Anda di halaman 1dari 12

HISTORIOGRAFI KRISTEN AWAL : EUSEBIUS DAN AGUSTINE (STUDI KRITIS

ATAS KARYA EUBIUS DAN AGUSTINE)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Historiografi Umum

Dosen Pengampu : Edy Budi Santoso S.S., M.A.

OLEH KELOMPOK 3 :

1. HERLINA NOVA R (122011433020)


2. FEBIANTI NURUL ADHA (122011433047)
3. IFTIFAROH AZZAH (122011433057)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan
makalah bertema Pancasila. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung
Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Makalah berjudul “Historiografi Kristen Awal : Eusebius dan Agustinus (Studi kritis
atas karya Eusebius dan Agustinus)”. Isi makalah ini membahas mengenai penulisan di masa
Kristen awal serta mengenal siapa itu Eusebius dan Agustinus beserta karya-karya mereka.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Historiografi
Umum. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat
dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
Wassalamualaikum wr.wb.

Surabaya, 12 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
Bab II Pembahasan....................................................................................................................
2.1 Historiografi Kristen Awal..........................................................................................
2.2 Eusebius dari Kaisarea.................................................................................................
2.3 Sejarah Baru, “Church History”, Kritik terhadap Eusebius..........................................
2.4 St. Agustinus................................................................................................................
2.5 Studi Kritis Karya Agustinus “The City of God”..........................................................
Bab III Kesimpulan....................................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Historiografi dalam perkembangannya mengalami perkembangan yang berbeda-beda,
hal ini ditentukan oleh zaman, lingkungan, kebudayaan, serta tempat di mana karya
historiografi tersebut dihasilkan. Perkembangan historiografi Barat bukan hanya dilakukan
oleh seorang sejarawan profesional, melainkan juga para politikus, sastrawan, jendral,
bahkan agamawan atau dapat disebut dengan pendeta.
Historiografi secara umum Mengkaji berbagai aspek perkembangan seputar sejarah.
Hal tersebut mengenalkan cara menulis, paradigma dan pendekatan peristiwa masa lampau
secara kronologi dan sistematis. Berkembangnya zaman, historiografi mulai berbeda -
beda, hal itu dikarenakan adanya perubahan zaman, lingkungan, kebudayaan, dan dimana
tempat penulisan itu dilahirkan. Perkembangan historiografi Barat tidak hanya dilakukan
oleh sejarawan profesional yang menulis penulisan sejarah itu, melainkan juga para
politikus, sastrawan, jendral, bahkan agamawan atau mungkin identik dengan sebutan
pendeta. Ketika kita berbicara perihal perkembangan historiografi Barat pada masa Kristen
awal, maka sepintas tergambar bahwa historiografi Barat pada masa ini banyak dipengaruhi
oleh dogma-dogma gereja. Untuk mengetahui mengenai perkembangan historiografi Barat
pada masa Kristen awal, di perlukan penelaahan yang lebih luas dan mendalam mengenai
hal ini. Dalam hal ini seperti pengaruh Kristen terhadap historiografi barat, tokoh-tokoh
yang berpengaruh pada masa ini, termasuk karya-karya sejarahnya. Dalam penulisan artikel
ini bertujuan untuk memberikan informasi historiografi barat sekaligus bermanfaat bagi
mahasiswa menjadikannya sumber dalam penulisan sejarah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran dari historiografi Kristen awal?
2. Bagaimana latar belakang dari Eusebius dan Agustinus?
3. Karya apa saja yang telah mereka buat?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Historiografi Kristen Awal
Pada dasarnya dunia memiliki sejarah yang panjang, sehingga dalam pemaparannya
sejarawan menggunakan periode untuk memudahkan pembabakan dalam sejarah. Hal
tersebut juga berpengaruh pada historiografi atau penulisan sejarah. Perkembangan
historiografi atau penulisan sejarah memiliki tingkat perkembangan yang relative berbeda,
hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti zaman, lingkungan, kebudayaan, dan
tempat dimana karya tulis tersebut dihasilkan. Fakta sejarah menyebutkan bahwa tokoh-
tokoh sejarah yang menghasilkan karya tulis, bukanlah ahli sejarah. Penulisan sejarah tidak
selalu dituliskan oleh ahli sejarah atau sejarawan. Seperti halnya yang terjadi pada
historiografi romawi kuno, karya tulis cenderung bersifat pengalaman pribadi dari penulis
yang berprofesi sebagai pedagang hingga prajurit. Hal tersebut menjadi salah satu alasan
dimulainya masa pembabakan bagi historiografi Kristen.
Historiografi Kristen, beberapa pihak yang berhubungan dengan gereja memiliki peran
yang besar di dalamnya. Penulisan sejarah pada masa Kristen awal tidak dilakukan oleh
ahli sejarah maupun sejarawan Kristen, melainkan oleh Bapa Gereja dan uskup-uskupnya.
Tidak perlu diragukan lagi, bahwasanya gereja memiliki pencatatan yang baik. Penulisan
pada masa Kristen awal memiliki kesan dan pesan misionaris, mengapa demikian? Karena
memang penulisan sejarah juga menjadi salah satu sarana yang digunakan oleh misionaris
Kristen sebagai alat penyebaran agama. Dari sini dapat dipahami bahwasanya penulisan
pada masa Kristen sangat terpengaruh oleh paham Gereja. Penulisan ini berbentuk tulisan-
tulisan yang memuat pengalaman mereka bersama dengan Yesus dan bersifat seperti kitab
suci.1 Tetapi mengapa gereja dan uskupnya dapat melakukannya? Hal tersebut disebabkan
penulisan pada masa Kristen bertepatan dengan perkembangan filsafat Katolik; dimana
gereja memiliki pengaruh dan peran yang sangat besar.2
Apakah semudah itu historiografi Kristen awal dapat terjadi? Tentu saja tidak. Pasca
baru dimulainya historiografi Kristen, sebenarnya di samping berkembangnya
historiografi Kristen ada yang disebut dengan historiografi kafir. Dengan berkembangnya
filsafat Katolik, memunculkan adanya sebutan historiografi kafir yang mana merupakan
karya dari Yunani dan romawi yang disebut sebagai hasil pemikiran dari orang-orang yang

1 Aceng Ahmad dan Asep M. Fauji, “Historiografi Awal Kristen”, Makalah, Program Studi Sejarah Peradaban
Islam UIN Sunang Gunung Jati, (2019)
2 Ibid.
belum beragama. Keistimewaan pada penulisan historis Kristen adalah penulisan mereka
memiliki nilai penyelamatan yang unik dan tak terbandingkan. Karya historis mereka
merupakan kesaksian yang senantiasa mengandung jawaban dalam iman. 3
Orang Kristen merupakan bangsa yang baru dan Yesus menjadi pembuka awal dari
sejarah baru tersebut, yakni keselamatan. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya,
orang-orang Kristen terutama orang-orang gereja membuat biografinya sendiri melalui
pujian kepada para kudus dan para martir. Tetapi dalam penyebarannya, para misionaris
Kristen menghadapi banyak hambatan terutama dari kaum Pagan Romawi. Kaum Pagan
Romawi dikenal sangat menentang perkembangan dari agama Kristen tersebut, yang mana
sering menjadi alasan mengapa banyak konflik yang terjadi di antara kedua belah pihak.
Terutama dengan tuduhan dari Romawi yang menganggap Kristen adalah penyebab
kehancuran dari Romawi. Orang-orang Romawi menyebutkan bahwasanya kehancuran
Romawi disebabkan kaum Kristen yang menelantarkan dewa-dewa kuno, sehingga
memancing kemarahan dari dewa-dewa tersebut degan tidak melindungi orang-orang
Romawi. Itulah mengapa penulisan historis Kristen awal sangat bersifat Nasrani-Sentris.
Penulisan Historiografi Kristen yang awalnya masih bersifat seperti kitab Injil,
berkembang dan semakin banyak karya yang diciptakan ditujukan untuk membela agama
Kristen dari tuduhan orang-orang Romawi.

2.2 Eusebius dari Kaisarea

Semakin berkembangnya agama Kristen, gereja menjadi bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan masyarakat dan iklim imperial. Historiografi pada masa itu juga
semakin aktif, terutama dengan munculnya tokoh-tokoh yang memiliki peran besar dalam
historis Kristen. Sebut saja salah satunya Eusebius atau dapat disebut juga sebagai
Eusebius Pamphili (putra atau pelayan pamphilus). Tidak banyak yang dapat diceritakan
berkenaan dengan biografi Eusebius, tetapi diketahui bahwasanya Eusebius dibaptis dan
ditasbihkan di Kaisarea dan menjadi uskup di sana. Eusebius banyak menulis sebagai
apologi, kronografer, sejarawan, penafsir, kontroversial. 4 Salah satu karyanya yang
berjudul “Chronicle” yang menjadi dasar dari “Historia Eccelesiastica” atau dalam Bahasa
Inggris disebut dengan “Church history” yang berisi tentang sejarah gereja. Karya tersebut

3 Sihol Situmorang, “Historiografi Antik dan Historiografi Kristen”,


LOGOS, Jurnal Filsafat-Teologi, Vol.4 No.2
(2005)
4 Editors of Encyclopaedia Britannica, “Eusebius of Caesarea”, BRITANNICA, diakses 5 Mei 2022,

https://www.britannica.com/biography/Eusebius-of-Caesarea
menjadi sejarah gereja yang pertama, sehingga karya tersebut memberi Eusebius julukan
baru yaitu, Bapa Sejarah Gereja.

2.3 Sejarah Baru, “Church History”, Kritik terhadap Eusebius

Karya milik Eusebius sering disebut dengan sejarah baru, sebab Eusebius-lah yang
pertama kali mengarang tentang Historia Eccelesiastica yang meliputi kejadian seputar
gereja sejak awa hingga kemenangan agama Kristen. Yang menjadikannya baru adalah
bagaimana Eusebius memandang dan memahami sejarah sebagai suatu proses yang
berkesinambungan, di mana fakta demi fakta terkait dengan ketat secara kronologis.
Sejarah baru gereja, tetapi dipahami oleh Eusebius sebagai laporan atas perkembangan
gereja dalam perjuangannya yang gemilang melawan kaum heritik dan para penganiaya.

Kemunculan Historia Eccelesiastica menjadi tanda bahwa historiografi tidak hanya


tentang sejarah Athena atau sejarah Romawi, tetapi sejarah agama dan gereja. Penulisan
yang dilakukan Eusebius sangat berbeda dari kebiasaan, dimana Eusebius menggunakan
banyak kutipan atau memparafrasekan sumber-sumbernya. Sejarah gereja yang ditulis
oleh Eusebius merupakan apologi historis kekristenan.5 Eusebius menyusun karyanya
sebagai berikut:

1. Arkeologi ilahi Gereja


2. Reduksi sejarah orang Israel menuju ke arah dari banyak sejarah bangsa, mulai
dari Kristus dan seterusnya
3. Sejarah perjuangan demi doktrin yang benar
4. Sejarah perjuangan yang penuh penderitaan
5. Sejarah terasingnya Yahudi dari sejarah Allah, yang bagi bangsa itu menjadi
kehancuran dan hukuman, karena penghakiman Allah.

Sejarah Gereja berbeda dari sejarah Yunani-Romawi yang lebih merupakan karya
retoris. Eusebius tidak menghendaki karyanya sebagai sejarah politik. Eusebius sangat
menekankan pentingnya dan originalitasnya sejarah. Jika dalam Gereja, komunitas
Kristen, Logos menjelma, maka historiografi eklesiastik merupakan sejarah keselamatan.
Dengan demikian dapat dipahami mengapa dalam Historia Ecclesiastica Eusebius, sejarah
politik tidak dibahas. Meski demikian beberapa kritik dilayangkan terhadap karya
Eusebius berkenaan dengan subjektivitas yang terkandung di dalamnya. Walau pada

5 Sihol Sitomurang, Op.Cit.


dasarnya Eusebius tidak bermaksud demikian, tetapi pembelaan terhadap Kristen dan
gereja sangatlah terlihat dalam karya tulisnya.

2.4 St. Agustinus

St Agustinus, juga dikenal sebagai Aurelius Augustinus, adalah salah satu tokoh kunci
dalam transisi dari zaman klasik ke Abad Pertengahan. Ia lahir di Thagaste, Afrika bagian
utara, dan meninggal saat Vandal yang menyerang mendekati kota episkopalnya, Hippo.
Dia menjalani hampir delapan puluh tahun transformasi sosial, pergolakan politik, dan
bencana militer yang sering disebut sebagai “kemunduran Kekaisaran Romawi.”
Hidupnya juga mencakup salah satu fase terpenting dalam transisi dari paganisme Romawi
ke Kristen.

Tradisi pagan Romawi kuno sama sekali tidak mati, meskipun kaisar Romawi telah
menjadi orang Kristen sejak pertobatan Konstantinus sekitar empat puluh tahun sebelum
Agustinus lahir. Masa muda Agustinus melihat pemerintahan singkat Julian yang murtad
serta reaksi pagan besar terakhir di kekaisaran, yang pecah pada tahun 390-an. Namun
demikian, selama periode inilah negara Romawi mengadopsi agama Kristen sebagai
agama resmi negara. Eropa Abad Pertengahan mulai terbentuk dalam kerangka Kekaisaran
Romawi. Agustinus berasal dari dunia zaman Romawi akhir, dan sistem budaya dan
pendidikannya memiliki peran yang menentukan dan bertahan lama dalam membentuk
pikirannya.6

Agustinus mengalami pergumulan yang hebat, yaitu keinginannya untuk mencari


kebenaran yang sejati yang memberikan kepadanya suatu kedamaian hidup. Seluruh
perjuangannya dalam mencari kebenaran tersebut diuraikannya dalam bukunya yang
berjudul Confessiones (pengakuan - pengakuan). Kira-kira tahun 373 ia membaca buku
Hortensius, karangan Cicero, yang membawanya menjadi seorang pengikut Platonisme.
Namun, Platonisme tidak memberikan kepadanya kedamaian sehingga ia berpindah lagi
menjadi pengikut Manikheisme. Sementara itu, Agustinus memelihara seorang wanita dan
dari wanita ini lahir seorang anak laki-laki yang diberinya nama, Adeodatus. Hubungannya
dengan wanita ini berlangsung selama lima belas tahun lamanya. Pada tahun 391
Agustinus berkunjung ke Hippo Regius. Umat di Hippo Regius meminta agar Agustinus
ditahbiskan menjadi presbiter untuk membantu Uskup Valerius yang sulit berkhotbah

6Raymond Kelvin Nando,2022,St Agustinus : Biografi dan Pemikiran


Filsafatnya,Feelsafat,https://feelsafat.com/2022/01/st-agustinus-biografi-dan-pemikiran-filsafatnya.ht ml
dalam bahasa Latin. Tahun 396 Uskup Valerius meninggal dan Agustinus ditahbiskan
sebagai uskup Hippo Regius pengganti Valerius. Cita-citanya untuk hidup dengan damai
dalam biara terpaksa ditinggalkannya. Ia menjadi uskup Hippo Regius sampai dengan
meninggalnya pada 28 Agustus 430, ketika suku-suku bangsa Vandal mengepung kota
Hippo Regius.7

Augustinus adalah seorang teolog besar dalam sejarah gereja. Ia adalah murid Paulus.
Ia banyak menulis yang di dalamnya kita dapat menimba pandangan teologinya. Ia juga
seorang yang dikenal sebagai penentang penyesat-penyesat yang gigih. Perlawanannya
dengan Donatisme menyebabkan ia menguraikan pandangannya tentang gereja dan
sakramen. Baginya, gereja bukanlah persekutuan yang inklusif, yaitu yang hanya terdiri
dari orang-orang suci. Gereja adalah kudus pada dirinya sendiri dan bukan karena
kekudusan (kesucian) anggota-anggotanya. Di dalam gereja terdapat orang-orang yang
baik dan orang-orang yang jahat. Di luar gereja juga terdapat pula orang-orang yang baik.
Tampaknya Augustinus berpendapat bahwa orang-orang baik yang berada di luar gereja
akan menjadi anggota gereja sebelum mereka meninggal. 8

2.5 Studi Kritis Karya Agustinus

Agustinus memiliki karya sastra yang dapat dikatakan luar biasa. Ia menulis karya
mengenai teologi yang menjadi dasar teologi patristik atau teologi abad pertengahan. Ia
bertarung melawan Heretik yang menimpa penganut donates, orang-orang yang pelagia
dan arya. Salah satu autobiografi yang ditulisnya adalah berjudul Confesstion, yang ditulis
sekitar tahun 380 M, karya tersebut dianggap sebagai salah satu karya sastra barat klasik.
Terdapat karyanya yang lain seperti Civitate (De City of God) yang merupakan karya
filsafat yang luar biasa. Buku tersebut menjelaskan mengenai arti sejarah dan ajaran
Kristen yang bagus.

Dalam karyanya The City of God, Agustinus menjelaskan mengenai pertahanan ajaran
Kristen dalam kekaisaran Romawi. Dalam mempertahankan gereja, Agustinus
berpendapat bahwa hanya ada dua dunia dalam sejarah, yaitu Kota Tuhan dan Kota Dunia.
Kota dunia hanya berlangsung sebentar saja. Seorang raja memiliki kekuasaan yang
mutlak dan harus ditaati. Hal ini dikarenakan kekuasaannya merupakan takdir Tuhan. Dan
Kota Tuhan memiliki sifat abadi. Tuhan berkuasa dan semua orang Kristen yang benar

7 Drs.F.D. Wellem, M.Th., “Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja”, Jakarta 1999;30 -33.
8 Ibid.
akan hidup dalam kesetiaan spiritual. 9 Menurut Agustinus, Tuhan merupakan penguasa
dan pemerintah. Negara surgawi merupakan negara yang penuh dengan kedamaian,
diciptakan atas landasan kasih Tuhan dan penuh dengan ketertiban, kebaikan, kebenaran,
keadilan, ketaatan, kedamaian serta keselamatan. Bagi Agustinus, Tuhan adalah Raja.
Tuhan sangat layak menjadi Raja dikarenakan keagungan keberadaan-Nya dan perbuatan-
Nya yang ajaib dan kemuliaan-Nya yang abadi.

Karyanya yang berjudul The City of God tersebut didasari oleh pemikirannya yang
dilatar belakangi oleh kondisi di Roma yang saat itu terjadi sentimen yang dilakukan oleh
kaum Paganisme yang menyalahkan kaum Kristiani atas kekalahan tentara Romawi
terhadap bangsa Visigoth. Pada dasarnya sentimen tersebut sudah ada pada Kekaisaran
Romawi yang dipimpin oleh Nero Claudius Germanicus pada tahun 54-68 M. Berawal
dari keinginannya untuk membakar perumahan rakyat yang terletak di sekitar bukit
Esquiline untuk membangun satu istana pribadi di tempat tersebut, namun api secara tidak
sengaja meluas tidak terkendali sehingga merambah ke sebagian besar kota Roma.10

Untuk menghindari kemarahan rakyat dan pejabat istana lainnya, Kaisar Nero menuduh
umat Kristen yang sudah ada sejak awal Masehi dan terjadilah penganiayaan dan
intimidasi terhadap kaum Kristiani. Namun intimidasi ini sempat mereda pada masa Kaisar
Constantinus. Ia menganggap bahwa dukungan pihak Gereja sangat berpengaruh dalam
mempertahankan keutuhan dan kesatuan negara yang pada saat itu terjadi perebutan
kekuasaan sejak Kaisar Galerius meninggal. 11

9 Aisyah Karimah, Historiografi Kristen Awal (Studi Kritis atas Karya-karya Agustinus), 2016.
10 J.H Rapar, Op. Cit, Hal 15.
11 J.H Rapar, Op. Cit, Hal 16.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan historiografi atau penulisan sejarah memiliki tingkat perkembangan
yang relative berbeda, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti zaman,
lingkungan, kebudayaan, dan tempat dimana karya tulis tersebut dihasilkan. Fakta sejarah
menyebutkan bahwa tokoh-tokoh sejarah yang menghasilkan karya tulis, bukanlah ahli
sejarah. Penulisan sejarah tidak selalu dituliskan oleh ahli sejarah atau sejarawan. Seperti
halnya yang terjadi pada historiografi romawi kuno, karya tulis cenderung bersifat
pengalaman pribadi dari penulis yang berprofesi sebagai pedagang hingga prajurit. Hal
tersebut menjadi salah satu alasan dimulainya masa pembabakan bagi historiografi
Kristen.

Karya milik Eusebius yang sering disebut dengan sejarah baru, sebab Eusebius-lah
yang pertama kali mengarang tentang Historia Eccelesiastica yang meliputi kejadian
seputar gereja sejak awal hingga kemenangan agama Kristen. Yang menjadikannya baru
adalah bagaimana Eusebius memandang dan memahami sejarah sebagai suatu proses yang
berkesinambungan, di mana fakta demi fakta terkait dengan ketat secara kronologis.
Sejarah baru gereja, tetapi dipahami oleh Eusebius sebagai laporan atas perkembangan
gereja dalam perjuangannya yang gemilang melawan kaum heritik dan para penganiaya.

Agustinus memiliki karya sastra yang dapat dikatakan luar biasa. Ia menulis karya
mengenai teologi yang menjadi dasar teologi patristik atau teologi abad pertengahan. Ia
bertarung melawan Heretik yang menimpa penganut donates, orang-orang yang pelagia
dan arya. Dalam karyanya The City of God, Agustinus menjelaskan mengenai pertahanan
ajaran Kristen dalam kekaisaran Romawi. Dimana karyanya tersebut didasari oleh
pemikirannya yang dilatar belakangi oleh kondisi di Roma yang saat itu terjadi sentimen
yang dilakukan oleh kaum Paganisme yang menyalahkan kaum Kristiani atas kekalahan
tentara Romawi terhadap bangsa Visigoth.
DAFTAR PUSTAKA

Aceng Ahmad,Asep. (2019). Historiografi Kristen Awal. Academia.edu.

Drs.F.D. Wellem, M.Th., “Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja”,
Jakarta 1999;30 -33.

Editors of Encyclopaedia Britannica. “Eusebius of Caesarea”. BRITANNICA. diakses 5 Mei


2022. https://www.britannica.com/biography/Eusebius-of-Caesarea

Iryana, Wahyu. (2019). Historiografi Umum. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Karimah, A. (2016). Historiografi Kristen Awal (Studi Kritis atas Karya-karya Agustinus).

Nando, Raymond Kelvin. (2022). St Agustinus : Biografi dan Pemikiran Filsafatnya,


Feelsafat https://feelsafat.com/2022/01/st-agustinus-biografi-dan-pemikiran-
filsafatnya.ht ml
Situmorang, Sihol. (2005). “Historiografi Antik dan Historiografi Kristen”. LOGOS. Jurnal
Filsafat-Teologi. Vol.4 No.2

Tambunan, N. D. (2018). Negara dalam Perspektif Santo Agustinus. 1-94 halaman.

Anda mungkin juga menyukai