Anda di halaman 1dari 12

KASUS TENTANG PELECEHAN SEKSUAL DILINGKUNGAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Dosen Pembimbing : Dr.LR.Retno Susanti,M.Hum.

PENULIS
Felx Revaldo Prima Jonartama
06041182227009
Mahasiswa prodi pendidikan sejarah universitas sriwijaya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
anugerah dan kasihnya yang begitu besar kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “ Kasus pelecehan seksual dilingkungan universitas
sriwijaya“ ini bisa dirampung. Karya tulis ini di susun berdasarkan data-data yang didapat
dari berbagai sumber. Pendekatan dan penyajian makalah ini pada dasarnya membahas
mengenai pelanggaran-pelanggaran hak dan kewajiban yang ada di Indonesia.
Saya sebagai penulis telah berusaha menyusun karya tulis ini sebaik mungkin. Akan
tetapi, saya menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, semua
kritik dan saran demi perbaikan karya tulis ini akan kami sambut dengan senang hati.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.LR.Retno Susanti,M.Hum.
Selaku dosen pengajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan yang telah membimbing
kami dalam membat karya tulis ini, sehingga karya tulis ini dapat terwujud.

Indralaya, Senin, 5 Desember 2022

Penulis
Felix revaldo PJ
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 5
KESIMPULAN ....................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masallah


Kekerasan adalah perilaku yang sangat tidak terpuji, namun dalam kehidupan sehari-
hari masih banyak ditemui kasus kekerasan entahlah itu kekerasan dalam bentuk yang dinilai
biasa saja sampai kekerasan yang sampai membuat kerugian termasuk pula kekerasan
seksual.
Kekerasan seksual didefinisikan sbagai tindakakan seksual apapun oleh satu atau lebih atas
orang lain(korban) tanpa adanya persetuan. Kekrasan seksual dapat terjadi dimana saja kapan
saja apapun itu keadaan nya, kekerasan seksual dapat berasal dari keluarga, lingkungan
sekitar ,bahkan tidak memungkiri dapat terjadi di lingkungan belajar mengajar dikampus.
Kekerasan seksual biasanya dialami oleh para kaum perempuan. pada kasus ini, kekerasan
seksual sangat lah merugikan bagi korban, karena dapat berdampak bagi kesehatan psikis
ataupun dapat membuat korban menjadi mengakhiri kehidupannya atau dengan kata lain
melakukan bunuh diri.
Di universitas sriwijaya sendiri ada beberapa kasus kekerasan yang sering terjadi
kepada mahasiswa perempuan, entah itu berasal dari dosen, teman ataupun orang lain yang
tidak dikenal. Kekerasan ini dapat terjadi karena kebanyakan mahasiswa perempuan yang
tinggal dikosan dan tekanan dari pihak pihak pelaku serta ditambah lagi para mahasiswi ini
adalah perantauan yang jauh dengan kerabat, sehingga sangat rentan terjadi kekerasan
seksual.
pelecehan seksual di perguruan tinggi sebenarnya bukan hal baru, termasuk beberapa kasus
yang terjadi di perguruan tinggi berujung korban tertekan dan tidak berani untuk lapor hal ini
terjadi karena kontruksi victim blaming khususnya di lakukan oleh mahasiswa itu sendiri
ketidak sadaran akan hal ini menyebabkan ketidakadilan terus menerus dan wajarkan oleh
sebagian masyarakat, dengan itu peneliti akan berusaha untuk mencari solusi atau
penyelesaian dari masalah victim blaming pada korban pelecehan seksual khususnya di
Universitas Sriwijya.
Oleh karena itu, saya sebagai penulis tertarik untuk meakukan penulisan makalah
dengan judul “KASUS KEKERASAN SEKSUAL DILINGKUNGAN UNIERSITAS
SRIWIJAYA”
1.2.Rumusan Masalah
Dari berlandaskan rumusan masalah di atas, penulis mengajukan ruusan masalah
umum dalam makalah kasus yaitu, “Bagaimana fenomena kekerasan seksual yang terjadi
kepada mahasiwa perempuan di lingkungan universitas sriwijaya?”
Agar penulisan makalah ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,
maka masalah umum tersebut penulis jabarkan ke dalam rumusan masalah khusus yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk kekerasan seksual kepada mahasiswa?
2. Apa saja faktor- fktor yang memicu terjadinya kekerasan seksual terhadap mahasiswi?
3. Bagaimana dampak terjadinya kekerasan bagi para korban?
4. apa saja kasus-kasus kekerasan seksual yang pernah terjadi di lingkungan universitas?
5. Dan terakhir bagaimana upaya penanganan atau pencegahan agar kekerasan seksual
tidak terjadi di lingkungan universitas?

1.3.Tujuan Penulisan
secara umum tujuan yang ingin dicapai penulis untuk mengambarkan kekerasan
sekual di lingkungan universias sriwijaya. Adapun secara khusus, tujuan yang hendah dicapai
dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kekerasan seksual kepada mahasiswi


2. Mengidentifikasi faktor yang melatarbelakangi kekerasan seksual yang terjadi
kepada mahasiswi
3. Mendeskripsikan dampak kekerasan seksual terhadap korban
4. Mengidentifikasi kasus kekerasan seksual yang pernah terjadi di universitas
sriwijaya
5. Dan mengidentifikasi upaya penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di
lingkungan universitas

1.4.Manfaat Penulisan

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat serta
memperluas wawasan keilmuan yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang Sosiologi khususnya Sosiologi Gender.
BAB II
PEMBAHASAN
KEKERASAN SEKSUAL
Maraknya kasus kekerasan seksual yang banyak terungkap belakangan ini membuat para
mahasiswi tak terkecuali para orang tua resah dan waspada. Hal itu dapat menimpa seseorang
kapan saja dan di mana saja tak terkecuali dalam institusi pendidikan seperti perguruan tinggi.
Perempuan yang kerap menjadi korban sudah selayaknya mendapatkan perlindungan dari
berbagai pihak.
kekerasan seksual adalah seseorang yang melakukan perbuatan baik secara verbal
maupun action tanpa persetujuan korban dan menyebabkan berbagai kerugian. Kerugian tersebut
bisa dalam bentuk materiil dan immateriil. kerugian materiil adalah kerugian nyata, dapat
terlihat, dan dapat dihitung seperti uang, harta benda, dan lainlain sedangkan kerugian immateriil
adalah kerugian yang dialami seseorang di mana nominalnya tidak dapat dihitung dan cenderung
pada hal-hal yang tidak nampak, bisa dalam bentuk problem psikis seperti rasa kecewa, malu,
trauma, kecemasan, dan rasa sakit. World Report on Violence and Health (dalam Dartnall and
Jewkes, 2013) mendefinisikan kekerasan seksual sebagai setiap tindakan seksual, upaya untuk
mendapat tindakan seksual, atau tindakan bergaul untuk tujuan seksual yang ditujukan pada
seseorang menggunakan paksaan, pelecehan, atau tindakan yang lebih dari itu yang dilakukan
oleh siapapun tanpa memandang hubungan dengan korban, termasuk namun tidak terbatas pada
rumah dan pekerjaan.
Armstrong et al. (2018) menyatakan bahwa kekerasan seksual adalah suatu bentuk
dominasi atas berbagai dimensi seperti gender, kelas, ras, dan dimensi ketidaksetaraan lainnya.
Noviana (2015) menyebutkan bahwa pelaku kekerasan seksual biasanya adalah orang yang
berasal dari lingkungan korban.
kasus kekerasan seksual dalam perguruan tinggi dapat dilakukan oleh teman kuliah dan
semua orang yang ada dikampu termasuk juga dosen. Hal ini bisa disebut sebaagai iceberg
phenomenon yaitu masalah yang muncul hanyalah sebagian kecil dari yang sesungguhnya
terjadi. Ada banyak kemungkinan kasus kekerasan seksual yang tidak terlihat dan tidak
dilaporkan karena berbagai macam faktor, seperti tidak mempunyai bukti yang cukup, takut
kepada pelaku, hingga adanya keinginan agar orang disekitar tidak mengetahuinya. Dari
berbagai faktor tersebut membuat para korban memilih diam dan berprilaku seperti tidak terjadi
apa-apa, sementara pelaku dapat leluasa meneruskan perilakunya.
Kekerasan seksual dapat berbentuk pada perbuatan yang bermacam macam dari yang
pemerkosaan hingga penyiksaan seksual.
2.1. Jenis-jenis Kekerasan Seksual
Ada beberapa jenis tindakan kekerasan seksual yaitu sebagai berikut:
 Pemerkosaan
Secara etimologi istilah pemerkosaan berasal dari bahasa latin “rapere” yang berarti
untuk merebut, meraih, dan membawa pergi.” Pemerkosaan merupakan perbuatan kriminal
yang terjadi ketika seseorang memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seksual dalam
bentuk penetrasi vagina dengan penis, secara paksa atau dengan cara kekerasan.
Pemerkosaan adalah jenis serangan seksual yang biasanya melibatkan hubungan seksual atau
bentuk penetrasi seksual lainnya yang dilakukan terhadap seseorang, yang bersifat
nonkonsensual atau tanpa persetujuan seksual dari orang tersebut. Perbuatan tersebut dapat
dilakukan dengan kekerasan fisik, pemaksaan, penyalahgunaan wewenang, atau terhadap
orang yang tidak mampu memberikan persetujuan yang sah, seperti orang yang tidak
sadarkan diri, lumpuh, tunagrahita, atau di bawah umur yang sah untuk
menyetujui. Meskipun terdapat beberapa perbedaan, istilah "pemerkosaan" terkadang
digunakan bergantian dengan istilah kekerasan seksual.
Tindak pidana pemerkosaan gadis di bawah umur sebagaimana cerita di atas dapat
dijerat dengan Pasal 76 D jo Pasal 81 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas
Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama
15 (lima belas) tahun.
 Eksploitasi Seksual
Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yangmeliputi tetapi
tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakanatau praktik serupa
perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual,organ reproduksi, atau secara
melawan hukum memindahkan atau mentransplantasiorgan dan/atau jaringan tubuh atau
memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan
keuntungan baik materiil maupun immaterial. (UURI NO.21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang)
 Pemaksaan Pernikahan
Menurut Konvensi PBB tentang Persetujuan untuk Menikah, Usia Minimum Perkawinan
dan Pencatatan Perkawinan (1964) mendefinisikan pemaksaan perkawinan sebagai "union of
two persons, at least one of whom has not given their full and free consent to the marriage".
Yang berarti persatuan dua orang(pekawinan), setidaknya satu di antaranya belum
memberikan persetujuan penuh dan bebas mereka untuk pernikahan. Pemaksaan perkawinan
adalah diadakannya perkawinan di luar kehendak perempuan. Hal ini termasuk kawin paksa
dan pemaksaan korban perkosaan untuk menikahi pelaku pemerkosaan. Atau dengan kata
lain pemaksaan pernikahan adalah suatu paksaan terhadap anak mau tidak mau untuk
menikah dengan seseorng, dengan keadaan anak tersebut belum siap seperti umur ataupun
kesiapan ppribadi sehingga terdapat kekerasan di dalamnya.
 Penyiksaan Seksual
penyiksaan seksual, yaitu penyerangan terhadap organ dan/atau seksualitas perempuan
dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit dan penderitaan bagi korban. Tindakan ini
dilakukan bisa jadi sebagai hukuman atau ancaman agar korban memberikan keterangan
tertentu.

Tindakan kekerasan seksual tidak hanya empat itu saja, melainkan masih banyak lagi
contoh tindakan kekerasan seksual. Kekerasan seksual tidak datang begitu saja, pasti ada faktor
pendorong pelaku untuk melakukan hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis
mencoba untuk menjabarkan faktor pengaruh tindakan kekerasan seksual sebagai berikut.

2.2.Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Seksual


Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan seksual dalah:

Faktor Individu

 Menggunakan narkoba atau pecandu alcohol.


 Pernah melakukan tindak kejahatan.
 Kurang empati.
 Agresivitas yang tinggi.
 Inisiasi seksual dini Fantasi seksual koersif.
 Paparan seksual yang terlalu eksplisit.
 Permusuhan terhadap wanita Hipermaskulinitas.
 Mengalami tindakan kekerasan seksual sebelumnya.

Faktor Hubungan

 Kekerasan fisik dan konflik di lingkungan keluarga.


 Sejarah masa anak-anak dari pelecehan fisik, seksual, atau emosional.
 Lingkungan keluarga yang tidak mendukung secara emosional.
 Hubungan orangtua-anak yang buruk, khususnya dengan ayah Bersama dengan teman
sebaya yang agresif secara seksual, hipermaskulin, dan nakal.
 Keterlibatan dalam hubungan intim yang kasar.

Faktor Komunitas Kemiskinan

 Kurangnya peluang kerja .


 Kurangnya dukungan dari sistem peradilan .
 Toleransi terhadap tindakan pelecehan seksual .
 Sanksi masyarakat yang lemah terhadap pelaku .

Faktor Sosial

 Norma sosial yang mendukung kekerasan seksual.


 Norma sosial yang mendukung superioritas pria dan hak seksual.
 Norma sosial yang mempertahankan inferioritas dan kepatuhan seksual perempuan.
 Hukum dan kebijakan yang lemah terkait dengan kekerasan seksual dan kesetaraan
gender. Tingkat kejahatan yang tinggi dan bentuk kekerasan lainnya.

Adapula hal pakaian wanita yang fulgar atau terbuka juga yang membuat para pelaku
kekerasan merasa ingin melakukan tindakan tersebut.

2.3.Dampak Kekerasan Seksual Bagi Para Korban

Kekerasan seksual sangat berdampak bagi korban dari fisik hingga mental yang sangat berbahaya
untuk korban, berikut dampak yang kemungkinan diterima korban kekerasan seksual:

 Tindakan yang membahayakan diri sendiri. Kondisi ini bisa mengakibatkan seseorang
melukai dirinya sendiri.
 Infeksi menular seksual (IMS). Hal ini bisa terjadi akibat infeksi bakteri atau virus yang
ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak vagina, anal, atau oral.
 Serangan Panik. Ini adalah perasaan tiba-tiba akan rasa takut dan kecemasan hebat yang
terjadi dalam situasi di mana mungkin tidak ada bahaya langsung.
 Gangguan makan. Kondisi ini juga dapat memengaruhi korban dalam banyak hal,
termasuk persepsi tubuh dan kemampuan untuk mengontrol.
 Gangguan tidur. Gejala gangguan tidur dapat berupa kesulitan tidur, tidur pada waktu
yang tidak biasa, dan tidur lebih lama atau lebih pendek dari biasanya.
 Bunuh diri. Ini adalah dampak yang paling membahayakan. Pelecehan seksual yang
dialami korban bisa menjadi trauma yang berkepanjangan sehingga bisa membuatnya
mengambil tindakan ini.
 Menurunnya tingkat percaya diri. Seseorang yang mengalami kondisi ini bisa
membuatnya merasa ‘tidak layak’ atau ‘kotor’.
 Mengisolasi diri. Perasaan malu yang dialami korban bisa membuatnya mengisolasi diri
dari keluarga dan teman.

2.4.KASUS KEKERASAN SEKSUAL DILINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan dua oknum dosen terhadap 3
mahasiswi Universitas Sriwijaya.

Kasus kekerasan seksual tersebut terjadi pada tahun 2021, yaitu dosen yang
berinisial A yang melakukan tindakan pelecehan terhadap mahasiswi semester akhir
berinisial DR. DR mengaku bahwa mengalami pelecehan seksual oleh oknum dosen pada
Sabtu (28/8/2021) saat hendak mengurus skripsi di kampus. Hal itu membuat korban
trauma atas kejadian tersebut. DR memutuskan melaporkan dosennya yang belakangan
diketahui berinisial A ke Polda Sumatera Selatan karena tak menemukan titik terang
dalam mediasi yang dilakukan oleh pihak Kampus Unsri.

Sementara, dua korban lagi mengalami pelecehan seksual secara verbal. Awalnya terduga
pelaku disebut adalah staff kampus Unsri. Namun belakangan, diketahui bahwa pelaku juga
ternyata adalah oknum dosen di kampusUnsri.

2.5. Upaya Penanggulangan Tindak Kekerasan Seksual

Ketika kasus kekerasan ini semakin hari semakin bertambah, haruslah membuat
kebijakan untuk mengurangi ataupun mencegah agar kejadian kekerasan seksual tidak
terjadi kembali. Meski mencegah kekerasan seksual adalah sesuatu yang kompleks karena
melibatkan banyak sektor, tujuan pencegahan adalah agar tindakan ini tidak terjadi lagi.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan: Mendukung norma sosial yang memberikan
perlindungan terhadap korban. Memberikan peluang untuk bisa berdaya secara ekonomi.
Menciptakan lingkungan yang aman dengan meningkatkan keamanan. Memberikan perawatan
untuk anak-anak dan keluarga yang berisiko untuk mencegah perilaku bermasalah termasuk
kekerasan seksual.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
Kekerasan seksual didefinisikan sbagai tindakakan seksual apapun oleh satu atau lebih
atas orang lain(korban) tanpa adanya persetuan. Kekerasan seksual sangat berdampak buruk bagi
korban seperti kerusakan mental hingga kematian.
Kekerasan seksual dapat terjadi dimana pun dan dapat terjadi oleh siapapun, entalah
dilakukan dengan sadar ataupun tidak, yang pasti pelaku kekerasan tersebut adalah seorang yang
gila. Kasus kekerasan sering terjadi di lingkungan kita, tidak terkecuali lingkungan universitas.

DAFTAR PUSTAKA
Krisnanto, W., & Syaputri, M. D. (2020). Kelemahan Perlindungan Hukum terhadap
Perempuan Dari Kekerasan Seksual di Ruang Publik. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 20(2), 519-528.

Shopiani, B. S., Wilodati, W., & Supriadi, U. Fenonema Victim Blaming pada Mahasiswa
terhadap Korban Pelecehan Seksual. SOSIETAS, 11(1), 940-955..

Simanjuntak, E. G., & Isbah, M. F. (2022). The New Oasis”: Implementasi Permendikbud
tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Jurnal Analisa
Sosiologi, 11(3), 537-555.

Sumera, M. (2013). Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan. Lex et


Societatis, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai