Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEKERASAN PADA PEREMPUAN

Pembimbing ;
Nur Chasanah,S,Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :
Ayu Mustika (0119007)
Nora Irfania Dewi (0119034)
Evi Oktavia (0119019)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

1
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorang pun yang membuat makalah ini untuk
kami.

Jika kemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

12 Maret 2021

Nama Nim Tanda tanggan

Ayu mustika 0119007

Nora Irfania Dewi 0119032

Evi Oktavia 0119019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Mojokerto, 12
Maret 2021

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................1


LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................3
DAFTAR ISI ..............................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang....................................................................................................5
1.2Rumusan Masalah ............................................................................................6
1.3Tujuan .................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kekerasan Terhadap Perempuan........................................................7
2.2 Etiologi Kekerasan Terhadap Perempuan........................................................8
2.3 Patofisiologi Kekerasan Terhadap Perempuan...............................................9
2.4 Risiko Yang Ditimbulkan Terhadap Kekerasan Pada Perempuan.................9
2.5 jenis-jenis kekerasan terhadap perempuan sebagai berikut.........................10
2.6 tips untuk menghindari dan mencegah kekerasan pada perempuan...........11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................13

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini masih menjadi isu yang sangat
penting, baik itu di dalam negeri ataupun di luar negeri. Kekerasan ini terjadi dalam segala
bidang kehidupan baik itu dalam lingkungan budaya maupun agama. Terjadinya kekerasan
terhadap perempuan pada akhirnya
akan menghambat perempuan untuk terlibat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
pendidikan.
Terdapat fakta di luar negeri maupun di Indonesia,
Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, pada tahun 2011 jumlah
Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) meningkat sekitar 13,32% menjadi sebesar 119.107
kasus dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 105.103 kasus. Data ini disampaikan
berdasarkan laporan dari 395
lembaga layanan perempuan korban kekerasan yang tersebar di 33 Provinsi.
Menurut data dari Komnas Perempuan, pada tahun 2010 jumlah KtP tertinggi terdapat
di Jawa yaitu sebesar 63.229 korban yang tercatat, lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2009
yang berjumlah 12.374 korban yang tercatat. Maksudnya perempuan yang diperlakukan
dengan tindak kekerasan
maka realitas jasmani dan mental-psikologis daya aktualitasnya tidak mampu merespons
lingkungan. Aktualitas dirinya terdegradasi, sehingga harga dirinya jatuh dan keadaan jiwa
yang tertekan.
Jenis kekerasan terhadap perempuan mencakup kekerasan fisik, psikis, kekerasan
seksual, kekerasan ekonomis dan kekerasan sosial budaya. Jadi dalam konteks sosiologis
kekerasan terhadap perempuan terjadi pada proses interaksi, yang menghasilkan adanya
ketidak seimbangan posisi tawar dalam status peran atau kedudukan.
Berdasarkan latar belakang bahwa kekerasan perempuan merupakan perlakuan
maupun tindakan yang terjadi terhadap kekerasan Yang dilakukan
pasangannya maupun bukan pasanganya serta risko terjadi baik fisik maupun psikologi
terhadap perempuan itu sendiri

1. 2 Rumusan Masalah

5
1.Bagaiman Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan?
2.Bagaimana Etiologi Kekerasan Terhadap Perempuan?
3.Bagaimana Patofisiologi Kekerasan Terhadap Perempuan?
4.Bagaimana Risiko Yang Ditimbulkan Terhadap Kekerasan Pada Perempuan?
5. jenis-jenis kekerasan terhadap perempuan sebagai berikut?
6.tips untuk menghindari dan mencegah kekerasan pada perempuan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan


2. Untuk mengetahui Etiologi Kekerasan Terhadap Perempuan
3. Untuk mengetahui Patofisiologi Kekerasan Terhadap Perempuan
4. Untuk mengetahui Risiko Yang Ditimbulkan Terhadap Kekerasan Pada Perempuan
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kekerasan terhadap perempuan sebagai berikut
6. Untuk mengetahui tips menghindari dan mencegah kekerasan pada perempuan

BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1 Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan
kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau
sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar
mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak. Secara filosofis, fenomena kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran
hubungan antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa duduk bersama untuk memecahkan
masalah. Hubungan yang ada hanya diwarnai
dengan ketertutupan, kecurigaan, dan ketidakpercayaan. Dalam hubungan seperti ini, tidak
ada dialog, apalagi kasih.
Semangat mematikan lebih besar daripada semangat menghidupkan, semangat
mencelakakan lebih besar daripada semangat melindungi. Memahami tindak-tindak
kekerasan di Indonesia yang dilakukan orang satu sama lain atau golongan satu sama lain dari
perspektif ini, terlihat betapa masyarakat kita sekarang semakin jauh dari menghargai dialog
dan keterbukaan.
Permasalahan sosial biasa bisa meluas kepada penganiayaan dan pembunuhan. Toko,
rumah ibadah, kendaraan yang tidak ada sangkut pautnya dengan munculnya masalah, bisa
begitu saja menjadi sasaran amuk massa. Secara teologis, kekerasan di antara sesama
manusia merupakan akibat dari
dosa dan pemberontakan manusia. Kita tinggal dalam suatu dunia yang bukan saja tidak
sempurna, tapi lebih menakutkan, dunia yang berbahaya. Orang bisa menjadi berbahaya bagi
sesamanya. Mulai dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan, pemerkosaan, penganiayaan,
pengeroyokan, sampai
pembunuhan. Menghadapi kenyataan ini, ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan sejauh
ini dengan bernafaskan ajaran cinta damai.
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada
seseorang sematamata karena dia perempuan yang berakibat atau dapat menyebabkan
kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman
perbuatan tertentu, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di muka umum maupun
dalam kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi Internasional Penghapusan Kekerasan
terhadapPerempuan, 1993).
Aspek Budaya :
1. Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran
dan sifat gender laki-laki dan perempuan secara tajam dan tidak setara.
2. Sosialisasi pengertian tersebut melalui a.l. keluarga, lembaga pendidikan, agama, dan
media
3. massa, menyebabkan berlakunya keyakinan dan tuntutan:
laki-laki dan perempuan punya tempat dan perannya sendiri-sendiri yang khas
dalam keluarga/perkawinan/berpacaran.
laki-laki lebih superior daripada perem-puan, dan mempunyai hak penuh untuk
memperlakukan perempuan seperti barang miliknya
keluarga adalah wilayah pribadi, tertutup dari pihak luar, dan berada di bawah
kendali laki-laki
Diterimanya kekerasan sebagai cara penyelesaian konflik.

Aspek Ekonomi :
• Ketergantungan perempuan secara ekonomi pada laki-laki;

7
• perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup
formal dan informal, dan kesempatan mendapat-kan pendidikan dan pelatihan.

Aspek Hukum :
1. Status hukum perempuan yang lebih lemah dalam peraturan perundang-undangan
maupun dalam
2. praktek penegakan hukum;
3. Pengertian tentang perkosaan dan KDRT yang belum menjawab sepenuhnya
kebutuhan
4. perlindungan bagi korban dan penanganan pada pelaku;
5. Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang hukum,
6. Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan dan
anak perempuan korban kekerasan.

Aspek Politik :
a. Rendahnya keterwakilan kepentingan perempuan dalam proses
pengambilan keputusan di bidang politik, hukum, kesehatan, maupun
media.
b. Kekerasan terhadap Perempuan masih belum sepenuhnya dianggap
sebagai persoalan yang berdampak serius bagi negara,
c. Adanya resiko yang besar bila memperta-nyakan aturan agama,
d. Terbatasnya partisipasi perempuan di organisasi politik.

BISA TERJADI DI MANA SAJA?


Kekerasan fisik, psikologis-emosional, seksual dapat terjadi di :
1. lingkungan keluarga, misal kekerasan terhadap istri/anak, incest;
2. masyarakat umum, misal: pelecehan seks oleh guru/orang lain,
praktek-praktek budaya yang merugikan perempuan/anak perempuan
3. wilayah konflik/non konflik dan bencana, misal: kebijakan/fasilitas
publik yang tidak peka gender yang memungkinkan untuk terjadinya
kekerasan, maupun tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat.

2.2 Etiologi Kekerasan Terhadap Perempuan


Penyebab utama terjadinya kekerasan pada perempuan ada tujuh antara lain:

1. Faktor ekonomi
2. Media sosial
3. Pernikahan usia dini
4. Kepribadian dan kondisi psikologis yang tidak stabil
5. Lingkungan
6. Laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat
7. Persepsi mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga turut ditutup karena
merupakan masalah keluarga bukan masalah sosial.

2.3 Patofisiologi Kekerasan Terhadap Perempuan

Kekerasan terhadap perempuan berdampak negatif yang bisa menyebabkan trauma


fisik (penyakit fisik, kecacatan, kematian) dan problem kejiwaan (depresi, gangguan panic,
fobia, psikosomatis, insomnia, PTSD, kurangnya percaya diri, menghambat kemampuan
perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mengganggu mental

8
2.4 Risiko Yang Ditimbulkan Terhadap Kekerasan Pada Perempuan
Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan meliputi;
a. HIV dan infeksi menular seksual lainnya.Selama satu dekade terakhir, ada telah
berkembang bahwa kekerasan pasangan intim merupakan kontributor penting dalam
kerentanan perempuan terhadap HIV dan IMS Mekanisme yang mendasari kerentanan wanita
terhadap HIV atau IMS adalah hubungan seksual secara paksa.
Perempuan dalam hubungan kekerasan, atau yang hidup dalam ketakutan kekerasan,
juga mungkin memiliki kontrol terbatas atas waktu atau keadaan dari hubungan seksual, atau
kemampuan mereka untuk menegosiasikan penggunaan kondom
a. ABORSI
Perilaku kekerasan terhadap perempuan berdampak besar pada kesehatan seksual dan
reproduksi perempuan serta penggunaan kontrasepsi seperti kondom ketidakmampuan
perempuan untuk menolak paksaan laki-laki dalam penggunaan kondom mengakibatkan
kelahiran yang tidak diinginkan, diperkirakan dari 80 juta kehamilan yang tidak diinginkan
setiap tahun, setidaknya setengah dihentikan melalui aborsi dan hampir setengah dari mereka
berlangsung dalam kondisi aborsi yang tidak aman. kehamilan yang tidak diinginkan
dilakukan dengan risiko bagi ibu dan bayi karena aborsi ilegal dan risiko kematian akan
mengacam.

b. Berat Badan Lahir Rendah Dan Prematur


Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan pertumbuhan dalam
rahim sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang
berakibat pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan akan
mempengaruhi janin, studi observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan
pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.

c. Penggunaan Alkohol yang Obat Berbahaya


Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan pertumbuhan dalam
rahim sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang
berakibat pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan akan
mempengaruhi janin, studi observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan
pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.

d. Depresi dan Bunuh Diri


Kekerasan pasangan intim dapat menyebabkan depresi dan usaha bunuh diri serta
peristiwa traumatis karena kekersan seksual sehingga perempuan akan menjadi deprsi
memungkinkan terjadi perilaku bunuh diri. penelitian lain menunjukkan bahwa wanita
dengan masalah kesehatan mental akibat kekerasan seksual sering akan mengakhiri hidupnya.
e. Luka Non-Fatal
kekerasan pasangan intim dikaitkan dengan banyak konsekuensi kesehatan, tetapi
efek yang langsung cedera adalah fatal dan non-fatal. Diperkirakan bahwa sekitar setengah
dari wanita di Amerika Serikat yang terluka secara fisik dengan pasangan mereka, sebagian
besar dari mereka
masih terlihat bekas luka di bagian Kepala, leher dan wajah akibat kekerasan pasangan
mereka, diikuti oleh cedera otot dan cedera genital. Pengukuran cedera akibat kekerasan
pasangan intim tetap menantang karena berbagai alasan.

f. Cedera Fatal (Kasus Pembunuhan Pasangan Intim)

9
pembunuhan baik pria atau wanita lebih banyak disebabkn karena pasangan intim
mereka, dalam hal ini pasangan intim wanita yang paling banyak dibunuh. di Indonesia data
dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang terkumpul tersebut jenis
kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol sama seperti tahun sebelumnya adalah
KDRT/RP yang mencapai angka 11.207 kasus (69%). Pada ranah KDRT/RP kekerasan yang
paling menonjol adalah kekerasan fisik 4.304 kasus (38%), menempati peringkat pertama
disusul kekerasan seksual 3.325 kasus (30%), psikis 2.607 kasus (23%) dan ekonomi 971
kasus (9%). Kekerasan di ranah komunitas mencapai angka 5.002 kasus (31%), di mana
kekerasan seksual menempati peringkat pertama sebanyak 3.174 kasus (63%), diikuti
kekerasan fisik 1.117 kasus (22%) dan kekerasan lain di bawah angka 10%; yaitu kekerasan
psikis 176 kasus (4%), kekerasan ekonomi 64 kasus (1%), buruh migran 93 kasus (2%); dan
trafiking 378 kasus (8%)

2.5 jenis-jenis kekerasan terhadap perempuan sebagai berikut :

a. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik meliputi segala bentuk kekerasan yang menyakiti fisik, mulai dari dorongan,
cubitan, tendangan, jambakan, pukulan, cekikan, bekapan, luka bakar, pemukulan dengan alat
pemukul, kekerasan dengan benda tajam, siraman air panas atau zat kimia, menenggelamkan
dan penembakan.

b. Kekerasan psikologis

Menurut Pasal 7 UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah


Tangga, kekerasan psikologis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau
penderitaan psikis berat pada seseorang.

c. Kekerasan seksual

Kekerasan seksual adalah setiap penyerangan atau kekerasan yang bersifat seksual, baik
telath terjadi persetubuhan atau tidak, baik ada atau tidaknya hubungan antara korban dan
pelaku kekerasan.

2.6 tips untuk menghindari dan mencegah kekerasan pada perempuan.

1. Pahami bentuk kekerasan

Pertama kali yang mesti dilakukan adalah memahami segala bentuk kekerasan yang dapat
terjadi. Psikolog Mira Amir meminta, baik perempuan ataupun laki-laki, mengetahui bentuk
kekerasan itu agar dapat mengetahui batasan-batasan saat berperilaku di tengah masyarakat.

2. Pahami hubungan yang sehat

10
Sebagian besar kekerasan terhadap perempuan terjadi pada ranah personal/privat. Artinya,
pelaku adalah orang yang memiliki hubungan darah, kekerabatan, perkawinan, maupun relasi
intim seperti pacar. Hubungan yang sehat merupakan hubungan yang saling menghargai dan
menghormati.

3. Waspada pada perubahan

Orang terdekat kerap menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan. Oleh karena itu,
waspadalah pada perubahan gelagat dan sikap-sikap yang mencurigakan. Jika sedang berada
di tempat umum, selalu amati kondisi di sekitar Anda dan tetaplah waspada.

4. Hindari lokasi berbahaya

Menghindari lokasi yang berbahaya seperti tempat yang sepi dan rawan kejahatan juga bisa
menurunkan risiko kekerasan pada perempuan. Hindari pula pulang larut malam karena
semakin meningkatkan risiko kejahatan.

5. Pribadi yang kuat

Membentuk pribadi yang kuat dan sehat merupakan salah satu cara agar terhindar dari
kekerasan. Mira mengatakan, orang tua dan guru memiliki peranan penting untuk mendidik
serta mengedukasi anak perempuan dan laki-laki agar tidak terjerumus pada kekerasan baik
sebagai pelaku atau korban.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bahwa Kekerasan terhadap perempuan tindakan kekerasan
berbasis gender yang mengakibatkan, atau mungkin mengakibatkan, bahaya seksual dan
mental fisik atau
penderitaan perempuan, termasuk ancaman tindakan seperti itu, pemaksaan atau perampasan
sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. Yang

11
meliputi kekerasan pasangan intim, Kekerasan seksual, Pemerkosaan, kekerasan pasangan
intim, Kekerasan fisik, kekerasan seksual yang menimbulkan risiko pada perempuan antara
lain penyakit HIV dan
penyakit kelamin lainya, BBLR, Abortus, Penggunaan alkohol dan obat terlarang, stres
sampai bunuh diri karena hal tersebut perlu adanya pencegahan kekerasan terhadap
perempuan yang melibatkan
masyarakat, sekolah dan pasangan masing-masing.

B. Saran
Menurut saya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia harus di tindak lanjuti
harus kita perhatikan jangan di abaikan,jangan rendahkan perempuan di Indonesia,hidup
perempuan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO , Global and regional estimates of violence against women: prevalence and
health effects
1. of intimate partner violence and non-partner sexual violence.2013, WHO Library
Cataloguing-in-
2. Publication Data
3. Diakses : http://www.komnasperempuan.go.id/wp
content/uploads/2013/12/Kekerasan-

12
4. Seksual-Kenali-dan-Tangani.pdf
2. KOMNAS Perempuan,” Kekerasan terhadap Perempuan Meluas: Negara Urgen Hadir
Hentikan
5. Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Domestik, Komunitas dan Negara” Catatan
Tahunan
6. Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan Jakarta, 7 Maret 2016
7. 4.ayurensaf.wordpress.com

13

Anda mungkin juga menyukai