Anda di halaman 1dari 15

Perpajakan CE

Pajak Penghasilan
(Pph)
Kelompok 4
Kenneth Nathanael
215020301111041

Stifrani Gloria Tewu


215020307111051

Nadiyah Putri Salsabila


215020307111084
TOPIK PEMBAHASAN
KETENTUAN UMUM
-Pengenaan PPh-

SUBYEK PAJAK
-Klasifikasi Subyek Pajak-
-Kewajiban pajak subyektif-
-Klasifikasi bukan subyek pajak-

OBJEK PAJAK
-Klasifikasi objek dan bukan objek pajak
-Bentuk Usaha Tetap ( BUT ) dan objek pajak BUT-

MENGENAI KETENTUAN UMUM


PASAL 1
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan
yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak.

PENJELASAN PASAL 1
Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau
memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang ini disebut Wajib
Pajak.
pengenaan pph
Pengenaan PPh biasanya dikenal dengan Dasar Pengenaan
Pajak Penghasilan (DPP PPh)
Dalam ketentuan Undang-Undang (UU) Pajak Penghasilan (PPh), DPP PPh nya adalah :

#1. DPP PPh Pasal 4 Ayat 2 #2. DPP PPh Pasal 15

#4. DPP PPh Pasal 22


#3. DPP PPh Pasal 21 atau
DPP Nilai Impor

#5. DPP PPh Pasal 23 #6. DPP PPh Pasal 26


DPP PPh
Pasal 22

DPP PPh
Pasal 21
SUBYEK PAJAK
Subyek pajak terbagi menjadi 3, yaitu;

1. Orang Pribadi dan Warisan yang belum teragai sebagai satu kesatuan
yang menggantikan yang berhak;
2. Badan; dan
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Subyek pajak dibedakan menjadi subjek pajak


dalam negeri dan subjek pajak luar negeri
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
1. Orang Pribadi, baik yang merupakan Warga Negara Indonesia maupun warga negara asing,
2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
3. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI

1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;


2. Warga negara asing yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan;
3. Warga Negara Indonesia yang berada di luar Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan.
4. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
5. Bentuk usaha tetap
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF

Kewajiban Pajak Subjektif


Jenis – jenis Subjek Pajak Kewajiban Pajak Subjektif Dimulai
Berakhir

Saat berada di Indonesia atau


Dalam Negeri Saat meninggalkan Indonesia
berniat bertempat tinggal di
ORANG PRIBADI untuk selama-lamanya
Indonesia

Dalam Negeri Saat bertempat kedudukan di Saat tidak lagi bertembat


BADAN Indonesia kedudukan di Indonesia

Luar Negeri Saat melakukan kegiatan melalui Saat tidak melakukan kegiatan
melalui but BUT di Indonesia melalui BUT di Indonesia 

Luar Negeri Saat menerima atau memperoleh Saat sudah tidak menerima
tidak melalui but penghasilan dari Indonesia penghasilan dari Indonesia

Saat timbulnya warisan yang Saat warisan telah selesai


Warisan Belum Terbagi
belum terbagi dibagikan 
klasifikasi bukan subjek pajak

b. d.
a.
Pejabat- c. Pejabat-
Kantor
pejabat Organisasi Pejabat
Perwakilan Perwakilan Perwakilan
Internasional
Negara Diplomatik Organisasi
Asing dan Konsulat Internasional
OBJEK PAJAK
Yang menjadi objek pajak adalah
penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia,
Objek pajak
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;
g. dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis;
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
DLL
BUKAN Objek pajak
a. 1. bantuan atau sumbangan
2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah
b. warisan;
c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
e. pembayaran dari perusahaan asuransi
f. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun
g. bagian laba atau sisa hasil usaha yang diterima atau diperoleh anggota dari koperasi
DLL
Bentuk usaha tetap (BUT)
Bentuk usaha tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang
dipergunakan subjek pajak luar negeri (non-resident
taxpayer) baik orang pribadi (nature person) atau
badan (legal person) untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia.

objek pajak but


Penghasilan dari usaha atau kegiatan BUT

Penghasilan kantor pusatnya dari usaha

Penghasilan sebagaimana tersebut dalam Pasal 26


Thank you!

Anda mungkin juga menyukai