Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

WADIAH DAN IJARAH

DOSEN MATA KULIAH : ANSAR, S.Pd.I.,M.E.Sy

KELOMPOK 7

 SRI WAHYUNI (180311034)


 WAHDANIAH (180311 )
 NURWAHDANIAR (180311 )
 NURUL MURSYIDAH (180311 )
 SULFIADI (180311 )

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AJARAN 2019

i
KATA PEGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami
panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Ansar,
S.Pd.I.,M.E.Sy mata kuliah Layanan Produk dan Jasa Bank Syariah serta teman-
teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Wadiah dan Ijarah” kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami
senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Sinjai, 30 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. ........................................................................................................................ 3
B. ........................................................................................................................ 4
C. ........................................................................................................................ 5
D. ........................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP..................................................................................................18

A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengettian sewa-menyewa dan upah atau ijarah akan dikemukakan mengenai


makna operasional ijarah itu sendiri. Ijarah merupakan kontrak antar bank syariah
sebagai pihak yang menyewakan barang dan nasabah sebagai penyewa, dengan
menetukan biaya sewa yang disepakati oleh pihak bank dan pihak penyewa. Barang-
barang yang dapat disewakan pada umumnya yaitu aset tetap, seperti gedung, mesin,
peralatan, kendaraan, dan aset tetap lainnya.
Dalam transaksi perbankan, bank membeli aset tetap dari supplier kemudian
disewakan kepada nasabah dengan biaya sewa yang tetap hingga jangka waktu
tertentu. Bank dapat membeli aset tetap dari supplier yang ditunjuk oleh bank
syariah, kemudian setelah aset setiap dioperasionalkan maka aset tetap tersebut
disewakan kepada pihak nasabah.
Al-Wadiah merupakan salah satu akad yang digunakan oleh bank syariah
untuk produk penghimpunan dana pihak ketiga. Dalam akad al-Wadiah, bank syariah
dapat menawarkan dua produk perbankan yang dikenal oleh masyarakat luas yaitu
giro dan tabungan. Kedua produk yang ditawarkan dengan menggunakan akad al-
Wadiah, yaitu giro wadiah dan tabungan wadiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Ijarah ?


2. Apa saja dasar hukum Ijarah ?
3. Apa saja rukun dan syarat Ijarah ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Wadiah ?
5. Apa saja jenis Wadiah ?

1
C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian ijarah


2. Untuk mengetahui dasar hukum ijarah
3. Untuk mengetahui rukun dan syarat ijarah
4. Untuk mengetahui mengetahui pengertian wadiah
5. Untuk mengetahui jenis wadiah.

A.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IJARAH

Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah
al-iwadh yang arti dalam bahasa Indonesianya ialah ganti dan upah.

Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda-beda mendefinisikan


ijarah, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menurut hanafiyah bahwa Ijarah ialah akad untuk membolehkan


pemilikan manfaat yang diketahui dan disengaja dari suatu zat yang
disewa dengan imbalan.
2. Menurut Malikiyah bahwa Ijarah ialah nama bagi akad-akad untuk
kemafaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat
dipindahkan.
3. Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang
dimaksud Ijarah ialah akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja
untuk memberi dan membolehkan dengan imbalan yang diketahui
ketika itu.
4. Menurut Muhammad Al-Syarbini al-Khatib bahwa yang dimaksud
dengan Ijarah ialah pemilikan manfaat dengan adanya imbalan dan
syarat-syarat.
5. Menurut Sayyid Sabiq bahwa Ijarah ialah suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan penggantian.
6. Menurut Hasbi Ash-Shiddiqie bahwa Ijarah ialah akad objeknya ialah
penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat
dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat.
7. Menurut Idris Ahmad bahwa upah artinya mengambil manfaat tenaga
orang lain dengan jalan memberi ganti menurut syarat-syarat tertentu.

3
B. Jenis-Jenis Ijarah

Dalam transaksi keuangan, ijarah dibagi menjadi dua yaitu ijarah dan
ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik.

1. Ijarah dalam perbankan dikenal dengan operational lesse, yaitu


kontrak sewa antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa,
dimana pihak penyewa harus membayar sewa sesuai dengan
perjanjian, dan pada saat jatuh tempo, aset yang di sewa harus
dikembalikan kepada pihak yang menyewekan. Biaya pemeliharaan
atas aset yang menjadi objek sewa menjadi tanggungan pihak yang
menyewakan.
2. Ijarah Muntahiya Bittamlik disebut juga dengan ijarah wa iqtina
adalah perjanjian sewa antara pihak pemilikaset tetap (lessor) dan
penyewa (lessee), atas barang yang disewakan, penyewa mendapatkan
hak opsi untuk membeli objek sewa.

C. Rukun-rukun Ijarah adalah sebagai berikut:

1. Mu’jir dan musta’jir, yaitu orang yang melakukan


akad sewa-menyewa atau upah-mengupah. Mu’jir adalah yang
memberikan upah dan menyewakan, musta’jir adalah orang yang
menerima upah untuk melakukan sesuatu dan menyewa sesuatu,
disyarakatkan pada mu’jir dan musta’jir adalah baligh, berakal, cakap
melakukan tasharruf(mengedalikan harta), dan saling meridhai.
2. Shigat ijab kabul antara mu’jir dan musta’jir, ijab kabul sewa-
menyewa dan upah-mengupah, ijab kabul sewa-menyewa.
3. Ujrah, disyarakan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak, baik
dalam sewa-menyewa maupun dalam upah-mengupah.
4. Barang yang disewakan atas sesuatu yang dikerjakan dalam upah-
mengupah, disyaratkan pada barang yang disewakan.

4
D. Syarat- syarat ijarah adalah sebagai berikut :

1. Pihak yang terlibat harus saling ridha


2. Ma'jur (barang / obyek sewa) ada manfaatnya :
3. Manfaat tersebut dibenarkan agama / halal
4. Manfaat tersebut dapat dinilai dan diukur / diperhi-tungkan
5. Manfaatnya dapat diberikan kepada pihak yang menyewa
6. Ma'jur wajib dibeli Musta'jir

Skema Ijarah Muntahiya Bittamlik Dalam Bank Syariah ijarah


muntahiya bittamlik biasa disingkat dengan IMBT.

1.Akad sewa IMBT


BANK NASABAH
MU’AJIR MUSTA’JIR
5.Bayar kewajiban
pelunasan/pembelian

2.Beli objek sewa

3.Kirim dokumen ke bank


4.Kirim barang ke nasabah

OBJEK SEWA
SUPPLIER
MA’JUR

Skema
Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Keterangan :

1. Bank syariah dan nasabah melakukan perjanjian dengan akad ijarah


muntahiya bittamlik. Dalam akad, dijelaskan tentang objek sewa, jangka
waktu sewa, dan imbalan yang diberikan oleh lessee kepada lessor, hak
opsi lessee setelah masa sewa berakhir, dan ketentuan lainnya.

5
2. Bank syariah membeli objek sewa dari supllier. Aset yang dibeli oleh
bank syariah sesuai dengan kebutuhan lessee.

3. Setelah supplier menyiapkan objek sewa, kemudian supplier


mengirimkan dokumen barang yang dibeli ke bank syariah, kemudian
bank syariah membayar kepada supplier.

4. Supplier mengirimkan objek sewa kepada nasabah atas perintah dari bank
syariah. Barang- barang yang dikirm tidak disertai dengan dokumen,
karena dokumen barang diserahkan kepada bank syariah.

5. Setelah menerima objek sewa, maka nasabah mulai melaksankan


pembayaran atas imbalan yang disepakati dalam akad. Imbalan yang
diterima oleh bank syariah disebut pendapatan sewa. Biaya sewa dibayar
oleh nasabah kepada bank syariah pada umumnya setiap bulan. Bila
jangka waktu berakhir, dan nasabah akan membayar sisanya (bila ada)
dan bank syariah akan menyerahkan dokumen kepemilikan objek sewa.

E. Pengertian Wadiah

Al-Wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang


menyimpan dan menitipkan kepada pihak yeng menerima titipan untuk
dimanfaatkan atau tidak di manfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan
harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini
dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang
menitipkannya.

F. Jenis Al-Wadiah

Jenis Al-Wadiah terbagi 2 yang terdiri dari :

1. WADIAH YAD AL-AMANAH

Wadiah Yad Al-Amanah merupakan titipan murni dari pihak


yang menitipkan barangnya kepada pihak penerima titipan. Pihak

6
penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang titipan dan
tidak diperkenakan untuk memanfaatkannya. Penerima titipan akan
mengembalikan barang titipan dengan utuh kepada pihak yang
menitipkan setiap saat barang itu dibutuhkan.

2. WAHDIAH YAD DHAMANAH

Wahdiah Yad Dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak
sebagai pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang
menerima titipan. Pihak penerima titipan dapat memanfaatkan barang yang
dititipkan. Penerima titipan wajib mengembalikan barang yang dititipkan
dalam keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan memberikan imbalan
dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan sebelumnya.

Kateristik wadiah yad dhamanah:

1.  Harta dan barang yang dititipkan boleh dimanfaatkan oleh pihak


yang menerima titipan.
2. Penerima titipan sebagai pemegang amanah. Meskipun harta yang
dititipkan boleh dimanfaatkan harta titipan yang dapat
menghasilkan keuntungan.
3. Bank mendapat manfaat atas harta yang dititipkan, oleh karena itu
penerima titipan boleh memberikan bonus. Bonus bersifat tidak
mengikat, sehingga dapat diberikan atau tidak. Besarnya bonus
tergantung pada pihak penerima titipan. Bonus tidak boleh
diperjanjikan pada saat kontrak, karena bukan merupakan
kewajiban bagi penerima titipan.

4. Dalam aplikasi bank syariah, produk yang sesuai dengan


akad wadiah yad amanah adalah simpanan giro dan tabungan.

G. GIRO AL-WADI’AH

            Bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk


rekening wadi’ah. Dalam  hal ini, bank menggunakan prinsip wadi’ah yad
dhamanah, di mana bank sebagai penyimpan dana harus menjamin
pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. Bank boleh menggunakan
dana tersebut untuk  kegiatan  komersial dan bank  berhak atas pendapatan
yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut.

7
            Pemilik simpanan dapat menarik dananya sewaktu-waktu apabila
diperlukan. Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau
keuntungan kepada pemegang rekening wadi’ah, begitu juga sebaliknya bank
tidak boleh mengharamkan imbalan atau keuntungan atas rekening wadi’ah.

Ciri-ciri giro wadi’ah adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemegang rekening disebut cek untuk mengoprasikan rekeningnya.


2.  Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah lain atau
pejabat bank, dan penyetor sejumlah dana minimum (yang ditentukan
kebijaksanaan masing-masing bank) sebagai setoran awal.
3. Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam bank
Indonesia.
4.    Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara menyerahkan cek
atau instruksi tertulis lainnya.

H.  TABUNGAN AL-WADIAH

            Prinsip wadi’ah yad dhamanah juga dipergunakan oleh bank dalam


mengelola jasa tabungan, yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa
penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya
kembali. Pemilik simpanan dapat menarik sebagian atau seluruh saldo
simpanannya sewaktu-waktu, sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

            Semua keuntungan atas pemanfaatan dana menjadi pemilik


bank, tetapi atas kehendaknya sendiri bank dapat memberikan imbalan
keuntungan yang berasal dari keuntungan bank. Bank menyediakan buku
tabungan dan jasa-jasa yang berkait dengan rekening tersebut.

             Berbeda dengan jenis tabungan mudharabah, bank syariah tidak


memperjanjikan bagi hasil atau tabungan wadi’ah, walaupun atas
kemauannya sendiri bank dapat memberikan bonus kepada pemegang
rekening wadi’ah. Besarnya  pemberian bonus kepada nasabah pemegang
rekening titipan maupun tabungan wadia’ah adalah tergantung kepada
kebijakan manajemen bank. Bonus “biasanya” hanya diberikan apabila bank
mengalami surplus pendapatan, setelah dikurangi pembagian hasil kepada
pemegang rekening tabungan dan deposito mudharabah.

Ciri-ciri rekening tabungan wadi’ah sebagai berikut:

1. Menggunakan buku (passbook) atau kartu ATM.


2.  Besarnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus mengendap,
tergantung pada kebijakan masing-masing bank.

8
3. Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja.
4. Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara mengkradit rekening
tabungan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Kami menyadari bahwa penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.


Suhendi, Hendi. 2014. Fiqh Muamalah. Jakarta : PT. Rajafrafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai