Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KASUS PEMERKOSAAN

Nama : Muntoha
Npm : 1141173300146
Mata Kuliah : Kriminologi
Semester : IV ( Empat ) – Sore A

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2013
BAB I  PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal atau kejahatan berwatak seksual, yang terjadi
tanda kehendak bersama dalam arti dipaksakan oleh satu pihak ke pihak yang lainnya.
Korbannya dapat berada di bawah ancaman fisik dan atau psikologis, kekerasan, dan dalam
keadaan tidak sadar dan tidak  berdaya, dibawah umur, atau mengalami keterbelakangan mental,
atau dalam kondisi lain yang menyebabkan tidak dapat menolak apa yang terjadi atau tidak dapat
bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya.
Saat ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat perhatian di
kalangan masyarakat. Sering di koran atau majalah diberitakan terjadi tindak pidana perkosaan.
Misalnya saja :  pemerkosaan di Aceh yang menimpa gadis kelahiran deliserdang (Mawar) ,
yang dalam pelaporannya dia disekap selama 2 hari dan diperkosa oleh mantan pacarnya.
Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak pidana ini sudah ada sejak dulu, atau dapat
dikatakan sebagai suatu bentuk kejahatan klasik yang akan selalu mengikuti perkembangan
kebudayaan manusia itu sendiri, ia akan selalu ada dan berkembang setiap saat walaupun
mungkin tidak terlalu berbeda jauh dengan sebelumnya.
Dari fakta fakta diatas,  menunjukkan bahwa kejahatan pemerkosaan ini adalah isu publik,
maka penulis mengangkat masalah ini untuk di analisis kejahatannya berdasarkan cara pandang
kriminologinya.

B.     RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang sudah disebutkan diatas dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas
adalah :
a.       Apakah hal yang menyebabkan terjadinya atau timbulnya kejahatan pemerkosaan ?
b.      Apakah akibat yang timbul atas kejahatan ini dan bagaimana reaksi masyarakat ?

BAB II PEMBAHASAN
A.    Sebab timbulnya kejahatan pemerkosaan .
Perkosaan adalah tindakan pseudo-seksual  dalam arti merupakan perilaku seksual yang
tidak selalu dimotivasi atau disebabkan adanya dorongan seksual sebagai motivasi primer,
melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominasi, agresi dan perendahan terhadap satu
pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku). Pada banyak kasus perkosaan, ada beberapa
motivasi  yang menyebabkan perkosaan, antara lain :
1.      Pelampiasan kemarahan
Perkosaan yang terjadi dengan motivasi kemarahan biasanya sebagai implikasi ingin
menunjukkan kekuasaannya. Yang terjadi karena pelaku memiliki masalah terhadap korban yang
bisa menimbulkan rasa dendam.
2.      Naluri lelaki
Laki-laki mempunyai dorongan seksual yang tinggi, dan jika lelaki menunjukan agresivitas
seksualnya pada umumnya tidak ada sanksi sosial bagi pelakunya. Faktor ini terkadang juga
dipicu oleh pengaruh lingkunagn misalnya beredarnya film-film  dan gambar- gambar porno.
3.      Pelakunya mempunyai kelainan seksual
Untuk perkosaan dengan motif ini, pelaku harus dihukum dan ditangani secara klinis.
Penyimpangan seksual tidak termasuk dalam dasar penghapus pidana (dasar pemaaf) yang dialur
dalam Pasal. 44 KUHP
4.      mispersepsi pelaku atas korban, mengalami pengalaman buruk khususnya dalam hubungan
personal (cinta), terasing dalam pergaulan sosial, rendah diri, ada ketidakseimbangan emosional
Faktor – faktor  diatas adalah faktor penyebab terjadinya kejahatan pemerkosaan yang timbul
dari diri pelakunya atau disebut sebagai faktor inernal, yaitu faktor yang datang individu
pelakunya.
Disamping itu ada juga faktor lain yang memungkinkan terjadinya tindak kejahatan
pemerkosaan. Yang disebut dengan faktor eksternal, yaitu faktor yang datangnya dari luar, baik
dari lingkungan ataupun dari korban itu sendiri. Misalnya tempat atau lingkungan dan suasana
yang memungkinkan dan memancing terjadinya kejahatan pemerkosaan dan lingkungan pelaku
adalah lingkungan orang orang yang kurang bermoral. Atau malah yang datangnya dari korban
itu sendiri, misalnya dengan berpakaian mini di tempat tempat umum, yang cenderung
memancing pelaku berimajinasi dan pada ahirnya melakukan tindakan kejahatan pemerkosaan
sebagai implikasi dari pemuasan nafsu dan hasratnya sebagai lelaki.
Merujuk pada kasus yang terjadi pada Mawar, dapat dilihat bahwa ada 2 faktor yang
memungkin ini terjadi, yaitu faktor internal, yaitu faktor yang datang dari diri/individu pelaku itu
sendiri, yaitu : faktor kemarahan dan faktor mispersepsi terhadap korban.
Menurut analisa saya tentang kasus pemerkosaan ini, pelaku yang dulu adalah pacar korban,
mungkin mengakhiri hubungan mereka dalam keadaan yang kurang baik, bisa saja habis
bertengkar atau pelaku tidak terima hubungan mereka berahir. Keadaan inilah yang memancing
kemarahan pelaku dan pelaku pun ahirnya  memiliki persepsi yang salah terhadap korban, yang
menimbulkan pengalaman buruk dengan dunia asmara (percintaannya) dan  dendam bagi pelaku
pemerkosaan ini.

B.     Akibat  yang timbul dari kejahatan pemerkosaan dan reaksi masyarakat terhadap itu.
Akibat terjadinya pemerkosaan dapat dilihat di dalam 3 lingkup, yaitu akibat terhadap
korban itu sendiri, akibat bagi pelaku, dan akibat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Kejahatan pemerkosaan menimbulkan dampak terberat bagi korbannya sendiri, yaitu: 1) dampak
fisik , misalnya  Nafsu makan menurun drastis, Sakit asma, Sakit kepala, Sulit tidur, Sakit
didaerah perut / kemaluan,  Bengkak disekujur tubuh / tubuh yang terluk, Sulit buang air besar /
kecil, Mungkin akan mandul,  Tertular PMS, HIV-AIDS, Infeksi pada alat reproduksi, dll.  2)
Dampak Mental / Emosional, misaalnya  Stres berat- ketakutan, depresi, phobia,  Merasa : hina,
bersalah, malu, menyalahkan diri sendiri, tidak berdaya, Curiga pada orang lain, Takut hamil,
Goncangan jiwa yang berat,  Dorongan untuk bunuh diri. 3) Dampak Pada Kehidupan Pribadi
dan Sosial, misalnya : Ditinggalkan teman dekat,  Hubungan dengan pasangan memburuk atau
pecah cerai, Tidak lagi bergairah untuk bercinta, takut atau tidak bisa jatuh cinta,  Sulit membina
hubungan dengan pria lain,  Menghindari setiap pria, Sulit untuk percaya orang lain dan
sungguh-sungguh mencintai : pernah dan merasa dikhianati.
Menurut analisis saya, korban dalan kasus ini yang adalah mawar mungkin mengalami
dampak baik itu fisik, mental, dan sosial masyarakat seperti yang telah disebutkan diatas. Namun
saya tidak dapat memastikan yang mana saja yang dialami oleh pelaku karena saya tidak melihat
kejadiannya , keadaan korban sebelum dan setelah kejadian itu. Jadi saya hanya menganalisis
berdasarkan dampak secara umum.
Tidak hanya korban, pelaku juga merasakan akibat ataupun dampak dari tindakan ini. yang
paling real saja, akibat yang paling keras yang harus diterima oleh pelaku adalah hukuman yang
setimpal, baik itu dari pihak yang berwajib ataupun sanksi sosial dari masyarakat. Sedangkan
akibat yang timbul dari diri pelaku kejahatan ini adalah bisa saja gangguan mental seperti rasa
ketakutan yang berlebihan, dihantui perasaan  bersalah, atau bahkan penyesalan yang sangat
mendalam.
Tindak kejahatan pemerkosaan ini sifatnya meluas, dalam arti yang mengalami dampaknya
tidak hanya pihak pelaku dan korban saja, namun juga keluarga, lingkungan, dan masyarakat
sekitar bahkan masyarakat meluas. Dampak yang paling nyata dialami oleh masyarakat adalah
perasaan was-was, dan menjadi gampang menaruh perasaan curiga terhadap seseorang.
Menyikapi masalah maraknya pemerkosaan di Indonesia, sebagai contoh kasus mawar di
Aceh, ada beberapa opsi reaksi masyarakat yang timbul akan kejahatan ini. ada respon positif
dan ada juga rtespon negatif.
Respon masyarakat yang bersifat positif adalah misalnya dengan turut bersimpati dan
empati terhadap korban, lebih mawas diri dalam bergaul, mendorong pemerintah untuk lebih
tergas lagi dalam menyikapi masalah kejahatan ini,dan lain sebagainya.
Disamping itu tida sedikit masyarakat yang malah meresponnya kearah negatif, misalnya
saja dengan malah menuding bahwa korban yang memancing terjadinya perkosaan terhadap
dirinya, atau menyalahkan pemerintah yang dari dulu dianggap tidak tegas dalam menangani
kasus kasus terdahulu, dan lain sebagainya.

BAB III PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Tindak kejahatan pemerkosaan terjadi dari faktor individu pelaku itu sendiri, yaitu sebagai
wujud kemarahan dan mispersepsi terhadap korban yang dulunya adalah kekasihnya.
Pengalaman buruk semasa pacaran dapat memicu daan memotivasi pelaku melakukan tindak
kejahatan ini.
Kasus pemerkosaan ini berdampak buruk bagi pelaku, korban, dan masyarakat. Namun,
kerugian terbesar mengenai dampak ini dialami oleh korban yaitu Mawar. Yang menderita
kerugian fisik, mental dan pengaruh sosial.
Dari fakta yang ada reaksi masyarakat akan banyaknya kasus pemerkosaan di Indonesia
beragam versi, ada yang negative dan ada pula yang positif. Namun lebih banyak respon positif,
yang mendorong pemerintah lebih sigap dan tanggap lagi dalam mengatasi masalah kejahatan
perkosaan ini.

B.     SARAN
Dari kasus pemerkosaan,dapat disimpulkan beberapa saran :
a.       Untuk para pelaku perkosaan diharapkaan lebih mendekatkan diri pada Tuhan lagi, agar tercipta
moral yang baik, dan akan mengurangi masalah perkosaan di Indonesia
b.       Untuk para wanita yang cenderung menjadi korban perkosaan, untuk lebih berhati hati lagi
terhadap kaum pria, juga lebih memilih milih lagi cara berpakaian di tempat umum, serta lebih
bijak lagi dalam menyikapi hubungan sosial dengan lawaan jenis.
c.       Untuk masyarakat agar lebih waspada lagi daan berperan aktif, dalam membantu pemerintah
mengatasi masalah perkosaan di Indonesia, bisa dengan cara menimbulkan sanksi sosial yang
berat bagi  pelakunya.

Anda mungkin juga menyukai