INCOME TAX
Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA)
Universitas Gunadarma
Gd 4 Lt 5 EXT: 441
PAJAK PENGHASILAN
(PPH)
Badan
DALAM LUAR
NEGERI NEGERI
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
PASAL 2 AYAT (3)
Orang Pribadi (OP) :
Bertempat tinggal/berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, atau
dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal
di Indonesia
Badan :
Didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu badan
pemerintah yang memenuhi kriteria:
Pembentukannya berdasarkan peraturan perundangan
Pembiayaan Bersumber dari APBN/APBD
Penerimaannya dimasukkan dalam APBN/APBD
Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara
Badan :
Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
Orang pribadi
Badan sebagai
sebagai
subjek pajak LN
subjek pajak LN
Tempat
Tempat Tinggal
Kedudukan
Orang Pribadi
Badan
1. Bunga deposito
2. Hadiah undian
3. Bunga simpanan koperasi
4. Bunga Obligasi
5. Penjualan Saham di Bursa Efek
6. Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan
7. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
8. Jasa Konstruksi
Tidak digunakan untuk
DIKOREKSI
menghitung Penghasilan
FISKAL
Kena Pajak
PENGHASILAN TIDAK
TERMASUK OBJEK PAJAK
a. Bantuan sumbangan, termasuk zakat.
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat
c. Harta hibahan yang diterima oleh badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial dan atau pengusaha kecil termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
d. Warisan
e. Harta termasuk setoran tunai sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal (Pasal 2 Ayat (1))
f. Natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah
anjutan…
PENGHASILAN TIDAK
TERMASUK OBJEK PAJAK
g. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
(asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa)
h. Deviden atau laba yang diterima Perseroan Terbatas sebagai
WPDN, koperasi, BUMN atau BUMD, dengan syarat :
1. Deviden berasal dari cadangan laba yang ditahan
2. Kepemilikan saham pada badan yang memberikan
deviden paling rendah 25% dari jumlah modal yang
disetor, dan harus mempunyai usaha aktif di luar
kepemilikan tersebut.
i. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun
j. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
(pada huruf h) dalam bidang-bidang tertentu
anjutan…
PENGHASILAN TIDAK
TERMASUK OBJEK PAJAK
k. Laba yang diperoleh anggota dari Perseroan Komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi
l. Bunga obligasi yang diperoleh Perusahaan Reksadana selama
5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian
izin usaha
m. Penghasilan yang diperoleh Perusahaan Modal Ventura dari
badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
di Indonesia, dengan syarat :
1. Merupakan perusahaan kecil, menengah atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor usaha yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan
2. Sahamnya tidak diperdagangkan di BEI
BIAYA YANG MERUPAKAN
PENGURANG PENGHASILAN
BRUTO
a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan (biaya pembelian bahan, upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi dan tunjangan dalam bentuk uang, bunga,
sewa, royalti, biaya perjalanan, premi asuransi, biaya
administrasi dan pajak kecuali PPH)
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta
berwujud dan Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh
hak dan atas Biaya Lain yang mempunyai masa manfaat >1
tahun (Pasal II dan Pasal IIA)
c. Iuran dan dana pensiun
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang
dimiliki dan digunakan dalam perusahaan
e. Kerugiaan dari selisih kurs mata uang asing
anjutan…
BIAYA YANG MERUPAKAN
PENGURANG PENGHASILAN
BRUTO
g. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat :
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi
komersial
2. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur
dan debitur yang bersangkutan;
3. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus;
dan
4. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak
dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak, yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan
BIAYA YANG BUKAN MERUPAKAN
PENGURANG PENGHASILAN
BRUTO
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun
seperti deviden, deviden yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi
b. Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota;
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali
cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa
guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi,
dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan,
yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan
d. Premi asuransi yang dibayar oleh Wajib Pajak Orang Pribadi,
kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut
anjutan…
BIAYA YANG BUKAN MERUPAKAN
PENGURANG PENGHASILAN
BRUTO
e. Imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali
penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai
serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan
g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan dan warisan
(Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b) kecuali zakat atas
penghasilan wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan
dalam negeri kepada badan amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh Pemerintah
anjutan…
BIAYA YANG BUKAN MERUPAKAN
PENGURANG PENGHASILAN
BRUTO
i. Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wajib
pajak
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham
k. Sanksi administrasi (bunga, denda dan kenaikan biaya serta
sanksi pidana)
PROSES PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN FISKAL
Dokumen Jurnal Buku Neraca Laporan
Dasar Keuangan
Besar Percobaan
Komersial
Laporan
Buku Tambahan
Keuangan
Fiskal
KOREKSI FISKAL
BEDA SEMENTARA
(TEMPORARY DIFFERENT)
Perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena
pajak yang disebabkan oleh ketentuan perpajakan dan
memberikan pengaruh di masa mendatang dalam jangka
waktu tertentu sehingga pengaruh terhadap laba
akuntansi dan penghasilan kena pajak akhirnya menjadi
sama.
Koreksi karena Beda Sementara terjadi karena:
1. Penyisihan / Akrual dan Realisasi
4. Kompensasi rugi
2. Penyusutan 5. Rugi – Laba selisih kurs
3. Amortisasi
PERBEDAAN TEMPORER YANG BOLEH
DIKURANGKAN
Contoh:
a) Beban piutang tak tertagih
Secara komersial: metode pencadangan
Secara fiskal: PMK No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009
b) Beban pesangon
Secara komersial: metode pencadangan
Secara fiskal: pada saat pembayaran pesangon
c) Beban penyusutan:
Perbedaan timbul mungkin karena beda penggunaan metode
penyusutan atau umur manfaat ekonomis. Penyusutan fiskal harus
mengacu ke PMK No. 96/PMK.03/2009 tanggal 15 Mei 2009.
d) Lainnya:
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense) kecuali: yang
sesuai dengan PMK No. 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009.
Pengeluaran untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun tidak dibolehkan untuk
dibebankan sekaligus
DIBEBANKAN MELALUI
PENYUSUTAN DAN
AMORTISASI
KETENTUAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL
DIATUR DALAM
PASAL 11 DAN PASAL 11A UU PPH
KAPAN DISUSUTKAN?
CONTOH
UU PPh Pasal
TARIF PPH BADAN
PERATURAN
BARU
Tahun
2009 Tarif Pajak 28%
Tunggal
PPH TERUTANG:
25% x Rp 118.000.000 = Rp 29.500.000
KREDIT PAJAK
DIBAYAR DIPOTONG
SENDIRI PIHAK LAIN
PPH PASAL 21
PPH PASAL 25
PPH PASAL 22
STP PPH PASAL
25 PPH PASAL 23
(Pokoknya saja)
PPH PASAL 24
Dikreditkan berdasarkan bukti
pemotongan pajak (bukan PPh
Final)
Contoh perhitungan:
Pajak yang telah dilunasi dalam tahun berjalan, baik yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak ataupun yang dipotong serta dipungut oleh pihak lain, dapat dikreditkan
terhadap pajak yang terutang pada akhir tahun yang bersangkutan.
UU PPh Pasal
PERHITUNGAN PPH SECARA UMUM
Komersial Fiskal
Penghasilan xxx xxx
Biaya ( dan bukan biaya) (xxx)(xxx)
Laba/Penghasilan netto xxx xxx
Kompensasi rugi tahun sebelumnya (xxx) Penghasilan
kena pajak (PKP) xxx
PPh terhutang (PKP x Tarif) xxx
Kredit Pajak :
- PPh 22/23/24/25 (xxx)
Kurang (lebih) bayar xxx
Penyesuaian Dilakukan
dengan Koreksi Fiskal
THANK YOU