Anda di halaman 1dari 5

Istilah Kecerdasan emosional (EQ) dicetuskan pertama kali oleh Peter Salovey dan

John Mayer pada tahun 1990 untuk menggambarkan kualitas yang tampaknya penting
bagi keberhasilan, serta kualitas-kualitas tersebut terdiri dari : empati, kemampuan
mengungkapkan dan memahami perasaan pengendalian amarah, kemamdirian,
kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah pribadi,
ketekunan, kesetiakawanan, keramahan serta sikap hormat. Kecerdasan emosi
berhubungan dengan kemampuan mengontrol impuls sehingga dapat bertindak dengan
cara cara yang tidak berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain fokus
dari kecerdasan emosi adalah pengendalian diri dan empati. Pengendalian diri berkaitan
dengan kemampuan memahami diri sendiri sehingga tidak kehilangan kendali diri yang
merugikan diri sendiri, sedangkan empati berkaitan dengan kemampuan memahami orang
lain sehingga tidak menimbulkan tindakan yang merugikan orang lain (Patton, 2002). Jadi,
yang dimkasu dari kecerdasan emosional ialah keterampilan mengendalikan diri
(intrapersonal) dan keterampilan berhubungan dengan orang lain (interpersonal).

Istilah kecerdasan spiritual (SQ) pertama kali diperkenalkan oleh Danar Zohar dan
Ian Marshall pada tahun 2000 dalm bukunya yang berjudul “SQ : Spritual Intelligence –
The Unlimited Intellegence”. Namun, Zohar dan Marshall sendiri tidak memberikan
definisi, namun hanya memberikan tanda tanda SQ seperti : kemampuan bersikap
fleksibel, tingkat kesadaran diri, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit, kualitas hidup
yang diilhami dengan visidan nilai nilai, keenggangan untuk menyebabkan kerugian yang
tidak perlu, berpendanagan holistic, kecenderungan untuk selalu bertanya “mengapa” atau
“bagaimana”, dan memiliki kemudahan untuk selalu bekerja melawan konvensi.
Sebagaimana dikatakan oleh Campbell, aspek spiritualitas merupakan suatu dimensi alam
semesta yang berada di luar jangkauan indra manusia. Gymnastir, dalam rangka
menyederhanakan pemahaman ini memberi ungkapan dalm bentuk puisi yang sangat
sederhana dan indah. Begitupun Lama Surya Das (2002) juga mengungkapkan kehidupan
spiritualitas sebagai hal hal yang berhubungan dengan kehadiran Ilahi, Tuhan, roh, jiwa,
kebenaran, pengetahuan diri, pengalaman mistis, kedamaian batin, dan pencerahan.

Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui


hubungan langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni). Kita
dapat simpulkan bahwa spiritualitas terdiri dari, awal mulanya para ilmuwan yang
menghasilkankecerdasan intelektual, manusia mempunyai banyak kecerdasan namun
pada hakikatnya kecerdasan itu dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu : kecerdasan
intelektual (IQ) berguna untuk memahami dunia fisik dan memabangun kekayaan materi,
kecerdasan emosional (EQ) berguna untuk mengenal diri dan orang lain serta
membangun hubungan sosial, dan kecerdasan spiritual (SQ) berguna untuk mencari
makna hidup melalui hubungan dengan Tuhan dan untuk memupuk modal spiritual, ketiga
jenis kecerdasan tersebut (IQ,EQ,SQ) meupakan satu kesatuan yang tak terpisahakan
dengan SQ sebagai fondasinya, dan etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang
perilaku manusia mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik baik dalam konteks
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan
alam.

 HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN (CONSCIOUSNESS)

Pikiran memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehingga Blade


Pascal (dalam Hart, 1997) mengatakan “ Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir. Di
dalamnya terletak semua martabat dan kebijakannya; dan seluruh kewajibannya adalah
berpikir sebagimana seharusnya”. Begitu pula dengan Descartes (dalam Walters, 1996)
yang menemptkan pikiran sedemikian penting dalam kehidupan manusia. Drever
memberikan batasan mengenai pikiran dan mental sebagai keseluruhan struktur dan
proses proses kejiwaan baik yang disadari maupun yang tidak disadari yang merupakan
bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin Rakhmat (2001) melihat proses berpikir
sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi : sensasi, presepsi, memori, dan berpikir.
Sensasi sendiri merupakan alat pengindraan melalui panca indra yang menghubungkan
manusia dengan lingkungannya. Persepsi iala proses pemberian makna pada sensasi
dehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Memori ialah proses menyimpan
informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengelola informasi dan
memanpulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon.

Alkitab, dikutip oleh Hart, sudah mengatakan bahwa Anda adalah produk
pemikiran Anda sendiri. Pikiran menentukan siapa dan apa diri seseorang sebagai
individu. Erbe Sentanu (2007) mengatakan bahwa pikiran rasional bukanlah kemampuan
tertinggi yang dimiliki umat manusia. Diatas pikiran rasional masih ada kesadaran murni
atau sering juga disebut kesadaran transcendental, kesadaran tak terbatas, atau
kesadaran roh. Dikatakan oleh Walters, bahwa kesadaran dalam keadannya yang murni
bersifat mutlak, lebih mutlak dari kecepatan cahaya ketika memasuki medium fisik seperti
atmosfor bumi. Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmund Freud membedakan tiga
lapisam kesadaran, yaitu lapisan sadar (conscious level), lapisan prasadar (preconscious
level), dan lapisan tidak sadar (unconscious level).

Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai
pengalaman yang disadari setiap saat. Lapisan prasadar sering disebut memori (ingatan)
yang menyangkut pengalaman pengalaman yang tidak disadari pada saat pengalaman itu
terjadi namun dapat muncul dengan mudah menjadi kesadaran secara spontan. Lapisan
tidak sadar yang merupakan lapisan paling dalam dari pikiran manusia menyimpan semua
dorongan insting primitive serta emosi dan memori yang mengancam pikiran sadar yang
telah sedemikian ditekan. Krishna (1999) membagi kesadaran manusia menjadi lima
tingkat kesadaran lapisan utama, terdiri dari lapisan kesadaran fisik (ditentukan oleh
makanan), lapisan kesadaran psikis (yang didasarkan atas sinergi dari udara yang
disalurkan melalui pernafasan, lapisan kesadaran pikiran ( yang merupakan kesadaran
pikiran rasional dan emosional), lapisan intelegensia atau bukan intelek (menyangkut
kesadaran hati nurani atau budi pekerti, dan lapisan kesadaran murni atau kesadaran
transcendental (merupakan hasil akhir pemekaran kepribadian manusia. Manusia telah
memiliki lapisan kesadaran mental atau emosional yang berkembang, sementara hewan
belum mencapi tingak atau lapisan kesadaran ini.

 TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN

Jallahudin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan, orang harus memilih hidup bahagia. Namun dalam kehidupan sehari-hari
makin banyak orang yang merasa tidak bahagia. Manusia kini menganggap bahwa
kebahagiaan adalah hal yang langka karena adanya perbedaan penafsiran atau pemahan
tentang carauntuk mencapai kebahagiaan itu sendiri. Untuk memahami tingkat kesadaran
manusia, dikuti pendapat dari Sutrisna (2007) yang membedakan tiga tingkat kesadaran
manusia, yaitu kesadaran hewani, kesadaran manusia dan kesadaran Tuhan. Pengukuran
tingkat kesadaran yang dimiliki manusia dapat dilihat dari kematangan diri yang dirasakan
secara subjektif oleh individu melalui refleksi diri.
Ibnu Arabi membagi empat tingkat kesadaran berdasarkan pengalaman dan
pemahaman akan hakikat kehidupan, yaitu tingkat pertama ialah jalan syari’ah yaitu tahap
dimana seseorang secara taat asas mengikuti hukum hukum moral dalam kehidupan
sehari hari, tingkat kedua ialah jalan thariqah, tahap dimana seseorang mencoba mencari
kebenaran melalui jalan tanpa rambu, tingkat ketiga ialah jalan haqiqah yaitu tahap
seseorang telah memahami makna terdalam dari praktik syari’ah dan thariqah dan tingkat
keempat ialah jalan ma’rifah ialah individu telah mempunyai kearifan dan pengetahuan
tentang kebenaran priritualitas.

 ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM

Pengertian sistem menurut Kamus Bahasa Indonesia dari Poerwadarminta (1976)


ialah sekelompok bagian yang bekerja sama untuk melakukan suatu maksud, sekelompok
pendapat, peristiwa, kepercayaan dan sebagainya yang disusun dan diatur baik baik,
serta cara yang teratur untuk melakukan sesuatu. Pokok dari maksud konsep sistem
adalah bahwa setiap elemen saling bekerja sama, saling mendukung, saling memerlukan
dan mempengaruhi satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu gejala satu
yang berkaitan dengan gejala yang lain dapat diakibatkan oleh tindakan manusia itu
sendiri. Manusia dan alam itu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan bumi, alam
semesta tergantung dari perilaku umat manusia.

 SPIRITUALITAS DAN ETIKA

Banyak peniliti yang masih membedakan antara etika dengan spiritualitas,


sebenarnya keduanya tidak dapat dipisahkan. Menurut para ahli etika ialah adat atau ilmu
yang mempelajari hubungan perilaku manusia secara horizontal, namun spiritualitas ialah
hubungan manusia dengan Tuhan dan spiritualitas bukan bagian kajian etika. Sebaiknya
manusia menyadari bahwa hidup merupakan suatu hal yang bermakna sehingga harus
dimanfaatkan dengan sebaik baiknya sehingga dapat mencapai tingkat kesadaran spiritual
maka akan dicapai tingkat kesadaran etis. Syarat utama untuk mencapai tingkat spirituali
yang tinggi maka manusia harus bertindak baik dan sesuai norma dalam menjalankan
kehidupannya.
 PENDAHULUAN
1. Manusia merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota
populasi permukaan bumi ini. Untuk mempertahankan hidupnya manusia selalu
berusaha dan berjuang dengan memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara
menggunakan daya dan tenaga alam. Di dalam praktek kehidupan manusia tidak
dapat hidup sendiri, karena manusia disebut sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Selain itu karakteristik manusia
adalah berkemampuan menyesuaikan diri (adaptability)dengan kondisi
lingkungan yang dihadapi. Manusia, masyarakat, dan alam”semesta
merupakan tiga hal yang saling berhubungan erat dantidak bisa
terpisahkan satu sama lain. Manusia memiliki etika yang sudah ada sejak lahir
tertanam dalam diri manusia itu sendiri dan akan semakin berkembang dengan
adanya pengajaran dalam hidup yang ada kehidupan manusia. Etika yang ada
dalam manusia itu sendiri mnimbulkan kecerdasan kecerdasan yang timbul dari
berbagai aktifitas manusia dan hubungan nya dengan sesama maupun dengan
Tuhan. Kehidupan manusia yang dijalani dari lahir hingga berjalan nya dewasa
maka akan bertumbuh dengan berbagai kecerdasan yang ada seperti intelektual,
emosional dan spiritualitas. Manusia juga hidup dalam lingkungan yang memdidik
manusia itu semakin berkembang dalam kehidupannya untuk memahami
lingkungannya dan sesamanya.
2. Topik ini menarik untuk dibahas karena hubungan manusia dan alam semesta
merupakan suatu hubungan atau kegiatan yang dijalankan oleh manusia itu
sendiri sebagai pemenuhan dalam kehidupan sehari harinya untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam bertahan hidup dan menjaga perilaku manusia dalam
bertindak untuk lebih menghargai sesama makhluk lainnya dan alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai