Anda di halaman 1dari 23

PAJAK PENGHASILAN

Subjek Pajak
Jenis Pajak berdasarkan Golongannya

Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak


dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan
Pajak
kepada orang lain. Pajak harus menjadi beban
Langsung
wajib pajak yang bersangkutan, missal Pajak
Jenis Pajak Penghasilan (PPh).
berdasarkan
Golongannya Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
1.Pajak atau dilimpahkan kepada orang lain. Pajak tidak
tidak langsung terjadi jika terjadi suatu kegiatan atau
Langsung peristiwa yang menyebabkan terutangnya pajak
missal Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2
Pajak Berdasarkan Sifatnya

memperhatikan objek baik benda, keadaan, perbuatan, atau


peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban di dalam
Pajak membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi
Objektif subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tingal, misalnya:
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang
Jenis Pajak Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
berdasarkan
sifatnya
memperhatikan keadaan pribadi Wajib pajak atau pengenaan
1. Pajak
pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya, misal pajak
Subjektif
penghasilan (PPh)

Pasal 1 UU PPh
Subjek Pajak dan Wajib Pajak

Pajak Penghasilan Dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang Diterima atau Diperolehnya dalam Tahun Pajak

• pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan


penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
• Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan disebut Wajib Pajak.
• Yang dimaksud dengan “tahun pajak” ini adalah tahun kalender, tetapi Wajib
Pajak dapat menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender,
sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

• Kartu NPWP???
Pasal 1 UU PPh
SUBJEK PAJAK

DALAM NEGERI LUAR NEGERI

Orang Warisan Belum Badan Usaha


Badan Orang Pribadi Badan
Pribadia Terbagi Tetap

Dalam Negeri Luar Negeri


SP OP menjadi Wajib Pajak apabila menerima atau SP luar negeri baik OP maupun badan sekaligus
memperoleh penghasilan yang melebihi PTKP. menjadi Wajib Pajak karena menerima dan/atau
SP badan menjadi Wajib Pajak sejak saat didirikan, memperoleh penghasilan yang bersumber dari
atau bertempat kedudukan di Indonesia Indonesia atau menerima dan/atau memperoleh
penghasilan yang bersumber dari Indonesia melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.

Pasal 2 UU PPh 5
PERBEDAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAKNYA WAJIB
PAJAK DALAM NEGERI DAN WAJIB PAJAK LUAR NEGERI
DALAM NEGERI LUAR NEGERI
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak atas Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak hanya atas
penghasilan baik yang diterima atau diperoleh penghasilan yang berasal dari sumber
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia penghasilan di Indonesia
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkan
berdasarkan penghasilan neto dengan tarif penghasilan bruto dengan tarif pajak sepadan
umum
Wajib Pajak dalam negeri wajib menyampaikan Wajib Pajak luar negeri tidak wajib menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui
pemotongan pajak yang bersifat final

Pasal 2 UU PPh 6
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI ORANG PRIBADI

Termasuk subjek pajak dalam negeri


adalah orang pribadi, baik yang
merupakan Warga Negara Indonesia
maupun warga negara asing yang:

1. bertempat tinggal di Indonesia;


2. berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan; atau
3. dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
Aturan sebelumnya

Hanya menyebutkan kriteria orang pribadi, tanpa menyebutkan status


kewarganegaraan.
Pasal 2 UU PPh
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI ORANG PRIBADI

warga negara asing yang telah menjadi subjek pajak


dalam negeri dikenai Pajak Penghasilan hanya atas
WNA penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
4 TAHUN
PERTAMA
Indonesia dengan ketentuan:

a. memiliki keahlian tertentu; dan


b. berlaku selama 4 tahun pajak yang dihitung sejak menjadi
subjek pajak dalam negeri.
 Termasuk penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan di Indonesia yang dibayarkan di luar Indonesia.
 Tidak berlaku terhadap WNA yang memanfaatkan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda.
Aturan sebelumnya

Dikenakan PPh atas penghasilan baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia.
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI ORANG PRIBADI

dokumen berupa Visa bekerja atau Kartu


menunjukkan
Izin Tinggal Terbatas (KITAS) lebih dari 183
niatnya secara
hari hari atau kontrak perjanjian untuk
tegas untuk
melakukan pekerjaan, usaha, atau kegiatan
SP OP bertempat tinggal
yang dilakukan di Indonesia selama lebih 183
dianggap di Indonesia
hari
mempunyai
niat untuk
bertempat
melakukan
tinggal di tindakan yang
Indonesia menunjukkan menyewa atau mengontrak tempat,
bahwa dirinya termasuk menyewa tempat tinggal di
akan bertempat Indonesia, memindahkan anggota keluarga
tinggal atau atau memperoleh tempat yang disediakan
bersiap untuk oleh pihak lain
bertempat tinggal
WARISAN YANG BELUM TERBAGI
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
• Warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pribadi subjek pajak
dalam negeri dianggap sebagai subjek mengikuti status pewaris.
• Pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakannya, warisan tersebut
menggantikan kewajiban ahli waris yang berhak.
• Apabila warisan tersebut telah dibagi, kewajiban perpajakannya beralih kepada
ahli waris.

SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI


Warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pribadi sebagai subjek
pajak luar negeri yang tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, tidak dianggap sebagai subjek pajak
pengganti karena pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh orang pribadi dimaksud melekat pada objeknya

Pasal 2 UU PPh
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI BADAN
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha.
• Perseroan Terbatas (PT), • persekutuan,
• perseroan komanditer (CV), • perkumpulan,
• perseroan lainnya, • yayasan,
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN), • organisasi massa,
• Badan Usaha Milik Dearah (BUMD), • organisasi sosial politik, atau organisasi
• firma, lainnya,
• kongsi, • lembaga dan bentuk badan lainnya
• koperasi, • termasuk kontrak investasi kolektif dan
• dana pensiun, bentuk usaha tetap (BUT).

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI BADAN
BUMN dan BUMD merupakan subjek pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya.
Setiap unit tertentu dari badan Pemerintah yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak

Kriteria Unit Badan


Pemerintah yang bukan
Subjek Pajak

pembentukannya pembiayaannya penerimaannya


berdasarkan bersumber dari dimasukkan dalam pembukuannya
ketentuan Anggaran Pendapatan anggaran diperiksa oleh
peraturan dan Belanja Negara atau Pemerintah Pusat aparat pengawasan
perundang- Anggaran Pendapatan atau Pemerintah fungsional negara;
undangan; dan Belanja Daerah; Daerah; dan

Pasal 2 UU PPh
BENTUK USAHA TETAP (BUT)
• Meningkatnya perkembangan model usaha lintas negara yang
melibatkan subjek pajak luar negeri.
• Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda

Bentuk Usaha
Menjalankan
yang
usaha atau
dipergunakan Badan Usaha
melakukan
Orang Pribadi dan Tetap
kegiatan di
Badan Sebagai SP
Indonesia
Luar Negeri

Pasal 2 UU PPh
KRITERIA BENTUK USAHA TETAP (BUT)

tempat usaha
adanya suatu
digunakan untuk
tempat usaha (place tempat usaha
menjalankan usaha Badan Usaha Tetap
of business) di bersifat permanen;
atau melakukan
Indonesia
kegiatan

Tempat usaha (place of business) yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung
termasuk juga mesin-mesin, peralatan, gudang dan komputer atau agen elektronik atau
peralatan otomatis (automated equipment) yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh
penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan aktivitas usaha melalui internet.

Mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan yang tidak bertempat
tinggal atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
Pasal 2 UU PPh
BENTUK USAHA TETAP (BUT)
a. tempat kedudukan manajemen;
b. cabang perusahaan;
c. kantor perwakilan;
d. gedung kantor;
e. pabrik;
f. bengkel;
g. gudang;
h. ruang untuk promosi dan penjualan;
i. pertambangan dan penggalian sumber alam;
j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan
l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain sepanjang dilakukan
lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;
n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas;
o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di
Indonesia; dan
p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan
Pasal 2 UU PPh oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatanusaha melalui internet.
BUT FISIK ATAU • a.tempat kedudukan manajemen; b.cabang perusahaan; c.kantor perwakilan;, d.gedung
kantor; e.pabrik; f. bengkel; , g.gudang; , h.ruang untuk promosi dan penjualan;,

AKTIVA
i.pertambangan dan penggalian sumber alam; j.wilayah kerja pertambangan minyak dan
gas bumi;, k.perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan

BUT PROYEK • l.proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

• m.pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain
BUT JASA sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan;

BUT AGEN • n.orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas;

• o.agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak
BUT ASURANSI bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
menanggung risiko di Indonesia;

• p.komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa,


BUT E-COMMERCE atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan
kegiatanusaha melalui internet.
BENTUK USAHA TETAP (BUT)
• Yang dimaksud dengan menjalankan usaha secara teratur ialah
melakukan kegiatan usaha yang menunjukkan adanya maksud untuk
dilakukan terus-menerus. Apabila diberikan satu kali oleh seorang asing
yang datang di Indonesia sebagai turis, maka pemberian jasa semacam
itu belum termasuk yang dilakukan secara teratur dan belum dapat
dianggap adanya BUT.
• Namun apabila turis tersebut datang lagi ke Indonesia untuk
memberikan jasa konsultasi kepada suatu perusahaan di Indonesia,
maka telah terdapat suatu petunjuk tentang adanya maksud untuk
memberikan jasa konsultasi di Indonesia secara terus-menerus dan
oleh karena itu dalam hal ini telah terdapat bentuk usaha tetap di
Indonesia.

Pasal 2 UU PPh
BENTUK USAHA TETAP (BUT)
• Perusahaan asuransi luar negeri mempunyai BUT di Indonesia, apabila
perusahaan tersebut menerima pembayaran premi asuransi di Indonesia atau
menanggung risiko di Indonesia, melalui karyawannya atau perwakilan lain, yang
bukan merupakan agen yang mempunyai kedudukan bebas
• Sebuah perusahaan luar negeri tidak dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di
Indonesia apabila dalam melakukan kegiatannya di Indonesia, dipergunakan
perantara atau broker atau agen lain yang sifatnya bebas, asalkan perantara atau
agen tersebut bertindak dalam rangka perusahaannya sendiri.
• Apabila agen bertindak sepenuhnya atau hampir sepenuhnya atas nama
perusahaan luar negeri, maka perantara atau agen tersebut tidak mempunyai
kedudukan yang bebas. Perantara atau agen tersebut merupakan BUT dari
perusahaan luar negeri tersebut.

Pasal 2 UU PPh
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Subjek pajak luar negeri :
• orang pribadi atau badan
• yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di luar
Indonesia
• yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia,
• baik melalui maupun tanpa melalui bentuk usaha tetap.

Apabila penghasilan diterima atau diperoleh melalui BUT maka


terhadap orang pribadi atau badan tersebut dikenai pajak melalui
BUT. Orang pribadi atau badan tersebut, statusnya tetap sebagai
subjek pajak luar negeri. BUT menggantikan orang pribadi atau
badan sebagai subjek pajak luar negeri.

Dalam hal penghasilan diterima atau diperoleh tanpa melalui bentuk


usaha tetap maka pengenaan pajaknya dilakukan langsung kepada
Pasal 2 UU PPh
subjek pajak luar negeri tersebut
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI ORANG PRIBADI
Termasuk subjek pajak luar negeri yaitu:
a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
b. warga negara asing yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan;
c. Warga Negara Indonesia yang berada di luar
Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan serta memenuhi persyaratan:
1. tempat tinggal;
2. pusat kegiatan utama;
3. tempat menjalankan kebiasan;
4. status subjek pajak; dan/atau
5. persyaratan tertentu lainnya
yang ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan
tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.

Pasal 2 UU PPh
Saat Mulai dan Berakhirnya Kewajiban Subjektif

Jenis Mulai Berakhir


saat orang pribadi tersebut pada saat meninggal dunia
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI- dilahirkan, berada, atau berniat atau meninggalkan Indonesia
Orang Pribadi untuk bertempat tinggal di untuk selama-lamanya
Indonesia
pada saat badan tersebut pada saat dibubarkan atau
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI-
didirikan atau bertempat tidak lagi bertempat
Badan
kedudukan di Indonesia kedudukan di Indonesia
pada saat orang pribadi atau pada saat tidak lagi
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI -
badan tersebut menjalankan menjalankan usaha atau
Orang Pribadi /Badan Yang Tidak
usaha atau melakukan kegiatan melakukan kegiatan melalui
Bertempat Tinggal Di Indonesia
bentuk usaha tetap
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI - pada saat orang pribadi atau pada saat tidak lagi
warga negara asing yang berada badan tersebut menerima atau menerima atau memperoleh
di Indonesia tidak lebih dari 183 memperoleh penghasilan dari penghasilan tersebut
Bukan Subjek Pajak Penghasilan
Kantor perwakilan negara asing
- Pejabat2 perwakilan diplomatik & konsulat atau pejabat2 lain Neg. Asing
- Orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yg bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama
mereka
Dengan syarat :
• bukan WNI dan
• di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau
• pekerjaannya tersebut serta
• negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik
Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
2. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain
memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota
pejabat2 perwakilan organisasi internasional di atas dgn syarat:
- bukan WNI dan
- tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
Pasal 3 UU PPh
23

Anda mungkin juga menyukai