Anda di halaman 1dari 64

444444444444444444444444

444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
444444444444444444444444
KRIMINOLOGI
4444444444444444444444444
4444444444444444444444444
4444444444444444444444444
4444444444444444444444444
444444
Tujuan kriminologi:
• Memberikan saran dalam pembuatan Rencana
Undang-undang (hukum pidana)
• Untuk memperbaharui pandangan hukum
pidana terhadap masalah kejahatan dalam
masyarakat dengan jalan memperhatikan
catatan-catatan tertentu tentang kejahatan
hukum adat
• Untuk memperlihatkan bahwa kejahatan sangat
mahal
• Untuk menghindari rasa benci yang negatif atau
rasa simpati yang tidak sehat/tidak positif pada
pelaku kejahatan
Kuliah I
PENGERTIAN
• Kriminologi berasal dari istilah:
- crimino, crimen, crime yaitu kejahatan
- logos yaitu pengetahuan

• Sehingga: Kriminologi berarti:


Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
sebab – sebab kejahatan, pelaku kejahatan
dan cara menanggulangi kejahatan
Manfaat kriminologi
• Salah satu dasar /latar belakang ilmu untuk
profesi dan pekerja sosial dapat menggunakan
kriminologi dalam menaggulangi masalah
masyarakat yang ditangani
• Untuk menghindarkan rasa benci atau rasa
simpati yang tidak positif/tidak sehat pada
pelaku kejahatan
• Manfaat lain baik bagi pribdi, masyarakat
maupun ilmu pngetahuan sendiri
Manfaat Kriminologi bagi
Hukum Pidana
• Walaupun kriminologi telah menjadi ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri, akan tetapi
perlu diketahiu perihal hubungannya dengan
hukum pidana.
• Dengan mempelajari sebab2 kejahatan dan
car2 memberantas kejahatan, maka kriminologi
dapat menyumbangkan bahan2 kepada hukum
pidana guna menyesuaikan (reform) hukum
pidana dengan kebutuhan2 masyarakat dalam
memberantas kejahatan.
Kuliah 2
Ruang lingkup kriminologi

• Mempelajari manusia sebagai pelaku


kejahatan
• Kejahatan sebagai reaksi dari
masyarakat
• Penanggulangan kejahatan termasuk
penegak hukum
Objek kriminologi
1. Para sarjana penganut aliran hukum
(Yuridis) :
- penjahat itu adalah mereka yang sudah
diputuskan oleh pengadilan sebagai
penjahat karena kejahatan yang
dilakukannya
- kejahatan adalah perbuatan yang
ditetapkan oleh negara dalam hukum
pidana dan diancam sanksi
2. Para sarjana penganut aliran non yuridis
(sosiologis)
- kejahatan merupakan suatu perilaku manusia
yang diciptakan oleh masyarakat

3. Pandangan kriminologi baru tentang kejahatan,


penjahat dan reaksi masyarakat
- kejahatan perilaku yang menyimpang dengan
melihat kondisi-kondisi struktural yang ada
dalam masyarakat dan menempatkan perilaku
menyimpang dalam konteks ketidakmerataan
kekuasaan, kemakmuran dan otoritas serta
kaitannya dengan perubahan-perubahan
ekonomi dan politik dalam masyarakat.
Kuliah 3

Hubungan kriminologi dengan


disiplin ilmu lain
Pembagian ilmu pengetahuan:
1. Ilmu sosial yakni kelompok ilmu pengetahuan yang
meneliti hidup manusia seperti ekonoi, antropologi,
psikologi, sejaah sosologi
2. Ilmu pengetahuan kerohanian (humaniora) yakni ilu
pengetahuan yang mempelajari perwujudan spritual
kehidupan bersama seperti filsafat, kesenian, agama,
ilmu bahasa
3. Ilmu pengetahuan alam yakni kelompok ilmu
pengetahuan yang mempelajari alam seperti fisika
dan biologi
Dari hal diatas terlihat kriminologi termasuk dalam ilmu
Sosial, seperti dalam bagan berikut:
Skema Noach
Kriminologi adalah ilmu
pengetahuan yang
membahas kejahatan
dan penyelewengan
tingkah laku manusia
baik sebagai gejala
sosial maupun psikologi
sehingga dibutuhkan ilmu
sosiologi, psikologi, psikiatri,
hukum pidana, dan kriminologi
sebagai pusat berbatasan
dengan
Ilmu tersebut
Skema Sauer
1. Ilmu pengetahuan
alamiah
2. Ilmu pengetahuan
sosial
3. Ilmu pengetahuan
normatif
4. Kriminologi
Skema Anglo Saxon

1.Kriminologi
2.Sosiologi
3.Sosiografi
Kriminologi terbagi atas:
1. Arti luas menyangkut:
- arti sempit (Bonger, Sutherland)
- Kriminalistik
- Penologi ( ilmu yang mempelajari hukuman serta
pencegahan dengan cara yang tidak bersifat hukuman)
- Viktmologi ( ilmu yang mempelajari tentang korban
kejahatan)
2. Arti luas juga menyangkut:
- Arti sempit: a. perbuatan jahat;- sosiologi kriminil
- psikologi kriminil
b. gejala kejahatan; - statistik kriminil
- tipologi kriminil
Menurut Bonger
1. Kriminologi teoritis meliputi sosiologi
kriminil, antropologi kriminil, neuro
patologi kriminil
2. Kriminologi praktis meliputi hygiene
kriminil, kriminalistik dan politik
kriminal
Menurut Sutherland
1. Sosiologi hukum merupakan analisa
ilmiah tentang kondisi sosial yang
mempengaruhi perkembangan pidana
2. Etiologi kriminal merupakan ilmu yang
mempelajari sebab-sebab terjadinya
kejahatan
3. Penologi yang mempelajari hukuman
Menurut Louwage
Kriminologi dalam arti luas meliputi:
1. Arti sempit
2. Kriminalistik
3. penologi
Kriminologi sebagai body
knowledge
1. Manusia secara biologis terdiri dari
disiplin ilmu psikologi, psikiatri, endrologi
dll
2. Manusia dalam zoon paliticon terdiri dari
ilmu sosiologi, antropologi (sosial,
budaya) ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu
sejarah dll
3. Manusia dalam tatanan norma pergaulan
hidup seperti teologi, etika, hukum dll
Menurut Simanjuntak:
1. Ilmu Filsafat untuk meneliti permasalahan kenapa manusia bisa
jahat
2. Sosiologi kriminal mempelajari faktor sosial yang menyebabkan
timbulnya reaksi masyarakat dan akibat kejahatan
3. Antropologi kriminal mengintrodusir sebab-sebab kejahatan
karena kelainan anatimis yang dibawa sejak lahir
4. Psikologi kriminal meneliti penyimpangan jiwa , relasi watak,
penyakit dengan bentuk kejahatan serta situasi psikologis yang
memotivasi tindakan jahat
5. Penologi membahas timbulnya dan pertumbuhan hukuman
artinya hukuman serta faedah hukuman
6. Neuro pathologi kriminal meneliti penyimpangan urat syaraf
terhadap timbulnya kejahatan
Kuliah 4

Perkembangan kriminologi
1. Periode pra 1830-an
2. Periode 1830-an sampai sekarang terdiri
dari:
a. Masa 1830-an s/d 1960
b. Masa 1960 sampai sekarang
1. Masa pra 1830-an
Plato menyebut emas dan manusia adalah
penyebab adanya kejahatan, makin tinggi
pandangan tentang kekayaan oleh manusia
makin merosot penghargaan kesusilaan.
Sehingga apabila dalam setiap negara
banyak terdapat orang miskin maka akan
terdapat bajingan-bajingan, pemerkosa
agama dan penjahat dari berbagai corak.

Mengatasinya Plato menyatakan bahwa adanya rasa


komunal dalam suatu masyarakat, anggotanya akan
berbuat sama dalam hal kebaikan, sehingga yang
miskin dan kaya tidak akan ditemui ketakaburan,
kezaliman dan rasa iri hati serta benci (pandangan
‘utopi’)
Sedangkan Aristoteles menyatakan kemiskinan
menimbulkan kejahatan dan pemberontakan,
kejahatan terbesar tidak diperbuat untuk hidup
tapi untuk kemewahan.
Bonger menyimpulkan uraian ahli tersebut
berpengaruh dalam lapangan hukuman yaitu
hukuman dijatuhkan bukan karena telah berbuat
jahat tetapi agar jangan berbuat jahat
2. Masa sesudah 1830-an
sampai sekarang
1. Masa 1830-an sampai 1960-an
Disebut juga masa kriminologi klasik atau Positivistis
(Etiologi Kriminil) karena mengutamakan pendekatan
sebab musabab yaitu melihatnya dari diri penjahat untuk
menuju sasaran perbaikan atau penanggulangan kejahatan
dengan didukung teori dari berbagai disipli ilmu
pengetahuan berpendapat bahwa kejahatan dilakukan
oleh orang/sekelompok orang karena kondisi yang ada
padanya serta lingkungan pergaulan yang
mempengaruhinya, sehigga lahirlah aliran bio-antropologis,
aliran lingkungan dan aliran kombinasi (multiple factor
approach)
44
Sutherland (1920) melalui teori sosiologi
menyatakan bahwa kejahatan dapat dilakukan
oleh siapa saja bukan monopoli orang atau
sekelompok dalam kondisi tertentu. Disebabkan
kejahatan adalah perilaku yang timbul melalui
proses belajar dalam kehidupan sosial tertentu
(seperti disorganisasi sosial, mobilitas sosial dan
konflik budaya) akan berpengaruh dalam
mewarnai timbulnya kejahatan pada masyarakat
yang mengalami proses tersebut.
b. Masa 1960-an sampai
sekarang
Disebut juga masa kriminologi kritis (Critical
Criminology) dimana kejahatan merupakan suatu
konstruksi sosial yaitu pada waktu suatu
masyarakat menetapkan sejumlah perilaku dan
orang dinyatakan sebagai pelaku/penjahatnya.
Kejahatan dan penjahat bukanlah gejala yang
secara bebas dan objektif dipelajari para ilmuwan
tapi ditentukan oleh masyarakat sehingga
kejahatan dan penjahat tergantung waktu dan
tempat tertentu
Dengan pendekatan:
1. Pendekatan kriminologi yang mempelajari arti
yang diberikan oleh suatu masyarakat pada
kejahatan yang terjadi (pendekatan
Interaksionis) yaitu upaya dalam mempelajari
bagaimana proses diberikannya “label/stigma”
kejahatan dan penjahat oleh masyarakat.
Proses terjadinya label/stigma melalui
pernyataan-pernyataan yang oleh masyarakat
terhadap suatu perbuatan tertentu dan begitu
pun kepada orang yang melakukan perbuatan
tersebut sebagai sesuatu yang tidak baik/jahat.
4444444444444444444444444
4
2. Pendekatan kriminologi yag
menitikberatkan pada masalah
(pendekatan konflik) pengertian kejahatan
dari aspek power/kekuasaan artinya
semakin besar kekuasaan yang dimiliki
maka akan lebih mudah menentukan
perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan kepentingannya sebagai perilaku
yang perlu diancam pidana/kejahatan.
KEJAHATAN
KEJAHATAN
A. Pengetian Kejahatan
Kejahatan menurut Kamus Bahasa
Indonesia yaitu perilaku yang bertentangan
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku yang telah disahkan oleh hukum
tertulis (huku pidana)
Donald R Taft,kejahatan adalah perbuatan yang
melanggar hukum pidana (a crime is an act
forbidden and made punishable by law)
4444

Kejahatan secara praktis


yaitu pelanggaran atas norma-norma
agama, kebiasaan, kesusilaan yang
hidup dalam masyarakat.Kejahatan
secara religi adalah pelanggaran atas
perintah Tuhan (dosa)
4444444444444444444444444
4

Kejahatan secara yuridis


yaitu setiap perbuatan ataupun kelalaian
yang dilarang oleh hukum publik untuk
melindungi masyarakat dan diberi pidana
oleh negara dan nyata-nyata dinukilkan
dalam perundang-undangan pidana
negara.Ketiga pengertian inilah kejahatan
menurt kriminologi karena kriminologi lebih
luas dari hukum pidana
B. Klasifikasi Kejahatan
Menurut Sutherland
Klaifikasi berdasarkan:Menyolok atau
kegarangan dari kejahatan tersebut
terdiri atas kejahatan dan ksalahan
kecil. Kejahatan terbagi lagi atas
kejahatan lebih serius (felony) dan
kejahatan kurang serius
(misdemeanor).
4
Menurut B o n g e r klasifikasi berdasarkan
motif para pelaku yaitu kejahatan ekonomis,
kejahatan seksual, kejahatan politik dan
kejahatan dengan pembalasan dendam
sebagai motif utamanya.
4444444444444444444444444
44
Menurut Marshall B Clinard tipologi kejahatan
harus disusun berdasrkan suatu teori umum
tentang kejahatan dengan didasarkan pada
4 KARAKTERISTIK yaitu:
1. Karir penjahat dari sipelanggar hukum
2. Sejauhmana perilaku itu memperoleh
dukungan kelompok
3. Hubungan timbal balik antara kejahatan pola-
pola perilaku yang sah dan
4. Reaksi sosial terhdap kejahatan.
Lanjutan…
Sedangkan TIPE KEJAHATAN yaitu:
1. Kejahatan perorangan dengan
kekerasan yang meliputi bentuk-bentuk
perbuatan kriminal seperti pembunuhan
dan perkosaan
2. Kejahatan terhadap harta benda yang
dilakukan sewaktu-waktu termasuk
pencurian kendaraan bermotor
Lanjutan…
4. Kejahatan yang dilakukan dalam
pekerjaan dan kedudukan tertentu pada
umumnya dilakukan oleh orang
berkedudukan tinggi.
5. Kejahatan politik yang meliputi
pengkhianatan, spionase, sabotase dab
sebagainya.
6. Kejahatan terhadap ketertiban umum
Lanjutan…
6. Kejahatan konvensional yang meliputi
perampokan temasuk bentuk pencurian
dengan kekerasan dan pemberatan
7. Kejahatan terorganisasi seperti
pemerasan, pelacuran,perjudian
terorganisasi, peredaran narkoba dan
sebagainya
8. Kejahatan profesional yang dilakukan
sebagai suatu cara hidup seseorang
PENJAHAT
Kuliah 7
PENJAHAT
A. Pengertian Penjahat
Sutherland menyatakan a person who
commits a crime (seseorang yang
melakukan perbuatan kejahatan) Istilah
penjahat tidak ada dalam hukum pidana,
penjahat istilah dalam ilmu sosial
(kriminologi).
4444444444444444444444444
4444444444444444444
 Sedangkan dalam hukum pidana istilah tersebut
sesuai dengan tingkatannya, tersangka kalau
perkaranya masih di tingkat penyidikan, terdakwa
apabila telah sampai ke persidangan dan jaksa
penuntut umum telah mendakwanya dengan suatu
pasal, terpidana apabila hakim berpendapat ia
bersalah dan cukup alat bukti untuk membuktikan
kesalahannya, dan narapidana apabila ia menjalani
pidananya di lembaga pemasyarakatan.

 Hal tersebut dikarenakan “asas pruduga tak


bersalah”sehingga apabila belum ada putusan yang
in kracht yang bersangkutan belum bisa dinyatakan
sebagai orang yang melakukan perbuatan kejahatan
L o m b r o s o menyatakan penjahat adalah
seorang yang dapat dilihat dari penelitian
bagian badan dengan pengukuran
antropometris, pendapat ini ditolak
V o l l m e r, penjahat adalah orang yang
dilahirkan tolol dan tidak mempunyai
kesempatan untuk merubah tingkah laku
anti sosial, ini juga ditolak
P a r s o n s menyatakan penjahat adalah orang
yang mengancam kehidupan dan
kebahagiaan orang lain dan membebankan
kepentingan ekonominya

Mabel Elliot penjahat adalah orang-orang


yang gagal dalam menyesuaikan dirinya
dengan norma-norma masyarakat sehingga
tingkah lakunya tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat.
Hari Saheroedji menyimpulkan semua
defenisi tersebut bahwa penjahat
adalahorang yang berkelakukan anti
sosial, bertentangan dgn norma-norma
kemasya-rakatan dan agama serta
merugikan dan mengganggu ketertiban
umum.
B. Klasifikasi Penjahat
Mathew dan Moreau membagi penjahat atas:
Penjahat profesional yang menghabiskan
masa hidupnya dengan kegiatan kriminal
Penjahat accidental yang melakukan
kejahatan sebagai akibat situasi lingkungan
yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya
Penjahat terbiasa yang terus melakukan
kejahatan oleh karena kurangnya
pengendalian diri.
Lindesmith dan Dunham
membagi atas:
Penjahat individual yang bekerja atas
alasan pribadi tanpa dukungan budaya
Penjahat sosial yang di dukung oleh
norma-norma tertentu dengan
memperoleh status dan penghargaan
dari kelompoknya
Gibbons dan Garrity membedakan:
Kelompok penjahat yang seluruh orientasi
hidupnya dituntun oleh kelompok
pelanggar hukum
Kelompok penjahat yang orientasi
hidupnya sebagian besar dibimbing oleh
kelompok bukan pelanggar hukum
GW Bawengan yang dikutip
dari Ruth Shonle Cavan terdiri
dari:
1. The casual offender, pelanggaran kecil
sehingga tidak bisa disebut penjahat seperti
naik sepeda tidak pakai lampu di malam
hari
2. The occasiona criminal, kejahatan enteng
3. The episodic criminal, kejahatan karena
dorongan emosi yang hebat, awalnya
bercanda akhirnya karena tersinggung
membunuh
4. The white collar crime, menurut
Sutherland adalah kejahatan yang
dilakukan oleh pengusaha dan pejabat
dalam hubungan dengan fungsinya.
Menurut Ruth S.Cavan mereka kebal
dengan hukum karena punya
kekuasaan dan kemampuan materil
5. The habitual criminal, yang mengulangi
kejahatan(residivis)
6. The profesional criminal, kejahatan
sebagai mata pencaharian dan mengeai
delik ekonomi atau yang berlatar
perekonomian
7. Organized crime, kejahatan dengan
suatu organisasi dengan organisator yang
mengatur operasi kejahatan
8. The mentally abnormal criminal, menurut
Cavan seperti golongan psychopatis dan
psychotis
9. The nonmalicious criminal, kejahatan
yang mempunyai arti relatif, karena ada
sebagian bagi kelompok lain itu bukan
merupakan kejahatan seperti bugil dalam
suatu ritual kepercayaan itu perbuatan suci
bagi kelompok lain ini merupakan kejahatan
Delinkwen
Remaja menurut BKN-KKA adalah proses usia
perkembangan seseorang( laki-laki atau
perempuan ) dalam batas atas kategori anak dan
di bawah kategori dewasa antara usia 13-17 tahun
dan belum menikah

Bakolak Inpres N0.6/1971 menyebut diatas 12


tahun dan di bawah 18 tahun dan belum menikah
dan ditambah dengan catatan pelaku bukan lagi
anak-anak dan belum dewasa
Psikolog Zakiyah Drajat menyatakan
remaja
adalah usia transisi dimana seseorang
individu telah meninggalkan usia kanak-
kanak yang lemah dan penuh tanggung
jawab baik terhadap diri maupun
masyarakat antara 13 dan 21 tahun
Dalam hukum perdata pasal 330 BW
dinyatakan belum dewasa adalah umur
mereka yang belum mencapai umur genap
21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin,
apabila perkawinan dibubarkan sebelum
usia 21 tahun, tidak kembali dalam
kedudukan belum dewasa
Dalam hukum pidana pasal 45 KUHP dinyatakan
jika seorang yang belum dewasa dituntut karena
perbuatannya yang dikerjakannya ketika umurnya
belum 16 tahun.
Namun dengan keluarnya UU N0.3/1997 pasal
diatas tidak berfungsi lagi maka berdasarkan pasal
1 ayat (1) dinyatakan anak adalah orang yang
dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8
tahun tapi belum mencapai umur 18 tahun dan
belum pernah kawin.
Sedangkan anak nakal menurut pasal 1 ayat
(2) Yaitu :
1. Anak yang melakukan tindak pidana atau
2. Anak yang melakukan perbuatan yang
dinyatakan terlarang bagi anak, baik
menurut peraturan perundang-undangan
maupun menurut peraturan hukum lain
yang hidup dan berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan
Maka berlaku ketentuan undang-undang
diatas menghapus ketentuan lain kecuali:
a.Pasal 4 ayat (2) dalam hal anak melakukan
tindak pidana pada batas umur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1): 8-18 tahun dan d
iajukan ke sidang pengadilan setelah anak
yang bersangkutan melampaui batas umr
tersebut tapi belum mencapai umur 21 tahun
tetap diajukan ke sidang anak
b. Pasal 5 ayat ;
(1) dalam hal anak belum mencapai umur 8 tahun
melakukan atau diduga melakukan tindak pidana
maka terhadap anak tersebut dapat dilakukan
pemeriksaan oleh penyidik.
(2) jika masih bisa dibina oleh orang tua atau wali
penyidik menyerahkan kepada mereka.
(3) apabila penyidik berpendapat anak tersebut tidak bisa
dibina oleh orang tua atau wali maka anak tersebut
diserahkan ke Departemen Sosial setelah mendengar
pertimbangan Pembimbing Kemasyarakatan
Batas umur remaja berbeda setiap negara
seperti di Eropa remaja antara umur 16
dan 21 tahun, Belgia umur tertinggi bagi
remaja 16 tahun, Swedia adalah 21 tahun,
Syria 15 tahun dan Jepang 20 tahun
Kenakalan Remaja
Kejahatan yang dilakukan oleh remaja dinamakan
kenakalan remaja (Juvenile Deliquency).
Istilah ini hanya dalam ilmu sosial terutama
kriminologi
dalam hukum pidana tidak dikenal.

B. Simanjuntak kenakalan remaja adalah perbuatan


dan
tingkah laku yang merupakan perkosaan terhadap
norma hukum dan pelanggaran-pelanggaran
terhadap kesusilaan yang dilakukan oleh para
Juvenile Deliquents.
Menurut Badan Koordinasi Nasional untuk Kesejahteraan
Keluarga Anak (BKN-KKA) adalah sebagai kelainan dalam
tingkah laku serta perbuatan ataupun tindakan remaja
yang bersifat a sosial (mengakui adanya norma-norma
sosial tetapi dilanggarnya) atau bahkan anti sosial (tidak
mengakui adanya norma-norma sosial tetapi dilanggarnya).
Dalam hal mana terdapat pelanggaran-pelanggaran
terhadap norma agama yang berlaku dalam masyrakat dan
tindakan melanggar hukum yang apabila dilakukan oleh
orang dewasa disebut pelanggaran atau kejahatan yang
dapat dituntut ataupun dihukum menurut ketentuan hukum
yang berlaku.
Contoh kenakalan remaja:
 Melawan orang tua
 Pergi tanpa pamit kepada orang tua
 Suka usil
 Tidak menghormati orang tua/orang
lain/guru/dosen
 Semena-mena terhadap orang lain,
 Melakukan tindak pidana seperti membunuh,
mencuri, merampok, memperkosa dan seks
bebas serta narkoba
Penyebab Kenakalan Remaja:
a. Sebab Intern yaitu keadaan yang berasal dari dalam
diri remaja seperti:
 Cacat keturunan yang bersifat biologis dan psikis
tertentu yang tidak mendapatkan perawatan dan
penyaluran khusus
 Pembawaan yang negatif dan sukar untuk
dikendalikan
 Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang
dengan keinginan remaja
 Lemahnya kemampuan pengawasan diri serta sikap
menilai keadaan sekitarnya
 Kurangnya kemampuan mengadakan penyesuaian
dengan lingkungan dengan baik
b. Sebab extern yaitu yang berasal dari luar diri
remaja seperti:
►Kurang mendapat perhatian dan cinta dari orang
tua atau wali
►Perhatian dan dedikasi gurudosen terhadap
murid/mahasiswa kurang
►Sifat-sifat negatif anak yang latent
►Kurang mendapat pengendalian dari orang
tuanya hingga guru/dosen tidak mampu
mengatasinya
THANKQU…

S E L E S A I

Anda mungkin juga menyukai