Anda di halaman 1dari 2

SUBJEK PAJAK, NON SUBJEK PAJAK, DAN HUBUNGAN

ISTIMEWA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Subjek pajak adalah pihak yang memenuhi syarat untuk membayar pajak, dan untuk
pajak PPh ini objek yang dikenakan pajak adalah penghasilan yang di dapat oleh wajib pajak
dalam bentuk barang atau jasa. Dengan kata lain, seseorang wajib membayar pajak manakala
kewajiban subjektif dan objektifnya telah terpenuhi. Berikut adalah 2 jenis subjek pajak PPh
orang pribadi :

1. Subjek pajak PPh OP dalam negeri

Merujuk pada Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, subjek


PPh Orang Pribadi Dalam Negeri adalah WP Orang Pribadi yang merupakan Warga
Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNA) yang bertempat tinggal di
Indonesia lebih dari 183 hari/12 bulan dan memiliki niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia

2. Subjek pajak PPH OP luar negeri

Sesuai UU Cipta Kerja, untuk subjek PPh Orang Pribadi Luar Negeri yaitu
WP Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, tidak lebih dari 183
hari/12 bulan tinggal di Indonesia, atau yang berada di luar Indonesia lebih dari 183
hari/12 bulan serta memenuhi persyaratan membayar pajak

Dan ada beberapa wajib pajak yang tidak termasuk dalam subjek pajak PPh OP, yaitu:

1. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat lain dari negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
2. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak
menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan
di Indonesia.
Di dalam Peraturan Menteri Keuangan no.22 tahun 2020 pasal 4 ayat 1, hubungan
istimewa sendiri diartikan sebagai keadaan ketergantungan atau ketertarikan satu pihak
dengan pihak lain yang didasari kepemilikan maupun penyertaan modal, penguasaan, atau
adanya hubungan keluarga sedarah. Lalu ada juga yang dinamakan hubungan istimewa antara
wajib pajak orang pribadi yang bisa terjadi karena adanya hubungan darah atau perkawinan.
Hubungan sedarah maupun semenda di dalam garis keturunan lurus maupun kesamping
dengan satu derajat. Maksud dari hubungan sedarah dalam garis keturunan lurus dengan satu
derajat seperti ayah, ibu, dan anaknya. Untuk hubungan keluarga sedarah pada satu garis
keturunan menyamping yaitu Saudara. Untuk keluarga semenda dalam satu garis lurus sendiri
bisa mertua dan anak tiri, sementara yang menyamping yaitu Ipar.

Referensi :

https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-orang-pribadi/
#Dikecualikan_dari_Objek_Pajak_Penghasilan_Orang_Pribadi

https://www.pajak.com/komunitas/opini-pajak/subjek-dan-objek-pajak-penghasilan-orang-pribadi/

https://proconsult.id/hubungan-istimewa-dalam-pajak/#:~:text=Hubungan%20istimewa%20antara
%20Wajib%20Pajak,ayah%2C%20ibu%2C%20dan%20anaknya.

Anda mungkin juga menyukai