Anda di halaman 1dari 9

.

KRIMINOLOGI ?

CRIMEN  KEJAHATAN:
LOGOS  PENGETAHUAN/ILMU
PENGETAHUAN

KRIMINOLOGI ILMU/PENGETAHUAN
TENTANG KEJAHATAN
FAKTOR YANG MEMICU PERKEMBANGAN
KRIMINOLOGI

Kriminologi termasuk mata kuliah / cabang ilmu yang baru. Berbeda dengan hukum
pidana yang muncul begitu manusia bermasyarakat.
Kriminologi baru berkembang tahun 1850 bersama Sosiologi Antropologi dan
Psikologi, cabang-cabang ilmu yang mempelajari gejala / tingkah laku manusia dan
masyarakat, karena manusia makhluk yang paling berkembang di antara makhluk lain.
Berawal dari pemikiran bahwa manusia merupakan serigala bagi manusia lain (Homo
Homini Lupus) selalu mementingkan diri sendiri dan tidak mementingkan keperluan
orang lain, maka diperlukan suatu norma yang mengatur kehidupannya
Jumlah tersebut penting sehingga manusia tidak selalu saling
berkelahi untuk menjaga berlangsungnya hidup, tidak selalu
berjaga-jaga dari serangan manusia lain.
Tujuan Norma adalah untuk ditaati sehingga diperlukan sanksi
dalam itu dikenal berbagai bentuk norma yang berlaku dalam
masyarakat yaitu : Norma Agama, Kesusilaan, Adat, Hukum.
Diantara norma-norma tersebut bentuk sanksi yang paling hebat /
berat terdapat dalam hukum pidana yaitu sanksi Berupa derita
atau nestapa yang diberikan secara sadar dan sengaja pada
seseorang yang telah melakukan suatu pelanggaran hukum.
(Diatur dalam PS. 10 KUHP).
Menurut Thomas More mengatakan bahwa sanksi yang berat
bukanlah faktor utama untuk memacu efektifitas dari Hukum
Pidana.
Pada perkembangan, terhadap Hukum Pidana, Hukum Acara
Pidana dan Sistem Penghukuman ada ketidakpuasan sehingga
ada 2 faktor yang memicu perkembangan kriminologi.
A.Ketidakpuasan Terhadap Hukum Pidana, Hukum Acara
Pidana dan Sistem Penghukuman
B. Hukum Pidana pada abad ke 16 hingga abad ke 18 semata-
mata dijalankan untuk menakut-nakuti dengan jalan menjatuhkan
hukuman yang sangat berat (gantung) atau dengan cara yang
sangat mengerikan.
Dalam Hukum Acara Pidana, hal yang sama terjadi banyak
melukiskan bahwa terdakwa diperlakukan seperti barang untuk
diperiksa untuk mencari pembuktian yang digantungkan kepada
keamanan si pemeriksa (asas inquisitoir bukan asas Akusatoir).
Dalam kurun waktu selanjutnya gerakan menentang sistem
tersebut :
1.Montesqueu (1689 – 1755). Dalam buku Esprit Des Lois
menentang tindakan sewenang-wenang, hukuman yang kejam
dan banyaknya hukuman yang dijatuhkan.
2.Rousseau (1712 – 1778). Memperdengarkan suara menentang
perlakuan kejam terhadap para penjahat.
3.Voltaire (1649 – 1778). Pada tahun 1672
tampil ke muka dengan pembelaannya untuk
Jean Calas yang tidak berdosa, yang telah
dijatuhi hukuman mati dan menjadi penentang
yang paling keras terhadap peradilan pidana
yang sewenang-wenang.
4.Cesare Beccaria (1738 – 1794). Dalam buku Dei
Delitti E Delle Pene, seorang bangsawan Itali yang lahir
pada 15 Maret 1738 dia bukan ahli Hukum tetapi ahli
Matematik dan Ekonomi. Dia menguraikan keberadaan-
keberadaannya terhadap Hukum Pidana, Hukum Acara
Pidana dan Sistem Penghukuman yang ada pada masa
itu. Didalam tulisannya tergambar delapan prinsip yang
menjadi landasan bagaimana Hukum Pidana, Hukum
Acara Pidana dan Sistem Penghukuman dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai