Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak diumumkannya wabah Covid-19 sebagai pandemic di berbagai


Negara, menyebabkan berbagai institusi yang ada harus menyesuaikan diri
dengan keadaan tersebut salah satunya dengan melakukan physical distancing
atau pengurangan aktivitas kontak fisik secara langsung dalam rangka
mencegah penyebaran virus corona. Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran
Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19),
menghendaki agar seluruh siswa dan mahasiswa melakukan pembelajaran
secara daring dari rumah. Kondisi ini membuat seluruh universitas
menerapkan kebijakan kuliah online. Begitu pula dengan Universitas
Swadaya Gunung Jati (UGJ) yang mulai menerapkan perkuliahan secara
online sejak Maret 2020 lalu. Proses perkuliahan yang semula bersifat
konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi menjadi
perkuliahan daring (online).

Perubahan model pembelajaran yang mendadak ini membuat banyak


pihak termasuk mahasiswa itu sendiri belum siap sepenuhnya untuk
melakukan pembelajaran secara daring (online). Menurut Moore, Dickson-
Deane, & Galyen (2011) Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang
menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas,
dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Pembelajaran online pada pelaksanaannya membutuhkan dukungan
perangkat-perangkat mobile seperti telepon pintar, tablet dan laptop yang
dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja
(Gikas & Grant, 2013). Meskipun pembelajaran online dinilai sebagai solusi
efektif untuk mencegah penularan virus corona, namun nyatanya
pembelajaran online ini terkendala jaringan internet yang belum merata ke
semua daerah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2019, tingkat penetrasi internet di pedesaan rata-rata 51,91 persen, di
perkotaan pun rata 78,08 persen. Hal ini menunjukkan kualitas jaringan yang
rendah dan berdampak pada proses perkuliahan yang “lola” (loading lambat).
Tentunya hal ini akan mempengaruhi efektivitas dan mutu perkuliahan
menjadi rendah dan sukar untuk dipahami dengan cepat. Efektivitas
pembelajaran sendiri merupakan suatu proses pembelajaran yang berlangsung
sesuai dengan yang diharapkan.

Selama perkuliahan daring (online) ini, banyak mahasiswa yang


mengeluh karena merasa jenuh dan bosan. Menurut Schaufeli dan Enzmann
(1998) Burnout (kejenuhan) pada tingkat individu menunjukkan gejala-gejala
psikologis diantaranya : affective, cognitive, physical, behavioural, dan
motivational. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ruci Pawicara dan Maharani Conilie pada mahasiswa Tadris Biologi IAIN
Jember melalui wawancara dan kuisioner, permasalahan Burnout sering
mereka rasakan selama dilakukannya pembelajaran dengan sistem daring
(online). Tidak terkecuali mahasiswa UGJ khususnya tingkat 2 prodi
akuntansi dengan jumlah sebanyak 297 mahasiswa juga merasakan hal yang
sama. Hal tersebut didukung oleh adanya gejala-gejala yang muncul dan
menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kejenuhan belajar yaitu
banyaknya keluhan yang dilontarkan baik melalui percakapan pribadi
maupun postingan media sosial yang mereka miliki.

Ditambah lagi pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran


online karena terbiasa dengan perkuliahan konvensional, membuat
pembelajaran yang ada tidak maksimal. Pada situasi ini, tidak sedikit
mahasiswa yang hanya mengisi daftar hadir dan mengerjakan tugas saja,
tanpa mengikuti perkuliahan. Bahkan beberapa dari mereka yang selalu
mengikuti perkuliahan mengatakan bahwa seperti tak ada yang dipelajari
selama semester ini. Itulah reaksi yang disampaikan mahasiswa terkait
perkuliahan online. Dari fenomena tersebut, kita bisa melihat bahwa
ketertarikan atau motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran online ini
cenderung rendah.

Menurut Selvi (2010) menjelaskan bahwa pembelajaran daring (online)


sering dituntut untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya
bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan
pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.

Menurut Brophy (2010) bahwa motivasi adalah sebuah konstruksi teoretis


untuk menjelaskan inisiasi, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku,
terutama perilaku yang diarahkan pada tujuan. Motivasi dapat memengaruhi
apa yang kita pelajari, bagaimana kita belajar, dan kapan kita memilih untuk
belajar (Schunk & Usher, 2012). Sedangkan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2008). Motivasi dianggap
sebagai faktor penting untuk keberhasilan belajar termasuk dalam lingkungan
belajar daring (online), sehingga perlunya mempertimbangkan kembali
motivasi belajar di lingkungan belajar yang pemanfaatan teknologi (Harandi,
2015). Dengan alasan tersebut maka penting bagi peneliti untuk mengkaji
tentang bagaimana efektivitas pembelajaran online berpengaruh terhadap
motivasi belajar mahasiswa.

Adapun dari keseluruhan kurikulum yang disajikan pada Prodi Akuntansi,


yang akan menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah 1, yang selanjutnya disingkat dengan AKM 1.
AKM 1 merupakan salah satu mata kuliah level atas pertama yang diambil
mahasiswa dan merupakan dasar mata kuliah selanjutnya (Carrington, 2012;
Eikner dan Montondon, 2001; Waples dan Darayseh, 2005). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan mahasiswa dalam
menempuh mata kuliah ini menjadi sangat menentukan untuk berhasil dalam
menempuh mata kuliah level atas berikutnya. Oleh karena itu, AKM 1
menjadi “gateway” dari potensi seseorang dalam Jurusan Akuntansi, dan
sepertinya bisa dijadikan prediktor yang baik dalam menentukan keberhasilan
mahasiswa dalam Jurusan Akuntansi (Carrington, 2012; Campbell, Choo,
Lindsay, Tan, 2010).

Berdasarkan gambaran yang sudah dipaparkan di atas, maka peneliti


tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Efektivitas
Pembelajaran Online Terhadap Motivasi Belajar Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah 1 Pada Mahasiswa Tingkat 2 Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ”.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana efektivitas pembelajaran online berpengaruh terhadap motivasi
belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) pada
mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran online berpengaruh
terhadap motivasi belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1
(AKM 1) pada mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
UGJ.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi segi
teoretis maupun praktis.
a. Manfaat Teoretis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan acuan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya dan bermanfaat untuk memperkaya
wawasan pengetahuan tentang efektivitas pembelajaran online terhadap
motivasi belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1)
pada mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Untuk memberikan wawasan pengetahuan mengenai efektivitas
pembelajaran online terhadap motivasi belajar mata kuliah Akuntansi
Keuangan Menengah 1 (AKM 1) pada mahasiswa tingkat 2 Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ.
2. Bagi Dosen
Untuk memberikan wawasan mengenai efektivitas pembelajaran online,
dimana efektivitas pembelajaran online sangat dibutuhkan untuk
menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa terhadap mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1).
3. Bagi Universitas
Dapat dijadikan masukan universitas dalam menumbuhkan motivasi
belajar mahasiswa selama perkuliahan daring (online) pada mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) dengan cara meningkatkan
efektivitas pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai