Anda di halaman 1dari 5

NIM : 35199071

NAMA MAHASISWA : Tomi


MATA KULIAH : Teori Akuntansi
KELAS : KA
NAMA DOSEN : Ingrid Panjaitan, SE., M.Sc., Ak., CA

Jawaban

1. Pendekatan perumusan teori akuntansi:


• Pendekatan nonteoritis
Pendekatan non teoritİs adalah suatu pendekatan pragmatis atau praktİs dan pendekatan
kekuasaan. Pendekatan nonteorİtİs melİputİ :
✓ Pendekatan Pragmatis
Pendekatan pragmatik terdİrİ atas penyusunan şuatu teori yang ditandaİ Oleh
kesamaannya dengan praktİk dunİa nyata yang berguna memberİkın solusi yang şifatnya
praktİk. Pendekatan İni menekankan pada kepentingan praktİk yang berusaha
merumuskan teori dan pengembangan prinsip akuntansi sesuai dengan kegunaannya
untuk memecahkan masalah praktİk.
✓ Pendekatan Otoritas
Pendekatan ini biasanya digunakan oleh badan-badan yang memiliki otoritas dalam
merumuskan teori-teori sesuai dengan bidang dan kewenangannya. Pendekatan otoritas
memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya adalah apabila standar yang
dihasilkan dapat diterima secara umum, maka standar tersebut telah teruji validitasnya.

• Pendekatan teoritis
Pendekatan teorİtİs melİputİ :
✓ Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang menggunakan logİka bermula darİ hal-
hal yang bersİfat umum dan şecara khusus dapat ditarİk kesimpulannya. Diterapkan
dalam akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi dasar atau premis
dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip-prinsip akuntansi 'melalui cara-cara logis
yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi.
Pendekatan deduktif dalam akuntansi dimulai dari :
▪ Merumuskan dan menetapkan tujuan pelaporan keuangan.
▪ MemiIih dan menetapkan postulat-postulat atau konsep-konsep teoritis
akuntansi.
▪ Menetapkan prinşip-prinşip logİS akuntanşİ.
▪ Menurunkan dan mengembangkan teknik-teknik akutansi.

✓ Pendekatan Induktif
Pendekatan induktİf dalam penyusunan darİ suatu teori diawalİ dengan observasİ dan
pengukuran sena berlanjut pada kesimpulan umum. Penerapannya dalam
akuntansi,pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan
dari perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip
akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali.
Pendekatan induktİf untuk suatu teori mencakup empat tahap :
▪ MeIakukan pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan.
▪ Menganalisis dan mengklasifikasi hasil amatan untuk mendeteksi hubungan
peristiwa yang telah terjadİ berulang-ulang.
▪ Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan peristiwa yang
berulang.
▪ Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut untuk mencari
kebenarannya.
• Pendekatan lainnya
Pendekatan lainnya melİputİ :
✓ Pendekatan Peristiwa
Pendekatan ini menekankan agar akuntansi dapat menyediakan informasi tentang
peristiwa-peristiwa ekonomi Yang berguna untuk berbagai kepentirgan. Akuntansi harus
menyajikan data tentang peristiwa akuntansi secara terperinci untuk memenuhi berbagai
kepentingan dałam membantu model proses pengambilan keputusan. Sebagai akibatnya,
maka neraca dipandang sebagai peristiwa-peristiwa Yang menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan dari sejak didirikan. Laporan laba rugi menunjukkan
peristiwa-peristiwa perusahaan selama periode tefientu Yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dałam menghasilkan laba atau mengalami kerugian selama
periode tertentu.

✓ Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini menekankan pada perilaku atau kriteria ilmu perilaku. Sasaran
pendekatan ini sama dengan sasaran Yang ingin dicapai dałam ilmu perilaku. Sasaran ilmu
perilaku adalah menjelaskan, memahami, dan meramalkan tentang perilaku manusia
untuk dijadikan acuan umum bagi observasi selanjutnya. Standar akuntansi Yang disusun
harus dievaluasi dahulu dengan menggunakan kriteria yang sesuai dengan tujuan dan
perilaku para pengguna laporan keuangan.

✓ Pendekatan Predihifdan Positif


Pendekatan ini menekankan bahwa akuntansi harus memiliki kemampuan untuk
meramalkan dan memproyeksikan fakta-fakta akuntansi terhadap peristiwa yang akan
terjadi di masa Yang akan datang dengan metode Yang sesuai dan berguna bagi pemakai
inforrnasi. Kriteria kemampuan meramalkan hendaknya dipakai sebagai alat pengukuran
akuntansi agar menghasilkan keputusan Yang terbaik.

• Pendekatan regulatori

Pendekatan ini merupakan bagian dari pendekatan lainnya. Regulatori adalah sejumlah
perangkat peraturan prundang-undangan yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk
kepentingan operasi atau kegiatan industry tertentu.
2. PABU atau prinsip akuntansi berterima umum adalah suatu kerangka pedoman operasional yang
terdiri dari standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi
(yuridis), teoritis, dan praktis. Sebagai pedoman operasional PABU akan menjadi kriteria untuk
menentukan apakah Laporan Keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar,
dan jujur.

Hubungan Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi dan PABU

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI : Semua Ketentuan/praktik yang duatur dalam


konsep, ketentuan, prosedur,metode, standar akuntansu termasuk peraturan
dan teknik yang tersedia secara teoritis badan auditoritatif lain, kebiasaan, dan
maupun praktis konvensi

Dipilih atas dasar kerangka Dipilih dan diterapkan oleh penyaji


konseptual oleh badan penyusun laporan keuangan sepanjang sesuai
standar untuk mencapai tujuan dengan rerangka konseptual dan
pelaporan dilingkungan tertentu. tidak menyesatkan pemakai

Standar Akuntansi Praktik Sehat

PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM

3. Biaya historis adalah jumlah yang awalnya dibayarkan untuk memperoleh aset dan mungkin berbeda
dari nilai pasar aset saat ini. bahwa semua aset dicatat dalam pembukuan dengan harga
pembeliannya, yang meliputi biaya perolehan, pengangkutan dan pemasangan dan bukan pada harga
pasarnya. Historical costs diukur dengan pembayaran yang dilakukan dimasa lalu atau yang harus
dilakukan dimasa yang akan datang untuk memperoleh barang-barang atau jasa. Historical costs
menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadinya. Sehingga dikatakan bahwa metode historical
costs merupakan pengukuran potensi jasa yang paling obyektif untuk asset atau obyek jasa yang baru
diperoleh.

Keunggulan penggunaan Historical Costs untuk mengukur elemen-elemen laporan keuangan:

• Historical costs relevan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini tercermin
bahwa manajemen dalam pengambilan keputusan tentang masa yang akan datang
seharusnya dilakukan dengan melihat data pada masa yang lalu atau historis.
• Historical costs berdasarkan pada sesuatu yang nyata, bukan pada sesuatu yang semata-mata
diperkirakan.
• Dalam perjalanan waktu historical costs terbukti telah bermanfaat baik untuk tujuan
accountability maupun tujuan pengambilan keputusan.
• Selama ini pengertian terbaik tentang laba adalah selisih kelebihan harga jual (penghasilan)
di atas biaya historis. Pengertian tersebut menjadi terbaik karena memenuhi sisi konsep dan
aplikasinya dalam praktik.
• Penggunaan historical costs mendukung terciptanya integritas penyedia informasi (akuntan)
karena penggunaan historical costs dapat menghindari terjadinya manipulasi internal.
• Sejauh mana manfaat informasi laba yang didasarkan pada dasar pengukuran selain historical
costs masih menjadi pertanyaan.
• Bila dikehendaki perubahan-perubahan dalam harga pasar dapat diungkapkan sebagai data
pelengkap historical costs.
• Belum cukup bukti yang membenarkan penolakan terhadap penggunaan Historical costs

4. Laba dari Current Operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang dijual dengan
harga pokoknya. Sedangkan Realizable Cost Saving adalah kenaikan hargapokok dari suatu aktiva
yang masih dimiliki sekarang (dengan harga sekarang). Ini merupakan laba (holding gains) atau
bisa saja rugi (holding losses) yang belum direalisasi dari suatu aktiva yang harganya naik (atau
turun) karena perubahan harga, namun barangnya belum direalisasi atau belum dijual, maka
ini disebut saving yang nantinya akan direalisasi. Holding gains and losses merupakan selisih antara
harga kini dengan harga pada saat pembelian (nilai tercatat) bagi aset perusahaan yang masih
dikuasa ipada tanggal neraca. Dalam akuntansi konvensional laba atau rugi semacam itu belum boleh
diakui sampai aset benar-benar terjual sehingga tidak dapat mengukur kinerja manajer dengan
akurat. Akibatnya, kinerja manajer tidak dapat diketahui sebelum asset dijual sehingga akuntansi
konvensional juga dapat memberikan kesesatan dalam membandingkan perusahan.

5. Faktor faktor pertimbangan penyusunan rerangka konseptual:


a) Pernyataan tentang karakteristik lingkungan ekonomi, politik, budaya dan sosial tempat akuntansi
akan diterapkan. Misalnya saja pernyataan tentang sistem ekonomi, iklim usaha, bentuk-bentuk
badan usaha yang umum dan cara pemenuhan modalnya.
b) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan.
c) Penetapan kendala-kendala yang mempengaruhi proses penalaran. Misalnya identifikasi dan
evaluasi terhadap kebutuhan pemakai akan informasi keuangan dan kendala pemakai akan
informasi keuangan yang disajikan kepada mereka. Juga identifikasi karakteristik kealitatif
informasi keuangan sebagai kendala pemilihan informasi yang dianggap relevan untuk
dimasukkan dalam pelaporan keuangan.
d) Pengidentifikasian dan pemilihan informasi apa yang harus disajikan dan simbol atau elemen
laporan keuangan apa yang dapat merepresentasikan makna informasi tersebut.
e) Pengembangan dan pendefenisian elemen atau simbol yang menjadi sarana untuk
mengkomunikasikan informasi tentang operasi unit usaha dan lingkungannya.
f) Pengidentifikasian dan pengevaluasian terhadap kendalakendala mengenai pengukuran,
penilaian, pengakuan dan pengungkapan informasi ke dalam elemen laporan keuangan.
g) Pengembangan standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengukuran,
penilaian, pengakuan dan penyajian elemen laporan keuangan yang relevan.
h) Perancangan struktur dan format sistem akuntansi untuk mengumpulkan dan mengolah data
serta untuk meringkas dan melaporkan informasi yang relevan.
i) Penerapan standar dalam situasi yang sesungguhnya berdasarkan prosedur dan metode yang
dipilih.

Anda mungkin juga menyukai