sangat fanatik dan beranggapan bahwa berziarah ke Makam Nabi Isa di
Yerussalem merupakan amalan yang paling baik dan besar pahalanya. Bani Saljuk
telah menjalankan kebijakan-kebijakan yang mempersulit dan bahkan menganiaya
umat Kristiani yang akan berziarah ke Yerussalem. Kebijakan-kebijakan yang
merugikan umat Kristiani ini terdengar sampai di Eropa, rakyat Eropa menjadi
gempar, gusar dan bersedih hati dan justru dari peristiwa ini menumbuhkan
semangat keagamaan dan loyalitas terhadap sesama umat Kristiani untuk
memberikan perlindungan dan pembelaan. Mereka bergerak bersama untuk
menuntut balas atas perampasan kemerdekaan dalam menjalankan ajaran agama
14
mereka. Visi mereka satu yaitu merebut Baitul Maqdis dari genggaman kaum
Muslimin (Bani Saljuk) dengan keyakinan bila berziarah ke tanah suci mendapat
pahala yang besar,
2. FaktorPolitik
Posisi-posisi kunci di sekitar Asia kecil telah di kuasai Bani Saljuk dan
bahkan dijadikan sebagai basis kekuatan dan pertahanan. kondisi ini
memposisikan kota Konstantinopel terancam akan jatuh ke tangan umat Islam
(Bani Saljuk). Untuk menghindari jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat
Islam, Kaisar Alexius penguasa Byzantium (Konstantinopel) tidak memiliki
pilihan lain kecuali meminta dukungan dan bantuan politik Keuskupan Agung di
Roma.pihak Keuskupan Agung sendiri menyambut baik kerja sama ini,Karena
mereka juga berkewajiban membela kepentingan agama, di samping itu
sesungguhnya kepentingan politik bagi Keuskupan juga sangat menggiurkan.
Karena itu mulailah pihak Keuskupan mengatur rencana kerja perebutan kembali
Baitul Maqdis. Tetapi anehnya agenda mereka di awali dengan propaganda perang
suci ke dunia islam oleh Paus Urbanus II. Bila di analisis, Perang suci (Perang
demi membela agama) yang didengung-dengungkan Paus Urbanus II ini,tidak
lebih dari merealisasikan ambisi politiknya untuk menguasai sebagian daerah
yang dikuasai Islam. Karena sesungguhnya kunci dari persoalan ini adalah Bani
Saljuk menguasai Baitul Maqdis dengan menerapkan kebijakan yang menyulitkan
umat Kristiani untuk beribadah ke sana. Dengan demikian, sejatinya tema
propaganda atau kampanye perang suci Paus adalah “pembebasan Baitul Maqdis”
bukan perang suci ke dunia Islam.
3. Faktor Agama
15
kerajaan dan Gereja. Sehingga ketika mereka dimobilisasi oleh pihak gereja untuk
turut mengambil bagian dalam Perang Salib dengan janji akan mendapat
kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik bila dapat memenangkan
peperangan, Di samping itu mereka berharap akan mendapat keuntungan ekonomi
di daerah-daerah yang ditaklukan dari tangan Islam. Motivasi-motivasi tersebut di
atas, menyebabkan masyarakat kelas rendahan di Eropa menyambut seruan
Perang Salib secara spontan dengan berduyung-duyung melibatkan diri dalam
perang.
Seruan Perang Salib yang menggoncang dunia ini, merupakan hasil kerja
keras Paus Urbanus II dalam kampanyenya di kalangan keuskupan Agung. Di
samping itu didukung oleh kampanye yang sama dikalangan masyarakat luas yang
dilakukan oleh seorang penginjil bernama Peters Amin. Peters Amin sangat
gencar dan aktif melakukan kampanye dan boleh di katakan kampanyenya sukses
menggugah emosi keagamaan masyarakat Eropa. Hasil kerja keras dari dua juru
kampanye (jurkam) Perang Salib yaitu Paus Urbanus II dan Peters Amin, maka
16
dimulai pada 1096 tepatnya musim semi, berkumpullah sebanyak 150.000 tentara
Eropa yang sebagian besar berasal dari Perancis dan Normandia. Pasukan Perang
Salib ini berkumpul di Konstantinopel. Dalam perjalanan mereka menuju
Palestina melalui Asia Kecil, banyak pasukan bergabung, sehingga jumlah
pasukan mencapai 300.000 orang.
Skala prioritas pasukan Salib pada periode ini adalah menguasai Mesir.
Berdasarkan pertimbangan ekonomi, bahwa jika Mesir dapat di kuasai, mereka
dapat memperoleh keuntungan besar dalam peperangan, sebab dari Mesir akan
terbuka kesempatan untuk memasuki Laut Merah dan mengembangkan
perdagangan ke Hindia dan kepulauan Hindia sebelah Timur (sekarang
Indonesia). Beberapa tahun setelah pasukan Salib berhasil menduduki
Konstantinopel, pada tahun 1218 M, mereka menyerang Mesir, tetapi tidak
berhasil dan hanya dapat menguasai kota Dimyat sebagai pintu gerbang strategi
untuk memasuki Mesir. Dalam tahun 1229 M pimpinan tentara Salib Frederick
mengadakan perundingan damai dengan Malik al-Kamil nguasa Mesir dari
Dinasti Ayyubiah. Isi perjanjian tersebut adalah Baitul Maqdis diserahkan ke
tentara Salib dan sebagai gantinya diserahkan kepada tentara Islam.24 Dengan
ditandatanganinya perjanjian tersebut, Baitul Maqdis kembali kepangkuan
pasukan Salib dengan Frederick II sebagai rajanya. Tetapi setelah melalui
beberapa pertempuran melawan tentara Salib, Baitul Maqdis dapat direbut
17
kembali oleh penguasa Dinasti Ayyubiah, al-Malik al-Shaleh putra alMalik pada
tahun 1247 M.
18
2. Pasukan Salib dapat berkenalan dengan kebudayaan Islam yang sudah
sangat maju,31 terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga orang
Barat berdatangan ke Timur untuk belajar dan menggali ilmu untuk
kemudian mereka sebarluaskan di Eropa.
3. Manusia mulai kritis terhadap berita-berita pembukaan negeri baru yang
dibawa oleh kaum Salib ke Eropa. Sebagai bukti keinsafan mereka itu
ialah perjalanan Marcopolo dalam mencari benua Amerika di abad ke-13
sebagai langkah awal bagi perjalanan Colombus ke Amerika pada tahun
1492.32
4. Kontak perdagangan antara Timur dan Barat semakin pesat. Mesir dan
Syiria sangat besar artinya bagi lintas perdagangan Barat. Kekayaan
kerajaan dan rakyat kian melimpah ruah.Keadaan seperti ini kian tahun
bertambah pesat, sehingga membuka jalan perdagangan sampai ke
Tanjung Harapan dan lama kelamaan perdagangan dan kemajuan Timur
berpindah ke Bara.
19
BAB 3
PEMBAHASAN
Jurnal Utama
Jurnal “ PERANG SALIB (Telaah Historis dan Eksistensinya) ”ini ditulis oleh
Tasmin menurut saya sangat menambah edukasi kita sebagai siswa/mahasiswa
tentang Peristiwa Perang Salib tersebut.Jurnal ini terdiri dari dari 10 halaman
yang isinya tentang Peristiwa Perang Salib diantaranya Faktor-Faktor Yang
Melatar Belakangi Timbulnya Perang Salib,Kronologis Jalannya Perang
Salib,serta Akibat Yang Ditimbulkan Perang Salib.
Jurnal Pembanding
Menurut saya jurnal ini sudah bagus dan baik untuk menambah pengetahuan
tentang peristiwa Perang Salib, penggunaan bahasa dalam jurnal ini juga sangat
mudah dipahami sehingga para pembaca akan lebih mudah untuk memahami
nya.Dan dalam jurnal tersebut terdapat catatan kaki yang menambah pengetahuan
dari materi yang di paparkan.
20
Menurut saya jurnal Pembanding ini juga sudah cukup baik untuk mengetahui
sejarah Perang Salib itu seperti apa, sehingga kita mengetahui sejarah nya, bahasa
yang digunakan dalam jurnal ini juga mudah dipahami
Menurut saya kedua jurnal tersebut sudah sangat baik, sehingga tidak ada
kekurangan yang terdapat dalam kedua jurnal tersebut.
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa selain faktor Agama yang
menjadi pemicu terjadinya Perang Salib, faktor yang tidak kalah pentingnya
adalah ambisi politik dan ekonomi dari pembesar-pembesar Kristiani dan tentara-
tentara Salib. Perang Salib berlangsung hampir dua abad, kalah dan menang silih
berganti antara pasukan Salib dengan tentara Islam.
Perang Salib menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak dan khusus
bagi dunia Islam, Perang Salib telah meninggalkan dampak yang negatif bagi
dunia Islam karena menyebabkan terjadinya kemusnahan dan kehancuran fisik.
Tetapi sebaliknya bagi dunia Eropa, Perang Salib banyak memberikan
sumbangsih bagi perkembangan peradaban dan budaya Eropa.
Yerusalem bagi banyak ahli sejarah dilihat sebagai faktor yang cukup
dominan dalam penggagasan perang salib, namun kelihatannya cukup sepele dan
sederhana kalau upaya pengamanan peziarah yang dikedepankan dalam
menggagas perang salib tersebut terutama jika dibandingkan dengan pengorbanan
daya dan dana yang dibutuhkan untuk ekspedisi militer pada waktu itu. Saya lebih
melihat bahwa isu Yerusalem dijadikan pemicu semangat para tentara salib
sementara faktor penentu dalam hal ini adalah murni politik yakni upaya
pembentengan diri dari ancaman yang sudah semakin mendekati jantung
kekuasaan Eropa disatu sisi dan disisi lain adalah interes ternal politik gereja
(katolik) untuk menyatukan negara-negara Kristen katolik yang pada saat itu
22
tengah berperang. Sehingga perang Salib digunakan sebagai alat untuk
menyatukan gereja kristen barat (Roma) dan timur (konstantinopel).
23
4.2 Saran
Jurnal yang saya review ini sangat saya sarankan untuk dibaca karena
pengetahuan yang diberikan oleh jurnal ini sangat bermanfaat dan kita bisa
mengetahui lebih banyak tentang sejarah Perang Salib.
24
DFTAR PUSTAKA
Abdul Fattah, Said., 1976, Asyur al-Harakat al-Salibiyah, Juz II, Kairo: Maktabat
al-Andalus.
Dewan Redaksi, 1993, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve.
Amin, Ahmad. Yaum al-Islam, diterjemahkan oleh Abu Laila dan Muhammad
Tohir Dengan judul” Islam dari Masa ke Masa” Cet. III; Bandung : Remaja
Rosda Karya, 1993.
Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, jilid 4 Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hove,
1993.Fattah, Said Abdul Asyur, Al-Harakah al-Shalibiyah, diterjemahkan oleh
Muhammad Mahrus Muslim dengan judul “ Kronologis Perang Salib” Jakarta:
Fikahati Aneksa, 1993.
25