Anda di halaman 1dari 4

Artidjo Alkostar

Artidjo Alkostar (lahir di Kabupaten Situbondo, Jawa


Timur, 22 Mei 1948 – meninggal di Jakarta, 28 Februari Yang Mulia
2021 pada umur 72 tahun) adalah seorang pengacara, Artidjo Alkostar
hakim, dan akademisi hukum Indonesia. Ia pernah S.H.
menjabat sebagai Hakim Agung dan Ketua Kamar Pidana
Mahkamah Agung RI, di mana ia terkenal karena vonisnya
yang cenderung memperberat hukuman terhadap terpidana
kasus korupsi[1] dan dissenting opinion yang ia keluarkan
dalam beberapa perkara besar. Pada akhir hayatnya, ia
menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi
Pemberantasan Korupsi periode 2019-2023.[2]

Daftar isi
Kehidupan awal dan pendidikan
Karier
Mahkamah Agung
Kehidupan pribadi Anggota Dewan Pengawas Komisi
Kematian Pemberantasan Korupsi
Referensi Masa jabatan
Pranala luar 20 Desember 2019 – 28 Februari 2021
Menjabat bersama Albertina Ho, Syamsuddin
Haris, Harjono, dan Tumpak Hatorangan
Kehidupan awal dan pendidikan Panggabean
Presiden Joko Widodo
Artidjo Alkostar lahir di Situbondo, Jawa Timur. Ayah dan
Pengganti Indriyanto Seno Adji
ibunya berasal dari Sumenep, Madura. Ia menamatkan
pendidikan SMA di Asem Bagus, Situbondo. Artidjo Hakim Agung Indonesia
meraih gelar sarjana hukum (S.H.) di Fakultas Hukum Masa jabatan
Universitas Islam Indonesia pada tahun 1976 dan magister
2 September 2000 – 1 Juni 2018
(LL.M.) di Universitas Northwestern, Chicago, Amerika
Serikat pada tahun 2002.[3][4] Di Northwestern, Artidjo Ditunjuk oleh Abdurrahman Wahid
menulis disertasi mengenai pengadilan hak asasi manusia Informasi pribadi
dalam sistem peradilan di Indonesia.[5] Ia juga pernah
Lahir 22 Mei 1948
menempuh pelatihan pengacara hak asasi manusia di
Situbondo, Indonesia
Universitas Columbia selama enam bulan.[3][6]
Meninggal 28 Februari 2021 (umur 72)
dunia Jakarta, Indonesia
Karier
Kebangsaan Indonesia
Karier Artidjo Alkostar di bidang hukum dimulai pada Pasangan Sri Widyaningsih
tahun 1976. Awalnya, ia menjadi tenaga pengajar di FH Alma mater Universitas Islam Indonesia
UII Yogyakarta. Pada tahun 1981, ia menjadi bagian dari
Universitas Northwestern
Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, masing-masing
menjadi wakil direktur (1981-1983) dan direktur (1983- Pekerjaan Advokat, hakim, akademisi
1989).[3] Pada saat yang sama, ia bekerja selama dua tahun
di Human Right Watch divisi Asia di New York. Sepulang dari Amerika, ia
mendirikan kantor hukum Artidjo Alkostar and Associates hingga tahun
2000. Selanjutnya, pada tahun 2000 ia terpilih sebagai Hakim Agung
Republik Indonesia.

Ketika masih sebagai pengacara, Artidjo tercatat sering menangani perkara


berisiko.[7] Ia pernah menjadi penasihat hukum kasus Komando Jihad, kasus
penembakan gali atau bromocorah di Yogyakarta, kasus Santa Cruz (Timor
Timur), kasus pembunuhan wartawan Bernas Muhammad Syafruddin (Udin),
dan ketua tim pembela gugatan Kecurangan Pemilu 1997 di Pamekasan,
Madura.[7]

Mahkamah Agung
Artidjo sebagai Anggota
Artidjo Alkostar mengawali kariernya sebagai hakim agung pada tahun 2000, Dewan Pengawas KPK
dan pensiun pada 22 Mei 2018. Sepanjang 18 tahun mengabdi, ia telah
menyelesaikan sebanyak 19.708 berkas perkara di Mahkamah Agung.[8]
Berbagai kasus besar telah ia tangani, seperti kasus proyek pusat olahraga Hambalang, suap impor daging, dan
suap ketua Mahkamah Konstitusi.[9]

Kiprah Artidjo sebagai hakim agung terkemuka sebab ia berani berbeda pendapat dengan majelis hakim lain
pada perkara mantan Presiden Soeharto dan skandal Bank Bali dengan terdakwa Djoko Soegiarto Tjandra.
Pada kasus Djoko Tjandra, ia menyimpulkan terdakwa bersalah dan dihukum 20 tahun meski dua hakim
agung lain membebaskannya. Putusan kasus ini memperkenalkan dissenting opinion dari Artidjo yang
membuat namanya kian mencuat. Menurutnya, melalui dissenting opinion tersebut ia berharap orang tidak
menganggapnya sebagai pecundang, karena adanya dukungan kepada pendapatnya.[7] Sembari berkelakar, ia
menambahkan adanya kemajuan dari dirinya, sebab ketika jadi pengacara ia kerap kalah dalam menangani
kasus karena tidak mau memberi suap kepada hakim dan jaksa.[7]

Sebagai Hakim Agung, ia kerap memberi putusan kasasi dengan tambahan masa hukuman dalam kasus
korupsi. Oleh karena itu, koruptor rajin mencabut perkaranya ketika mengetahui Artidjo yang akan menangani
perkaranya.[10]

Kehidupan pribadi
Artidjo menikah dengan Sri Widyaningsih pada 1998 atau 1999.[11]

Pada awalnya, Artidjo tidak pernah berniat untuk berkarir di dunia hukum dan justru bermaksud mengambil
jurusan eksakta dan masuk Fakultas Pertanian. Sayangnya, pendaftaran untuk fakultas pertanian sudah ditutup
sehingga ia mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia untuk mengisi waktu sampai
pembukaan pendaftaran di tahun depan. Setelah setahun berlalu, ternyata Artidjo merasa betah di Fakultas
Hukum dan hilang minat untuk mendaftar di Fakultas Pertanian.[11]

Menurut Artidjo, kualitas manusia terletak pada pola pikir dan substasi perbuatan yang dilakukan seseorang
untuk masyarakat, bangsa dan negara.[12] Ia juga pernah mengatakan bahwa seorang hakim harus lebih pintar
dari pembuat Undang-Undang dan koruptor.[7]
Artidjo juga pernah mengeluarkan beberapa buku, diantaranya berjudul "Artidjo Alkostar Titian Keikhlasan,
Berkhidmat untuk Keadilan," "Dimensi Filosofis Ilmu Hukum dan hukum Pidana (70 Tahun Artidjo Alkostar
Mengabdi Kepada Bangsa dan Negara)," dan "Alkostar Sebuah Biografi yang ditulis oleh Puguh
Windrawan."[13]

Kematian

Artidjo meninggal dunia pada Minggu, 28 Februari 2021 di Jakarta.[14] Komplikasi penyakit paru-paru,
jantung dan ginjal diyakini menjadi penyebab beliau wafat. Komplikasi ini dikatakan telah lama dideritanya.
Penyakit COVID-19 bukan termasuk salah satu penyebab kematian beliau.[15]

Referensi
1. ^ Rita, Susana (28 November 2013). "Artidjo Alkostar: Tak Ada Satu Profesi Pun Berada di
Atas Hukum". News. KOMPAS.com. Diakses tanggal 18 Desember 2013.
2. ^ Ihsanuddin (27 Januari 2020). "Dilantik jadi Dewas KPK, Syamsuddin dan Artidjo Datangi
Istana". Kompas.com. Diakses tanggal 28 Februari 2021.
3. ^ a b c Prastiwi, Devira (2019-12-20). "Profil Artidjo Alkostar, Mantan Hakim Agung yang Jadi
Dewan Pengawas KPK". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-05-31.
4. ^ Christina Malau, Maria (2019-12-20). "Profil Artidjo Alkostar, Anggota Dewas KPK yang
Ditakuti Koruptor saat Menjabat Hakim Agung". iNews.ID. Diakses tanggal 2020-05-31.
5. ^ Alkostar, Artidjo (2004). Pengadilan HAM, Indonesia, dan peradaban / Artidjo Alkostar.
Yogyakarta: Pusham UII. ISBN 9793457031.
6. ^ Saputra, Andi (29 Mei 2018). "Sisi Lain Artidjo: Tak Pernah Cuti dan Patah Hati ke Gadis
New York". detik.com. Diakses tanggal 28 Februari 2021.
7. ^ a b c d e Media, Kompas Cyber (2021-02-28). "Tutup Usia, Ini Profil Artidjo Alkostar, Mantan
Hakim Agung yang Ditakuti Koruptor Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal
2021-03-08.
8. ^ Sukmana, Yoga (31 Mei 2018). "Artidjo Alkostar, 18 Tahun, 19.000 Perkara, dan Urus
Kambing..." KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-05-31.
9. ^ Mardani (10 Juni 2015). "Putusan-putusan Hakim Agung Artidjo bikin koruptor 'sekarat' ".
merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-31.
10. ^ Media, Kompas Cyber (2018-05-31). "Artidjo Alkostar, 18 Tahun, 19.000 Perkara, dan Urus
Kambing..." KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-03-08.
11. ^ a b "Artidjo Alkostar: Hakim Agung yang Melawan Arus". hukumonline.com (dalam bahasa
Indonesia). 2003-09-11. Diakses tanggal 2021-03-08.
12. ^ Saputra, Andi. "Hakim Agung: Pak Artidjo Tetap Hidup Bersahaja Seperti Orang Desa".
detiknews. Diakses tanggal 2021-03-08.
13. ^ Media, Kompas Cyber (2021-02-28). "Tutup Usia, Ini Profil Artidjo Alkostar, Mantan Hakim
Agung yang Ditakuti Koruptor Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-03-08.
14. ^ "Anggota Dewas KPK Artidjo Alkostar Meninggal Dunia". detik.com. 28 Februari 2021.
Diakses tanggal 28 Februari 2021.
15. ^ Teresia, Ananda (28 Februari 2021). "Mahfud MD: Artidjo Meninggal Karena Komplikasi
Jantung, Paru-paru, Ginjal". kumparan.com. Diakses tanggal 2021-03-02.

Pranala luar
Artidjo Alkostar (https://scholar.google.co.id/citations?user=V2GWPD0AAAAJ&hl=en) di
Google Scholar
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Artidjo_Alkostar&oldid=18611558"

Halaman ini terakhir diubah pada 4 Juli 2021, pukul 09.03.

Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat
Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai