Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KESEHATAN

MENTAL

Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang denganya manusia bisa


mengarahkan dan memecahkan persoalan-persoalan makna dan nilai atau cerdas
dalam menempatkan perilaku, tindakan dan jalan hidupnya kearah yang lebih
bermakna1. Adapun menurut Ary Ginanjar Agustian dalam buku best sellernya
Emotional Spiritual Quotient menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual
merupakan kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran,
setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat
fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran
tauhid (integralistik), serta berprinsip “ hanya karena Allah” 2. Sedangkan Toto
Tasmara menyebut kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan ruhaniah
(Transcendental Intelligence). Toto menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual
adalah kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya atau bisikan
kebenaran dalam cara mengambil keputusan dan menempatkan diri dalam
pergaulan. Kecerdasan ruhaniyah sangat ditentukan oleh qalbu. Qalbu yang bersih
akan senantiasa menerima curahan cahaya ruh yang bermuatan kebenaran dan
kecintaan kepada Illahi. Maka dari itu, setiap niat yang terlepas dari nilai-nilai
kebenaran Illahiah, merupakan kecerdasan duniawi dan bersifat fana yang hanya
sebagai alat untuk mewujudkan keinginan hawa nafsu, sedangkan kecerdasan
ruhaniyah qalbiyah bersifat autentik dan abadi3.

Pada tubuh kita terdapat tiga rasa yang melekat. Pertama, rasa inderawi
(badaniyah) misalnya pahit, manis, dan asin. Kedua, rasa vital (nafsiyah) misalnya
segar dan bugar. Ketiga, rasa qalbiyah misalnya cinta, benci, bahagia dan derita
serta rasa yang mencakup kearifan dan kebenaran ilahiah (ma’rifat). Sehingga

1
Danar Zohar dan Ian Marshall. 2007. “ SQ: Spiritual Intelligence “. Bandung: Mizan, cet IX. hlm 3-
4.
2
Ary Ginanjar Agustian. 2002. “ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
( Emotional, Spiritual dan Quotient). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
3
Toto Tasmara. 2001. “ Kecerdasan Ruhaniyah (Trancendental Intelligence) Membentuk
Kepribadian yang Bertanggung Jawab, Profesioanl dan Berakhlak”. Jakarta: Gema Insani
Press. hlm 47, 50.
ketika qalbu itu baik maka baiklah seluruh jasad dan perilaku manusia, sebaliknya
jika qalbu itu rusak penuh penyakit maka rusaklah seluruh kepribadian manusia4.

Kecerdasan spiritual secara fitrah sudah ada dalam diri setiap manusia.
Kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhan dan membangun diri kita
secara utuh. Namun setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mencapai
kesadaran spiritualnya. Beberapa orang memilih dengan cara mengikuti tarekat,
meditasi dan lain sebagainya. Kecerdasan spiritual memungkin kita merasakan
kebahagiaan bagaimanapun keadaan kita, karena kebahagiaan tidak tergantung
pada materi atau keadaan tertentu. Kecerdasan spiritual ini akan menjelmakan
kemulia-kemuliaan besar bagi manusia yang berkaitan dengan kemurahan hati dan
niat yang baik. Sedangkan penyalahgunaannya atau bodoh secara spiritual akan
berwujud intoleransi dan ketidakadilan5.

Manusia yang memiliki spiritual yang baik akan memiliki hubungan yang
kuat dengan Allah, sehingga akan berdampak pula kepada kepandaian dia dalam
berinteraksi dengan manusia, karena dibantu oleh Allah yaitu hati manusia
dijadikan cenderung kepada-Nya. Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif dan kecerdasan
spiritual ini adalah kecerdasan tertinggi manusia. Kecerdasan spiritual
membimbing manusia untuk meraih kebahagiaan hidup hakiki dan membimbing
manusia untuk mendapatkan kedamaian6.

4
Toto Tasmara. 2001. “ Kecerdasan Ruhaniyah (Trancendental Intelligence) Membentuk
Kepribadian yang Bertanggung Jawab, Profesioanl dan Berakhlak”. Jakarta: Gema Insani
Press. hlm 49.
5
Ade Masturi dan Asih Dewi Utami, “ Kecerdasan Komunikasi dan Kesehatan Mental”. Jurnal
Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. 22, No. 2, 2018. hlm112-122
6
Ulfah Rahmawati, “ Pengembangan Kecerdasan Spiritual Santri “. Jurnal Penelitian, Vol. 10,
No.1, 2016. hlm 107.

Anda mungkin juga menyukai