: 1517-1522
-
Abstrak
Kekerasan seksual merupakan suatu tindak kejahatan yang berhubungan dengan seksualitas
seseorang. Faktor Kejiwaan atau keadaan diri yang tidak normal dari seseorang dapat mendorong
seseorang melakukan kejahatan. Misalnya, nafsu seks yang abnormal dapat menyebabkan pelaku
melakukan pemerkosaan terhadap korban anak-anak dengan tidak menyadari keadaan diri
sendiri. Anak/remaja yang mempunyai pengalaman trauma dapat mengalami serangan panik
ketika dihadapkan/menghadapi sesuatu yang mengingatkan mereka pada trauma. Serangan
panik meliputi perasaan yang kuat atas ketakutan atau tidak nyaman yang menyertai gejala fisik
dan psikologis. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatifddeskriptif, dengan tujuan
memberi gambaran secara menyeluruh mengenai Dampak dan Penanganan Tindak Kekerasa
Seksual pada Ranah Personal. Kekerasan seksual sendiri menjadi momok yang menakutkan.
Korban tindak kejahatan seksual memaknai bahwa tindakan kekerasan seksual sebagai tindakan
yang sangat menyakitkan. Dalam penanganan tindak Kekerasan Seksual harus menjadi perhatian
khusus, bukan hanya dari pihak berwajib saja, namun seluruh lapisan masyarakat harus memiliki
kepedulian terhadap kasus tindak kekerasan seksual. Lingkung memiliki andil penting dalam
mencegah terjadinya kejahatan seksual.
Kata Kunci: Kekerasan Seksual, Korban Kekerasan. Kekerasan Seksual Ranah Personal.
diri sendiri. Selain itu, rasa balas dendam mendapat kekerasan seksual, akan
yang terpendam. Pelaku tindak pidana mengalami mimpi-mimpi buruk,
kekerasan seksual terhadap anak-anak ketakutan yang berlebihan pada orang
terdorong ingin balas dendam dan lain, dan konsentrasi menurun yang
dipengaruhi apa yang pernah di akhirnya akan berdampak pada
alaminya saat menjadi korban, kemudian kesehatan. Ketidakberdayaan korban
ada motivasi untuk merasakan kembali saat menghadapi tindakan kekerasan
apa yang pernah dirasakan sebelumya. seksual di masa kanakkanak, tanpa
disadari digeneralisasi dalam persepsi
Dampak dari Kekerasan mereka bahwa tindakan atau perilaku
Seksual bagi korban seksual bisa dilakukan kepada figur yang
Kebanyakan korban yang lemah atau tidak berdaya. (Noviana,
mengalami kekerasan seksual 2015)
merasakan kriteria psychological Korban tindak kejahatan seksual
disorder yang disebut post-traumatic selalu merasa disisihkan dan merasa
stress disorder (PTSD), dengan gejala- sendiri sendiri. Hal tersebut berkaitan
gejala berupa ketakutan yang intens dengan stigma buruk tentang pelecehan
terjadi, kecemasan yang tinggi, dan seksual di masyarakat, seharusnya
emosi yang kaku setelah peristiwa korban butuh dukungan dari lingkungan
traumatis. atau sosialnya. Namun mereka seringkali
gangguan stres pascatrauma adalah merasa sendiri dan terpisah. Karena
gangguan mental yang muncul setelah perasaan mereka tersebut, penderita
seseorang mengalami atau menyaksikan kesulitan untuk berhubungan dengan
peristiwa yang tidak orang lain dan mendapatkan
menyenangkan. Korban tindak pertolongan.
kejahatan seksual memaknai tindakan
kekerasan seksual sebagai tindakan yang Penangan Tindak Kekerasan
sangat menyakitkan dan merupakan Seksual
kejahatan yang sangat meninggalkan Dalam penanganan tindak
bekas yang sangat mendalam bagi Kekerasan Seksual harus menjadi
korbannya. (Purbararas, 2018) perhatian khusus, bukan hanya dari
Anak/remaja yang mempunyai pihak berwajib saja, namun seluruh
pengalaman trauma dapat mengalami lapisan masyarakat harus memiliki
serangan panik ketika kepedulian terhadap kasus tindak
dihadapkan/menghadapi sesuatu yang kekerasan seksual. Lingkung memiliki
mengingatkan mereka pada trauma. andil penting dalam mencegah
Serangan panik meliputi perasaan yang terjadinya kejahatan seksual. Kejahatan
kuat atas ketakutan atau tidak nyaman seksual masih menjadi masalah yang
yang menyertai gejala fisik dan cukup serius dan ini merupakan masalah
psikologis. Sedangkan kekerasan seksual sosial yang meresahkan masyarakat.
yang dilakukan oleh anggota keluarga Angka kekerasan seksual terhadap anak
adalah bentuk inses, dan dapat setiap tahun mengalami peningkatan.
menghasilkan dampak yang lebih serius Kondisi ini menuntut adanya
dan trauma psikologis jangka panjang, perlindungan terhadap anak.
terutama dalam kasus inses orangtua. Dikutip dalam artikel (Darmini,
(Dirgayunita, 2016) 2021) menyatakan bahwa persoalan
Traumatik akibat tindak mengenai kejahatan seksual semakin
kejahatan seksual pada korban akan sulit berkembang terus hingga sekarang,
dihilangkan jika tidak secepatnya dapat dikatakan tidak ada perubahan
ditangani oleh ahlinya. korban yang yang berarti meski struktur dan budaya
1520
Maurizka Khoirunnisa, Usep Dayat, Kariena Febriantin
Dampak Dan Penanganan Tindak Kekerasa Seksual Pada Ranah Personal ………………………….(Hal 1517-1522)
1521
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (5) (2022): 1517-1522
(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2
020/03/09/siapa-saja-pelaku-kekerasan-
seksual-di-lingkungan-terdekat) Diakses pada 15
Nov. 2021
1522