BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
SWT. Kemuliaan manusia akan tampak apabila pada dirinya melekat akhlak
mulia. Sebaliknya manusia akan menjadi manusia yang paling rendah nilainya,
kepada manusia.
sumber perbuatannya yang bersifat alternatif baik atau buruk, bagus atau jelek
sesuai dengan pengaruh pendidikan yang diberikan kepadanya. Apabila jiwa ini
maka dengan mudah akan lahir darinya perbuatan-perbuatan yang baik dan
tidak sulit baginya untuk melakukan apa yang disebut akhlak baik. Sebaliknya,
apabila jiwa itu ditelantarkan, tidak dididik dengan semestinya, tidak dibina
perbuatan-perbuatan yang hina dan cacat yang disebut sebagai akhlak buruk.1
1
Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup (Minhajul Muslim) Thaharah, Ibadah, dan
Akhlak, (Terj. Rachmat Djatnika, dkk), (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1991), 337
2
dalam firman-Nya :
Mengapa kita lahir di dunia ? Apakah yang menjadi tujuan hidup kita?
Kemana kita akan pergi setelah kita mati ? Pertanyaan-pertanyaan prinsip itu
seringkali mengusik pikiran kita, dan kita harus mampu menjawabnya. Apabila
gagal, tidak mustahil hal itu akan menyebabkan kita menderita konflik batin
yang rumit dan menanggung beban psikologis yang berat sepanjang hidup.
Bahkan, tidak tertutup kemungkinan hal itu menjadi sebuah stres yang
Danah Zohar dan Ian Marshall yang dikutib oleh Abd Wahab dan
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih
luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
2
R.H.A. Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag RI, 1971), 960
3
Abd. Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) 49
3
yang dirasakan orang lain dan mendorong perilaku positif. Dan dengan
merambah setiap sudut kehidupan kita mulai dari kesehatan, mata pencaharian,
Krisis spiritual ini ditandai dengan hidup tak bermakna. Kehendak hidup
dewasa ini. Apabila gagal, mereka tidak saja gagap menjalani hidup secara
lebih bermakna, melainkan juga mereka sudah gelap dengan diri mereka
sendiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa semakin lama kondisi moral atau
akhlak generasi muda mulai rusak atau hancur dikarenakan kurangnya adanya
kecerdasan spiritual. Hal ini dibuktikan dari data Pusat Pengendalian Sosial
DKI Jakarta, bahwa Pelajar SD, SMP dan SMA yang terlibat tawuran mencapai
4
Ibid..., 5
5
Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power : Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan, (Jakarta :
Arga, 2003), 65
6
Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia, Kecerdasan Spiritual ; Mengapa SQ Lebih
Penting Daripada IQ dan EQ, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 2-3
4
0,08 % atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa di DKI Jakarta.
manusia, maka misi Rasulullah SAW itu sendiri keseluruhannya adalah untuk
menginternalisasikan moral dan budi pekerti yang baik dan sekaligus mampu
kecerdasan spiritual adalah akhlak yang mulia (perilaku yang baik). Akhlak
SWT. Hidup berbahagia adalah hidup sejahtera dan diridhai Allah SWT serta
Data diatas merupakan salah satu contoh dari beberapa kasus yang
terjadi di Indonesia. Hal itu terjadi karena para pelajar belum bisa mengelola
yang dilakukan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain serta
lingkungan di sekitarnya.
kamil. Karena pendidikan Islam adalah segala upaya proses pendidikan yang
masuk ke MA/SMA fovorit. Prestasi yang lain yaitu banyak dari peserta
ilmiah di tingkat nasional, tidak hanya itu MTsN Kediri II ini juga memiliki
mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang berbudi luhur. Hal inilah
salah satu madrasah yang mempunyai citra positif. Hal ini terbukti dari
cukup besar meskipun lembaga tersebut terletak di daerah pedesaan dan tidak
dapat dijangkau dengan transportasi umum. Ini tentu menjadi daya tarik
menyaring banyak siswa dari berbagai kalangan. Selain itu, MTsN Kanigoro
mempunyai ciri khas tersendiri yaitu peserta didik dituntut untuk dapat
6
Quotient).
data yang lebih otentik lagi tentang pentingnya akhlak dalam hubungannya
dengan kecerdasan spiritual dalam tesis yang berjudul : “Upaya Guru Dalam
Kras Kediri).
1. Fokus Penelitian
didik di luar sekolah di MTsN Kediri II dan MTsN Kanigoro Kras Kediri.
2. Pertanyaan Penelitian
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Kediri.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
kecerdasan spiritual.
E. Penegasan Istilah
ini, maka peneliti perlu memperjelas istilah yang penting dalam judul proposal
sebagaimana berikut:
1. Penegasan Konseptual
a. Pembentukan Akhlak
yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara
9
b. Kecerdasan Spiritual
perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan
lebih kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
telah dialami ke dalam konteks yang lebih luas, lebih kaya, lebih
Allah SWT.
2. Secara Operasional
9
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam/LPPI, 2004), 2
10
Abd. Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual... 49
11
Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual : ESQ,
(Jakarta : Arga, 2002), 57
10
menjadi manusia yang berbudi luhur, beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT dan sebagai dasar untuk bekal kehidupan di dunia dan di akhirat.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi Akhlak
a. Menurut Bahasa
tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi,
b. Menurut Istilah
dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bila
Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap
1) Rangsangan
sebagainya.
2) Kognitif
sebagainya.
sebagai berikut:
kepribadiannya.
14
Ibid... 3
13
yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada
karena bersandiwara.
2. Pembagian Akhlak
harus diperhatikan baik sejak mau tidur hingga bangun dari tidurnya,
sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali. Jadi akhlak seseorang
1) Akhlak Mahmudah
datang dari sifat-sifat batin yang ada dalam hati menurut syara’.
amal salih itu dilandasi dengan sifat-sifat terpuji juga antara lain
sebagai berikut:
a) Ash-Shidiq (jujur/benar).
b) Berani
15
Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) 153
16
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),
238-240
14
hak manusia).
f) Santun
terang-terangan).
dirinya membutuhkannya.
Allah)
2) Akhlak Mazmumah
17
Thaib Ismail. Risalah Akhlak. (Yogyakarta: CV Bina Usaha, 1992), hal. 57-75.
15
syara’ dibenci Allah dan Rasulnya yaitu sifat-sifat ahli maksiat kepada
e) Egois
f) Kikir
h) Khianat
i) Aniaya
j) Pengecut
k) Dosa besar
l) Pemarah
m) Curang
n) Menipu, memperdaya
o) Adu domba
p) Dengki
q) Sombong
16
r) Homosex
u) Berolok-olok
v) Mencuri
x) Boros
y) Membunuh
z) Berlebih-lebihan
bb) Dendam
bauk dan buruk atau mulia dan tercela. Sumber ajaran akhlak ialah al-
suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh Allah dalam
18
A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), hal. 199
19
Yanuhar Ilyas, Kuliah Akhlaq..... 4
17
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab
ayat 21)20
menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik atau buruk, adalah Al-Qur’an
dan Sunnah. Apa yang baik menurut Al-Qur’an Sunnah, itulah yang baik
yang buruk menurut Al-Qur’an dan Sunnah, berarti itu tidak baik dan
harus dijauhi.21
e. Pengangkat derajat
20
Al-Qur’an dan Terjemahnya..., hal. 670
21
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), 11
18
c. Bersuci diri. Suci berarti mencapai fitrah, yaitu sifat yang dapat
d. Berlaku adil. Adil yaitu seseorang yang dapat membagi dan memberi
yang istimewa dan sangat penting. Hal ini dapat dilihat sebagaimana
berikut :24
a. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia
22
Muhammad Bin Ibrahim Al Hamad. Akhlak-akhlak Buruk: Fenomena sebab-sebab
terjadinya dan cara penobatannya.( Bogor: Pustaka Darul Ilmi. 2007), 107-111.
23
Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia,
Terj.Muhammad Al-Baqir (Bandung: Mizan, 2014), 33
24
Yanuhar Ilyas, Kuliah Akhlaq,... 6-11
19
e. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari
ibadah kepada Allah Swt. Misalnya shalat, puasa, zakat, dan haji.
segala perbuatan yang tergolong keji dan mungkar. Sebab apalah arti
dan minum, tentu juga akan menahan dirinya dari segala kata-kata
perbuatan yang tercela itu dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari
puasanya kecuali hanya rasa lapar dan haus semata. Begitu juga
dengan ibadah zakat dan haji, dikaitkan oleh Allah SWT hikmahnya
ibadah yang baik dan diterima oleh Allah SWT tentu akan melahirkan
akhlak beliau.
g. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan
dengan akhlak.
Akhlak
malaikat, itu berarti bahwa pribadi manusia itu mudah dan dapat
dipengaruhi oleh sesuatu. Karena itu harus ada usaha untuk mendidik
akhlak
faktor khusus.
1. Orang tua
pendidikan kedua orang tua, anak diibaratkan seperti kertas yang masih
21
2. Sekolah
akhlak siswa setelah kedua orang tua karena sekolah merupakan tempat
peranannya kalau tidak ada kerja sama antara pihak sekolah dan wali
murid.
akhlak pada siswa adalah menurut Djadmika Rahmat ada dua macam
yaitu:
1) Lingkungan
1) Kepercayaan
2) Keiginan
3) Hati nurani
4) Hawa nafsu.25
oleh siswa baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar berarti itulah
yang lebih kuat dan lebih banyak memberi warna pada mental anak. Jika
lebih kuat berada pada ciri-ciri yang terdapat pada akhlak yang mulia
maka anak mempunyai akhlak yang mulia dan sebaliknya. Dan pribadi
(akhlak) siswa itu tumbuh atas dua kekuatan, yaitu kekuatan yang dibawa
dari dalam yang sudah ada sejak lahir dan faktor lingkungan. Namun yang
jelas faktor-faktor diatas itu ikut serta dalam membentuk pribadi seorang
intinya ada dua macam yaitu faktor intern (dalam diri siswa sendiri) dan
masyarakat).
tiga pertanyaan fundamental, siapa Tuhan, siapa saya dan mengapa saya
spirit yang berasal dari bahasa Latin, yaitu spritus yang berarti napas.
26
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami. (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2006), 287
27
Toni Buzan, Kekuatan ESQ : 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Spiritual, Terj. Anan Budi Kuswandani, (Indonesia: PT Pustaka Delaptosa, 2003),6
24
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas, kaya, dan
yang sudah ada dalam setiap manusia sejak lahir yang membuat
28
R. Bambang Sutikno, Sukses Bahagia dan Mulia dengan 5 Mutiara Kecerdasan
Spiritual, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2014), 3
29
Abdul Majid, Yusuf Mudzakkir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islami, ( Jakarta : PT Raja
Grafindo Persana, 2002), 330
25
hati nurani karena hati nurani adalah pusat kecersadan spiritual. Dalam
Inilah suara yang relatif jernih dari hiruk-pikuk kehidupan kita, yang
tidak bisa ditipu oleh siapa pun, termasuk diri kita sendiri. Kebenaran
sejati sebenarnya lebih terletak pada suara hati nurani yang menjadi
menipu.30
intelektual yang melahirkan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan tidak bisa
kecerdasan spiritual yang tidak bisa dimiliki oleh makhluk yang selain
30
Abd. Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual... 52
26
Para tokoh Kecerdasan Spiritual (SQ) ini termasuk Danah Zohar dan
Ian Marshall mempunyai tujuan yang sama dalam dataran teori, yaitu;
sebenamya
c. Supaya manusia bisa mencapai kebahagiaan personal atau kebahagiaan
spiritual
d. Menghidupkan potensi pembawaan spiritual pada remaja, dewasa, dan
orang tua
e. Manusia bisa mengembangkan potensi pembawaan spiritual (Spiritual
(SQ) semakin hari semakin kuat dengan justifikasinya. Hal ini dibuktikan
sekarang dan memberi potensi untuk “menyala lagi” untuk tumbuh dan
kratif.
31
Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia ; Kecerdasan Spiritual; Mengapa SQ Lebih
Penting dari IQ dan EQ.... 50-57
32
Abd. Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual,... 58-60
27
mereka.
g. Untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh karena setiap orang
diri dan mencapai lapisan yang lebih dalam yang tersembunyi di dalam
lebih dalam.
h. Untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati, dan
budi pekerti, dan dia juga yang melahirkan indra keenam bagi manusia.
28
memahami bahwa setiap saat, detik, dan desah napas selalu diperhatikan
Allah dan tidak pernah luput dari pengawasan Allah. Pada saat inilah timbuh
fenomena ihsan, yaitu ketika manusia bekerja merasa melihat Allah atau
merasa dilihat Allah. Ketika merasa dilihat Allah, seseorang akan melihat
Besar, dia akan merasa kecil sehingga kekuatan emosi dan intelektualnya
kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marhall yang dikutip
33
Ibid,...60
29
sendiri, harus tetap sadar bahwa masih ada jalan-jalan yang lain.
a. Kenalilah diri anda, karena orang yang tidak bisa mengenal dirinya sendiri
kepada Dia-lah kita kembali. Cara yang gunakan adalah dengan berdzikir,
ketenangan hidup. Kita tidak lagi menjadi manusia yang rakus akan
hati dan jiwa, hingga kita mencapai keseimbangan dalam hidup dan
Iman, dan 5 Rukun Islam beliau menyebutnya “The ESQ Way 165”.
Bahwasannya Ihsan, Rukun Iman, dan Rukun Islam bukan hanya sebuah
34
Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual Mengapa SQ Lebih Penting
daripada IQ dan EQ ... 99
30
MENTAL BUILDING 6
6 Prinsip
MISSION STATEMENT
PENETAPAN MISI
CHARACTER BUILDING
PEMBANGUNAN KARAKTER
SELF CONTROLLING 5
PENGENDALIAN DIRI
STRATEGIC COLLABORATION
SINERGI
TOTAL ACTION
LANGKAH TOTAL
Gambar 2.1
1 Ihsan, 6 Rukun Iman, 5 Rukun Islam
Keterangan :
C. Penelitian Terdahulu
2014.39
35
Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ : The
ESQ Way 165, 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: ARGA, 2008),
36
Muji Efendi, Upaya Madrasah Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Siswadi Mi
Nurul Huda Ngletih Pesantren Kediri, (Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Tribakti Kediri,
Tesis, 2013)
37
Supriadi, Peranan Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dalam
Pembinaan Akhlak Peserta Didik di SMAN 7 Manado, (Konsentrasi: Pendidikan Agama Islam,
Tesis.)
38
Fuadah, Harisahaq Layinul , Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini
Melalui Pembelajaran Dengan Metode Cerita Islami. (Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia,
2013)
39
Elma’ruf Cholifatud Diniyah. Internalisasi Sikap Tawadlu’ Dan Sabar Guru Dalam
Menumbuhkan Akhlak Siswa (Studi Multisitus Di Smp Islam Al-Ma’rifah Darujannah Dan Smp
Islam Watulimo). Tesis, program studi pendidikan agama islam, program pascasarjana IAIN
Tulungagung, 2014.
32
Peneliti
No Hasil Penelitian
dan Fokus Penelitian
1. Muji Efendi, Fokus 1) Mengetahui kebijakan apa saja yang telah
penelitian ini adalah dilakukan oleh MI Nurul Huda terkait
deskripsi tentang bentuk pembentukan akhlak di sekolah. 2) Strategi
akhlakul karimah siswa di atau cara yang dilakukan oleh madrasah antara
MI Nurul Huda, dan upaya lain, pembentukan akhlakul karimah melalui
madrasah dalam membentuk membiasakan anak berperilaku baik,
akhlak siswa di MI Nurul memberikan keteladaan bagi siswanya, serta
Huda Ngletih Pesantren memberikan sanksi kepada siswa yang
Kediri melanggar tata tertib sekolah.
2. Supriadi, Fokus (1). Terdapat 11 bentuk kegiatan
Penelitiannya yaitu tentang ekstrakurikuler PAI yang dikembangkan di
bentuk kegiatan SMA Negeri 7 Manado dan semuanya
ekstrakurikuler PAI yang mengarah pada upaya pembinaan akhlak
dilaksanakan di SMA Negeri peserta didik. (2) upaya yang dilakukan
7 Manado, upaya yang pembina kegiatan ekstrakurikuler dalam
dilakukan oleh pembina pembinaan peserta didik meliputi upaya
kegiatan ekstrakurikuler PAI menanamkan dan membangkitkan keyakinan
dalam membina akhlak beragama, menanamkan etika pergaulan baik
mulia peserta didik di SMA dalam lingkungan keluarga, lingkungan
Negeri 7 Manado dan faktor- masyarakat dan lingkungan sekolah serta
faktor pendukung dan menanamkan kebiasaan yang baik berupa
penghambat kegiatan kedisiplinan, tanggungjawab, melakukan
ekstrakurikuler PAI di SMA hubungan sosial dan melaksanakan ibadah
Negeri 7 Manado. ritual. (3) Dukungan orang tua dalam bentuk
partisipasi aktif pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler PAI hendaklah sejalan dengan
program pembinaan yang dilakukan pembina,
terutama keteladanan dan pengawasan dalam
lingkungan keluarga.
3. Harisahaq Layinul Fuadah, Kondisi akhir kecerdasan spiritual anak
Fokus penelitiannya yaitu kelompok A RA Al-Firdaus setelah diberikan
tentang permasalahan yang tindakan melalui pembelajaran dengan metode
muncul pada anak-anak TK cerita islami terbukti meningkat pada kegiatan
kelompok A di RA Al- pra siklus nilai presentasinya sebesar 46,1 %,
Firdaus, yaitu pada pada Siklus I menjadi 61, 6%, dan pada Siklus
umumnya anak-anak II meningkat menjadi 63,8%. Perkembangan
memiliki kecerdasan tersebut dirasa cukup jika dibandingkan dengan
spiritual yang rendah. Pada sebelum diberikan tindakan melalui
40
Eko Budi Raharjo, Pendidikan Kecerdasan Spiritual Anak Menurut Abdullah Nashih
Ulwan Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam. (Thesis, Uin Sunan Kalijaga, 2013)
33
D. Paradigma Penelitian
35
Sekolah / Lembaga
Pendidikan
P P
r r
o o
s Kepala Sekolah, Tenaga s
e Pendidik / Guru e
s s
p Proses Pengembangan p
e Kecerdasan Spiritual e
m m
b b
Di kelas / proses Di luar kelas / Di luar sekolah
e ekstrakulikuler
e
pembelajaran
n n
t t
u u
k Gambar.Terbentuknya
2.2 paradigma penelitian
akhlak k
a karimah peserta didik a
n Sebagai dasar pijakan dalam penggalian data di lapangan, paradigman
sekolah tersebut.
Kepala Sekolah memiliki wewenang menentukan kebijakan tentang
fokus penelitian adalah tentang upaya guru dalam proses pembentukan akhlak
36
dalam proses pembentukan akhlak peserta didik di luar kelas di MTsN Kediri
dalam sekolah, kaitannya dengan tenaga pendidik/guru dan siswa yang ada di
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
sebagai alat maupun instrumen, analisis data secara induktif, teori dari
yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,
disepakati bersama.42
teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian
di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), 60.
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), 8
38
2. Jenis Penelitian
Jika dilihat dari lokasi penelitiannya, maka jenis penelitian ini
masyarakat.44
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi multisitus. Studi
dihasilkan teori yang dapat ditranfer ke situasi yang lebih luas dan lebih
umum cakupannya.
Peneliti berusaha mendeskripsikan dengan jelas kasus yang terjadi
di dua tempat yang mempunyai karakter dan menangani kasus yang sama
B. Kehadiran Peneliti
43
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,( Bandung: Alfabeta, 2010), 1.
44
Sumadi Suryasubrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002), 22
39
tidak bisa dipisahkan dari pengamat yang ikut berperan serta secara langsung,
suatu peristiwa, apakah yang sering terjadi dan apa yang dikatakan orang
dalam penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono bahwa
utama (key instrument) karena jika menggunakan alat non manusia maka
ada di lapangan. Oleh karena itu, validitas dan reliabilitas data kualitatif
peneliti sendiri.47
melihat dan mengikuti kegiatan secara langsung dengan tetap berdasar pada
prinsip atau kode etik tertentu yang harus ditaati oleh peneliti. Untuk itu,
45
Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar Penelitian (Surabaya: elKaf, 2006), 136.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D (Bandung: alfabeta, 2010),
306.
47
Dede Oetomo dalam Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Kencana,
2007), 186.
40
C. Lokasi Penelitian
MTsN Kanigoro yang keduanya berlokasi di dua tempat berbeda yakni kota
Kedua lokasi ini menunjukkan data-data yang unik dan menarik untuk
1. Dari sekian banyak MTsN di kota maupun kabupaten Kediri, MTsN Kediri
masyarakat. Hal ini tentu sudah menjadi nilai tambah bagi kedua madrasah
juara dalam bidang akademik maupun non akademik baik di tingkat lokal
Timur, dan madrasah Adiwiyata 2014 tingkat Nasional, serta madrasah yang
umum. Ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagaimana sekolah yang
berbagai kalangan.
Demikian beberapa alasan yang peneliti kemukakan sehingga
kabupaten Kediri.
D. Sumber Data
Sumber data adalah dari mana data diperoleh.48 Sumber data dalam
(human) dan bukan manusia. Sumber data manusia berfungsi sebagai subjek
atau informan kunci (key informant) dan data yang diperoleh melalui
informan berupa soft data (data lunak). Sedangkan sumber data bukan
gambar, foto, catatan atau tulisan yang ada kaitannya dengan focus
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), 172.
42
penelitian. Data yang diperoleh melalui dokumen bersifat hard data (data
keras).49
Kelompok sumber data dalam penelitian kualitatif dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Narasumber (Informan)
Dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan, pertama,
sumber data yang mantap. Penggunan teknik purposive ini, peneliti dapat
muncul di lapangan.
Kedua, snowball sampling, adalah teknik bola salju yang
banyak, lengkap dan mendalam. Penggunaan teknik bola salju ini baru
(saturation data) atau jika data sudah tidak berkembang lagi sehingga
saturation).
Ketiga, internal sampling, yaitu pemilihan sampling secara
49
Softdata senantiasa dapat diperhalus, diperinci dan diperdalam, karena masih selalu dapat
mengalami perubahan. Sedangkan hard data adalah data yang tidak mengalami perubahan lagi.
Lihat dalam S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik kualitatif. (Bandung; Tarsito,2003), 55.
43
mengenai apa yang diteliti, dengan siapa yang akan berbicara, kapan
dan lain-lain. Disini peneliti akan melihat secara langsung peristiwa yang
ini bisa berupa catatan tertulis, rekaman, gambar atau benda yang
dilaksanakan.
50
Robert, C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education An
Introduction to Theory and Methods, (Boston;Aliyn and Bocon. Inc.1998), 123.
44
sebagai berikut:
1. Observasi partisipan
Dalam sebuah penelitian, obsevasi menjadi bagian hal yang
data dengan menggunakan mata tanpa pertolongan alat standar lain untuk
51
Moh. Nazir. Metodologi Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia,1988),212.
52
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta;Andi Offser,1989),91.
45
dilakukan refleksi.
2. Wawancara Mendalam
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif
53
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta:BPFE UII Yogyakarta. 2001), 62.
46
percakapan antara dua orang dengan maksud tertentu, dalam hal ini
pancingan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam lagi tentang hal-hal
yang diperlukan.
Agar tidak terlihat kaku dan menakutkan, penulis menerapkan
wawancara tidak cukup dilakukan hanya sekali. Dalam hal ini peneliti
fokus penelitian.
Setelah wawancara dengan informan pertama dianggap cukup,
semakin besar seperti bola salju (snowball technique) dan sesuai dengan
antara lain, kepala sekolah, guru dan peserta didik MtsN Kediri II dan
3. Dokumentasi
Dokumentasi asal katanya dokumen yang berarti bukti tertulis;
dikumpulkan oleh orang baik berupa catatan, buku, surat kabar dan lain-
lain.
Metode dokumentasi lebih mudah dibanding dengan metode yang
lain karena apabila ada kekeliruan dalam penelitian sumber datanya tidak
berubah dan dalam metode dokumentasi yang diamati adalah benda mati.
pengkajian, metode ini sesuai dengan konteks, dan metode ini mudah
tertulis yang terdiri dari dokumen resmi, misalnya data guru dan siswa,
55
Adi Satrio, Kamus Ilmiah Populer, Sosial, Budaya, Agama, Kedokteran, Teknik, Politik,
Hukum, Ekonomi, Komunikasi, Komputer, Kimia, (Visi 7: 2005), 124.
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur..., 274.
49
penelitian tersebut.
Peneliti akan melakukan pencatatan dengan lengkap dan cepat
Karena itu pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan baru
kedalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.57 Sementara itu menurut
Suprayogo yang dikutip oleh Ahmad Tanzeh bahwa pengertian analisis data
penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial,
masalah.
Analisis data berlangsung secara stimulant yang dilakukan secara
Pengumpulan Penyajian
data data
Reduksi data
Kesimpulan
Dan verifikasi
kesimpulan, yaitu :
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...., 338
51
melihat penyajian data, maka dapat dipahami apa yang sedang terjadi
kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan
yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada
60
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian.... 67.
52
pembimbing.
d. Kesimpulan akhir
Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara
Secara umum, proses analisis data lintas situs mencakup kegiatan sebagai
berdasarkan analisis lintas situs sebagai temuan akhir dari kedua situs
penelitian.
Adapun pengertian dari analisis lintas situs yaitu membandingkan
situs penelitian. Analisis data ini dilakukan dengan cara: (1) merumuskan
penelitian.
Analisis data lintas situs dapat digambarkan seperti gambar
dibawah ini :
Situs I Situs II
Di MTsN Kediri II Di MTsN Kanigoro
Pengumpulan data situs I Pengumpulan data situs II
53
Konfirmabilitasnya.
1. Kredibilitas
Peneliti yang berperan sebagai instrument utama dalam penelitian
berprasangka atau embias. Untuk menghindari hal tersebut maka data yang
kriteria kebenaran yang bersifat emic, baik bagi pembaca maupun bagi
Dalam hal ini peneliti telah melakukan cek ulang terhadap metode
61
Eko Susilo, Sekolah Unggul Berbasis Nilai; Studi Kasus di SMAN 1 Regina Pacis
dan SMA al-Islam Surakarta, (Malang:Tesis UM, tidak diterbitkan. 2003), 41.
55
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat
63
Moleong, Metodologi Penelitian...,332.
57
dicapai dengan cara uraian rinci. Untuk kepentingan ini peneliti berusaha
yang diperoleh obyektif atau tidak. Hal ini tergantung pada persetujuan
telah disepakati oleh beberapa atau banyak orang dapat dikatakan obyektif,
dengan para informan atau para ahli. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama
H. Tahap-tahap Penelitian
studi. Dalam hal ini terdapat 7 hal yang harus dilakukan dan harus
lain.
g. Memperlihatkan etika penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Langkah yang harus dilakukan peneliti pada tahap pekerjaan
lapangan adalah:
a. Memahami latar belakang penelitian yang akan diteliti dan
persiapan diri
b. Memasuki lapangan
c. Berperan aktif dalam mengumpulkan data.
d. Tahap analisis data.
3. Tahap Analisis Data
64
Moh. Kasiram. Metodologi PenelitianKualitatif- Kuantitatif (Malang, UIN-Malang Prees,
2008) 241-244
59
dengan lengkap dan prosedur oleh peneliti dengan metode yang telah
disebutkan sebelumnya.
4. Tahap Pengolahan Data
Tahap terakhir dari penelitian adalah tahap pelaporan data. Pada
tahap ini peneliti menulis atau menyusun laporan yang telah dianalisis
BAB IV
A. Paparan Data
1. Paparan Data di MTsN Kediri II
Ada kecenderungan baru yang muncul di masyarakat akhir-akhir
ini utamanya masyarakat kabupaten dan kota Kediri, yakni keinginan untuk
begitu ketatnya. Hal ini merata untuk semua jenjang pendidikan, mulai
pendidikan agama menjadi alternatif pilihan bagi orang tua siswa sebagai
tersendiri bagi orang tua. Selain itu dengan adanya asrama anak-anak akan
masalah yang telah dirumuskan pada bab I. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka paparan data dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut
kelas di MTsN Kediri II, (2) Upaya guru dalam proses pembentukan
kegiatan ekstrakulikuler di MTsN Kediri II, (3) Upaya guru dalam proses
MTsN Kediri II
1) Melaksanakan visi dan misi madrasah
Adapun visi dan misi MTsN Kediri II yaitu sebagai berikut :65
a) Visi
“Unggul dalam Prestasi dan Istiqomah” serta Peduli Lingkungan
Indikator Visi:
teknologi
(6) Unggul dalam prestasi Bahasa Indonesia, Arab, Inggris, dan Jawa
kependidikan
b) Misi
65
Dokumentasi Profil MTsN Kediri II 2014
62
berakhlaqul karimah.
(2) Mendorong penguasaan keterampilan dan pengembangan
non akademik.
(6) Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih, dan indah
( LSS – UKS ).
(7) Mendoronh dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
terhadap sesama.
c) Motto
66
Lailatul fajriyah, wawancara pada tanggal 13 Mei 2015
67
Sukarti, wawancara pada tanggal 20 Mei 2015
68
Moch Sultan Agung, wawancara pada tanggal 11 Mei 2015
64
siswa saja tetapi juga antar siswa. Hal ini disampaikan oleh ibu Dra.
bahwa :
“Setiap pagi hari sebelum masuk ke dalam kelas para siswa selalu
berjabat tangan dengan teman lainnya. Siswa perempuan berjabat
tangan dengan siswa perempuan, siswa laki-laki berjabat tangan
dengan siswa laki-laki. Kebiasaan ini selalu diterapkan di
madrasah kami untuk menumbuhkan rasa ukhuwah serta rasa
saling menghormati sesama teman. Serta membentuk silaturrohim
yang kuat antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa.”70
dilaksanakan setiap hari selama 15 menit dan dipandu guru mapel jam
pertama. Ibu Lailatul Fajriyah, S.Pd. guru mapel Akidah Akhlak, beliau
menuturkan bahwa :
“Sebelum jam pelajaran pertama dimulai, para siswa diwajibkan
membaca juz Amma atau tadarus selama 15 menit awal. Di
madrasah kami tadarusnya menggunakan juz Amma karena pada
akhir tahun pelajaran para siswa diharuskan hafalan sebagai
syarat pengambilan rapot. Hal ini juga sebagai latihan ketika nanti
setor hafalan juz Amma para siswa sudah lancar dan hafal karena
setiap hari rutin dibaca sebelum KBM dimulai. Khusus untuk hari
jum’at tidak membaca juz Amma melainkan surat Yasin.”71
Lebih lanjut lagi bapak Wildan Sholihi, S.Hum guru mapel Bahasa
Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan Ibu Romiyati,
72
Wildan Sholihi, wawancara pada tanggal 18 Mei 2015
73
Lailatul Fajriyah, wawancara pada tanggal 13 Mei 2015
74
Romiyati, wawancara pada tanggal 13 Mei 2015
66
salim ketika bertemu dengan guru dan juga orang yang lebih tua, jujur,
kecerdasan spiritual
Untuk pembentukan akhlak melalui pengembangan kecerdasan
bahwa :
kepada anak didik kami yang berkaitan dengan materi IPA, seperti
Hal ini menjadi sangat menarik karena tidak hanya guru mapel saja
untuk membagi ilmu dan sebagai bekal kepada para peserta didik
sehingga dapat tertanam pada jiwa anak ketika nanti mereka terjun
kemasyarakat.
ada guru yang tidak bisa mengajar/ izin, selain guru piket juga ada guru
oleh guru mapel jam pertama, ketika sholat dhuha dan jamaah sholat
dhuhur juga ada guru pendamping sehingga jika ada anak yang
78
Romiyati, wawancara pada tanggal 13 Mei 2015
79
Ibid.,
69
keterangan bahwa :
Kediri II.
80
Lailatul Fajriyah, wawancara pada tanggal 13 Mei 2015
81
Sukarti, wawancara pada tanggal 20 Mei 2015
70
menggali bakat dan minat mereka menjadi seseorang yang matang dalam
kepribadian, bakat dan minat peserta didik yang dilaksanakan di luar jam
intrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka. Sebagaimana
Hal yang sama juga dipaparkan oleh bapak Moch. Sultan Agung,
82
Nursalim, wawancara pada tanggal 26 Mei 2015
83
Moch Sultan Agung, wawancara pada tanggal 11 Mei 2015
71
84
Ibid.,
85
Dokumentasi Jadwal Kegiatan Ektrakurikuler Tahun 2014/2015
72
spiritual peserta didik. Hal ini telah disampaikan oleh ibu Ana Soeri S.Pd,
sebagai berikut :
86
Ana Soeri, wawancara pada tanggal 28 Mei 2015
87
Wildan Sholihi, wawancara pada tanggal 18 Mei 2015
73
(kepercayaan, keinginan, hati nurani, dan hawa nafsu). Faktor dari luar
dibutuhkan kesadaran diri sendiri dan juga kecerdasan spiritual yang tinggi
nurani mereka.
atau jika di MTsN Kediri II ini dikenal dengan wali ma’had sebagai
berikut :
89
Nursalim, wawancara pada tanggal 26 Mei 2015
75
Adapun jadwal kegiatan siswa Relligion Class Program adalah sebagi berikut91 :
90
Nanik Fauziyati, wawancara pada tanggal 28 Mei 2015
91
Dokumentasi jadwal kegiatan ma’had siswa Relligion Class Program 2014/2015
76
Ustadzah Ulfa
3 RABU Ta’limul Muta’alim Ustadz H. Ichwan Kurdi
4 KAMIS Kajian Fiqih (Kitab Umm) Ustadzah Ulfa
5 JUM’AT Wajibul Manzili Ustadz Samsul &
Ustadzah Ulfa
Tabel 4.3
Kegiatan Semester Gasal
Tabel 4.5
Jadwal Kegiatan Pagi Sebelum KBM
92
Dokumentasi Jadwal kegiatan ma’had siswa Akselerasi (ACP 2)
77
madrasah ini sulit untuk dipantau guru tetapi guru atau wali kelas
setidaknya mengerti dan tau apa yang dilakukan peserta didiknya ketika
93
Fasihatus, wawancara pada tanggal 18 Mei 2015
94
Ibid.,
79
kerjasama yang tinggi antara kepala madrasah, guru, dan siswa agar
95
Wildan Sholihi, wawancara pada tanggal 18 Mei 2015
96
Ibid.,
80
mempunyai jiwa yang kuat dan tangguh dalam segala hal dan juga
jagalan desa kanigoro kras. Madrasah ini memiliki letak geografis yang
berada di dekat perbatasan antara kota tulunggagung dan perbatasan dari kota
Adanya kondisi geografis yang cukup strategis ini menyebabkan para peminat
semakin meningkat. Dengan keberadaanya yang jauh dari jalan raya justru
lalu lintas jalan dan ditunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang
inisatif Bapak H. Sa’id bin H. Kusnan yang pada waktu itu merasa prihatin
terhadap kondisi sosial masyarakat desa Kanigoro. Paling tidak ada tiga
bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa pada era tahun 1950-an
perjudian dan perbuatan lain yang menyimpang serta jauh dari ajaran agama
nasionalis dan oleh Partai Komunis sempat di cap sebagai antek penjajah
Ibtidaiyah bisa berdiri pada tahun 1961. Untuk memberi semangat kepada
berupa buku, alat tulis dan bahkan uang agar mereka mau pergi ke masjid dan
untuk mendirikan sekolah yang setingkat lebih tinggi dari MI. Secara
pada tahun 1964. SMP Islam inilah yang menjadi cikal bakal MTs Negeri
Komunis Indonesia) terhadap para kader PII (Pelajar Islam Indonesia) se-
Kanigoro bisa lebih maju dan berkualitas serta berkelanjutan, maka Madrasah
Magetan karena pada waktu itu PSM dipandang sebagai lembaga pendidikan
Islam yang sudah lebih maju dan berkualitas serta dianggap mampu
madrasah yang ada di Kanigoro otomatis menjadi negeri. Sejak saat itulah
yaitu belum adanya lembaga pendidikan formal (sekolah) baik tingkat dasar
Dan untuk mengikis faham Komunis melalui jalur pendidikan Agama agar
97
Dokumentasi Profil MTsN Kanigoro 2014
83
generasi Islam tidak terpengaruh dengan ajaran Komunis yang pada waktu itu
yang dilaksanakan di MTsN Kanigoro sesuai sengan fokus masalah yang telah
dirumuskan pada bab I. Berkaitan dengan hal tersebut, maka paparan data
dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Upaya guru
peserta didik dalam pembelajaran di kelas di MTsN Kanigoro, (2) Upaya guru
Adapun visi dan misi MTsN Kanigoro yaitu sebagai berikut :98
Misi :
pendidikan di madrasah
e) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
kehidupan
i) Menciptakan lingkungan belajar yang bersih, asri, sehat
dan nyaman
akhlak anak, tidak hanya guru agama saja melainkan seluruh guru
99
Kholid Tuhaika, wawancara pada tanggal 12 Mei 2015
85
akhlak anak dan membentuk budaya religius anak. Selain itu dalam
kurikulum 2013 guru di tuntut untuk ikut mendidik akhlak dan moral
anak, tidak hanya guru PAI namun juga untuk guru-guru mata
didiknya dalam membentuk akhlak tidak bisa lepas dari semua pihak
100
Eny Nafi`atin, wawancara pada tanggal 9 Mei 2015
101
Susiyati, wawancara pada tanggal 9 Mei 2015
86
didik boleh menyetorkan hafalan surah satu per satu kepada guru
Qur’an dalam ibadah sholat dan untuk mencintai Al-Qur’an. Hal ini
102
Ibid.,
87
sebagai berikut :
103
Imam Mahmudi, wawancara pada tanggal 12 Mei 2015
104
Kholid Tuhaika, wawancara pada tanggal 12 mei 2015
88
hari apa saja mereka harus mengikuti sholat dhuha. Sholat dhuha
dan tertib, dan peserta didik datang tepat waktu. Sholat dhuha ini juga
kegiatan tersebut.106
merupakan kegiatan rutin yang harus diikuti oleh seluruh siswa setiap
didik kelas VII, VIII, dan kelas IX dan juga diikuti oleh para guru dan
dhuhur berjamaah.108
bisa digunakan guru untuk mendidik para peserta didiknya. Semua itu
bahwa :
guru mata pelajaran umum juga mempunyai tugas yang sama dalam
109
Susiyati, wawancara pada tanggal 9 Mei 2015
110
Titik Lailatul Multazamah, wawancara pada tanggal 21 Mei 2015
91
Lebih lanjut lagi Ibu Dra. Yueni Dwi Budi Alinta sebagai
MTsN Kanigoro.
1) Kegiatan ektrakurikuler yang mendukung pembentukan akhlak peserta
didik
Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan terprogram yang
yang tetuang dalam visi, misi, dan tujuan madrasah. Hal ini
sebagai berikut :
“Kegiatan ektrakurikuler ini maksudnya adalah kegiatan yang
fungsinya itu sebagai wadah, wadah bagi siswa untuk
mengembangkan bakat yang mereka miliki. Bakat mereka itu
kan muacem-macem. Nah, di madrasah ini, kami berupaya
untuk membuat kegiatan yang komplek, sehingga semua
bakat siswa dapat berkembang melalui kegiatan-kegiatan
yang telah kami sediakan.”113
112
Yueni Dwi Budi Alinta, wawancara pada tanggal 23 Mei 2015
113
Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I, wawancara pada tanggal 25 Mei 2015
93
114
Domumen Madrasah, jadwal kegiatan ektrakurikuler MTsN Kanigoro Tahun 2014/2015
94
115
Elfi Riyana,wawancara pada tanggal 25 Mei 2015
95
menjalankan dan melaksanakan tujuan dari kegiatan ekstra itu sendiri, setiap
MTsN Kanigoro.
1) Memaksimalkan adanya ma’had
MTsN Kanigoro mempunyai asrama atau ma’had bagi siswa-
bapak Imam Mahmudi yang juga menjadi ketua ma’had, sebagai berikut :
116
Imam Mahmudi, S.Ag., wawancara pada tanggal 12 Mei 2015
96
Tabel 4.9 Jadwal Kegiatan Santri Ma’had “ Roudhotul Ulum “ MTsN Kanigoro
Tahun Ajaran 2014/2015
117
Imam Mahmudi, S.Ag., wawancara pada tanggal 12 Mei 2015
118
Ibid.,
119
Dokumentasi Jadwal Kegiatan Santri Ma’had “ Roudhotul Ulum “ Mtsn Kanigoro Tahun
Ajaran 2014/2015
97
Klasikal mapel UN
1. Selasa Ma’had Terlampir
&Pelajaran Sekolah
Klasikal mapel UN
2. Rabu Ma’had Terlampir
&Pelajaran Sekolah
Klasikal mapel UN
3. Kamis Ma’had Terlampir
&Pelajaran Sekolah
Klasikal mapel UN
4. Jum’at Ma’had Terlampir
&Pelajaran Sekolah
Klasikal mapel UN
5. Sabtu Ma’had Terlampir
&Pelajaran Sekolah
Tabel 4.10 Program Kegiatan Santri Ma’had Roudhotul Ulum MTsN Kanigoro
Tahun Ajaran 2014/2015
NO KEGIATAN KETERANGAN
1 QIYAMUL LAIL Sholat Malam
2 MADRASAH DINIYAH Pembelajaran Kitab Agama Klasik
3 TA’LIM,TADARUS DANTAHFID Belajar Baca Tulis Al-Qur’an, Tartil Al-
AL-QUR’AN Qur’an dan Hafalan Surat-surat Al-
Qur’an
4 TAUSIYAH WA-ILQOIL LUGHOH Ceramah Agama dan Pemberian
Kosakata Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris
5 TA’LIMUD DURUS Bimbingan Pelajaran Sekolah
6 MUHADHOROH Latihan berpidato bahasa
Jawa,Indonesia,Arab dan Inggris.
7 NASYID/REBANA Kelompok Lagu Religi
8 RIHLAH ILMIYAH. Kunjungan Belajar/Studi
Banding
9 KHATAMAN AL-QUR’AN Kegiatan Khotmul Qur’an
10 OUT BOND Kegiatan Motivasi &refresing
Berikut ini adalah tata tertib untuk santri ma’had Roudhotul Ulum MTsN
Kanigoro, yaitu :
A. KEWAJIBAN
1. Sholat Jama’ah 5 Waktu dan beserta Dzikirnya.
2. Menaati semua peraturan dan ketetapan yang berlaku
dilingkungan Ma’had.
98
narkotika).
2. Memakai perhiasan yang berlebihan.
3. Bermalam diluar Ma’had tanpa ijin.
4. Menerima tamu didalam kamar tanpa seijin pengasuh.
5. Memindahkan,mengeluarkan, dan atau merusak inventataris
Pengasuh)
D. KETENTUAN LAIN
1. Laptop dan Hp harus dititipkan ke Pengasuh (disimpan ditempat
pembelajaran ma’had.
3. Ketentuan yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur
dikemudian hari.
TAHUN 2014/2015
3. NI’MA NASTIANA
Hal ini sesuai hasil wawancara dengan bapak kepala madrasah sebagai
berikut :
“Madrasah kami ini yaa begini ini mbak, letaknya di tengah
sawah dan di pedesaan, jauh dari angkutan umum. Walaupun
demikian kami mencetak anak-anak kami sebagai anak yang
berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik. Siap
untuk terjun ke masyarakat dan juga siap menghadapi tantangan
global dengan karakter religius yang kuat dan berakhlakul
karimah. Ada beberapa kegiatan yang kami programkan sebagai
120
Dokumentasi tata tertib Ma’had MTsN Kanigoro tahun ajaran 2014/2015
101
121
Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I, wawancara pada tanggal 25 Mei 2015
122
Imam Mahmudi, wawancara pada tanggal 25 Mei 2015
102
untuk mengenal dunia luar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
tertentu. Nah, kalau ada acara seperti itu saya juga hadir mbak
selain saya suka bersholawat juga untuk memantau anak-anak
kami yang juga menyukai kegiatan tersebut.”124
Kegiatan diluar sekolah memang banyak tetapi sebagi guru juga harus
jiwa yang religius dan berakhlakul karimah. Guru juga harus bisa
hasil dokumentasi dari beberapa informan terkait dengan upaya guru dalam
temuan yaitu :
sebaik-baiknya.
2) Melaksanakan Pembiasaan Budaya Religius
124
Abdul Kholiq, wawncara pada tanggal 27 Mei 2015
104
bertemu dengan guru dan juga orang yang lebih tua, jujur, disiplin,
pendidikan.
Tujuan dalam mempersiapkan akhlak anak yaitu untuk
mana akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk. Dengan
demikian, anak didik akan paham dan mengerti bahwa perbuatan yang
metode yang tepat agar anak didik bisa mengerti dengan apa yang
105
oleh peserta didik, maka dari itu seorang guru harus melakukan
do’a sehari-hari, dan juga bacaan-bacaan sholat. Hal ini untuk melatih
sehari-hari.
e) Metode ceramah, metode ceramah digunakan dalam kegiatan belajar
dapat mengerti dan memahami tentang apa yang sudah diuraikan oleh
guru.
106
sesuatu. Dalam mata pelajaran fiqih ada materi tata cara berwudhu,
peserta didik setiap kali pembelajaran di kelas, hal ini dilakukan guru
untuk selalu memberikan semangat dan motivasi pada anak agar lebih
giat dalam mencapai prestasi dan juga menjadi orang yang berguna
untuk orang lain. Selain itu guru juga melatih anak didik untuk
ketika ada guru yang tidak bisa mengajar/ izin, selain guru piket juga
didampingi oleh guru mapel jam pertama, ketika sholat dhuha dan
jamaah sholat dhuhur juga ada guru pendamping sehingga jika ada
107
mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Selain itu
siswa, jadi tugas guru selain mengajar dan mendidik juga menjadi
sahabat bagi anak didiknya, hal ini sangat bagus dalam pertumbuhan
di MTsN Kediri II
Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud adalah pembinaan peserta
Kediri II.
Kepala MTsN Kediri II memberikan kebijakan untuk melaksanakan
menggali bakat dan minat mereka menjadi seseorang yang matang dalam
kepribadian, bakat dan minat peserta didik yang dilaksanakan di luar jam
didik, mendorong peserta didik agar taat menjalankan perintah Allah dan
diwajibkan untuk berdoa sebelum memulai aktivitas. Baik itu dalam ekstra
sebagai cara mendekatkan diri pada Allah. Membangun sikap mental peserta
didik untuk bersikap dan berprilaku jujur, amanah, disiplin, bekerja keras,
ajaran agama serta perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dan
(kepercayaan, keinginan, hati nurani, dan hawa nafsu). Faktor dari luar
dibutuhkan kesadaran diri sendiri dan juga kecerdasan spiritual yang tinggi
nurani mereka.
luar sekolah agar tetap bisa membentengi diri dari kenakalan remaja atau
hal-hal lain yang tidak bermanfaat. Untuk itu guru bekerja sama dengan
wali murid ketika peserta didik melakukan aktifitas di luar sekolah untuk
di luar jam sekolah. peran guru adalah mendorong peserta didik untuk
112
dirinya sendiri dan bermanfaat untuk orang lain. berbagai kegiatan diluar
siswa agar dapat menjadikan peserta didik yang berjiwa Islami dan
akhlakul karimah.
hasil dokumentasi dari beberapa informan terkait dengan upaya guru dalam
temuan yaitu :
a. Upaya Guru Dalam Proses Pembentukan Akhlak Melalui
visi, misi dan tujuan dari MTsN Kanigoro. Tanpa adanya kerja sama
semua pihak maka akan sangat sulit mencapai tujuan tersebut. Setiap
guru untuk bisa lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya, selain
Kanigoro agar bisa mencapai visi dan misi yang telah dibuat oleh
didiknya dalam membentuk akhlak tidak bisa lepas dari semua pihak
tersebut juga diikuti oleh guru dan karyawan. Sehingga peserta didik
bisa digunakan guru untuk mendidik para peserta didiknya. Semua itu
114
senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi yang tidak baik juga
ditiru.
pertanyaan secara tegas dan jelas serta mempunyai dasar yang kuat
perbuatan baiknya.
perbuatan
yang tertuang dalam visi, misi, dan tujuan madrasah. Melalui kegiatan
Kanigoro :
seorang yang berjiwa Islami dan berakhlakul karimah serta menjadi anak
yang berprestasi sesuai dengan visi dan misi dari ma’had yaitu : VISI :
mengadakan jalan sehat untuk siswa siswi dan juga untuk masyarakat
daging qurban, peringatan hari bumi, manasik haji, serta ada agenda
tiap tahun yaitu sholat malam “Tahajud” setiap anak kelas IX yang akan
menghadapi ujian nasional, kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa siswi
e) Mengikuti perkembangan
teknologi dengan ikut grup
di media sosial
yangdigunakan peserta didik
Upaya guru Kegiatan ekstrakurikuler Kegiatan ektrakurikuler
dalam proses yang dimaksud adalah pembinaan merupakan kegiatan terprogram
pembentukan peserta didik yang berusaha yang dimaksudkan memberi
akhlak melalui memberi penyaluran bakat dan wadah bagi peserta didik untuk
pengembangan minat, perluasan wawasan, serta mengembangkan bakat yang
kecerdasan kemantapan iman dan taqwa dimiliki. Selain itu, kegiatan ini
spiritual dalam melalui bentuk-bentuk kegiatan juga dipakai sebagai salah satu
kegiatan yang direncanakan dan upaya untuk mewujudkan cita-
ekstrakurikuler dilaksanakan diluar program cita madrasah yang tertuang
kurikuler untuk menunjang dalam visi, misi, dan tujuan
pencapaian tujuan pendidikan madrasah. Melalui kegiatan
Madrasah Tsanawiyah Negeri ekstrakurikuler ini guru dapat
Kediri II. memberikan bimbingan
Tujuan dari diadakannya tambahan untuk bekal hidup di
kegiatan ekstrakurikuler adalah masyarakat sesuai dengan
memperdalam dan memperluas bakatnya masing-masing.
pengetahuan dan wawasan peserta Tujuan kegiatan
didik, mendorong peserta didik agar ekstrakurikuler di MTsN
taat menjalankan perintah Allah dan Kanigoro adalah mendalami
Rosulnya dalam kehidupan sehari- materi tiap-tiap kegiatan
hari, dan juga menjadikan agama sehingga anak-anak mengerti
sebagai landasan akhlak mulia dasar dari tujuan masing-masing
dalam kehidupan pribadi, kegiatan ekstrakurikuler
berkeluarga, bermasyarakat, tersebut. Melatih dan mendidik
berbangsa dan bernegara. anak untuk berperilaku islami
Membangun sikap mental peserta dan berakhlak mulia. Menggali
didik untuk bersikap dan berprilaku potensi, bakat, minat,
jujur, amanah, disiplin, bekerja ketrampilan peserta didik agar
keras, mandiri, percaya diri, mampu mengenal dirinya
kompetitif, dan bertanggung jawab. sendiri. Membentuk peserta
Dalam mengembangkan didik menjadi anak yang mandiri
kecerdasan spiritualnya adalah dan bermanfaat untuk
melalui berbagai cara, yaitu lingkungannya serta mempunyai
Pendalaman, yaitu pengayaan jiwa yang berakhakul karimah
materi, teori, dan membuka dan juga beriman kepada Allah.
wawasan baru sesuai dengan tema.
Penguatan, yaitu peningkatan
keimanan dan ketaqwaan.
pembiasaan, yaitu pengamalan dan
pembudayaan ajaran agama serta
perilaku akhlak mulia dalam
kehidupan sehari-hari. Dan
perluasan, yaitu penggalian potensi,
bakat, minat, keterampilan dan
kemampuan peserta didik.
Upaya guru 1) Memaksimalkan adanya ma’had 1) Memaksimalkan adanya
dalam proses Dalam mencetak ma’had.
pembentukan peserta didik yang unggul Ma’had MTsN
121
BAB V
PEMBAHASAN
123
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan yang meliputi : a) Upaya guru
nilai-nilai religius ke dalam diri peserta didik. Hal ini biasa dilakukan dengan
modal utama dalam pengajaran pendidikan agama Islam, tidak hanya dalam
agama Islam yang terkandung dalam ibadah dan perbuatan keseharian manusia
harus dihayati dan dipahami dengan baik. Dengan adanya pembiasaan yang
dilakukan dalam diri individu akan lebih cepat untuk mengerti dan memahami
125
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al Ma’arif, 1980), 199
124
laku dalam jiwa dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan, segala sesuatu
yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap
berlangsung sampai tua. Untuk mengubahnya sering kali diperlukan terapi dan
pengendalian diri yang serius. Bagi para orang tua dan guru, pembiasaan
terus menerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan. Sebab,
segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah dan berat hati.
Ada syarat-syarat yang harus dilakukan dalam mengapliksikan
verbalistik dan menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati warga
formalitik agama belaka. Ritus dan formalitas agama ibarat bingkai atau
konsep bagi agama. sehingga bingkai atau kerangka, ritus dan formalitas
bukanlah tujuan, sebab itu ritus dan formalitas yang dalam hal ini terwujud
dalam apa yang disebut “rukun Islam” baru mempunyai makna yang
yang hakiki pula, yaitu kedekatan (taqorrub) kepada Allah SWT. dan
berlangsung lama dan terus menerus bahkan sampai muncul kesadaran dari
melanggar budaya religi yang sudah menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi
rohani manusia.
pembiasaan dan latihan serta keteladanan (uswatun hasanah). Hal ini sesuai
dengan pendapat Agus Zainul Fitri, bahwa peserta didik apabila akan
melakukan sesuatu (baik atau buruk) selalu diawali dengan proses melihat,
otaknya. Oleh karena itu, untuk membentuk karakter (akhlak) pada anak,
tersebut.128
128
Agus Zainul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media, 2012), 59
127
sendiri, akan tetapi seluruhnya harus saling mengikat dan bersinergi dengan
madrasah yang berakhlak yang tercermin pada sikap, tingkah laku, dan
tutur kata yang baik dari siswa, guru, maupun staf lain, disiplin, tanggung
sehari-hari dan diikuti pula dengan keteladanan dari para guru, staf maupun
kepala madrasah.
peran sebagai model atau pemimpin siswanya akah berhasil karen kodisi
fungsi lingkungan yang kondusif dan mendorong dirinya secara lebih baik.
129
Timothy Rusnak, An Integrated Approach to Character Education, ( California: A Sage
Publications Company, 1998), 4
128
para siswa oleh para guru dan karyawan di madrasah. Beberapa contoh
keteladanan yaitu, (a) berakhlak (budi pekerti) yang baik, para guru dan
karyawan menunjukkan akhlak yang baik dengan cara dan sikap mereka
lebih tua, walaupun posisi mereka sebagai tukang kebun atau karyawan; (c)
mengucapkan kata-kata yang baik; (d) memakai busana muslimah; dan (e)
dalam setiap aspek kehidupan anak, baik dari sisi akal maupun kejiwaan.
yang ditiru anak berasal dari kedua orangtuanya dan gurunya. Bahkan,
memerintahkan orang tua dan pendidik untuk menjadi suri teladan yang
129
anak.130
َ تثن للخ ييتخعقطقه فلقهلي كقخذبلة, تليلعاَلل لهاَلك: صنلى الت لعلخيقه لولسلنلم ألنهت لقاَلل ق ق
لعخن لرتسخول ال ل.
Rasulullah SAW. dalam sikap dan perilaku selama itu memungkinkan bagi
mengingat dan mengerti akan segala hal sangat besar sekali. Bahkan, bisa
jadi lebih besar dari yang kita kira. Sementara seringkali kita melihat anak
130
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting : Cara Nabi Mendidik Anak,
(Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), 138
131
Ibid., 141
130
Dorongan yang diberikan guru kepada peserta didik dapat berupa motivasi.
Motivasi jika dilihat dari segi kebahasaan berasal dari bahasa inggris
pembelajaran.134
Selanjutnya adalah metode Targib dan Tarhib Metode ini dalam teori
metode belajar modern dikenal dengan reward dan funisment. Yaitu suatu
belajar siswa, bila siswa dapat mencerminkan sikap yang baik maka ia
pula halnya salat, saat seorang melakukan salat dengan baik dan mampu ia
dengan baik dan benar". Sebaliknya bagi mereka yang melalaikan dan tidak
132
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan, Pengembangan
Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung : Nuansa, 2003), 189
133
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : PT. Gramedia, 2005),
386
134
Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani : Pendidikan Karakter untuk
Generasi Bangsa, (Jakarta : Erlangga, 2012), 17
131
melakasanakan salat neraka weil dan Saqor baginya. Metode reward dan
funishment ini menjadi motivasi eksternal bagi siswa dalam proses belajar.
untuk yang dapat belajar dengan baik dan ancaman bagi mereka yang tidak
disiplin, mayoritas siswa termotivasi belajar dan bersikap disiplin. Hal ini
Janji dan ancaman merupakan salah satu metode kejiwaan yang cukup
berhasil dalam mendidik anak. Metode ini cukup jelas dalam pendidikan
orangtua. Beliau menganjurkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan
memberikan ancaman atas perbuatan durhaka. Hal ini beliau lakukan tidak
lain agar si anak menurut, terpengaruh dan jiwa serta perilakunya manjadi
baik. Metode ini juga merupakan metode Al-Qur’an. Tidak hanya sekali
disebutkan dalam Al-Qur’an janji tentang surga dan neraka. Sebab, jiwa
manusia selalu condong pada janji akan hasil dari suatu amalan serta takut
jiwa merasa ngeri. Tetapi, hanya sekedar mengingatkan kepada anak akan
learning), metode ini meliputi bermain peran (role play), demonstrasi, dan
135
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting : Cara Nabi Mendidik Anak....
207
132
praktik. Dalam proses belajar, setiap informasi akan diterima dan diproses
beragam. Terdapat enam jalur menuju otak, antara lain melalui apa yang
See, I Remember. What I Do, I Understand”. Apa yang saya dengar, saya
lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya
paham.136
saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit. Apa yang
saya dengnar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman
lain, saya mulai paham. Apa yang saya engar, lihat, diskusikan dan
sekian jalur yang ada tersebut, tindakan atau aksi lebih kuat dalam
membangun informasi di otak manusia dari apa yang dilihat, didengar, dan
metode-metode tersebut.
kesadaran diri yang tinggi akan pentingnya pendidikan akhlak untuk masa
menyadari kedudukan, tugas, dan fungsinya di dunia ini baik sebagai abdi
dunia sekitarnya serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini demi kepentingan
138
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999),
179.
139
Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral; Pendidikan Moral yang Terlupakan, (terj. Tulus
Musthofa), (Yogyakarta : Talenta, 2003), 24.
134
hidup di dunia kini dan di akhirat nanti. 140 Tujuan ini terlihat terlalu ideal,
sehingga sukar untuk dicapai. Tetapi dengan kerja keras yang dilakukan
yang sangat menarik anatara para malaikat dengan Allah Sang Pencipta di saat
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di sana dan
Engkau dan mensucikan Engkau?”, namun apa yang dikatakan Allah Sang
Allah SWT tentang penciptaan manusia ini dan segala rahasia yang ada dibalik
penciptaan tersebut.141
Allah telah menjadikan manusia dengan segala keajaiban penciptaan
dan kemampuan yang sangat luar biasa sebagai modal dasar bagi mereka untuk
140
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi aksara, 1997), 29-30.
141
Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani : Pendidikan Karakter untuk
Generasi Bangsa.... 19
135
kemenangan telah dimulai sejak manusia masih berupa sel sperma sebagai
akhirnya dia berhak menjadi sang pemenang (the winner) dan pemimpin dalam
pemenang dan pimpinan dalam kehidupan ini maka Allah Sang Pencipta telah
kepada umat manusia tentang siapa saja dan bagaimana menjadi manusia yang
duniawi saja yang dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu, namun paradigma
sukses yang harus dibangun oleh seorang muslim yang sejati haruslah mampu
menembus batas di luar dimensi ruang dan waktu kehidupan dunia fana yaitu
kehidupan dunia.
Dalam ranah pendidikan agar mampu menjadi pemenang dan
agar menjadi manusia yang unggul dalam bidang akademik maupun non
KETAJAMAN VISI
2. (Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya : BANGUN
KOMPETENSI DIRI
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
SOSIAL
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam
hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu , maka mereka
LAKUKAN PERUBAHAN
6. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
NURANI
142
Ibid., 23
137
pemenang sejati dalam hidup ini, maka landasan utama sebagai modal dasar
dalam membangun visi ke depan tentang apa yang akan dicapai. Kompetensi
hidup yang efektif merupakan modal dasar dalam melakukan interaksi dengan
kehidupan sebenarnya dapat dilihat dari sejauh mana peran yang dimainkan
terpercaya, jujur dan terbuka, penuh tanggung jawab, dan memiliki ketrampilan
manajemen. Dan yang terakhir adalah memimpin dengan hati nurani yaitu
harus mempunyai visi dan misi serta tujuan yang jelas, dan ketujuh langkah
sikap utama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan puncak
telah di adakan oleh kedua lembaga pendidikan yang telah diteliti oleh peneliti.
menjadi bekal dan pengalaman peserta didik ketika nanti sudah dewasa dan
terjun ke masyarakat.
dan siswa diluar jam sekolah yang telah di tentukan berdasarkan kurikulum
ke dalam lingkungan diluar sekolah karena tidak semua peserta didik tinggal di
lingkungan asrama ada beberapa upaya agar terbentuk siswa yang berakhlakul
memberikan usawah hasanah dalam kehidupan rill yang dilakukan oleh seluruh
pengecekan kelas antara kelas 1,2,3 agar tidak terjadi kesenjangan diantara
bentuk kontrol, berwujud buku kendali ibadah yang bertujuan agar terjalin
kedisiplinan, tanggung jawab, dan sikap amanah, yang dari situlah diharapkan
asrama dianggap sebagai salah satu pogram unggulan bagi kedua lembaga
tempat penelitian ini. Melalui asrama, madrasah lebih mudah untuk membawa,
aktifitasnya, namun tetap merujuk pada sistem yang ada di madrasah. Dalam
hal ini, dibutuhkan pengelolaan yang strategis agar terhindar dari kesalahan
peserta didik mengetahui tujuan, alasan, manfaat dari kegiatan yang mereka
lakukan. Walhasil, segala yang dilakukan dan yang mereka terima memiliki
arah, tujuan dan manfaat. Ketika mereka tidak mengetahui hal demikian maka
yang ada dalam pikiran dan diri mereka hanyalah menjalankan program dan
Tanpa memiliki dasar maupun prinsip atas yang mereka lakukan, akibatnya
apapun harus selalu ada. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap
konsisten dalam diri mereka dengan tetap berdasarkan prinsip yang dimiliki
serta untuk menghindarkan diri dari sifat pasif/ menerima begitu saja tanpa ada
dalil/ pedoman yang dimiliki. Jika peserta didik memiliki pemahaman maka
mereka akan menjalankan sesuatu sesuai dengan bekal dan prinsip yang
dimiliki.
Beberapa dekade ini kita melihat berbagai prinsip hidup yang
yang dianut dan diyakini itu telah menciptakan berbagai tipe pemikiran dengan
Sumpah palapa dari patih gajah mada adalah prinsip yang telah
Nusantara kala itu. Budaya jawa pun sangat kaya dengan prinsip hidup seperti
142
alon-alon asal kelakon, mangan ora mangan sing penting ngumpul, sangat
mengemuka suatu prinsip baru yakni, tidak ada persahabatan yang abadi. Yang
ada hanya kepentingan abadi. Prinsip ini sungguh melawan suara hati manusia,
sekarang begitu bangga akan pakaian dengan merek-merek mahal dan ternama.
Dan lebih parah lagi, selalu menilai seseorang dari merk yang dipakainya.
sebenarnya. Mereka umumnya hanya memandang suatu tujuan dari sebelah sisi
menyadari bahwa sisi lain dari lingkungannya yang juga memiliki prinsip yang
berbeda dengan dirinya. Hanya berprinsip pada sesuatu yang abadilah yang
dan berpegang pada sesuatu yang lebih labil niscaya akan menghasilkan
sesuatu yang labil pula. Berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi.143
143
Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:
Berdasar 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, ( Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), 20
143
memberikan uswah hasanah dalam kehidupan rill yang dilakukan oleh seluruh
relevan dan efektif untuk dilakukan, karena melalui keteladanan / uswah, ada
proses internalisasi nilai yang hal ini dibutuhkan dalam mendidik moral atau
akhlak peserta didik. Di dalam program dan jadwal asrama terdapat kegiatan
sholat berjamaah setiap harinya, baik itu sholat wajib maupun sholat sunnah.
Sholat berjamaah ini dilaksanakan oleh semua elemen dari asrama baik itu
peserta didiknya mapun pengurus/ ustadz dan ustadzah dari asrama tersebut.
peserta didik, memuji sifat-sifat Allah dalam setiap bacaan dan gerakan sholat,
Niat merupakan visi kedepan. Adapun sifat-sifat mulia yang dibaca seperti :
- Pengasih dan Penyayang : Bismillahir-Rahmannir-Rahim
2. Takbiratul Ihram
Aktivitas ini dilakukan sebagai pembuka ibadah sholat dengan kesucian
batin, secara mistis merangkun sleuruh isi Al-Qur’an de dalam 7 ayat. Al-
144
Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power: Sebuah Inner Journey
Melalui Al-Ihsan... 271
144
Tuhanku Yang Maha Agung”. Adapun sifat terpuji yag dibaca seperti :
- Agung dan Pengakuan kesalahan (maaf) : Astaghfirullah al-‘Azhim
8. Menunjuk kepada Yang Esa
Setelah melakukan 2 rakaat sholat, kita lalu berada dihadapan silsilah
mengetahui sistem proses atau syariatnya saja, tetapi kurang mengenal material
sholat, tetapi ia tidak mengenal dirinya secara utuh atau penuh. Ia hanya
menyadari fungsi sholat lagi, ia tidak mengetahui dan tidak mengenal siapa
Tuhannya. Ia hanya tahu Dia adalah Allah, tetapi begitu ditanya padanya,
“Siapa Allah itu?”, ia akan mengangkat bahunya, seraya menggeleng tak tahu.
sebaginya.
membawa kebaikan bagi orang lain dalam masyarakat dan menghantarkan kita
kepada keridhaan Ilahi di akhirat nanti. Masalah akhlak ini harus diberikan dan
dibiasakan sedini mungkin karena inilah yang akan membawa bekas yang sangat
kuat dalam pembentukan jiwa dan pribadi anak tersebut. Sehingga di kemudian
hari kesalehan anak benar-benar dapat diharapkan, karena anak harus pula
kepekaan emosi yang tinggi. Akan tetapi hanya manusia saja yang memiliki rasa
kasih sayang, merasa sebagai manusia seutuhnya. Intelegensi spiritual itu pula
145
Ibid., 274
146
yang membuat kita menciptakan nilai-nilai dan norma-norma. Hal itu pula yang
membuat kita selalu berusaha mencari jawaban dari kehidupan kita di dunia. 146
kegiatan-kegiatan diluar jam sekolah dengan teori dari Ary Ginanjar Agustian
yakni ESQ Emosional Spiritual Quetions The Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman
Tahap ini merupakan titik tolak dari kecerdasan emosi, yaitu kembali
pada hati dan pikiran yang bersifat merdeka serta bebas dari segala
dilaksanakan diluar jam sekolah untuk melatih hati nurani peserta didik agar
146
Fatah Syukur, “Kecerdasan Spiritual Dalam Islam, Kritik Terhadap Konsep SQ”, (Edukasi, II,
2003), 67.
147
Abd.Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual,.... 69
148
Ary Ginanjar Agustian, ESQ: The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam,....
106
147
baikny karena Allah, dan ingatlah selalu Allah Yang Maha Tinggi.
baik.
4) Berpedomanlah selalu pada sifat-sifat Allah, seperti selalu ingin
maju, ingin adil, ingin memberi, ingin kasih dan sayang, ingin
sendirinya sendiri.
6) Bangun motivasi, karena manusia adalah makhluk Allah yang
hati nurani sehingga dapat mencapai Iman yang kuat kepada Allah,
mengingat bahwa kita bekerja karena Allah, bukan karena yang lain.
yang fitrah.
149
diberikan kelebihan akal dan berfikir dan firman Tuhan yang pertama
kepastian akan masa depan dan memiliki ketenangan batin yang tinggi,
disamping diawali dengan misi dan visi yang jelas. Setiap bagian
lain dalam kesatuan misi dan visi. Setiap orang harus memiliki perasaan
149
Abd.Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual... 71
150
prinsip.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan itu
yang kuat melalui rukun Islam. Hasil temuan di dua lokasi yang peneliti
puasa ramadhan maupun puasa sunnah. Hal ini bertujuan untuk membentuk
kesulitan dan sanggup bertahan hidup atau tidak berputus asa (melalui
berjamaah haji).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketangguhan
dengan orang lain serta lingkungan sosialnya. Dari hasil penelitian dapat
yakni dengan diadakannya zakat fitrah setiap bulan ramadhan, serta adanya
kegiatan manasik haji yang telah diprogramkan madrasah untuk latihan dan
pengetahuan peserta didik agar mampu dan mengerti tentang ibadah haji.
BAGIAN 1
ZERO MIND PROCESS Penjernihan Emosi
Penjernihan Emosi (Secara Mental)
BAGIAN 2
MENTAL BUILDING Pembangunan Mantal
Pembangunan Mental (Secara Mental)
BAGIAN 3
MISSION
BAGIAN33
BAGIAN
STATEMENT
SELF CONTROL Ketangguhan Pribadi
CHARACTER BUILDING
Penetapan Misi
Pengendalian Diri (Secara Fisik)
Pembangunan Karakter
152
Gambar 5.1
kegiatan di luar sekolah agar tetap bisa membentengi diri dari kenakalan
remaja atau hal-hal lain yang tidak bermanfaat. Untuk itu guru bekerja
sama dengan wali murid ketika peserta didik melakukan aktifitas di luar
hal-hal negatif.
menemukan dirinya dari mana berasal. Hadir di dunia. untuk apa dan setelah
kehidupan dunia ini akan kemana, sehingga. ia menjadi lebih manusia, baik
jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia (termasuk dirinya sendiri),
Ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
menumbuhkan sikap pada diri anak. Selain itu, pendidikan juga membentuk
pada kondisi atau situasi apapun.152 Inti dari pendidikan Islam itu adalah
150
Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran al-Ghazali Tentang Pendidikan, Cet. 1, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), 138.
151
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999),
179-180.
152
Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral; Pendidikan Moral yang Terlupakan, (terj. Tulus Musthofa),
.... 24.
154
mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini demi
kecerdasan mereka. Tugas guru dan orang tua adalah mendukung dan
sekolah.
dalam majelis orang dewasa. Mengajak anak untuk ikut serta di majelis-
pertanyaan, lalu dia pun bisa berbicara dengan sopan setelah diberi izin.
dewasa sedikit demi sedikit. Semua ini sebagai persiapan baginya untuk
sukses dalam bidang akademik maupun sukses menggapai masa depan yang
diinginkan anak, yang mempunyai akhlakul karimah dan juga cerdas secara
masa depan.
3. Bisa memberikan inspirasi, cara mengembangkan sifat ini adalah dengan
kompetensi.
5. Adil, yaitu kemampuan seseorang untuk menempatkan sesuatu sesuai
keputusan, sering mencoba sesuatu yang baru, belajar tentang semua hal.
9. Bisa bekerja sama, yaitu melakukan pekerjaan dengan sebuah
menjadi inspirasi peserta didiknya agar mereka terbuka dengan dunia di luar
sekolah. Tugas guru tidak hanya mengajar melainkan juga mendidik peserta
didik agar sukses dalam masa depan, menjadikan anak yang berakhlakul
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Upaya guru dalam proses pembentukan akhlak melalui pengembangan
dan (4) perluasan, yaitu penggalian potensi, bakat, minat, keterampilan dan
B. IMPLIKASI PENELITIAN
Penelitian ini mendukung teori-teori pembentukan akhlak serta
besar implikasi penelitian ini dibedakan menjadi dua bagian yakni secara
akan kesulitan melakukan transfer nilai kepada anak didik dan transfer
2. Implikasi Praktis
a. Keberhasilan mewujudkan akhlakul karimah didukung 2 faktor,
secara bersamaan.
C. SARAN
Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian diatas, maka diajukan
nilai-nilai keagamaan.
b. Menggerakan seluruh stakeholders yang ada untuk senantiasa
fenomena dan dalam lingkup yang kecil yaitu dua lokasi penelitian. Agar
kemudian.
DAFTAR RUJUKAN
161
El-Jazairi, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup (Minhajul Muslim) Thaharah, Ibadah,
Rosdakarya, 1991
Satrio, Adi, Kamus Ilmiah Populer, Sosial, Budaya, Agama, Kedokteran, Teknik,
Fitri, Agus Zainul, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
1980
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputra
Pers, 2002
Agustian, Ary Ginanjar, ESQ Power : Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan,
Persada, 2001
---------- Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ : The
ESQ Way 165, 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Jakarta: ARGA,
2008
Kesuma, Dharma dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah
Rahmat, Djadmika, Sistem Etika Islam Akhlak Mulia, Surabaya: Pustaka Islami,
1987
Susilo, Eko. “Sekolah Unggul Berbasis Nilai; Studi Kasus di SMAN 1 Regina
diterbitkan, 2003.
163
2014.
Syukur, Fatah, “Kecerdasan Spiritual Dalam Islam, Kritik Terhadap Konsep SQ”,
Mizania, 2014
Gramedia, 2005
Rosdakarya, 2011
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007
2007
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1999
Rosdakarya, 2007
Quinn, Patton Michael, How To Use Methods in Evaluation. Terj. Budi Puspo
Bogdan, Robert C. dan Biklen, Sari Knopp, Qualitative Research for Education
Inc.1998
165
2010
Utama, 2002
2002
2003
Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi aksara, 1997