Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

gaya pacaran di kalangan remaja

di susun oleh:
•Ahmad Kurniawan
•Gara satria nugroho
•Muhammad Fareza
•Habib
•Daffa Yoga
•Muhammad Malik
• Adlan Muhammad
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kami yaitu membuat makalah
dengan tema "Gaya pacaran di kalangan remaja"

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang


sudah berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal
sampai akhir semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita, amiin
BAB 1 : pendahuluan
A. Latar belakang
Masalah pacaran tidak bisa lepas dari dunia remaja, karena salah satu ciri remaja
yang menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai keinginan untuk
memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai “naksir” lawan jenisnya.
Dikalangan remaja, pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan. Biasanya
seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar.
Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu,
mencari pacar dikalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi
juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, mayoritas remaja saat ini
sudah memiliki teman spesial yang disebut “pacar”. Soal pacaran tampaknya
menjadi gejala umum di kalangan remaja. Remaja adalah masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu usia 10-19 tahun (El-Hakim, 2014).
Permulaan individu menjalani hubungan ketika mulai tumbuh dorongan
ketertarikan terhadap lawan jenis. Menurut teori perkembangan Hurlock
ketertarikan (mengenal) lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan
remaja yang menunjukkan mulai berkembangnya hormon seksualitas (Santrock,
2003). Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual
sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama priode
pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan
hormonal,

mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.


Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual, tidak
jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis.
Untuk melepaskan diri dari ketegangan seksual tersebut, remaja mencoba
mengekpresikan dorongan seksualnya dalam berbagai bentuk tingkah laku
seksual, mulai dari melakukan aktivitas berpacaran (dating), berkencan,
bercumbu, sampai dengan melakukan kontak seksual (Desmita, 2013).Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai, perkembangan
isu remaja khususnya perilaku pacaran remaja akhir-akhir ini sudah mengindikasi
ke arah perilaku beresiko. Hal tersebut terlihat berdasarkan Survei Kesehatan
Reproduksi Remaja (SKRR) 2012 yang dilakukan oleh BKKBN. Dalam survei
tersebut terungkap banyak remaja yang tidak mengetahui situasi masalah
kesuburan. Bahkan terungkap, sebanyak 85% remaja mengaku sudah berpacaran
dan 30% remaja sudah pernah meraba-raba dalam berpacaran (BKKBN,
2013).Senada data diatas hasil penelitian Youth Center PILAR PKBI Jawa Tengah,
diperoleh data perilaku remaja dalam berpacaran, yaitu saling mengobrol 100%,
saling berpegangan tangan 93,3%, mencium kening 84,6%, berciuman bibir
60,9%, mencium leher 36,1%, saling meraba (payudara dan kelamin) 25%, dan
melakukan hubungan seks 7,6% (Sugiyati, 2008). Sudibyo (2013) mengemukakan
bahwa data survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
menyimpulkan beberapa temuan terkait perilaku berpacaran remaja yang belum
menikah. Sebanyak 29,5% remaja pria dan 6,2%.

B. Batasan masalah
Para budak cinta seringkali tidak menyadari bahwa mereka terjebak dalam
sebuah hubungan yang tidak sehat. Apalagi biasanya hubungan cinta yang dijalani
para budak cinta diwarnai dengan adanya kekerasan dari pasangannya, baik itu
psikis maupun fisik. Psikolog Tiara Puspita menyebut pada umumnya pelaku bucin
tidak mengetahui dirinya berada dalam vicious cycles. Vicious cycles in
relationships, merupakan sebuah siklus di mana seseorang tidak menyadari
bahwa mereka berada di dalam siklus kekerasan. Seorang pelaku budak cinta
akan mengorbankan segala sesuatunya untuk membahagiakan pasangannya.
Berbeda dengan rasa sayang pada umumnya, seorang pelaku budak cinta terlalu
berlebihan dalam mengungkapkan cintanya, ia akan memprioritaskan pasangan
bahkan dibandingkan dirinya sendiri.Sebagian orang menganggap budak cinta
(bucin) merupakan sebuah tindakan yang wajar, karena pada dasarnya dalam
menunjukan rasa cinta seseorang harus menunjukan pengorbanannya. Akan
tetapi banyak dari perilaku budak cinta yang jika dibiarkan akan menimbulkan
pengaruh yang buruk dan juga akan berdampak pada hubungan yang toxic
relationship. Dalam menunjukan cintanya pelaku budak cinta biasanya tidak
menggunakan logika yang berjalan. Hal ini tentunya akan memiliki dampak yang
buruk seperti menimbulkan ketidak cintaan kepada dirinya sendiri dan juga
hilangnya kepercayaan diri. Selain itu perilaku budak cinta juga dinilai dapat
menyebabkan ketimpangan dikarenakan salah satu pasangan akan melakukan
perbuatan yang lebih dibandingkan pasangannya. Dampak lain yang akan
ditimbulkan oleh perilaku budak cinta yaitu adanya ketergantungan, tingkat
ketergantungan akan cenderung meningkat karena adanya pengorbanan-
pengorbanan yang sering dilakukan pasangan.

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam observasi ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan terjadinya perbudakan dalam berpacaran dikalangan


remaja

2. Untuk mendeskripsikan dasar dan unsur seseorang menjadi pelaku budak cinta.
3. Untuk mendeskripsikan faktor yang mendorong terjadinya perbudakan dalam
berpacaran di kalangan remaja
BAB 2: Pembahasan
A. PENGERTIAN:

Arti pacaran adalah tahap dalam hubungan,di mana dua individu terlibat secara
romantis dan saling terikat satu sama lain. Ini merupakan periode di mana
pasangan memulai hubungan yang lebih mendalam, lebih dari sekadar
persahabatan. Pacaran melibatkan keintiman emosional, komunikasi yang baik,
saling mengenal, dan saling mendukung antara pasangan.Dalam pacaran,
pasangan biasanya menghabiskan waktu bersama, melakukan kegiatan bersama,
dan menjalin ikatan yang lebih dalam. Mereka bisa pergi kencan, berbicara
tentang perasaan mereka, membangun kepercayaan, dan menjelajahi
kompatibilitas mereka. Arti pacaran juga dapat mencakup keintiman fisik dalam
tingkat yang sesuai, dengan kenyamanan dan nilai-nilai masing-masing individu.

Arti pacaran memainkan peran penting dalam mengembangkan hubungan yang


sehat dan langgeng. Ini memberikan kesempatan bagi pasangan untuk tumbuh
bersama, belajar satu sama lain, dan mengatasi konflik yang mungkin timbul.
Selain itu, pacaran juga dapat menjadi tahap persiapan untuk masa depan yang
lebih serius, seperti pernikahan atau membangun keluarga.

B. Faktor penyebab

Ada beberapa alasan yang mendorong remaja berpacaran seperti untuk


bersenang-senang, mencari status, belajar bersosialisasi, memilih pasangan
hidup, mendapatkan persahabatan, memperoleh keintiman atau kedekatan.
Selain alasanalasan diatas, ternyata masih ada kemungkinan alasan yang lain
seperti konformitas, atau berpacaran karena konform dengan teman-teman. Pada
pola alasan berpacaran ada beberapa faktor yang mungkin berkaitan, yaitu jenis
kelamin, usia, pengalaman pacaran, kelompok peer dan status sosial ekonomi.
Kelompok peer juga menjadi ciri yang cukup menonjol. Kelompok peer
mempunyai arti cukup penting bagi remaja, misalnya sebagi pendukung
pengembangan identitas diri, minat, kemampuan. dan lain-1ain. Dalam kelompok
peer inilah kemudian muncul konformitas. Tekanan untuk berbuat sesuai atau
konform dengan kelompak terasa sangan kuat pada masaremaja. Disamping itu
konformitas dapat terlihat dalam banyak dimensi kehidupan remaja seperti cara
berbicara, berpakaian, minat, nilai-nilai, dan lain-lain.

C. Dampak yang di timbulkan

1. Dampak Positif

a. Belajar bersosialisasi

Dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita,


sehingga kita mampu mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak
canggung dalam bersosialisasi dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena
kita telah belajar bersosialisasi dengan pasangan kita.
b. Mempelajari karakteristik berbagai macam orang

Namun, kalau kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia
mendapati bahwa pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar
adalah ‘putus’! Bukannya mencoba untuk bisa mengerti satu sama lain, para
remaja hanya mempelajari untuk bercerai. Bagaimana tidak? Karena faktor usia
yang dibawakan dalam diri hanya emosi sesaat.

2. Dampak Negatif

a. Kekerasan fisik

Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan


tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui
adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja
di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari pasangan si anak
remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya
adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk
perhatian.

b. Kekerasan seksual

Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran.


Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran
(KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh
orang lain yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual
dapat juga terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi
ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih
dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban.

D. Sanksi sosial
1. Membuat pacar terluka

jika pacar mu melukai kamu secara fisik terlebih sampai terluka arah, kamu juga
punya senjata untuk membuatnya menyesal.

• Pasal 351 KUHP: Ayat (1) menjelaskan, penganiayaan diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda.

Ayat (2) menginformasikan, jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang


bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Ayat (3) mengatakan, jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.

2. Status hadiah pemberian pacar

Ini lah salah satu hukum tentang pengembalian hadiah dari mantan atau pacar,
saat hubungan kalian sedang tidak baik dan ia minta untuk semua barangnya
dikembalikan.

• Pasal 1666 – Pasal 1693 KUH Perdata

Dikemukakan, “Hibah adalah suatu perjanjian dengan mana si penghibah, di


waktu hidupnya, dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali,
menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah yang menerima
penyerahan itu. Undang-undang tidak mengakui lain-lain hibah selain hibah-hibah
di antara orang-orang yang masih hidup.” (KUHPerdata R. Subekti)

E. Solusi

Ada banyak sekali solusi untuk menghindari pacaran di masa remaja di


antaranya adalah:

1. Melakukan aktivitas produktif


2. Menghindari perzinaan

3. Bergaul dengan orang shaleh

4. Menghindari hal-hal berbau pergaulan bebas

5. Tidak membiarkan diri kita terlalu dekat dengan lawan jenis

6. Mengisi pikiran dengan hal-hal positif

7. Mempersiapkan karir daripada pacaran

8. Memahami konsekuensi pacaran

9. Mempelajari hal baru

10. Memperdalam ilmu agama

BAB 3: Penutupan
kesimpulan:
Dari apa yang kita baca di atas maka dapat di simpulkan bahwa pacaran di
kalangan remaja mungkin saja membawa dampak positif maupun negatif, itu
semua tergantung pada bagaimana cara mereka berpacaran, niat awal mereka
berpacaran, dan apa saja yang mereka lakukan selama proses berpacaran
karena pada dasarnya berpacaran adalah proses pengenalan diri antara satu
sama lain dengan pasangan, selama tidak melakukan hal-hal yang negatif maka
berpacaran mungkin tidak menjadi masalah.

Saran:

1.Bagi remaja, masa depan harus menjadi orientasi utama. Apapun yang
dilakukan harus difikirkan secara matang, apakah akan merugikan masa depan
atau menguntungkan.
2. Pilihlah pasangan (pacar) yang benar-benar mampu membimbing dan
mengajak kita kepada hal-hal yang bersifat positif.
3. Jika memiliki pacar hindari berduaan di tempat yang gelap dan sepi yang jauh
dari jangkauan orang lain, misalnya kamar tidur, hotel. Dan jika berada di
tempat wisata pililah tempat yang bisa di jangkau oleh pandangan orang lain,
sehingga kontrol diri bisa memaksimalkan karena merasa diawasi.
4.Jagalah mata dari pandangan yang menimbulkan rangsangan untuk
melakukan gaya pacaran yang mengarah hal-hal negatif. Hilangkan fikiran
negatif, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau seks ingat semua
itu berawal dari niat

Anda mungkin juga menyukai