Sejak diumumkannya wabah Covid-19 sebagai pandemic di berbagai
Negara, menyebabkan berbagai institusi yang ada harus menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut salah satunya dengan melakukan physical distancing atau pengurangan aktivitas kontak fisik secara langsung dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), menghendaki agar seluruh siswa dan mahasiswa melakukan pembelajaran secara daring dari rumah. Kondisi ini membuat seluruh universitas menerapkan kebijakan kuliah online. Begitu pula dengan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) yang mulai menerapkan perkuliahan secara online sejak Maret 2020 lalu. Proses perkuliahan yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi menjadi perkuliahan daring (online).
Perubahan model pembelajaran yang mendadak ini membuat banyak
pihak termasuk mahasiswa itu sendiri belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran secara daring (online). Menurut Moore, Dickson- Deane, & Galyen (2011) Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran online pada pelaksanaannya membutuhkan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti telepon pintar, tablet dan laptop yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja (Gikas & Grant, 2013). Meskipun pembelajaran online dinilai sebagai solusi efektif untuk mencegah penularan virus corona, namun nyatanya pembelajaran online ini terkendala jaringan internet yang belum merata ke semua daerah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, tingkat penetrasi internet di pedesaan rata-rata 51,91 persen, di perkotaan pun rata 78,08 persen. Hal ini menunjukkan kualitas jaringan yang rendah dan berdampak pada proses perkuliahan yang “lola” (loading lambat). Tentunya hal ini akan mempengaruhi efektivitas dan mutu perkuliahan menjadi rendah dan sukar untuk dipahami dengan cepat. Efektivitas pembelajaran sendiri merupakan suatu proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
Selama perkuliahan daring (online) ini, banyak mahasiswa yang
mengeluh karena merasa jenuh dan bosan. Menurut Schaufeli dan Enzmann (1998) Burnout (kejenuhan) pada tingkat individu menunjukkan gejala-gejala psikologis diantaranya : affective, cognitive, physical, behavioural, dan motivational. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ruci Pawicara dan Maharani Conilie pada mahasiswa Tadris Biologi IAIN Jember melalui wawancara dan kuisioner, permasalahan Burnout sering mereka rasakan selama dilakukannya pembelajaran dengan sistem daring (online). Tidak terkecuali mahasiswa UGJ khususnya tingkat 2 prodi akuntansi dengan jumlah sebanyak 297 mahasiswa juga merasakan hal yang sama. Hal tersebut didukung oleh adanya gejala-gejala yang muncul dan menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kejenuhan belajar yaitu banyaknya keluhan yang dilontarkan baik melalui percakapan pribadi maupun postingan media sosial yang mereka miliki.
Ditambah lagi pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran
online karena terbiasa dengan perkuliahan konvensional, membuat pembelajaran yang ada tidak maksimal. Pada situasi ini, tidak sedikit mahasiswa yang hanya mengisi daftar hadir dan mengerjakan tugas saja, tanpa mengikuti perkuliahan. Bahkan beberapa dari mereka yang selalu mengikuti perkuliahan mengatakan bahwa seperti tak ada yang dipelajari selama semester ini. Itulah reaksi yang disampaikan mahasiswa terkait perkuliahan online. Dari fenomena tersebut, kita bisa melihat bahwa ketertarikan atau motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran online ini cenderung rendah.
Menurut Selvi (2010) menjelaskan bahwa pembelajaran daring (online)
sering dituntut untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.
Menurut Brophy (2010) bahwa motivasi adalah sebuah konstruksi teoretis
untuk menjelaskan inisiasi, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku, terutama perilaku yang diarahkan pada tujuan. Motivasi dapat memengaruhi apa yang kita pelajari, bagaimana kita belajar, dan kapan kita memilih untuk belajar (Schunk & Usher, 2012). Sedangkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2008). Motivasi dianggap sebagai faktor penting untuk keberhasilan belajar termasuk dalam lingkungan belajar daring (online), sehingga perlunya mempertimbangkan kembali motivasi belajar di lingkungan belajar yang pemanfaatan teknologi (Harandi, 2015). Dengan alasan tersebut maka penting bagi peneliti untuk mengkaji tentang bagaimana efektivitas pembelajaran online berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa.
Adapun dari keseluruhan kurikulum yang disajikan pada Prodi Akuntansi,
yang akan menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1, yang selanjutnya disingkat dengan AKM 1. AKM 1 merupakan salah satu mata kuliah level atas pertama yang diambil mahasiswa dan merupakan dasar mata kuliah selanjutnya (Carrington, 2012; Eikner dan Montondon, 2001; Waples dan Darayseh, 2005). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah ini menjadi sangat menentukan untuk berhasil dalam menempuh mata kuliah level atas berikutnya. Oleh karena itu, AKM 1 menjadi “gateway” dari potensi seseorang dalam Jurusan Akuntansi, dan sepertinya bisa dijadikan prediktor yang baik dalam menentukan keberhasilan mahasiswa dalam Jurusan Akuntansi (Carrington, 2012; Campbell, Choo, Lindsay, Tan, 2010).
Berdasarkan gambaran yang sudah dipaparkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Efektivitas Pembelajaran Online Terhadap Motivasi Belajar Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 Pada Mahasiswa Tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ”.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana efektivitas pembelajaran online berpengaruh terhadap motivasi belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) pada mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran online berpengaruh terhadap motivasi belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) pada mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi segi teoretis maupun praktis. a. Manfaat Teoretis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dan bermanfaat untuk memperkaya wawasan pengetahuan tentang efektivitas pembelajaran online terhadap motivasi belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) pada mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Untuk memberikan wawasan pengetahuan mengenai efektivitas pembelajaran online terhadap motivasi belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) pada mahasiswa tingkat 2 Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UGJ. 2. Bagi Dosen Untuk memberikan wawasan mengenai efektivitas pembelajaran online, dimana efektivitas pembelajaran online sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa terhadap mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1). 3. Bagi Universitas Dapat dijadikan masukan universitas dalam menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa selama perkuliahan daring (online) pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1) dengan cara meningkatkan efektivitas pembelajarannya.