Anda di halaman 1dari 15

KODE ETIK PROFESI & PEMERIKSAAN PAJAK

KONSEP &
TEORI ETIKA
Kelompok 2
ANGGOTA KELOMPOK TIM 2

1. Azzahra Nazwa Janna (152110713058)


2. Niswatul Izza Alfina (152110713102)
3. Reza Agustin Yezika (152110713006)
4. Erlangga Batara Rahadi (152110713045)
5. Irsyad Zakaria Zulfikar (152110713055)
TOPIK PEMBAHASAN

Spiritualitas
Hakikat Hakikat
Tujuan &
Kebenaran Eksistensi
Etika
PENGERTIAN ETIKA

Etika berasal dari kata "Ethos" sebuah kata dari Yunani, yang diartikan
identik dengan moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai
pedoman atau ukuran bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau
buruk dan bener atau salah. Etika melibatkananalisis kritis mengenai
tindakan manusia untuk menentukan suatu nilai benar dan salahdari segi
kebenaran dan keadilan.
TUJUAN ETIKA
1. Adanya kemahiran atau kesadaran modal dalam mengenali

masalah moral dalam profesi.


2. Terbentuknya kewajaran moral, yakni mampu dan mau

bertanggung jawab secara profesional


3. Membentuk sudut pandang konsisten berdasarkan fakta

sehingga adanya koherensi moral.


4. Mendukung dan mengungkapkan pandangan seseorang

terhadap pihak lain secara profesional.


5. Memiliki toleransi terhadap keragaman seperti perbedaan etnis

maupun agama, begitu juga dengan perbedaan dalam

perspektif moral profesional secara wajar.


HAKIKAT KEBENARAN
Dalam kehidupan manusia, kebenaran merupakan fungsi rohaniah. Manusia di dalam
kepribadian dan kesadarannya tak mungkin tanpa kebenaran. Berdasarkan scope
potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran menjadi :
1. Tingkat kebenaran indera adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama
yang di alami manusia
2. Tingkatan ilmiah, pengalaman yang didasarkan melalui indera, diolah pula oleh rasio
3. Tingkat filsofis, rasio dan pikir murni, renungan mendalam yang mengolah kebenaran
itu semakin tinggi nilainya
4. Tingkat religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari tuhan yang maha Esa dan
dihayati oleh kepribadian dengan integritas, iman dan kepercayaan.
Teori Kebenaran

Teori korespondensi (The Correspondence Theory of The


Truth) memandang bahwa kebenaran adalah kesesuaian
antara pernyataan dengan kenyataan yang ada.

Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory Of The Truth) memandang


bahwa suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu
mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia

Teori Koherensi (Coherence Teori Of The Truth) memandang bahwa


suatu pernyataan benar jika sesuai dengan jaringan komperhensif
dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan langsung.
HAKIKAT KEBENARAN
PENJABARAN SIFAT DALAM ETIKA/ETHICS :

1. Penjabaran tentang kebenaran etika bersifat objektif adalah


kebenaran yang menghasilkan keputusan kebenaran mutlak.
2. Penjabaran tentang kebenaran etika bersifat subjektif merupakan
kebenaran yang menghasilkan keputusan kebenaran beragam.
3. Penjabaran tentang kebenaran etika bersifat relatif adalah
kebenaran yang menghasilkan keputusan yang tergantung sudut
pandang individu yang menilai.
3. Penjabaran tentang kebenaran etika bersifat ekeptis adalah
kebenaran yang menghasilkan keputusan tentang kebenaran tidak
untuk semua atau sebagian.
HAKIKAT

EKSISTENSI
Alam semesta dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Alam semesta

dilihat sebagai materi / substansi yang terbentang luas dan tidak bernyawa, yang misterinya

mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan rasional. Namun Scumacher telah

mengingatkan para ilmuwan tentang adanya tingkatan eksistensi alam semesta sebagai

berikut : 1.Benda = P 2. Tumbuh - Tumbuhan = P + X 3. Hewan = P + X + Y 4. Manusia = P + X + Y

+ Z Dengan memberikan simbol P untuk benda mati, X untuk unsur hidup, Y untuk kesadaran, Z

untuk kesadaran diri, maka alam semesta memiliki jenjang yang terbagi menjadi 4 tingkat yaitu:

a.Tingkat pertama: benda mati,yang hanya memiliki unsur P (substansi,materi) b.Tingkat kedua:

tumbuhan yang memiliki unsur P dan X (kehidupan) c.Tingkat ketiga: golongan hewan memiliki

unsur P,X,dan Y (kesadaran) d.Tingkat keempat: golongan manusia, yang memiliki semua unsur

P,X,Y,dan Z(unsur kesadaran transendental atau spiritual)


Dengan cara yang agak berbeda, Chopra

(2004) mengemukakan tiga tingkat

keberadaan, yaitu: a. Domain Fisik yaitu domain

substansi, materi, dan alam semesta yang

HAKIKAT
dapat diketahui melalui panca indra. b. Domain

Kuantum yaitu segalanya terdiri atas informasi

EKSISTENSI dan energi. c.Domain Non Lokal yaitu tidak ada

lagi identitas individual, semuanya membaur,

luluh, dan menyatu. Hakikat keberadaan alam

semesta tidak hanya terbatas pada sesuatu

yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh


sementara ilmuwan
SPIRITUALITAS

DAN ETIKA
125

Spiritualitas Menurut Khavari dalam buku Spiritual

Intelligence Practical Guide to Personal Happiness


100

yang mengatakan bahwa: “spiritualitas adalah

fakultas dimensi non material kita jiwa manusia.

75
inilah intan yang belum terasah yang dimiliki oleh

kita semua. Kita harus mengenalinya seperti apa

50
adanya, menggosoknya sehingga berkilap dengan

tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi, seperti dua


25

bentuk spiritualitas dapat ditingkatkan dan

diturunkan. Kemampuan untuk ditingkatkan


0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4

tampaknya tidak terbatas (Sukidi, 2004)”


maka Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi

persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya dengan

menyinergikan antara IQ, EQ, dan SQ secara

komprehensif serta kemampuan untuk menilai

pemikiran, tindakan, perilaku, kegiatan, atau jalan

hidup seseorang.
Yang Menjadi Perhatian

KESULITAN MINAT LAMARAN RETENSI

Presentasi adalah alat Presentasi adalah alat Presentasi adalah alat Presentasi adalah alat
komunikasi yang dapat komunikasi yang dapat komunikasi yang dapat komunikasi yang dapat
digunakan sebagai media digunakan sebagai media digunakan sebagai media digunakan sebagai media
penyampaian peragaan. penyampaian peragaan. penyampaian peragaan. penyampaian peragaan.
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan memiliki
kesadaran diri dan kesadaran lingkungan yang tinggi. Kesadaran diri

tinggi, berarti telah mengenal dirinya. Dengan mengenal dirinya

maka ia juga mengenal orang lain. Kesadaran lingkungan tinggi

mencakup kepedulian terhadap sesama, persoalan hidup yang

dihadapi bersama, dan juga peduli terhadap bangsa dan Negara

maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepatuhan

perpajakan yang lebih tinggi. Karena ia menyadari bahwa hasil dari

pajak yang mereka bayar akan dimanfaatkan oleh dirinya sendiri dan

juga orang lain meskipun dalam bentuk yang tidak langsung

(Darmoyuwono, 2008).
TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai