Anda di halaman 1dari 32

Pajak Penghasilan

(PPh)
Kelompok 6
Kelompok 6

• Gilang Antono_210810301024
• Tanaya Deva_210810301087
• Novia Ramadhani_210810301138
• Asna Nadzirotul_210810301152
• Afif Tegar_210810301182
Subjek Pajak
Orang atau badan atau pihak yang dituju oleh undang undang
untuk dikenai pajak

Secara Umum Berdasarkan Lokasi Geografisnya

• Orang pribadi
• Warisan yang belum terbagi • Subjek pajak dalam negeri
• Badan • Subjek pajak luar negeri
• Bentuk usaha tetap
Bukan Subjek Pajak

• Kantor perwakilan negara asing


• Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik atau pejabat-pejabat dari negara
asing
• Organisasi-organisasi internasional
• Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
Kewajiban Pajak Subjektif
Badan yang didirikan atau berada di
Indonesia
Dimulai pada saat badan didirikan dan
berakhir ketika badan tersebut
Orang pribadi yang bertempat tinggal di dibubarkan Orang pribadi atau badan yang tidak
Indonesia berada di Indonesia dan tidak
Dimulai pada saat wajib pajak dilahirkan menjalankan usaha di Indonesia tetapi
Badan yang tidak berada di Indonesia menerima penghasilan dari Indonesia
Orang pribadi yang berada di Indonesia tetapi menjalankan usaha di Indonesia
lebih dari 183 hari Dimulai pada saat orang pribadi/badan
Dimulai sejak hari pertama wajib pajak Dimulai pada saat mulai menjalankan tersebut menerima penghasilan dari
berada di Indonesia usaha dan berakhir ketika tidak lagi Indonesia dan berakhir pada saat tidak
Berakhir ketika wajib pajak meninggal menjalankan usaha di Indonesia lagi menerima penghasilan
dunia atau meninggalkan Indonesia
untuk selamanya
Warisan yang belum terbagi
Dimulai pada saat munculnya warisan
yang belum terbagi dan berakhir pada
saat warisan tersebut dibagi kepada ahli
warisnya
Cara Menghitung Pajak

Wajib Pajak Dalam Negeri


Pajak terutang = tarif pajak x penghasilan kena pajak

Wajib Pajak Luar Negeri


Pajak terutang = tarif pajak x penghasilan bruto
Penentuan Penghasilan Kena Pajak
Dasar Pembukuan Dasar Pencatatan
Badan
Penghasilan kena pajak = penghasilan sebagai objek pajak - biaya Norma penghitungan penghasilan neto

Orang Pribadi
Penghasilan kena pajak = penghasilan sebagai objek pajak - biaya - Penghasilan Norma penghitungan penghasilan bruto
Tidak Kena Pajak
Saat Pelunasan Pajak Penghasilan

Langsung oleh Wajib Pajak Saat sesudah akhir tahun pajak


Melalui Pihak Lain
Sendiri
Berdasarkan pasal 21 ayat 1 UU Pajak
Wajib pajak wajib melakukan sendiri Dilakukan apabila jumlah pajak
Penghasilan pelunasan dilakukan pada
penghitungan dan pembayaran pajak penghasilan yang terutang lebih besar dari
akhir bulan terjadinya pembayaran
penghasilan yang terutang dalam tahun jumlah kredit pajak untuk tahun pajak
berjalan yang bersangkutan
Sanksi Pidana
Pasal 39 UU KUP menyatakan bahwa seseorang
dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah
dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, diancam dengan
pidana:
• Penjara paling sedikit 6 bulan, paling lama 6
tahun
• Denda paling sedikit 2x dan paling banyak 4x
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar
Objek Pajak
Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak
dan dasar untuk menghitung pajak terutang. Objek pajak untuk
PPh adalah penghasilan. Dilihat dari mengalirnya (inflow)
penghasilan kepada subjek pajak dapat dikelompokkan menjadi:
• Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan
pekerjaan bebas seperti gaji, notaris, aktuaris, akuntan,
pengacara dsb
• Penghasilan dari usaha dan kegiatan
• Penghasilan dari modal atau investasi, seperti bunga,
dividen, royalti, sewa
• Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah dan
lain sebagainya
Objek Pajak

Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak


Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak
Sesuai pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan yang
Sesuai pasal 4 ayat (3) terdapat penghasilan yang tidak termasuk
termasuk penghasilan sebagai objek pajak:
kategori penghasilan yang dikenakan PPh, yaitu:
• Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan
• Bantuan atau sumbangan
penghargaan
• Warisan
• Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun
• Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
• Keuntungan selisih kurs mata uang asing
ketentuannya berdasarkan peraturan Kemenkeu
• Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah
• Pembayaran dari perusahaan asuransi
Pengurangan Penghasilan (Biaya)

Pada akuntansi komersial berbasis Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menggunakan istilah "beban",
tetapi dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan menggunakan istilah "biaya"

Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
• Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 tahun, misalnya gaji, biaya
administrasi dan bunga, dan sebagainya,
• Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Pengeluaran beban atau biaya
ini, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau amortisasi.
Peraturan Pemerintah Tentang Penghitungan
Penghasilan Kena Pajak

Peraturan pemerintah nomor 94 tahun 2010 tentang perhitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan
pajak penghasilan dalam tahun berjalan dan mengatur pula mengenai pengeluaran dan biaya yang tidak
boleh dikurangkan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak wajib pajak dalam negeri.
Demikian halnya yang berkaitan dengan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM) selanjutnya peraturan pemerintah mengatur bahwa pajak masukan yg tidak dapat
dikreditkan (pasal 9 ayat 8 undang-undang PPN dan PPnBM) dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Bantuan atau Sumbangan
Dikecualikan dari Objek
Pajak
Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
"g" bahwa bantuan atau sumbangan termasuk zakat
atau sumbangan keagamaan dikecualikan dari objek
Pajak Penghasilan, yang ditindaklanjuti dengan
Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2009 meliputi:
• Bantuan atau sumbangan adalah pemberian dalam
bentuk uang/barang kepada orang pribadi atau
badan
• Zakat yang diterima oleh lembaga amil zakat, dan
penerima zakat yang berhak
PENGHASILAN TIDAK KENA
PAJAK
(PTKP)
PTKP adalah Nominal penghasilan wajib pajak yang tidak dikenakan pajak. PTKP diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 101/PMK.010//2016. adapun ketentuannya sebagai
berikut:
• Rp 54.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi
• Rp 4 500.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
• Rp 54.000.000,00 tima pilih empat juta rupiah) tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
• Rp 4.500.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggangan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
TARIF PAJAK TARIF PAJAK UMUM
Tarif pajak yang mengacu dalam Undang-Undang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) No.
7 Tahun 2021

TARIF PAJAK KHUSUS


Tarif pajak yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah untuk penghasilan tertentu seperti
Deposito.

TARIF PAJAK SESUAI UNDANG-UNDANG


Tarif pajak yang mengacu pada UU HPP No. 7
Tahun 2021, yaitu UU Pph pasal 23 (15% dan
2%) dan pasal 26 (20%)
TARIF PAJAK

Berikut ini Tarif Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri
berdasarkan UU HPP No. 7 Tahun 2021:

• PKP Rp 0 sampai Rp60.000.000,00dikenai tarif 5%


• PKP diatas Rp60.000.000,00 sampai Rp250.000.000,00 dikenai tarif 15%
• PKP diatas Rp250.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00 dikenai tarif 25%
• PKP di atas Rp500.000.000,00 sampai Rp5.000.000.000,00 dikenai tarif 30%
• PKP di atas Rp5.000.000.000,00 dikenai tarif 35%
PENGGABUNGAN DAN PEMISAHAN
PENGHASILAN

Sistem pengenaan Pajak Penghasilan di Indonesia menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan
ekonomis. oleh karena itu, pada pasal 8 UU Pajak Penghasilan mengatur bahwa "Seluruh penghasilan
atau kerugian bagi wanita yang telah kawin pada awal tahun pajak dianggap sebagai penghasilan
atau kerugian suaminya". Akan tetapi terdapat beberapa hal yang menyebabkan penghasilan suami-
istri tidak dapat digabungkan sebagai berikut:
• Suami-istri telah hidup berpisah
• Suami-istri mengadakan perjanjian tertulis atas pemisahan harta dan penghasilan
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal
HAK ISTIMEWA
langsung atau tidak langsung paling rendah
sebesar 25% pada Wajib Pajak Lain.

Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya


baik langsung maupun tidak langsung.

Terdapat hubungan keluarga sedarah maupun


semenda dalam garis keturunan lurus atau
kesamping satu derajat.
PERPAJAKAN ATAS PENANAMAN MODAL
DI BIDANG USAHA/DAERAH TERTENTU

salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah dengan mendorong untuk melakukan
Penanaman Modal baik didalam negeri maupun Penanaman Modal asing. oleh karena itu untuk mendorong
terjadinya Penanaman Modal, Pemerintah memberikan kebijakan ekonomi berupa pemberian fasilitas
perpajakan khususnya Pajak Penghasilan yang dinilai efektif mendorong wajib pajak melakukan Penanaman
Modal.
Pengaturan Penanaman Modal di Bidang Usaha
Tertentu Sesuai Undang-Undang Pajak
Penghasilan
Di dalam undang-undang perpajakan diberlakukan perlakuan yang sama terhadap semua wajib pajak. Namun terdapat beberapa kemudahan yang
diberikan kepada wajib pajak yang melakukan penanaman modal di bidang usaha tertentu dan/atau daerah tertentu. Kemudahannya berupa
fasilitas perpajakan sebagaimana berikut:
• Pengurangan penghasilan neto paling tinggi 30% dari jumlah penanaman yang dilakukan.
• Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat.
• Kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 tahun.
• Pengenaan pajak penghasilan atas dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 sebesar 10% , kecuali apabila tarif menurut perjanjian
perpajakan yang berlaku menetapkan lebih rendah.
Fasilitas Perpajakan
untuk KAPET
• Pengurangan penghasilan neto 30% dari jumlah
penanaman modal yang dilakukan
• Pilihan untuk menerapkan penyusutan dan/atau
amortisasi yang dipercepat
• Kompensasi kerugian fiskal, mulai tahun pajak
berikutnya berturut-turut sampai paling lama 10
tahun
• Pengenaan pajak penghasilan atas dividen yang
dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri sebesar
10% atau tarif yang lebih rendah menurut
persetujuan penghindaran pajak berganda yang
berlaku
Fasilitas Pengurangan Pajak
Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Badan

Peraturan Pemerintah Peraturan Menteri Keuangan No. 130/PMK.011/2011 Tentang


Nomor 148 Tahun 2000 Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan PPh yang
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.192/PMK.011/2014 DIUBAH MENJADI Peraturan Menteri
Keuangan No.159/PMK/010/2015 tentang Pemberian Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan yang berlaku sejak 16
Pemberian fasilitas pajak penghasilan tidaklah terbatas pada
Agustus 2015.
penanaman modal baru pada bidang dan/atau daerah tertentu,
tetapi juga diberikan untuk perluasan modal yang telah
ditanamkan pada bidang dan/atau daerah tertentu namun tidak
termasuk penyetoran modal dalam bentuk aset yang sebelumnya
telah ada dan dipergunakan untuk usaha di Indonesia maupun di
luar negeri dan/atau pembelian aktiva tetap dimaksud.
Pihak-Pihak yang Melakukan
Penanaman Modal Bentuk Fasilitas Kriteria Wajib Pajak Badan yang Memperoleh
Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan badan
Pasal 18 ayat 5 Undang-Undang diberikan paling banyak 100% dan paling • Wajib pajak baru
Penanaman Modal dan Pasal 29 Peraturan sedikit 10% dari jumlah penghasilan pajak • Industri pionir
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 badan yang terutang. Pengurangan pajak • Mempunyai rencana penanaman modal baru yang telah
Tentang Penghitungan Penghasilan Kena penghasilan diberikan dalam jangka waktu mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang paling
Pajak dan Pelunasan PPh dalam tahun paling lama 15 tahun pajak dan paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000
berjalan singkat 5 tahun, terhitung sejak tahun • Besaran perbandingan antara utang dan modal sebesar 4:1
pajak dimulainya produksi secara • Menyampaikan surat pernyataan kesanggupan untuk
Batasan Industri Pionir: komersial. menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit
• Industri logam hulu 10% dari total rencana penanaman modal dan tidak dapat
• Industri pengilangan minyak ditarik sebelum saat dimulainya pelaksanaan realisasi
bumi penanaman modal
• Industri transportasi kelautan • Harus berstatus badan hukum Indonesia yang
pengesahannya ditetapkan sejak atau setelah tanggal 15
• Industri telekomunikasi,
Agustus 2011.
informasi, dan komunikasi
• Industri permesinan yang
menghasilkan mesin industri
Perlakuan PPh atas Stock Option Perlakuan PPh atas Selisih Kurs
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE Pasal 4 ayat 1 huruf i Undang-Undang Pajak Penghasilan
13/Pj.43/1999 Tanggal 22 Maret 1999. dan Pasal 6 ayat 1 huruf e Undang-Undang Pajak
Penghasilan.

Perlakuan PPh atas Penjualan Barang atau Pembebanan Kerugian Selisih Kurs Tahun 1997 bagi
Pemberian Kredit dengan Fasilitas Khusus yang Wajib Pajak Merger
Diberikan kepada Karyawan
Keputusan Menteri Keuangan No 422/KMK.04/1998 Tanggal 9
September 1998 dan ditindaklanjuti dengan SE No. 27/Pj.42/1998
Pasal 4 ayat 3 huruf d Undang-Undang PPh. Tanggal 25 Agustus 1998.

Perlakuan PPh atas Biaya Bunga dan Biaya Perlakuan PPh atas Sewa
Overhead dalam Masa Konstruksi
Keputusan Menteri Keuangan No 1169/KMK.01/1991
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE • Sewa dengan hak opsi
22/Pj.42/1999 Tanggal 27 Mei 1999. • Sewa tanpa hak opsi
Pembagian Hasil
• Bagian Penerimaan Pemerintah Daerah
dibagi dengan hubungan 40% dan 60%
• Khusus provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
alokasi bagian penerimaan Pemerintah
Daerah dibagi menjadi 30%, 28%, dan 42%
• Pengalokasian kabupaten atau kota diatur
berdasarkan usulan gubernur
• Dirjen Pajak menyiapkan data pembagian
sementara hasil Penerimanaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi dalam negeri dan
PPH 21
Pengakuan Penghasilan atas
Penghasilan Bank Berupa Kredit
Nonperforming
Kredit non performing merupakan kredit yang diberikan oleh • Apabila debitur tidak melakukan penyesuaian saat
bank yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, pengakuan biaya bunga maka harus dilakukan koreksi fiscal
dan macet. Dasar yang digunakan yaitu Keputusan Direktur melalui prosedur lain yang berlaku.
Jenderal Pajak No. Kep. 184/Pj/2002. • Ketika terjadi gagal bayar oelh debitur sehingga bank
melakukan penghapusan piutang tak tertagih atas bunga,
maka konsekuensinya ialah bunga tersebut belum diakui
TATA CARA PELAKSANAAN DAN PERMASALAHANNYA
sebagai penghasilan bank dan biaya debitur.
• Bank mempunyai kewajiban menyerahkan daftar debitur yang
• Dengan berlakunya Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep.
kreditnya digolongkan kurang lancar, diragukan, dan acet
184/Pj./2002 mulai tahun pajak 2001 maka bagi WP dan
kepada Kantor Pelayanan Pajak
debitur yang telah menyampaikan SPT Tahunan Pajak
• Bank dan debitur yang terkait harus membuat Perjanjian
Penghasilan Badan dapat menerapkan ketentuan melalui
Tambahan pembetulan SPT Tahunan PPH Badan tahun pajak 2001
• Bank dapat secara langsung menerapkan ketentuan dalamm
Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep.184/Pj./2002 yang
mengatur saat penghasilan bunga diterima bank.
PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN

Perpajakan atas Kegiatan Usaha Jasa Maklon


Perlakuan PPH atas Biaya Pemakaian Telepon (Contarct Manufacturing) Internasional di Bidang
Seluler dan Kendaraan Perusahaan Produksi Mainan Anak-Anak
Setiap biaya peroleh yang didapat berupa telepon seluler, maupun
perbaikannya serta peroleh kendaraan akan dibebankan sebesar Pengertian Wajib Pajak yag melakukan kegiatan usaha jasa maklon
50% dari jumlah biaya perolehan serta melalui penyusutan aktiva internasional merupakan WP Badan dalam negeri yang melakukan
kelompok I dan II, dan dibebankan pada biaya perusahaan dalam jasa pembuatan, dengan bahan spesifikasi, teknis pembuatan dan
tahun pajak yang bersangkutan. penentuan imbalan jasa dari pihak pemesan yang berkedudukan di
Apabila penghasilan WP yang dibebani biaya seperti yang ada luar negeri dan mempunyai hubungan istimewa dengan WP
diatas dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final atau .Keputusan Menteri Keuangan diatas berlaku pada :
berdasarkan norma perhitungan khusus, maka pemebebanan biaya • tanggal 1 Januari 2003 dalam hal tahun pajak/ tahun buku
tersebut masuk dalam kedua hal tersebut. Wajib Pajak sama dengan tahun takwim.
• awal tahun pajak/tahun buku 2003 yang dimulai setelah tanggal
1 januari 2003 dalam hal tahun pajak/ tahun buku Wajib Pajak
berbeda dengan tahun takwim.
PERLAKUAN PAJAK
PENGHASILAN
Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pengeluaran Biaya
Perolehan Perangkat Lunak Komputer
Pengertian Perangkat Lunak dan Aplikasinya : Perangkat lunak computer berupa program aplikasi umum
a. Perangkat lunak computer ialah semua program yang dapat diberlakukan sebagai pengeluaran atau biaya operasional
digunakan pada sistem operasi computer. rutin. Pengeluaran biaya perolehan dan upgrade perangkat
b. Program aplikasi umum adalah program yang dapat digunakan
lunak computer berupa program aplikasi khusus,
oleh umum untuk memproses berbagai pekerjaan dengan computer.
c. Program palikasi khusus merupakan program yang dirancang
pembebannya dilkukan melalui amortisasi harta tak
untuk keperluan otomatisasi, sistem administrasi, kegiata usaha berwujud dan hal ini diatur dalam Pemberlakuan Ketentuan
tertentu, seperti di perbankan, pasar moda dan lainnya. mulai tahun pajak 2002
PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN
Dana Jaminan Transaksi Bursa Pengeluaran untuk Pajak PAJAK PENGHASILAN ATAS
Daerah dan Retribusi Daerah DISKONTO SURAT
• Anggota Kliring merupakan anggota • Memeneuhi ketentuan yang diataur PERBENDAHARAAN
Bursa Efek yang melakukan transaksi dalam UU nomor 28 Tahun 2009 NEGARA ( SPN)
bursa untuk dirinya sendiri atau Tentang Pajak Daerah dan Retrubusi • Surat Utang Negara ialah surat
nasabahnya selaku pemodal. Daerah berharga berupa surat pengakuan
• Pemodal ialah anggota Kliring atau • Berkaitan langsung dengan kegiatan utang.
nasabahnya yang melakukan pesanan untuk mendapatkan, menagih, dan • SPN adalah Surat Utang Negara yang
jual-beli surat berhaga/sekuritas memelihara penghasilan yang jangka waktunya paling lama 12
dalam suatu transaksi bursa merupakan objek pajak yang bulan dengan pembayaran bunga
• Lembaga Kliring dan Penjamin adalah dikenakan Pajak Penghasilan tidak secara diskonto
PT Kliring Penjamin Efek Indonesia bersifat final dan tidak berdasarkan • Pasar Perdana adalah kegiatan
• Gagal bayar adalah tidak dipenuhi Norma Penghitungan Penghasilan penawaran dan penjualan Surat Utang
kewajiban pembayaran Anggota Neto/Norma Perhitungan Khusus Negara untuk pertama kali.
Kliring kepada KPEI, dalam • Tidak termasuk Pengeluaran untuk • Pasar Sekunder adalah kegiatan
penyelesaian transaksi bursa sanksi berupa bunga dan kenaikan perdagangan Surat Utang Negara
yang dijual ke Pasar Perdana
·PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS
PENGHASILAN PENYALUR/DISTRIBUSI ROKOK
• Penghasilan yang diterima dikenai pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan umum tariff Pasal 17 UU Nomor
36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
• Penyalur atau distribusi rokok wajib melakukan pembayaran angsuran Pajak Penghasilan yang diatur dalam
Pasal 25 UU Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
• Besarnya angsuran PPH pasal 25 untuk tahun pajak 2009
• Ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut sejak tanggal 1 Januari 2009

·PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KEGIATAN


USAHA BERBASIS SYARIAH
• Kegiatan usaha berbasi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan kegiatan usaha yang bersifat
konvensional
• Usaha berbasis syariah adalah setiap usaha yang menjalankan kegatan usaha berdasarkan prinsip syariah
meliputi perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, jasa keuangan syariah dan
• Perlakuan Pajak Penghasilan dari kegiatan usaha berbasis syariah yang berkaitan dengan ini berlaku juga bagi
pihak ketiga atas bagi hasil, bonus, margin, dan hasil berbasis syariah lainnya.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai