Anda di halaman 1dari 19

MODUL

PENDEKATAN PARTISIPATIF PELATIHAN

Bimbingan Teknik Pengembangan Tata Guna Air


Dalam Rangka Pelatihan Teknis Instruktur PTGA

Tahun, 2019

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................

Daftar Isi .........................................................................................................................

Daftar Gambar ................................................................................................................

Petunjuk Penggunaan Modul ...........................................................................................

Daftar Lampiran ..............................................................................................................

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................................


B. Deskripsi Singkat ........................................................................................................
C. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................
D. Pengertian ................................................................................................................
E. Dasar Hukum ............................................................................................................
F. Materi Pokok & Sub Materi Pokok ..............................................................................
1. Materi Pokok 1 : Pengertian dan Sifat-sifat Pendekatan Partisipatif…………….......
1.1 Pengertian Partisipatif ............................................................................
1.2 Prinsip-prinsip dan Hirarki Partisipatif .......................................................
1.3 Pengertian Pendekatan Partisipatif ……………………………………………………........
1.4 Sifat-sifat Pendekatan Partisipatif ……………………………………………………….......

2. Materi Pokok 2 : Kondisi dan Langkah-langkah Pelaksanaan Pendekatan


Partisipatif …….....................................................................
2.1 Kondisi pelaksanaan Pendekatan Partisipatif ………………………………………......
2.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif ……………………….......

3. Materi Pokok 3 : Kekuatan dan Keterbatasan Pendekatan Partisipatif ………......


3.1 Kekuatan Pendekatan Partisipatif ……………………………………………………….......
3.2 Keterbatasan Pendekatan Partisipatif ………………………………………………….......

PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik & Tindak Lanjut
E. Kunci Jawaban

DAFTAR PUSTAKA
2
GLOSARI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Materi Pendekatan Partisipatif Pelatihan ..............................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Instruktur melakukan curah pendapat di kelas

Gambar 2 : Bagan penggunaan metode belajar dalam pendekatan partisipatif

Gambar 3 : Peserta sedang aktif berdiskusi dalam kelompok

Gambar 4 : Kegiatan belajar yang beragam

Gambar 5 : Jenis-jenis media belajar

Gambar 6 : Jadwal kegiatan

Gambar 7 : Peserta sedang berdiskusi

Gambar 8 : Instruktur sedang mempersiapkan media belajar

Gambar 9 : Instruktur sedang mempersiapkan materi pelajaran

Gambar 10 : Instruktur mempersiapkan rencana pelajaran

Gambar 11 : Alat-alat bantu pelajaran

Gambar 12 : Instruktur sedang menyajikan pelajaran

Gambar 13 : Instruktur sedang melakukan penilaian

3
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Penerapan Modul :

Modul ini diajarkan kepada calon instruktur mengenai pendekatan partisipatif pelatihan.
Modul ini merupakan serangkaian persiapan bagi calon instruktur PTGA dalam rangka
penyuluhan, pemberdayaan dan pendampingan P3A.

B. Petunjuk Bagi calon Instruktur :


Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk :
1) Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar;
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar;
3) Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan
peserta mengenai proses belajar peserta;
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.

C. Petunjuk Bagi Peserta :


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul pendekatan
partisipatif pelatihan, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya pada instruktur
yang mengampu kegiatan belajar;
2) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar;
3) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk yang berlaku;
b. Pahami setiap langkah kerja dengan baik.
4) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur atau instruktur yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.

D. Tindak Lanjut Pelatihan Instruktur PTGA


1) Pendalaman materi Pendekatan Pelatihan dapat dilakukan melalui metode campuran
(blended learning)
2) Pembelajaran dilaksanakan secara berkelanjutan (sustained learning), misalnya dengan
mengembangkan pembelajaran melalui website, referensi dan pustaka lainnya.

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar suatu latihan kita telah mengenal pendekatan ceramah. Dalam pendekatan
ini kecenderungannya terjadi interaksi satu arah, dalam arti hanya instruktur yang lebih banyak
berbicara, sebaliknya peserta cenderung diam. Dengan ungkapan lain dalam pendekatan ini
instruktur yang aktif dan peserta kurang banyak terlibat dalam proses kegiatan belajar.
Salah satu pendekatan lain yang bertentangan dengan pendekatan ini adalah pendekatan
partisipatif. Pendekatan partisipatif dalam proses belajar digunakan tergantung pada beberapa
kondisi, diantaranya sifat materi yang akan disajikan, filsafat mengajar yang dianut oleh
instruktur, jumlah peserta serta sarana belajar yang cukup tersedia.
Dalam pendekatan partisipatif, proses kegiatan belajar akan “hidup” karena instruktur maupun
peserta akan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar tersebut. Interaksi dan komunikasi antara
instruktur dan peserta berjalan dua arah. Demikian pula interaksi dan komunikasi antara peserta
berjalan dengan intensif pula. Walaupun demikian, tidak berarti bahwa pendekatan partisipatif
tidak mempunyai keterbatasan. Pendekatan inipun mempunyai keterbatasan, diantaranya tidak
semua instruktur mempunyai keahlian dalam memakai pendekatan ini dalam proses kegiatan
belajar.
Maka dalam uraian ini akan disajikan apa yang dimaksud dengan pendekatan partisipatif serta
karakteristiknya. Demikian pula dalam uraian ini akan dibahas pula kondisi-kondisi apa yang perlu
dipenuhi dalam pemakaian pendekatan ini serta kekuatan dan keterbatasan pendekatan ini.

B. Deskripsi Singkat
Dalam modul ini diuraikan mengenai apa yang dimaksud dengan pendekatan partisipatif serta
sifat-sifat pendekatan tersebut. Lebih lanjut dalam buku ini diuraikan pula langkah-langkah
pelaksanaan pendekatan partisipatif dalam proses belajar mengajar. Disamping itu dalam modul
ini dikemukakan mengenai kekuatan dan kelemahan pendekatan tersebut.

C. Tujuan Belajar

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Menjelaskan dengan benar mengenai pendekatan partisipasi dalam proses pelatihan yang
melibatkan peran aktif peserta agar tercapai hasil pelatihan yang optimal.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a) Menjelaskan pengertian pendekatan partisipatif dengan benar mengenai;
b) Mengidentifikasi sifat-sifat pendekatan partisipatif secara terperinci;
c) Menguraikan kondisi yang diperlukan dalam penggunaan pendekatan partisipatif;
d) Mengidentifikasi langkah-langkah dalam melakukan pendekatan partisipatif dengan tepat;
e) Menjelaskan kekuatan dan kelemahan pendekatan partisipatif dalam proses belajar orang
dewasa secara terinci.

5
D. Pengertian
 Partisipatif : kegiatan yang melibatkan peserta secara aktif didalam proses pembelajaran
 Pendekatan partisipatif : metode latihan yang melibatkan peserta secara aktif dalam proses
pembelajaran

E. Dasar Hukum
• UU No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
• UU No 22 tahun 1999 dan UU no 43 tahun 1999 tentang kelembagaan pemerintahan dan
kepegawaian negeri sipil;
• Keputusan LAN no 193/XIII/10/6/2001 tentang pedoman umum penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil.

F. Materi pokok dan Sub Materi Pokok


1. Materi Pokok 1 : Pengertian dan Sifat-Sifat Pendekatan Partisipatif
1.1 Pengertian Partisipatif
1.2 Prinsip-Prinsip dan Hirarki Partisipatif
1.3 Pengertian Pendekatan Partisipatif
1.4 Sifat-sifat Pendekatan Partisipatif
2. Materi Pokok 2 : Kondisi dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif
2.1 Kondisi Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif
2.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif
3. Materi Pokok 3 : Kekuatan dan Keterbatasan Pendekatan Partisipatif
3.1 Kekuatan Pendekatan Partisipatif
3.2 Keterbatasan Pendekatan Parisipatif

No Materi Pelatihan Penjelasan Materi Pelatihan JP

1. Pengertian dan sifat-sifat 1.1 Pengertian partisipatif 0,5


Pendekatan Pelatihan 1.2 Prinsip-prinsip & hirarki partisipatif
1.3 Pengertian pendekatan partisipatif
1.4 Sifat-sifat pendekatan partisipatif

2. Kondisi & langkah-langkah 2.1 Kondisi pelaksanaan pendekatan partisipatif 1


pelaksanaan pendekatan 2.2 Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan
pelatihan pelatihan
3. Kekuatan dan keterbatasan 3.1 Kekuatan pendekatan partisipatif 0,5
pendekatan partisipatif 3.2 Keterbatasan pendekatan partisipatif

TOTAL 2

6
MATERI POKOK I

PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT PENDEKATAN PARTISIPATIF

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yang artinya mengikutsertakan atau ikut mengambil bagian.
Menurut Keith Davis (lihat tahun berapa), partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang dalam pencapaian tujuan & ikut bertanggung jawab di dalamnya.

Adapun macam partisipasi dapat dibedakan :

a. Partisipasi Aktif : keterlibatan secara aktif didalam proses belajar mengajar/pelatihan.

b. Partisipasi Pasif : keterlibatan mendukung pelatihan tetapi tidak ikut berperan secara
langsung (hanya sebagai pendengar)

Berdasarkan cara keterlibatannya, menurut Sundariningrum (Sugiyah, 2010 : 38) dapat dibedakan:

a) Partisipasi langsung : partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu
dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan
orang lain atau terhadap ucapannya.

b) Partisipasi tidak langsung : partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak
partisipasinya pada orang lain.

2. Prinsip-Prinsip dan Hirarki partisipasi

A. Prinsip-Prinsip Partisipasi :

Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipasi yang disusun oleh
Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004:106-
107) adalah :

 Cakupan : meliputi semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses.

 Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership) : pada dasarnya setiap orang mempunyai
keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk menggunakan
prakarsa tersebut dan terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa
memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.

 Transparansi : semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim


berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.

7
 Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : berbagai pihak yang terlibat
harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari
terjadinya dominasi.

 Kesetaraan tanggung jawab (Sharing Responsibility) : berbagai pihak mempunyai


tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan
(sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pelatihan.

 Pemberdayaan (Empowerment) : keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala


kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif
dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling
memberdayakan satu sama lain.

 Kerjasama : diperlukan adanya kerjasama berbagai pihak yang terlibat untuk saling
berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

3. Pengertian Pendekatan Partisipatif

Pendekatan partisipatif dalam proses belajar mengajar merupakan kebalikan dari


pendekatan ceramah. Dalam pendekatan partisipatif interaksi belajar antar instruktur dan peserta
dilakukan secara intensif dalam arti adanya keterlibatan secara aktif dari peserta dalam
melakukan kegiatan belajar. Komunikasi yang terjadi antara instruktur dengan peserta merupakan
komunikasi dua arah, sehingga situasi belajar yang terjadi merupakan situasi belajar yang hidup.
Di dalam pendekatan ini, penekanannya pada interaksi peserta sebagai kelompok sangat
dipentingkan. Di lain pihak pendekatan partisipatif ini melibatkan pula bermacam media pelatihan
dan beberapa metode pelatihan dalam mencapai tujuan pelatihan.

Gambar 1 : Instruktur melakukan curah pendapat di kelas

8
Pelibatan bermacam media pendidikan dimungkinkan menggunakan tidak hanya media
pendidikan yang bersifat elektrik tetapi juga melibatkan media pendidikan yang bersifat non-
elektrik. Demikian pula, pendekatan ini tidak hanya menggunakan satu atau dua metode belajar
tetapi dapat menggunakan bebebrapa metode belajar yang dikombinasikan. Mungkin saja
seorang instruktur yang menggunakan metode belajar mulai dengan metode belajar yang kurang
mengundang partisipasi belajar peserta dan selanjutnya menggunakan beberapa partisipasi yang
lebih tinggi dari peserta, seperti digambarkan dalam bagan dibawah ini.

Gambar 2 : Bagan Penggunaan Metode Belajar dalam Pendekatan Partisipatif

Bagan tersebut menggambarkan bahwa instruktur yang menggunakan pendekatan partisipatif


dalam kegiatan belajar mengajar, pertama-tama ia menggunakan metode ceramah yang kurang
mendukung partisipasi peserta dalam belajar, dan selanjutnya ia menggunakan metode
penugasan dilanjutkan dengan curah pendapat, diskusi kelompok dan permainan peran yang
makin mengundang partisipasi peserta dalam proses kegiatan belajar.

Di lain pihak proses belajar mengajar yang menggunakan pendekatan partisipatif tidak hanya
melibatkan metode belajar yang bervariasi, tetapi juga melibatkan media-media belajar yang
bervariasi pula, mulai dari poster berseri, film, alat permainan dan sejenisnya.

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan partisipatif adalah suatu pendekatan dalam proses belajar
mengajar yang tekannaya melibatkan peserta secara aktif dalam kegiatan belajar dengan
melibatkan pula metode belajar dan media belajar yang bervariasi.

4. Sifat-Sifat Pendekatan Partisipatif

Ciri-ciri utama pendekatan partisipatif dalam proses belajar mengajar dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a) Adanya partisipasi secara aktif para peserta dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pengertian partisipasi dalam proses belajar mengajar berarti bahwa antara instruktur dengan
9
peserta dan antara peserta dengan peserta terdapat pertukaran pengalaman, urun pendapat
ataupun pertukaran pandangan terhadap suatu permasalahan secara intensif. Adakalanya
nara sumber berasal dari peserta dan instruktur berfungsi sebagai fasilitator.

Gambar 1.3 : Peserta sedang aktif berdiskusi dalam kelompok

b) Adanya kegiatan belajar yang bervariasi, dalam arti para peserta maupun instruktur
melakukan kegiatan belajar dalam berbagai bentuk, misalnya melakukan curah pendapat
dilanjutkan dengan ceramah dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan kemudian dilanjutkan
dengan permainan peran. Adanya kegiatan belajar yang bervariasi di kelas mencerminkan
pula penggunaan metode belajar yang bervariasi dari instruktur.

Gambar 4 : Kegiatan belajar yang beragam

c) Adanya media belajar yang bervariasi, dalam arti bahwa dalam pendekatan partisipatif
penyajian materi oleh instruktur menggunakan berbagai macam media belajar, misalnya
media belajar cetak (modul, makalah atau sejenisnya), video, slides, slide/tape dan media
belajar lainnya.

10
Gambar 5 : Jenis-jenis media belajar (ganti gambar media pembelajaran yang baru)

d) Penyajian materi dilakukan secara berencana dalam arti setiap bagian-bagian dari materi
yang akan disajikan disusun dalam suatu urutan yang logis dengan lama waktu tertentu dan
menggunakan metode belajar tertentu.

11
MATERI POKOK 2

KONDISI DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PELAKSANAAN PENDEKATAN PARTISIPATIF

1. Kondisi Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif

Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan dalam penggunaan pendekatan
partisipatif ini, di antaranya :
a) Jumlah peserta; Jumlah yang ideal untuk peserta latihan dengan menggunakan pendekatan
partisipatif ini berkisar antara 20 – 30 orang. Lebih dari jumlah tersebut, akan sulit dan
memakan waktu dalam pengaturannya. Hal ini disebabkan dalam pendekatan ini digunakan
metode-metode belajar yang bervariasi dan implikasinya sering memerlukan penataan
tempat duduk dan ruangan yang bervariasi pula.
b) Keadaan fasilitas; Ruangan dan peralatan yang diperlukan dalam kegiatan belajar harus
memadai.

Gambar 6 : Peserta sedang berdiskusi

c) Adanya media belajar; yang beraneka ragam memungkinkan dapat digunakan dalam
kegiatan belajar. Media belajar tersebut dapat berupa bahan belajar yang tertulis seperti
modul dan sejenisnya serta bahan belajar elektronik seperti power point, video, dan
sejenisnya. Sehingga memungkinkan pula kegiatan-kegiatan belajar dapat dilakukan dengan
melibatkan semua peserta.
d) Penguasaan instruktur terhadap beberapa metode belajar sehingga memungkinkan ia
mengadakan kegaiatan-kegiatan belajar di kelas yang akan melibatkan peserta.

12
Gambar 7 : Instruktur sedang mempersiapkan media belajar (ganti gambar yang
cocok)

Keempat kondisi di atas merupakan prasyarat yang memungkinkan pendekatan partisipatif


dapat dilakukan secara efektif dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebaliknya apabila
keempat kondisi diatas tidak ada, maka seorang instruktur akan sulit melaksanakan pendekatan
partisipatif itu.

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif

Bagi seorang instruktur sangat diperlukan sekali mengetahui langkah-langkah dalam


pelaksanaan pendekatan partisipatif ini. Beberapa langkah pokok yang perlu dikuasai oleh
seorang instruktur dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :

a) Menyiapkan materi yang akan disajikan sebaiknya disusun sendiri dalam bentuk tulisan atau
materi yang diambilkan dari bebebrapa sumber seperti buku, jurnal, website, majalah atau
sumber-sumber lainnya. Selanjutnya tentukan pula metode yang akan digunakan dalam
menyajikan materi tersebut.

Gambar 8 : Instruktur sedang mempersiapkan materi pelajaran

13
b) Membuat perencanaan kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh instruktur dan peserta.
Perencanaan kegiatan belajar ini menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh instruktur
dan apa yang akan dilakukan oleh peserta. Masing-masing kegiatan tersebut disertai pula
lama kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan-kegiatan belajar yang direncanakan oleh
instruktur ini dengan melibatkan para peserta, harus sesuai dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai.

Gambar 9 : Instruktur mempersiapkan rencana pelajaran

c) Mempersiapkan alat-alat bantu belajar yang akan digunakan dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Alat-alat bantu belajar ini digunakan untuk memperjelas suatu konsep atau
menunjukkan suatu proses kerja suatu alat. Beberapa alat bantu belajar perlu dipersiapkan
sebelumnya, sehingga mudah digunakan ketika diperlukan. Antara lain bagan, grafik, gambar,
film, slide, alat-alat permainan belajar, dan sejenisnya. Selain itu diperlukan pula alat-alat
seperti laptop, layar, proyektor, kertas manila, spidol dan sejenisnya.

Gambar 10 : Alat-alat bantu pelajaran (gambar di ganti yang terbaru)


d) Melaksanakan kegiatan belajar dengan berpedoman pada langkah nomor 2 yaitu
perencanaan kegiatan belajar. Perencanaan kegiatan belajar merupakan pedoman bagi
setiap instruktur dalam melakukan kegiatan belajar dikelas yang akan melibatkan peserta.
14
Dalam langkah pelaksanaan ini, pertama-tama instruktur memperkenalkan materi yang akan
disajikan dan tujuan pelatihan yang ingin dicapai serta lama penyajian. Selanjutnya instruktur
mulai dengan kegiatan belajar pertama, dilanjutkan dengan kegiatan belajar kedua, ketiga
dan seterusnya. Pada masing-masing kegiatan tersebut harus jelas apa yang harus dilakukan
oleh peserta. Yang perlu diperhatikan oleh instruktur dalam langkah ini, bahwa tidak ada
seorang pesertapun yang tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh peserta.

Gambar 11 : Instruktur sedang menyajikan pelajaran

e) Menilai hasil belajar peserta dengan mengedarkan suatu instrument tertentu untuk
mengetahui apakah tujuan belajar dicapai atau tidak. Sebaiknya setiap instruktur
mempersiapkan instrument untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan belajar di samping
sebagai umpan balik bagi dirinya.

Dengan adanya penilaian ini, instruktur akan mengetahui apa yang perlu ditingkatkan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar tersebut.

Gambar 12 : Instruktur sedang melakukan penilaian


15
MATERI POKOK 3

KEKUATAN DAN KETERBATASAN PENDEKATAN PARTISIPATIF

1. Kekuatan Pendekatan Partisipatif

Setiap pendekatan tentu mempunyai kekuatan dan keterbatasannya. Oleh karena itu, tidak
ada suatu pendekatan yang paling baik dan paling jelek. Demikian pula halnya pendekatan
partisipatif mempunyai kekuatan dan keterbatasan dalam proses kegiatan belajar. Beberapa
kekuatan pendekatan ini, diantaranya adalah :

a) Adanya interaksi belajar dua arah antara instruktur dan peserta dan dalam beberapa hal
antara peserta dengan peserta, sehingga situasi belajar menjadi hidup.
b) Dengan menggunakan pendekatan ini peserta lebih aktif dalam hal berbicara, berbuat,
berfikir, bertanya, sehingga menyebabkan mereka tidak bosan dalam melaksanakan kegiatan
belajarnya.
c) Peserta dipandang sebagai subyek didik yang aktif dan bukan sebagai objek didik yang pasif.
Adanya pengakuan terhadap potensi yang terkandung dalam diri peserta, dan oleh
karenanya peserta dipandang pula sebagai sumber belajar.
d) Adanya pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara instruktur dan peserta akan lebih
memperkuat pengetahuan serta kearifan mereka.
e) Memperkuat kerjasama dan hubungan antara sesama peserta, karena dalam kegiatan belajar
mereka seringkali didorong kearah kerjasama, berfikir dan berbuat bersama.
f) Mencegah timbulnya “budaya diam” karena setiap peserta didorong untuk mengemukakan
pendapatnya atau pengalamannya serta perasaannya. Kondisi semacam ini, mendorong
setiap peserta untuk mengekspresikan dirinya secara utuh.

2. Keterbatasan Pendekatan Partisipatif

Di samping beberapa kekuatan seperti yang diuraikan di atas, maka pendekatan ini
mempunyai keterbatasan-keterbatasan, diantaranya :
a) Pendekatan partisipatif memerlukan fasilitas-fasilitas serta media-media belajar yang
beraneka ragam. Ini menyebabkan biaya pelaksanaan pendekatan ini cukup besar.
b) Pendekatan ini kurang dapat dilakukan dalam suatu latihan yang pesertanya banyak.
c) Pendekatan ini memerlukan instruktur yang cukup trampil dalam arti berimprovisasi dalam
menggunakan metode-metode belajar. Pendekatan ini menuntut instruktur yang tidak hanya
menguasai materi pelajaran tetapi ia menguasai pula metode-metode dalam menyajikan
materi pelajaran tersebut.

16
PENUTUP

A. Latihan
Pilihlah Jawaban yang benar!
1. Yang dimaksud dengan partisipasi adalah :
a. Keterlibatan masyarakat didalam pengambilan keputusan & bertanggung jawab atas
keputusan.
b. Keikutsertaan masyarakat dalam pertemuan dan
c. Jawaban a dan b salah
2. Berdasarkan cara keterlibatannya maka klasifikasi partisipasi terdiri :
a. Partisipasi langsung
b. Partisipasi tidak langsung
c. Jawaban a dan b benar
3. Dalam pembelajaran dalam pendekatan partisipatif diperlukan komunikasi :
a. Satu arah
b. Dua arah
4. Dimaksud dengan pendekatan partisipatif adalah :
a. Peran aktif dengan peserta tidak dominan
b. Peran aktif dari instruktur lebih dominan
c. Jawaban a dan b salah
5. Untuk menunjang pembelajaran dengan pendekatan partisipatif diperlukan :
a. Adanya kegiatan belajar yang bervariasi
b. Adanya media belajar yang bervariasi
c. Jawaban a dan b benar
6. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendekatan partisipatif jumlah peserta yang efektif :
a. 20 sampai 30 orang
b. Tidak terbatas
7. Kekuatan pendekatan partisipatif :
a. Adanya interaksi dua arah
b. Peserta lebih aktif
c. Pertukaran pengetahuan
d. Tidak perlu kerjasama
e. Jawaban a, b, dan c benar
8. Keterbatasan pendekatan pelatihan :
a. Memerlukan media belajar yang beragam
b. Pendekatan efektif untuk peserta yang banyak
9. Langkah-langkah pendekatan partisipatif antara lain :
a. Persiapan materi yang baik
b. Persiapan rencana kegiatan belajar
c. Persiapan alat bantu yang mendukung
d. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana
e. Menilai hasil belajar
f. Semua benar
17
10.Alat bantu yang diperlukan dalam pendekatan partisipatif antara lain :
a. Video
b. komputer + LCD
c. seragam kerja
d. jawaban a dan b benar

B. Rangkuman
Pendekatan partisipatif dalam proses belajar akan lebih hidup karena instruktur/pelatih maupun
peserta pelatihan akan terlibat secara aktif. Interaktif dan komunikasi antara instruktur dan
peserta berjalan dua arah.
Adapun ciri utama pendekatan partisipatif adalah :
• Adanya partisipatif aktif peserta
• Adanya pendekatan belajar yang bervariasi misalnya curah pendapat, ceramah, diskusi
kelompok, dan permainan kelompok
• Adanya media belajar yang bervariasi seperti video, slide dan lain-lain

Dalam pendekatan partisipatif ini, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan antara lain :
• Jumlah peserta yang tidak terlalu banyak
• Keadaan fasilitas (ruangan dan peralatan yang diperlukan tersedia)
• Adanya media belajar yang beranekaragam
• Penguasaan instruktur mengenai beberapa metode belajar

Untuk itu, persiapan agar dilakukan dengan baik dan instruktur diharapkan menguasai materi dan
metode-metode pembelajaran.

C. Evaluasi Hasil Belajar


Pendekatan evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk diterapkan bagi orang
dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan tidaklah cukup untuk menilai hasil belajar orang
dewasa. Ada beberapa pokok dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
a. Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku setelah mengikuti
proses pembelajaran / pelatihan;;
b. Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh peserta belajar itu
sendiri (Self Evaluation);
c. Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan;
d. Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau berdasarkan
kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat;
e. Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan program
pendidikan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan program;
f. Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan perubahan sikap dan
perilaku.

Evaluasi terhadap pemahaman materi sebagai berikut :


1. Jika peserta dapat menjawab > 80% maka pemahaman terhadap Pendekatan Partisipatif
sangat baik;
18
2. Jika peserta dapat menjawab 60-79% maka pemahaman terhadap Pendekatan Partisipatif
baik;
3. Jika peserta dapat menjawab 40-59% maka pemahaman terhadap Pendekatan Partisipatif
cukup;
4. Jika peserta dapat menjawab < 40% maka pemahaman terhadap Pendekatan Partisipatif
kurang.

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Keberhasilan pendekatan partisipatif latihan, sangat tergantung pada kemampuan
komunikasi antara instruktur dan peserta. Disamping itu juga penguasaan akan teknik & media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

E. Kunci Jawaban
1. a 6. a
2. c 7. e
3. b 8. a
4. c 9. f
5. c 10. d

DAFTAR PUSTAKA
 PTGA-DHV, Departemen PU, Direktorat Jenderal Pengairan, 2004. Buku Pedoman Widyaiswara.
 Lembaga Administrasi Negara No.810/XIII/10/6/2001, Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan untuk calon Widyaiswara.
 Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Rinaka Cipta.
 Ridwan Abdullah Sani, 2019. Strategi Belajar Mengajar, Depok, Raja Grafindo Persada.
 Ngalimun,Spd. Mpd., M.I.kom, 2017. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, Jogjakarta,
Parama Ilmu.
 Puewanto 2010. Evaluasi Hasil Belajar, Yogjakarta, Pustaka Pelapir.
 Sutirman, M.Pd, 2013. Media & Model-model Pembelajaran Inovatif, Yogjakarta, Graha Ilmu.
 Drs. Daryanto & Drs. Hery Tarno, DIPL.HBT TS, MT, 2017. Pendidikan Orang Dewasa (POD),
Yogjakarta, GAVAMEDIA.

GLOSARI

Partisipatif Peran aktif dalam kegiatan


Interaksi Berhubungan, mempengaruhi, antar hubungan
Intensif Secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalam
mengerjakan sesuatu sehingga memperoleh hasil maksimal

19

Anda mungkin juga menyukai