Anda di halaman 1dari 33

BAB 3 PAJAK

PENGHASILAN
Definisi Pajak Penghasilan
• Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

Dasar Hukum
• UU No.7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan
dengan UU No.7 Tahun 1991,UU No.10 Tahun
1994,UU No.17 Tahun 2000,UU No.36 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah,Kepres,Kep Menteri
Keuangan,Kep Dirjen Pajak maupun surat edaran
Dirjen Pajak.
SUBJEK PAJAK
Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu
yang mempunyai potensi untuk memperoleh
penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan
pajak penghasilan.

Menurut Pasal 2 ayat 1 UU No.36 dikelompokkan menjadi :

Subjek Pajak Subjek Pajak


Orang Subjek Pajak Subjek Pajak Bentuk
Pribadi Warisan Badan Usaha Tetap
(BUT)
• Orang pribadi yang bertempat
Subjek Pajak tinggal di Indonesia
• Badan yang didirikan atau
Dalam bertempat kedudukan di
Negeri Indonesia

• Orang pribadi yang tidak


bertempat tinggal di Indonesia
Subjek Pajak yang menjalankan usaha
• Orang pribadi yang tidak
Luar Negeri bertempat tinggal di Indonesia
yang tidak menjalankan usaha
Kewajiban Pajak Subjektif
Jenis Subjek Pajak Kewajiban Pajak Kewajiban Pajak
Subjektif Dimulai Subjektif Berakhir

Dalam Negeri-Orang • Saat dilahirkan • Saat meninggal


pribadi • Saat berada di Indonesia • Saat meninggalkan
atau berniat bertempat Indonesia untuk selama-
tinggal di Indonesia lamanya
Dalam Negeri-Badan • Saat didirikan atau • Saat dibubarkan atau tidak
bertempat kedudukan di lagi bertempat kedudukan
Indonesia di Indonesia
Luar Negeri Melalui BUT • Saat menjalankan usaha • Saat tidak lagi
atau melakukan kegiatan menjalankan usaha atau
melalui BUT di Indonesia melakukan kegiatan melalui
BUT di Indonesia
Luar Negeri Tidak Melalui • Saat menerima atau • Saat tidak lagi menerima
BUT memperoleh penghasilan atau memperoleh
dari Indonesia penghasilan dari Indonesia
Warisan Belum Terbagi • Saat timbulnya warisan • Saat warisan selesai
yang belum terbagi dibagikan
perjanjian Internasional
ketentuan Perpajakan yang diatur dalam
Organisasi Internasional yang berbentuk
kerjasama teknik
Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional
Organisasi Internasional
Tidak Termasuk Subjek Pajak
Pejabat Perwakilan Diplomatif dan Konsulat
Kantor Perwakilan Negara Asing
Objek Pajak Penghasilan
Objek Pajak adalah segala sesuatu (barang,jasa,kegiatan,atau
keadaan )yang dikenakan pajak.
Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan,yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
wajib pajak,baik yang berasal dari Indonesia maupun diluar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan,dengan
nama dan dalam bentuk apapun
Penghasilan dari pekerjaan
dalam hubungan kerja dan
pekerjaan bebas

Penghasilan dari usaha dan


Menurut kegiatan
Kemampuan
Ekonomis
Penghasilan dapat
dikelompokkan
Penghasilan dari modal
menjadi

Penghasilan Lain-Lain
Penghasilan yang
termasuk Objek Pajak
Berdasarkan pasal 4 UU No.36 Tahun 2008 penghasilan
yang termasuk objek pajak :
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa
Hadiah dari undian dan penghargaan
Laba Usaha
Royalti atau Imbalan atas penggunaan hak
Premi Asuransi
Penghasilan tidak termasuk Objek Pajak
Berdasarkan pasal 4 ayat 3 UU No.36 Tahun 2008 penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak adalah :

Warisan

Dividen atau bagian laba yang diterima

Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan

Iuran yang diterima atau diperoleh dari dana pensiun

Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu


Objek Pajak Penghasilan Bentuk Usaha
Penghasilan dari usaha atau kegitan

Tetap bentuk usaha tetap tersebut dan dari


harta yang dimiliki atau dikuasai oleh
BUT
Berdasarkan Pasal 5 UU No.36 Tahun 2008 Objek Pajak Bentuk Usaha
Tetap adalah :

Penghasilan kantor pusat dari usaha Dalam Pasal 26 yang diterima atau
atau kegiatan,penjualan barang,dan diperoleh oleh kantor pusat,sepanjang
pemberian jasa di Indonesia yang terdapat hubungan efektif antara BUT
sejenis yang dilakukan oleh BUT dengan harta atau kegiatan yang
memberikan penghasilan tersebut.
biaya- biaya yang berkenaan dengan penghasilan kantor pusat dari
usaha

Penentuan Laba Bentuk Usaha Tetap


Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk
dibebankan

Pembayaran kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan


dibebankan sebagai biaya

Pembayaran yang diterima dari kantor pusat tidak dianggap sebagai


Objek pajak, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan
Penghasilan BUT yang ditanamkan kembali di
Indonesia

Contoh perhitungan:
Penghasilan Kena Pajak Bentuk Usaha
Tetap di Indonesia tahun 2012 Rp17.500.000.000
Pajak Penghasilan:25% x Rp17.500.000.000 Rp 4.375.000.000
Penghasilan Kena Pajak dikurangi Pajak Rp13. 125.000.000
Pajak Penghasilan yang dipotong:
20% x Rp13. 125.000.000 = Rp2.625.000.000
Pengurangan Penghasilan
Pengeluaran
yang dapat •Pengeluaran yang mempunyai masa manfaat tidak
lebih dari 1 tahun yang merupakan biaya pada tahun

dikurangkan yang bersangkutan


•Pengeluaran yang mempunyai masa manfaat tidak
lebih dari 1 tahun yang pembebanannya dilakukan
dari penghasilan melalui amortisasi

bruto:

Pengeluaran
menurut •Pengeluaran yang dapat dikurangkan dari
perusahaan bruto (deductible expense)
Perpajakan •Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan
sebagai biaya (non-deductible expenses)
dibedakan
menjadi:
Biaya yang Diperkenankan Sebagai Pengurang
(Deductible Expense)

Berdasarkan Pasal 6 UU Nomor 36


Tahun 2008, besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri
dan Bentuk Usaha Tetap, ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.
Tiga biaya yang diperkenankan sebagai
pengurang
Komp Penghas Penghasil
ilan an Tidak
ensasi Kena
Tidak
Kerugi Kena Pajak bagi
Wanita
an Pajak
Sistem pengenaan pajak berdasarkan undang-undang
menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan ekonomis,
artinya penghasilan atau kerugian dari seluruh anggota
keluarga digabungkan sebagai satu kesatuan yang dikenai
pajak dan pemenuhan kewajiban pajak dilakukan oleh kepala
keluarga. Dalam hal pemenuhan kewajiban pajak dilakukan
secara terpisah.

 Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang


telah kawin pada awal tahun pajak atau awal
tahun pajak dianggap sebagai penghasilan
atau kerugian suaminya dan dikenai pajak
sebagai satuan kesatuan.
Penggabungan tidak dilakukan dalam penghasilan
istri diperoleh dari pekerjaan sebagai pegawai yang
telah dipotong pajak pemberi kerja, dengan
ketentuan:

Penghasilan istri diperoleh dari pemberi


kerja

Penghasilan istri dari pekerjaan yang tidak


ada hubungan dengan usaha
h
atm
rao
u
trtd
l Penyusutan (depresiasi)
Beberapa itea hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya
biaya sah
i penyusutan adalah
aap
n
sb
rey
ietn
a
ray
p
p
u
w
eu
se
d
n
n
jau
au
ty
n
n
au
d
atn
s
m
tau
aert
n
ria
tfn
m
e
o
p
n
d
te
au
n
Amortisasi
Pengeluaran-pengeluaran yang akan diamortisasi
sesuai dengan ketentuan kelompok harta tak
berwujud, masa manfaat, dan tarif amortisasi.
 Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya
pelunasan modal satu perusahaan yang
dibebankan dalam tahun terjadinya pengeluaran.
 Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi
komersial yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
 Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan
dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan Men Keu. Jumlah
yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan dan warisan dimaksud
dalam pasal 6 ayat 1 huruf i sampai dengan huruf m UU PPh serta zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk
dan disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
 Pajak Penghasilan
 Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan
pribadi wajib pajak atau orang yang menjadi
tanggungannya
 Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma,
atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham
 Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan serta
sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan
pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Biaya yang tidak boleh dikurangkan
dalam menghitung besarnya
penghasilan kena pajak:
Biaya untuk Biaya untuk
mendapatkan mndapatkan
penghasilan yang bukan penghasilan pengenaan
merupakan objek pajak pajak bersifat final

Biaya untuk Pajak penghasilan


mendapatkan
yang ditanggung
penghasilan yang
dikenakan pajak oleh pemberi
berdasarkan norma penghasilan
Pengecualian tidak dapat
dikurangkan dari penghasilan
bruto,meliputi:

Pajak masukan berkenaan dengan pengeluaran yang tidak dapat


Pajak masukan (pasal 9 ayat (8) huruf f dan g )
dikurangkan (pasal 9 ayat (1) UU pajak penghasilan )
Golongan Wajib Pajak
Menentukan besarnya PKP :
- Metode pembukuan
- menggunakan norma
penghitungan
Wajib pajak dalam
Negeri

Menentukan besarnya PKP:


- Wajib pajak luar Negeri yang
menjalankan usaha melalui
Wajib pajak luar bentuk usaha tetap di
Negeri indonesia
- wajib pajak luar Negeri
lainnya
Menghitung pajak
penghasilan ada 2 cara :
Menghitung pajak
atas penghasilan
yang diperoleh wajib
pajak yang
bersangkutan
Menghitung
pajak
penghasilan Menghitung pajak atas
penghasilan pihak lain
Tarif Pajak
1. Tarif PPh untuk wajib pajak orang pribadi dalam
negeri (pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh)

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Tarif Pajak


Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000(lima 5% ( Lima persen )


puluh juta rupiah)
Di atas Rp50.000.000 ( lima puluh juta 15% ( Lima belas persen )
rupiah ) sampai dengan Rp250.000.000 (dua
ratus lima puluh juta rupiah )
Di atas Rp250.000.000 (dua ratus lima 25% ( Dua puluh lima persen )
puluh juta rupiah ) sampai dengan
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah )
Di atas Rp500.000.000 ( lima ratus juta 30% ( Tiga puluh persen )
rupiah )
2. Tarif PPh untuk wajib pajak
badan dalam Negeri dan
Bentuk Usaha Tetap

Berdasarkan pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh dikenakan tarif 28%.tarif


tersebut menjadi 25% berlaku mulai Tahun Pajak 2010 (pasal 17 ayat 2a
UU PPh).tarif pajak untuk wajib pajak badan dalam Negeri yang
berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah
keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek
Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat
memperoleh tarif sebesr 5% lebih rendah daripada tarif untuk wajib
pajak badan.
3. Tarif PPh untuk
penghasilan berupa dividen
Tarif yang dibagikan kepada wajib pajak orang
pribadi dalam negeri adalah paling tinggi
sebesar 10% dan bersifat final.
Penghasilan Kena Pajak
Penghitungan penghasilan kena pajak dihitung
dengan cara tertentu berdasar pengelompok :

Wajib pajak badan

Wajib pajak orang pribadi yang


menyelenggarakan pembukuan
Wajib pajak orang pribadi yang menggunakan
norma penghitungan

Wajib pajak bentuk usaha tetap

Wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang


terutang pajak dalam suatu bagian tahun pajak
Pelunasan Pajak Penghasilan
Pelunasan pajak penghasilan dalam tahun berjalan
dilakukan dengan dua cara :

Pelunasan pajak
dalam tahun
berjalan melalui
pihak lain
Pelunasan pajak
dalam tahun
berjalan oleh wajib
pajak sendiri
Pelunasan pajak
saat sesudah akhir
tahun pajak

Anda mungkin juga menyukai