Anda di halaman 1dari 8

Very Idham Henyansyah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Very Idham Henyansyah

Lahir

1 Februari 1978 (umur 34) Jombang, Jawa Timur,Indonesia

Kebangsaan

Indonesia

Nama panggilan

Ryan

Dikenal karena

Pembunuhan berantai terhadap 11 orang

Muatan pidana

Pembunuhan berantai[1]

Hukuman pidana

Hukuman mati[1][2]

Very Idham Henyansyah, atau dikenal dengan panggilan Ryan (lahir di Jombang, 1 Februari 1978; umur 34 tahun) adalah seorang tersangka pembunuhan berantai di Jakartadan Jombang. Kasusnya mulai terungkap setelah penemuan mayat termutilasi di Jakarta. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, terungkap pula bahwa Ryan telah melakukan beberapa pembunuhan lainnya dan dia mengubur para korban di halaman belakang rumahnya di Jombang. Daftar isi
[sembunyikan]

1 Masa kecil 2 Kehidupan di Jakarta 3 Pembunuhan pertama 4 Kasus mutilasi 5 Pembunuhan sebelumnya 6 Daftar korban 7 Hukuman 8 Catatan kaki

[sunting]Masa

kecil

Ryan adalah bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya Mulyo Wasis (44) adalah saudara satu ibu namun lain ayah. Sejak kecil Ryan lebih sering berpisah dengan kedua orangtuanya dan tinggal di pesantren. Ayah Ryan, Ahmad Maskur, pensiunan satpam sebuahpabrik gula dan Kasiatun, istrinya, lebih suka tinggal di rumah Mulyo Wasis. Perilaku Ryan banyak berubah ketika ia duduk di bangku SMP. Dia lebih banyak menekuni kegiatan perempuan seperti menari dan berdandan. Di sekolah Ryan dikenal lebih dekat dan lebih banyak berteman dengan perempuan, dia juga banyak terlibat kegiatankesenian, terutama menari. Namun demikian Ryan dikenal cerdas, cekatan, dan pandai bergaul.[3]

[sunting]Kehidupan

di Jakarta

Ryan sempat menjadi siswa sekolah favorit, SMA Negeri I Jombang. Namun di sana sifat dan sikapnya kian labil. Dia hanya bertahan satu bulan lalu pindah ke SMA Kabuh dan bertahan satu semester, sebelum akhirnya pindah ke SMA Negeri III. Di sana Ryan juga hanya bertahan sebulan, lalu pindah ke Jakarta. Di Jakarta, ia merasa lebih diterima dan bertemu dengan kalangan homoseks dari kalangan menengah ke atas.[3] Di ibukota Ryan kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Ia pernah tinggal di beberapa kamar kos atau kamar apartemen dengan harga sewa tinggi. Apartemen tempat Ryan membunuh dan memutilasi Heri Santoso adalah apartemen bertipe studio (hanya satu ruangan) dengan harga sewa Rp. 1 juta per bulan. Sebelumnya ia bahkan pernah tinggal di tempat kos dengan harga sewa Rp. 2,6 juta per bulannya.[4]

[sunting]Pembunuhan

pertama

Menurut pengakuannya sampai saat ini korban Ryan yang pertama adalah Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27) yang dibunuh pada bulan Juli 2007. Di rumah orang tua Ryan di Jombang, kepala Guntur dipukul dengan benda keras hingga tewas, mayatnya lalu digulung dengan kasur dan di bakar. Sisa-sisa tubuh Guntur kemudian di gulingkan ke dalam kolam ikan di halaman belakang rumah lalu dikubur dengan tanah.[5]

[sunting]Kasus

mutilasi

Kasus ini dimulai dengan ditemukannya tujuh potongan tubuh manusia di dalam dua buah tas dan sebuah kantong plastik di dua tempat di dekat Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi tanggal 12 Juli 2008.[6] Korban adalah Heri Santoso (40), seorang manager penjualan sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Heri dibunuh dan dimutilasi tubuhnya oleh Ryan di sebuahapartemen di Jalan Margonda Raya, Depok. Pengakuan Ryan, dia membunuh Heri karena tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk berhubungan dengan pacarnya, Noval (seorang laki-laki).[7] Jejak Ryan dan Noval dapat terlacak setelah mereka berdua menggunakan kartu ATM dan kartu kredit Heri untuk berfoya-foya.

[sunting]Pembunuhan

sebelumnya

Setelah media memberitakan kasus mutilasi yang dilakukan Ryan, banyak masyarakat melaporkan kerabat mereka yang hilang setelah sebelumnya diketahui bersama Ryan. Polisi akhirnya membongkar bekas kolam ikan di belakang rumah orang tua Ryan diJombang dan menemukan empat tubuh manusia di dalamnya, sebagian besar sudah tinggal kerangka[8]. Ryan kemudian juga mengakui pembunuhan enam orang lainnya dan tubuh mereka ditemukan ditanam di halaman belakang rumah yang sama [9]. Sehingga total sudah ditemukan sebelas korban pembunuhan Ryan.

[sunting]Daftar

korban

Sampai saat ini sudah 11 orang yang diketahui menjadi korban[10]:

Ditemukan dengan kondisi termutilasi di dekat Kebun Binatang Ragunan, tanggal 12 Juli 2008: 1. Heri Santoso (40)

Ditemukan dalam penggalian pertama di halaman belakang rumah di Jombang, tanggal 21 Juli 2008: 2. Vincent Yudi Priyono (31) 3. Ariel Somba (34) 4. Grady Gland Adam Tumbuan - Finalis MTV VJ Hunt 2007 5. Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27)

Ditemukan dalam penggalian kedua di halaman belakang rumah di Jombang, tanggal 28 Juli 2008: 6. Agustinus Fitri Setiawan (28) 7. Nanik Hidayati (31) 8. Sylvia Ramadani Putri (3), anak dari Nanik Hidayati 9. Muhamad Aksoni (29) 10. Zainal Abidin(21) 11. Muhammad Asrori alias Aldo [11]

[sunting]Hukuman
Ryan dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 6 April 2009.[1] Atas vonis tersebut Ryan mengajukan banding dan kasasi, namun di dua tingkat peradilan namun Ryan tetap dijatuhi dihukum mati.[1] Dengan ditolaknya upaya hukum tersebut, Ryan mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Agung tetap menjatuhkan hukuman mati terhadap Ryan.[1][2]

[sunting]Catatan

kaki

Kasus Ryan, Serial Killer

Berawal dari terungkapnya sebuah kasus mutilasi di Jakarta pada pertengahan Juli 2008, polisi menemukan hubungan dengan hilangnya 10 orang lain di Jombang. Very Idam Henyansyah alias Ryan ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi atas kasus mutilasi yang menimpa Ir. Heri Santoso tersebut. Ketika akan ditangkap dalam kasus pembunuhan dan mutilasi Heri Santoso, Ryan mengaku bernama Vincent. Setelah ditekan penyidik, barulah ia mengaku bernama Ryan. Belakangan diketahui, Vincent adalah salah satu korbannya yang dibunuh dan dikubur di Jombang. Korban lainnya yang dihabisi di Jombang adalah Ariel Somba Sitanggang, Guntur, dan Brandy yang warga negara Belanda.

Empat korban lainnya dibantai di rumah orangtua tersangka kemudian dikubur di belakang rumah. Pembantaian mengerikan itu dilakukan Ryan dalam 12 bulan terakhir ini. Di halaman belakang rumah orangtuanya itulah, polisi menemukan empat kerangka pria yang dikubur secara terpisah. Keempat korban ini dibunuh dengan cara dipukul pakai batu dan linggis. Pembunuhan dan penguburan korban dilakukan malam hari. Di lokasi itu, polisi menyita barang bukti, antara lain linggis, batu, dan tali. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, terutama adanya ada balas dendam, rumah tersangka dijaga ketat. Bahkan Detesement 88 Anti Teror Polda Jatim, diterjunkan. Kepada petugas, Ryan mengakui dia membunuh karena sakit hati. Namun, alasan pelaku dicurigai polisi sebagai alasan yang tidak masuk akal.

Setelah kasus pembunuhan itu terbongkar, penyidik Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Polda Metro Jaya yang berangkat ke Jawa Timur kebanjiran pesan pendek dan telepon dari warga. Mereka mengabari tentang orang hilang, bertanya, sampai menyemangati petugas.

Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Depok, Senin, 06 April 2009, menjatuhkan hukuman mati bagi Very Idham Henyansyah alias Ryan bin Ahmad, karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan dengan mutilasi atas Hery Santoso.

http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_ryan-pembunuh.html

Perpektif Psikologi Kasus Ryan Jombang


Berawal dari terungkapnya sebuah kasus mutilasi di Jakarta pada pertengahan Juli 2008, polisi menemukan hubungan dengan hilangnya 10 orang lain di Jombang. Very Idam Henyansyah alias Ryan ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi atas kasus mutilasi yang menimpa Ir. Heri Santoso tersebut.

Dalam

pemberitaan

berbagai

media,

kasus

Ryan

asal

Jombang

banyak

disebut

sebagai psikopat.Psikopat merupakan suatu gangguan abnormalitas dimana gangguan abnormalitas memiliki 3 kriteria antara lain:

lDisfungsi Psikologis : menjalankan peran/fungsi dalam kehidupan ; integrasi aspek kognitif,afektif,konatif/psikomotori k lDistres ; Impairment (Hendaya) menunjukkan pada keadaan merusak dirinya baik secara fisik or psikologis lRespon Atipikal (Secara Kultural Tidak Diharapkan): Reaksi yang TIDAK sesuai dengan keadaan sosio kultural yang berlaku.

Berdasarkan pengertian secara dikotomis terhadap kondisi kejiwaan individu, maka diperoleh pemahaman atau kesimpulan berkaitan dengan pengertian penyimpangan perilaku seksual sebagaimana dikemukakan oleh Anna Freud adalah sebagai berikut, penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psiko logis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Ryan memiliki orientasi seksual terhadap sesama jenis. dalam perpektif budaya Indonesia, homoseksual adalah sesuatu perilaku yang tidak dapat diterima secara kultural, khususnya kultur jawa dimana Ryan tinggal.

Tindakan membunuh adan memutilasi korbannya juga dapat ditilik dari sudut pandang psikologi kriminal atau psikologi forensic. Mutilasi memiliki beberapa dimensi, seperti dimensi perencanaan (direncanakan-tidak direncanakan), dimensi pelaku (individu-kolektif), dan dimensi ritual atau inisiasi, serta dimensi, kesehatan atau medis. Dengan demikian, perbuatan memutilasi tidak dapat dipukul rata sebagai tindakan kriminal yang dapat dikenakan sanksi pidana.

Analisis Kasus Ryan Jombang


Riwayat Kasus Ryan Jombang : Very Idham Henyansyah alias Ryan, 34 tahun adalah seorang pria asal Jombang, Jawa Timur yang merupakan pelaku pembunuhan berantai (mutilasi) di Jakarta dan Jombang yang terungkap pada tahun 2008. Ryan diduga mengalami gangguan seksual dan gangguan jiwa oleh khalayak umum berdasarkan berita di televisi.

Very Idham Henyansyah

Ryan merupakan bungsu dari dua bersaudara, kakak Ryan yang bernama Mulyo Wasis (44) merupakan saudara sekandung satu ibu namun lain ayah. Sewaktu kecil Ryan lebih sering hidup pisah dengan orang tuanya dan tinggal di pesantren. Menginjak bangku SMP, perilaku Ryan mulai berubah, ia lebih sering melakukan kegiatan yang dilakukan oleh perempuan kebanyakan, seperti menari, menyanyi, dan berdandan. Di seolahnya Ryan juga lebih sering bergaul dan memiliki banyak teman perempuan. Ryan dikenal cerdas, pandai bergaul, cekatan. Menginjak bangku SMA, Ryan sempat menduduki sekolah favorit di Jombang tetapi menurut temantemannya perilaku Ryan kian labil. Tidak sampai satu bulan, Ryan pindah ke SMA yang lain dan tidak bertahan lama. Akhirnya Ryan memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Dan disanalah kehidupan Ryan sebagai homoseksual mulai tampak terlihat jelas. Pertama kali Ryan menginjakkan kaki di Jakarta, Ryan mulai bergaul dengan kalangan homoseksual menengah ke atas. Ryan merasa dirinya lebih diterima di kalangan homoseksual tersebut. Di Jakarta Ryan hidup berpindah-pindah , dari kamar kosan hingga apartemen mewah. Investigasi Kasus Pembunuhan Menurut pengakuan Ryan, korban pertamanya adalah Guruh Setiyo Pramono (27). Guruh di bunuh oleh Ryan dengan menggunakan benda keras yang di pukulkan ke kepala Guruh, lalu di mutilasi oleh Ryan. Jasad Guruh yang telah di mutilasi lalu di kuburkan di halaman belakang (kolam ikan) rumah orang tua Ryan di Jombang. Ryan mengaku menyesali perbuatannya , ia menyesal karena telah kehilangan kolam ikannya tepat ia biasa berlama-lama disana. Di tepian kolam dan rerimbunan pohon bambu itu , ia biasa menumphakan segala kerisauan, kekesalan, mimpi-mimpi dan harapannya, bahkan teriakan tangisannya dengan bebas. Sejak kecil Ryan memang suka memelihara ikan-ikan dan suka berbicara sendiri dengan ikan-ikannya, jelas Wasis kakak Ryan. Awal Kasus Menurut penjelasan Wasis, kakak Ryan perilaku Ryan berubah ketika Ryan duduk di bangku SMP. Suatu hari, usai bertamasya ke pantai selatan Jatim dengan teman-temannya. Ryan bercerita kepada

Wasis, dia mendapat boneka kencana dari Ratu Pantai Selatan. Ryan mendapat bisikan dari sang ratu agar menjadi menantunya , namun Ryan menolak. Kata Ryan, jika dirinya menerima permintaan sang Ratu, itu artinya Ryan akan mati. Sebulan kemudian, Ryan mengaku bonekanya hilang. Setalah kejadian itu perilaku Ryan banyak berubah. Dia lebih sering menekuni kegiatan keputrian seperti menari dan bersolek. Perilakunya pun seperti perempuan. Saat sedang marah, Ryan sering menghancurkan atau merusak hapir seluruh isi rumah dan duduk di tepian kolam ikannya. Analisa kasus Ryan berhubungan dengan Abnormalitas : Melihat kasus di atas, saya akan mencoba memaparkan pendapat saya mengenai kasus Ryan berhubungan dengan psikologi abnormal. Dari data yang di peroleh pada kasus tersebut, menurut saya Ryan dapat di katakan sebagai individu yang memiliki hambatan dan gangguan psikologis . Hal tersebut dapat dilihat dari masa kecil Ryan yang lebih sering menyendiri dan tinggal tidak bersama orang tuanya. Hal tersebut mungkin saja disebabkan karena ayah Ryan yang semestinya menjadi figur contoh untuk Ryan telah meninggal saat Ryan masih kecil. Ibu Ryan yang memutuskan untuk menikah lagi, yang mungkin saja membuat Ryan merasa tidak nyaman dengan ayah angkatnya sehingga Ryan lebih sering memilih pisah dengan orang tuanya dan hidup di pesantren. Menurut teman-teman dan kakak angkat Ryan, Ryan adalah seorang pribadi yang cerdas, cekatan, dan pandai bergaul. Namun sayangnya Ryan, merasa tidak memiliki teman bercerita ataupun teman yang dapat di percayanya yang membuat dia lebih memilih untuk berdiam diri di kolam dan mengobrol dengan ikan-ikan kesayangannya saat dia merasa sedih, bahagia, marah, dsb. Kehilangan sosok ayah yang seharusnya menjadi figur contoh, membuat Ryan lebih merasa nyaman ketika bersama dengan teman-teman perempuan di banding laki-laki. Ryan jadi lebih senang melakukan kegiatan yang di lakukan perempuan seperti menari, menyanyi, dan berdandan. Karena gangguan yang di alami Ryan tersebut , Ryan menjadi kurang di terima oleh lingkungan sekitarnya dan membuat Ryan lebih menarik diri dari lingkungannya di Jombang. Namun hal itu berubah saat Ryan pindah ke Jakarta, ia merasa sangat di terima setalah ia bergabung dengan kelompok homoseksual di Jakarta, bahkan Ryan masuk ke dalam kelompok menangah ke atas. Di kelompok tersebut Ryan memiliki kekasih yang bernama Noval, dan tampaknya Noval adalah sosok yang sangat di sayangi Ryan dan seakan akan bisa menjadi figur ayah yang dirindukan Ryan. Karena Ryan sangat menyanyangi kekasihnya, Ryan jadi sangat posesif dan mudah marah jika ada salah seorang dari kelompoknya ingin berhubungan dengan pacarnya tersebut. Dan hal itulah yang membuat Ryan sulit untuk mengontrol dirinya, memulai melakukan pembunuhan dan memutilasi korban-korbannya. Dan menurut saya, Ryan memutilasi dan mengubur korbannya karena Ryan takut disalahkan atas perbuatannya dan mencoba menghilangkan jejak atas semua perbuatannya itu. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat di simpulkan bahwa Ryan masuk ke dalam Abnormal, karena memnuhi 3 kriteria abnormal yang ada.

referensi

http://nasional.kompas.com/read/2008/07/25/05305117/di.kolam.ikan.ryan.mengubur.dendam.d an.kenangan.pahit Akbar, Zarina . 2012. Bahan Ajar Slide Power Point Psikologi Abnomal: Pendekatan Historis Abnormal-Materi I. Psikologi UNJ.

Anda mungkin juga menyukai