PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang bukan saja merupakan masalah hukum nasional suatu negara didunia
atau merupakan masalah global1. Dewasa ini bentuk pelecehan bukan hanya
berbagai macam bentuk, salah satu bentuk yang sering didapatkan oleh
membuat gurauan atau komentar tentang perempuan sebagai objek seks atau
ucapan atau bahasa tubuh yang secara seksual mengejek tampilan, bentuk
1
Romi Atmasasmita, “Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi”, Mandar Maju, Bandung,
1995, hlm, 103.
1
2
pendidikan korban).
gestur, menatap bagian tubuh atau berkomentar dengan nada keras dan
sekolah, kampus atau universitas, asrama mahasiswa, dan tempat kerja yang
dilakukan oleh orang-orang yang dikenal korban seperti teman, rekan kerja,
guru atau dosen, atau pimpinan kerja dan sebagian di wilayah publik (WHO,
2
Naufal Al Rahman “Pelecehan Seksual Verbal pada Mahasiswi Berjilbab ( Studi Tentang
Pemaknaan Pengalaman Pelecehan Seksual Verbal Bagi Mahasiswi Berjilbab di Kota Surabaya”,
Universitas Airlangga, 2019
3
dikenal baik korban oleh maupun di wilayah public yang belum dikenal baik
oleh korban, sehingga hal ini memerlukan penanganan serius. Misalnya, 40-
50% perempuan yang di wilayah Uni Eropa dan 30-40 persen perempuan
Serikat, lebih dari 80% remaja perempuan berusia 12-16 tahun mengaku
(18%), hijab (17%) dan baju lengan panjang (16%). Hasil survei juga
siang hari (35%) dan sore hari (25%). Bentuk pelecehan yang sering dialami
3
Binahayati Rusyidi, Antik Bintari, Hery Wibowo, “Pengalaman dan Pengetahuan Tentang
Pelecehan Seksual: Studi Awal di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi”,Social Work Jurnal.
Vol. 9 No. 1 Hlm 75-85. 2019.
4
diklakson, suara kecupan atau ciuman, komentar rasis atau seksis, komentar
difoto, digesek, dikuntit), pelecehan visual 15% ( main mata, gestur fulgar,
dijaga kesucianya sedang dikoyak dan dinodai oleh naluri kebinatangan dari
bahwa perbuatan yang dilakukan oleh pelaku catcalling itu sendiri karena
adanya faktor dari korban, seperti cara berpakaian, gestur tubuh, dan lain
4
Marcheyla Sumera, “Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan”, Lex et
Societotis, Vol.1, No. 2, April-Juni 2013, hlm 40
5
seksual sehingga timbul rasa tersinggung, malu, dan takut. Pelecehan yang
terhadap korbanya.
seksual verbal (catcalling) adalah hal yang biasa, pada kenyataanya bahwa
undang pidana).5 Kasus pelecehan seksual verbal sudah sering kali diekspos
oleh media masa, namun dalam masyarakat kita masih banyak yang belum
yang tidak serius untuk ditanggapi. Dalam banyak kasus banyak korban
5
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op.cit, hlm 14
6
peristiwa traumatis, semakin lambat keadaan ini tidak ditangani maka akan
semakin susah ditangani, karena kita tidak pernah bisa menaruh prasangka
terhadap orang yang bahwa orang tersebut adalah orang yang dapat
melakukan pelecehan seksual verbal terhadap orang lain. Karena mulai dari
orang yang bertampang keji sampai orang yang bertampang baik pun dapat
melakukan pelecehan. Hal ini bukan hanya darurat tetapi bencana terhadap
apakah dia merasa nyaman atau tidak nyaman dengan pelecehan tersebut.
dan lain sebagainya. Ada beberapa orang yang merasa pelecehan karena
merasa tidak nyaman mendapatkan hal tersebut, ada juga yang merasa
bahwa hal tersebut adalah pujian bagi dirinya. Namun disayangkan masih
adalah normal atau biasa, jika dilihat dari paramida pelecehan, pelecehan
takut. Tidak sedikit pula para korban bingung saat ingin melaporkan tindak
7
pelecehan tersebut karena tidak adanya bukti yang cukup dalam hukum
sudah tidak boleh dianggap suatu hal yang wajar dimasyarakat. Walaupun
hal ini sulit diubah sejak jaman dulu dinormalisasi oleh masyarakat tetapi
masih dianggap tabu seperti konteks seksual. Tentu kesadaran bukan hanya
tertuju kepada masyarakat saja tetapi juga para penegak hukum. Meskipun
saat ini masih terdapat pro kontra mengenai pasal mana yang dapat
tentang Hak Asasi Manuisa juga dapat digunakan sebagai dasar hukum
8
catcalling.
kekuasaan.
pelecehan seksual baik fisik ataupun non fisik karena baik fisik atau non
fisik keduanya menimbulkan kerugian bagi korban selain itu juga. Upaya
Maya Indah S, “Perlindungan Korban Suatu Perspektif Viktimologi dan Kriminologi”, Edisi
6
dewasa ini. Namun perlindungan terhadap korban hingga saat ini belum bisa
yang menjadi sebuah kendala bagi aparat penegak hukum yang salah satu
pengertian yang lebih baik tentang korban kejahatan sebagai hasil perbuatan
yang mengalami kerugian secara non fisik, perlindungan ini bertujuan untuk
7
Lista Vina Tania, “Analisis Persfektif Victimologis Terhadap Korban Tindak Pidana Pemalsuan
Dokumen Tenaga Kerja Wanita”, tersedia di https://jurnal.fh.unila. ac.id, jurnal poenale, Vol.1,
2018. hlm. 7.
10
secara fisik ataupun non fisik yakni jalan umum, transportasi publik,
sekolah dan kampus, semuanya adalah ruang publik, dan kasus pelecehan
seksual diruang publik ternyata paling tinggi terjadi pada siang hari tanpa
seharusnya terlindungi karena tertoreh kata publik disana, bahkan semua itu
mata yang terpaku dan membatu, mungkin terlalu terkejut, bimbang, ragu-
ragu atau seperti yang terdata. 91% dari masyarakat tidak melakukan
B. Rumusan Masalah
Kota Malang?
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
sebagai tema besar penelitian hukum ini dan penulisan ilmiah ini
sejenis.
12
2. Bagi Masyarakat
bahwa pelecehan verbal adalah hal yang biasa. Selain itu juga
C. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
pelecehan verbal.
2. Kegunaan Praktis
D. Metode Penelitian.
1. Metode Pendekatan
8
Pengertian Penelitian Hukum menurut Soetandyo Wignosoebroto dalam bukunya Zaenudin Ali,
“Metode Penelitian Hukum”. Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 18.
14
terjadi dalam masyarakat9. Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian
dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta fakta dan data
2. Lokasi Penelitian
Jl. Jaksa Agung Suprapto No.19, Samaan, Kec. Klojen, Kota Malang,
3. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data sekunder
9
Abdulkadir Muhammad, 2004, “Hukum dan Penelitian Hukum“, Bandung, Citra Aditya Bakti,
hlm 134
15
yakni :
Asasi Manusia
a. Wawancara
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
3. Nama : Zahra
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, “Metodologi Penelitian”, Bumi Aksara, Jakarta, 2001,
10
halaman 81
17
kuesioner yakni :
Nama Profesi
Mahasiswi
Regita Anastasya
Mahasiswi
Maulidina Nafiah Guntoro
Mahasiswi
Alya
Asisten Apoteker
Putri Santika Octaviani
Mahasiswi
Zikrina Pretty Dzhini
Mahasiswi
Annisa Indiarsy
Mahasiswi
Armeylia Muliati
Staff Administrasi
Nadya
Mahasiswi
Vrisca Widya Octavia
18
Tenaga Kefarmasian
Yulia Elisabeth JT
Mahasiswi
Nur Aulia Rahmatika
Freelance
Riza Umami
Mahasiswi
Raysa Miranda
Mahasiswi
Nadia Nur
Mahasiswi
Regita Cahyani
Mahasiswi
Khaerunisa A
Mahasiswi
Adianda Alfi Hanifa
c. Dokumentasi
belum dapat ditarik kesimpulan bagi tujuan penelitiannya, sebab data itu
masih merupakan data mentah dan masih diperlukan usaha atau upaya
19
meneliti data yang telah diperoleh untuk menjamin apakah data dapat
E. Sistematika Penulisan
pembaca untuk memahami dan mengerti isi dari penelitian ini. Oleh karena
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
sistematika penulisan.
Pada BAB ini akan dipaparkan hasil penelitian ini atau menjawab
Malang.
BAB IV Penutup
Pada BAB ini merupakan bab terakhir dalam penulisan ini yang
berisikan kesimpulan dan saran dari rumusan masalah yang diangkat oleh
penulis
21