PROPOSAL SKRIPSI
oleh:
NIM 1702283
PROPOSAL SKRIPSI
NIM 1702283
Pembimbing I,
NIP. 196805091994031001
Pembimbing II,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya pandemi COVID-19 yang terjadi hampir di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia selama kurang lebih satu tahun ini, hampir
semua kegiatan yang mengandung kontak fisik antar individu dibatasi,
termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini menyebabkan kegiatan
pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) sehingga dalam
kegiatan pembelajaran saat ini sangat bergantung dengan teknologi.
Teknologi dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia sudah cukup
berkembang, dan sudah banyak instansi pendidikan yang memanfaatkan
teknologi tersebut dalam kegiatan pembelajaran mereka sehari-hari,
bahkan sebelum adanya pandemi COVID-19 ini. Dikarenakan kondisi
pandemi yang mengharuskan kegiatan pembelajaran tetap harus berjalan
secara daring, penggunaan teknologi di masa pandemi ini sangat
dibutuhkan agar pendidik tetap bisa menyalurkan ilmu kepada siswa
meskipun tidak berada disekolah.
Teknologi yang digunakan secara daring dalam kegiatan
pembelajaran cukup beragam dan memiliki fungsinya masing-masing.
Diantaranya yaitu Learning Management System (LMS) seperti Edmodo
dan Google Classroom, dan juga media Video Conference seperti Zoom,
Google Meet, dan lain lain. Teknologi tersebut merupakan media yang
digunakan oleh para pengajar dalam kegiatan pembelajaran secara daring,
dan oleh karena itu, kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara
synchronous ataupun asynchronous, sehingga kegiatan pembelajaran tidak
hanya terpaku dengan satu jadwal tetap, dan membuat kegiatan
pembelajaran lebih fleksibel bagi guru dan juga siswa. Adanya media-
media tersebut membuktikan bahwa teknologi sangat berguna bagi
kegiatan pembelajaran di masa pandemi ini, dan menjadi solusi bagi
bidang pendidikan di masa pandemi ini.
Namun dibalik kemudahan yang didapatkan dalam kegiatan
pembelajaran daring ini, tentu ada juga permasalahan yang muncul saat
kegiatan pembelajaran daring ini berlangsung. Banyak dari siswa dan juga
guru yang masih belum bisa beradaptasi dalam kegiatan pembelajaran
daring ini. Pemberlakuan pembelajaran daring menyebabkan para guru
dituntut untuk melakukan adaptasi dalam model mengajar (Lindawati &
Rahman, 2020). Guru yang sebelumnya terbiasa dengan model
pembelajaran yang mempertemukan mereka dan siswanya secara tatap
muka di sekolah, kini harus bertemu melalui media. Selain guru, siswa pun
harus ikut beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran secara daring ini.
Jika guru dan siswa kurang mampu atau tidak mampu beradaptasi dalam
kegiatan pembelajaran daring ini, maka akan menimbulkan suatu masalah
yang memengaruhi efektivitas kegiatan pembelajaran, yang bisa juga
berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, guru dan siswa harus bersama-sama beradaptasi
terhadap kegiatan pembelajaran daring ini. Guru harus bisa memanfaatkan
media pembelajaran daring yang tersedia agar menciptakan suasana
belajar secara daring yang kondusif, dan tentunya akan berdampak positif
juga bagi siswanya. Ernawati (2018) menyatakan bahwa penggunaan
media LMS Google Classroom yang digunakan oleh guru berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa tersebut. Selain itu, penggunaan
Google Classroom juga berpengaruh positif terhadap kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Hal
ini menjadi bukti bahwa penggunaan media pembelajaran daring dapat
berdampak positif bagi guru dan siswa jika digunakan dengan tepat.
Selain kemampuan kognitif yang dapat diukur melalui hasil
belajar, kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa pada zaman
sekarang yaitu keterampilan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi
cukup penting bagi siswa untuk menyampaikan hasil pemikiran siswa
tersebut kepada khalayak umum. Jika keterampilan berkomunikasi siswa
tersebut baik maka akan memudahkan siswa tersebut menyampaikan hasil
pemikirannya dengan jelas dan dimengerti oleh semua orang.
Yuritantri (2013) menyatakan bahwa dengan menggunakan metode
inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dapat memunculkan keterampilan
berkomunikasi siswa. Menurut Llewllyn (2005) berdasarkan National
Research Council (NRC), menyatakan kegiatan inkuiri meliputi berbagai
aktifitas, diantaranya melakukan pengamatan, menjawab pertanyaan,
mengkaji buku dan sumber informasi yang lain untuk melihat apa yang
telah diketahui dari penemuan-penemuan yang sudah terbukti dengan cara
mengumpulkan, menganilisis, menginterpretasikan data, menyusun
jawaban, penjelasan dan memprediksi dan mengkomunikasikan hasil
penemuan. Ketika mengkomunikasikan hasil penemuan, siswa melatih
keterampilan komunikasinya. Hal-hal itulah yang menyebabkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi muncul saat menggunakan
metode inkuiri terbimbing.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis terdorong untuk mencoba
apakah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
dengan memanfaatkan media video conference yang berbeda dapat
memengaruhi hasil belajar siswa dan juga memunculkan keterampilan
berkomunikasi siswa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan dalam
penelitian ini, yaitu: Bagaimana pengaruh penerapan e-learning
menggunakan media video conference berbeda terhadap peningkatan
penguatan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dalam
pembelajaran materi Klasifikasi Hewan?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dibuat menjadi
pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana peningkatan penguatan konsep yang dicapai
siswa setelah kegiatan pembelajaran e-learning
menggunakan media video conference berbeda
berlangsung?
2. Bagaimana keterampilan berkomunikasi siswa yang
muncul setelah kegiatan pembelajaran e-learning
menggunakan media video conference berbeda
berlangsung?
3. Bagaimana respon siswa setelah pembelajaran e-learning
menggunakan media video conference berbeda
berlangsung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui
pengaruh penerapan e-learning menggunakan media video conference
berbeda terhadap peningkatan penguatan konsep dan keterampilan
berkomunikasi siswa dalam pembelajaran materi Klasifikasi Hewan.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui peningkatan penguatan konsep yang dicapai
siswa setelah kegiatan pembelajaran e-learning
menggunakan media video conference berbeda
2. Mengetahui keterampilan berkomunikasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran e-learning menggunakan media
video conference berbeda
3. Mengetahui respon siswa setelah pembelajaran e-learning
menggunakan media video conference berbeda
berlangsung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
ilmu pendidikan di Indonesia, terutama pembelajaran yang
dilakukan secara daring. Dan juga dapat menjadi referensi untuk
penelitian sejenis di kemudian hari
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini,
yaitu:
a. Untuk penulis
Manfaat yang dapat diambil untuk diri pribadi penulis yaitu
dapat memberikan wawasan dan pengalaman langsung bagi
penulis dalam melakukan sebuah penelitian.
b. Untuk pendidik
Manfaat yang dapat diambil untuk para pendidik yaitu
dapat membantu para pendidik untuk memaksimalkan
penggunaan media pembelajaran secara daring
c. Untuk peserta didik
Manfaat yang dapat diambil untuk para peserta didik yaitu
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan juga
meningkatkan keterampilan berkomunikasi dari peserta
didik
d. Untuk sekolah
Manfaat yang dapat diambil untuk sekolah yaitu diharapkan
dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan
dapat mempertimbangkan penyusunan program
pembelajaran secara daring yang sesuai dan tepat sasaran.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini cakupannya tidak terlalu meluas, maka peneliti
memberikan batasan masalah dalam penelitian ini.
1. Pembelajaran e-learning
Pembelajaran e-learning yang dimaksud yaitu pembelajaran daring
menggunakan media pembelajaran daring berupa LMS (Learning
Management System) yaitu Edmodo dan media evaluasi secara
daring yaitu Quizziz. Dalam pembelajaran e-learning ini
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided
Inquiry)
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan Amien (1979) yang terdiri atas lima
tahapan pembelajaran, yaitu:
a. Tahap penyajian masalah
b. Tahap pengumpulan dan verifikasi data
c. Tahap pengumpulan data melalui eksperimen.
d. Tahap perumusan dan pengolahan data
e. Tahap analisis proses inkuiri
3. Media Video Conference
Media video conference yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu Google Meet dan Cisco WebEx
4. Peningkatan Penguasaan Konsep
Peningkatan penguasaan konsep dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil kemampuan kognitif siswa dengan tingkatan
level C1 s/d C5
5. Kemampuan berkomunikasi siswa
Kemampuan berkomunikasi siswa yang diukur dalam
penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara
verbal maupun non-verbal
6. Materi Klasifikasi Hewan
Pembelajaran biologi yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu pembelajaran biologi dengan mengambil tema bab
Klasifikasi Hewan (Animalia) dengan KD 3.9 Mengelompokkan
hewan ke dalam filum berdasarkan lapisan tubuh, rongga tubuh
simetri tubuh, dan reproduksi dan juga KD 4.9 Menyajikan laporan
perbandingan kompleksitas lapisan penyusun tubuh hewan
(diploblastik dan triploblastik), simetri tubuh, rongga tubuh, dan
reproduksinya. Pembelajaran ini akan terfokus kepada
pengelompokkan hewan berdasarkan lapisan tubuh, rongga tubuh
simetri tubuh, dan reproduksinya.
F. Asumsi
Terdapat pengaruh dalam peningkatan penguasaan konsep dan
keterampilan berkomunikasi siswa pada pembelajaran e-learning
menggunakan media video conference berbeda.
G. Hipotesis
1. H1 : Terdapat perbedaan dalam peningkatan penguasaan
konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa pada pembelajaran
e-learning menggunakan media video conference berbeda
2. H0 : Tidak ada perbedaan dalam peningkatan penguasaan
konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa pada pembelajaran
e-learning menggunakan media video conference berbeda
H. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Media Video Conference (Google Meet dan
Cisco WebEx)
2. Variabel terikat : Peningkatan penguasaan konsep dan
keterampilan berkomunikasi siswa
3. Variabel kontrol : Pembelajaran e-learning dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
I. Definisi Operasional
1. Pembelajaran e-learning
Pembelajaran e-learning yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pembelajaran daring yang menggunakan LMS dan
media evaluasi berbasis online sebagai sarana bagi guru untuk
menyampaikan materi, tugas, dan juga ujian akhir yang akan
diberikan kepada siswa.
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yang
dimaksud dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran
yang memberikan bimbingan/petunjuk dan informasi yang
dibutuhkan siswa oleh gurunya yang kemudian diolah oleh siswa
untuk menghasilkan suatu produk yang berasal dari pemikiran
siswa tersebut.
Pembelajaran inkuiri terbimbing membuat siswa menjadi
subjek dalam kegiatan pembelajaran karena siswa tidak hanya
menerima pengetahuan dari guru. Penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing diharapkan dapat memberikan kesempatan
berpikir lebih banyak kepada siswa dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan
keterampilan berkomunikasi siswa
3. Media Video Conference Berbeda
Media Video Conference yang dimaksud dalam penelitian
ini yaiu penggunaan Google Meet dan Cisco Webex untuk
pembelajaran e-learning yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dalam penelitian ini pertemuan tatap muka (synchronous)
dilakukan menggunakan kedua media tersebut.
4. Peningkatan Penguasaan Konsep
Peningkatan penguasaan konsep yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu peningkatan kemampuan kognitif tentang
materi yang telah diberikan sebelumnya. Peningkatan penguasaan
konsep ini akan diukur menggunakan tes tertulis pilihan ganda
untuk mengukur kemampuan kognitif dengan indikator soal C1 s/d
C5
5. Keterampilan berkomunikasi siswa
Keterampilan berkomunikasi siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam menyampaikan
sebuah informasi secara verbal maupun non-verbal yang diukur
menggunakan rubrik yang berisi penilaian komunikasi verbal dan
non-verbal siswa saat melakukan presentasi dan membuat laporan
kegiatan
6. Materi Klasifikasi Hewan
Penyampaian materi klasifikasi hewan pada penelitian ini
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang
dilakukan secara synchronous menggunakan media video
conference dan asynchronous menggunakan media LMS.
Pembelajaran akan terfokus pada materi tentang pengelompokkan
hewan berdasarkan lapisan tubuh, rongga tubuh simetri tubuh, dan
reproduksinya. Nantinya siswa akan mempelajari dengan cara
menyelidiki, mengevaluasi dan mengomunikasikan hasil dari
materi tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
No Ranah Indikator
1. Ranah kognitif
C1. Pengetahuan (Knowledge) Mengidentifikasi,
mendefinisikan, mendaftar,
mencocokkan, menetapkan,
menyebutkan, melabel,
menggambarkan, memilih.
Menggunakan,
mengoperasikan,
menciptakan/membuat
perubahan, menyelesaikan,
C4. Analisis (Analysis) memperhitungkan,
menyiapkan, menentukan.
Membedakan, memilih,
membedakan, memisahkan,
membagi, mengidentifikasi,
C5. Menciptakan, membangun
merinci, menganalisis,
(Synthesis)
membandingkan.
Membuat pola,
merencanakan, menyusun,
mengubah, mengatur,
menyimpulkan, menyusun,
membangun,
C6. Evaluasi (Evaluation) merencanakan.
Menilai, membandingkan,
membenarkan, mengkritik,
menjelaskan, menafsirkan,
merangkum, mengevaluasi.
2. Ranah Afektif
a. Penerimaan (Receiving) Mengikuti, memilih,
mempercayai, memutuskan,
bertanya, memegang,
memberi, menemukan,
mengikuti.
b. Menjawab/menanggapi
(Responding) Membaca, mencocokkan,
membantu, menjawab,
mempraktekkan, memberi,
melaporkan, menyambut,
menceritakan, melakukan,
membantu.
c. Penilaian (Valuing)
Memprakarsai, meminta,
mengundang, membagikan,
bergabung, mengikuti,
mengemukakan, membaca,
belajar, bekerja, menerima,
melakukan, mendebat
d. Organisasi (Organization)
Mempertahankan,
mengubah,
menggabungkan,
mempersatukan,
mendengarkan,
mempengaruhi, mengikuti,
e. Menentukan ciri-ciri nilai memodifikasi,
(Characterization by a value or menghubungkan,
value complex) menyatukan
Mengikuti,
menghubungkan,
memutuskan, menyajikan,
menggunakan, menguji,
menanyai, menegaskan,
mengemukakan,
memecahkan,
mempengaruhi,
menunjukkan.
3. Ranah psikomotor
a. Gerakan Pokok (Fundamental Membawa, mendengar,
Movement) memberi reaksi,
memindahkan, mengerti,
berjalan, memanjat,
melompat, memegang,
berdiri, berlari
b. Gerakan Umum (Generic
Movement) Melatih, membangun,
membongkar, merubah,
melompat, merapikan,
memainkan, mengikuti,
menggunakan,
menggerakkan
c. Gerakan Ordinat (Ordinative
Movement)
Bermain, menghubungkan,
mengaitkan, menerima,
menguraikan,
mempertimbangkan,
membungkus,
menggerakkan, berenang,
d. Gerakan Kreatif (Creative memperbaiki, menulis
Movement)
Menciptakan, menemukan,
membangun, menggunakan,
memainkan, menunjukkan,
melakukan, membuat,
menyusun
METODOLOGI PENELITIAN
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memilih sampel sebanyak 2 kelas dari populasi kelas X
secara purposive sampling, yaitu sampel diambil dengan
maksud dan tujuan tertentu dari peneliti. Dari kedua kelas
tersebut, dua kelas sebagai kelas eksperimen yang akan
melakukan pembelajaran menggunakan Google Meet dan
Cisco WebEx.
b. Kedua kelas tersebut melakukan Pre-test di awal
pembelajaran untuk mengukur penguasaan konsep awal
siswa sebelum pembelajaran. Kegiatan tersebut dilakukan
menggunakan Quizziz.
c. Setelah melakukan pre-test, kelas eksperimen akan
diperkenalkan dengan aplikasi video conference yang akan
digunakan sebagai media pembelajaran. Dalam melakukan
kegiatan pembelajaran menggunakan Google Meet untuk
kelas eksperimen I dan Cisco WebEx untuk kelas
eksperimen II.
d. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang
telah disusun
e. Dalam kegiatan pembelajaran secara synchronous
dilaksanakan melalui media video conference, untuk
kegiatan pembelajaran secara asynchronous menggunakan
media LMS berupa Edmodo. Melalui Edmodo guru
memberikan materi dan tugas terstruktur yang akan
dipelajari dan dikerjakan oleh siswa
f. Untuk mengukur keterampilan berkomunikasi siswa dengan
memberikan siswa tugas yang akan dikerjakan secara
berkelompok sebelum pembelajaran berlangsung.
Kemudian siswa akan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok tersebut pada pertemuan selanjutnya
menggunakan media video conference Google Meet dan
Cisco WebEx. Penilaiannya dilakukan dengan cara
observasi. Selain itu siswa diberi tugas berupa laporan hasil
observasi untuk mengukur keterampilan komunikasi non-
verbal siswa
g. Melakukan Post-test di akhir pembelajaran untuk mengukur
penguasaan konsep dengan menggunakan Quizziz.
h. Kedua kelas tersebut mengisi angket untuk mengetahui
respon setelah melakukan pembelajaran.
3. Tahap Penyusunan
a. Seluruh data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan
pengolahan dan analisis data sehingga data yang diperoleh
dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang dirumuskan.
b. Hasil analisis data dan pembahasan ditarik kesimpulan dari
hasil penelitian tersebut.
c. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi.
Tabel 3.2 Prosedur penelitian yang dilakukan setiap pertemuan
D. Instumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Jenis instrumen dalam penelitian ini menggunakan
instrument tes dan juga non-tes.
a. Instrumen tes yang digunakan berupa penilaian soal terkait
kognitif siswa. Untuk penilaian terkait kognitif siswa
menggunakan soal pilihan ganda yang terdiri dari beberapa
tingkatan level kognitif C1-C5. Soal pilihan ganda tersebut
berjumlah 20 soal dan terdiri dari 5 pilihan jawaban.
b. Instrumen non-tes yang digunakan berupa rubrik penilaian
tes keterampilan berkomunikasi siswa berupa lembar
observasi dan angket untuk mengetahui respon siswa
setelah melakukan pembelajaran menggunakan Google
Meet dan Cisco WebEx. Rubrik penilaian berisi indikator
yang merepresentasikan hasil keterampilan berkomunikasi
siswa. Untuk angket akan berisi mengenai pembelajaran
menggunakan aplikasi, tampilan, isi serta program
mengenai Google Meet dan Cisco WebEx.
2. Kisi-kisi dan Contoh Instrumen
a. Instrumen untuk aspek kognitif
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Aspek Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5
Konsep Jumlah
F K P M F K P M F K P M F K P M F K P M
Ciri-ciri utama
1,2 3 5 7, 5
Animalia
Dasar
pengelompokan 4 6 8 9 10 5
Animalia
Ciri-ciri hewan
1
Invertebrata dan 11 12 13,14 5
6
Vertebrata
Pengelompokan
hewan
15 17 18,19 20 5
Invertebrata dan
Vertebrata
Jumlah 4 4 4 4 4 20
a. Memiliki stigma
b. Memiliki kloroplas
c. Alat geraknya berupa bulu cambuk
d. Uniseluler
e. berkembangbiak secara vegetatif
Dasar Suatu hewan mempunyai ciri-ciri triploblastik aselomata C3
pengelompokan dalam perkembangan embrionya. Hewan yang cocok dengan
Animalia ciri tersebut yaitu....
a. cacing palolo
b. cacing perut
c. cacing hati
d. cacing tambang
c. cacing tanah
Ciri-ciri hewan Suatu pengamatan tentang hewan menyatakan suatu hewan C4
Invertebrata memiliki ciri dapat hidup di air dan di darat, memiliki saccus
dan Vertebrata vocalis, termasuk dalam organisme polikiloterm, maka hewan
tersebut termasuk dalam classis....
a. Agnatha
b. Amphibia
c. Reptillia
d. Aves
e. Mammalia
Pengelompokan Seorang siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan C5
hewan kelompoknya tentang pengelompokan hewan Reptilia.
Invertebrata Menurut mereka, mereka sepakat mengelompokkan ular
dan Vertebrata sanca ke dalam ordo Serpentes. Menurut anda, apakah
pernyataan mereka sudah tepat?
a. Tepat, karena ular sanca tidak memiliki ekstrimitas
sehingga dikelompokkan ke dalam ordo Serpentes
b. Tepat, karena ular sanca memiliki bisa yang beracun
sehingga dikelompokkan ke dalam ordo Serpentes
c. Tepat, karena ular sanca memiliki kelopak mata sehingga
dikelompokkan ke dalam ordo Serpentes
d. Tidak tepat, karena ular sanca memiliki mandibula yang
terikat seluruhnya dengan ligament sehingga tidak termasuk
ke dalam ordo Serpentes
e. Tidak tepat, karena ular sanca tidak memiliki bisa yang
beracun sehingga tidak termasuk ke dalam ordo Serpentes
c. Pengolahan Data
Data hasil Pre-test dan hasil Post-test yang
diperoleh akan dihitung menggunakan pendekatan saintifik.
Pengolahan data tersebut pun akan melalui beberapa uji
statistik. Uji pertama yaitu uji normalitas, uji tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut
terdistribusi normal atau tidak. Kemudian akan diuji
homogenitas, untuk mengetahui bagaimana varian data
Pre-test dan Post-test normal atau tidak. Kemudian setelah
mengetahui hasil dari kedua uji tersebut, kemudian akan di
uji beda. (uji hipotesis).
2. Pengolahan Data Keterampilan Berkomunikasi Siswa
a. Pengolahan data
Data yang diperoleh melalui lembar observasi
diolah secara persentase untuk mengetahui keterampilan
berkomunikasi siswa secara lisan dan tulisan. Data tersebut
dihitung dengan menggunakan rumus yang diutarakan oleh
Purwanto (2008).
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh kelompok
siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang
bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Adapun yang menjadi pedoman penilaian adalah
sebagai berikut:
86 – 100 % = sangat baik
76 – 85 % = baik
60 – 75 % = cukup
55 – 59 % = kurang
< 55 % = sangat kurang
Untuk kemunculan tiap indikator komunikasi lisan
dan tulisan hasilnya ditafsirkan menurut modifikasi
Somantri (dalam Sulistiowati, 2007) dalam bentuk kalimat,
yaitu:
0% = tidak pernah
1-30 % = sangat jarang
31-49 % = jarang
50 % = cukup
51-80 % = sering
81-99 % = sangat sering
100% = selalu
3. Pengolahan Data Respon Siswa
Pengolahan data untuk angket respon siswa akan diawali
dengan proses penyekoran menggunakan skala Likert.
Tabel 3.13. Pedoman Pemberian Skor menurut Skala Likert
DAFTAR PUSTAKA