Anda di halaman 1dari 26

Pengertian Pacaran Menurut Para Ahli

Pengertian Pacaran Menurut Para Ahli

Beserta Daftar Pustaka

http://ahmadrapi01.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-pacaran-menurut-para-ahli.html

Menurut Al-Ghifari (2004), bahwa “Pacaran secara bahasa berarti saling mengasihi atau saling
mengenal. Dalam pengertian luas pacaran berarti upaya mengenal karakter seorang yang dicintai
dengan cara mengadakan tatap muka”.

Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997), Pacaran adalah aktifitas sosial yang
membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam interaksi sosial
dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.

Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003), pengalaman romantis pada masa remaja dipercaya
memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban. Pacaran pada
masa remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya dan bahkan
pernikahan pada masa dewasa.

Penyebab, Dampak, dan Kiat-kiat menghindari dampak negatif pacaran di Usia dini

Masa pacaran adalah salah satu masa yang lazim dijalani individu yang mulai memasuki usia
reniaja. Perkembangan fisik dan psikologis pada remaja memungkinkan terjadinya ketertarikan
terhadap lawan jenis dan keinginan membentuk hubungan yang lebih dan hubungan pertemanan
atau persahabatan, yang biasa disebut sebagai pacaran (dating). Pacaran merupakan aktivitas
yang berkaitan erat dengan budaya. Pacaran usia dini adalah bagian dari pergaulan bebas yang
dimana pergaulan bebas itu adalah salah satu penyebab kenakalan remaja.

A. PENYEBAB PACARAN USIA DINI

1. Globalisasi

Globalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat lagi dibendung. Globalisasi yang paling
mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya internet. Dari
situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai
diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga
mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.

2. Membuktikan diri cukup menarik

Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua.
Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah
satu bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat
membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dar lingkungan
sekelilingnya.

3. Adanya pengaruh kawan

Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri.
Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.

Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab
kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya
berpacaran. Apabila si remaja berusha mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka
remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi oleh teman-temannya.

B. DAMPAK PACARAN DI USIA DINI

1. Dampak Positif

a. Belajar bersosialisasi

Dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga kita mampu
mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam bersosialisasi
dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah belajar bersosialisasi dengan
pasangan kita.

b. Mempelajari karakteristik berbagai macam orang

Namun, kalau kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia mendapati bahwa
pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar adalah ‘putus’! Bukannya mencoba
untuk bisa mengerti satu sama lain, para remaja hanya mempelajari untuk bercerai. Bagaimana
tidak? Karena faktor usai yang dibawakan dalam diri hanya emosi sesaat.

Jika dikatakan alangkah lebih menyenangkan untuk mempelajari diri sendiri dulu, membenahi
diri, dan berupaya untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ketimbang mengikatkan diri
dengan satu orang yang kadang kala membuat sakit hati, lebih baik seorang remaja mencoba
untuk berbaur dengan yang lainnya. Di situ dia bisa ‘mempelajari karakteristik orang lain’. Dan,
dia juga sedang mempelajari dirinya sendiri tentunya.
Setelah dia bisa mengendalikan emosinya – ini merupakan saat yang tepat untuk berpacaran –
tentunya dia sudah berani berkomitmen. Jadi, berpacaran bukan hanya untuk having fun.
Tidaklah pantas menurut penulis jika seseorang mempermainkan perasaan orang lain. Lagipula,
masa remaja yang penuh gejolak ini akan sangat memberikan keragu-raguan dalam hal
berpacaran. Maka dari itu, beberapa orang tua melarang anaknya untuk berpacaran (walau ada
juga yang tidak).

2. Dampak Negatif

a. Kekerasan fisik

Koalisi Antikekerasan di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami kekerasan
fisik selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan
membunuh. Kejahatan tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak
mengakui adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja di
antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari pasangan si anak remaja. Pelaku,
misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang
sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian.

b. Kekerasan seksual

Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi Nasional
Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan
jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang
diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan.
Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi
ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan
narkoba, kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.

c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh

Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan
pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah
pacaran.

Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan,
merasa tidak aman dan mudah depresi,
contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu
menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.

Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-benar
meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka sudah
mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya.
akibat terlalu mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya.
Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak
mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah muncul penyakit-
penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya

Mereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan pasangan
lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal itu memicu
perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.

d. Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual

Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk
melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan penularan
penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control (CDC), kelompok
remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling
tinggi untuk tertular PMS.

Sekedar mengingatkan bahaya kehamilan pada remaja:

· Hancurnya masa depan karena tidak bisa melanjutkan sekolah.

· Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa
dan fisiknya belum siap.

· Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa
kawin karena nafsu, bukan karena cinta).

· Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun bayi,
tenaga tradisional) sering mengalami kematian karena mengalami sakit dan pendarahan yang
hebat.

· Pengguguran kandungan yang diperbolehkan oleh undang-undang, kecuali indikasi medis


(misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga

kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun
yang mengantar dapat dihukum berat .

· Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami kecacatan dan gangguan
kejiwaan saat ia dewasa.

· Jadi bahan pembicaraan dan ejekan masyarakat sekitar .

· Stress berkepanjangan dan bisa jadi GILA.

e. Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya
menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga remaja
tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dan mengerjakan
ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.

f. Menguras harta

Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan
uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk pacarnya.

https://narcissusisflower.wordpress.com/2010/03/04/penyebab-dampak-dan-kiat-kiat-
menghindari-dampak-negatif-pacaran-di-usia-dini/

3. KIAT – KIAT MENGHINDARI DAMPAK NEGATIF DALAM PACARAN DI USIA


DINI

a. Hati – hati berpacaran

Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias
berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing
pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual
yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari
masing-masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk
aktivitas seksual. Saling memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap
kekurangan masing-masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik
seperti saling menyentuh, mengungkapkan perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah
hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian yang indah dari masa
berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima, namun lebih dari aktivitas tersebut,
apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak dapat diterima oleh norma yang
kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.

b. No Seks

Katakan “tidak pada seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas.
Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, cuma
ngapusi ! Karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan
kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita
masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa
dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang
gadis masih utuh selaput daranya atau tidak. Kepuasan cuma sesaat , penderitaan akan selalu
menghantui . Ingat !!!
c. Rem Keimanan

Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan
dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang
dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Untuk itu, “Say Good Bye”
sajalah…! Masih banyak pria dan wanita lain yang mempunyai iman dan moral yang baik yang
kelak dapat membantu keluarga bahagia.

d. Kiat Sadar Diri

1. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat dan belajar untuk
memahami karakter lawan jenis.

2. Hindari pacaran di tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung atau mendukung
untuk aktivitas seksual.

3. Hindari makan dan minuman yang merangsang sebelum/selama pacaran.

4. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.

5. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan.

Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur
yaitu sebagai berikut:

1. Sehat Fisik.

Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun
menendang.

2. Sehat Emosional.

Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali
emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan
emosi dengan baik.

3. Sehat Sosial.

Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar
tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan
pacar.

4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko.
Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, seperti berciuman hebat (kissing),
berpelukan hebat (petting), meraba-raba bagian sensitif wanita dan apalagi melakukan hubungan
seks. ” SAY NO TO SEKS “

Dan faktor-faktor yang melatarbelakangi sebab munculnya pacaran dapat diklasifikasikan


menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

1. Minimnya bekal pemahaman agama

Ini merupakan faktor utama dan pertama yang menjerumuskan seorang remaja muslim dan
muslimah ke dalam dosa pacaran. Karena pengetahuan dan pemahaman agama yang benar
menjadi benteng pertahanan yang kuat dari pengaruh nilai-nilai dan perilaku yang menyimpang
dari syari'at. Sebaliknya pun demikian, jauhnya kalangan remaja dan pemuda dari nilai-nilai
Islam menyebabkan mereka sangat rentan menjadi obyek dan sekaligus pelaku kerusakan.

Tiadanya pemahaman dan bekal ilmu agama yang cukup bisa kita lihat dari unsur masyarakat
yang terkecil, yaitu keluarga. Tidak sedikit orang tua yang sudah merasa cukup membekali anak-
anak mereka dengan ilmu agama yang diperoleh di bangku sekolah, atau yang dipelajari anak-
anak mereka dijenjang TK dan TPA. Selepas itu anak tidak lagi dekat dengan masjid, jauh dari
majelis ilmu agama, tanpa mendapat arahan dan bimbingan orang tua.

2. Nafsu dan syahwat yang tidak terkendali

Pada dasarnya nafsu dan syahwat adalah fitrah penciptaan manusia. Tidak ada seorang pun yang
bisa melepaskan nafsu dan syahwat dari dirinya. Dalam batasan tertentu nafsu diperlukan untuk
keberlangsungan hidup manusia, tanpa nafsu manusia tidak akan memiliki ketertarikan terhadap
makanan, minuman, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lainnya. Dengan nafsu juga manusia
memiliki ketertarikan kepada lawan jenisnya sehingga manusia bisa menikah dan berketurunan.
Karena nafsu pula manusia bisa merasakan gembira, sedih, cinta, sayang, marah, dan lain
sebagainya.

Sebaliknya nafsu yang tidak terkendali dan diperturutkan adalah kendaraan setan, melalui pintu
inilah setan mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dosa, maksiat, dan kejahatan.
Demikian juga syahwat/ketertarikan kepada lawan jenis yang tidak diatur dengan syari'at bisa
menjerumuskan kepada berbagai perbuatan dosa seperti pacaran, berciuman, zina, membunuh,
bunuh diri, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, apabila para remaja tidak mengisi hatinya dengan iman kepada Allah, tidak
rajin memupuknya dengan ibadah kepada-Nya, serta tidak memelihara dirinya dari hal-hal yang
akan melemahkan jiwa dan imannya, maka mereka akan mudah terseret oleh hawa nafsu dan
syahwatnya untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, seperti budaya pacaran yang
sarat dengan kemaksiatan dan dosa di dalamnya.

3. Terjerat masalah pribadi dan solusi yang salah

Setiap orang yang hidup pasti memiliki problem atau masalah hidup. Problem itu bisa
menyangkut pribadi, keluarga, lingkungan masyarakat, atau hal-hal yang berkaitan dengan
masalah ekonomi, etika pergaulan, sikap ataupun yang lainnya. Semua itu sudah menjadi
sunatullah dan fitrah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Masalahnya bukan pada
adanya problem, akan tetapi bagaimana menyikapi setiap problem yang kita hadapi.

Tidak sedikit yang terjerumus ke dunia pacaran berawal dari curhat-curhatan. Menceritakan
problem kepada lawan jenis, saling memberi saran. Merasa menambatkan perhatian lalu
timbulah kedekatan hubungan, lalu setan pun terus meniupkan mantera berupa bujukan dan
rayuan, hingga akhirnya terjadilah pacaran. Keberadaan pacar diharapkan bisa meringankan
beban, membantu menyelesaikan masalah, menghilangkan kejenuhan dan kekalutan pikiran, dan
bisa jadi motivator dan pemberi inspirasi agar hidupnya menjadi lebih hidup. Sepintas nampak
sebagai solusi, padahal sesungguhnya pacaran adalah awal musibah yang lebih besar.

4. Gejolak pubertas
Dalam syari'at Islam masa awal pubertas biasa disebut masa baligh atau hulum. Biasanya
ditandai dengan mimpi basah bagi laki-laki dan mengalami haid bagi perempuan. Masa-masa ini
adalah tahapan yang sangat penting, karena dalam tahapan ini seorang muslim dan muslimah
berstatus sebagai mukallaf. Yaitu terkena kewajiban syari'at, berhak mendapat reward atas
kebaikannya dan mendapatkan sanksi jika melakukan pelanggaran.

Sekali lagi dorongan seksual berupa ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang wajar
dan normal. Yang terpenting adalah mengelola dorongan seksual agar tidak menjerumuskan kita
pada dosa, termasuk pacaran. Ada semacam pandangan atau anggapan keliru di kalangan remaja
bahwa orang yang tidak pacaran adalah tidak normal. Ini jelas keliru. Ketertarikan kepada lawan
jenis dan pacaran adalah sesuatu yang berbeda. Ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu
yang wajar dan tidak dilarang, sedangkan pacaran adalah perbuatan yang dilarang Islam. Ada
pula yang berpacaran sekadar untuk menunjukkan bahwa dirinya eksis, diakui dan disukai.

Pacaran bukanlah solusi yang baik untuk menyalurkan gejolak pubertas. Sebaliknya, pacaran
hanya akan menimbulkan berbagai masalah dan problem yang baru. Pacaran akan mencoreng
langkah pertama ketika hendak menuju dewasa, karena memulainya dengan dosa dan maksiat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Islam telah mengatur dan mengarahkan kehidupan para remaja
secara lebih pintar dan terarah. Islam mendidik dan membentuk karakter yang mulia, karena
masa remaja adalah masa-masa proses pencarian jati diri maupun kepribadian untuk menjalani
masa berikutnya.

Faktor Eksternal

1. Lingkungan yang buruk

Lingkungan ibarat mesin pencetak sebuah logam. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk
menempa dan mencetak logam apa saja menjadi bentuk yang berbeda-beda. Jadi, lingkungan
yang buruk bisa mengubah dan membentuk pribadi yang baik menjadi buruk. Sebaliknya,
lingkungan yang baik bisa membentuk bahkan mengubah kepribadian yang buruk menjadi baik.
Lingkungan ibarat sekolah yang sangat luas dan tak terbatas. Lingkungan meliputi teman
bergaul, keluarga, sekolah tempat belajar, media massa, perangkat teknologi, perkampungan,
dunia kerja, dan yang lainnya adalah lingkungan yang sangat lapang yang pasti akan dilewatinya.
Oleh karena itu seorang remaja muslim harus pandai mencari lingkungan yang baik, patuh pada
nasehat keluarga terutama orang tua, memilih teman bergaul yang baik, sekolah yang baik, bahan
bacaan yang baik, serta memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kebaikan.

2. Teman yang buruk

Tidak salahnya bergaul dan berteman. Akan tetapi kita harus pandai memilih dan memilah siapa
saja yang layak dijadikan teman. Temanmu adalah cerminan dirimu. Demikianlah pepatah
berkata. Seorang remaja atau pemuda yang bergaul dengan teman yang baik akan lebih mudah
menjaga diri. Sebaliknya, teman yang buruk akan sangat mudah memberi pengaruh buruk. Orang
yang berteman dengan orang yang shalih, rajin mengaji, rajin shalat, insya Allah akan
mendapatkan pengaruh kebaikannya juga. Sebaliknya berteman dengan orang yang buruk,
mengabaikan shalat, tidak mengenal ngaji dan masjid, pacaran, dan sebagainya juga akan
menularkan keburukannya kepada kita.

Rasulullah Saw. bersabda, "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti
halnya penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi, ia bisa
memberimu atau kamu membeli darinya, atau minimal kamu akan mencium aroma wangi
darinya. Adapun tukang pandai besi, ia bisa membuat pakaianmu terbakar atau minimal kamu
akan mencium bau yang tidak sedap darinya." (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, memilih teman yang baik lagi shalih adalah sebuah kelaziman bagi setiap
muslim. Tidak dibenarkan menjadikan setiap orang yang ditemui sebagai teman bergaul. Dan
bukan sebuah kebaikan menjadikan orang yang berperangai buruk sebagai teman, bahkan hal itu
adalah sebuah keteledoran dan kehancuran bagi dirinya.

Rasulullah Saw. bersabda, "Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya, maka
hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman karibnya." (HR.
At-Tirmidzi)

3. Penyalahgunaan teknologi sebagai media


Perkembangan media informasi, transportasi, dan komunikasi begitu pesat dan mudah untuk
diakses oleh semua kalangan. Media seolah menembus batas dan mempersatukan dunia hingga
ke pelosok perkampungan. Kemajuan teknologi satu sisi adalah karunia Allah yang sangat besar,
dan ummat manusia wajib untuk mensyukurinya dengan memanfaatkannya sesuai jalan yang
diridhai-Nya. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi informasi menghadapkan kita pada
kenyataan yang sungguh mengkhawatirkan, seperti siaran televisi yang jauh dari mendidik,
muatan media internet yang merusak moral. Gadget, jejaring sosial, dan media-media lainnya
sarat dengan hal-hal yang berbau maksiat. Media-media seolah tidak sepi dari lagu-lagu, film,
foto-foto yang mengumbar aurat, kebohongan, hingga acara-acara lawak yang mempermainkan
kemuliaan manusia.

4. Pergerakan musuh-musuh Islam

Musuh Islam dari golongan Yahudi dan Nasrani adalah dua kelompok yang akan terus berusaha
menghancurkan ummat Islam dengan berbagai cara. Secara fisik mereka menjajah dan
memerangi kaum muslim di berbagai negeri. Di ranah pemikiran mereka menyebarkan
propaganda-propanda sesat dan menyesatkan, mempelajari Islam menebar syubhat, mengimpor
moral yang rusak, menguasai media untuk menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur'an dan As-
Sunnah.

Itulah faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi munculnya fenomena pacaran di
kalangan remaja. Semoga kita mampu memilih dan memilah segala sesuatunya sesuai dengan
aturan Islam, jangan sampai kita tidak sadar telah jauh dari syari'at Islam, jangan sampai dunia
ini memabukkanmu dan membuatmu lupa akan akhirat, jangan sampai kita termasuk golongan
orang-orang yang masuk neraka. Na'udzubillahi mindzalik.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/pacaran?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C2610825426)

Dan faktor-faktor yang melatarbelakangi sebab munculnya pacaran dapat diklasifikasikan


menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal
1. Minimnya bekal pemahaman agama

Ini merupakan faktor utama dan pertama yang menjerumuskan seorang remaja muslim dan
muslimah ke dalam dosa pacaran. Karena pengetahuan dan pemahaman agama yang benar
menjadi benteng pertahanan yang kuat dari pengaruh nilai-nilai dan perilaku yang menyimpang
dari syari'at. Sebaliknya pun demikian, jauhnya kalangan remaja dan pemuda dari nilai-nilai
Islam menyebabkan mereka sangat rentan menjadi obyek dan sekaligus pelaku kerusakan.

Tiadanya pemahaman dan bekal ilmu agama yang cukup bisa kita lihat dari unsur masyarakat
yang terkecil, yaitu keluarga. Tidak sedikit orang tua yang sudah merasa cukup membekali anak-
anak mereka dengan ilmu agama yang diperoleh di bangku sekolah, atau yang dipelajari anak-
anak mereka dijenjang TK dan TPA. Selepas itu anak tidak lagi dekat dengan masjid, jauh dari
majelis ilmu agama, tanpa mendapat arahan dan bimbingan orang tua.

2. Nafsu dan syahwat yang tidak terkendali

Pada dasarnya nafsu dan syahwat adalah fitrah penciptaan manusia. Tidak ada seorang pun yang
bisa melepaskan nafsu dan syahwat dari dirinya. Dalam batasan tertentu nafsu diperlukan untuk
keberlangsungan hidup manusia, tanpa nafsu manusia tidak akan memiliki ketertarikan terhadap
makanan, minuman, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lainnya. Dengan nafsu juga manusia
memiliki ketertarikan kepada lawan jenisnya sehingga manusia bisa menikah dan berketurunan.
Karena nafsu pula manusia bisa merasakan gembira, sedih, cinta, sayang, marah, dan lain
sebagainya.

Sebaliknya nafsu yang tidak terkendali dan diperturutkan adalah kendaraan setan, melalui pintu
inilah setan mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dosa, maksiat, dan kejahatan.
Demikian juga syahwat/ketertarikan kepada lawan jenis yang tidak diatur dengan syari'at bisa
menjerumuskan kepada berbagai perbuatan dosa seperti pacaran, berciuman, zina, membunuh,
bunuh diri, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, apabila para remaja tidak mengisi hatinya dengan iman kepada Allah, tidak
rajin memupuknya dengan ibadah kepada-Nya, serta tidak memelihara dirinya dari hal-hal yang
akan melemahkan jiwa dan imannya, maka mereka akan mudah terseret oleh hawa nafsu dan
syahwatnya untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, seperti budaya pacaran yang
sarat dengan kemaksiatan dan dosa di dalamnya.

3. Terjerat masalah pribadi dan solusi yang salah

Setiap orang yang hidup pasti memiliki problem atau masalah hidup. Problem itu bisa
menyangkut pribadi, keluarga, lingkungan masyarakat, atau hal-hal yang berkaitan dengan
masalah ekonomi, etika pergaulan, sikap ataupun yang lainnya. Semua itu sudah menjadi
sunatullah dan fitrah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Masalahnya bukan pada
adanya problem, akan tetapi bagaimana menyikapi setiap problem yang kita hadapi.

Tidak sedikit yang terjerumus ke dunia pacaran berawal dari curhat-curhatan. Menceritakan
problem kepada lawan jenis, saling memberi saran. Merasa menambatkan perhatian lalu
timbulah kedekatan hubungan, lalu setan pun terus meniupkan mantera berupa bujukan dan
rayuan, hingga akhirnya terjadilah pacaran. Keberadaan pacar diharapkan bisa meringankan
beban, membantu menyelesaikan masalah, menghilangkan kejenuhan dan kekalutan pikiran, dan
bisa jadi motivator dan pemberi inspirasi agar hidupnya menjadi lebih hidup. Sepintas nampak
sebagai solusi, padahal sesungguhnya pacaran adalah awal musibah yang lebih besar.

4. Gejolak pubertas

Dalam syari'at Islam masa awal pubertas biasa disebut masa baligh atau hulum. Biasanya
ditandai dengan mimpi basah bagi laki-laki dan mengalami haid bagi perempuan. Masa-masa ini
adalah tahapan yang sangat penting, karena dalam tahapan ini seorang muslim dan muslimah
berstatus sebagai mukallaf. Yaitu terkena kewajiban syari'at, berhak mendapat reward atas
kebaikannya dan mendapatkan sanksi jika melakukan pelanggaran.

Sekali lagi dorongan seksual berupa ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang wajar
dan normal. Yang terpenting adalah mengelola dorongan seksual agar tidak menjerumuskan kita
pada dosa, termasuk pacaran. Ada semacam pandangan atau anggapan keliru di kalangan remaja
bahwa orang yang tidak pacaran adalah tidak normal. Ini jelas keliru. Ketertarikan kepada lawan
jenis dan pacaran adalah sesuatu yang berbeda. Ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu
yang wajar dan tidak dilarang, sedangkan pacaran adalah perbuatan yang dilarang Islam. Ada
pula yang berpacaran sekadar untuk menunjukkan bahwa dirinya eksis, diakui dan disukai.

Pacaran bukanlah solusi yang baik untuk menyalurkan gejolak pubertas. Sebaliknya, pacaran
hanya akan menimbulkan berbagai masalah dan problem yang baru. Pacaran akan mencoreng
langkah pertama ketika hendak menuju dewasa, karena memulainya dengan dosa dan maksiat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Islam telah mengatur dan mengarahkan kehidupan para remaja
secara lebih pintar dan terarah. Islam mendidik dan membentuk karakter yang mulia, karena
masa remaja adalah masa-masa proses pencarian jati diri maupun kepribadian untuk menjalani
masa berikutnya.

Faktor Eksternal

1. Lingkungan yang buruk

Lingkungan ibarat mesin pencetak sebuah logam. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk
menempa dan mencetak logam apa saja menjadi bentuk yang berbeda-beda. Jadi, lingkungan
yang buruk bisa mengubah dan membentuk pribadi yang baik menjadi buruk. Sebaliknya,
lingkungan yang baik bisa membentuk bahkan mengubah kepribadian yang buruk menjadi baik.
Lingkungan ibarat sekolah yang sangat luas dan tak terbatas. Lingkungan meliputi teman
bergaul, keluarga, sekolah tempat belajar, media massa, perangkat teknologi, perkampungan,
dunia kerja, dan yang lainnya adalah lingkungan yang sangat lapang yang pasti akan dilewatinya.

Oleh karena itu seorang remaja muslim harus pandai mencari lingkungan yang baik, patuh pada
nasehat keluarga terutama orang tua, memilih teman bergaul yang baik, sekolah yang baik, bahan
bacaan yang baik, serta memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kebaikan.
2. Teman yang buruk

Tidak salahnya bergaul dan berteman. Akan tetapi kita harus pandai memilih dan memilah siapa
saja yang layak dijadikan teman. Temanmu adalah cerminan dirimu. Demikianlah pepatah
berkata. Seorang remaja atau pemuda yang bergaul dengan teman yang baik akan lebih mudah
menjaga diri. Sebaliknya, teman yang buruk akan sangat mudah memberi pengaruh buruk. Orang
yang berteman dengan orang yang shalih, rajin mengaji, rajin shalat, insya Allah akan
mendapatkan pengaruh kebaikannya juga. Sebaliknya berteman dengan orang yang buruk,
mengabaikan shalat, tidak mengenal ngaji dan masjid, pacaran, dan sebagainya juga akan
menularkan keburukannya kepada kita.

Rasulullah Saw. bersabda, "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti
halnya penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi, ia bisa
memberimu atau kamu membeli darinya, atau minimal kamu akan mencium aroma wangi
darinya. Adapun tukang pandai besi, ia bisa membuat pakaianmu terbakar atau minimal kamu
akan mencium bau yang tidak sedap darinya." (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, memilih teman yang baik lagi shalih adalah sebuah kelaziman bagi setiap
muslim. Tidak dibenarkan menjadikan setiap orang yang ditemui sebagai teman bergaul. Dan
bukan sebuah kebaikan menjadikan orang yang berperangai buruk sebagai teman, bahkan hal itu
adalah sebuah keteledoran dan kehancuran bagi dirinya.

Rasulullah Saw. bersabda, "Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya, maka
hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman karibnya." (HR.
At-Tirmidzi)

3. Penyalahgunaan teknologi sebagai media

Perkembangan media informasi, transportasi, dan komunikasi begitu pesat dan mudah untuk
diakses oleh semua kalangan. Media seolah menembus batas dan mempersatukan dunia hingga
ke pelosok perkampungan. Kemajuan teknologi satu sisi adalah karunia Allah yang sangat besar,
dan ummat manusia wajib untuk mensyukurinya dengan memanfaatkannya sesuai jalan yang
diridhai-Nya. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi informasi menghadapkan kita pada
kenyataan yang sungguh mengkhawatirkan, seperti siaran televisi yang jauh dari mendidik,
muatan media internet yang merusak moral. Gadget, jejaring sosial, dan media-media lainnya
sarat dengan hal-hal yang berbau maksiat. Media-media seolah tidak sepi dari lagu-lagu, film,
foto-foto yang mengumbar aurat, kebohongan, hingga acara-acara lawak yang mempermainkan
kemuliaan manusia.

4. Pergerakan musuh-musuh Islam

Musuh Islam dari golongan Yahudi dan Nasrani adalah dua kelompok yang akan terus berusaha
menghancurkan ummat Islam dengan berbagai cara. Secara fisik mereka menjajah dan
memerangi kaum muslim di berbagai negeri. Di ranah pemikiran mereka menyebarkan
propaganda-propanda sesat dan menyesatkan, mempelajari Islam menebar syubhat, mengimpor
moral yang rusak, menguasai media untuk menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur'an dan As-
Sunnah.

Itulah faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi munculnya fenomena pacaran di
kalangan remaja. Semoga kita mampu memilih dan memilah segala sesuatunya sesuai dengan
aturan Islam, jangan sampai kita tidak sadar telah jauh dari syari'at Islam, jangan sampai dunia
ini memabukkanmu dan membuatmu lupa akan akhirat, jangan sampai kita termasuk golongan
orang-orang yang masuk neraka. Na'udzubillahi mindzalik.
http://okupan.blogspot.co.id/2015/03/penyebab-munculnya-fenomena-pacaran.html

7 Cara Menghindari Dan mengatasi Pergaulan Bebas Pada Remaja

Dari tahun ketahun rupanya statistik remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas semakin
meningkat, jika hal ini tidak di tanggapi dengan serius ini semua bisa menjadi bom waktu buwat
indonesia.
Karena para remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas sudah biasa melakukan hubungan
sex dan memakai obat – obatan terlarang yang nantinya akan membunuh mereka sendiri.
Karena jika orang sudah terbiasa dengan sex bebas dan obat – obatan terlarang peluang terkena
penyakit HIV AIDS sangatlah besar, dasamping itu dengan memakai obat – obatan terlarang
juga akan merusak tubuh mereka sendiri yang ujung – ujungnya juga akan mempersingkat umur
mereka.
Nah jika sudah begini siapa yang rugi? Tidak hanya keluarga yang ditinggalkan saja yang rugi,
negara pun juga akan rugi karena sudah kehilangan calon penerus bangsa.
Maka dari itu kesadaran anak remaja itu sendiri maupun orang tua di rumah serta pemerintah
harus ditingkatkan lagi jika tidak ingin melihat bangsa ini nantinya hanya ada pulau – pulau dan
binatang saja.
Berikut ini ada sedikit tips ataupun saran buat anda yang masih remaja dan orang tua agar anda
yang masih remaja atau anak anda nantinya tidak terjerumus dalam lembah setan.

7 Menghindari Dan mengatasi Pergaulan Bebas Pada Remaja


1. Mengisi Waktu Kosong Dengan Kegiatan Positif ( Buat Anak Remaja )
Daripada kalian yang masih remaja ini membuang waktu kalian dengan malas – malasan atau
keluyuran tidak jelas yang nantinya bisa terjerumus kedalam pergaulan bebas lebih baik gunakan
waktu kalian dengan kegiatan positif seperti belajar, sembahyang, belajar ke agamaan atau
membuat kegiatan sosial lainnya yang berguna seperti mengumpulkan bantuan untuk korban
bencana alam atau dari hal yang sepele kamu bisa kumpulkan teman – teman kamu untuk diajak
kerja bakti.
Yang jelas jangan buang waktu kalian dengan percuma dan jangan sampai masuk ke pergaulan
bebas akibat sering keluyuran sana sini.

2. Cara Bergaul
Dengan bergaul atau punya banyak teman memang akan memberikan kemudahan bagi anda
untuk menjalani hidup, tapi jangan sampai kalian itu salah bergaul. Oleh karena itu sebelum anda
memutuskan berteman dengan orang cari tahu dulu apakah orang yang akan menjadi teman anda
itu akan membawa pengaruh atau dampak baik buat hidup anda kedepannya.
Jika menurut anda baik untuk hidup anda kedepannya, silakan berteman dengan orang tersebut.
Buat orang tua juga harus selalu memantau perkembangan anaknya terutama dalam hal
pergaulan, seperti kata saya diatas jika sampai sedikit saja anak anda salah bergaul maka
akibatnya akan patal.
Maka dari itu peran orang tua juga di perlukan untuk mencegah maraknya pergaulan bebas
dikalangan remaja.

3. Orang Tua Lebih Akrab Dengan Anak


Jika orang tua sudah bisa akrab dengan anak layak seorang sahabat secara tidak langsung anda
akan mengetahui kegiatan dan pergaulan anak anda sehari – hari.
Karena biasanya jika anak sudah dekat dengan orang tuanya jika anak tersebut ada masalah atau
ada hal baru pasti akan di ceritakan kepada orang tuanya.
Nah disinilah kesempatan orang tua untuk mengarahkan anak untuk menjadi anak yang baik,
karena jika anak anda sudah dirasa mau bersikap tidak benar berilah anak anda masukan –
masukan yang positif secara lembut, ini bertujuan agar si anak tidak menolak sugesti atau
masukan positif yang anda berikan.
Karena bagaimanapun juga anak yang masih remaja itu keingin tahuannya masih sangat besar,
dan semakin dilarang akan semakin berniat mencoba.
Jadi beri anak anda masukan secara santai dan tanpa di marahi.
Jadi mulai sekarang dekatkanlah diri anda dengan anak anda agar secara tidak langsung anda
mampu mengontrol tingkah laku anak anda.

4. Lingkungan
Ini merepukan peran terbesar orang tua agar anak anda nantinya tidak terjerumus ke dalam
pergaulan bebas, karena jika anak anda di tempatkan atau tinggal di lingkukang yang tidak baik
maka kemungkinan anak anda menjadi tidak baik juga sangat besar, karena bagaimanapun selain
keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan.
Karena biasanya di lingkungan tempat tinggalnyalah si anak akan menemukan sesuatu yang
baru, yaw kalau sesuatu yang bru nantinya akan berdampak baik, bagaimana jika berdampak
buruk?
Jawabannya pasti sudah anda tau jika lingkungan tempat tinggal anak anda memberi pengaruh
yang tidak baik pastinya anak anda juga akan menjadi tidak baik juga.
So tempatkan anak anda dilingkungan yang baik agar kedepannya bisa anak anda bisa menjadi
orang yang baik, bagi yang muslim mungkin bisa menaruh anak anda di pesantren.

5. Membatasi Waktu Anak Keluar Rumah


Dengan membatasi waktu anak keluar rumah di harapkan kesempatan anak menemukan sesuatu
hal yang baru itu semakin sedikit, karena seperti kata saya pada tips no 4 jika di lingkungan atau
pergaulannya si anak lebih banyak mendapatkan sesuatu hal baru yang memberi pengaruh
negatif maka anak anda akan menjadi tidak baik.
Jadi lebih baik membatasik waktu anak keluar rumah daripada mengambil resiko yang patal
nantinya.

6. Dilarang Pacaran
Jika kamu yang masih belum cukup umur lebih jangan pacaran dulu, karena selain menggang
pelajaran kamu, nantinya kamu bisa terjerumus ke hal yang tidak – tidak seperti sex bebas yang
nantinya kalau sudah begitu kamu bisa kena virus HIV AIDS yang akan membuat umur kamu
menjadi lebih singkat, karena sampai saat ini belum ada obatnya untuk penyakit ini.
Buat orang tua juga kalau bisa anaknya jika masih di bawah umur jangan di kasih pacaran dulu
jika tidak ingin anak anda masuk kedalam sex bebas.
Karena bagaimanapun rasa ingin tahu dan mencoba anak remaja itu masih sangat besar sehingga
jika sudah pacaran bukan tidak mungkin akan mencoba berhubungan badan dan jika sudah
begini akan kecanduan dan terjerumus kedalam sex bebas.

7. Pengamanan Pemerintah
Saya sendiri tau kalau pemerintah juga sudah berjuang keras untuk mengurangi angka sex bebas
dan pemakain obat – obatan terlarang, tapi kalau bisa tolong setiap bebrapa hari sekali dalam
seminggu mengadakan razia obat – obatan terlarang ke sekolah – sekolah sehingga kedepannya
bangsa ini bisa jauh dari yang namanya sex bebas dan obat – obatan terlarang.

Terimakasih sudah membaca artikel Cara Menghindari Dan mengatasi Pergaulan Bebas Pada
Remaja dan mudah – mudahan angka atau statistik pergaulan bebas di indonesia ini bisa
menurun sehingga tercipta negara yang anti sex bebas dan obat – obatan terlarang.

Sumber :
http://terahasiakan.blogspot.com/2012/06/7-cara-menghindari-dan-mengatasi.html

https://soepriyatna.wordpress.com/2014/04/02/7-cara-menghindari-dan-mengatasi-pergaulan-
bebas-pada-remaja/

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan mengenai foto anak yang sedang menggandeng dan
memeluk lawan jenisnya (pacar) di media sosial. Mirisnya, kejadian tersebut terjadi pada anak
SD dan SMP yang seharusnya di usia tersebut mereka hanya sibuk belajar dan bermain. Gaya
pacaran anak sekarang memang perlu diperhatikan dengan baik, dengan pemikirannya yang
belum matang dan masa puber yang terjadi lebih cepat, orangtua mana yang tak ketar-ketir saat
mengetahui anaknya telah berpacaran.

Sebagai orangtua yang hidup di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini, kita
perlu menyadari bahwa zaman sudah berubah. Masa yang dilalui anak-anak kita tidak sama
dengan masa yang dilalui oleh orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua memiliki peranan penting
untuk bisa menyikapi anak yang telah mengenal pacaran lebih dini dari usia seharusnya.

Saat ini, pacaran memang sudah mewabah di dunia anak remaja. Fenomena tersebut sangat sulit
dibendung, lingkungan tentu saja sangat berpengaruh, khususnya lingkungan sekolah. Para guru
tidak bisa mengontrol kegiatan para siswa siswinya lebih detail, sehingga orangtualah yang harus
lebih aktif memberikan pengarahan, proteksi dan pengertian agar anak selalu berada pada trek
yang seharusnya. Faktor terbesar yang mempengaruhi fenomena ini juga terletak pada pengaruh
media dan tayangan televisi yang semakin hari semakin tidak mendidik dengan banyaknya siaran
yang jauh dari nilai dan norma sosial. Hal ini diperparah dengan maraknya lagu-lagu percintaan
dan jejaring sosial yang aktivitasnya tak terkendali.

Agar tidak memperparah kondisi generasi muda Indonesia, maka peranan orangtua sangat
diperlukan dalam hal ini. Pola asuh, pola pendidikan dan pengawasan yang baik harus senantiasa
diberikan agar anak memiliki pengertian dan pemahanan yang baik mengenai pacaran. Lalu
bagaimana menyikapi dan menghadapi anak yang sudah mengenal pacaran dan gaya pacarannya
yang kini semakin memprihatinkan? Berikut tipsnya.

Jalin Komunikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah yang terjalin antara anak dan orangtuanya akan sangat membantu
membangun rasa kepercayaan dan kedekatan dengan sang anak. Kedekatan akan membantu
mereka lebih terbuka dalam mencurahkan dan mengekspresikan perasaannya. Ketika anak mulai
meyinggung pacaran, sebaiknya tanyakan mengapa dia ingin berpacaran. Ketertarikan secara
fisik terhadap lawan jenis sebenarnya merupakan naluri bawaan yang tidak bisa dihindari, Anda
hanya perlu menanamkan konsep “best friend” pada teman lawan jenisnya dan berikan
penjelasan yang baik mengenai pacaran. Berikan gambaran pacaran yang tidak menyalahi aturan
norma sosial dan norma agama.

Jelaskan Batasan dan Untung Rugi Berpacaran

Kebanyakan anak menganggap bahwa pacaran akan menambah semangat belajar dan hidup,
padahal banyak efek negatif dari pacaran. Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan
pemahaman bahwa pacaran juga bisa membawa petaka pada hidupnya. Ceritakan efek buruk
akibat pacaran yang kebanyakan hanya mengganggu aktivitas belajar dan semangat hidup yang
malah menjadi kendor, sebisa mungkin ambil contoh dari peristiwa yang terjadi di lingkungan
sekitar agar anak lebih mengetahui kenyataannya. Jelaskan pula batasan berpacaran, bagaimana
dampaknya jika ia nekad melanggar batasan tersebut. Tidak lupa untuk menberikan pengarahan
dari berbagai sudut pandang seperti norma agama, norma sosial, kesopanan dan kesusilaan.

Awasi Pergaulannya

Pergaulan bisa menjadi faktor pendorong untuk anak melakukan pacaran, lingkungan yang tidak
baik tentu akan semakin memperburuk keadaan. Agar hal tersebut tidak terjadi, coba
perkenalkan anak pada sebuah komunitas yang baik. Awasi kegiatan dan pergaulan anak ketika
mengikuti kegiatan yang tidak jelas, insting seorang ibu biasanya lebih kuat dan manfaatkan
insting tersebut dengan tepat.

Berikan Pendidikan Seks yang Tepat

Pendidikan seks memang masih tabu untuk dibicarakan di masyarakat kita, namun ketika anak
sudah menjalin hubungan dengan lawan jenis Anda harus lebih gencar menerangkan kehamilan
pra-nikah, sebab akibat seks bebas, penyebaran HIV AIDS dan penyakit kelamin yang
berbahaya. Berikan pengarahan sejak dini, agar perilaku seks anak tidak menyimpang. Rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap lawan jenis perlu diarahkan dengan baik agar tak merusak
masa depan kedua belah pihak. Harapan dari pendidikan seks yang tepat, anak dapat memahami
aspek negatif yang perlu dihindari jika mereka berpacaran.

Manfaatkan Teknologi

Untuk membantu dalam megawasi anak, maka kita bisa memanfaatkan tekologi. Oleh karena itu,
hendaknya para orangtua tidak gaptek. Ketika anak memiliki akun jejaring sosial, maka Anda
ikuti dengan membuat akun jejaring sosial agar bisa tetap mengawasi perteman mereka.
Sewaktu-waktu Anda bisa menyamar sebagai orang lain sehingga bisa mengetahui gerak-gerik
sang anak. Namun di samping hal itu, saat mereka mengakses internet, coba tanamkan etika ijin
dan keterbukaan. Khusus untuk handphone, berikan pengertian bahwa kepemilikannya haruslah
sesuai dengan kebutuhan. Berikan sesuatu sesuai pemahaman dan asas pemanfaatan yang baik
dan benar. Mungkin Anda bisa memberikan pilihan untuk memakai HP orangtua sebelum
memutuskan untuk memberikannya gadget agar tetap bisa diawasi pemakaiannya.

Perkuat Do’a

Agar anak tidak mudah terjebak kepada pergaulan yang tidak diinginkan dan fenomena pacaran
yang semakin meluas, maka mendo’akan mereka adalah solusi terakhir yang bisa dilakukan.
Mohonlah perlindungan kepada Tuhan agar anak dijaga dan terhindar dari akibat pacaran yang
tidak sehat dan membahayakan.

Kesimpulannya, orangtua harus menyiapkan waktu untuk anaknya agar bisa mendengar cerita
dan keluh kesahnya. Sehingga orangtua bisa memantau bagaimana kondisi anak dan mulai
mengarahkan jika mereka mulai berada di jalur yang tidak seharusnya. Jika orangtua gagal
menanamkan konsep “best friend”, sebaiknya anak diberi peringatan agar tidak terlalu dekat
dengan lawan jenisnya apalagi jika si anak mulai memiliki keinginan untuk menggandeng atau
memeluk lawan jenis yang dijadikan pacarnya. Penanaman nilai, norma dan akhlak sejak kecil
sangat penting untuk diterapkan agar nantinya bisa menjadi filter saat mereka diserang berbagai
informasi yang tidak baik.

http://www.buahatiku.com/cara-menyikapi-anak-yang-mulai-mengenal-pacaran/

Maximal 10 lembar dari pendahuluan sampe dafpus

Difinisi moral,jenis, fungsi,

Indikator yang membuat moral itu turun

1. Indikator moral
2. Dampaknya langsung ke pacaran aja tetap
2.3 Hakikat siswa SMP ( biasanya ada UU nya )
Ada beberapa pengertian moral. Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti
manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan
(akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang
baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.

Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan
menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan
mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral
adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang
baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-
dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan
hidup yang lebih baik.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa
moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang
mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia
harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan
dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat.

Moral merupakan perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.


apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya
dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran,
suara hati, serta nasihat, dll.

Pengertian moral menurut para ahli:

1. W. J. S. Poerdarminta menyatakan bahwa moral merupakan ajaran tentang baik


buruknya perbuatan dan kelakuan.
2. Dewey mengatakan bahwa moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai
susila.
3. Baron dkk. Mengatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan
dan tindakan yang membicarakan salah atau benar.
4. Magnis-Susino mengatakan bahwa moral selalu mengacu pada pada baik buruknya
manusia sebagai manusia, sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia
dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.

Pengertian Moral

Moral berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku
anak itulah yang disebut moral. Jadi suatu moral melekat dengan nilai dari perilaku tersebut.
Karenanya tidak ada perilaku anak yang tidak bebas dari nilai. Hanya barangkali sejauh mana
kita memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam perilaku seorang anak atau sekelompok
anak memungkinkan berada dalam kondisi tidak jelas. Manusia yang hidup di dunia ini
berjumlah ratusan miliar dan terus berkembang dengan pesat. Angka kelahiran dan kematian
terus meningkat tetapi seimbang tetapi terkadang jumlah kelahiran lebih cepat meningkat.

Dengan meningkatnya angka kelahian secara otomatis maka jumlah penduduknya makin
meningkat. Banyak sekali generasi muda pada zaman sekarang sangat kurang dalam penilaian
sikap dan tingkah lakunya kepada para orang tua dan pada teman seumurannya.

Banyak dari generasi muda saat ini telah rusak dan tidak sopan atau hormat kepada orang tua
atau sesorang yang umurnya lebih tua dari dirinya. Hal ini di sebabkan karena tidak adanya
pengarahan moral yang di berikan ke pada anak tersebut. Sebenarnya apa moral itu akan di
jelaskan sebagai berikut.

Pengertian Moral Menurut Para Ahli

 Pengerian moral dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006) : Dituliskan bahwa moral
mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau
adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
 Pengertian moral dalam Hurlock (Edisi ke-6, 1990) : mengatakan bahwa perilaku moral
adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Moral sendiri berarti
tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep konsep moral atau
peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
 Pengertian moral menurut Webster New word Dictionary (Wantah, 2005) : bahwa moral
adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan
benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
 Dian Ibung : bahwa moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam suatu lingkungan
sosial dan mengatur tingkah laku seseorang.
 Maria Assumpta : pengertian moral adalah aturan aturan (rule) mengenai sikap (attitude)
dan perilaku manusia (human behavior) sebagai manusia. Hal ini mirip bila dikatakan
bahwa orang yang bermoral atau dikatakan memiliki moral adalah manusia yang
memanusiakan orang lain.
 Bapak Sonny Keraf : bahwa moral merupakan sebuah tolak ukur. Moral dapat digunakan
untuk mengukur kadar baik dan buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia,
mungkin sebagai anggota masyarakat (member of society) atau sebagai manusia yang
memiliki posisi tertentu atau pekerjaan tertentu.
 Bapak Zainuddin Saifullah Nainggolan : bahwa pengertian moral adalah suatu tendensi
rohani untuk melakukan seperangkat standar dan norma yang mengatur perilaku
seseorang dan masyarakat. Pengertian moral kali ini erat hubungannya dengan akhlak
manusia ataupun fitrah manusia yang diciptakan memang dengan kemampuan untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
 Bapak Imam Sukardi : bahwa pengertiam moral adalah kebaikan kebaikan yang
disesuaikan dengan ukuran ukuran tindakan yang diterima oleh masyarakat atau umum,
meliputi kesatuan sosia maupun lingkungan tertentu. Disini, dapat anda perhatikan bahwa
pengertian moral selalu dihubungkan dengan adat istiadat suatu masyarakat.
 Menurut Wantah (2005) : Moral adalah sesuatu yang harus dilakukan atau tidak ada
hubungannya dengan kemampuan untuk menentukan siapa yang benar dan perilaku yang
baik dan buruk.
 Menurut W. J. S. Poerdarminta : Menyatakan bahwa ajaran moral dari perbuatan baik dan
buruk dan perilaku.
 Menurut Dewey : Mengatakan bahwa masalah moral yang berkaitan dengan nilai-nilai
moral.
 Menurut Baron dkk : Mengatakan bahwa moral yang terkait dengan pelarangan dan
mendiskusikan tindakan yang benar atau salah.
 Menurut Magnis-Susino : Mengatakan bahwa moral selalu mengacu pada baik orang
miskin sebagai manusia, sehingga aspek moral kehidupan manusia dalam hal kebaikan
sebagai manusia.

Nilai Moral Dalam Kehidupan

 Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

 Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

 Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

 Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.

 Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam


mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.

 Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.

 Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.

 Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.

 Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

 Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.

 Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

 Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
 Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain.

 Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya.

 Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
bagi dirinya.

 Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.

 Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.

 Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa

Fungsi Moral Bagi Kehidupan Manusia

Nilai moral dan hukum mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali. nilai dianggap penting
oleh manusia itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan hasrus diaplikasikan
dalam perbuatan.moralitas diidentikan dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk(etika) yang
mana cara mengukurannya adalah melalui nilai- nilai yang terkandung dalam perbuatan tersebut

Pada dasarnya nilai, moral, dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia.
pertama, berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan
sesame sebagai bagian dari masyarakat. kedua, menarik perhatian pada permaslahan-
permasalahan moral yang kurang ditanggapi manusia. Ketiga, dapat menjadi penarik perhatian
manusia kepada gejala “Pembiasaan emosional”
Selain itu fungsi dari nilai, moral dan hukum yaitu dalam rangka untuk pengendalian dan
pengaturan. Pentingnya system hukum ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan-kepentingan
yang telah dilindungi agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan karena belum cukup kuat
untuk melindungi dan menjamin mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak
teratur.untuk melindungi lebih lanjut kepentingan yang telah dilindungi kaidah-kaidah tadi maka
diperlukanlah system hukum. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku
dalam masyarakat , disebut hukum positif.

Istilah hukum positif dimaksudkan untuk menandai “diferensi”(perbedaan) dan hukum terhadap
kaidah-kaidah lain dalam masyarakat tampil lebih jelas tegas, dan didukung oleh perlengkapan
yang cukup agar diikuti oleh anggota masyarakat .sebagai attribut positif ini ialah:

Bukanlah kaidah social yang mengambang atau tidak jelas bentuk dan tujuannya sehingga
dibutuhkan lembaga khusus yang bertujuan merumuskan dengan jelas tujuan yang hendak
dicapai oleh hukum.

Bahkan tatkala terjadi dilema di dalam hukum sendiri, yang dapat disebabkan karena adanya
konflik, baik dari lembaga-lembaga hukum, sarana prasarana hukum bahkan rendahnya budaya
hukum dalam masyarakat, maka setiap orang (masyarakat dan aparatur hukum) harus
mengembalikannya pada rasa keadilan hukum masyarakat, artinya harus mengutamakan
moralitas masyarakat.

http://www.ngelmu.id/pengetian-moral-nilai-dan-fungsi-mora/

Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku
atau sikap yang mau diambil.
Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

3. Fungsi moral
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai bagian
masyarakat
Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi
Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional
http://jumardinurfadilah.blogspot.co.id/2012/06/materi-mata-kuliah.html

Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock
tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/

Menurut Undang-Undang Pendidikan No. 2 Th. 1989

Mengacu dari beberapa istilah siswa, siswa diartikan sebagai orang yang berada dalam taraf
pendidikan yang dalam berbagai literatur siswa juga disebut sebagai anak didik

Anda mungkin juga menyukai