a. Metodelogi Deskriptif
yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA”. Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai
seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat
menjelaskan atau descriptive. Dia menjelaskan dan menganalisa praktek yang ada dan diterima sekarang. Di
sini diamati perilaku akuntan dalam berhubungan dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Metode ini disebut
juga deskriptive accounting atau deskriptive theory of accounting
b. Metode Normatif
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti serta tidak memperdulikan
apakah berlaku dipraktik sekarang atau tidak. Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa yang
seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya
didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori
normatif sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori
normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”.
Teori normatif lebih berkonsentrasi pada:
2. Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan kemakmuran
(wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga
pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya
merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normative karena didasarkan pada
anggapan :
1. Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran
2. Laba dan nilai dapat diukur secara tepat
3. Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
4. Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)
5. Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Pendekatan-pendekatan Dalam
Penyusunan Akuntansi
Non-teoretis, praktis / pragmatis
Penyusunan teori yang mempunyai implikasi praktik yang bermanfaat besar dalam
memudahkan tujuan pelaporan keuangan menjadi suatu fokus pendekatan Non-teoretis
sehingga teori yang dihasilkan mempunyai keselarasan dengan apa yang diinginkan oleh
akuntan yang bekerja diluar. Hal ini ditentang Skinner sebagai solusi karena hal ini
bersifat sementara atau temporer.
Teoretis
Deduktif
Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi)
dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang
dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana
dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan
akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.
Pendekatan Induktif
Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran
khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau
berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip
akuntansi). Tahapan yang dilalui adalah:
◦ Mengumpulkan semua observasi
◦ Menganalisis golongan observasi
◦ Penarikan kesimpulan umum
◦ Pengujian kesimpulan umum
◦ Etik
TERIMA KASIH