Anda di halaman 1dari 4

NAMA :BUHARI ABBAS

NIM :1800024140

UTS :KRIMINOLOGI

KELAS :G

1.P.topinard memebrikan definisi kriminologi yg secara harfiah berasal dari kata crimen yg
berate kejahatan atau penjahat dan logos yg berarti ilmu pengetahuan

Sutherland, kriminologi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari kejahatan sebagai


fenomena sosial, termasuk di dalamnya proses pembuatan undang-undang, pelanggaran undang-
undang, dan reaksi terhadap pelanggaran undang-undang.

Paul Mudigdo Mulyono tidak sependapat dengan pengertian kriminologi yang diberikan oleh
Sutherland. Menurut Mulyono pengertian kriminologi tersebut tidak memberikan gambaran
bahwa pelaku kejahatan mempunyai andil atas terjadinya suatu kejahatan, karena terjadinya
kejahatan bukan hanya sebagai perbuatan yang ditentang oleh masyarakat, akan tetapii adanya
dorongan dari si pelaku untuk melakukan perbuatan yang ditentang oleh masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, Paul Mudigdo mengatakan bahwa Pengertian Kriminologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia.

Kriminologi menurut Wolfgang,  dan Johnston, Kriminologi ialah kumpulan ilmu pengetahuan


mengenai kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian mengenai
gejala kejahatan dengan jalam mempelajari dan menganalisa secara ilmiah mengenai keterangan-
keterangan, pola-pola, keseragaman-keseragaman dan faktor-faktor kausal yang berhubungan
dengan kejahatan, pelaku kejahatan dan reaksi dari masyarakat terhadap keduanya.

2. Secara teorik kedua disiplin ilmu tersebut dapat dikaitkan karena hasil analisis kriminologi
banyak manfaatnya dalam kerangka proses penyidikan atas terjadinya suatu kejahatan yang
bersifat individual, akan tetapi secara praktek sangat terbatas sekali keterkaitan dan pengaruhnya.
H. Bianchi mengatakan keterkaitan kriminologi dan hukum pidana, bahwa kriminologi sebagai
metascience dari hukum pidana. Kriminologi suatu ilmu yang lebih luas dari pada hukum pidana,
di mana pengertian-pengertiannya dapat digunakan untuk memperjelas konsep-konsep dan
masalah-masalah yang terdapat dalam hukum pidana. Dalam kaitannya dengan dogmatik hukum
pidana, maka kriminologi memberikan kontribusinya dalam menentukan ruang lingkup
kejahatan atau perilaku yang dapat dihukum

3. 1. Ketidakpuasan terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan sistem penghukuman.
Menentang tindakan sewenang-wenang dalam penjatuhan hukuman yang kejam dan masyarakat
merasa tidak terlindungi dari kejahatan.
2.Penerapan metode statistic.
Dengan melihat jumlah angka kematian dan kelahiran (statistic). Semakain banyak penduduk,
semakin tinggi angka kejahatan. Kejahatan dapat diberantas dengan memperbaiki tingkat
kehidupan masyarakat dengan cara menyeimbangkan angka kelahiran dan kematian.

4.Spritualisme Pendekatan Spritualisme ini menekankan pada kepercayaan bahwa yang benar–
benar pasti menang dengan menggunakan kepercayaan ini sehingga segala persoalan yang
dihadapi dimasyarakat selalu disesuaikan dengan metode–metode yang mereka yakini sebagai
sebuah kebenaran.

Naturalisme Naturalisme merupakan model pendekatan lain yang sudah ada sejak berabad–abad
yang lalu. Hippocrates menyatakan “the brain is organ of the maind“ otak adalah organ untuk
berfikir. Perkembangan paham rasionalisme yang muncul dari perkembangan ilmu alam setalah
abad pertengahan menyebabkan manusia mencari model yang lebih rasional dan mampu
dibuktikan secara rasional.

5.Mazhab KLasik adalah Seseorang melakukan tindakan atau perbuatan berdasarkan


pertimbangan untuk memilih kesenangan (pleasure) atau sebaliknya yaitu penderitaan. Pelaku
memiliki kehendak bebas

Mazhab Kartoghraphik adalah Mula-mula memikirkan distribusi kejahatan di dalam lingkungan


tertentu pada wilayah-wilayah geografis dan sosiologis. Kemudian penganut mazhab ini
berpendapat bahwa segala kejahatan sebagai ekspresi kondisi sosial tertentu

Mazhab Soisalis Mengacu pada ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels (1850) yang berdasarkan
pada determinisme ekonomi.Kriminalitas adalah konsekuensi dari masyarakat kapitalis akibat
sistem ekonomi yang diwarnai penindasan terhadap buruh, sehingga menciptakan faktor-faktor
yang mendorong berbagai penyimpangan terhadap kejahatan.
Mazhab Tipologi Meliputi tiga kelompok yang berpendapat bahwa perbedaan antara penjahat
dan bukan penjahat terletak pada sifat tertentu pada kepribadian, yang mengakibatkan seseorang
tertentu dalam suatu keadaan tertentu berbuat kejahatan dan seseorang yang lain tidak

Mazhab Soisologi adalah Menekankan pada a function of environment Bahwa kejahatan terjadi
karena faktor sosial

6.  *Social disintegration
Teori ini memfokuskan diri pada perkembangan area-area yang angka kejahatannya tinggi yang
berkaitan dengan disintegrasi nilai-nilai konvensional yang disebabkan oleh industrialisasi yang
cepat, peningkatan imigrasi dan urbanisasi.
  *Differential association
Teori ini memegang pendapat bahwa orang yang belajar melakukan kejahatan sebagai akibat
hubungan dengan nilai-nilai dan sikap-sikap antisocial serta pola tingkah laku criminal.
  *Cultural conflict
Teori ini menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang berlainan belajar conducts norm (aturan
yang mengatur tingkah laku) yang berbeda, dan bahwa conduct norms dari suatu kelompok
mungkin berbenturan dengan aturan-aturan konvensional kelas menengah.

7. banyak ahli memandang bahwa disorganisasi sosial memainkan peran sentral dalam
penyebaran kejahatan lingkungan. Sejumlah penelitian pada 1940-an hingga awal 1960-an
mendokumentasikan hubungan antara disorganisasi sosial dan kejahatan. Setelah periode
stagnasi, disorganisasi sosial meningkat sepanjang tahun 1980-an dan sejak itu meningkat
pesat. Banyak dari penelitian itu mencakup pengukuran langsung dari disorganisasi sosial,
kontrol informal, dan kemanjuran kolektif. Jelas, banyak ahli melihat bahwa disorganisasi sosial
memainkan peran sentral dalam penyebaran kejahatan lingkungan. 

8. Matza (1968 : 107) mengatakan bahwa Sutherland kurang peka tanggap terhadap


pembaharuan pemikiran dan kemasyarakatan, yaitu antara pelaku penyimpangan tingkah laku
(deviant) dan dunia yang konvensional;
·Nettler (1984) mengemukakan bahwa Judul istilah asosiasi diferensial adalah menyesatkan
karena Ia seakan-akan menunjuk pada suatu hubungan pergaulan antar individu, sebagaimana
halnya teori bad companion yang menghasilkan kejahatan

9. Labeling merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif.maka ketika
perbuatan yg dia lakukan buruk di mata masyarakat dia akan selalu dicap sebagai org yg
melakukan perbuatan buruk Dari masyarakat sendiri sulit untuk menerima mantan narapidana,
dikarenakan adanya sikap kewaspadaan masyarakat yang berlebihan terhadap mantan
narapidana. Mantan narapidana sulit mencari pekerjaan karena perusahaan selalu melihat catatan
kelakuan baik seseorang, perbuatan seorang mantan narapidana yang jelasjelas pernah melanggar
hukum, jarang perusahaan yang mau menerima mantan narapidana.

Anda mungkin juga menyukai