TEORI AKUNTANSI
A. Pengertian Teori Akuntansi
Definisi teori akuntansi dapat dipandang menjadi dua macam, yaitu sebagai:
1. Sains
Bidang kajian yang menjadi pusat perhatian adalah masalah fakta sehingga teori
akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai.
2. Teknologi
Hasil akhir teori akuntansi adalah prinsip, metode atau teknik yang bermanfaat
untuk mencapai tujuan akuntansi.
32
B. Jenis-jenis Teori Akuntansi
Adanya tujuan sosial yang harus dicapai oleh akuntansi menjadikan teori
akuntansi banyak membahas pertimbangan nilai (value judgement).
Atas dasar sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi:
1. Teori Positif
2. Teori Normatif
Sementara itu, menurut aspek tataran semiotika yang mengkaji teori umum
tentang tanda-tanda dan simbol-simbol dalam bidang linguistik, teori akuntansi
dibedakan menjadi:
3. Teori Sintaktik
4. Teori Semantik
33
memusatkan perhatian pada masalah-masalah penyimbolan, pengukuran dan
penyajian kegiatan operasi dan objek fisis perusahaan dalam bentuk laporan
keuangan.
5. Teori Pragmatik
Ada pun untuk elemen-elemen kunci pada teori akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Relevansi
34
Elemen pertama yaitu relevansi (relevance) yang merupakan elemen terpenting
dalam teori akuntansi, sebab setiap keterangan dari teori akuntansi harus relevan
dan sesuai di seluruh aspek.
2. Kegunaan
Elemen ini juga akan membantu sebuah bisnis menghasilkan keputusan yang
tepat mengenai keuangan.
3. Reliabel
Elemen berikutnya adalah reliabel (reliability) yaitu teori ini bisa diandalkan dan
sesuai dengan standar dari prinsip akuntansi yang berlaku (GAAP).
4. Konsistensi
Elemen kunci terakhir dari teori akuntansi yang tidak kalah penting adalah
konsistensi.
1. Cost Principle
Berdasarkan prinsip teori akuntansi, semua aset dalam bentuk apa pun harus
dicatat sesegera mungkin setelah didapatkan atau dibeli.
35
Melakukan pencatatan atas biaya pengeluaran akan menjaga bisnis tetap teratur
dan berada sesuai jalur.
2. Matching Principle
3. Materiality Principle
Pada prinsip ini, hanya transaksi keuangan yang sudah selesai dilakukan yang
dapat dicatat. Sehingga pencatatan terhadap transaksi yang belum usai, perlu
ditunda terlebih dahulu.
Prinsip ini juga juga menekankan pada pengeluaran sekecil apa pun per bulan.
jika dihitung selama satu tahun, maka akan berdampak signifikan pada anggaran,
sehingga pencatatan menjadi aktivitas yang sangat penting untuk dilaksanakan.
4. Conservatism Principle
Liabilitas (kewajiban) memiliki dampak yang signifikan pada bisnis apa pun.
Prinsip ini menyarankan, bahwa sebaiknya selalu melakukan pencatatan pada
setiap liabilitas.
Hal ini karena dapat membantu bisnis menyimpan dan menyiapkan sejumlah
dana untuk membayar hutang serta merupakan cara terbaik dalam rangka
perencanaan anggaran pengeluaran di masa depan.
5. Time-Period Principle
Prinsip ini merupakan sebuah konsep di mana sebuah bisnis harus membuat
laporan dari hasil operasional yang telah dilakukan di setiap periode.
36
Hal ini bertujuan untuk menciptakan satu set variabel sebagai perbandingan dari
waktu ke waktu, serta bermanfaat dalam analisis tren.
6. Consistency Principle
Konsep pada prinsip ini menitikberatkan bahwa apabila sebuah sistem akuntansi
telah ditentukan, maka seluruh transaksi dalam sebuah bisnis harus mengikuti
aturan sistem tersebut.
Teori akuntansi dapat berjalan dengan benar berdasarkan 4 (empat) konsep dasar
yang berbeda dan digunakan untuk menentukan serta menjelaskan pedoman
penting dalam manajemen sebuah bisnis.
Konsep yang pertama ini menjelaskan bahwa pendapatan dari suatu transaksi
dan liabilitas harus dicatat ketika transaksi tersebut terjadi.
Contohnya, jika seorang pedagang grosir atau eceran memesan dan menerima
sebuah barang dengan nominal satu juta rupiah, namun belum membayar di saat
itu juga, maka sang pedagang harus mencatat liabilitas atau kewajibannya
tersebut.
Begitu pula dengan distributor atau pemasok yang akan menghitung penjualan
barang tersebut.
37
Berdasarkan namanya, maka konsep ini menekankan pada saat satu metode
akuntansi diterapkan di sebuah perusahaan, maka metode tersebut harus terus
digunakan.
Saat mengelola sebuah bisnis, akuntan harus berasumsi bahwa bisnis itu layak
dan akan segera beroperasi.
Jika akuntan menemukan bahwa bisnis tidak akan berjalan baik di masa depan,
dia harus menyatakan alasan yang tepat di balik asumsi ini dalam laporan
keuangan.
Namun, apabila akuntan merasa bahwa bisnisnya tidak akan bertahan di masa
depan dan dia tidak memiliki cukup bukti untuk pendapat ini, dia harus
memberikan “disclaimer” dalam laporannya.
4. Konsep Kehati-hatian
Bukan tanpa alasan jika teori akuntansi begitu penting, karena ada beberapa
fungsi utama dari penerapan teori akuntansi, di antaranya adalah untuk:
38
2. Menyediakan informasi yang akan digunakan dalam berbagai jenis laporan,
termasuk laporan keuangan.
3. Memberikan informasi penting mengenai keuangan yang akan menjadi
dasar dalam perencanaan dan keputusan strategis dari perusahaan.
4. Membantu perusahaan untuk melakukan metode yang efektif dalam
mengontrol pencatatan dan pengolahan data keuangan agar lebih efisien
dan akurat.
Pengetahuan mengenai teori akuntansi yang tepat dan sesuai ternyata memiliki
berbagai manfaat dan keuntungan, terutama bagi pengelola keuangan
perusahaan seperti akuntan.
Hal ini karena dengan teori akuntansi, maka dapat membantu untuk menjaga
catatan keuangan menjadi lebih terorganisir, fungsional, mudah diakses, dan
selalu update (terkini).
Teori akuntansi mampu memberikan perspektif yang lebih baik dalam melakukan
pekerjaan di bidang keuangan.
2. Peningkatan efisiensi
Pengetahuan mengenai teori akuntansi terutama dalam hal aturan dan prinsip
yang harus dilakukan, akan memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan
dari segi waktu, sehingga pekerjaan akan jauh lebih efisien dan produktif.
39
Ketika seseorang melakukan pekerjaan dengan tertib dan sesuai dengan aturan
dan prinsip yang ada, maka mendeteksi kesalahan dalam proses suatu pekerjaan
akan menjadi jauh lebih mudah.
H, Latihan Soal