Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENELITIAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING TERHADAP TINGKAT


PEMAHAMAN MAHASISWA FKG UNEJ

Disusun oleh :

Nabila Azzahra Assegaf (221610101129)


Safira Indah Nafisa (221610101131)
Luluk Atuz Zahroh (221610101147)

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini, tentang Penelitian tentang efektivitas pembelajaran daring
terhadap pemahaman mahasiswa FKG UNEJ. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil
tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia semester II. Penulisan laporan ini
semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Syuhadak selaku dosen yang telah membimbing jalannya perkuliahan Bahasa
Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi
masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan
laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik, saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa
mendatang agar tercapainya kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi kita semua.

Jember, 26 Mei 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Covid-19 telah memasuki Indonesia pada 2 Maret 2020. Virus ini berasal dari China yang
menyebabkan yang menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Adanya Covid-19
ini menyebabkan pemerintah harus melakukan kebijakan physical distancing untuk
meminimalisir dan memutus angka penyebaran Covid-19 sehingga semua pekerjaan dan
kegiatan yang berada diluar harus dilakukan dari rumah melalui online. Perubahan ini
menyebabkan semua aspek kehidupan berubah total terutama dalam sistem pendidikan.

Dengan adanya media internet sebagai salah satu akses antara dosen dan mahasiswa untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran daring ini membuat mahasiswa memiliki
keluasan waktu dalam belajar dan melakukan apapun. Menurut Toheri, dkk (2020: 5),
menyatakan bahwa pengembangan belajar dan penilaian melalui perkembangan zaman
teknologi. Menurut Nizam, dkk (2020: 6), menyatakan bahwa belajar daring dengan cara
interaksinya dilakukan dengan teknologi. Menurut Sulisworo (2020:271), menyatakan bahwa
bidang pendidikan menjadi salah satu yang terkena dampak dari adanya pandemi ini sehingga
aktivitas proses belajar dilaksanakan secara daring di rumah.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut menyatakan bahwa virus Covid-19 dapat tertular pada
manusia sehingga terjangkit virus ini yang menyebabkan mengalami gejala ringan dan
menyebabkan kematian. Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan tatap muka, berubah belajar
dari rumah atau mengikuti kebijakan pemerintah menjadi pembelajaran daring. faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran daring ini yakni minimnya alat dan media yang
dibutuhkan seperti jaringan internet dan laptop. Harapan kami meneliti pada mahasiswa FKG
UNEJ untuk mengetahui tingkat keefektifan pembelajaran dengan penyebaran angket melalui
kuesioner online.

Alasan melakukan penelitian ini karena kami tertarik dan belum pernah ada yang melakukan
penelitian mengenai efektivitas pembelajaran pada mahasiswa FKG UNEJ. Peneliti berharap
meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan tidak semua mahasiswa mampu memahami
materi dengan baik. Pembelajaran daring ini dilakukan di FKG UNEJ dikarenakan efek
samping yang masih terbawa pada saat pandemi, keterbatasan ruangan, dan kesulitan mencari
waktu luang bagi pada dosen untuk mengisi pembelajaran tatap muka. Hal ini membuat kami
ingin mengetahui cara belajar yang dilakukan secara daring apakah sudah efektif bagi
mahasiswa FKG UNEJ. Kompetensi yang ditargetkan boleh jadi tidak terpenuhi. Penelitian
ini kami harap dapat memperbaiki sistem yang dilakukan.

Fakultas Kedokteran Gigi UNEJ pada pembelajaran daring terdapat berbagai platform yang
digunakan salah satunya zoom meeting. Penelitian ini memilih objek mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi UNEJ karena memang mahasiswa masih sering melakukan pembelajaran
secara daring meskipun pandemi sudah reda dan diperbolehkan melakukan pembelajaran
luring.

Berdasarkan wawancara yang sudah kami lakukan melalui penyebaran angket pada
mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Jember dapat dikatakan kurang efektif untuk materi
yang dipahami dan membutuhkan suatu kondisi dimana ada interaksi langsung antara dokter
dengan mahasiswanya untuk berdiskusi tentang suatu masalah materi yang tidak dipahami.
Pembelajaran secara daring menyebabkan bosan dan mengantuk sehingga membuat
mahasiswa terkadang semena-mena tidak mengikuti kegiatan pembelajaran daring dan
memilih untuk melakukan kegiatan yang lainnya. Subjek penelitian adalah mahasiswa
Pendidikan Kedokteran Gigi yang terdiri dari 40 mahasiswa sebagai responden yang berasal
dari mahasiswa tiap angkatan.

Berdasarkan fakta tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Peneliti
tertarik untuk meneliti apakah sudah efektif pembelajaran daring yang masih dilakukan di
Fakultas Kedokteran Gigi meskipun pandemi sudah berakhir. oleh karena itu peneliti
mengambil judul “Efektivitas Pembelajaran Daring Terhadap Tingkat Pemahaman
Mahasiswa FKG UNEJ”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Identifikasi masalah tersebut permasalah yang hendak dikaji dalam masalah ini
yaitu bagaimana efektivitas pembelajaran daring pada mahasiswa FKG UNEJ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring terhadap pemahaman
mahasiswa.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan media pembelajaran secara daring
menggunakan aplikasi seperti zoom, google classroom terhadap efektivitas
pembelajaran daring.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan memiliki manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan dan gambaran mengenai efektivitas pembelajaran daring terhadap
pemahaman mahasiswa.
2. Manfaat dari segi kebijakan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan kebijakan untuk
pengembangan pendidikan khususnya pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi
universitas jember, berkaitan dengan metode, materi, dan media pembelajaran yang
digunakan ketika proses belajar mengajar yang diikuti dengan perkembangan
teknologi, dengan menyesuaikan kebutuhan.

3. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
Dapat mengetahui dan mengukur efektivitas pembelajaran secara daring pada
tingkat pemahaman peserta didik dalam mencapai materi dan tujuan
pembelajaran.
b. Bagi dosen
Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran
secara daring.
c. Bagi universitas
Dapat memberikan masukan serta saran dalam mempertimbangkan kebijakan
universitas selanjutnya, khususnya penggunaan pembelajaran secara daring.
d. Bagi peneliti
Dapat bermanfaat sebagai pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
secara teoritis yang didapatkan di bangku perkuliahan ke dalam prakteknya
ketika berada didunia kerja.

4. Manfaat dari segi isu dan aksi awal


Dapat memberikan manfaat agar dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih
lanjut dan lebih dalam mengenai permasalahan terkait.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2002 mengenai Sistem


Pendidikan nasional, mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi
pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam
lingkungan belajar. Hamalik dan Fakhrurrazi (2018, hlm. 86) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi
(mahasiswa dan dosen), material (buku, papan, kapur, dan alat belajar), fasilitas
(ruang kelas, audio visual), dan proses saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah


suatu aktivitas atau interaksi dosen dengan mahasiswa serta segala hal yang
mendukung dalam suatu lingkungan agar terjadinya proses penyaluran ilmu secara
bertahap. adanya pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka
berpikir mahasiswa sehingga terciptanya kemampuan dan perilaku baru yang bersifat
relatif permanen.

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu standar mutu pendidikan dan sering kali
diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran berupa hasil belajar, yang diperoleh
setelah selesai melakukan proses belajar yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk belajar.
Menurut Hamalik menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran
yang menyediakan kesempatan belajar pada mahasiswa atau melakukan aktivitas
seluas-luasnya kepada mahasiswa yang melakukan proses belajar. Efektivitas
pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas mahasiswa selama pembelajaran
berlangsung, respon mahasiswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep
siswanya. Maka dari itu untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif maka perlu
adanya hubungan timbal balik antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama
dengan adanya sarana dan prasarana, serta media pembelajaran yang dibutuhkan
dalam keberlangsungan proses pembelajaran untuk membantu tercapainya seluruh
aspek perkembangan pengetahuan mahasiswa dan tercapainya tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran ini terkait tentang pemahaman peserta didik sebagai hasil dari
pembelajaran perlu diperhatikan demi keberhasilan dari berjalannya pembelajaran itu
sendiri. faktor yang meliputi terdapat faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam pengertian faktor


fisiologis seperti kebiasaan yang prima artinya tidak dalam keadaan
apapun yaitu tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal ini dapat mempengaruhi
peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Sedangkan, faktor
psikologis dalam hal ini peserta didik dalam menerima materi
pembelajaran. Sedangkan, faktor psikologis dalam hal ini mahasiswa
pada dasarnya memiliki kondisi yang berbeda-beda, tentunya hal ini
terlibat dalam mempengaruhi hasil belajarnya siswa. Beberapa faktor
psikologis meliputi: intelegensi (IQ), perhatian, bakat, motivasi,
kognitif, dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
tersebut dapat terbagi menjadi 2, yaitu faktor lingkungan dan faktor non sosial:

1) Lingkungan Sosial kampus seperti dokter, dosen, staff tata usaha dan
teman-teman sekelas juga dapat mempengaruhi semangat belajar
siswa. Para dosen dan dokter yang menunjukkan sikap simpatik dan
memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam
belajar. Misalnya berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif
bagi kegiatan belajar.
2) Lingkungan Non Sosial. faktor yang termasuk adalah letak gedung
kampus, jarak rumah ke kampus, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan siswa.

Seperti yang telah diketahui, pendidikan di Indonesia selalu menerapkan pembelajaran


luring atau tatap muka. Namun, semenjak adanya pandemi Covid 19 pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran
tatap muka. Pada akhirnya, tercetuslah pembelajaran jarak jauh berupa pembelajaran
secara daring dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini.

Berikut merupakan indikator yang dapat mengukur keefektifan pembelajaran yaitu:


1. Kualitas pembelajaran yaitu seberapa besar kadang informasi yang
diberikan kepada mahasiswa sehingga dapat dengan mudah dipelajari.
2. Kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu sejauh mana tingkat kesiapan
mahasiswa dalam menerima materi yang disampaikan dosen ketika
proses pembelajaran berlangsung.
3. Intensif yaitu seberapa besar usaha dosen dalam memotivasi mahasiswa
ketika proses pembelajaran berlangsung.
4. Waktu yaitu seberapa lama mahasiswa dapat menyelesaikan kegiatan
pembelajaran.

B. Pembelajaran Luring / Tatap Muka

Sofan Amri, Lif Khoiru Ahmadi (2010, hlm. 39) dan Fadhilah (2021, hlm.13)
pembelajaran luring atau pembelajaran offline merupakan salah satu proses
pembelajaran yang dilaksanakan antara dosen atau dokter dengan mahasiswa secara
langsung sehingga dapat memungkinkan adanya hubungan atau kerjasama dengan
lain yang disusun menggunakan langkah-langkah secara sistematis. Dalam
pembelajaran ini terdapat kontak langsung antara dokter atau dosen dengan
mahasiswa sehingga mudah terjalinnya komunikasi. Pembelajaran luring
merupakan pembelajaran yang paling efektif karena seorang dosen dengan
mahasiswanya dapat berinteraksi. Dosen juga mengetahui secara langsung dapat
mengetahui secara langsung mengenai perkembangan belajar mahasiswanya.
C. Pembelajaran Daring / E-Learning

Daring adalah akronim dari “ Dalam jaringan”, sebuah sistem pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet sebagai media pembelajarannya. Thorme dan
Kuntarto (2017, hlm. 102), pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video,
pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming
online. Sementara itu, menurut Permendikbud Nomor 109/2013 pendidikan jarak
jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui
penggunaan berbagai media komunikasi. Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018,
hlm. 27), pembelajaran daring salah satu pembelajaran yang kurang efektif karena
kegiatan belajar ini kolaborasi belajar mandiri, personalisasi pembelajaran
berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan membutuhkan jaringan internet yang
memdai.

D. Karakteristik/Ciri-ciri Pembelajaran Daring

Menurut Permendikbud nomor 109 tahun 2013, ciri-ciri dari pembelajaran


daring adalah:

1. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar-mengajar yang


dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai
media komunikasi.
2. Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning),
dimana memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan dimana
saja.
3. Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi
dikembangkan dan dikemas dalam bentuk yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi serta digunakan dalam
proses pembelajaran.
4. Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat terbuka,
belajar mandiri, belajar tuntas yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dan teknologi pendidikan lainnya,
dan bentuk pembelajaran terpadu perguruan tinggi.
5. Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya
pembelajaran yang diselenggarakan secara fleksibel dalam hal
penyampaian, pemilihan dan program.

Studi dan waktu penyelesaian program, jalur dan jenis pendidikan


tanpa batas usia, tahun ijazah, latar belakang bidang studi, masa
registrasi, tempat dan cara belajar dan masa evaluasi hasil belajar.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

1. Menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 130), kelebihan pembelajaran


daring antara lain:

a. Biaya, E-Learning mampu mengurangi biaya pelatihan. Pendidikan dapat


menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan kelas
seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
b. Fleksibilitas pada waktu E-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan
waktu belajar karena dapat mengakses pelajaran kapanpun sesuai dengan
waktu yang diinginkan.
c. Fleksibilitas tempat E-Learning membuat pelajar mengakses materi pelajaran
dimana saja, selama komputer terhubung dengan jaringan.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran E-Learning dapat disesuaikan dengan
kecepatan belajar masing-masing siswa.
e. Efektivitas pengajaran E-learning merupakan teknologi baru. Oleh karena itu,
pelajar dapat tertarik untuk mencobanya juga didesain dengan instructional
design mutakhir, membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
f. Ketersediaan On-Demand E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari
berbagai tempat yang terjangkau internet maka dapat dianggap sebagai “buku
saku” yang membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat.
2. Kekurangan Pembelajaran Daring

Menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm.131), kekurangan


pembelajaran daring antara lain yaitu:
a. Kurangnya ada interaksi antara dosen dengan maahsiswa
mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam
proses belajar mengajar
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial
dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek baik
c. Proses belajar dan mengajar cenderung ke arah pelatihan
daripada pendidikan
d. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal dan tidak mengerti materi yang disampaikan
e. Tidak semua mempunyai fasilitas internet, telepon, dan
komputer yang baik

F. Upaya-upaya Pemerintah dalam Pembelajaran Daring

Pembelajaran secara daring tidak semata-mata diputuskan tanpa adanya


pertimbangan dan upaya-upaya berlanjut dalam pelaksanaannya. Perlu
adanya adaptasi yang cukup lama, terlebih lagi ini adalah untuk yang
pertama kalinya Indonesia melakukan sistem pembelajaran jarak jauh.
Meskipun pandemi sudah berakhir akan tetapi FKG UNEJ terkadang masih
melakukan pembelajaran daring. Kemendikbud terus berupaya agar
pembelajaran jarak jauh secara daring berjalan secara daring ini dapat
berjalan secara kondusif dan maksimal. Berbagai upaya telah diterbitkan
untuk membantu para dosen dan mahasiswa untuk melaksanakan
pembelajaran secara daring. Universitas turut andil dalam masalah ini
dengan menyediakan platform yang dapat digunakan tanpa batas oleh
mahasiswa dan para dosen untuk melaksanakan pembelajaran daring.
Selain upaya-upaya yang telah dipaparkan, pemantauan sebagai bahan
evaluasi dari upaya tersebut juga terus dilakukan oleh pemerintah dan pihak
universitas. Salah satunya pemantauan penggunaan kuota untuk para
mahasiswa dan para dosen atau dokter. Penyaluran modul dan efektivitas
jam yang digunakan untuk pembelajaran juga perlu diperhatikan apabila
terlalu lama membuat mahasiswa menjadi bosan dan mengantuk sehingga
menyebabkan mahasiswa melakukan aktivitasnya.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:35), "Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui
keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri
sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari
hubungannya dengan variabel lain".

Dalam hal metodologi penelitian, penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor Moleong (2012:4), metode kualitatif adalah penelitian yang
mengumpulkan data deskriptif dari perilaku atau kata-kata tertulis atau lisan individu. Metode
ini digunakan untuk menjelaskan alasan. Dengan kata lain, data akan disampaikan dalam
bentuk pendapat, pandangan, komentar, kritik, alasan, dll. Permasalahan penelitian ini
dianggap sebagai penelitian deskriptif. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang seberapa efektif pembelajaran online terhadap tingkat pemahaman
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Dalam hal metodologi penelitian, penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor Moleong (2012:4), metode kualitatif adalah penelitian yang
mengumpulkan data deskriptif dari perilaku atau kata-kata tertulis atau lisan individu. Metode
ini digunakan untuk menjelaskan alasan. Dengan kata lain, data akan disampaikan dalam
bentuk pendapat, pandangan, komentar, kritik, alasan, dll. Permasalahan penelitian ini
dianggap sebagai penelitian deskriptif. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang seberapa efektif pembelajaran online terhadap tingkat pemahaman
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:80), populasi adalah area generalisasi yang terdiri dari objek atau
subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi umum dalam penelitian ini sebanyak 40
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.

3.2.2. Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono (2017:81), sampel merupakan bagian dari populasi secara keseluruhan,
jadi ketika populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua aspeknya (misalnya,
karena keterbatasan dana, tenaga, atau waktu), peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut untuk mempelajari aspek-aspek tertentu.

Tidak seperti pendekatan purposive sampling, teknik non-probability sampling tidak memberi
setiap unsur atau populasi kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel.
Menurut Sugiyono (2017:84) dan Sugiyono (2017:85), pendekatan purposive sampling
berarti bahwa responden (subjek) dipilih secara sengaja dengan karakteristik tertentu. Dengan
menggunakan metode purposive sampling, sampel yang dipilih secara sengaja berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh peneliti.

3.3. Data dan Metoda Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Menurut sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan data primer. Menurut
Sugiyono (2017:137), data primer adalah sumber data yang langsung diberikan kepada
pengumpul data. Dalam penelitian ini, kuesioner yang dibagikan kepada responden adalah
contoh data primer.

3.3.2. Metoda Pengumpulan data

Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan cara interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan),
dan gabungan ketiganya Sugiyono (2017:137). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian adalah menggunakan kuesioner.

Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.

Jenis pertanyaan dalam kuesioner terbagi menjadi dua, yakni: terbuka dan tertutup.
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang meminta responden untuk menjawab dengan
uraian tentang suatu hal. Sebaliknya, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang meminta
jawaban singkat atau meminta responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari
pilihan yang telah disediakan. Setiap pertanyaan kuesioner yang meminta jawaban dalam
bentuk data nominal, ordinal, interval, dan rasio, merupakan bentuk pertanyaan tertutup
menurut Sugiyono (2017:143). Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah keduanya yaitu angket terbuka dan tertutup.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1 Metode Pengolahan Data

Metode analisis yang diterapkan adalah Analisis Regresi Linier Berganda yang bertujuan
untuk mengukur dampak dari dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen serta memperkirakan variabel dependen dengan memanfaatkan variabel
independen menurut Duwi Priyatno (2012:127). Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Komunikasi, Disiplin, dan Motivasi Kerja, sementara variabel
dependennya adalah Kinerja Karyawan. Untuk menganalisis data, aplikasi pengolahan
statistik SPSS (Statistical Package for The Social Science) versi 21 digunakan.

3.5.2 Metoda Penyajian Data

Dalam penelitian ini, informasi dan data yang sudah terkumpul akan dipaparkan dalam
format tabel yang diharapkan dapat memudahkan penelitian dalam menelaah dan memahami
informasi, sehingga informasi yang diungkapkan lebih terstruktur.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam sIstem pembelajaran baik secara online maupun offline, tetap harus terdapat
unsur komunikasi yang baik di dalamnya. Hal itu dikarenakan, komunikasi memiliki
peran penting untuk mengelola proses pemaparan dan penerimaan materi pelajaran.
Selanjutnya, interaksi interpersonal yang efektif dan harmonis antara siswa dan guru
pada proses pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman terhadap materi yang diberikan. Kemudian antara siswa dan guru harus
membangun interaksi yang berkelanjutan baik di ruang belajar maupun diluar ruang
belajar.

Pada pembelajaran online interaksi sangat perlu dilakukan karena banyak sekali
gangguan yang akan mengganggu konsentrasi belajar mengajar, selain harus tetap
memfokuskan fikiran ke materi beberapa mahasiswa juga harus mencatat poin poin
penting. Kami telah melakukan beberapa metode sebagai tolak ukur apakah semua
mahasiswa/ sebagian besar mahasiswa mempunyai masalah yang sama. Beberapa
metode yang kami gunakan adalah

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati mahasiswa saat mengikuti


pembelajaran online, kebanyakan mahasiswa tidak memperhatikan dan
cenderung melakukan kegiatan lain seperti melanjutkan tugas, makan, bahkan
tidak menyalakan kamera/oncam karena ingin beristirahat di sela-sela lelah
perkuliahan.

2. Pengisian angket oleh mahasiswa


Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pelaksanaan pembelajaran online secara garis besar yaitu untuk memastikan
proses pembelajaran dapat terlaksana secara optimal dan memenuhi standar
mutu, sehingga mahasiswa tetap dapat melaksanakan proses pembelajaran
walaupun adanya pembatasan sosial dan dapat menyelesaikan studinya dan
meraih gelar sarjana tanpa menyalahi prosedur akademik konvensional.
Namun tujuan tersebut belum sepenuhnya tercapai karena pembelajaran online
masih belum dapat berjalan secara efektif bagi beberapa mata kuliah
khususnya mata kuliah praktikum.

a. Pembelajaran secara daring


pembelajaran daring yaitu dengan memanfaatkan hp android melalui aplikasi
Whatsapp dan Zoom. Proses pembelajaran melalui aplikasi whatsapp ini dilakukan
dengan dosen memberikan link dan code untuk melakukan pembelajaran daring
dengan aplikasi zoom dan respon peserta didik bervariasi dalam hal tanggapan
tentang efektivitas penyampaian materi yang diberikan oleh guru saat pembelajaran
daring. Sebagian besar mahasiswa menilai pembelajaran daring tidak memudahkan
mahasiswa untuk memahami materi (77,5%), selanjutnya sebagian besar mahasiswa
(62,5%) juga merasa materi tidak bisa tersampaikan dengan baik jika pembelajaran
dilakukan secara daring, dan yang terakhir sebanyak (67,5%) mahasiswa tidak merasa
pembelajaran daring menyenangkan tetapi malah membosankan. Tidak ada satupun
yang menilai efektif penyampaian materi yang diberikan oleh dosen secara daring.

b. Dampak negatif pembelajaran daring

Dampak negatif dari pembelajaran daring yaitu sulitnya berkonsentrasi pada


mahasiswa, meskipun perkuliahan secara daring cenderung lebih efisien akan tetapi
tidak bisa dihindari jika lingkungan rumah yang tidak kondusif dan suasana nyaman
yang bisa membuat mahasiswa malas dan mengalami kantuk saat mengikuti
perkuliahan. Akses internet yang terkadang mengalami gangguan membuat
mahasiswa pada saat perkuliahan secara daring sering logout sendiri sehingga
membuat ketertinggalan banyak materi yang disampaikan oleh dosen sehingga
membuat mahasiswa tidak memahami materi dengan baik. Mahasiswa cenderung
memiliki sifat individualisme yang tinggi disebabkan kurangnya bersosialisasi antar
sesama sehingga terbentuknya jiwa egois dan individualisme yang tinggi pada
mahasiswa.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang kami peroleh, maka diperoleh kesimpulan bahwa


pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam tatanan negara. Hal itu
dikarenakan, pendidikan adalah komponen kehidupan yang paling urgen. Selanjutnya,
penulis juga menyimpulkan bahwa pembelajaran daring di Indonesia selama pandemi
belum efektif, karena memunculkan problematika baru dalam dunia pendidikan.
Adapun kontribusi yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai stakeholder di
masyarakat, yaitu mahasiswa dapat memberikan contoh yang baik dalam penggunaan
media sosial, mengadakan sosialisasi secara offline maupun online terkait
pembelajaran daring, dan membantu anak-anak di lingkungan sekitar yang mengalami
kesulitan dalam memahami pembelajaran selama daring

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah mahasiswa sebagai agent of change
memiliki kewajiban untuk menyampaikan pendapat dan solusi dalam mengatasi
permasalahan pendidikan di Indonesia. Dalam permasalahan yang telah dirumuskan
di penelitian ini, mahasiswa dapat memberikan sosialisasi kepada siswa untuk
menggunakan media sosial secara bijak dengan menjadikan media sosial sebagai
media belajar. Selain itu, mahasiswa juga dapat memberikan sosialisasi kepada orang
tua untuk mengawasi anak dalam menggunakan gadget untuk meminimalisir anak
supaya tidak mengakses konten negatif sehingga bantuan kuota pemerintah dapat
dimanfaatkan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Akhiar. 2021. Efektivitas Pembelajaran Online Saat Pandemi Covid-19 di Universitas Islam
Negeri (UIN AR-RANIRY) Banda Aceh.

Amri, Sofan. Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam
Kelas: Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya

Bogdan dan Taylor. 2012. Prosedur Penelitian. Dalam Moleong, Pendekatan Kualitatif.
(him. 4). Jakarta: Rineka Cipta.

Fakhrurrazi. (2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. Jurnal At-Tafkir, 11, 86.

Hadisi, dan Muna. (2015). Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam Menciptakan Model
Inovasi Pembelajaran ( E-Learning ). Jurnal Al-Ta’dib, 8, 127–132. (bab 2)

Kartika, A. R. (2018). Model Pembelajaran Daring. Journal of Early Childhood Care &
Education, 27.

Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa


Indonesia Di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 03, 102.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET (ANDI).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV.

Sutisna, Deden. (2009). Metode Penelitian Dan Teknik Penyusunan Hasil Penelitian Disertai
Dengan Contoh Setiap Bagian Hasil Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung: Badan Penerbit
(USB) Universitas Sangga Buana YPKP.

Anda mungkin juga menyukai