Oleh :
KARLINA SETYAWATI
D 0305006
SKRIPSI
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah aset dan potensi bangsa yang sangat berharga karena
nasional di masa mendatang. Masa remaja adalah masa yang rentan, karena
dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, biologis dan sosial.
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan remaja adalah pacaran (dating)
yang melibatkan remaja perempuan dan laki-laki. Ketika masa remaja mereka
tumbuh dan berkembang mengenal masa cinta dan kasih sayang, mereka
hubungan romantis atau apapun istilah lainnya yang melukiskan sebuah pola
ketertarikan antartubuh yang melibatkan segenap emosi, jiwa dan raga. Hal
yang menjadi motif untuk berpacaran adalah proses interaksi personal antara
dua jenis kelamin, trend status sosial, tempat untuk mencurahkan isi hati,
Cegah_Kekerasan_dalam_Pacaran).
dianggap sebagai ajang saling mengasihi, melindungi, berbagi suka dan duka
1
2
namakan cinta dan kasih sayang. Meski hubungan pacaran belum diikat
kebudayaan, kini pacaran tidak lagi menjadi proses mengenal pasangan lebih
baik. Bisa dikatakan, pacaran justru menjadi arena pelampiasan emosi yang
berpacaran.
aborsi, dan kekerasan pranikah yang mengakibatkan kematian pun tahun demi
sejak tahun 1994–2001, dari 1683 kasus kekerasan yang ditangani, 385
02.htm).
pacar di DIY yang masuk ke Rifka Annisa sejak 1994 hingga 2007 mencapai
3
703 kasus. Untuk tahun 2008, hingga bulan November tercatat ada 19 kasus
kasus.kekerasan.dalam.pacaran.masih.cukup.tinggi).
Yogyakarta mendapatkan bahwa dari bulan Januari hingga Juni 2001, terdapat
mendapat porsi perhatian yang lebih dari masyarakat. Banyak sekali orang tua,
remaja, dan guru yang belum sepenuhnya memahami masalah dating violence,
sebuah kasus besar yang harus dicermati bersama. Pacaran di kalangan remaja
anggapan lain yang menyatakan pacaran gaya remaja hanya sebuah permainan
remaja kita terjadi secara besar-besaran dalam intensitas jumlah dan kualitas
rumah tangga (domestic violence), namun masih sedikit yang peduli pada
kekerasan yang terjadi pada remaja, terutama kekerasan yang terjadi saat
4
umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang
indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata
yang dilakukan dan diucapkan sang pacar. Hal tersebut dapat dipahami
sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data
pacaran seperti gunung es karena selama ini tertutupi oleh pemberitaan KDRT
1. Kekerasan fisik
melakukan kesalahan.
2. Kekerasan seksual
3. Kekerasan emosional
kekerasan non fisik ini berupa pemberian julukan yang mengandung olok-
lahir. Orang tua secara lahir memberikan hidup, bertanggung jawab dan
maupun jasmani. Proses ini dapat dilakukan melalui pola asuh orang tua
terhadap anaknya karena peranan dan bantuan orang tua tercermin dalam
pola asuhnya.
6
orang tua adalah interaksi antara orang tua dengan anaknya selama
antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan dan disiplin, hadiah
dan hukuman, juga tanggapan terhadap keinginan anak. Oleh karena itu
baik fisik maupun psikis anak, terutama konsep diri anak mengingat
ketika dia dewasa. Ini terutama karena budaya pengasuhan kita umumnya
mengalami pengasuhan dengan pola kekerasan, pada saat besar nanti akan
sebenarnya dia tidak menyukainya. Ini terjadi begitu saja, baik pelakunya
2. Peer group
semacam ini memiliki usia sebaya atau bisa juga disebut peer group.
hal tersebut, tetapi lama kelamaan hal ini akan membuat remaja menjadi
permisif terhadap kekerasan dan tidak berpikir panjang jika suatu ketika
3. Media massa
.blogspot.com/2009/07/tayangan-kekerasan-di-tv-merubah-anak.html).
yang tersimpan di otak, membuat para remaja ini bersifat sangat permisif
lingkungannya.
4. Kepribadian
frustrasi.
remaja yang melakukan tindak kekerasan ini tidak pernah melakukan hal
perempuan. Hal ini terkait dengan aspek sosio budaya yang menanamkan
feminim dan lemah gemulai. Laki-laki juga dipandang wajar jika agresif,
salah satu fase yang pada umumnya tidak terlewatkan oleh tiap individu di
usia remaja atau dewasa awal. Dalam prosesnya, wajar jika terjadi konflik
dipengaruhi oleh peran jender yang terbentuk dalam dirinya. Konflik itu
Perempuan ISPSI (2002, hal 148) adalah karena sikap pihak yang saling
tersebut yaitu:
a. Mereka belajar sikap dan tingkah laku tersebut dalam keluarga mereka
c. Mereka sangat meyakini bahwa kontrol dan kekuasaan ada pada laki-
laki
b. Mereka merasa takut atau kuatir bahwa pacar mereka akan menyakiti
d. Mereka melihat bahwa memang tidak ada alternatif lain, dan tidak
normal saja
Dari uraian di atas tampak bahwa faktor-faktor sosial seperti pola asuh
dan lingkungan keluarga, peer group, media massa, dan pembagian peran
kehidupan sosial pelaku dan korban. Berikut ini adalah beberapa dampak
perempuan-pada-ma sa-pacaran/):
menurunkan rasa percaya diri pada diri korban. Korban merasa minder
Beberapa perempuan akan menganggap hal ini wajar dia terima, bahkan
akan membuat korban merasa bahwa dirinya tidak berguna dan tidak
masih ada pacarnya yang mau menjadikannya sebagai pacar. Hal ini
aktivitas, korban merasa cemas dan takut hal itu tidak berkenan di hati
pacarnya dan membuat pacarnya marah. Rasa cemas yang dialami korban
bergaul dengan orang lain, lama kelamaan hal ini akan membuat korban
tiga anak mengalami kekerasan fisik selama pacaran usia dini. Bentuknya
2010). Kekerasan fisik ini dapat berefek psikis pula, seperti menurunnya
usia 18-21 tahun, ini adalah jenjang usia remaja yang duduk di bangku
perkuliahan atau dengan kata lain mahasiswa/ mahasiswi. Karena pada usia
pacaran menjadi ajang bagi hubungan dominasi. Dan dominasi adalah awal
B. PERUMUSAN MASALAH
kalangan mahasiswa?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
pribadi maupun secara umum. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
1. Secara Praktis
2. Secara Teoritis
dalam pacaran
sejenis secara lebih mendalam dan dalam lingkup yang lebih luas
E. LANDASAN TEORI
yang diciptakan itu tidak perlu disertai dengan unsur mistik seperti ide dan
nilai sosial. Alasannya karena orang tidak dapat melihat secara nyata ide dan
laku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkah laku dengan perubahan
merupakan salah satu teori yang termasuk dalam paradigma Perilaku Sosial.
tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku
aktor. Teori ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui
ini mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi di masa sekarang melalui
historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan
tingkah laku yang terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di
masa lalu mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang. Dengan
mengetahui apa yang diperoleh dari suatu tingkah laku nyata di masa lalu akan
dapat diramalkan apakah seorang aktor akan bertingkah laku yang sama
ada sesuatu yang melekat dalam obyek yang dapat menimbulkan ganjaran.
terhadap aktor. Sesuatu ganjaran yang tak membawa pengaruh terhadap aktor
terjadi disekitarnya tidak mendapatkan hukuman maka aksi yang sama akan
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kekerasan
sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait
damai.blogspot.com//2007/06/kekerasan.html).
terminologi kekerasan atau violence berasal dari bahasa latin vis vis yang
20
berarti daya atau kekuatan dan latus yang berarti membawa sehingga bisa
(Warsana, 1992:30).
Pada saat ini, masalah kekerasan di negeri ini ternyata tidak hanya
mahasiswa pada saat ini karena dianggap sebagai solusi efektif dalam
maupun reward.
21
oleh rektorat maupun kepolisian), maka aksi yang sama akan dilakukan
oleh mahasiswa di masa sekarang dan akan datang. Tidak ada ketegasan
orang lain sebagai suatu hal yang tidak lagi tabu. Terutama ketika
2. Pacaran
yang melibatkan segenap emosi, jiwa dan raga. Makna asli pacaran
hubungan antar individu untuk mencoba saling menjajagi perasaan dan atau
secara seksual antara dua orang, melalui pertukaran pengalaman dan hidup
nyata-pacaran-islami.html).
jenis atau sesama jenis. Pada umumnya pacaran dilakukan sebagai upaya
pada aktivitas berkasih sayang yang menuntut satu atau lebih pasangan
arah, antara dua pihak. Jika berlangsung secara searah saja, hanya sebatas
ialah teman lain-jenis yang dicintai. Walau dapat berlangsung dua arah,
cinta bisa pula searah saja. Karenanya, kekasih kita belum tentu adalah
orang yang mencintai kita. Tetap adalah selama mungkin, bukan sesaat.
Jadi, kekasih tetap bisa diartikan sebagai sahabat lain jenis yang dicintai
terhadap orang lain. Ketertarikan ini disebabkan karena banyak hal, antara
dsb. Jika perasaan ketertarikan itu disampaikan dan diterima atau berbalas
maka akan terbentuk sebuah komitmen pacaran. Saat itu ada semacam rasa
Reiss dalam buku Marriage and Family Development karangan Duval and
cetak/0309/26/muda /584131.htm).
berikut:
berkasih-kasihan
hubungan yang lebih intim dari berbagai segi, baik itu komitmen maupun
mulai dari yang ringan hingga berat seperti free seks dan terjadinya
dominasi berlebihan dari salah satu pihak yang berujung pada terjadinya
pacaran. Hal ini dapat dilakukan oleh pria maupun wanita, bahkan pada
pasangan sejenis seperti gay atau lesbi (Abbot, 1992 dikutip dari
ulang.
baik yang terjadi di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi. Definisi
terlibat sulit sekali terlepas dari lingkaran setan ini. Jika dijabarkan akan
Permintaan putus
Kekerasan fisik/
Kekerasan non fisik Pelaku meminta maaf
(menangis-nangis, bersujud, dsb)
dan berjanji tidak akan mengulangi lagi
Pemakluman korban
(dirasa wajar, sayang yang berlebihan) Korban menerima maaf
Gambar 1.
Skema dating violence (Sumber: http://arieka only.multiply.com)
menjalani hubungan yang tak sehat ini. Biasanya pihak-pihak yang terlibat
sehat. Antara korban dan pelaku telah timbul suatu ketergantungan yang tak
Sebagian besar menganggap bahwa hal tersebut adalah bagian duka yang
harus dilaluinya dalam suka duka sebuah hubungan sehingga persepsi yang
timbul pada diri korban mengenai dating violence adalah bentuk kasih
only.multiply.com).
mereka menganggap hubungan cinta sebagai hal yang serius yang biasanya
dibumbui dengan rasa sayang, sedih, duka, haru, nyaman, serta segala
Namun rasa cinta dan sayang itu bisa hancur ketika ada kondisi
terjadi cepat atau lambat akan muncul kondisi yang disebut dating violence,
kekerasan dan pelanggaran etika fisik maupun psikis dalam hubungan cinta.
Kemudian, deraan dan siksaan yang lebih keras akan terjadi, baik secara
28
fisik maupun mental. Dan tidak ada satu pun early warning system yang
dalam pacaran.
pengertian kita atas etiologi dari pasangan dating violence ini karena dapat
menetapkan pola-pola yang menetap sepanjang hidup (O'Leary et al., 1989;
O'Leary, Malone, & Tyree, 1994). 1989; O'Leary, Malone, & Tyree,
1994).” (International Journal of Violence Against Dating Partner,
2004:791)
lain:
c. Ketiga adalah threats (tindakan ancaman) yang lebih serius dan lebih
perempuan dan tidak mau menerima argumen apa pun. Dalam tahap
30
kehendaknya.
nama baik sang kekasih di depan umum. Perilaku ini ditandai dengan
luar.
2009:45).
31
4. Mahasiswa
tinggi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pergerakan_Mahasiswa_Islam_Indone
sia).
memiliki pengertian berupa orang atau setiap orang yang terdaftar secara
terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial
kreativitas.
Dunia kampus saat ini seolah menjadi dunia politik, yang sarat
dengan intrik kepentingan dan intrik politik praktis. Bahkan, tak jauh
mereka menganggapnya bukanlah hal yang tabu lagi untuk dilihat dan
yang memiliki intelektual tinggi yang seharusnya lebih tahu mana hal yang
baik dan buruk serta lebih terbuka pemikirannya dalam menghadapi suatu
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
diteliti. Topik penelitian ini masih relatif baru karena belum banyak orang
yang meneliti masalah ini. Literatur atau hasil penelitian yang membahas
2. Lokasi Penelitian
a. Populasi
b. Sampel
dari populasi. Sampel ini diambil dari anggota populasi yang diketahui
mahasiswa UNS dari berbagai fakultas dan tiga orang teman dekat
peristiwa tersebut.
dengan penelitian.
a. Sumber Data
1) Data Primer
pasangan kekerasan dalam pacaran (Mala dan Adit, Tata dan Ryan,
(dalam hal ini teman dekat pelaku atau korban) kekerasan dalam
2) Data Sekunder
yaitu:
37
a) Dokumen:
b) Internet:
http://ariefbharata.multiply.com/;http://republikdamai.blogspo
t.com/;http://shodiq.com/;http://ruangstudio.blogspot.com/;htt
p://bkkbn.go.id/;http://situs.kesrepro.info/;http://kompas.com/;
http://bagustakwin.multiply.com/;http://depdiknas.go.id/;http:/
/uns.ac.id/.
c) Buku:
tehnik berikut:
kehidupan sehari-harinya.
5. Validitas Data
melalui waktu dan alat yang berbeda, yang dapat diperoleh melalui
trianggulasi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, data yang sejenis
data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Peneliti bisa
pengumpulan data yang berbeda itu pun data sejenis bisa teruji
Informan 1
Informan 3
Gambar 2.
mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang sama tapi dengan
data-data tersebut.
6. Analisis Data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data.
Yang menjadi dasar analisa dalam penelitian ini yaitu; seluruh data
kepustakaan yang relevan atau apa yang dipelajari dan dibaca dari
sendiri.
valid. Ada tiga komponen pokok dalam tahap analisis (Sutopo, 2002:91)
yaitu:
42
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.
Model Analisis Interaktif (Sumber: H. B. Sutopo, 2002:96)
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
ditanda tangani tanggal 8 Maret 1976 dengan nama resmi Universitas Negeri
1982 nama resmi Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret diganti menjadi
beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Surakarta dan sekitarnya, antara
lain adalah:
PTPN), dan
44
45
pada tahun 1980. Di bawah kepemimpinan dr. Prakosa, kampus yang semula
dengan perkembangan di sektor yang lain. Tahun 1986, Prof. Dr. Koento
perkembangan yang cukup bagus dalam bidang akademik dan jumlah staf,
5. Fakultas Hukum
6. Fakultas Ekonomi
7. Fakultas Kedokteran
8. Fakultas Pertanian
9. Fakultas Teknik.
dosen/ asisten sebanyak 810 orang yang terdiri dari 365 dosen/ asisten tetap
dan 454 dosen/ asisten tidak tetap, serta memiliki 5.578 mahasiswa. Pada
Universitas Sebelas Maret saat ini berpusat di jalan Ir. Sutami No.36A
Surakarta
47
kabupaten Kebumen
Juli 1995 tentang Organisasi dan Tata KerjaUNS adalah sebagai berikut:
1. Rektor
Rektor, yaitu:
48
masyarakat.
umum.
mahasiswa
2. Dewan Penyantun
sebagai berikut:
3. Senat Universitas
dari para guru besar, guru besar emeritus, pimpinan fakultas atau lembaga
mempunyai fungsi:
fungsi:
laksana
fungsi:
Melaksanakan ketatausahaan
perlengkapan
kemahasiswaan
informasi kemahasiswaan.
kesejahteraan mahasiswa.
53
sistem informasi.
5. Fakultas
tugas pokok dan fungsi Universitas Sebelas Maret yang berada di bawah
kepada Rektor. Dalam melaksanakan tugas, Dekan dibantu oleh tiga orang
b. Senat Fakultas
c. Jurusan/ Bagian
jurusan/ bagian. Jurusan atau bagian dipimpin oleh ketua jurusan yang
d. Laboratorium
e. Dosen
masyarakat. Dosen terdiri dari dosen biasa, dosen luar biasa dan dosen
peraturan perundang-undangan.
pendidikan.
dan alumni.
Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
pusat, yaitu:
(PPHKI)
Biodiversitas (PPPBB)
Masyarakat (PPPGKM)
(PUSLITDESGANDA)
Industri (PKPTKI)
Manusia (PPPKHANKAM)
OR)
bagian kerjasama.
dan transparan.
Tabel 1
Jumlah Mahasiswa S1 Regular UNS
Tahun Akademik
Tabel 2
Jumlah Mahasiswa Diploma UNS
Tahun Akademik
Tabel 3
Jumlah Mahasiswa S1 Non Regular UNS
Tahun Akademik
Pertanian 61 56 105 0 22
Tabel 4
Jumlah Mahasiswa Pasca Sarjana UNS
Tahun Akademik
A. HASIL PENELITIAN
1. Profil informan
dalam pacaran bagi kehidupan pelaku dan korban atau dengan kata lain
orang di sekitar pelaku dan korban kekerasan dalam pacaran (dalam hal ini
dalam pacaran dan tiga orang teman dekat mereka. Adapun profil
63
64
a. Informan 1
dan Mala. Adit berumur 23 tahun sedangkan Mala selisih satu tahun di
Fakultas Pertanian. Saat ini Adit tinggal di salah satu rumah kos di
bersama, dll. Selain itu, mereka juga melakukan aktivitas dating di luar
Hubungan Adit dan Mala telah berjalan selama kurang lebih 3 tahun.
65
1) Aktivitas
teman satu kontrakan, dan dating. Hobby Mala adalah nyalon dan
shoping.
organisasi tersebut.
adalah bermain game online di salah satu game center di Jl. Surya
dua orang adik laki-laki, sedangkan Mala anak kedua dari empat
66
laki-laki.
atau tidak.
yang kuat. Ayah dan Ibu Mala rajin melaksanakan ibadah seperti
4) Karakter informan
karakter yang cuek. Hal itu juga terlihat dari cara dia berpakaian
yang santai. Sedangkan Mala adalah orang yang baik dan suka
pacaran.
mencekik.
68
melukainya.
handphone Adit.
b. Informan 2
Mereka mulai berteman semenjak Nia pindah dari tempat kosnya yang
merupakan sulung dari dua bersaudara ini saat ini masih berstatus
70
program sarjananya.
dalam hubungan Adit dan Mala dari cerita Mala kepadanya. Selain itu,
beberapa kali Nia menemukan luka memar dan lebam pada tubuh
Mala dan pengamatan Nia kekerasan yang terjadi antara Adit dan Mala
Di mata Nia, Mala adalah seorang teman yang baik dan suka
c. Informan 3
ini adalah Ryan dan Tata. Keduanya saat ini ia berumur 22 tahun.
Maret Surakarta dan bekerja di salah satu bank swasta di kota Solo.
71
bermukim disana sejak kuliah D-1nya selesai dan bekerja disana. Ryan
pulang ke daerah asalnya di Boyolali hanya pada hari Raya Idul Fitri.
Boyolali pada saat hari raya Idul Fitri, namun komunikasi lewat
bertemu antara lain jalan-jalan, nonton bioskop, makan, atau hang out
berdua.
72
banyak kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh pasangan yang berada
1) Aktivitas
pada saat ia libur bekerja. Dan aktivitas Tata setiap harinya adalah
kosnya.
agama yang kuat, terutama Tata. Kakek Tata adalah seorang Kyai
sebagai kantor cabang Nahdhatul Ulama. Orang tua Ryan dan Tata
wajib dan sunah dalam agamanya seperti salat, puasa sunah dan
4) Karakter informan
mengenal Ryan dan Tata sejak SMA, Ryan dan Tata memiliki
Tata adalah:
sedang marah.
bebas dan tidak nyaman pada diri Tata. Begitu pula dengan
dia sudah lelah bekerja di tempat yang jauh dengan jam kerja
yang cukup padat demi masa depannya dengan Tata tetapi Tata
tertekan batinnya.
psikologis pasangannya.
akan membaik ketika pihak yang bersalah bersedia minta maaf dan
kesalahannya tersebut.
hubungannya sebagi suatu hal yang biasa dan lumrah terjadi dalam
d. Informan 4
dan Ryan. Mereka bersekolah di SMA yang sama dan saat ini Tata dan
Ana tinggal di tempat kos yang sama. Ana yang masih berstatus
program sarjananya.
kos yang sama. Di matanya, hubungan Tata dan Ryan berjalan dengan
e. Informan 5
ini adalah Affan dan Tya. Affan berumur 25 tahun dan Tya selisih dua
Surakarta.
Saat ini Affan dan Tya tinggal di rumah orang tuanya masing-
masing di Kota Klaten. Mereka pertama kali bertemu saat Tya masih
satu salon di kotanya itu yang pada saat itu juga merupakan tempat
Affan bekerja.
1) Aktivitas
atau pacarnya.
adalah seorang pengusaha dan ibunya bekerja sebagai PNS. Hal ini
juga tampak dari keseharian Tya yang sering bergonta ganti mobil
dan puasa.
4) Karakter informan
memiliki sifat buruk yaitu agak sombong. Dan menurut Sari lagi,
f. Informan 6
dan kuliah di universitas yang sama. Sari yang berumur 23 tahun ini
mengeluh kepadan Sari tentang sikap Affan yang cuek dan genit. Sari
maupun psikologis yang terjadi dalam hubungan pacaran. Hal ini dapat
akan menunjukkan sikap menyesal, minta maaf, dan berjanji tidak akan
inilah, karena korban sangat mencintainya dan berharap sang pacar akan
ini seperti sesuatu yang berpola, ada siklusnya. Seseorang yang pada
cenderung mengulangi lagi, karena hal ini sudah menjadi bagian dari
masalah. Seperti dikutip dalam wawancara dengan Nia, teman dekat Mala,
“Mala itu udah cinta mati ma pacarnya, jadi mau disakitin ampe
gimana juga tetep aja masih sayang. Padahal dia tu ma cowoknya
sering berantem ampe ngamuk-ngamuk dan saling mukul gitu. Si
Aditnya juga sama aja, sering diamuk Mala tapi tetep aja ga mau
putus. Abis berantem pasti nyesel dan minta maaf, terus baekan
lagi. Gitu-gitu terus dari dulu.”
86
2010:
1. Kekerasan fisik
2. Kekerasan emosional
kekerasan non fisik ini berupa caci maki, membuat korban merasa
“Aku kalau lagi marah jadi kasar ma cewekku, kadang aku maki-
maki dia kalau salahnya udah keterlaluan tapi enggak nyadar-
nyadar juga, biar dia nyadar ma kesalahannya dan enggak
ngulangin lagi. Kalau udah marah banget aku bisa ampe
ngebanting barang-barang juga. Tapi dia juga sering ngelarang-
ngelarang aku maen game online padahal aku suka maen game
online. Dia juga suka buka-buka hpku tanpa seijinku dulu. Jadi
kayak enggak punya privasi lagi.”
Maret 2010:
Maret 2010:
kepada pihak yang berwenang terhadap masalah ini, bahkan kepada orang
88
tuanya. Korban dan pelaku biasanya selalu berusaha menutupi fakta yang
mengakar dan akan terjadi berulang. Sikap menyesal dan pernyataan maaf
yang dilakukan pelaku adalah suatu fase reda dari suatu siklus. Biasanya
setelah fase ini, pelaku akan tampak tenang, seolah-olah telah berubah dan
kembali bersikap baik. Jika pada suatu saat timbul konflik yang menyulut
hubungan.
hubungan yang tak sehat ini. Pihak-pihak yang terlibat dating violence
bahwa hal tersebut adalah bagian duka yang harus dilaluinya dalam suka
MATRIK 2
JENIS-JENIS KEKERASAN DALAM PACARAN
No Jenis Kekerasan Bentuk kekerasan
1 Kekerasan fisik Memukul
Menendang
Mendorong sekuat tenaga
Mencubit hingga memar-memar
Menampar
Menonjok
Mencekik
dll
2 Kekerasan non fisik Caci maki
(emosional) Membuat korban merasa bersalah dan
menyalahkan diri sendiri terus menerus
Intimidasi dengan menggertak dan
merusak benda-benda yang ada di
sekitarnya sehingga membuat korban
ketakutan
90
Kalangan Mahasiswa
sebagai berikut:
Stres dalam keluarga bisa berasal dari anak, orang tua, atau
situasi tertentu. Stres berasal dari anak misalnya anak dengan kondisi
91
fisik, mental, dan perilaku yang terlihat berbeda dengan anak pada
umumnya.
Stres yang berasal dari orang tua misalnya orang tua sebagai
harapan pada anak terlampau tinggi, orang tua yang terbiasa dengan
sikap disiplin yang ketat. Seperti dikutip dalam wawancara dengan Nia
berikut:
Maret 2010:
model) yang dianut oleh anak pada masa dewasanya. Bila model peran
secara tidak sadar perilaku itu terinternalisasi dan muncul pada saat dia
berikut:
menekankan disiplin pada diri anak. Padahal sama sekali tidak. Justru
dan dianggap biasa. Alhasil, kepada orang lain pun dia melakukan
kekerasan, pada saat besar nanti juga akan mudah sekali melakukan
tidak suka. Dengan kata lain, korban abuse (kekerasan) pada waktu
b. Peer group
terjadi pada teman, individu akan merasa bahwa hal tersebut bukan hal
yang tabu dan merupakan hal yang biasa terjadi dalam hubungan
c. Media massa
pasangan.
mahasiswa.
d. Kepribadian
kekerasan yang lain adalah adanya frustrasi yang dialami oleh pelaku
96
memiliki sumber daya yang sangat terbatas pada sisi yang lain akan
Kedua dengan tingkah laku apati dan ketiga adalah dengan melakukan
Bila situasi tersebut ternyata tidak bisa lagi dihindari, maka reaksi
dirinya lebih kuat, dia akan melakukan tindakan agresi terhadap situasi
berikut:
pada pasangan, akan cenderung mengulangi lagi, karena hal ini sudah
“Awalnya aku enggak ada niat sama sekali buat kasar ma dia.
Dia yang mulai duluan, ya aku balas. Tapi abis itu kadang-
kadang aku yang mulai kasar duluan kalau lagi marah.”
MATRIK 3
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL
PENYEBAB KEKERASAN DALAM PACARAN
No Faktor-Faktor Keadaan faktor sosial Pengaruhnya terhadap
Sosial perilaku kekerasan dalam
pacaran mahasiswa
1 Pola asuh dan Pola asuh diwarnai dengan Berpengaruh pada model peran
lingkungan perilaku kekerasan dan (role model) yang dianut oleh
keluarga lingkungan keluarga tidak anak pada masa dewasanya.
menyenangkan.
2 Peer group Lingkungan teman sebaya Memberikan kontribusi yang
yang terdiri dari orang- besar semakin tingginya angka
101
a. Dampak fisik
lecet, lebam, luka bakar, dsb. Seperti petikan wawancara dengan Mala
berikut ini;
b. Dampak psikis
Dampak psikis bagi korban berupa sakit hati, harga diri yang
sedih, bingung, cemas, tertekan, tidak bebas, tidak nyaman dan merasa
Selain itu juga adanya pengalaman abuse pada diri korban akan
umm.ac.id/2010/02/05/kekerasan-terhadap-perempuan-pada-masa-pa
caran/):
berikut ini;
sebagai pacar. Hal ini membuat korban merasa tidak berdaya jika
lingkungannya.
Hal ini terjadi ketika sedang terjadi konflik antara korban dan
berikut:
berikut ini;
berikut ini;
MATRIK 4
DAMPAK KEKERASAN DALAM PACARAN
No Jenis Dampak kekerasan Dampak Terhadap
Dampak Kehidupan Sosial
Kekerasan
1. Psikis a. Menurunnya rasa Korban merasa minder
percaya diri untuk bergaul terutama
ketika memasuki
lingkungan yang baru.
Akibatnya, korban
terhambat kehidupan
sosialnya karena tidak
mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
109
B. PEMBAHASAN
dalam paradigma definisi sosial. Teori ini menekankan hubungan antara akibat
110
dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku
aktor.
Kekerasan dalam pacaran yang meliputi kekerasan fisik dan non fisik
pelaku dan korban secara langsung maupun tidak langsung mendorong pelaku
2. Lingkungan teman sebaya (peer group) yang terdiri dari orang-orang yang
kepemilikan sumber daya yang sangat terbatas pada sisi lain yang
kekerasan meliputi:
yang dianut oleh anak pada masa dewasanya. Bila model peran yang
dipelajari sejak kanak-kanak tidak sesuai dengan model yang normal atau
dilakukan orang tuanya tersebut, akan tetapi secara tidak sadar perilaku itu
diri anak tersebut, dan dianggap biasa. Alhasil, kepada orang lain pun dia
2. Lingkungan teman sebaya (peer group) yang terdiri dari orang-orang yang
kekerasan dalam pacaran yang terjadi pada teman, individu akan merasa
bahwa hal tersebut bukan hal yang tabu dan merupakan hal yang biasa
dalam pacaran akan meningkat. Selain itu hal ini dapat terjadi karena
sangat baik oleh remaja dan anak-anak. Mereka akan menganggap bahwa
itu semua wajar dilakukan dan merasa layak melakukan hal serupa.
laku agresi. Bila pelaku merasa dirinya lebih kuat, dia akan melakukan
peniruan perilaku itu oleh para mahasiswa karena dianggap sebagai solusi
meniru). Bila lingkungan sekitar (orang tua, saudara, teman dan media massa)
1. Menurunnya rasa percaya diri pada korban karena perasaan tertekan yang
dengan lingkungan.
tergantung pada pelaku dan takut ditinggalkan oleh pelaku karena akan
yang terjadi antara korban dan pelaku membuat korban merasa tertekan,
korban.
sosialnya terhambat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Empiris
perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, biologis dan sosial. Salah
satu kegiatan yang sering dilakukan remaja adalah pacaran (dating). Seiring
sebagai ajang saling mengasihi, melindungi, berbagi suka dan duka bersama
dan kebudayaan, kini pacaran tidak lagi menjadi proses mengenal pasangan
lebih baik. Bisa dikatakan, pacaran justru menjadi arena pelampiasan emosi
115
116
merupakan fenomena sosial yang banyak terjadi namun belum mendapat porsi
perhatian yang lebih dari masyarakat. Banyak sekali orang tua, remaja, dan
sebuah kasus besar yang harus dicermati bersama. Pacaran di kalangan remaja
kalangan remaja kita terjadi secara besar-besaran dalam intensitas jumlah dan
mencekik, dll.
b. Lingkungan teman sebaya (peer group) yang terdiri dari orang-orang yang
sedangkan kepemilikan sumber daya yang sangat terbatas pada sisi lain
maupun di tempat umum. Hal ini secara otomatis akan menurunkan rasa
percaya diri pada diri korban. Rasa percaya diri korban menjadi lemah
dan takut ditinggalkan oleh pelaku karena akan merasa hidup sendirian.
aktivitas, korban merasa cemas dan takut hal itu tidak berkenan di hati
2. Kesimpulan Teoritis
kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam
yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku yang terjadi
sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa lalu mempengaruhi
lingkungan teman sebaya (peer group) yang terdiri dari orang-orang yang
3. Kesimpulan Metodologis
observasi non participant yaitu di mana peneliti tidak ikut aktif dalam
melakukan kegiatan yang ada tetapi hanya sebatas mengamati perilaku pelaku
Kelebihannya adalah:
Kekurangannya adalah:
penelitian.
B. Saran
1. Bagi Korban
belajar menjadi diri sendiri. Selama sikap dan perbuatan kita positif,
2. Bagi Pelaku
Anda.
pernafasan, dsb.
a. Pasangan pacaran
pacaran dan menerapkan pacaran yang sehat. Adapun, pacaran yang sehat
b. Orang tua
c. Pemerintah
tajam. Selain itu juga diadakan sosialisasi berupa kampanye, pidato dan
d. Masyarakat
psikoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Set, Sony. 2009. Teen Dating Violence - Stop Kekerasan Dalam Pacaran!.
Yogyakarta : Kanisius.
Internet:
Al-Huda, Arief Bathara. 2009. Kenali dan Cegah Kekerasan dalam Pacaran.
http://ariefbharata.multiply.com/journal/item/14/Kenali_dan_Cegah_Kekerasa
n_dalam_Pacaran. (4 Juli 2009, 09:30 WIB)
Data dan Informasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://uns.ac.id// (22 Juli
2010, 19:30)
N. S., Arika. 2007. Love Shouldn’t Hurt Sebuah Ulasan tentang Dating Violence.
http://ariekaonly.multiply.com/journal/.../LOVE_SHOULDNT_HURT_sebua
h_ulasan_tentang_DATING_VIOLENCE_Keke. (30 Juni 2009, 16:30 WIB)
Redaksi. 2007. Kekerasan dalam Pacaran: Sebuah Fenomena yang Terjadi pada
Remaja. http://situs.kesrepro.info/gendervaw/des/2004/ gendervaw02.htm. (1
Juli 2009, 05:05 WIB)
Jurnal:
Chan, Ko Ling, Straus, M. A., Brownridge, Douglas A., Tiwari, Agnes And Leung,
W. C. 2008. International Journal of Midwifery & Women’s Health. Amerika:
Elsevier Inc.
No Nama Umur Pendidikan Aktivitas Latar Latar Karakter Kekerasan Solusi setelah
belakang belakang infoman yang terjadi terjadi
keluarga agaman dalam pacaran kekrasan
1 Mala 22 thn D3 Fakultas Kuliah Cukup berada Taat ibadah Baik dan suka Fisik dan Memaafkan
Pertanian menolong emosional pasangan
2 Adit 23 thn S1 Non Regular Kuliah Cukup berada Tidak taat Cuek Fisik dan Berbaikan
Fakultas Teknik ibadah emosional kembali
setelah emosi
mereda
3 Tata 22 thn D3 Fakultas Kuliah dan Cukup berada Taat ibadah Tanggung Emosional Meminta putus
MIPA bekerja jawab, namun
humoris, rajin kemudian
ibadah bersedia
memaafkan
pasangan
ketika emosi
sudah mereda
4 Ryan 22 thn D1 Bekerja Sederhana Taat ibadah Tanggung Emosional Berbaikan
82
jawab, rajin setelah pihak
ibadah, yang salah
humoris bersedia
meminta maaf
7 Tya S1 Fakultas Kuliah Cukup berada Taat ibadah Terbuka dan Emosional Putus namun
Hukum royal tapi agak beberapa saat
sombong kemudian
jadian lagi
8 Affan 25 thn SMA Bekerja Sederhana Taat ibadah Genit dan pelit Emosional Putus namun
beberapa saat
kemudian
jadian lagi
No Nama Umur Aktivitas Hubungan dengan Kekerasan dalam Mulai mengetahui Karakter korban /
pelaku atau korban pacaran yang terjadi terjadinya kekerasan pelaku menurut
pada pelaku / korban dalam pacaran informan
1 Nia 22 thn Kuliah Teman dekat Mala Fisik dan emosional + 1 tahun yang lalu Mala baik dan suka
83
menolong namun
terkadang bersikap
keras kepada
pasangannya,
sedangkan Adit cuek
2 Ana 22 thn Kuliah Teman dekat Tata Emosional + 2 tahun yang lalu Bertanggung jawab
terhadap pekerjaan,
rajin beribadah, usil,
dan humoris.
3 Sari 23 thn Co ass Teman dekat Tya Emosional + 6 tahun yang lalu Terbuka, royal dan
humoris, namun agak
sombong, sedangkan
Affan genit dan pelit.
Sumber : Data primer, diolah Maret 2010
84